SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
1 
PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM XXXIX 
LEGAL OPINION 
(LEGAL MEMORANDUM) 
KELOMPOK 1 : 
1. Muhamad Nurifa 0101.10.043 
2. Delina Sjofika Indah 0101.10.229 
3. Achmad Rizky S 0101.10.002 
4. Garin Indrarinaldy 0101.10.070 
5. Alvin Sebastian S 0101.10.071 
6. Dwi Sintong 0101.10.196 
7. Teddy Dj 0101.08.289 
8. Muhammad Rieval Y 0101.10.254 
9. Prayoga Ranggana 0101.10. 049 
10. M. Akbar Ghozaly 0101.10.101 
11. Mochamad Emildy 0101.10.042 
12. Ahmad Hardy Y 0101.10.098 
13. Martin Johannes 0101.10.128 
14. Desmeutia Putri 0101.10.216 
FAKULTAS HUKUM 
UNIVERSITAS PAKUAN 
BOGOR 
2014 
LEGAL MEMORANDUM ( MEMORANDUM HUKUM )
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
2 
Kepada : MADE OKA MASAGUNG 
Dari : FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantarjati, Kec. Bogor Utara, 
Kota Bogor, Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
Perihal : - Pembuktian atas sangkaan tindak pidana korupsi Perbankan dan 
pemalsuan oleh Made Oka Masagung atas laporan PT.Bank Artha 
Graha. 
- Pembatalan Perjanjian yang dilakukan oleh Made Oka Masagung 
Dengan PT. Bank Artha Graha yang dituangkan dalam Akta-akta 
Notaris sebagai berikut : 
1). Akta Notaris No. 41 tertanggal 29 Oktober 1997 
2). Akta Notaris No. 42 tertanggal 29 Oktober 1997 
3). Surat Pernyataan tertanggal 26 November 1997 (Akta No. 34) 
Nama Pihak : - MADE OKA MASAGUNG 
- PT. BANK ARTHA GRAHA 
Tanggal : 15 Juni 1998
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
3 
A. Kasus Posisi : 
1. Made Oka Masagung mantan Pemilik Saham dan Sekaligus Direktur Utama PT. 
Gunung Agung Group, juga sebagai salah seorang mantan pengurus PT.Bank Artha 
Prima, telah ditahan oleh Kepolisian POLDA METRO JAYA sejak Mei 1997 s/d 
Desember 1997 (dengan perpanjangan penahanan dari Kejaksaan Negeri dan PN atas 
“sangkaan” TIndak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan ), penahanan mana 
didasarkan atas laporan dari PT. Bank Artha Graha (dahulu PT. Bank Artha Prima) 
2. Sebelumnya kepemilikan PT.Bank Artha Prima yang kemudian menjadi PT.Bank 
Artha Graha pada Februari 1994, pernah berada dibawah dan menjadi milik PT. 
Kosgoro dan PT.Trimuda Jaya Perdana. 
3. Pada tahun 1993, yaitu oada tanggal 17 Desember 1993 seluruh saham-saham 
PT.Gunung Agung Group telah beralih kepada Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya 
Padukreasi. Dan pada tanggal 1 Februari 1994 terjadi perjanjian jual beli saham antara 
PT. Kosgoro dan PT. Trimuda Jaya Perdana, dengan Sugianto Kusuma dan PT. Bina 
Jaya Padukreasi atas saham-saham PT. Gunung Agung Group yang telah dikuasai 
oleh Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padu Kreasi. 
4. Pada saat Made Oka Masagung berada dalam tahanan POLDA tersebut, pada bulan 
antara Oktober dan Nopember 1997, dating ke rumah tahanan menemuinya seseorang 
(Notaris) yang membawa berm kas Akta-akta Notaris di Jakarta, agar Made Oka 
Masagung bersedia menandatangani Akta Notaris dan “Akta Pernyataan” 
5. Akta-akta Notaris yang diminta untuk ditandatangani tersebut berupa : Dua Buah 
akta, yaitu : 
1) Akta Notaris No.41 tanggal 29 Oktober 1977; 
2) Akta Notaris No.42 tanggal 29 Oktober 1997; 
3) “Surat Pernyataan” tanggal 26 Nopember 1997.(alta No.34) 
6. Akta Notaris No. 41 memuat perjanjian antara Bank Artha Graha sebagai pihak 
pertama dengan Sugianto Kusuma dan PT. Bina jaya Padukreasi sebagai pihak kedua, 
yang isinya memuat pernyataan bahwa Made Oka 
Masagung masih mempunyai hutang kepada Bank Artha Graha yang belum 
diselesaikan seluruhnya berjumlah Rp 215.837.382 ( duaratus lima belas milyar,
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
delapan ratus tiga puluh juta, tiga ratus delapan puluh dua ribu rupiah) yang 
ditentukan harus dibayar kepada Bank Artha Graha sebesar Rp 100 Milyard, yaitu : 
a. Sebesar 20% atau Rp 20 Milyard akan dibayar tunai selambatnya 60 hari terhitung 
4 
sejak dikabulkannya penangguhan penahanan oleh yang berwajib. 
b. Sebesar 80% atau 80 Milyard, akan dibayar seketika dan sekaligus, selambatnya 
dalam waktu 180 hari sejak dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan. 
7. Pada saat dalam tahan tersebut, Made Oka Masagung diminta untuk membuka 
rekening di PT> Bank Artha Graha bersamaan dengan diajukannya Akta Notaris 
no.41 untuk ditandatanganinya. Selanjutnya diminta untuk menandatangani dua 
cheque Bank Artha Graha masing-masing : 
- No. CA 574711 - dengan nilai Rp 20 milyard 
- No. CA 574712 - dengan nilai Rp 15 milyard 
8. Akta No.42 isinya antara lain mengenai penjamin utang dengan mencantumkan Ketut 
Abdurrahman Masagung (selaku Direktur PT. Gunung Agung) dan putra Masagung 
(selaku Direktur PT. Gunung Agung Investment) sebagai orang yang 
menjamin(penjamin) atas utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha . 
9. Kemudian ada pula Akta No. 31 tanggal 26 Nopember 1977 sebagai perubahan atas 
Akta NO. 42 yang memuat perjanjian antara PT. Gunung Agung dan PT. Gunung 
Agung Investment sebagai pihak pertama dengan PT. Bank Artha Graha sebagai 
pihak kedua yang isinya mengganti penjaminan (bortocht) dengan harta kekayaan 
Made Oka Masagung berupa : 
1. Tanah 4.500 M2 di Permata Hijau Blok A -5-6-7. 
2. Apartemen Four Seasons Park – Singapore Blok 2 type D 
10. Surat pernyataan(Akta No.34). berupa pernyataan yang dibuat oleh Made Oka 
Masagung yang pada pokoknya berisi pernyataan bahwa Made Oka 
Masagung mengetahui dan menyetujui apa yang tersebut dalam Akta No. 31 yang 
telah disepakati bersama diantara para pihak yang tersebut dalam akta, dan seberapa 
menyangkut dirinya akan melaksanakan sesuai dengan apa yang dimaksud akan 
berkenan. 
11. Made Oka Masagung dalam keadaan frustasi karena sedang ditahan di Kepolisian 
tersebut, akhirnya menandatangani semua Akta Notaris tersebut di atas, serta dua
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
buah cheque dengan janji dari Bank Artha Graha akan membantu untuk penangguhan 
dari tahanan Kepolisian dengan membuat surat Kepada Penyidik, Penuntut Umum, 
dan Pengadilan yang isinya agar penahanan atas Made Oka Masagung ditangguhkan 
dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. Dan janji ini dipenuhi setelah Made 
Oka Masagung bersedia menandatangani Akta-akta tersebut, sebagaimana ternyata 
anatar lain melalui Surat Direktur Bank Artha Graha tertanggal 3 Nopember 1997 dan 
13 Nopember 1997 yang masing-masing ditujukan kepada Kejaksaan Tinggi DKI dan 
Kanitserse Polda Metro Jaya. 
12. Harta kekayaan Made Oka Masagung yang beralih ke Bank Artha Graha akibat 
5 
terbitnya Akta No.41 dan No.42 berupa : 
- Tanah SHM No. 639/Grogol Utara seluas 1.110 M2 
- Tanah SHM No. 761/Grogol Utara seluas 1.838M2 
- Tanah SHGB No. 1907/Grogol Utara seluas 1.035 M2 
- Tanah Hak Pakai di Komplek Permata Hijau seluas 312 M2 
13. Harta kekayaan tanah-tanah tersebut diatas , kemudian oleh PT. Artha Graha 
dialihkan kepada pihak-pihak lain, yaitu : 
- Tanah SHM No. 639/Grogol Utara telah dialihkan kepada Sugianto Kusuma 
berdasarkan Akta Jual Beli No.1363/Setiabudi/1997 tanggal 27 Desember 1997 
dihadapan Notaris Misahardi Wilamarta, SH. 
- Tanah SHM No. 761/Grogol Utara telah dialihkan kepada Sugianto Kusuma 
berdasarkan akta Pengikatan Jual Beli No.163 tanggal 27 Desember 1997 
dihadapan Notaris Wilamarta, SH 
- Tanah SHGB No. 1907/Grogol Utara, telah dialihkan kepada PT. Bina Jaya 
Padukreasi berdasarkan Akta Pengoperan Hak No.36 tanggal 6 Maret 1998. 
- Tanah Hak Pakai Seluas 312 M2 di Permata Hijau dikuasai oleh PT. Bina Jaya 
Padukreasi. 
- 
B. Permasalahan 
1. Apakah penahanan oleh Kejaksaan Negeri Dan Pengadilan Negeri atas sangkaan 
Tindak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan kepada Made Oka Masagung, dapat 
dibuktikan dan benar menurut hukum ?
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
2. Apakah pernyataan bahwa Made Oka Masagung mempunyai utang kepada Bank Artha 
6 
Graha dapat dibuktikan ? 
3. Apakah pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha yang 
dituangkan dalam akta Notaris No.41,42 dan 34 sah menurut hukum ? 
4. Apakah harta Made Oka Masagung yang telah beralih kepada pihak ketiga, oleh Bank 
Artha Graha dapat dituntut kembali oleh Made Oka Masagung ? 
C. Analisis / Pemecahan Masalah 
1. Apakah penahanan oleh Kejaksaan Negeri Dan Pengadilan Negeri atas sangkaan 
Tindak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan kepada Made Oka 
Masagung, dapat dibuktikan atau benar menurut hukum ? 
Untuk menjawab pertanyaan apakah sangkaan Tindak Pidana Korupsi 
Perbankan oleh Made Oka Masagung terahadap PT. Bank Artha Graha dapat 
dibuktikan, didalam definisi korupsi telah dijelaskan dalam 13 (tiga belas) buah Pasal 
dalam undang-undang No. 31 Tahun 1999 Jo. Undang-undang No. 20 Tahun 2001. 
Tiga Puluh bentuk / jenis Tindak Pidana Korupsi tersebut, pada dasarnya dapat 
dikelompokan sebagai berikut : 
1) Kerugian Keuangan Negara 
2) Suap Menyuap 
3) Penggelapan Dalam Jabatan 
4) Pemerasan 
5) Perbuatan Curang 
6) Bentuk Kepentingan Dalam Pengadaan 
7) Gratifikasi 
Pada kasus ini dimana pihak yang melaporkan atau yang diduga mengalami 
kerugian yaitu PT. Bank Artha Graha yang merupakan bank swasta dan tidak 
menggunakan Negara sebagai salah satu pemegang sahamnya, sehingga dalam kasus 
ini tidak ada kerugian negara sehingga sangkaan Tindak Pidana Korupsi Perbankan 
tidak dapat dibuktikan. Didalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi disebutkan :
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan 
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat 
merugaikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan 
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) 
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit 
Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) dan denda paling banyak 
Rp.1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah). 
(2) Dalam hal tindakpidana korupsi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) 
7 
dilakukandalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. 
Dari bunyi Pasal diatas maka terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi 
untuk membuktikan suatu perbuatan tindak pidana korupsi yaitu : 
1) Setiap orang 
2) Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi 
3) Dengan cara melawan hukum 
4) Dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara 
Dari keempat unsur tersebut Made oka Masagung tidak memenuhi sebagai 
orang yang melakukan perbuatan tindak pidana korupsi karena Made Oka Masagung 
disangkakan melakukan tindak pidana korupsi perbankan terhadap PT. Bank Artha 
Graha, sedangkan pada tahun 1993 yaitu pada tertanggal 17 Desember selurh saham-saham 
PT. Gunung Agung Group telah beralih kepada Sugianto Kusuma dan PT. 
Bina Jaya Padukreasi dan pada tanggal 1 Februari 1994 terjadi perjanjian jual beli 
saham antara PT. Kosgoro dan PT. Tri Muda Jaya Perdana dengan Sugianto Kusuma 
dan PT. Bina Jaya PaduKreasi atas saham – saham PT. Gunung Agung Group yang 
telah dikuasai oleh Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi. Sehingga Made 
oka Masagung bukan lagi pemilik atau pemegang saham dari PT. Gunung Agung 
Group sehingga dia tidak memiliki kekuasaan terhadap kebijakan perusahaan PT. 
Gunung Agung Group. Selain itu bahwa PT. Bank Artha Graha merupakan bank 
swasta yang dimana sahamnya tidak dimiliki oleh negara, sehingga negara tidak 
mengalami kerugian, jadi sangkaan tindak pidana korupsi perbankan kepada Made 
Oka Masagung jelas tidak terbukti.
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
2. Apakah pernyataan bahwa Made Oka Masagung mempunyai utang kepada 
8 
Bank Artha Graha dapat dibuktikan ? 
Dari fakta-fakta yang dijabarkan diatas, bahwa Made Oka Masagung tidak 
memiliki utang apapun kepada Bank Artha Grha, hal ini dikarenakan tidak ada satu 
bukti apapun yang menyatakan bahwa Made Oka Masagung memiliki kewajiban 
kepada Bank Artha Graha maka dengan demikian Bank Artha Graha tidak dirugikan 
oleh Made Oka Masagung. 
Menurut Pasal 163 HIR (Pasal 283 Rbg) dan Pasal 1865 KUHPerdata, 
menyatakan “Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau 
guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk 
pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.”. 
3. Apakah pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha yang 
dituangkan dalam akta Notaris No.41,42 dan 34 sah menurut hukum ? 
Untuk menjawab pertanyaan diatas maka akan diuraikan terlebih dahulu 
mengenai syarat sahnya suatu perjanjian, menurut pasal 1320 KUHPerdata 
menentukan syarat sahnya perjanjian, sebagai berikut : 
1) Kesepakatan para pihak 
Kesepakatan kehendak merupakan salah satu syarat sah nya suatu 
perjanjian. Menurut sistem hukum di indonesia, syarat kesepakatan ini 
merupakan syarat subyektif bersama dengan syarat kecakapan / kewenangan para 
pihak. Suatu kesepakatan kehendak terhadap suatu perjanjian dimulai dari adanya 
unsur penawaran (offer) oleh salah satu pihak dan di ikuti dengtan penerimaan 
penawaran (acceptence) dari pihak lainnya. 
2) Kecakapan / kewenangan para pihak 
Pada dasarnya semua orang cakap bertindak menurut hukum, kecuali : 
a. Orang yang belum dewasa 
Menurut KUHPerdata (vide pasal 330) seseorang dianggap dewasa, dan 
karena oleh dianggap sudah cakap untuk membuat perjanjian jika: 
1. Sudah genap berumur 21 tahun, atau 
2. Sudah melakukan perkawinan meskipun belum berumur 21 tahun; atau
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
3. Sudah pernah melakukan perkawinan dan kemudian bercerai meskipun 
9 
belum genap berumur 21 tahun;atau 
3) Suatu hal tertentu 
Sesuatu hal tertentu adalah hal bisa ditentukan jenisnya (determinable). Pasal 
1333 kuhperdata mentukan bahwa suatu perjanjian harus mempunyai pokok suatu 
benda (zaak) yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya. 
4) Causa yang halal 
Sarat sahnya perjanjian yang ke 4n adalah adanya causa hukum yang halal. Jika 
objek dalam perjanjian itu ilegal, atau bertentangan dengan kesusilaan atau 
ketertiban umum, maka perjanjian tersebut menjadi batal. Menurut pasal 1335 
Jo.1337 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu causa dinyatakan terlarang jika 
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. 
Akta pengakian utang merupakan perjanjian sepihak, didalamnya hanya dapat 
memuat suatu kewajiban untuk membayar utang sejumlah uang tertentun. Akta 
pengakuan utang yang di buat dihadapan notaris sesuai pasal 224 HIR/258 Rbg 
mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti keputusan hakim yang tetap yang 
berarti akta pengakuan utang mempunyai kekuatan eksekutorial (kewajiban untuk 
memenuhi). 
Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan di atas maka kita lihat Pasal 1446 
KUHPerdata sampai dengan Pasal 1456 KUHPerdata yang mengatur penyebab 
timbulnya pembatalan perikatan ; 
1. adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum dewasa yang 
dibawah pengampuan. 
2. Tidak memindahkan bentuk perjanjian yang diisaratkan dalam undang-undang 
3. Adanya cacat kehendak 
Cact kehendak telah kekurangan dalam kehendak atau orang-orang yang 
melakukan perbuatan yang menghalangi terjadinya persesuanaan kehendak dari 
para pihak. Cacat kehendak dapat dibedakan jadi tiga macam :
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
1. Kekhilafan (dwalling) adalah suatu penggambaran yang keliru mengenai 
10 
orangnya atau obyek perikatan yang dibuat oleh para pihak. 
2. Paksaan (dwang) adalah suatu ancaman yang dilakukan oleh seseorang 
kepada orang lain atau pihak ketiga sehingga memberi kesan dan dapat 
menimbulkan ketakutan pada orang yang berakal sehat, bahwa dirinya, orang-orang 
nya, atau kekayaannya, terancam rugi besar dalam waktu dekat (pasal 
1324 KUHPerdata) 
3. Penipuan (bedrog) adalah dengan sengaja mengajukan gambar atau fakta yang 
salah untuk memasuki sesuatu perikatan. Disamping cacat kehendak diatas, 
didalam doktrin dikenakan cacat kehendak yang keempat, yaitu 
penyalahgunaan keadaan. 
Dari ketiga unsur timbulnya pembatalan suatu perjanjian maka dalam kasus ini 
terdapat unsur paksaan dallam penandatangan akta Notaris dan pernyataan serta dua 
buah cheque Bank Artha Graha oleh Made Oka Masagung diruatan. Seperti diketahui 
sesuai dengan fakta yang terjadi bahwa Made Oka Masagung dalam keadaan frustasi 
dalam rutan POLDA METRO JAYA diminta untuk menandatangani semua akta 
Notaris dan dua buah cheque akan membantu penangguhan penahanan terhadapnya 
dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. Dalam fakta ini jelas terdapat unsur 
ancaman oleh Bank Artha Graha kepada Made Oka Masagung, dimana dapat 
diartikan jika Made Oka Masagung tidak menandatangani sebuah akta Notaris dan 
dua buah cheque tersebut maka pihak Bank Artha Graha tidak akan membantunya 
dalam penangguhan penahan karena Bank Artha Graha dirugikan dan akan terus 
mendorong penuntasan kasus korupsi perbankan dan pemalsuan ini, sehingga 
menimbulkan ketakutan dibawah ancaman pada diri dan jiwa Made Oka Masagung 
akan hukum penjara jika dia tidak menandatanganinya. Jelas lah disini terbukti 
adanya paksaan dalam penandatangani ini. 
Selain adanya unsur paksaan diatas juga terdapat unsur kesesatan atau 
penipuan kepada Made Oka Masagung, selama dirinya ditahan olleh kepolisian 
daerah METRO JAYA. Dimana, pada waktu Made Oka Masagung sedang dalam 
penahanan, pihak Bank Artha Graha menjanjikan apabila dia mau menandatangani 
akta No. 41, 42, 31 dan 34. Bank Artha Graha akan membantu melakukan
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
menangguhan penahan terhadapnya dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. 
Kata-kata atau kalimat Bank Artha Graha tidak dirugikan adalah merupakan tipu 
muslihat dari Bank Artha Graha untuk mengabulkan Made Oka Masagung yang 
awam hukum agar mendantangani akta tersebut. 
3. Apakah harta Made Oka Masagung yang telah beralih kepada pihak ketiga, oleh 
11 
Bank Artha Graha dapat dituntut kembali oleh Made Oka Masagung ? 
Terhadap hartayang telah dialihkan kepada pihak lain oleh Bank Artha Graha 
maka menurut pasal 584 KUHPerdata, salah satu cara pemilikan barang iyalah karena 
penyerahan berdasarkan peristiwa hukum untuk mengalihkan hak milik yang 
dilakukan oleh orang yang berhak atas barang itu. 
Sehubungan dengan peristiwa hukum yang menjadi dasar penyerahan, 
masalah yang timbul adalah bagaimana akibat hukum terhadap pihak ketiga (Sugianto 
Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi) yang telah memiliki dan menguasai harta 
kekayaan Made Oka Masagung melalui Bank Artha Graha? 
Untuk menjawabnya, menurut Paul Scholten mengemukakan teori kausal yang 
menyatakan, apabila peristiwa hukum yang menjadi dasar penyerahan sah, maka 
penyerahan juga sah. Sebaliknya pula, apabila peristiwa hukum yang menjadi dasar 
penyerah tidak sah, maka penyerahannya tidak sah. Akibatnya pihak ketiga yang jujur 
diabaikan. Namun sudah menjadi asas bahwa hukum memberikan perlindungan 
terhadap pihak yang jujur. 
Jadi harta kekayaan Made Oka Masagung yang telah dimiliki dan dikuasai 
pihak ketiga Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padu Kreasi melalui Bank Artha 
Graha harus dikembalikan lagi kepadanya. Sedangkan Sugianto Kusuma dan PT. Bina 
Jaya Padukreasi bisa menuntut ganti rugi kepada Bank Artha Graha 
D. KESIMPULAN 
1. Sangkaan tindak pidana korupsi perbankan dan pemalsuan kepada Made Oka 
Masagung tidak dapat dibuktikan secara hukum, dikarenakan berdasarkan fakta-fakta 
dan dikaitkan dengan hukum yang mengaturnya yaitu UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU 
No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi, bahwa apa yang
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
dilakukan Made Oka Masagung bukan merupakan tindak pidana korupsi sebagai 
mana yang disangkakan. 
2. Penandatanganan Notaris dan surat pernyataan serta dua buah cheque Bank Artha 
Graha oleh Made Oka Masagung di rutan POLDA yang menghasilkan akta 
pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha adalah tidak sah 
menurut hukum dikarenakan sarat sah nya sebuah perjanjian tidak terpenuhi karena 
terdapat cacat kehendak berupa paksaan, penipuan dan penyalahgunaan keadaan yang 
dilakukan oleh Bank Artha Graha. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 
1140 K/Pdt/1996. 
Akta Notaris yang sebagai akta otentik memuat dua hal perbuatan hukum, yaitu : 
1. Pengakuan Hutang 
2. Kuasa Mutlak Untuk Menjual Tanah 
Dalam hal ini akta Notaris itu telah melanggar adagium. Maka suatu akta otentik 
hanya berisi satu perbuatan hukum saja. Yang demikian itu tidak memiliki executorial 
titel ex Pasal 224 HIR dan tidak sah. 
2.Menurut pasal 584 KUH Perdata pengalihan Hak Milik tidak sah apabila ternyata 
tidak berdasarkan peristiwa hukum (alas hak) yang sah. 
3.Notaris dalam membuat akta ternyata melanggar peraturan jabatan Notaris, maka 
akibatnya ialah bahwa akta tersebut hanya mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah 
tangan (pasal 20 ayat 3, 23 ayat 2 PJN) sedangkan Made Oka Masagung 
menandatangani surat perjanjian dan merasa tertipu. 
12 
E. SARAN 
1. Mengajukan Pembatalan ke Pengadilan Negeri, terhadap : 
- Akta Notaris No. 41 tanggal 29 Oktober 1997 ; 
- Akta Notaris No. 42 tanggal 29 Oktober 1997 ; 
- Surat pernyataan tanggal 26 Nopember 1997 (Akta No. 34) 
- Akta No. 31 tanggal 26 Nopember 1997. 
- Dua Buah Cheque atau Cek Bank Artha Graha yang masing-masing :
FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES 
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS 
Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 
Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 
a. No. CA 574711 – dengan nilai Rp. 20.000.000.000 (dua puluh milyard rupiah) 
b. No. CA 574712 – dengan nilai Rp. 15.000.000.000 (Lima belas miliyard 
13 
rupiah) 
2. Mengajukan pembatalan agar Made Oka Masagung membatalkan perikatan atau 
perjanjian sepihak yaitu berupa akta pengakuan utang ke Pengadilan Negeri 
karena syarat Subjektif tidak terpenuhi. 
3. Mengadukan Notaris Bank Artha Prima ke INI (Ikatan Notaris Indonesia) karena 
tidak adanya profesionalisme dalam hal ini demikian SK Notarisnya dapat 
dicabut.

More Related Content

What's hot

surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan barusurat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
Legal Akses
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
Nasria Ika
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Leks&Co
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
Adi Nugraha
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
Nasria Ika
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
DIAN EKA PERMATASARI
 

What's hot (20)

Perjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual BeliPerjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
 
surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan barusurat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
surat persetujuan dewan komisaris untuk mendirikan perusahaan baru
 
Memori pk iii edit
Memori  pk iii editMemori  pk iii edit
Memori pk iii edit
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
kesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatkesimpulan penggugat
kesimpulan penggugat
 
Memori banding
Memori bandingMemori banding
Memori banding
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Surat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendriSurat gugatan perdata suhendri
Surat gugatan perdata suhendri
 
Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Surat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanahSurat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanah
 
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
 

Similar to Legal memorandum (6)

Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsyBedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
 
Koreksi Padma Indonesia
Koreksi Padma IndonesiaKoreksi Padma Indonesia
Koreksi Padma Indonesia
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
putusan_sidang_31 PHPU DEIYAI
putusan_sidang_31 PHPU DEIYAIputusan_sidang_31 PHPU DEIYAI
putusan_sidang_31 PHPU DEIYAI
 
Akta Perdamaian.docx
Akta Perdamaian.docxAkta Perdamaian.docx
Akta Perdamaian.docx
 

Legal memorandum

  • 1. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 1 PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM XXXIX LEGAL OPINION (LEGAL MEMORANDUM) KELOMPOK 1 : 1. Muhamad Nurifa 0101.10.043 2. Delina Sjofika Indah 0101.10.229 3. Achmad Rizky S 0101.10.002 4. Garin Indrarinaldy 0101.10.070 5. Alvin Sebastian S 0101.10.071 6. Dwi Sintong 0101.10.196 7. Teddy Dj 0101.08.289 8. Muhammad Rieval Y 0101.10.254 9. Prayoga Ranggana 0101.10. 049 10. M. Akbar Ghozaly 0101.10.101 11. Mochamad Emildy 0101.10.042 12. Ahmad Hardy Y 0101.10.098 13. Martin Johannes 0101.10.128 14. Desmeutia Putri 0101.10.216 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014 LEGAL MEMORANDUM ( MEMORANDUM HUKUM )
  • 2. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 2 Kepada : MADE OKA MASAGUNG Dari : FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantarjati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor, Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 Perihal : - Pembuktian atas sangkaan tindak pidana korupsi Perbankan dan pemalsuan oleh Made Oka Masagung atas laporan PT.Bank Artha Graha. - Pembatalan Perjanjian yang dilakukan oleh Made Oka Masagung Dengan PT. Bank Artha Graha yang dituangkan dalam Akta-akta Notaris sebagai berikut : 1). Akta Notaris No. 41 tertanggal 29 Oktober 1997 2). Akta Notaris No. 42 tertanggal 29 Oktober 1997 3). Surat Pernyataan tertanggal 26 November 1997 (Akta No. 34) Nama Pihak : - MADE OKA MASAGUNG - PT. BANK ARTHA GRAHA Tanggal : 15 Juni 1998
  • 3. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 3 A. Kasus Posisi : 1. Made Oka Masagung mantan Pemilik Saham dan Sekaligus Direktur Utama PT. Gunung Agung Group, juga sebagai salah seorang mantan pengurus PT.Bank Artha Prima, telah ditahan oleh Kepolisian POLDA METRO JAYA sejak Mei 1997 s/d Desember 1997 (dengan perpanjangan penahanan dari Kejaksaan Negeri dan PN atas “sangkaan” TIndak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan ), penahanan mana didasarkan atas laporan dari PT. Bank Artha Graha (dahulu PT. Bank Artha Prima) 2. Sebelumnya kepemilikan PT.Bank Artha Prima yang kemudian menjadi PT.Bank Artha Graha pada Februari 1994, pernah berada dibawah dan menjadi milik PT. Kosgoro dan PT.Trimuda Jaya Perdana. 3. Pada tahun 1993, yaitu oada tanggal 17 Desember 1993 seluruh saham-saham PT.Gunung Agung Group telah beralih kepada Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi. Dan pada tanggal 1 Februari 1994 terjadi perjanjian jual beli saham antara PT. Kosgoro dan PT. Trimuda Jaya Perdana, dengan Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi atas saham-saham PT. Gunung Agung Group yang telah dikuasai oleh Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padu Kreasi. 4. Pada saat Made Oka Masagung berada dalam tahanan POLDA tersebut, pada bulan antara Oktober dan Nopember 1997, dating ke rumah tahanan menemuinya seseorang (Notaris) yang membawa berm kas Akta-akta Notaris di Jakarta, agar Made Oka Masagung bersedia menandatangani Akta Notaris dan “Akta Pernyataan” 5. Akta-akta Notaris yang diminta untuk ditandatangani tersebut berupa : Dua Buah akta, yaitu : 1) Akta Notaris No.41 tanggal 29 Oktober 1977; 2) Akta Notaris No.42 tanggal 29 Oktober 1997; 3) “Surat Pernyataan” tanggal 26 Nopember 1997.(alta No.34) 6. Akta Notaris No. 41 memuat perjanjian antara Bank Artha Graha sebagai pihak pertama dengan Sugianto Kusuma dan PT. Bina jaya Padukreasi sebagai pihak kedua, yang isinya memuat pernyataan bahwa Made Oka Masagung masih mempunyai hutang kepada Bank Artha Graha yang belum diselesaikan seluruhnya berjumlah Rp 215.837.382 ( duaratus lima belas milyar,
  • 4. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 delapan ratus tiga puluh juta, tiga ratus delapan puluh dua ribu rupiah) yang ditentukan harus dibayar kepada Bank Artha Graha sebesar Rp 100 Milyard, yaitu : a. Sebesar 20% atau Rp 20 Milyard akan dibayar tunai selambatnya 60 hari terhitung 4 sejak dikabulkannya penangguhan penahanan oleh yang berwajib. b. Sebesar 80% atau 80 Milyard, akan dibayar seketika dan sekaligus, selambatnya dalam waktu 180 hari sejak dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan. 7. Pada saat dalam tahan tersebut, Made Oka Masagung diminta untuk membuka rekening di PT> Bank Artha Graha bersamaan dengan diajukannya Akta Notaris no.41 untuk ditandatanganinya. Selanjutnya diminta untuk menandatangani dua cheque Bank Artha Graha masing-masing : - No. CA 574711 - dengan nilai Rp 20 milyard - No. CA 574712 - dengan nilai Rp 15 milyard 8. Akta No.42 isinya antara lain mengenai penjamin utang dengan mencantumkan Ketut Abdurrahman Masagung (selaku Direktur PT. Gunung Agung) dan putra Masagung (selaku Direktur PT. Gunung Agung Investment) sebagai orang yang menjamin(penjamin) atas utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha . 9. Kemudian ada pula Akta No. 31 tanggal 26 Nopember 1977 sebagai perubahan atas Akta NO. 42 yang memuat perjanjian antara PT. Gunung Agung dan PT. Gunung Agung Investment sebagai pihak pertama dengan PT. Bank Artha Graha sebagai pihak kedua yang isinya mengganti penjaminan (bortocht) dengan harta kekayaan Made Oka Masagung berupa : 1. Tanah 4.500 M2 di Permata Hijau Blok A -5-6-7. 2. Apartemen Four Seasons Park – Singapore Blok 2 type D 10. Surat pernyataan(Akta No.34). berupa pernyataan yang dibuat oleh Made Oka Masagung yang pada pokoknya berisi pernyataan bahwa Made Oka Masagung mengetahui dan menyetujui apa yang tersebut dalam Akta No. 31 yang telah disepakati bersama diantara para pihak yang tersebut dalam akta, dan seberapa menyangkut dirinya akan melaksanakan sesuai dengan apa yang dimaksud akan berkenan. 11. Made Oka Masagung dalam keadaan frustasi karena sedang ditahan di Kepolisian tersebut, akhirnya menandatangani semua Akta Notaris tersebut di atas, serta dua
  • 5. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 buah cheque dengan janji dari Bank Artha Graha akan membantu untuk penangguhan dari tahanan Kepolisian dengan membuat surat Kepada Penyidik, Penuntut Umum, dan Pengadilan yang isinya agar penahanan atas Made Oka Masagung ditangguhkan dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. Dan janji ini dipenuhi setelah Made Oka Masagung bersedia menandatangani Akta-akta tersebut, sebagaimana ternyata anatar lain melalui Surat Direktur Bank Artha Graha tertanggal 3 Nopember 1997 dan 13 Nopember 1997 yang masing-masing ditujukan kepada Kejaksaan Tinggi DKI dan Kanitserse Polda Metro Jaya. 12. Harta kekayaan Made Oka Masagung yang beralih ke Bank Artha Graha akibat 5 terbitnya Akta No.41 dan No.42 berupa : - Tanah SHM No. 639/Grogol Utara seluas 1.110 M2 - Tanah SHM No. 761/Grogol Utara seluas 1.838M2 - Tanah SHGB No. 1907/Grogol Utara seluas 1.035 M2 - Tanah Hak Pakai di Komplek Permata Hijau seluas 312 M2 13. Harta kekayaan tanah-tanah tersebut diatas , kemudian oleh PT. Artha Graha dialihkan kepada pihak-pihak lain, yaitu : - Tanah SHM No. 639/Grogol Utara telah dialihkan kepada Sugianto Kusuma berdasarkan Akta Jual Beli No.1363/Setiabudi/1997 tanggal 27 Desember 1997 dihadapan Notaris Misahardi Wilamarta, SH. - Tanah SHM No. 761/Grogol Utara telah dialihkan kepada Sugianto Kusuma berdasarkan akta Pengikatan Jual Beli No.163 tanggal 27 Desember 1997 dihadapan Notaris Wilamarta, SH - Tanah SHGB No. 1907/Grogol Utara, telah dialihkan kepada PT. Bina Jaya Padukreasi berdasarkan Akta Pengoperan Hak No.36 tanggal 6 Maret 1998. - Tanah Hak Pakai Seluas 312 M2 di Permata Hijau dikuasai oleh PT. Bina Jaya Padukreasi. - B. Permasalahan 1. Apakah penahanan oleh Kejaksaan Negeri Dan Pengadilan Negeri atas sangkaan Tindak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan kepada Made Oka Masagung, dapat dibuktikan dan benar menurut hukum ?
  • 6. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 2. Apakah pernyataan bahwa Made Oka Masagung mempunyai utang kepada Bank Artha 6 Graha dapat dibuktikan ? 3. Apakah pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha yang dituangkan dalam akta Notaris No.41,42 dan 34 sah menurut hukum ? 4. Apakah harta Made Oka Masagung yang telah beralih kepada pihak ketiga, oleh Bank Artha Graha dapat dituntut kembali oleh Made Oka Masagung ? C. Analisis / Pemecahan Masalah 1. Apakah penahanan oleh Kejaksaan Negeri Dan Pengadilan Negeri atas sangkaan Tindak Pidana Korupsi Perbankan dan Pemalsuan kepada Made Oka Masagung, dapat dibuktikan atau benar menurut hukum ? Untuk menjawab pertanyaan apakah sangkaan Tindak Pidana Korupsi Perbankan oleh Made Oka Masagung terahadap PT. Bank Artha Graha dapat dibuktikan, didalam definisi korupsi telah dijelaskan dalam 13 (tiga belas) buah Pasal dalam undang-undang No. 31 Tahun 1999 Jo. Undang-undang No. 20 Tahun 2001. Tiga Puluh bentuk / jenis Tindak Pidana Korupsi tersebut, pada dasarnya dapat dikelompokan sebagai berikut : 1) Kerugian Keuangan Negara 2) Suap Menyuap 3) Penggelapan Dalam Jabatan 4) Pemerasan 5) Perbuatan Curang 6) Bentuk Kepentingan Dalam Pengadaan 7) Gratifikasi Pada kasus ini dimana pihak yang melaporkan atau yang diduga mengalami kerugian yaitu PT. Bank Artha Graha yang merupakan bank swasta dan tidak menggunakan Negara sebagai salah satu pemegang sahamnya, sehingga dalam kasus ini tidak ada kerugian negara sehingga sangkaan Tindak Pidana Korupsi Perbankan tidak dapat dibuktikan. Didalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi disebutkan :
  • 7. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugaikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah). (2) Dalam hal tindakpidana korupsi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) 7 dilakukandalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Dari bunyi Pasal diatas maka terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk membuktikan suatu perbuatan tindak pidana korupsi yaitu : 1) Setiap orang 2) Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi 3) Dengan cara melawan hukum 4) Dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara Dari keempat unsur tersebut Made oka Masagung tidak memenuhi sebagai orang yang melakukan perbuatan tindak pidana korupsi karena Made Oka Masagung disangkakan melakukan tindak pidana korupsi perbankan terhadap PT. Bank Artha Graha, sedangkan pada tahun 1993 yaitu pada tertanggal 17 Desember selurh saham-saham PT. Gunung Agung Group telah beralih kepada Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi dan pada tanggal 1 Februari 1994 terjadi perjanjian jual beli saham antara PT. Kosgoro dan PT. Tri Muda Jaya Perdana dengan Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya PaduKreasi atas saham – saham PT. Gunung Agung Group yang telah dikuasai oleh Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi. Sehingga Made oka Masagung bukan lagi pemilik atau pemegang saham dari PT. Gunung Agung Group sehingga dia tidak memiliki kekuasaan terhadap kebijakan perusahaan PT. Gunung Agung Group. Selain itu bahwa PT. Bank Artha Graha merupakan bank swasta yang dimana sahamnya tidak dimiliki oleh negara, sehingga negara tidak mengalami kerugian, jadi sangkaan tindak pidana korupsi perbankan kepada Made Oka Masagung jelas tidak terbukti.
  • 8. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 2. Apakah pernyataan bahwa Made Oka Masagung mempunyai utang kepada 8 Bank Artha Graha dapat dibuktikan ? Dari fakta-fakta yang dijabarkan diatas, bahwa Made Oka Masagung tidak memiliki utang apapun kepada Bank Artha Grha, hal ini dikarenakan tidak ada satu bukti apapun yang menyatakan bahwa Made Oka Masagung memiliki kewajiban kepada Bank Artha Graha maka dengan demikian Bank Artha Graha tidak dirugikan oleh Made Oka Masagung. Menurut Pasal 163 HIR (Pasal 283 Rbg) dan Pasal 1865 KUHPerdata, menyatakan “Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.”. 3. Apakah pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha yang dituangkan dalam akta Notaris No.41,42 dan 34 sah menurut hukum ? Untuk menjawab pertanyaan diatas maka akan diuraikan terlebih dahulu mengenai syarat sahnya suatu perjanjian, menurut pasal 1320 KUHPerdata menentukan syarat sahnya perjanjian, sebagai berikut : 1) Kesepakatan para pihak Kesepakatan kehendak merupakan salah satu syarat sah nya suatu perjanjian. Menurut sistem hukum di indonesia, syarat kesepakatan ini merupakan syarat subyektif bersama dengan syarat kecakapan / kewenangan para pihak. Suatu kesepakatan kehendak terhadap suatu perjanjian dimulai dari adanya unsur penawaran (offer) oleh salah satu pihak dan di ikuti dengtan penerimaan penawaran (acceptence) dari pihak lainnya. 2) Kecakapan / kewenangan para pihak Pada dasarnya semua orang cakap bertindak menurut hukum, kecuali : a. Orang yang belum dewasa Menurut KUHPerdata (vide pasal 330) seseorang dianggap dewasa, dan karena oleh dianggap sudah cakap untuk membuat perjanjian jika: 1. Sudah genap berumur 21 tahun, atau 2. Sudah melakukan perkawinan meskipun belum berumur 21 tahun; atau
  • 9. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 3. Sudah pernah melakukan perkawinan dan kemudian bercerai meskipun 9 belum genap berumur 21 tahun;atau 3) Suatu hal tertentu Sesuatu hal tertentu adalah hal bisa ditentukan jenisnya (determinable). Pasal 1333 kuhperdata mentukan bahwa suatu perjanjian harus mempunyai pokok suatu benda (zaak) yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya. 4) Causa yang halal Sarat sahnya perjanjian yang ke 4n adalah adanya causa hukum yang halal. Jika objek dalam perjanjian itu ilegal, atau bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum, maka perjanjian tersebut menjadi batal. Menurut pasal 1335 Jo.1337 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu causa dinyatakan terlarang jika bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Akta pengakian utang merupakan perjanjian sepihak, didalamnya hanya dapat memuat suatu kewajiban untuk membayar utang sejumlah uang tertentun. Akta pengakuan utang yang di buat dihadapan notaris sesuai pasal 224 HIR/258 Rbg mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti keputusan hakim yang tetap yang berarti akta pengakuan utang mempunyai kekuatan eksekutorial (kewajiban untuk memenuhi). Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan di atas maka kita lihat Pasal 1446 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1456 KUHPerdata yang mengatur penyebab timbulnya pembatalan perikatan ; 1. adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum dewasa yang dibawah pengampuan. 2. Tidak memindahkan bentuk perjanjian yang diisaratkan dalam undang-undang 3. Adanya cacat kehendak Cact kehendak telah kekurangan dalam kehendak atau orang-orang yang melakukan perbuatan yang menghalangi terjadinya persesuanaan kehendak dari para pihak. Cacat kehendak dapat dibedakan jadi tiga macam :
  • 10. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 1. Kekhilafan (dwalling) adalah suatu penggambaran yang keliru mengenai 10 orangnya atau obyek perikatan yang dibuat oleh para pihak. 2. Paksaan (dwang) adalah suatu ancaman yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau pihak ketiga sehingga memberi kesan dan dapat menimbulkan ketakutan pada orang yang berakal sehat, bahwa dirinya, orang-orang nya, atau kekayaannya, terancam rugi besar dalam waktu dekat (pasal 1324 KUHPerdata) 3. Penipuan (bedrog) adalah dengan sengaja mengajukan gambar atau fakta yang salah untuk memasuki sesuatu perikatan. Disamping cacat kehendak diatas, didalam doktrin dikenakan cacat kehendak yang keempat, yaitu penyalahgunaan keadaan. Dari ketiga unsur timbulnya pembatalan suatu perjanjian maka dalam kasus ini terdapat unsur paksaan dallam penandatangan akta Notaris dan pernyataan serta dua buah cheque Bank Artha Graha oleh Made Oka Masagung diruatan. Seperti diketahui sesuai dengan fakta yang terjadi bahwa Made Oka Masagung dalam keadaan frustasi dalam rutan POLDA METRO JAYA diminta untuk menandatangani semua akta Notaris dan dua buah cheque akan membantu penangguhan penahanan terhadapnya dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. Dalam fakta ini jelas terdapat unsur ancaman oleh Bank Artha Graha kepada Made Oka Masagung, dimana dapat diartikan jika Made Oka Masagung tidak menandatangani sebuah akta Notaris dan dua buah cheque tersebut maka pihak Bank Artha Graha tidak akan membantunya dalam penangguhan penahan karena Bank Artha Graha dirugikan dan akan terus mendorong penuntasan kasus korupsi perbankan dan pemalsuan ini, sehingga menimbulkan ketakutan dibawah ancaman pada diri dan jiwa Made Oka Masagung akan hukum penjara jika dia tidak menandatanganinya. Jelas lah disini terbukti adanya paksaan dalam penandatangani ini. Selain adanya unsur paksaan diatas juga terdapat unsur kesesatan atau penipuan kepada Made Oka Masagung, selama dirinya ditahan olleh kepolisian daerah METRO JAYA. Dimana, pada waktu Made Oka Masagung sedang dalam penahanan, pihak Bank Artha Graha menjanjikan apabila dia mau menandatangani akta No. 41, 42, 31 dan 34. Bank Artha Graha akan membantu melakukan
  • 11. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 menangguhan penahan terhadapnya dengan alasan Bank Artha Graha tidak dirugikan. Kata-kata atau kalimat Bank Artha Graha tidak dirugikan adalah merupakan tipu muslihat dari Bank Artha Graha untuk mengabulkan Made Oka Masagung yang awam hukum agar mendantangani akta tersebut. 3. Apakah harta Made Oka Masagung yang telah beralih kepada pihak ketiga, oleh 11 Bank Artha Graha dapat dituntut kembali oleh Made Oka Masagung ? Terhadap hartayang telah dialihkan kepada pihak lain oleh Bank Artha Graha maka menurut pasal 584 KUHPerdata, salah satu cara pemilikan barang iyalah karena penyerahan berdasarkan peristiwa hukum untuk mengalihkan hak milik yang dilakukan oleh orang yang berhak atas barang itu. Sehubungan dengan peristiwa hukum yang menjadi dasar penyerahan, masalah yang timbul adalah bagaimana akibat hukum terhadap pihak ketiga (Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi) yang telah memiliki dan menguasai harta kekayaan Made Oka Masagung melalui Bank Artha Graha? Untuk menjawabnya, menurut Paul Scholten mengemukakan teori kausal yang menyatakan, apabila peristiwa hukum yang menjadi dasar penyerahan sah, maka penyerahan juga sah. Sebaliknya pula, apabila peristiwa hukum yang menjadi dasar penyerah tidak sah, maka penyerahannya tidak sah. Akibatnya pihak ketiga yang jujur diabaikan. Namun sudah menjadi asas bahwa hukum memberikan perlindungan terhadap pihak yang jujur. Jadi harta kekayaan Made Oka Masagung yang telah dimiliki dan dikuasai pihak ketiga Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padu Kreasi melalui Bank Artha Graha harus dikembalikan lagi kepadanya. Sedangkan Sugianto Kusuma dan PT. Bina Jaya Padukreasi bisa menuntut ganti rugi kepada Bank Artha Graha D. KESIMPULAN 1. Sangkaan tindak pidana korupsi perbankan dan pemalsuan kepada Made Oka Masagung tidak dapat dibuktikan secara hukum, dikarenakan berdasarkan fakta-fakta dan dikaitkan dengan hukum yang mengaturnya yaitu UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi, bahwa apa yang
  • 12. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 dilakukan Made Oka Masagung bukan merupakan tindak pidana korupsi sebagai mana yang disangkakan. 2. Penandatanganan Notaris dan surat pernyataan serta dua buah cheque Bank Artha Graha oleh Made Oka Masagung di rutan POLDA yang menghasilkan akta pengakuan utang Made Oka Masagung kepada Bank Artha Graha adalah tidak sah menurut hukum dikarenakan sarat sah nya sebuah perjanjian tidak terpenuhi karena terdapat cacat kehendak berupa paksaan, penipuan dan penyalahgunaan keadaan yang dilakukan oleh Bank Artha Graha. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 1140 K/Pdt/1996. Akta Notaris yang sebagai akta otentik memuat dua hal perbuatan hukum, yaitu : 1. Pengakuan Hutang 2. Kuasa Mutlak Untuk Menjual Tanah Dalam hal ini akta Notaris itu telah melanggar adagium. Maka suatu akta otentik hanya berisi satu perbuatan hukum saja. Yang demikian itu tidak memiliki executorial titel ex Pasal 224 HIR dan tidak sah. 2.Menurut pasal 584 KUH Perdata pengalihan Hak Milik tidak sah apabila ternyata tidak berdasarkan peristiwa hukum (alas hak) yang sah. 3.Notaris dalam membuat akta ternyata melanggar peraturan jabatan Notaris, maka akibatnya ialah bahwa akta tersebut hanya mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah tangan (pasal 20 ayat 3, 23 ayat 2 PJN) sedangkan Made Oka Masagung menandatangani surat perjanjian dan merasa tertipu. 12 E. SARAN 1. Mengajukan Pembatalan ke Pengadilan Negeri, terhadap : - Akta Notaris No. 41 tanggal 29 Oktober 1997 ; - Akta Notaris No. 42 tanggal 29 Oktober 1997 ; - Surat pernyataan tanggal 26 Nopember 1997 (Akta No. 34) - Akta No. 31 tanggal 26 Nopember 1997. - Dua Buah Cheque atau Cek Bank Artha Graha yang masing-masing :
  • 13. FADEACGAALRIE.,S.H.,M.H AND ASSOCIATES ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANTS Jl. Bumi Indraprasta II No. 13 Kel. Bantar Jati, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor 16156 Telp. (0251) 8599912, Fax. (0251) 8599912 a. No. CA 574711 – dengan nilai Rp. 20.000.000.000 (dua puluh milyard rupiah) b. No. CA 574712 – dengan nilai Rp. 15.000.000.000 (Lima belas miliyard 13 rupiah) 2. Mengajukan pembatalan agar Made Oka Masagung membatalkan perikatan atau perjanjian sepihak yaitu berupa akta pengakuan utang ke Pengadilan Negeri karena syarat Subjektif tidak terpenuhi. 3. Mengadukan Notaris Bank Artha Prima ke INI (Ikatan Notaris Indonesia) karena tidak adanya profesionalisme dalam hal ini demikian SK Notarisnya dapat dicabut.