SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Selasa, 20 April 2010
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS

Analisis laporan keuangan merupakan alat evaluasi untuk mendapatkan data dibutuhkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai
perusahaan yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang
dibutuhkan maka pengguna laporan keuangan melakukan analisa atas laporan keuangan untuk
mengubah angka-angka laporan keuangan tersebut ke dalam format yang dibutuhkan untuk
mempermudah pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tergantung dari
tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung pada pengguna laporan keuangan,
misalnya kreditor melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan peminjam membayar bunga
dan pokok pinjaman. Investor berusaha untuk memperkirakan arus pendapatan perusahaan di
masa yang akan datang, untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang dimilikinya,
manajmen perusahaan harus melakukan analisis untuk menjawab hal yang sama dengan apa
yang diinginkan oleh investor dan kreditor karena jika tidak sama manajemen akan mengalami
kesulitan memperoleh dana jika kedua pihak tidak puas dengan prestasi perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus memfokuskan untuk menganalisa prestasi, kelemahan dan kekuatan
perusahaan serta perubahan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi dimasa yang akan
datang.
Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga dibutuhkan data dari
seluruh laporan keuangan serta data tambahan lainnya. Analisis laporan arus kas dilakukan
dengan teknik analisis seperti yang telah diutarakan diatas. Agar lebih bermanfaat hasil dari
ketiga teknik tersebut harus di interpretasikan dengan menggunakan data tambahan mengenai
perusahaan, seperti kondisi ekonomi, kebijaksanaan, strategi perusahaan dan hal-hal lain yang
dapat untuk mengukur kinerja perusahaan. Pada analisis laporan arus kas ini dapat memberikan
informasi mengenai:
1) Perkiraan akan kondisi arus kas dimasa yang akan datang.
2) Kualitas laba dan kemampuan mempertahankan operasi dimasa yang akan datang.
3) Kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan baik ditinjau dari kondisi likuiditas,
solvabilitas, flexibilitas, sufficiency dan efficiency perusahaan.

1. Analisis Trend Laporan Arus Kas
Analisis trend laporan arus kas dilakukan dengan cara menyajikan atau menyusun laporan arus
kas dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen
laporan arus kas
Index = Saldo tahun berjalan X 100
Saldo tahun dasar


2. Analisis Arus Kas Operasi
Arus kas operasi dalam laporan arus kas berbeda dengan laba bersih operasi, karena penentuan
laba operasi dalam laporan laba-rugi banyak memasukkan unsur akrual dan deferral serta
transaksi yang tidak memiliki efek kas seperti penyusutan, keuntungan atau kerugian penjualan
aktiva tetap dan sebagainya. Sedangkan arus kas operasi menunjukkan efek kas yang diterima
dari transaksi dan peristiwa yang terlibat dalam penentuan laba operasi selama periode tersebut.
Kenaikkan atau penurunan arus kas operasi dapat dianalisis lebih jauh dengan melihat perubahan
dalam asset operasi lancar dan kewajiban operasi lancar sehingga mengetahui alasan kenaikkan
atau penurunan arus kas operasi, kenaikkan dalam asset operasi berarti penggunaan kas dan
ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang yang negatif dan sebaliknya. Sedangkan kenaikkan
dalam kewajiban operasi lancar berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan arus kas yang
positif dan sebaliknya.
Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Free cash flow
adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan setelah dikurangi untuk
pengeluaran pendanaan dan pengeluaran pemeliharaan modal. Pertumbuhan internal dan
flexibilitas keuangan perusahaan sangat tergantung pada jumlah free cash flow yang dimiliki
perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005: 55).
Perhitungan free cash flow adalah sebagai berikut:
Free Cash Flow = Arus kas operasi – (Pengeluaran pemeliharaan modal + Deviden)

3. Earning Quality
Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba akuntansi dengan
arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas maka makin tinggi kualitas
laba. Hal ini disebabkan karena makin banyak transaksi pendapatan dan biaya yang merupakan
transaksi kas dan bukan merupakan akrual atau deferral, maka makin obyektif pengakuan
pendapatan dan biaya dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu kualitas laba yang tinggi dapat
direalisasikan kedalam kas (Darsono dan Ashari, 2005: 73).
Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain:
a) Quality of sales ratio
Quality of sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai penjualan bersih pada
periode yang bersangkutan, sebagai berikut:
Quality of sales = Kas dari penjualan
Penjualan
Makin tinggi rasio kualitas penjualan maka makin baik kualitas laba hal ini dikarenakan
pengakuan pendapatan penjualan mendekati realisasi kasnya.

b) Quality of income
Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba bersih sebelum pajak dan
bunga, sebagai berikut:
Quality of income = Arus kas operasi
EBIT
Analisis quality of income menunjukkan varians antara arus kas dengan laba bersih, maka makin
tinggi rasio maka makin tinggi kualitas laba karena makin besar bagian laba operasi yang
direalisasikan dalam bentuk kas.

4. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini,
biasanya digunakan angka rasio modal kerja seperti current ratio, quick ratio, perputaran piutang
(account receivable turnover), dan perputaran persediaan (inventory turnover).
Dalam penelitian analisis arus kas melalui metode analisa likuiditas, peneliti hanya
menggunakan current ratio dan quick ratio untuk melihat kredibilitas kas perusahaan didalam
memenuhi kewajibannya kepada kreditor.
a) Current Ratio
Rasio ini membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Dihitung dengan rumus:
Current ratio = Aktiva lancar
Hutang lancar
Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak
hal ini dikarenakan curren ratio yang tinggi disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau
persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Oleh
karena itu alat bayar yang tidak likuid harus dikeluarkan dari total aktiva lancar seperti
persediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan.
b) Quick Ratio
Pada quick ratio, pos persediaan dan persekot biaya yang dikeluarakan dari total aktiva lancar
dan hanya menyisakan pos-pos aktiva lancar yang likuid saja yang akan dibagi dengan utang
lancar. Dihitung dengan rumus:
Quick ratio = Aktiva lancar - Persediaan
Hutang lancar
Quick ratio digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya.

5. Rasio Solvabilitas
Posisi kreditor jangka panjang berbeda dengan posisi kreditor jangka pendek. Kreditor jangka
panjang sangat menaruh perhatian pada kemampuan perusahaan dalam hal solvabilitas
perusahaan.
Kreditor jangka panjang biasanya akan menghadapi resiko yang lebih besar dibanding dengan
kreditor jangka pendek. Oleh karena itu biasanya perusahaan diminta untuk membuat perjanjian
pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka panjang, misalnya tentang jumlah modal kerja
minimum dan pembayaran deviden.
Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan solvabilitas
perusahaan adalah debt to equity ratio dan time interest earned.
a) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang
didanai oleh oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Dihitung dengan rumus:
Debt to equity = Total hutang
Total modal
Dengan demikian debt to equity ratio dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tertagihnya suatu hutang.
Maka debt to equity ratio dapat digunakan untuk mengukur kredibilitas kas perusahaan untuk
membayar hutang sehingga dapat sebagai acuan kreditor untuk meminjamkan dananya pada
perusahaan.
b) Time Interest Earned
Untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditor
jangka panjang khususnya dalam membayar bunga dapat menggunakan time interest earned,
dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Time Interest Earned = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Biaya bunga
Laba dipandang cukup untuk melindungi kreditor bila rasio ini besarnya 2 kali atau lebih.
Sebelum mengambil kesimpulan final, sebaiknya dilihat terlebih dahulu kecenderungan laba
perusahaan dan kemudian menentukan seberapa mudah perusahaan dipengaruhi oleh perubahan
musiman ekonomi.

6. Rasio Laporan Arus Kas
Semakin banyaknya perusahaan yang mencantumkan laporan arus kas dalam laporan keuangan
tahunan, membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai analisis kinerja perusahaan
semakin meningkat. Salah satu analisis kinerja laporan keuangan dengan menggunakan laporan
arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan
komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba-rugi sebagai alat
analisis rasio.
Rasio laporan arus kas terdiri dari (Pradhono, 2004: 140):
1) Cash Flow to Sales
Rasio cash flow to sales mengukur pengembalian atas penjualan dalam bentuk kas, rasio ini
diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan penjualan sebagai berikut:
Cash flow to sales = Arus kas operasi
Penjualan
Makin tinggi rasio tersebut berarti makin besar pengembalian dari tiap rupiah penjualan yang
diperoleh dalam bentuk kas serta makin efisien kegiatan operasi atau penjualan perusahaan.

2) Cash Flow Return on Asset
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian kas atas asset perusahaan, makin tinggi nilai rasio ini
berarti penggunaan asset sangat efisien, sebab tingkat pengembalian atas asset perusahaan makin
besar.
Cash flow retun on asset dapat diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pajak dan
pembayaran bunga dengan total asset perusahaan sebagai berikut:
Cash flow return on asset = Arus kas operasi + Pajak + Bunga
Total asset

3) Cash Flow Return on Debt and Equity
Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian (dalam bentuk kas) dari hasil operasi perusahaan
atas investasi permanent perusahaan yaitu hutang jangka panjang dan modal pemegang saham.
Rasio ini diukur dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran bunga dan deviden
dengan total hutang dan modal pemilik sebagai beikut:
Cash flow return on debt and equity = Arus kas operasi + Bunga + Deviden
Hutang + Modal
Menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Makin tinggi tingkat pengembalian
atas hutang dan modal, maka makin efisien perusahaan dalam memanfaatkan dana yang
diperoleh dari hutang dan modal.

4) Cash Flow Return on Stock Holder Equity
Cash flow return on stock holder equity menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
return (tingkat pengembalian) atas modal yang ditanam pemegang saham. Makin tinggi rasio ini
menunjukkan pihak manajemen makin efisien dalam mengelola modal pemilik. Rasio ini dapat
diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran deviden dengan total modal
pemilik, sebagai berikut:
Cash flow return on stock holder equity = Arus kas operasi + Deviden
Total Modal
Keseluruhan hasil analisa sebaiknya diinterpretasikan bersama ditambah dengan memperhatikan
informasi tambahan mengenai kondisi non keuangan perusahaan serta kondisi perekonomian
yang mempengaruhi perusahaan sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai kelemahan dan
kekuatan perusahaan secara keseluruhan.


Sumber : http://nhbloggers.blogspot.com/2010/04/analisis-laporan-arus-kas.html




ANALISA LAPORAN ARUS KAS
1. Pengertian Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai
dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan
harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan.

Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan
kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga
dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil
daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.

Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap
usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu:
a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi
baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut,
yang sering disebut “Net cash proceeds.”

Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama
dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas
didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan
dan dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek
tersebut.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas
yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu periode
dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap
mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden, atau akan menceritakan
bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang atau saham biasa atau keduanya
selama periode tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan
arus kas masuk dan arus kas keluar.

Oleh karena suatu perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika
menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan, pinjaman
modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas
Pendanaan.

Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima)
dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana arus kas
bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan.

Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki
sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki
perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain:
1. Motif Transaksi (Transaction Motive).
Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk
membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar
tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive / Precautionary Motive).
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi,
tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku,
kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulatif (Speculative Motive).
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti:
perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau
obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang
di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar
perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu
perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan
memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah yang disebut sebagai
compensating balance.

Secara umum, hanya motif transaksi dan berjaga-jaga saja yang paling sering menyebabkan
perusahaan harus memiliki kas, sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling
rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer
keuangan.
Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya:
apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami
kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada
kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu
rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa
model yang digunakan untuk membantu menentukan target saldo kas.
a. Model Baumol
Model ini dikembangkan oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang
diterapkan pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya
transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan sebaliknya.
Untuk dapat menggunakan Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai
asumsi. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:
1) Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.
2) Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.
3) Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual.
4) Biaya yang dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap
transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.

Model Baumol memberikan sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas
perusahaan. Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:
a) Model tersebut mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam
prakteknya, pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.
b) Model tersebut mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas
masuk. Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas
setiap harinya.
c) Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan
sebagainya.

b. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr tepat digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak
konstan) dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas yang
cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas.Ide
dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan membeli surat
berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka perusahaan
menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas
bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi.

2. Perkembangan Laporan Arus Kas
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sistem Akuntansi di Indonesia telah diputuskan untuk
mengikuti aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di
Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai
informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan
penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk
memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan
dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pemakai laporan.
Oleh karena itu, dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun
laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan (bagian integral) dari laporan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif berlaku mulai tanggal 1
Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan dari laporan perubahan posisi
keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun
untuk memenuhi permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan
informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi, investasi dan pembelanjaan.

Selain tujuan di atas, laporan arus kas juga penting untuk mengetahui keadaan kas secara pasti
demi menjaga likuiditas perusahaan. Dengan adanya laporan kas ini, maka perusahaan akan
mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus.

Apabila terjadi defisit, perusahaan akan dapat memperkirakan darimana defisit tersebut dapat
ditutupi. Defisit dapat ditutupi dengan mengadakan pinjaman ke bank atau dengan mencari
modal sendiri, sedangkan bila terjadi surplus maka perusahaan dapat memperkirakan atau
merencanakan pemanfaatan kas.

Menurut Harahap (2006:257), disamping tujuan yang disebutkan di atas laporan arus kas juga
bermanfaat untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk
dengan arus kas keluar pada masa lalu.
2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan
termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan
perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan
datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap
posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

D. KLASIFIKASI ARUS KAS
Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui
3 jenis aktivitas, yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah: arus kas dari
transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh: mencakup pembelian dan penjualan barang
dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah: kas dari transaksi
yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh: penjualan dan pembelian aktiva tetap,
seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas
dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas Operasi.
2. Aktivitas Investasi.
3. Aktivitas Pendanaan.
Berikut ini dijelaskan mengenai Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan:

1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.

Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan
sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah,
sewa dan biaya operasi lainnya.

2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang
digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau
pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya:
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan
investasi).

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.

3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari
sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman
jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

E. METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat
keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas
tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas
yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan
menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna
mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan
mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan
pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran
kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan
kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi.
Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi
sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari
pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur
untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan
dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu,
metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak
dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
mengenai:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas lainnya.
3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran
kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan
pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.
Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran
kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan
hutang dan piutang.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih
dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan
hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan
pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam
persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara
pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun
tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan
operasi perusahaan.

Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena
menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang
menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode
langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya
lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih
dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian
yang kompleks.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba / rugi yang
menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam
penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka
harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang,
persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya.
Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan
jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak menyesuaikan
pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.
Sumber : http://shelmi.wordpress.com/2010/10/25/analisa-laporan-arus-kas/

More Related Content

What's hot

Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnsello Ari Making
 
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuangan
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuanganRasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuangan
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuanganLelys x'Trezz
 
Analisa informasi keuangan (1)
Analisa informasi keuangan (1)Analisa informasi keuangan (1)
Analisa informasi keuangan (1)Lelys x'Trezz
 
Analisa Laporan Keuangan Bab III
Analisa Laporan Keuangan Bab IIIAnalisa Laporan Keuangan Bab III
Analisa Laporan Keuangan Bab IIIAndreas Jiman
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracazufrizal se
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganImam Makmum
 
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasiAnalisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasist r.y
 
Pengembalian atas Investasi dan Analisis Profitabilitas
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasPengembalian atas Investasi dan Analisis Profitabilitas
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
 
Ratio analysis 01042015
Ratio analysis 01042015Ratio analysis 01042015
Ratio analysis 01042015PPA FEUI
 
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaan
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaanTujuan analisis laporan keuangan perusahaan
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaanpohan Pohan
 
Analisis aktivitas investasi
Analisis aktivitas investasiAnalisis aktivitas investasi
Analisis aktivitas investasirian malureng
 
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif PengukuranPrsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif PengukuranRose Meea
 
Analisis Laporan Keuangan Bab I
Analisis Laporan Keuangan Bab IAnalisis Laporan Keuangan Bab I
Analisis Laporan Keuangan Bab IAndreas Jiman
 
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)mas karebet
 
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)Hendie Cahya Maladewa
 

What's hot (20)

Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
 
Analisis rasio
Analisis rasioAnalisis rasio
Analisis rasio
 
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuangan
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuanganRasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuangan
Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas dalam Analisa informasi keuangan
 
Analisa informasi keuangan (1)
Analisa informasi keuangan (1)Analisa informasi keuangan (1)
Analisa informasi keuangan (1)
 
Analisa Laporan Keuangan Bab III
Analisa Laporan Keuangan Bab IIIAnalisa Laporan Keuangan Bab III
Analisa Laporan Keuangan Bab III
 
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan KeuanganAnalisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neraca
 
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan KeuanganAnalisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
 
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasiAnalisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
 
Pengembalian atas Investasi dan Analisis Profitabilitas
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasPengembalian atas Investasi dan Analisis Profitabilitas
Pengembalian atas Investasi dan Analisis Profitabilitas
 
Ratio analysis 01042015
Ratio analysis 01042015Ratio analysis 01042015
Ratio analysis 01042015
 
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaan
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaanTujuan analisis laporan keuangan perusahaan
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaan
 
Analisis aktivitas investasi
Analisis aktivitas investasiAnalisis aktivitas investasi
Analisis aktivitas investasi
 
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif PengukuranPrsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
 
Analisis Laporan Keuangan Bab I
Analisis Laporan Keuangan Bab IAnalisis Laporan Keuangan Bab I
Analisis Laporan Keuangan Bab I
 
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)
Analisis laporan keuangan (Bentuk Laporan Keuangan)
 
Alk analisi rasio
Alk analisi rasioAlk analisi rasio
Alk analisi rasio
 

Similar to LAPORAN ARUS KAS

pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugiLivi Pungus
 
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keuBab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keukridoeko
 
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukurAnalisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukurrinaldopattinasarany
 
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaanrinaldopattinasarany
 
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptxYellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptxariyaantrika1
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptDeby Andriana
 
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptx
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptxRASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptx
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptxSahlimaHutagalung
 
Pengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuanganPengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuanganFidhin Cilick
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxNinaMaqfirah1
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxMariaUlfa646706
 
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanBab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanInal Ypyn
 
Bab 2 analisa rasio keuangan
Bab 2 analisa rasio keuanganBab 2 analisa rasio keuangan
Bab 2 analisa rasio keuanganDodi Suryadi
 
9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptx9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptxTeguhSetiawan64
 

Similar to LAPORAN ARUS KAS (20)

pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keuBab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
 
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.pptANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
 
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukurAnalisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur
 
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio untuk mengukur kinerja perusahaan
 
Alk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lkAlk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lk
 
Alk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lkAlk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lk
 
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptxYellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
 
ARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptxARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptx
 
Inti bana
Inti banaInti bana
Inti bana
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
 
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptx
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptxRASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptx
RASIO AKTIVITAS & SOLVABILITAS KEL 6_120158.pptx
 
Rmk 4 ima
Rmk 4 imaRmk 4 ima
Rmk 4 ima
 
Pengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuanganPengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanBab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
 
Bab 2 analisa rasio keuangan
Bab 2 analisa rasio keuanganBab 2 analisa rasio keuangan
Bab 2 analisa rasio keuangan
 
9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptx9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptx
 

LAPORAN ARUS KAS

  • 1. Selasa, 20 April 2010 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS Analisis laporan keuangan merupakan alat evaluasi untuk mendapatkan data dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai perusahaan yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan maka pengguna laporan keuangan melakukan analisa atas laporan keuangan untuk mengubah angka-angka laporan keuangan tersebut ke dalam format yang dibutuhkan untuk mempermudah pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tergantung dari tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung pada pengguna laporan keuangan, misalnya kreditor melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan peminjam membayar bunga dan pokok pinjaman. Investor berusaha untuk memperkirakan arus pendapatan perusahaan di masa yang akan datang, untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang dimilikinya, manajmen perusahaan harus melakukan analisis untuk menjawab hal yang sama dengan apa yang diinginkan oleh investor dan kreditor karena jika tidak sama manajemen akan mengalami kesulitan memperoleh dana jika kedua pihak tidak puas dengan prestasi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memfokuskan untuk menganalisa prestasi, kelemahan dan kekuatan perusahaan serta perubahan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang. Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga dibutuhkan data dari seluruh laporan keuangan serta data tambahan lainnya. Analisis laporan arus kas dilakukan dengan teknik analisis seperti yang telah diutarakan diatas. Agar lebih bermanfaat hasil dari ketiga teknik tersebut harus di interpretasikan dengan menggunakan data tambahan mengenai perusahaan, seperti kondisi ekonomi, kebijaksanaan, strategi perusahaan dan hal-hal lain yang dapat untuk mengukur kinerja perusahaan. Pada analisis laporan arus kas ini dapat memberikan informasi mengenai: 1) Perkiraan akan kondisi arus kas dimasa yang akan datang. 2) Kualitas laba dan kemampuan mempertahankan operasi dimasa yang akan datang. 3) Kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan baik ditinjau dari kondisi likuiditas, solvabilitas, flexibilitas, sufficiency dan efficiency perusahaan. 1. Analisis Trend Laporan Arus Kas Analisis trend laporan arus kas dilakukan dengan cara menyajikan atau menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas Index = Saldo tahun berjalan X 100 Saldo tahun dasar 2. Analisis Arus Kas Operasi Arus kas operasi dalam laporan arus kas berbeda dengan laba bersih operasi, karena penentuan laba operasi dalam laporan laba-rugi banyak memasukkan unsur akrual dan deferral serta transaksi yang tidak memiliki efek kas seperti penyusutan, keuntungan atau kerugian penjualan aktiva tetap dan sebagainya. Sedangkan arus kas operasi menunjukkan efek kas yang diterima
  • 2. dari transaksi dan peristiwa yang terlibat dalam penentuan laba operasi selama periode tersebut. Kenaikkan atau penurunan arus kas operasi dapat dianalisis lebih jauh dengan melihat perubahan dalam asset operasi lancar dan kewajiban operasi lancar sehingga mengetahui alasan kenaikkan atau penurunan arus kas operasi, kenaikkan dalam asset operasi berarti penggunaan kas dan ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang yang negatif dan sebaliknya. Sedangkan kenaikkan dalam kewajiban operasi lancar berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan arus kas yang positif dan sebaliknya. Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Free cash flow adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan setelah dikurangi untuk pengeluaran pendanaan dan pengeluaran pemeliharaan modal. Pertumbuhan internal dan flexibilitas keuangan perusahaan sangat tergantung pada jumlah free cash flow yang dimiliki perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005: 55). Perhitungan free cash flow adalah sebagai berikut: Free Cash Flow = Arus kas operasi – (Pengeluaran pemeliharaan modal + Deviden) 3. Earning Quality Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas maka makin tinggi kualitas laba. Hal ini disebabkan karena makin banyak transaksi pendapatan dan biaya yang merupakan transaksi kas dan bukan merupakan akrual atau deferral, maka makin obyektif pengakuan pendapatan dan biaya dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu kualitas laba yang tinggi dapat direalisasikan kedalam kas (Darsono dan Ashari, 2005: 73). Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain: a) Quality of sales ratio Quality of sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai penjualan bersih pada periode yang bersangkutan, sebagai berikut: Quality of sales = Kas dari penjualan Penjualan Makin tinggi rasio kualitas penjualan maka makin baik kualitas laba hal ini dikarenakan pengakuan pendapatan penjualan mendekati realisasi kasnya. b) Quality of income Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba bersih sebelum pajak dan bunga, sebagai berikut: Quality of income = Arus kas operasi EBIT Analisis quality of income menunjukkan varians antara arus kas dengan laba bersih, maka makin tinggi rasio maka makin tinggi kualitas laba karena makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. 4. Rasio Likuiditas Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini, biasanya digunakan angka rasio modal kerja seperti current ratio, quick ratio, perputaran piutang (account receivable turnover), dan perputaran persediaan (inventory turnover). Dalam penelitian analisis arus kas melalui metode analisa likuiditas, peneliti hanya
  • 3. menggunakan current ratio dan quick ratio untuk melihat kredibilitas kas perusahaan didalam memenuhi kewajibannya kepada kreditor. a) Current Ratio Rasio ini membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Dihitung dengan rumus: Current ratio = Aktiva lancar Hutang lancar Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak hal ini dikarenakan curren ratio yang tinggi disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Oleh karena itu alat bayar yang tidak likuid harus dikeluarkan dari total aktiva lancar seperti persediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan. b) Quick Ratio Pada quick ratio, pos persediaan dan persekot biaya yang dikeluarakan dari total aktiva lancar dan hanya menyisakan pos-pos aktiva lancar yang likuid saja yang akan dibagi dengan utang lancar. Dihitung dengan rumus: Quick ratio = Aktiva lancar - Persediaan Hutang lancar Quick ratio digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya. 5. Rasio Solvabilitas Posisi kreditor jangka panjang berbeda dengan posisi kreditor jangka pendek. Kreditor jangka panjang sangat menaruh perhatian pada kemampuan perusahaan dalam hal solvabilitas perusahaan. Kreditor jangka panjang biasanya akan menghadapi resiko yang lebih besar dibanding dengan kreditor jangka pendek. Oleh karena itu biasanya perusahaan diminta untuk membuat perjanjian pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka panjang, misalnya tentang jumlah modal kerja minimum dan pembayaran deviden. Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan solvabilitas perusahaan adalah debt to equity ratio dan time interest earned. a) Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Dihitung dengan rumus: Debt to equity = Total hutang Total modal Dengan demikian debt to equity ratio dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tertagihnya suatu hutang. Maka debt to equity ratio dapat digunakan untuk mengukur kredibilitas kas perusahaan untuk membayar hutang sehingga dapat sebagai acuan kreditor untuk meminjamkan dananya pada perusahaan. b) Time Interest Earned Untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditor jangka panjang khususnya dalam membayar bunga dapat menggunakan time interest earned, dengan cara perhitungan sebagai berikut: Time Interest Earned = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
  • 4. Biaya bunga Laba dipandang cukup untuk melindungi kreditor bila rasio ini besarnya 2 kali atau lebih. Sebelum mengambil kesimpulan final, sebaiknya dilihat terlebih dahulu kecenderungan laba perusahaan dan kemudian menentukan seberapa mudah perusahaan dipengaruhi oleh perubahan musiman ekonomi. 6. Rasio Laporan Arus Kas Semakin banyaknya perusahaan yang mencantumkan laporan arus kas dalam laporan keuangan tahunan, membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai analisis kinerja perusahaan semakin meningkat. Salah satu analisis kinerja laporan keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba-rugi sebagai alat analisis rasio. Rasio laporan arus kas terdiri dari (Pradhono, 2004: 140): 1) Cash Flow to Sales Rasio cash flow to sales mengukur pengembalian atas penjualan dalam bentuk kas, rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan penjualan sebagai berikut: Cash flow to sales = Arus kas operasi Penjualan Makin tinggi rasio tersebut berarti makin besar pengembalian dari tiap rupiah penjualan yang diperoleh dalam bentuk kas serta makin efisien kegiatan operasi atau penjualan perusahaan. 2) Cash Flow Return on Asset Rasio ini mengukur tingkat pengembalian kas atas asset perusahaan, makin tinggi nilai rasio ini berarti penggunaan asset sangat efisien, sebab tingkat pengembalian atas asset perusahaan makin besar. Cash flow retun on asset dapat diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pajak dan pembayaran bunga dengan total asset perusahaan sebagai berikut: Cash flow return on asset = Arus kas operasi + Pajak + Bunga Total asset 3) Cash Flow Return on Debt and Equity Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian (dalam bentuk kas) dari hasil operasi perusahaan atas investasi permanent perusahaan yaitu hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Rasio ini diukur dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran bunga dan deviden dengan total hutang dan modal pemilik sebagai beikut: Cash flow return on debt and equity = Arus kas operasi + Bunga + Deviden Hutang + Modal Menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Makin tinggi tingkat pengembalian atas hutang dan modal, maka makin efisien perusahaan dalam memanfaatkan dana yang diperoleh dari hutang dan modal. 4) Cash Flow Return on Stock Holder Equity Cash flow return on stock holder equity menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan return (tingkat pengembalian) atas modal yang ditanam pemegang saham. Makin tinggi rasio ini menunjukkan pihak manajemen makin efisien dalam mengelola modal pemilik. Rasio ini dapat
  • 5. diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran deviden dengan total modal pemilik, sebagai berikut: Cash flow return on stock holder equity = Arus kas operasi + Deviden Total Modal Keseluruhan hasil analisa sebaiknya diinterpretasikan bersama ditambah dengan memperhatikan informasi tambahan mengenai kondisi non keuangan perusahaan serta kondisi perekonomian yang mempengaruhi perusahaan sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan secara keseluruhan. Sumber : http://nhbloggers.blogspot.com/2010/04/analisis-laporan-arus-kas.html ANALISA LAPORAN ARUS KAS 1. Pengertian Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu: a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi baru. b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds.” Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan dan dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek tersebut.
  • 6. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden, atau akan menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar. Oleh karena suatu perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan, pinjaman modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan. Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima) dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan. Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain: 1. Motif Transaksi (Transaction Motive). Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo. 2. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive / Precautionary Motive). Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi, tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan. 3. Motif Spekulatif (Speculative Motive). Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik. 4. Motif Compensating Balance Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah yang disebut sebagai compensating balance. Secara umum, hanya motif transaksi dan berjaga-jaga saja yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas, sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer keuangan.
  • 7. Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa model yang digunakan untuk membantu menentukan target saldo kas. a. Model Baumol Model ini dikembangkan oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang diterapkan pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan sebaliknya. Untuk dapat menggunakan Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai asumsi. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah: 1) Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat. 2) Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu. 3) Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual. 4) Biaya yang dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual. Model Baumol memberikan sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas perusahaan. Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu: a) Model tersebut mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam prakteknya, pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan. b) Model tersebut mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas masuk. Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas setiap harinya. c) Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan sebagainya. b. Model Miller-Orr Model Miller-Orr tepat digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak konstan) dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas.Ide dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi. 2. Perkembangan Laporan Arus Kas Sebagaimana kita ketahui, bahwa sistem Akuntansi di Indonesia telah diputuskan untuk mengikuti aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.
  • 8. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan (bagian integral) dari laporan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif berlaku mulai tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan dari laporan perubahan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan. C. TUJUAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi, investasi dan pembelanjaan. Selain tujuan di atas, laporan arus kas juga penting untuk mengetahui keadaan kas secara pasti demi menjaga likuiditas perusahaan. Dengan adanya laporan kas ini, maka perusahaan akan mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan defisit atau bahkan mengalami surplus. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan dapat memperkirakan darimana defisit tersebut dapat ditutupi. Defisit dapat ditutupi dengan mengadakan pinjaman ke bank atau dengan mencari modal sendiri, sedangkan bila terjadi surplus maka perusahaan dapat memperkirakan atau merencanakan pemanfaatan kas. Menurut Harahap (2006:257), disamping tujuan yang disebutkan di atas laporan arus kas juga bermanfaat untuk: 1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu. 2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang. 3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang. 5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. D. KLASIFIKASI ARUS KAS Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu: 1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh: mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer. 2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah: kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh: penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
  • 9. 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas Operasi. 2. Aktivitas Investasi. 3. Aktivitas Pendanaan. Berikut ini dijelaskan mengenai Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan: 1. Aktivitas Operasi Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar. Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya: a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai. b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya. c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha. Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya: a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya. b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya. c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa. d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya. 2. Aktivitas Investasi Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan. Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya: a. Penjualan aktiva tetap. b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi. c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi). Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya: a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap. b. Pembelian investasi jangka panjang. c. Pemberian pinjaman ke pihak lain. 3. Aktivitas Pendanaan Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari
  • 10. sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut. Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya: a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya). b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya. Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya: a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik. c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan. E. METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas. Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya. Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu : 1. Metode Langsung Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak). Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan: a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
  • 11. b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi mengenai: 1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan. 2) Pos bukan kas lainnya. 3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. 2. Metode Tidak Langsung Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang. Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh : a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan. b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan. Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks. Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba / rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.