1. Demplot Penggemukan Sapi dan Pemanfaatan
Kotoran Ternak Untuk Kompos dan Cosarine
Kerjasama
BPTP Kalbar - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Propinsi Kalimantan Barat
2012
2. Latar Belakang
Lahan untuk demonstrasi GPOP sudah tersedia
Terdapat luas lahan sekitar 1 hektar dengan bentuk segi
empat ukuran 30 x 300 m
Terdapat ternak sapi dengan sistem pemeliharaan sapi
penggemukan
Terdapat lahan usaha tanaman sayur dan hortikultura sebagai
kegiatan usaha utama
Telah tersedia fasilitas pendukung seperti embung, rumah
jaga, gudang dan saung
3. Tujuan
1. Ingin dibentuk suatu sistem usaha tani terpadu pada lokasi
GPOP Punggur
2. Sistem usaha tani terpadu menggunakan prinsip ramah
lingkungan dan berkelanjutan dengan memanfaatkan biomassa
dan limbah tanaman dan ternak sebagai input usaha tani
3. Sistem GPOP Punggur menjadi contoh pengembangan unit
usahatani terpadu
4. Tercapainya effisiensi dalam sistem GPOP Punggur
4. Tata Ruang Eksisting GPOP Punggur
U
Kandang
Embung Melon, Cabai, Pare, Labu
Fasilitas Sapi
Rumah
Gudang
Singkong, Tana Sumber
man Hortikultur Air
Campuran Melon, Cabai, Pare, Labu
5. Perkandangan Ternak Sapi
Persyaratan Dalam Mendirikan Kandang :
(1) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Ternak,
(2) Mempunyai Ventilasi Yang Baik,
(3) Efisien Dalam Pengelolaan
(4) Melindungi Ternak Dari Pengaruh Iklim Dan Keamanan Seperti Pencurian
(5) Tidak Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan Sekitarnya.
Kandang Ideal
1. Letak dan Arah Kandang
Sapi menghadap ke timur
2. Ukuran
Disesuaikan dengan jenis dan besar tubuh sapi.
Umumnya: 1,5 x 2,5 m / ekor atau
1 x 1,5 m / ekor
3. Konstruksi Bangunan
Kuat, ventilasi baik, teduh, drainase lancar
4. Dilengkapi dengan tempat pakan & minum
6. inlet chamber biogas plant compensation tank
VDSC VCT
VG
BIOGAS
VD
Pengolah Urine
El Letak
Gudang Pakan
Model Tata Letak Kandang kapasitas 10 Ekor
7. • Sapi Betina Dewasa dan Anak Sapi, Ukuran 1,5 X 2 m Per Ekor
•Sapi Jantan Dewasa Ukuran 1,8 X 2 m
8. SELOKAN KANDANG
• Letak di bagian belakang sapi
• Kemiringan menuju selokan utama
2 – 5 % ( Beda tinggi 2 – 5 cm tiap 1 m)
• Mudah dibersihkan peternak
Selisih Tinggi 2 – 5 cm
Setiap 1 m
9. Detail Gambar Unit Biogas
inlet chamber biogas plant compensation tank
VDSC VCT
VG
VD
10. Proses pengolahan limbah Air Kencing/Urine Sapi sebagai BIO Urine
Bahan-bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Air Kencing/Urine Sapi yang ditampung dalam Bak Penampungan
2. Fermentor RB (Rummino Bacillus) dan AZBA (Azotobacter)
3. Pompa
4. Aerator Bio Urine
Teknik Produksi :
1. Tampung Urine (Air Kencing) ternak sapi di dalam Bak Penampungan
2. Masukkan Fermentor (RB dan AZBA) kedalam bak penampungan Urine, dengan Takaran Untuk 800 Liter
urine di fermentasi dengan RB : 1 Liter dan AZBA : 1 Liter
3. Diaduk dengan Aerator selama 3 sampai dengan 4 Jam
4. Setelah proses pengadukan selesai, Bak ditutup dengan penutup seperti plastik atau triplek, untuk
proses Fermentasi, diamkan hingga 7 hari.
5. Pada hari ke-8, urine diputar dengan pompa menuju tangga aerasi selama 6 sampai dengan 7 jam
dengan tujuan untuk penipisan, untuk mengurangi kandungan gas ammonia yang berbahaya bagi
tanaman.
6. Urine bisa diambil dan dikemas dalam wadah untuk selanjutnya digunakan atau disimpan .
11. Proses Pembuatan Bokhasi Kotoran Sapi
• Bahan :
• Kotoran sapi setelah ditiriskan
• Sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
• Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
• Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi)
• Larutan dekomposer + Tetes + Air ( 2 : 2 : 1000) atau 1 liter air + 2 cc dekomposer +
2cc tetes atau 1 liter air + 2 cc dekomposer + 6 sendok makan gula pasir.
• Cara membuat :
• Campur kotoran sapi + sekam + abu sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian
diaduk hingga merata.
• Tuang campuran larutan dekomposer + tetes + air ke dalam campuran No. 1. dan
diaduk hingga merata sampai membentuk adonan dengan kadar air + 40%.
• Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi anaerob fermentasi akan
berlangsung cepat sehingga suhu bokkhasi meningkat 35-40oC. Bila suhu mencapai
50%, maka bokhasi dobolak-balik agar udara masuk dan suhu turun. Lama
fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas
fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau
busuk, maka pembuatan bokhasi dianggap gagal.
12. Fungsi Pakan Ternak
1. Mempertahankan fungsi hidup utama dalam
tubuh
2. Pertumbuhan dengan memperbesar ukuran
Tulang, Otot/Daging, Organ, Jaringan
3. Penggemukan
– Menumpuk Nutrisi / Makanan
– Bukan untuk mempertahankan dan pertumbuhan
4. Produksi
– Susu
5. Reproduksi / Berkembang Biak
6. Kerja
13. Kebutuhan Pakan Sapi
• 1/3 sampai ½ dari pakan yang dimakan
dipakai untuk mempertahankan fungsi
tubuh
• Mempertahankan tubuh harus
terpenuhi dulu sebelum makanan bisa
tersedia untuk fungsi tubuh lainnya
14. Bangsa rumput
Rumput gajah (Pennisctum purpureum)
• Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat
seluruh pohonnya lalu diberikan langsung sebagai
pakan hijauan untuk kerbau dan sapi
15. Sambungan........
• Rumput Gajah merupakan salah satu jenis hijauan
pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak.
• Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran
serabut yang kompak, dan terus menghasilkan anakan
apabila dipangkas secara teratur.
• rumput gajah yang rimbun, tingginya bisa mencapai
5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan
dapat berbunga seperti es lilin.
16. Rumput raja (King grass)
ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m,
batang tebal dan keras, daun lebar agak
tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun
helaian
Permukaan daun luas dan tidak berbunga
kecuali jika di tanam di daerah yang dingin.
Rumput raja dapat di tanam di daeah yang
subur di dataran rendah sampai dataran tinggi
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari
produksi rumput gajah.
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh
tegak berumpun-rumpun,
18. Rumput Setaria
• Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun
lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun
halus dan lebar berwarna hijau
gelap, berbatang lunak dengan warna
merah keungu-unguan, pangkal batang
pipih, dan pelepah daun pada pangkal
batang tersusun seperti kipas.
• Rumput setaria dapat tumbuh di berbagai
jenis tanah, dan tahan terhadap genangan
air. Pembiakan dapat di lakukan dengan
memisahkan rumpun dan menanamnya
dengan jarak 60 x 60 cm.
24. • Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat
tumbuh dengan cepat didaerah kering.
• Sebagai sumber hijauan pakan ternak dapat
ditanam dengan jarak 1×1 meter atau sesuai
kebutuhan.
• Cara tanam dapat dilakukan dengan stek maupun
biji
• dapat dipanen perdana pada usia dibawah satu
tahun
• hasil produksi yang diperoleh berkisar antara 19
ton/ha/tahun.
• Protein kasar berada diantara 18-30%
25. KALIANDRA (Calliandra calothyrsus)
• Tanaman ini dapat tumbuh pada musim kemarau walaupun tidak
sebaik pertumbuhan dimusim hujan.
• sebagai sumber hijauan pakan ternak jarak tanam 1×1 meter atau
2×0,5 meter pada awal musim hujan.
• Pemotongan tanaman dilakukan setiap 12 minggu dengan tinggi
potong 1 meter
• produksi yang diperoleh 10 ton bahan kering/Ha/tahun.
• Komposisi kimiawi kaliandra mengandung protein berkisar
20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida dalam
jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak.
• kaliandra dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput yang
diberikan.
• Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena
proses pengeringan akan menurunkan konsumsi dan kecernaanya
• Kandungan protein 22,4%
26.
27. TURI (Sesbania glandiflora)
• Daun turi merupakan HMT yang potensial
• Turi tahan terhadap pemotongan berulang-ulang.
• Produksinya dapat mencapai 20 ton bahan kering/Ha/tahun.
• Turi mengandung protein tinggi yaitu 36% dan mengandung energi
lebih tinggi dibanding kaliandra, lamtoro dan gamal.
• Turi mengandung racun saponin yang sangat tinggi sehingga
membahayakan ternak, terutama pada ternak golongan ayam. Turi
dapat diberikan pada golongan sapi dan domba sebagai pengganti
sebagian rumput.
• Sapi yang diberi 2 Kg dicampur jerami dapat menghasilkan berat
badan sama dengan pemberian ransum yang sempurna.
• Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi
kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan
P 0,4%.
28.
29. Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)
• Tahan dengan pemotongan berulang-ulang.
• Ditanam dalam barisan 4-9 m (Benih 1.5 - 3.0 kg/ha)
• Produksinya 20 ton bahan kering/Ha/tahun.
• Komposisi kimiawi lamtoro mengandung protein dan
mimosin
• Lamtoro dapat digunakan sebagai pengganti sebagian
rumput.
• Pemotongan pertama dapat dilakukan pada waktu
tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan
dapat diulangi 4 bulan sekali.
31. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak
1. Pengawetan Dengan Teknik Hay
Pengeringan Secara Alami dan Alat Pengering
Pengeringan Secara Alami
Dijemur Secara Langsung
Mengangin-anginkan Di Bawah
Rumah, Pepohonan, Dll.
Hijauan/Tanaman Yang Sudah Kering (Hay) Dijaga Agar
Tidak Terkena Air Hujan (Busuk dan Nilai Gizinya Turun)
32. 2. Pengawetan Dengan Teknik Silase
Tujuan Silase
Pengawetan Kandungan Nutrisi Hijauan / Bahan
Pakan
Agar Bisa Disimpan Dalam Kurun Waktu Yang Lama,
Mengatasi Kesulitan Pakan Pada Musim
Kemarau/Paceklik
Bahan Baku :
Tanaman Hijauan, Limbah Industri Pertanian, Serta
Bahan Pakan Alami Lainnya,
Kadar Air Berkisar Antara 40 - 80% (Uji : Peras),
Dimasukan Dalam Sebuah Tempat Yang Tertutup Rapat
Kedap Udara Yang Disebut Silo atau Ditutup Terpal
Proses Fermentasi Yang Dibutuhkan Untuk Pembuatan
Silase Lebih Kurang 3 Minggu Dan Hasil Proses
Fermentasi Dapat Disimpan Selama 4-8 Bulan.
33. MEMBUAT SILASE SEDERHANA
Bahan-bahan :
Sisa Rumput-rumputan, Jerami (Padi, Jagung)
Sedikit Pupuk Urea ( Max 2 % dari Bobot Bahan)
Campuran Pemanis dari Gula Yang Dicairkan
Dedak Padi, Jagung Giling (Tambahan Energi)
Disimpan di Tempat Yang Terlindung.
Proses :
Potong Rumput/Jerami
Buat Lapisan Bahan Pakan ± 10-15 Cm
Taburi Campuran Bahan (Urea, Gula, Dedak)
Tambahkan Lapisan Bahan Pakan ± 10-15 Cm
Demikian seterusnya disusun hingga mencapai
ketinggian 1 – 1.5 meter
Basahi Bagian Luar Bahan (Lembab)
Tutup Dengan Terpal/Plastik
34. Pemberian bahan tambahan , antara lain :
- Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
- Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
- Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
- Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
- Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
Indikator Penilaia Nilai
Nilai Penjelasan
n keberhasilan
Wangi 25 1. Wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan 25
terdorong untuk mencicipinya.
2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi 20
3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung, rasa/wangi baunya
semakin kuat atau sama sekali tidak ada bau. 10
4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap 0
Rasa 25 1. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti 25
youghurt/yakult.
2. Rasanya sedikit asam 20
3. Tidak ada rasa 5
4. Rasa yang tidak sedap, tidak ada dorongan untuk mencobanya. 0
Warna 25 1. Hijau kekuning-kuningan 25
2. Coklat agak kehitam-hitaman 10
3. Hitam, mendekati warna kompos 0
Sentuhan 25 1. Kering, tetapi apabila dipegang terasa lembut dan empuk. 25
Apabila menempel ditangan karena baunya yang wangi tidak
dicucipun tidak apa-apa
2. Kandungan airnya terasa sedikit banyak tetapi tidak terasa 10
basah. Apabila ditangan dicuci bau wanginya langsung hilang.
3. Kandungan airnya banyak, terasa basah sedikit (becek) bau
yang menempel ditangan, harus dicuci dengan sabun supaya 0
baunya hilang.
JUMLAH 100 Jumlah nilai = Nilai wangi + Nilai rasa + Nilai warna + Nilai sentuh