1. Meramu
Lokasi dan bahan ramuan
Pada umumnya sejak ada treansmigrasi dari Jawa pada tahun 1905, terutama setelah
masa kemerdekaan, penduduk asli di daerah ini amat jarang melakukan pekerjaan meramu
tanpa pangan liar dihutan-hutan, kecuali apabila terjadi kelaparan umum seperti yang pernah
dialami dimasa pendudukan jepang (1942-1945) atau pada musim-musim kemarau yang agak
panjang, dimana bahan pangan sulit diperoleh dan daun-daun menjadi kering.
Jika terjadi musim kelaparan maka tempat meramu adalah hutan-hutan, terutrama
yang paling dekat letaknya dari kampung. Bahan makanan hutan yang diramu antara lain
adalah gadung (medawik), berbagai jenis tales liar ( tales hutan), umbi-umbi jalar liar, rebung
(bambu), rotan muda (embuk).
Tenaga pelaksana dan cara Meramu.
Sudah menjadi sifat orang Lampung yang tradisional untuk tidak suka menunjukkan
kesengsaraan hidupnya pada orang lain. Oleh karena itu pelaksanaan meramu bahan makanan
yang dipandangnya hina, seperti mencari tanaman itu dilakukan mereka secara perorangan
atau oleh keluarga serumah saja. Alat-alat yang digunakan untuk meramu adalah tembilang
besi, alat-alat kayu, koret, golok, pisau, yang digunakan untuk menggali bahan ramuan dari
tnah, memotong dan mengupas kulit untuk diambil isinya. Bahan gadung untuk beberapa
waktu harus direndam dahulu di dalam air sebelum diolah untuk dimasak.
Hasil-hasil galian bahan ramuan tadi dimasukkan kedalam bakul atau keranjang yang
terbuat dari bambu atau bahan dari rotan, lalu dijunjung di atas kepala atau dikepit
dipinggang ketika dibawa ke rumah. Ada kalanya diangkut dengan gerobak jika jumlah hasil
ramuan itu banyak. Dalam hal pengangkutan barang orang Lampung tidak mengenal sistim
memikul seperti orang Jawa.
Waktu dan upacara Meramu
Waktu untuk meramu yang tertentu tidak ada, demikian pula upacara-upacaranya. Hal
ini disebabkan karena pekerjaan meramu bukanlah merupakan mata pencaharian yang utama
atau sambilan, melainkan dilakukan karena berada dalam keadaan terdesak saja. Demikian
pula untuk pekerjaan meramu itu tidak diperlukan adanya dukun sebagai perantara antara
2. manusia dengan yang ghaib, lagi pula pengaruh magis-animisme orang Lampung sudah
sangat kecil karena adanya pengaruh agama Islam.
Hasil dan kegunaan
Hasil bahan ramuan hanya khusus dipergunakan untuk mengatasi masa kekurangan
bahan pangan, karena itu tidak diusahakan untuk dibawa ke pasar.