1. Biografi Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab, istri Rasulullah yang berasal dari keturunan Harun bin Imran.
2. Dia menjadi tawanan perang setelah Perang Khaibar dan kemudian dipilih Rasulullah menjadi istri setelah memeluk Islam.
3. Walaupun mendapat perlakuan sinis dari istri-istri Rasulullah lainnya karena asal usul Yahudinya, Shafiyyah tetap setia kepada agama Islam.
1. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Sofiah binti Huyai bin Akhtab
Nama dan Nasabnya
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir
bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn
dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin
Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua
tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya
adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.
Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan
kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan
datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi.
Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah
Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak
mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab
mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut
permusuhan terhadap kaum muslimin.
Sifat dusta, tipu muslihat, dan pengecut ayahnya sudah tampak di mata
Shafiyyah dalam banyak peristiwa. Di antara yang menjadi perhatian Shafiyyah
adalah sikap Huyay terhadap kaumnya sendiri, Yahudi Bani Quraizhah. Ketika
itu, Huyay berjanji untuk mendukung dan memberikan pertolongan kepada
mereka jika mereka melepaskan perjanjian tidak rnengkhianati kaurn muslimin
(Perjanjian Hudaibiyah). Akan tetapi, ketika kaum Yahudi mengkhianati
perjanjian tersebut, Huyay melepaskan tanggung jawab dan tidak
menghiraukan mereka lagi. Hal lain adalah sikapnya terhadap orang-orang
Quraisy Mekah. Huyay pergi ke Mekah untuk rnenghasut kaum Quraisy agar
memerangi kaum muslimin, dan mereka menyuruhnya mengakui bahwa agama
mereka (Quraisy) lebih mulia daripada agama Muhammad, dan tuhan mereka
lebih baik daripada tuhan Muhammad.
Masa Pernikahannya
Sayyidah Shauiyyah bin Huyay r.a. telah dua kali menikah sebelurn dengan
Rasulullah. Suami pertamanya bernama Salam bin Musykam, salah seorang
pemimpin Bani Quraizhah, namun rumah tangga mereka tidak berlangsung
lama. Suami keduanya bernama Kinanah bin Rabi’ bin Abil Hafiq, yang juga
salah seorang pemimpin Bani Quraizhah yang diusir Rasulullah dan kemudian
menetap di Khaibar.
1
2. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Penaklukan Khaibar dan Penawanannya
Perang Khandaq telah membuka tabir pengkhianatan kaum Yahudi terhadap
perjanjian yang telah mereka sepakati dengan kaum muslimin. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam. segera menyadari ancaman yang akan menimpa
kaum muslimin dengan berpindahnya kaum Yahudi ke Khaibar kernudian
membentuk pertahanan yang kuat untuk persiapan menyerang kaum muslimin.
Setelah perjanjian Hudaibiyah disepakati untuk menghentikan permusuhan
selama sepuluh tahun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. merencanakan
penyerangan terhadap kaum Yahudi, tepatnya pada bulan Muharam tahun
ketujuh hijriah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. memimpin tentara Islam
untuk menaklukkan Khaibar, benteng terkuat dan terakhir kaum Yahudi. Perang
berlangsung dahsyat hingga beberapa hari lamanya, dan akhirnya kemenangan
ada di tangan umat Islam. Benteng-benteng mereka berhasil dihancurkan, harta
benda mereka menjadi harta rampasan perang, dan kaum wanitanya pun
menjadi tawanan perang. Di antara tawanan perang itu terdapat Shafiyyah,
putri pemimpin Yahudi yang ditinggal mati suaminya.
Bilal membawa Shafiyyah dan putri pamannya menghadap Nabi Shallallahu
‘alaihi wassalam.. Di sepanjang jalan yang dilaluinya terlihat mayat-mayat
tentara kaumnya yang dibunuh. Hati Shafiyyah sangat sedih melihat keadaan
itu, apalagi jika mengingat bahwa dirinya menjadi tawanan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. memahami kesedihan yang dialaminva,
kemudian beliau bersabda kepada Bilal, “Sudah hilangkah rasa kasih sayang
dihatimu, wahai Bilal, sehingga engkau tega membawa dua orang wanita ini
melewati mayat-mayat suami mereka?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.
rnemilih Shafiyyah sebagai istri setelah terlebih dahulu menawarkan Islam
kepadanya dan kemudian diterirnanya.
Seperti telah dikaji di atas, Shafiyyah telah banyak memikirkan Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak dia belum mengetahui kerasulan
beliau. Keyakinannya bertambah besar setelah dia mengetahui bahwa
Muhammad adalah utusan Allah. Anas r a. berkata, “Rasulullah ketika hendak
menikahi Shafiyyah binti Huyay bertanya kepadanya, ‘Adakah sesuatu yang
engkau ketahui tentang diriku?’ Dia menjawab, ‘Ya Rasulullah, aku sudah
rnengharapkanrnu sejak aku masih musyrik, dan memikirkan seandainya Allah
mengabulkan keinginanku itu ketika aku sudah merneluk Islam.” Ungkapan
Shafiyyah tersebut menunjukkan rasa percayanya kepada Rasulullah dan
rindunya terhadap Islam.
Bukti-bukti yang jelas tentang keimanan Shafiyyah dapat terlihat ketika dia
memimpikan sesuatu dalarn tidurnya kemudian dia ceritakan mimpi itu kepada
suaminya. Mengetahui takwil dan mimpi itu, suaminya marah dan menampar
wajah Shafiyyah sehingga berbekas di wajahnya. Rasulullah melihat bekas di
wajah Shafiyyah dan bertanya, “Apa ini?” Dia menjawab, “Ya Rasul, suatu
2
3. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
malam aku bermimpi melihat bulan muncul di Yastrib, kemudian jatuh di
kamarku. Lalu aku ceritakan mimpi itu kepada suamiku, Kinanah. Dia berkata,
‘Apakah engkau suka menjadi pengikut raja yang datang dari Madinah?’
Kemudian dia menampar wajahku.”
Menjadi Ummul-Mukminin
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. menikahi Shafiyyah dan kebebasannya
menjadi mahar perkawinan dengannya. Pernikahan beliau dengan Shafiyyah
didasari beberapa landasan. Shafiyyah telah mernilih Islam serta menikah
dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan
menikah dengan beliau atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan
sepenuhnya. Ternyata Shafiyyah memilih untuk tetap bersama Nabi, Selain itu,
Shafiyyah adalah putri pemimpin Yahudi yang sangat membahayakan kaum
muslimin, di samping itu, juga karena kecintaannya kepada Islam dan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. menghormati Shafiyyah sebagaimana
hormatnya beliau terhadap istri-istri yang lain. Akan tetapi, istri-istri beliau
menyambut kedatangan Shafiyyah dengan wajah sinis karena dia adalah orang
Yahudi, di samping juga karena kecantikannya yang menawan. Akibat sikap
mereka, Rasulullah pernah tidak tidur dengan Zainab binti Jahsy karena kata-
kata yang dia lontarkan tentang Shafiyyah. Aisyah bertutur tentang peristiwa
tersebut, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. tengah dalam perjalanan.
Tiba-tiba unta Shafiyyah sakit, sementara unta Zainab berlebih. Rasulullah
berkata kepada Zainab, ‘Unta tunggangan Shafiyyah sakit, maukah engkau
memberikan salah satu dan untamu?’ Zainab menjawab, ‘Akankah aku memberi
kepada seorang perempuan Yahudi?’ Akhirnya, beliau meninggalkan Zainab
pada bulan Dzulhijjah dan Muharam. Artinya, beliau tidak mendatangi Zainab
selama tiga bulan. Zainab berkata, ‘Sehingga aku putus asa dan aku
mengalihkan tempat tidurku.” Aisyah mengatakan lagi, “Suatu siang aku
melihat bayangan Rasulullah datang. Ketika itu Shafiyyah mendengar obrolan
Hafshah dan Aisyah tentang dirinya dan mcngungkit-ungkit asal-usul dirinya.
Betapa sedih perasannya. Lalu dia mengadu kepada Rasulullah sambil
menangis. Rasulullah menghiburnya, ‘Mengapa tidak engkau katakan,
bagaimana kalian berdua lebih baik dariku, suamiku Muhammad, ayahku Harun,
dan pamanku Musa.” Di dalam hadits riwayat Tirmidzi juga disebutkan, “Ketika
Shafiyyah mendengar Hafshah berkata, ‘Perempuan Yahudi!’ dia menangis,
kemudian Rasulullah menghampirinya dan berkata, ‘Mengapa cngkau
menangis?’ Dia menjawab, ‘Hafshah binti Umar mengejekku bahwa aku wanita
Yahudiah.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. bersabda, ‘Engkau adalah
anak nabi, pamanmu adalah nabi, dan kini engkau berada di bawah
perlindungan nabi. Apa lagi yang dia banggakan kepadamu?’ Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam. kemudian berkata kepada Hafshah, ‘Bertakwalah
engkau kepada Allah, Hafshah!”
3
4. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Salah satu bukti cinta Hafshah kepada Nabi terdapat pada hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalarn Thabaqta-nya tentang istri-istri Nabi yang
berkumpul menjelang beliau wafat. Shafiyyah berkata, “Demi Allah, ya Nabi,
aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi deritaku.” Istri-istri Rasulullah
memberikan isyarat satu sama lain. Melihat hal yang demikian, beliau berkata,
“Berkumurlah!” Dengan terkejut mereka bertanya, “Dari apa?” Beliau
menjawab, “Dari isyarat mata kalian terhadapnya. Demi Allah, dia adalah
benar.”
Setelah Rasulullah wafat, Shafiyyah merasa sangat terasing di tengah kaum
muslimin karena mereka selalu menganggapnya berasal dan Yahudi, tetapi dia
tetap komitmen terhadap Islam dan mendukung perjuangan Nabi Shallallahu
‘alaihi wassalam. Ketika terjadi fitnah besar atas kematian Utsrnan bin Affan,
dia berada di barisan Utsman. Selain itu, dia pun banyak meriwayatkan hadits
Nabi. Dia wafat pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Marwan bin
Hakam menshalatinya, kemudian menguburkannya di Baqi’. Semoga Allah
memberinya tempat yang lapang dan mulia di sisiNya. Amin.
Sumber :
Buku Dzaujatur-Rasul , karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh
Diambil dari :
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/01/sofiah-binti-huyai-bin-akhtab-wafat-
50-h/
4