2. Membahas pemikiran Maturidiyah
juga tidak bisa terlepas dari
sejarah dan keterkaitannya dengan
aliran-aliran yang ada pada waktu
itu, terutama aliran yang subur
sebelumnya, yang dalam hal ini
adalah aliran mu’tazilah.
Teologi yang berpendapat bahwa
akal mempunyai daya yang kuat
memberi interpretasi yang liberal.
Seperti aliran Mu’tazilah. dan
3. Nama lengkap beliau
Muhammad bin Muhammad bin
Mahmud Al-Samarqan AlMaturidi Al-Hanafi. Beliau
lahir di Maturid. Gurunya
dalam bidang Fiqih dan
teologi adalah Nasyr bin
Yahya Al Balakhi. Dan, Al-
4. Kitab tauhid, ta’wil al quran,
Makhaz Asy-syara’i, al jadl, al
Ushul fi Ushul ad Din, Maqalat
fi al ahkam radd awa’il al
abdillah li al ka’bi, radd al
Ushul Al Khamisah li Abu
Muhammad Al Bahili, Radd Al
imamah li al ba’ad ar rawafid,
dan kitab radd ‘ala al
5. Latar belakang lahirnya aliran ini,
yaitu sebagai reaksi penolakan
terhadap ajaran dari aliran
mu’tazilah, walaupun sebenarnya
pandangan keagamaan yang dianutnya
hampir sama dengan pandangan
mu’tazilah yaitu lebih menonjolkan
akal dalam sistem teologinya. Sejarah
menunjukkan peranan dan pengaruh
mu’tazilah mulai menurun setelah
khalifah Mutawakil membatalkan
6. Dalam
soal sifat-sifat Tuhan
terdapat persamaan antar alasy’ari dan al-Maturidi. Baginya
Tuhan juga mempunyai sifatsifat.
Dalam soal perbuatanperbuatan manusia, Al-Maturidi
sependapat dengan golongan
mu’tazilah, bahwa manusialah
7. Sama dengan Al-asy’ari, AlMaturidi menolak ajaran
mu’tazilah tentang alaslah wa al-aslah, tetapi
disamping itu Al-Maturidi
berpendapat bahwa Tuhan
mempunyai kewajibankewajiban tertentu. AlMaturidi juga tidak
sepaham dengan mu’tazilah
8. Mengenai dosa besar AlMaturidi sefaham dengan
Al-asy’ari yaitu: bahwa
orang yang berdosa besar
masih tetap mukmin, dan
soal dosa besarnya akan
ditentukan Tuhan kelak di
akhirat.
Tetapi mengenai al-wa’ad
wa al-wa’id, Al-Maturidi
9. Dan juga dalam soal
anthropomorphisme, AlMaturidi sealiran dengan
mu’tazilah. Ia tidak
sependapat dengan alasy’ari bahwa ayat-ayat
yang menggambarkan Tuhan
mempunyai bentuk jasmani
tak dapat diberi
10. Salah satu pengikut penting
Al-Maturidi ialah Abu alYusr Muhammad al-Bazdawi
(421-493 H), nenek alBazdawi adalah murid AlMaturidi, dan al-Bazdawi
mengetahui ajaran-ajaran
Al-Maturidi dari orang
tuanya. Al-Bazdawi sendiri
mempunyai murid-murid dan
11. Pendirian Al-Maturidi,
bertentangan dengan pendirian
asy’ariyah tetapi sefaham
dengan mu’tazilah, dan juga
berpendapat bahwa akal dapat
mengetahui kewajiban manusia
berterimakasih kepada Tuhan.
Bagi kaum mu’tazilah dan kaum
Maturidiyah, perintah dan
larangan Tuhan erat
hubungannya dengan sifat dasar
(nature) perbuatan yang
12.
Dalam aliran al-Maturidiah
terdapat dua golongan, yaitu
golongan Samarkand (pengikut
al-Maturidi) dan golongan
Bukhara (pengikut alBazdawi). Kalau golongan
Samarkand lebih dekat kepada
faham mu’tazilah sedangkan
golongan Bukhara lebih dekat
13. Perbedaan
faham antara alMaturidiah dan al-Bazdawiyah
berkisar pada masalah
kewajiban mengenai Tuhan.
Menurut al-Maturidi bahwa
mengetahui Tuhan wajib
menurut akal (bi’uqulihim)
walaupun pemberitaan dari
Rasul tak ada. Dalam faham
al-Bazdawiyah berpendapat
bahwa akal tidak mampu untuk