Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dari kerabat dekatnya. Dia menikah pertama kali dengan Zaid bin Haritsah atas perintah Allah, kemudian bercerai dan menikah dengan Rasulullah. Zainab adalah salah satu istri Rasulullah yang paling taat beribadah dan dermawan. Dia meninggal dunia pada usia 53 tahun sebagai istri Rasulullah pertama yang wafat.
1. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Zainab binti Jahsy radhiallahu ‘anha
Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy
didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah.
Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat
sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti
Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.
Nasab dan Masa Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Sharah
bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum
menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti oleh
Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu dari Zainab
bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai.
Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelurn kenabian. Ayahnya adalah
Jahsy bin Ri’ab. Dia tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak
baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat,
sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya dengan perempuan
Quraisy yang cantik.
Zainab termasuk wanita pertarna yang memeluk Islam. Allah pun telah
menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke
Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia masih gadis walaupun usianya
sudah layak menikah.
Pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah
Terdapat beberapa ayat A1-Qur’an yang mernerintahkan Zainab dan Zaid
melangsungkan pernikahan. Zainab berasal dan golongan terhormat, sedangkan
Zaid bin Haritsah adalah budak Rasulullah yang sangat beliau sayangi, sehingga
kaum muslimin menyebutnya sebagai orang kesayangan Rasulullah. Zaid berasal
dari keluarga Arab yang kedua orang tuanya beragama Nasrani. Ketika masih
kecil, dia berpisah dengan kedua orang tuanya karena diculik, kemudian dia
dibeli oleh Hakam bin Hizam untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid r.a., lalu
dihadiahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Ayah Zaid, Haritsah bin Syarahil, senantiasa mencarinya hingga dia mendengar
bahwa Zaid berada di rumah Rasulullah. Ketika Rasulullah menyuruh Zaid
memilih antara tetap bersama beliau atau kembali pada orang tua dan
pamannya, Zaid berkata, “Aku tidak menginginkan mereka berdua, juga tidak
menginginkan orang lain yang engkau pilihkan untukku. Engkau bagiku adalah
ayah sekaligus paman.” Setelah itu, Rasulullah mengumumkan pembebasan
Zaid dan pengangkatannya sebagai anak. Ketika Islam datang, Zaid adalah
orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan budak. Dia senantiasa
1
2. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
berada di dekat Nabi, terutama setelah dia rneninggalkan Mekah, sehingga
beliau sangat mencintainya, bahkan beliau pernah bersabda tentang Zaid,
“Orang yang aku cintai adalah orang yang telah Allah dan aku beri nikmat. (HR.
Ahmad)
Allah telah memberikan nikmat kepada Zaid dengan keislamannya dan Nabi
telah memberinya nikmat dengan kebebasannya. Ketika Rasulullah hijrah ke
Madinah, beliau mempersaudarakan Zaid dengan Hamzah bin Abdul Muththalib.
Dalam banyak peperangan, Zaid selalu bersama Rasulullah, dan tidak jarang
pula dia ditunjuk untuk menjadi komandan pasukan. Tentang Zaid, Aisyah
pernah berkata, “Rasulullah tidak mengirimkan Zaid ke medan perang kecuali
selalu menjadikannya sebagai komandan pasukan, Seandainya dia tetap hidup,
beliau pasti menjadikannya sebagai pengganti beliau.”
Masih banyak riwayat yang menerangkan kedudukan Zaid di sisi Nabi Shallallahu
Alaihi Wassalam.. Sesampainya di Madinah beliau meminang Zainab binti Jahsy
untuk Zaid bin Haritsah. Semula Zainab membenci Zaid dan menentang
menikah dengannya, begitu juga dengan saudara laki-lakinya. Menurut mereka,
bagaimana mungkin seorang gadis cantik dan terhormat menikah dengan
seorang budak? Rasulullah menasihati mereka berdua dan menerangkan
kedudukan Zaid di hati beliau, sehingga turunlah ayat kepada mereka:
“Dan tidaklah patut bagi laki -laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata.“ (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah,
meskipun sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Nabi
Shallallahu Alaihi Wassalam. ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di
antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan mereka yang
baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliah yang
senang membanggakan diri dan keturunan. Akan tetapi, Zainab tetap tidak
dapat menerima pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh di
antara mereka berdua. Di depan Zaid, Zainab selalu membangga-banggakan
dirinya sehingga menyakiti hati Zaid. Zaid menghadap Rasulullah untuk
mengadukan perlakukan Zainab terhadap dirinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam. menyuruhnya untuk bersabar, dan Zaid pun mengikuti nasihat
beliau. Akan tetapi, dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa
dirinya tidak mampu lagi hidup bersama Zainab.
Mendengar itu, beliau bersabda, “Pertahankan terus istrimu itu dan
bertakwalah kepada Allah.” Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan
itu merupakan perintah Allah. Beberapa saat kemudian turunlah ayat,
2
3. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
“Pertahankan terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.” Zaid berusaha
menenangkan din dan bersabar, namun tingkah laku Zainab sudah tidak dapat
dikendalikan, akhirnya terjadilah talak. Selanjutnya, Zainab dinikahi
Rasulullah.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti
Jahsy adalah untuk menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku
pada zaman jahiliah. Artinya, Rasulullah ingin menjelaskan bahwa anak angkat
tidak sama dengan anak kandung, seperti halnya Zaid bin Haritsah yang
sebelum turun ayat Al-Qur’an telah diangkat sebagai anak oleh beliau. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-
bapak mereka,’ itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak
mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-
saudara seagama dan maula-maulamu.” (QS. Al-Ahzab:5)
Karena itu, seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak
waris dan orang tua angkat (bukan kandung). Karena itulah Rasulullah menikahi
Zainab setelah bercerai dengan Zaid yang sudah dianggap oleh orang banyak
sebagai anak Muhammad. Allah telah menurunkan wahyu agar Zaid
menceraikan istrinya kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Pada mulanya
Rasulullab tidak memperhatikan perintah tersebut, bahkan meminta Zaid
mempertahankan istrinya. Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam ayat:
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya, ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, ‘sedang
kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan
kamu takut kepada manusia, sedang Allah- lah yang lebih berhak untuk kamu
takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan
bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak- anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya.
Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.“ (QS. Al-Ahzab:37)
Ayat di atas merupakan perintah Allah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam.
menikahi Zainab dengan tujuan meluruskan pemahaman keliru tentang
kedudukan anak angkat.
Menjadi Ummul-Mukminin
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengutus seseorang untuk mengabari
Zainab tentang perintah Allah tersebut. Betapa gembiranya hati Zainab
mendengar berita tersebut, dan pesta pernikahan pun segera dilaksanakan
serta dihadiri warga Madinah.
3
4. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Zainab mulai memasuki rurnah tangga Rasulullah dengan dasar wahyu Allah.
Dialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dan kerabat dekatnya. Rasulullah
tidak perlu meminta izin jika memasuki rumah Zainab sedangkan kepada istri-
istri lainnya beliau selalu meminta izin. Kebiasaan seperti itu ternyata
menimbulkan kecemburuan di hati istri Rasul lainnya.
Orang-orang munafik yang tidak senang dengan perkembangan Islam
membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya
sendiri. Karena itu, turunlah ayat yang berbunyi,
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…. “ (Qs. Al-Ahzab:
40)
Zainab berkata kepada Nabi, “Aku adalah istrimu yang terbesar haknya atasmu,
aku utusan yang terbaik di antara mereka, dan aku pula kerabat paling dekat di
antara mereka. Allah menikahkanku denganmu atas perintah dan langit, dan
Jibril yang membawa perintah tersebut. Aku adalah anak bibimu. Engkau tidak
memiliki hubungan kerabat dengan mereka seperti halnya denganku.” Zainab
sangat mencintai Rasulullah dan merasakan hidupnya sangat bahagia. Akan
tetapi, dia sangat pencemburu terhadap istri Rasul lainnya, sehingga Rasulullah
pernah tidak tidur bersamanya selama dua atau tiga bulan sebagai hukuman
atas perkataannya yang menyakitkan hati Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab
wanita Yahudiyah itu.
Zainab bertangan terampil, menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan
kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah.
Wafatnya
Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul
beliau, yaitu pada tahun kedua puluh hijrah, pada masa kekhalifahan Umar bin
Khattab, dalarn usianya yang ke-53, dan dimakamkan di Baqi. Dalarn sebuah
riwayat dikatakan bahwa Zainab berkata menjelang ajalnya, “Aku telah
rnenyiapkan kain kafanku, tetapi Umar akan mengirim untukku kain kafan,
maka bersedekahlah dengan salah satunya. Jika kalian dapat bersedekah
dengan sernua hak-hakku, kerjakanlah dari sisi yang lain.” Sernasa hidupnya,
Zainab banyak mengeluarkan sedekah di jalan Allah.
Tentang Zainab, Aisyah berkata, “Semoga Allah mengasihi Zainab. Dia banyak
menyamaiku dalarn kedudukannya di hati Rasulullah. Aku belum pernah
melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab. Dia sangat bertakwa
kepada Allah, perkataannya paling jujur, paling suka menyambung tali
silaturahmi, paling banyak bersedekah, banyak mengorbankan diri dalam
bekerja untuk dapat bersedekah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Selain Saudah, dia yang memiliki tabiat yang keras.”
4
5. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Semoga Allah memberikan kemuliaan kepadanya (Sayyidah Zainab Binti Jahsy)
di akhirat dan ditempatkan bersama hamba-hamba yang saleh. Amin.
Sumber :
Buku Dzaujatur-Rasulullah , karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh
Diambil dari :
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/28/zainab-binti-jahsy-radhiallaahu-anha/
5