Karangan tersebut membahas pengertian mengarang dan karangan serta penggolongan karangan berdasarkan beberapa aspek. Mengarang dijelaskan sebagai kegiatan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menghasilkan karangan sebagai hasil akhir. Karangan kemudian dikelompokkan berdasarkan bobot dan isinya menjadi karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah. Pengolongan lainnya adalah berdasarkan cara penyajian dan
1. 1.Pengertian
1.1 Pengertian mengarang dan karangan
Sebelum merumuskan pengertian karangan,perlu dipahami terlebih dahulu makna kata
mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah dihasilkan suatu karangan.
Mengarang berarti „menyusun‟ atau „merangkai„. Karangan bunga adalah hasil dari
pekerjaan menyusun/merangakai bunga. Tanpa ada orang yang merangkai melati.Pada awalnya
kata merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Cakupan kata merangkai mula-mula
terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti merangakai bunga dan
merangakai benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa,lama-kelamaan timbul
istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat; kemudian jadilah apa yang
disebut pekerjaan mengarang. Orang yang merangkai atau menyusun kata,kalimat,dan alinea
tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk membedakanya misalnya dengan
merangkai bunga. Mengingat karangan tertulis juga disebut tulisan, kemudian timbullah sebutan
penulis untuk orang yang menulis suatu karangan.
Sebenarnya
mengarang
tidak
hanya
dan
tidak
harus
tertulis.Seperti
halnya
berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat
berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara,misalnya dalam sebuah diskusi atau
berpidato secara serta-merta (impromptu), otaknya terlebih dahulu harus megarang sebelum
mulutnya berbicara. Pada saat berbicara, sang pembicara itu sebenarnya “bekerja keras”
mengorganisasikan isi pembicaraanya agar teratur ,terarah/terfokus,sambil memikir-mikirkan
susunan kata,pilihan kata,struktur kalimat; bahkan cara penyajiannya ( misalnya deduktif atau
induktif; klimaks atau antiklimaks). Apa yang didengar atau yang ditangkap orang dari penyajian
lisan itu, itulah karangan lisan. Namun, karena tujuan penguraian dalam bab ini terutama
mengenai karangan tertulis, pembicaraan tentang karangan lisan tidak dilanjutkan. Uraian
2. singkat tentang mengarang secara lisan tadi dimaksudkan untuk membantu Pemahaman akan arti
kata mengarang. Bertalian dengan uraiaian diatas,penulis berpendapat bahwa mengarang adalah
pekerjaan merangkai kata,kalimat,dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan
tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan
merangkai bunga dengan hasil akhir berupa rangkaian bunga). Untuk bahan perbandingan
perbanndingan,disini dikutip pendapat Widyamartaya Sudiati (1997:77).
Menurut keduanya,mengarang adalah “keseluruhan rangkaian kegiatan seorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya meang untuk mengungkapkan gagasan
dan
menyampaikanya
melalui
bahasa
tulis
kepada
pembaca
untuk
dipahami”.
Adapun pengertian karangan menurut hemat penulis adalah hasil penjabaran suatu gagasan
secara resmi dan teratur tentang suatu topik tahu pokok bahasan.Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya mrerupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.
2.Penggolongan
2.1 Penggolongan Berdasarkan Bobot dan Isinya
2.1.1 Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan
sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa
dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M.
1995:11
Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau
3. penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa. Jenis
karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun
jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi
komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
2.1.1.1 Skripsi
Skripsi ialah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang
lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan.
2.1.1.2 Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam
dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari
istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri
—sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar.
Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan
dilakukan mandiri.
2.1.1.3 Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru
yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan
pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
2.1.2 Karangan Semi Ilmiah
4. Karangan semi ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu
tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah.
Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, katakatanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya
atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangansemi ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan
karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Ciri-ciri:
- Emotif
: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,lebih
mencari keuntungan dan sedikit informasi.
- Persuasif
: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan
pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative.
- Deskriptif
: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- Kritik tanpa dukungan bukti.
Yang tergolong ke dalam karangan semiilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini,
feature, tips, reortase yang tergolong ke dalam karangan nonilmiah antara lain anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, novel, roman, puisi,dan,naskah,drama.
2.1.3 Karangan Non Ilmiah
Karangan Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah
isinya yang berupa kisah rekaan. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis
5. Ciri-ciri :
- Bersifat persuasif
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Bersifat imajinatif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Situasi didramatisir
- tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
Contoh :
karya non ilmiah diantaranya cerpen, puisi, novel, komik
2.2 Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan
Penyampaiannya
2.2.1 Deskripsi (Pelukisan)
Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci
dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara
langsung.
Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu:
1. Berhubungandengan panca indra
2. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara
langsung
6. 3. Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran
Contoh kutipan karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan
terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut
berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan
bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola.
Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah
timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna
sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw.
2.2.2 Narasi (Pengisahan)
Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya
disusun menurut urutan waktu.Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, dan autobiografi.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI
7. pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan
karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar
Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke
Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya
sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah
pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negaranegara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan
hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulangtulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket,
mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar
di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui
ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada
yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo,
sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu
kepulanganmu dengan segenap cintanya.
2.2.3 Eksposisi (Pemaparan)
Eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau
objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui
menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
8. b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (daya faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi tentang proses kerja sesuatu
Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan
auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan
akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran
informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Langkah menyusun eksposisi:
Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi.
2.2.4 Argumentasi (Pembahasan)
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan yang bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/
bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari
pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut.
Langkah menyusun argumentasi : Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan
9. Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan
topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang
sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau
pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan
emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat
menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa
kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa
kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur,
berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap
sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai
bidang.
2.2.5 Persuasi (Pengajakan)
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi
pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
1. Menentukan topik/ tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
10. 4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Contoh persuasi:
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi,
minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan
rutin berolah raga.
2.2.6 Campuran (Kombinasi)
Campuran Merupakan sebuah karangan murni , misalnya eksposisi atau persuasi, sering
ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi
dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wancana yang lain sering kita
temukan nasi berperansebagai ilustrasi bagi karangan eksposisi atau persuasi.
Contoh karangan campuran:
Berbagai cara menurunkan berat badan saya coba tanpa hasil,hingga pada akhirnya saya
membaca iklan Impression di harian Kompas, Minggu 7 november 1993.saya seperti mendapat
firasat,inilah program yang tepat
Dalam waktu kurang dari sebulan,berat badan saya telah berkurang 5 kg.Waktu hal ini saya
kabarkan pada puteri saya, Maya,yang sekolah di New York,anak saya mengatakan,”Ya,
program itulah yang saya maksudkan,mama, di sini (maksudnya Amerika) juga banyak pengikut
program tersebut yang berhasil”.
Selama mengikuti Program Impression, saya tidak mengalami kesulitan,tidak merasa lapar,tidak
ada suntikan,tidak ada efek sampingan,sangat mudah dan menyenangkan.
Bagi saya, saat ini terasa begitu ceria,muka berseri,tubuh enteng, baju-baju lama dapat dipakai
kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling dengan penampilan baru saya.
11. 3. Tata Cara
Penulisan Karangan
1. Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah yang pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita
berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan,
permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang
dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan
menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal
(penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan
membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar
tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah
kita peroleh.
2. Mengumpulkan Bahan
Sudah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan
12. menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana
ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik
penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai
bidangnya.
3. Menyeleksi Bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu
bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya
melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
berikut ini petunjuk-petunjuk berikut ini:
1. catat hal penting semampunya
2. jadikan membaca sebagai kebutuhan
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai
tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
13. c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran.
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat
ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap
materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan
dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita
kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain.
Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. alur pengembangan juga harus
disusun secara teliti dan cermat. semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang
ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.