SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PGSD STIT
INSIDA
SEMESTER VI
2013
DISUSUN OLEH :
Mamah Rohimah
SKALA BERTINGKAT
1 | S k a l a B e r t i n g k a t
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, hanya pujian dan Pujaan yang layak di persembahkan kepada sang Kholik,
Rabb semesta alam yang telah melimpahkan Rahmatnya kepada ciptaan-Nya, terlebih lagi kepada
kita semua sebagai makhluk dan hamba-Nya. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang selalu
bersyukur, Amin.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada makhluk mulia dan ‘Adzimah yaitu Nabi
Muhammad SAW, manusia yang mendapat utusan untuk menyempurnakan akhlak dan
kepemimpinan di bumi Allah, semoga kita sebagai pengikutnya, selalu mencontoh keteladanan-Nya.
Amin.
Kesempurnaan ciptaan Allah memberikan sebuah ilmu yang dalam bagi umat manusia,
untuk selalu berfikir dan mendekatkan diri kepada-Nya. Termasuk didalam nya ilmu-ilmu Allah yang
membutuhkan perhitungan dan ketelitian, berikut adalah metode penilitian yang dikembangkan
saat ini, yang terus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan zamannya.
Dengan ilmu yang kami terima di STIT INSIDA, kami mencoba menyusun sebuah makalah
tentang Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif pada alat pengukuran terhadap data instrumen.
Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, semoga pada kesempatan
berikut kami bisa memperbaikinya.
Terimakasih kepada seluruh tim kelompok yang telah bekerja sama dalam menyusun
makalah ini, semoga mendapat amal sholeh, amin. Dan kepada ibu dosen kami menghaturkan
terimakasih atas bimbingan dan pengajaran beliau, semoga mendapat pahala yang berlipat, Amin ya
Robbbal alamin.
Sukabumi, 6 April 2013
Penyusun
2 | S k a l a B e r t i n g k a t
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR 2
2. PENDAHULUAN 3
3. PENGERTIAN SKALA BERTINGKAT 4
4. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN 6
5. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SKALA PENGUKURAN 11
6. PENUTUP 14
3 | S k a l a B e r t i n g k a t
PENDAHULUAN
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi
instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti,. Dengan
demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. , maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima.
Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh
peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.
Pada makalah ini akan di sampaikan tentang skala bertingkat (Rating Scale)
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menntukan
panjang pendeknya nterval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas
sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan
data kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang
diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyataka dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat,
efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram.
Salah satu skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan
sosial antara lain adalah : Rating Scale atau Skala Bertingkat.
4 | S k a l a B e r t i n g k a t
PENGERTIAN SKALA BERTINGKAT
Rating scale adalah instrument pengukuran non tes yang
menggunakansuatuprosedurterstrukturuntukmemperolehinformasitentangsesuatu yang diobservasi
yang menyatakanposisitertentudalamhubungannyadengan yang lain
(AsmawiZaenuldanNoehiNasution. 2005: 112).
Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-
angka diberikan secara bertingkat dari angka terendah hingga angka paling tinggi. Angka-angka
tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
Skala Bertingkat (ratings scale) adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi
tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi
munculnya sifat-sifat. Didalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden. Skala
bertingkat atau juga menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara
bertingkat dari angka terendah hingga angka paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat
dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
Skala bertingkat lazim dipergunakan untuk mengukur kelayakan atau kecenderungan
tertentu yang berkaitan dengan sikap, keyakinan, pandangan atau nilai-nilai yang bersifat kualitatif.
Pengukuran ini cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang objek yang bersifat
heterogen. Perilaku apektif dan psikomotor siswa dalam membaca tentunya tidak sama. Masing-
masing mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda dengan keragaman perilaku apektif siswa
dalam membaca ini akan sangat berpengaruh terhadap keputusan intruksional guru dalam proses
belajar mengajar.
Untuk mengukur perbedaan-perbedaan sikap atau pandangan yang sifatnya bertingkat-
tingkat itu dapat menggunakan alat ukur dalam bentuk skala, untuk kemudian dikuantitaskan. Skala
bertingkat mempergunakan sistem angka yang disusun secara bertingkat. Penyusunan atau
pengaturan tingkat kualitas ini dapat disusun dengan mengikuti urutan bertingkat dari yang paling
positif (besar) hingga yang paling negatif (kecil) atau sebaliknya.
5 | S k a l a B e r t i n g k a t
Dengan Rating Scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak
pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan
menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu dari
jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu ratingscale ini lebih fleksibel, tidak
terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan,
kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
Dalam menyusun tes, terdapat kaidah indikator tes dan penulisan soal yang baik sebagai
berikut:
1. Membuat ciri-ciri dari tujuan yang hendak diukur
2. Membuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur
3. Berkaitan erat dengan materi pokok soal atau pilihan jawaban harus singkat, padat, dan
jelas.
4. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
5. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
6. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
7. Pilihan jawaban jangan menggunakan pernyataan, semua pilihan jawaban salah atau semua
pilihan benar.
8. Pilihan jawaban yang menggunakan angka, harus diurutkan dari kecil ke besar.
9. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar.
10. Butir soal jangan bergantung pada soal-soal sebelumnya.
11. Ketergantungan kepada soal sebelumnya menyebabkan siswa tidak dapat menjawab soal
pertama akan tidak dapat menjawab soal kedua.
6 | S k a l a B e r t i n g k a t
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SKALA PENGUKURAN : SKALA BERTINGKAT
KELEBIHAN DARI PENGGUNAAN INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT :
1. Lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur
persepsi responden terhadap fenomena lainya, seperti skala untuk mengukur status
sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
2. Lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebih mendalam
tentang variabel yang diteliti.
3. Cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang objek yang bersifat
heterogen.
KELEMAHAN DARI PENGGUNAAN INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT :
1. Pengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden
2. Halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum,
3. Generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi, dan
4. Carry over effects yaitu pengamat tidak dapat membedakan antara fenomena satu
dengan fenomena yang lain.
7 | S k a l a B e r t i n g k a t
CONTOH INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of
judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
Contoh:
Skor atau nilai yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar
siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarkan di tempat paling kanan dan semakin ke kiri adalah
penggambaran nilai dibawah 8.
Instrument skala penilaian memberikan solusi atas kekurangan daftar cek yang hanya
mampu mencatat keberadaan fenomena-fenomena tertentu. Skala penilaian memungkinkan
pengamat untuk mengetahui keberadaan fenomena tertentu sekaligus mengukur intensitas
fenomena tersebut dalam tingkatan-tingkatan yang telah disusun. Namun skala penilaian memiliki
beberapa kelemahan yaitu dengan adanya
halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum,
generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi, dan
carry over effects yaitu pengamat tidak dapat membedakan antara fenomena satu dengan
fenomena yang lain.
Keterangan:
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = biasa
4 = suka
8 | S k a l a B e r t i n g k a t
5 = sangat suka
Gambar 1. Contoh skala penilaian
Berikut adalah contoh dari lembar observasi (Lembar Pengamatan) Eksperimen Uji
Makanan:
Indikator: Mengetahui jenis nutrient yang terkandung pada bahan makanan dan membedakan
kualitan kandungan nutrient pada beberapa bahan makanan.
No Aspek Penilaian Skor
5 4 3 2 1
01 Memperlihatkan lembar pengamatan eksperimen uji makanan,
berupa keterangan dan gambar
02 Memperlihatkan alat dan bahan makanan yang diamati antara lain;
alat: tabung reaksi dengan raknya, pipet tetes, mortar (alu) dan
pestle (lumping), spatula, pembakar bunsen, penjepit, tabung reaksi,
kertas buram, korek apitisu / serbet. Bahan makanan: nasi, ubi,
pisang, jeruk manis, roti, biscuit, putih telur, susu, margarine dan
minyak.
03 Cara perlakuan eksperimen uji makanan
a. Uji Kandungan karbohidrat (amilum)
 geruslah secara terpisah nasi, ubi biscuit, roti dan pisang
dengan menggunakan mortal dan pestle
 Tambahkan air untuk memudahkan penggerussan
 Masukkan masing-masing 2 ml ekstraks makanan kedalam
tabung reaksi
 Masukkan juga pada masing-masing tabung reaksi susu,
putih telur, minyak dan margarine
 Tambahkan 5 tetes larutan KI / lugol kedalam masing-
masing tabung reaksi
 Catat warna dasar dari bahan makanan dan warna dasar
reagen KI
b. Uji Kandungan gula
9 | S k a l a B e r t i n g k a t
 Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan
karbohidrat
 Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing-
masing tabung reaksi
 Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent
benedict
c. Uji kandungan protein
 Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan
karbohidrat
 Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing-
masing tabung reaksi
 Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent
biuret
d. Uji Kandungan lemak
 Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan
karbohidrat
 Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing-
masing tabung reaksi
 Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent
benedict
04 Hasil yang didapatkan dalam eksperimen uji makanan:
 Amati dan catat semua perubahan yang terjadi
 Rumuskan kesimpulanmu tentang percobaan ini
05 Waktu yang diperlukan selama pengamatan
Total Skor
Keterangan Rubrik:
5 : sangat tepat
4 : tepat
3 : agak tepat
2 : tidak tepat
10 | S k a l a B e r t i n g k a t
1 : sangat tidak tepat
Pengolahan:
Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut.
N = (Skor pencapaian : Skor maksimal)x 100.
Nontes:penilaian menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang tidak menuntut jawaban benar
atau salah.
Skala penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek. Jika daftar cek untuk
memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada skala penilaian
didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala penilaian merupakan alat
pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, dan
menilai individu atau situasi. Dalam skala penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk
skala. Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau
sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya memberikan tAnda cek pada
tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang
dipakai untuk menilai dan menggolongkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis. Skala penilaian deskriptif
adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku
individu atau situasi dalam mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Skala
penilaian grafis adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri
tingkah laku individu atau situasi di mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk grafis (garis).
Contoh pedoman observasi dengan menggunakan metode skala penilaian dapat dilihat di halaman
berikut ini.
11 | S k a l a B e r t i n g k a t
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN SKALA PENGUKURAN
1. Judul : Motivasi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matakuliah Statistika
2. Tanggapan Mahasiswa terhadap pembelajaran mata kuliah statistik
3. Indikator :
a. Tanggapan terhadap materi pembelajaran
b. Tanggapan terhadap hasil belajar
4. Menyusun instrumen pertanyaan
5. Menentukan angka interval jawaban
6. Menentukan interval jawaban terhadap contoh instrumen diatas
7. Berilah jawaban dengan angka :
4 = Sangat setuju
3 = Setuju
2 = Ragu-ragu
1 = Tidak Setuju
8. Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya!
No. item Pertanyaan Motivasi Pembelajaran Statistik
Interval Jawaban
1 2 3 4
1
2
3
4
5
Pertama kali saya melihat pembelajaran ini,saya percaya bahwa
pembelajaran ini mudah bagi saya.
Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya.
Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya
harapkan.
Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari
pembelajaran ini.
Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat
saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
12 | S k a l a B e r t i n g k a t
9. Langkah berikutnya, gunakan instrumen tersebut sebagai angket dan diberikan kepada
responden (misalkan 5 responden)
No.
Responden
Jawaban Responden untuk item
nomor : Jml
1 2 3 4 5
1 4 3 2 2 2 13
2 4 3 3 2 3 15
3 3 2 3 2 1 11
4 3 2 1 2 2 10
5 4 4 3 1 2 14
Jumlah 63
Menghitung jumlah skor pada Rating scale
1. Jumlah responden = 5 orang.
2. Skor tertinggi = 4
3. Jumlah butir soal = 5
4. Jumlah skor kriterium = 100
Jumlah skor kriterium :
4X5X5 = 100
13 | S k a l a B e r t i n g k a t
5.Jumlah skor hasil pengumpulan data = 63
Maka hasil kualitas pembelajaran statistik menurut 5 responden adalah :
63 :100 =63% dari kriteria yang ditetapkan.
Kategori secara kontinum:
25 50 63 75 100
nilai 63 berada di interval “ragu-ragu dan setuju”
Tidak setuju = nilainya 25 setuju = nilainya 75
Ragu-ragu = nilainya 50 sangat setuju = nilainya 100
14 | S k a l a B e r t i n g k a t
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahap evaluasi membutuhkan instrument yang
bukan hanya mampu pengukur keberhasilan mentransfer ilmu (kognitif) tetapi juga nilai
(afektif). Setiap aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan
sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan kedaan di lapangan. instrument evaluasi jenis non-tes
diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk
memperoleh kualitas atas suatu objek dengan menggunakan teknik non-tes. Instrument evaluasi
non-tes tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek,
skala penilaian, angket, studi kasus, catataninsidental, sosiometri, inventori kepribadian dan teknik
pemberian penghargaan kepadapeserta didik. Tiap jenis instrument tersebut memiliki karakteristik,
langkah-langkah, kekurangan, dan kelebihan masing-masing yang memungkinkan evaluator untuk
memilih instrument yang paling sesuai untuk melakukan evaluasi.
Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui
pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat
adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan
rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah
diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.
Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai
beberapa hal yang mempengaruhinya. Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002) faktor
yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah
a) persahabatan,
(b) kecepatan menerka,
(c) cepat memutuskan,
(d) jawaban kesan pertama,
(e) penampilan instrumen,
(f) prasangka,
15 | S k a l a B e r t i n g k a t
(g) halo effects,
(h) kesalahan pengambilan rata-rata, dan
(i) kemurahan hati.
16 | S k a l a B e r t i n g k a t
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
SyaifOer
 
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatifTeknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Nastiti Rahajeng
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Agus Martha
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
Robert Lakka
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
 

What's hot (20)

Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian PengembanganLangkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
 
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatifTeknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Tabel durbin watson
Tabel durbin watsonTabel durbin watson
Tabel durbin watson
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
 
Modul Statistika Crosstab
Modul Statistika CrosstabModul Statistika Crosstab
Modul Statistika Crosstab
 

Viewers also liked

Tugas semester skala pengukuran
Tugas semester skala pengukuranTugas semester skala pengukuran
Tugas semester skala pengukuran
anihdx
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
mus_lim
 
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
izzafuadi
 
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
bjahboi
 
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Nur Farida
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
Yusrina Fitriani Ns
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
dimas hartono
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
Suaidin -Dompu
 

Viewers also liked (20)

skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
 
Tugas semester skala pengukuran
Tugas semester skala pengukuranTugas semester skala pengukuran
Tugas semester skala pengukuran
 
Laporanku
LaporankuLaporanku
Laporanku
 
Test praktik perbuatan
Test praktik perbuatanTest praktik perbuatan
Test praktik perbuatan
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
 
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
Analisis korelasi-dan-regresi-dengan-excel-xsuk25
 
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
 
Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
 
Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
 
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
 
Berbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen PenelitianBerbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen Penelitian
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
KISI-KISI INSTRUMEN (SUMARTI)
KISI-KISI INSTRUMEN (SUMARTI)KISI-KISI INSTRUMEN (SUMARTI)
KISI-KISI INSTRUMEN (SUMARTI)
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
 
Psikologi pembelajaran
Psikologi pembelajaranPsikologi pembelajaran
Psikologi pembelajaran
 

Similar to Makalah Statistika : Skala Pengukuran

Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Martunis Hasan
 
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
LinaFitriany
 
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung MangkuratRingkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Indah Ayu Septriyaningrum
 
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
Dhanar Sinut
 

Similar to Makalah Statistika : Skala Pengukuran (20)

Bab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdfBab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdf
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
penilaian dlam pembelajaran
penilaian dlam pembelajaranpenilaian dlam pembelajaran
penilaian dlam pembelajaran
 
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan Evaluasi
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan EvaluasiPengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan Evaluasi
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan Evaluasi
 
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
 
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1
 
Instrumen penilaian
Instrumen penilaianInstrumen penilaian
Instrumen penilaian
 
Evaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdfEvaluasi Belajar KB 1.pdf
Evaluasi Belajar KB 1.pdf
 
Pengenalan penilaian
Pengenalan penilaianPengenalan penilaian
Pengenalan penilaian
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tes
 
Modul achmad mubasyir
Modul achmad mubasyirModul achmad mubasyir
Modul achmad mubasyir
 
Modul mujinurmaksum
Modul mujinurmaksumModul mujinurmaksum
Modul mujinurmaksum
 
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung MangkuratRingkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
 
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
Perbedaan pengukuran tugas oktober(2)
 

Makalah Statistika : Skala Pengukuran

  • 1. PGSD STIT INSIDA SEMESTER VI 2013 DISUSUN OLEH : Mamah Rohimah SKALA BERTINGKAT
  • 2. 1 | S k a l a B e r t i n g k a t KATA PENGANTAR Alhamdulillah, hanya pujian dan Pujaan yang layak di persembahkan kepada sang Kholik, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan Rahmatnya kepada ciptaan-Nya, terlebih lagi kepada kita semua sebagai makhluk dan hamba-Nya. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang selalu bersyukur, Amin. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada makhluk mulia dan ‘Adzimah yaitu Nabi Muhammad SAW, manusia yang mendapat utusan untuk menyempurnakan akhlak dan kepemimpinan di bumi Allah, semoga kita sebagai pengikutnya, selalu mencontoh keteladanan-Nya. Amin. Kesempurnaan ciptaan Allah memberikan sebuah ilmu yang dalam bagi umat manusia, untuk selalu berfikir dan mendekatkan diri kepada-Nya. Termasuk didalam nya ilmu-ilmu Allah yang membutuhkan perhitungan dan ketelitian, berikut adalah metode penilitian yang dikembangkan saat ini, yang terus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan zamannya. Dengan ilmu yang kami terima di STIT INSIDA, kami mencoba menyusun sebuah makalah tentang Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif pada alat pengukuran terhadap data instrumen. Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, semoga pada kesempatan berikut kami bisa memperbaikinya. Terimakasih kepada seluruh tim kelompok yang telah bekerja sama dalam menyusun makalah ini, semoga mendapat amal sholeh, amin. Dan kepada ibu dosen kami menghaturkan terimakasih atas bimbingan dan pengajaran beliau, semoga mendapat pahala yang berlipat, Amin ya Robbbal alamin. Sukabumi, 6 April 2013 Penyusun
  • 3. 2 | S k a l a B e r t i n g k a t DAFTAR ISI 1. KATA PENGANTAR 2 2. PENDAHULUAN 3 3. PENGERTIAN SKALA BERTINGKAT 4 4. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN 6 5. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SKALA PENGUKURAN 11 6. PENUTUP 14
  • 4. 3 | S k a l a B e r t i n g k a t PENDAHULUAN Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti,. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. , maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Pada makalah ini akan di sampaikan tentang skala bertingkat (Rating Scale) Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menntukan panjang pendeknya nterval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyataka dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram. Salah satu skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antara lain adalah : Rating Scale atau Skala Bertingkat.
  • 5. 4 | S k a l a B e r t i n g k a t PENGERTIAN SKALA BERTINGKAT Rating scale adalah instrument pengukuran non tes yang menggunakansuatuprosedurterstrukturuntukmemperolehinformasitentangsesuatu yang diobservasi yang menyatakanposisitertentudalamhubungannyadengan yang lain (AsmawiZaenuldanNoehiNasution. 2005: 112). Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka- angka diberikan secara bertingkat dari angka terendah hingga angka paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain. Skala Bertingkat (ratings scale) adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Didalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden. Skala bertingkat atau juga menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari angka terendah hingga angka paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain. Skala bertingkat lazim dipergunakan untuk mengukur kelayakan atau kecenderungan tertentu yang berkaitan dengan sikap, keyakinan, pandangan atau nilai-nilai yang bersifat kualitatif. Pengukuran ini cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang objek yang bersifat heterogen. Perilaku apektif dan psikomotor siswa dalam membaca tentunya tidak sama. Masing- masing mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda dengan keragaman perilaku apektif siswa dalam membaca ini akan sangat berpengaruh terhadap keputusan intruksional guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengukur perbedaan-perbedaan sikap atau pandangan yang sifatnya bertingkat- tingkat itu dapat menggunakan alat ukur dalam bentuk skala, untuk kemudian dikuantitaskan. Skala bertingkat mempergunakan sistem angka yang disusun secara bertingkat. Penyusunan atau pengaturan tingkat kualitas ini dapat disusun dengan mengikuti urutan bertingkat dari yang paling positif (besar) hingga yang paling negatif (kecil) atau sebaliknya.
  • 6. 5 | S k a l a B e r t i n g k a t Dengan Rating Scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu ratingscale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. Dalam menyusun tes, terdapat kaidah indikator tes dan penulisan soal yang baik sebagai berikut: 1. Membuat ciri-ciri dari tujuan yang hendak diukur 2. Membuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur 3. Berkaitan erat dengan materi pokok soal atau pilihan jawaban harus singkat, padat, dan jelas. 4. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. 5. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 6. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 7. Pilihan jawaban jangan menggunakan pernyataan, semua pilihan jawaban salah atau semua pilihan benar. 8. Pilihan jawaban yang menggunakan angka, harus diurutkan dari kecil ke besar. 9. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar. 10. Butir soal jangan bergantung pada soal-soal sebelumnya. 11. Ketergantungan kepada soal sebelumnya menyebabkan siswa tidak dapat menjawab soal pertama akan tidak dapat menjawab soal kedua.
  • 7. 6 | S k a l a B e r t i n g k a t KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SKALA PENGUKURAN : SKALA BERTINGKAT KELEBIHAN DARI PENGGUNAAN INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT : 1. Lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. 2. Lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. 3. Cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang objek yang bersifat heterogen. KELEMAHAN DARI PENGGUNAAN INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT : 1. Pengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden 2. Halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum, 3. Generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi, dan 4. Carry over effects yaitu pengamat tidak dapat membedakan antara fenomena satu dengan fenomena yang lain.
  • 8. 7 | S k a l a B e r t i n g k a t CONTOH INSTRUMEN SKALA BERTINGKAT Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka. Contoh: Skor atau nilai yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarkan di tempat paling kanan dan semakin ke kiri adalah penggambaran nilai dibawah 8. Instrument skala penilaian memberikan solusi atas kekurangan daftar cek yang hanya mampu mencatat keberadaan fenomena-fenomena tertentu. Skala penilaian memungkinkan pengamat untuk mengetahui keberadaan fenomena tertentu sekaligus mengukur intensitas fenomena tersebut dalam tingkatan-tingkatan yang telah disusun. Namun skala penilaian memiliki beberapa kelemahan yaitu dengan adanya halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum, generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi, dan carry over effects yaitu pengamat tidak dapat membedakan antara fenomena satu dengan fenomena yang lain. Keterangan: 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = biasa 4 = suka
  • 9. 8 | S k a l a B e r t i n g k a t 5 = sangat suka Gambar 1. Contoh skala penilaian Berikut adalah contoh dari lembar observasi (Lembar Pengamatan) Eksperimen Uji Makanan: Indikator: Mengetahui jenis nutrient yang terkandung pada bahan makanan dan membedakan kualitan kandungan nutrient pada beberapa bahan makanan. No Aspek Penilaian Skor 5 4 3 2 1 01 Memperlihatkan lembar pengamatan eksperimen uji makanan, berupa keterangan dan gambar 02 Memperlihatkan alat dan bahan makanan yang diamati antara lain; alat: tabung reaksi dengan raknya, pipet tetes, mortar (alu) dan pestle (lumping), spatula, pembakar bunsen, penjepit, tabung reaksi, kertas buram, korek apitisu / serbet. Bahan makanan: nasi, ubi, pisang, jeruk manis, roti, biscuit, putih telur, susu, margarine dan minyak. 03 Cara perlakuan eksperimen uji makanan a. Uji Kandungan karbohidrat (amilum)  geruslah secara terpisah nasi, ubi biscuit, roti dan pisang dengan menggunakan mortal dan pestle  Tambahkan air untuk memudahkan penggerussan  Masukkan masing-masing 2 ml ekstraks makanan kedalam tabung reaksi  Masukkan juga pada masing-masing tabung reaksi susu, putih telur, minyak dan margarine  Tambahkan 5 tetes larutan KI / lugol kedalam masing- masing tabung reaksi  Catat warna dasar dari bahan makanan dan warna dasar reagen KI b. Uji Kandungan gula
  • 10. 9 | S k a l a B e r t i n g k a t  Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan karbohidrat  Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing- masing tabung reaksi  Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent benedict c. Uji kandungan protein  Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan karbohidrat  Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing- masing tabung reaksi  Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent biuret d. Uji Kandungan lemak  Lakukan langkah yang sama seperti kegiatan uji kandungan karbohidrat  Tambahkan 5 tetes larutan benedict kedalam masing- masing tabung reaksi  Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagent benedict 04 Hasil yang didapatkan dalam eksperimen uji makanan:  Amati dan catat semua perubahan yang terjadi  Rumuskan kesimpulanmu tentang percobaan ini 05 Waktu yang diperlukan selama pengamatan Total Skor Keterangan Rubrik: 5 : sangat tepat 4 : tepat 3 : agak tepat 2 : tidak tepat
  • 11. 10 | S k a l a B e r t i n g k a t 1 : sangat tidak tepat Pengolahan: Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut. N = (Skor pencapaian : Skor maksimal)x 100. Nontes:penilaian menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang tidak menuntut jawaban benar atau salah. Skala penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek. Jika daftar cek untuk memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada skala penilaian didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala penilaian merupakan alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, dan menilai individu atau situasi. Dalam skala penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala. Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya memberikan tAnda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan menggolongkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis. Skala penilaian deskriptif adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi dalam mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Skala penilaian grafis adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi di mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk grafis (garis). Contoh pedoman observasi dengan menggunakan metode skala penilaian dapat dilihat di halaman berikut ini.
  • 12. 11 | S k a l a B e r t i n g k a t LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN SKALA PENGUKURAN 1. Judul : Motivasi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Matakuliah Statistika 2. Tanggapan Mahasiswa terhadap pembelajaran mata kuliah statistik 3. Indikator : a. Tanggapan terhadap materi pembelajaran b. Tanggapan terhadap hasil belajar 4. Menyusun instrumen pertanyaan 5. Menentukan angka interval jawaban 6. Menentukan interval jawaban terhadap contoh instrumen diatas 7. Berilah jawaban dengan angka : 4 = Sangat setuju 3 = Setuju 2 = Ragu-ragu 1 = Tidak Setuju 8. Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! No. item Pertanyaan Motivasi Pembelajaran Statistik Interval Jawaban 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Pertama kali saya melihat pembelajaran ini,saya percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya. Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya harapkan. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran ini. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
  • 13. 12 | S k a l a B e r t i n g k a t 9. Langkah berikutnya, gunakan instrumen tersebut sebagai angket dan diberikan kepada responden (misalkan 5 responden) No. Responden Jawaban Responden untuk item nomor : Jml 1 2 3 4 5 1 4 3 2 2 2 13 2 4 3 3 2 3 15 3 3 2 3 2 1 11 4 3 2 1 2 2 10 5 4 4 3 1 2 14 Jumlah 63 Menghitung jumlah skor pada Rating scale 1. Jumlah responden = 5 orang. 2. Skor tertinggi = 4 3. Jumlah butir soal = 5 4. Jumlah skor kriterium = 100 Jumlah skor kriterium : 4X5X5 = 100
  • 14. 13 | S k a l a B e r t i n g k a t 5.Jumlah skor hasil pengumpulan data = 63 Maka hasil kualitas pembelajaran statistik menurut 5 responden adalah : 63 :100 =63% dari kriteria yang ditetapkan. Kategori secara kontinum: 25 50 63 75 100 nilai 63 berada di interval “ragu-ragu dan setuju” Tidak setuju = nilainya 25 setuju = nilainya 75 Ragu-ragu = nilainya 50 sangat setuju = nilainya 100
  • 15. 14 | S k a l a B e r t i n g k a t PENUTUP Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahap evaluasi membutuhkan instrument yang bukan hanya mampu pengukur keberhasilan mentransfer ilmu (kognitif) tetapi juga nilai (afektif). Setiap aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan kedaan di lapangan. instrument evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek dengan menggunakan teknik non-tes. Instrument evaluasi non-tes tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, angket, studi kasus, catataninsidental, sosiometri, inventori kepribadian dan teknik pemberian penghargaan kepadapeserta didik. Tiap jenis instrument tersebut memiliki karakteristik, langkah-langkah, kekurangan, dan kelebihan masing-masing yang memungkinkan evaluator untuk memilih instrument yang paling sesuai untuk melakukan evaluasi. Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur. Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai beberapa hal yang mempengaruhinya. Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002) faktor yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah a) persahabatan, (b) kecepatan menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan instrumen, (f) prasangka,
  • 16. 15 | S k a l a B e r t i n g k a t (g) halo effects, (h) kesalahan pengambilan rata-rata, dan (i) kemurahan hati.
  • 17. 16 | S k a l a B e r t i n g k a t DAFTAR PUSTAKA