Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari pemilihan induk, pembibitan, pembesaran, hingga teknik budidaya. Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang mudah dikembangbiakkan dan dipasarkan. Budidaya ikan nila menjanjikan peluang usaha yang baik karena tekniknya mudah dan permintaannya luas.
1. BUDIDAYA IKAN NILA
ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila ini cenderung
sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah
satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan teknik dan cara budidaya
ikan nila yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan
nilaini sebagai peluang usaha yang bagus untuk didilakukan, baik skala rumah tangga
maupun skala besar. Didukung aplikasi produk Nasa(Natural Nusantara) seperti TON (pupuk
khusus perikanan), Viterna, POC Nasa, Hormonik yang telah banyak dibuktikan
keunggulannya oleh para petani pada budidaya ikan nila. Produk Nasa tersebut mampu
meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila serta mampu mempercepat masa panen.
Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
Perendaman
Perlakuan hormon melalui pakan
Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :
Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).
Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut
induknya disebut “benih kebul”. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut
benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih
kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan
dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut
gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan
2. kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah
mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.
. Cara budidaya ikan nila berikut ini meliputi kegiatan pembenihan ikan nila dan pembesaran
ikan nila.
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan.
Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar
antara 20-22 derajat C, kedalaman air 40-60 cm, dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter
persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter
persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau ipukan antara 3-4 minggu, pada
saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
Kolam pembesaran tahap pertama berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam
pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500
meter persegi/kolam. Pembesaran tahap pertama ini tidak dianjurkan memakai kolam semen,
sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan
kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera
Petani.
Kolam pembesaran tahap kedua berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar.
Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan
mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap kedua sebaiknya tidak lebih
dari 10 ekor/meter persegi.
Kolam pembesaran tahap ketiga berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam
tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m
sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan
kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk
pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan
kedalaman 60-75 cm.
2. Peralatan
3. Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak,
fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-
kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk
ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
Pertumbuhannya sangat cepat.
Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk
» Memilih Indukan Ikan Nila Berkualitas
Tips Memilih Indukan Ikan Nila Berkualitas bagus di butuhkan saat pemijahan ikan nila.
Indukan sebaiknya memiliki asal usul yang jelas, terutama jenisnya atau strain. Induk ikan
nila yang berkualitas ( Strain murni atau induk pokok ) bisa di dapatkan dari balai penelitian
4. benih atau UPTD perikanan yang ada di setiap kabupaten masing-masing daerah. Berikut
beberapa syarat Memilih Indukan Ikan Nila Berkualitas baik.
1. Indukan nila jantan maupun betina harus sudah benar-benar matang gonad, ciri-cirinya
sudah berumur sekitar 5-6bulan, sisik teratur perilaku yang normal, tubuh tidak di tempeli
parasit, tidak menunjukan adanya gejala penyakit klinis, tutup insang normal, berlendir
normal serta induk betina biasanya perutnya membesar dan urogenitalnya berwarna merah.
2. Untuk pematangan gonad, ikan nila bisa di tebar terpisah dengan padat tebar 1-2
ekor/meter di beri pakan dengan kandungan protein 20 – 30 %. Setelah 20 -30 hari, lebih dari
75% ikan harusnya sudah matang gonad dan siap di pijahkan.
3. Bobot induk jantan minimum 250 gram dan betina minimum 200 gram. Panjang standar
indukan ikan nila 25 cm untuk jantan, dan 22 untuk betina.
4. Kondisi sisik besar dan kasar (ctnoid). Indukan mempunyai pola sisik yang normal.
5. perbandingan antara tinggi dan panjang standar indukan adalah 1:2,1 hingga 1:2,7.
Idealnya, dalam memijahkan ikan nila di butuhkan induk betina dan jantan dengan
perbandingan 3:1. Artinya tiga ekor betina dengan satu ekor pejantan. Padat tebar ideal
adalah 3 ekor/meter.
Ciri-ciri indukan nila jantan
Tubuh membulat
Warna cerah
Sirip berwarna kemerahan
gerakan lincah
Satu buah lubang kelamin memanjang.
Jika di pijit lubang kelaminnya keluar cairan putih bening.
Ciri-ciri indukan nila betina
Tubuh memanjang
Warna agak kusam
perut agak gendut
Gerakan lamban
Memiliki dua lubang kelamin berbentuk membulat berfungsi sebagai lubang telur dan lubang
ekskresi.
5. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur
sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang
urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
Warna perut lebih putih.
Warna dagu putih.
Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap
lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam
meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan.
Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal
kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila
jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.
Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
Secara manual (dipilih)
Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
Merangsang perubahan seks dengan hormon
,
induk Pembenihan ikan nila merupakan usaha budidaya yang sangat produktif. Meskipun
jumlah telurnya relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan
ini bisa dikawinkan setiap bulan, sampai usia produktifnya habis.
Ikan nila mudah memijah secara alami. Bahkan ikan ini gampang sekali memijah secara liar
di kolam-kolam budidaya. Tidak seperti ikan mas atau ikan lele yang memerlukan banyak
rekayasa. Pengaturan hanya diperlukan untuk mengelola agar pemijahan berlangsung
terkendali.
6. Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi usaha yang
menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk memulai pembenihan ikan nila.
Pemilihan indukan ikan nila
Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur murni yang secara
genetis memiliki sifat-sifat unggul. Dewasa ini indukan nila yang beredar di masyarakat
banyak yang sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk mendapatkan indukan yang
unggul, sebaiknya cari di tempat-tempat terpercaya seperti, BBPBAT atau balai-balai
perikanan setempat.
Indukan nila matang gonad atau sudah siap memijah, harganya cukup mahal. Untuk itu, kita
bisa memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan siap untuk dipijahkan. Adapun ciri-
ciri calon indukan nila yang baik adalah sebagai berikut:
Merupakan galur murni dan berasal dari keturunan yang berbeda.
Kondisinya sehat dan bentuk badannya normal (tidak cacat).
Sisik besar, susunannya rapi.
Bagian kepala relatif kecil dibandingkan badannya.
Badan tebal dan warnanya mengkilap.
Gerakannya lincah, responsif terhadap pemberian pakan.
Ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk betina
yang akan dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk jantan 250-
300 gram.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yang jumlah telurnya sedikit.
Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya mengandung telur 500-1000 butir. Dari
jumlah tersebut yang menetas menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.
Masa produktivitas indukan untuk pembenihan ikan nila berkisar 1,5-2 tahun. Indukan yang
sudah dibenihkan lebih dari 2 tahun sebaiknya diganti dengan yang baru. Karena kualitas dan
kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yang telah memijah siap dipijahkan
kembali setelah 3-6 minggu.
Pemeliharaan indukan
Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di kolam
terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk jantan.
Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2.
Kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus memiliki sumber pengairan yang berbeda
(disusun seri). Buangan air dari kolam jantan tidak masuk ke kolam betina dan sebaliknya.
Hal ini untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke
kolam betina sehingga terjadi pembuahan.
Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein tinggi, lebih dari
35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar
7. protein sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad
maksimal. Jumlah pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari
bobot ikan per hari.
Pemijahan ikan nila
Seperti sudah diuraikan sebelumnya, ikan nila sangat gampang memijah secara alami.
Pemijahan ikan nila intensif biasanya dipakai untuk memproduksi benih dalam jumlah besar.
Karena untuk membangun infrastrukturnya membutuhkan modal besar. Kali ini kami hanya
akan mengulas pemijahan ikan nila secara alami.
Dasar kolam pemijahan ikan nila sebaiknya dibuat miring sekitar 2-5%. Kemudian buat
kemalir atau kubangan di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi-lokasi
ikan memijah.
Sebelum ikandimasukkan ke kolam pemijahan, lakukan pengolahan dasar kolam terlebih
dahulu. Silahkan lihat cara persiapan kolam tanah.
Pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina ditebarkan ke kolam
pemijahan secara bersama-sama. Padat tebar kolam pemijahan sebanyak 1 ekor/m2, dengan
perbandingan jantan dan betina 1:3.
Selama proses pemijahan, berikan pakan seperti di kolam pemeliharaan induk. Pemijahan
ikan nila biasanya akan berlangsung pada hari ke-7 sejak indukan ditebar.
Pemijahan berlangsung di dasar kolam, biasanya dalam kubangan atau cekungan. Apabila
terjadi kecocokan, telur yang dikeluarkan induk betina akan dibuahi oleh ikan jantan.
Kemudian telur tersebut dierami dalam mulut induk betina.
Selama proses pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka, sebaiknya
pemberian pakan dikurangi hingga tinggal setenganya. Hal ini penting untuk menekan
ongkos produksi dan mencegah pembudukan sisa pakan di dasar kolam.
Proses pengeraman biasanya berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan mentas menjadi
larva ikan. Bila induk betina merasa kolam ditumbuhi pakan alami ikan, ia akan
mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak. Oleh karena itu, dalam selama proses
persiapan kolam penting untuk memupuk dasar kolam agar pakan alami ikan tumbuh.
Larva ikan yang baru menetas akan berenang ke pinggir kolam. Segera ambil dengan
saringan halus dan pindahkan ke tempat pemeliharaan larva.
Pemeliharaan larva
Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di tempat khusus. Pemindahan
dilakukan setelah larva berumur 5-7 hari.
Kolam pemeliharaan larva bisa berupa kolam tembok, akuarium, kontainer plastik atau hapa.
Padat tebar untuk pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2, tergantung jenis kolamnya.
Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus berukuran 0,2-0,5 mm. Frekuensi
pemberian pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sendok teh pakan berbentuk
tepung.
8. Alternatif lain, pakan larva ikan nila bisa dibuat dengan cara merebus satu butir telor ayam.
Kemudian ambil kuning telurnya, lalu lumat dan campur dengan 1/2 liter air. Masukkan
dalam botol semprotan dan berikan pada ikan sebanyak 100 ml, setiap kali pemberian.
Lama pendederan larva berkisar 3-4 minggu, atau sampai larva ikan berukuran 2-3 cm. Larva
yang telah mencapai ukuran tersebut harus segera dipindah ke kolam pendederan selanjutnya.
Karena daya tampung kolam larva sudah tidak layak lagi untuk ukuran ikan sebesar itu.
Pada tahap pendederan larva, pembenihan ikan nila bisa dibuat agar menghasilkan benih ikan
yang kelaminnya jantan semua. Para pembudidaya pembesaran lebih memilih benih nila
jantan untuk dibesarkan, atau budidaya nila secara monosex. Karena pertumbuhan ikan jantan
lebih cepat daripada ikan betina.
Tips untuk membuat benih ikan jantan semua adalah dengan memberikan hormon 17 alpha
methyltestosteron pada tahap pendederan larva. Campurkan hormon tersebut pada pakan
ikan. Berikan pada larva hingga ikan berumur 17 hari. Cara ini akan menghasilkan benih ikan
jantan lebih dari 95%.
Pendederan benih
Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan untuk
mendapatkan benih ikan yang siap dibudidayakan di tempat pembesaran. Pendederan
hendaknya menggunakan kolam yang lebih luas.
Padat tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila pada
tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira sampai ukuran benih 10-12 cm.
Pakan untuk pendederan menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan
yang diperlukan 3% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari.
Namun tidak menutup kemungkinan ukuran benih yang dikehendaki pasar lebih besar dari
itu. Apabila demikian, lakukan tahap pendederan tahap ke-2 hingga ukuran benih sesuai
dengan permintaan pasar.
Selanjutnya, hasil pembenihan ikan nila siap untuk dibesarkan di kolam budidaya
pembesaran ikan nila. Silahkan lihat panduan lengkap budidaya ikan nila.
Panen pembenihan ikan nila
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembenihan ikan nila adalah pengendalian
hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih diutamakan daripada
pengobatan. Karena pengobatan ikan yang telah sakit cukup menyita sumber daya. Untuk
lebih lengkapnya silahkan lihat hama dan penyakit ikan nila.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pengemasan atau
pengangkutan benih yang akan dijual bisa menggunakan wadah tertutup atau terbuka. Untuk
pengiriman jarak dekat wadah terbuka masih memungkinkan.
Namun bila pengiriman membutuhkan waktu yang lama dan jaraknya jauh, dianjurkan
menggunakan wadah tertutup. Pengiriman dengan wadah tertutup memerlukan aerasi untuk
memperkaya kandungan oksigen air. Wadah diisi air sampai 1/3-nya saja, sisanya oksigen.
9. Referensi
Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia Pustaka
Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya
Rahmat Rukmana. 1997. Ikan nila, budidaya dan prospek agribisnis. Kanisius