3. » Penalaran adalah : penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut kesungguhan (commitment) dalam menemukan kebearan ilmiah. proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). » Struktur dan proses penalaran dibangun atas 3 konsep penting, yaitu: 1. Asersi memiliki fungsi ganda dalam penalaran, yaitu sebagai elemen pembentuk (ingredient) argument dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran (berupa penalaran). 2. Keyakinan adalah tingkat ketersediaan (willingness) untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau sosial) adalah benar. 3. Argumen adalah serangkaian asersi beserta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan.
4. » Konsep atau Komponen Penalaran - Asersi Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu atau realitas. Pada umumnya asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat. Beberapa asersi mengandung pengkuatifikasi yaitu smua (all), tidak ada (no), dan beberapa (some). Example 1: Semua A adalah B Tidak ada satupun A adalah B Beberapa A adalah B - Interpretasi Asersi Untuk menerima kebenaran suatu asersi, harus dipastikan terlebih dahulu apa arti atau maksud asersi. Untuk memahami maksud asersi, orang juga harus mempunyai pengetahuan tentang subyek atau topic yang dibahas. Kesalahan interpretasi dapat terjadi karena dua bentuk asersi yang berbeda dapat berarti dua hal yang sama atau dua hal yang sangat berbeda. - Asersi untuk Elevasi Istilah Representasi asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk mengevaluasi ketepatan makna dalam suatu istilah. Karena kesalahan dalam memahami maksud dari istilah akan berakibat fatal.
5. » Jenis Asersi (Pernyataan) Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi harus didukung oleh bukti atau fakta. Bila dikaitkan dengan fakta pendukung, asrsi dapat diklasifikasikan menjadi asumsi (assumption), hipotesis (hypothesis), dan pernyataan fakta (statement of fact). 1. Asumsi adalah asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukkan tentang bukti kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat. 2. Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya.Untuk disebut sebagai hipotesis hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan salah. Bila tidak ada kemungkinan salah, suatu asersi akan menjadi pernyataan fakta. 3. Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti kebenarannya diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dapat dibantah. Contoh : semua orang akan meninggal, satu hari sama dengan 24 jam, matahari adalah pusat tata surnya, dll.
6. » Fungsi Asersi Dalam argument, asersi dapat berfungsi sebagai premis (premise) dan konklusi (conclusion). Dalam hal ini prinsip yang harus dipegang adalah bahwa kerdibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendah premis – premis yang digunakan untuk menurunkan konklusi. 1. Keyakinan 2. Keadabenaran (Pleusibilitas) 3. Bukan Pendapat 4. Bertingkat 5. Berbias 6. Bermuatan nilai 7. Berkekuatan 8. Veridikal 9. Berketertempaan 10.Argumen 11.Anatomi argumen
7. » Jenis Argumen Dalam hal ini, argument dapat dikasifikasikan menjadi argument deduktif dan argument induktif. 1. Argumen atau penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berwak dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi). 2. Argumen Induktif Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. 3. Argumen dengan Analogi Salah satu penalaran non deduktif lainnya adalah argument dengan analogi (argument by analogy). 4. Argumen Sebab-Akibat Menyatakan konklusi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu bentuk argument yang disebut dengan argument dengan penyebaban (argument by causation) atau generalisasi kausal ( causal generalization). 5. Kecohan (Fallacy)
8. 6. Strategem Strategem adalah poendekatan atau cara – cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argument valid atau masuk akal. 7. Persuasi Taklangsung 8. Membidik Orangnya 9. Menyampingkan Masalah 10. Misrepresentasi 11. Misrepresentasi 12. Imbauan Autoritas 13. Imbauan Tradisi 14. Dilema Semu 15. Salah Nalar (Reasoning Fallacy) 16. Menegaskan Konsekuen 17. Pentaksaan (Equivocation) 18. Persialitas (Partiality) 19. Pembuktian dengan Analogi 20. Pembuktian dengan Analogi 21. Menarik Simpulan pasangan 22. Sindroma Tes Klinis
9. 23. Mentalitas Djoko Tingkir 24. Merasionalkan Daripada Menalar 25. Presitensi Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek manusia sangat berperan dalam argument yang bertujuan mencari kebenaran. Rasionalitas merupakan unsure penting dalam argument. Walaupun demikian, faktor – factor psikologis dan emosional, kekuasaan, dan kepentingan pribadi atau kelompok juga berperan dan dapat menghalangi terjadinya argument yang sehat.