Dokumen tersebut membahas tentang beberapa prinsip akhlak mulia dalam Islam yang mencakupi (1) memaafkan, mengajak kebaikan, dan menghindari sikap buruk, (2) bersikap lemah lembut dan memaafkan, (3) berlaku adil dan mencegah kejahatan, (4) tolong-menolong dalam kebaikan dan mencegah kejahatan, (5) menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik, (6) bers
1. Dalil
1. Suka memaafkan, mengajak kepada kebaikan dan tidak melayani sikap buruk dari
orang yang bodoh atau tidak mengetahui.
Maksudnya : “ Terimalah apa yang mudah engkau lakukan, dan suruhlah dengan
perkara yang baik, serta berpalinglah (jangan dihiraukan) orang-orang yang jahil
(yang degil dengan kejahilan mereka). (Surah Al-A‟raf:199)
Ayat ini menurut Az-Zamaksyari dan Ibnu Asyur termasuk
kategori “Ajma‟u Ayatin fi Makarimil Akhlak”, ayat yang paling komprehensif dan
lengkap tentang bangunan akhlak yang mulia, kerana bangunan sebuah akhlak
yang terpuji tidak lepas dari tiga hal yang disebutkan oleh ayat di atas, iaitu
mema‟afkan atas tindakan dan prilaku yang tidak terpuji dari orang lain,
senantiasa berusaha melakukan dan menyebarkan kebaikan, serta berpaling
dari tindakan yang tidak patut.
2. Rahsia sukses dakwah Rasulullah SAW yang dianugerahi nikmat yang
teragung dari Allah SWT yaitu nikmat sentiasa bersikap lemah lembut, lapang
dada dan mema‟afkan terhadap perilaku kasar orang lain.
2.
Maksudnya : “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu ma‟afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.”
Secara redaksional, perintah mema‟afkan dalam ayat
Makarimil Akhlak di atas bersifat umum dalam segala bentuknya. Ibnu „Asyur
menyimpulkan hal tersebut berdasarkan analisa bahasa pada kata “Al-Afwu”
yang merupakan lafaz umum dalam bentuk “ta‟riful jinsi” (keumuman dalam jenis
dan bentuk mema‟afkan).
Mema‟afkan disini boleh diertikan sebagai sikap berlapang dada, tidak
membalas prilaku buruk orang, bahkan mendoakan kebaikan untuk mereka.
Namun tetap keumuman Al-Afwu disini tidak mutlak dalam setiap keadaan dan
setiap waktu, seperti terhadap orang yang membunuh sesama muslim dengan
sengaja tanpa alasan yang benar, atau terhadap orang yang melanggar aturan
Allah SWT secara terang-terangan berdasarkan nas Al-Qur‟an dan hadis yang
mengecualikan keumuman tersebut.
3.Melaksanakan keadilan, berbuat baik , memberi bantuan serta melarang
daripada keji, kemungkaran dan kedurhakaan.
3. Maksudnya : “ Sesungguhnya Allah memerintah berlaku adil, berbuat kebaikan
serta memberi bantuan kepada kaum kerabat dan melarang daripada perbuatan-
perbuatan yang keji dan mungkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepada kamu agar kamu dapat mengambil pengajaran.” (Surah An-Nahl:90)
4. Tolong menolong dalam membuat kebajikan dan mencegah dari berbuat
kejahatan.
Maksudnya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
5.Menolak kejahatan dengan sebaik-baiknya
Maksudnya : “ Tolaklah (kejahatan yang ditujukan kepadamu) dengan cara yang
lebih baik, apabila engkau berlaku demikian maka orang yang menaruh rasa
permusuhan terhadapmu, dengan serta merta akan menjadi seolah-olah seorang
sahabat baik.” (Surah Fushshilat:34)
4. 6. Santun dalam menyampaikan nasihat, sambil memperhatikan keadaan
psikologi orang yang dinasihati. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassallam bersabda :
“Ucapan yang baik adalah shadaqah”. HR. Bukhari (hal. 606 no. 2989) dan
Muslim (VII/96 no. 2332).
7. Nabi Muhammad SAW juga menyuruh supaya manusia sentiasa berbuat baik
sesama manusia yang lain. Sabdanya :
“Berakhlak mulialah dengan para manusia”. HR. Tirmidzy (hal. 449 no. 1987)
dari Abu Dzar, dan beliau menilai hadits ini hasan sahih.
8. Beberapa perkara yang dilarang dalam kehidupan Islam.
Sabda Rasulullah saw.: "Jangan kamu hasad dengki suka mengintip, suka
marah-memarahi, berkelahi, berlaku durhaka sebahagian kamu dengan
sebahagian, jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim
adalah bersaudara dengan seorang muslim yang lain,janganlah dia
menzalimi,merendahkan dan menghina saudaranya. Dan takwa itu di sini sambil
menunjuk dadanya tiga kali terhitunglah kejahatan apabila dia menghina
saudaranya yang muslim,seorang muslim mempunyai hak atas saudaranya yang
muslim, seorang muslim mempunyai hak atas saudaranya seorang muslim yang
lain ialah diharamkan darahnya, harta dan kehormatannya". (al-Hadis, Usulud-
Dakwah)