Dokumen tersebut membahas penggolongan karangan berdasarkan bentuk, ragam, dan jenis. Secara bentuk dibedakan menjadi cerita, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Ragamnya dibagi menjadi faktual dan khayali. Jenisnya mencakup ilmiah, pendidikan, penelitian, dan informatif.
2. MENU
A. Definisi Karangan
B. Penggolongan karangan menurut bentuknya
C. Penggolongan karangan menurut ragam
D. Penggolongan karangan menurut jenis
Next
3. 3
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penggolongan
karangan
Tujuan Intruksional Umum:
Tujuan Intruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi
penggolongan karangan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penggolongan
karangan menurut bentuknya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penggolongan
karangan menurut ragam
4. Mahasiswa mampu menjelaskan penggolongan
karangan menurut jenis
5. Mahasiswa mampu membuat karangan menurut
bentuknya. Next
4. Pengertian Karangan
• Karangan adalah hasil mengarang atau hasil
perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa
tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh
pembaca.
• Mengarang adalah kegiatan yang bertahap
atau berproses.
• Mengarang berkenaan dengan kegiatan tulis-
menulis.
Next
7. KARANGAN DESKRIPSI
• Kata deskripsi berasal dari kata latin dscribere :
menggambarkan atau memerikan suatu hal.
• Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang
menggambarkan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencitrai (mendengar, melihat,
mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai
dengan citra penulisnya.
• Kategori karangan deskripsi: karangan deskripsi orang dan
karangan deskripsi tempat.
Next
8. KARANGAN NARASI
• Naratif berasal dari kata bahasa Inggris narration
(cerita) dan narrative (yang menceritakan).
• Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan
terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi
makna kepada sebuah atau serangkaian kejadian,
sehingga pembaca dapat mengambil hikmah dari
cerita itu.
• Prinsip-prinsip narasi: alur (plot), penokohan, latar
(setting), sudut pandang (point of view), pesan.
Next
9. KARANGAN EKSPOSISI
• Exposition: membuka
• Karangan yang mempunyai tujuan utama
untuk memberitahu, mengupas, menguraikan,
atau menerangkan sesuatu.
• Data faktual, suatu analisis, tentang fakta
seseorang
• Teknik pengembangannya teknik identifikasi,
perbandingan, ilustrasi, teknik klasifikasi,
teknik definisi, analisis.
10. KARANGAN ARGUMENTASI
• Karangan yang terdiri atas paparan alasan,
penyintesisan pendapat untuk membangun
suatu kesimpulan.
• Diksi karangan argumentasi berefek pada
tanggapan penalaran.
11. KARANGAN PERSUASI
• Persuation:membujuk
• Karangan yang berisi paparan berdaya bujuk,
berdaya-imbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan
menuruti baik imbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
• Diksi karangan persuasi berefek pada
tanggapan emosional.
13. Penggolongan Karangan menurut Jenis, Rumpun dan
Macam
Macam KaranganRumpun KaranganJenis KaranganRagam Karangan
K. Faktual dan
K. Khayali
K. Ilmiah
K. Kependidikan
K. Penelitian
K. Informatif
Prosa
Puisi Epik
Lirik
Dramatik
Cerpen
Fiksi Ilmu
Drama
Novel, Roman, detektif, tragedi, komedi
Kisah, Laporan, Ringkasan, Ulasan
K. Kesarjanaan, K. Didaktik,
K. Referensi
Artikel, Makalah Seminar,
Naskah Penelitian
14. Macam-Macam Dongeng
• Dongeng dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain yaitu:
1). Fabel (cerita binatang), seperti : cerita Si Kancil, Kera dan Kura, dan lain-
lain;
2). Cerita jenaka (cerita yang lucu), contoh: ‘Si Kabayan’, ‘Lebai Malang’ dan
lain-lain;
3). Legenda (cerita berkaitan dengan asal-usul tempat), contoh: ‘Tangkupan
Perahu’, Roro Mendut’, ‘Danau Toba’ dan lain sebagainya;
4). Mite (cerita dewa – dewi, makhluk halus, dan hal-hal goib), contohnya:
‘Nyi Roro Kidul’, ‘Roro Jonggrang’ dan lain sebagainya;
5). Sage (cerita dongeng yang mengandung unsur sejarah), contoh: ‘Tutur
Tinular’, ‘Paraton’ dan lain sebagainnya;
6). Parabel (cerita yang berisi unsur pedidikan atau keagamaan), contoh:
‘Damarwulan’, ‘cerita sepasang selop putih’ dan lain sebagainnya.
15. CERPEN, CERBUNG, NOVEL DAN
ROMAN
• Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang
tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk
cerita (Kurang lebih 40.000 kata). Lalu apa
perbedaannya dengan Roman?
• Roman ceritanya lebih kompleks dan tokoh
ceritanya lebih banyak.
17. Tahapan Menulis
Para ahli membagi kegiatan menulis dalam
tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Kegiatan Prapenulisan/Perencanaan
Penulisan (Prewriting)
2. Tahap Penulisan (Writing)
3. Tahap Pascapenulisan/Revisi (Postwriting)
18. HAMBATAN DALAM MENULIS
Menurut Durahman (Willyana, 2008) ada beberapa
hambatan dalam menulis, yaitu:
Hambatan pertama dalam menulis yaitu sulitnya
mengungkapkan pendapat dalam tulisan,
Hambatan kedua, sangat miskinnya bahan yang akan
ditulis,
Hambatan ketiga, kurang memadainya kemampuan
kebahasaan yang dimiliki,
Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang
kaidah-kaidah menulis, dan
Hambatan yang terakhir, kurangnya kesadaran akan
pentingnya menulis.
19. MODAL DASAR PENULIS
• Rajin membaca adalah kunci sukses seorang
penulis.
• Calon penulis hendaknya rajin membaca dan
mencermati, bukan saja tentang apa yang
dibicarakan/ditulis yakni isi tulisan, tetapi juga
tentang “Bagaimana si penulis
mengungkapkan pikirannya dalam bentuk
tulisan”
20. MODAL DASAR PENULIS
1. Kemauan (Willingness to write), Bukan sekadar kemauan ,
bahkan ambisi. “Di mana ada kemauan di sana ada jalan”
2. Motivasi Menulis (Motivation to write). Munculkan niat
“untuk apa menulis?” atau “menulis untuk apa?”
3. Kemampuan (Ability to write)
– Kemampuan mengamati fenomena. Fenomena diamati
dari dua sisi:statis dan dinamis.
– Kemampuan berbahasa tulis. Pelajarilah tata bahasa
(Pedoman EYD)
– Kemampuan bahasa Jurnalistik (langusge of mass
communication). Bahasanya ringkas, jelas, tertib, singkat,
menarik.
21. CARA MEMULAI MENULIS (HOW
TO START)
• Menggali Ide
• Mengumpulkan bahan
• Mulai menulis “all of the first draft are shit”
22. CIRI-CIRI TULISAN YANG BAIK
Ciri-ciri tulisan yang baik adalah sebagi berikut:
1. Bermakna,
2. Bahasa jelas/lugas,
3. Merupakan kesatuan yang bulat,
4. Singkat namun padat,
5. Memenuhi kaidah bahasa, dan
6. Bersifat komunikatif (Sabarti dkk, 1998: 2).