Survei mengenai tingkat kepercayaan konsumen untuk makan di restoran selama pandemi menemukan bahwa kesehatan dan keselamatan adalah faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen. Sebagian besar responden akan menunggu beberapa minggu sebelum makan di luar dan cenderung memasak sendiri atau memesan antar selama masa transisi. Walaupun merindukan pengalaman sosial makan bersama, konsumen lebih mementingkan protok
Laporan Tingkat Kepercayaan Konsumen untuk Dine In di Restoran
1. Laporan Tingkat Kepercayaan
Konsumen untuk Dine-In di Restoran
Ditulis Oleh : Aditya Aryasena, Founder
Desain Editorial Oleh : Aryananda Suratman
DKI Jakarta, INDONESIA
July 2020
2. Di tengah pandemi COVID-19, Njata & Co. ingin mendapatkan
gambaran tentang pola pikir dan perilaku konsumen, khusus-
nya mengenai kepercayaan diri mereka untuk dine-in di resto-
ran pada era “New Normal”. Kami juga ingin mengukur dampak
perilaku tersebut terhadap masa depan usaha restoran.
TUJUAN
STRATEGI
Untuk mendapatkan sampel survei konsumen yang mencakup
semua umur, tingkat pendapatan,dan merepresentasikan lokasi
secara nasional (DKI Jakarta), kami mengirim undangan survei
kepada pelanggan yang ada di basis data, pengikut sosial, dan
komunitas Infatuation. Kami juga mengundang beberapa
teman-teman untuk menjadi narasumber, yaitu Santi Zulbachri
(Managing Editor Elle Indonesia), Kevindra Soemantri (Editor in
Chief/Founder Top Tables), Agnes Sendjaja (Kowara Eatery
Group), Wynda Mardio (Steak Hotel by HOLYCOW), Ade Putri
Paramadita (@BEERgembira), dan Dr. Debryna Dewi.
4. “BAGAIMANA CARA KITA
METODOLOGI
Survei online melalui semua platform (desktop, mobile, tablet)
menggunakan Google Forms
10 pertanyaan wajib, 3 pertanyaan tidak wajib & terbuka
Rentang waktu: 19 Juni 2020 sampai 3 Juli 2020
Sampel: usia dewasa, berdomisili di Jakarta & Tangerang Selatan
Rekrutmen:
Distribusi melalui
- Basis data Njata & Co.
- Media sosial Njata & Co. (Instagram, Facebook,
Linkedin)
- Para klien Njata & Co.
- Newsletter Infatuation
- Hasil wawancara narasumber yang sudah dikurasi
MELAKUKAN INI ?”
6. 6 dari 1174 Koresponden (0,6%)
Koresponden memilih untuk tidak menyebutkan
Jenis Kelamin Koresponden
0,6%
50,3%49,2% 590 dari 1174 Koresponden (50,3%)
Koresponden adalah Laki Laki
578 dari 1174 Koresponden (49,1%)
Koresponden adalah Perempuan
7. 15 dari 1174 Koresponden (1,3%)
Koresponden berumur 15 – 22 Tahun
Umur Koresponden
50,3%49,2%
204 dari 1174 Koresponden (17,4%)
Koresponden berumur 23 - 29 Tahun
38 dari 1174 Koresponden (3,2%)
Koresponden berumur 44 Tahun Keatas
3,2%
20,3% 57,8%
1,3%
238 dari 1174 Koresponden (20,3%)
Koresponden berumur 37 - 43 Tahun
679 dari 1174 Koresponden (57,8%)
Koresponden berumur 30 - 36 Tahun
17,4%
9. “RINGKASAN TEMUAN UTAMA”
RINGKASAN
Kesehatan / Keselamatan adalah
benang merah yang kita lihat terjalin
sepanjang hasil penelitian.
4 dari 5 pengunjung menyebutkan
masalah kesehatan dan keselamatan
sebagai penghalang terbesar untuk
kembali makan di luar; jauh melebihi
alasan adanya promo.
Tempat duduk di dalam ruangan
(Non-Smoking) dan ruangan private
di restoran adalah 2 faktor paling
mungkin meningkatkan tingkat ken-
yamanan dan mempengaruhi kem-
balinya konsumen.
KESELAMATAN ADALAH
HAL YANG TERPENTING
Pengunjung kangen dengan restoran dan
pengalaman makan di luar. Tetapi ketika
restoran dibuka kembali, tingkat kenya-
manan bervariasi.
4 dari 5 pengunjung berencana untuk
menunggu lebih dari seminggu — sekitar
59% akan menunggu lebih dari 4 minggu.
Hampir 20% berencana untuk menunggu
lebih antara 2 - 4 minggu.
MENGAMBIL PENDEKATAN
“TUNGGU & LIHAT”
MEMASAK SENDIRI ATAU
PEMESANAN DELIVERY
MELONJAK
Mengkonsumsi makanan di rumah
telah menjadi bagian yang jauh lebih
besar dalam kehidupan konsumen
selama krisis.
Dari segi dampak ekonomi, 54% orang
sangat / agak mungkin mengurangi
pengeluaran untuk makan. Belanja
bahan makanan, layanan streaming, dan
kontribusi untuk investasi adalah yang
paling mungkin TIDAK dipotong.
PEMESANAN DELIVERY MELONJAK!
33,4% dilakukan ke restoran atau home
industry. 54% Belajar memasak sendiri
di rumah.
12. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
ADALAH YANG TERPENTING
WAJIB DILAKUKAN OLEH RESTORAN LAIN
HASIL
72,5%
23%
12%
8%
93 dari 1174 Koresponden (8%)
Memilih yang Cukup Penting
141 dari 1174 Koresponden (12%)
Memilih Penting
270 dari 1174 Koresponden (23%)
Memilih Sangat Penting
851 dari 1174 Koresponden (72,5%)
Memilih Kalau tidak ada protokol,
tidak dine-in
“Konten, konten, konten is king! Kalau untuk makanan, saya rasa di Jakarta
makanan sudah enak-enak. Begitu pun minumannya. Pelaku usaha, kan,
banyak yang kreatif; mereka harus memikirkan konten mengenai safety yang
menarik dan tidak monoton agar masyarakat akan lebih nyaman untuk men-
coba dine-in, dibanding memberi discount.”-narasumber
PENTINGNYA PROTOKOL
13. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
ADALAH YANG TERPENTING
HASIL
“Sebisa mungkin akan mengurangi makan di luar/ di restoran. Kalau bisa hanya take away atau delivery. Kalaupun ter-
paksa makan di restoran, akan memilih restoran dengan standar protokol kesehatan yang lengkap dan detail, dan yang
membuat saya lebih nyaman.”-koresponden
Protokol Sanitasi dan
Hygiene
Suasana Restoran
Tersebut
Jenis Makanan Tersebut
Others
90,9%
30,9%
27,5%
18,9%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
1055 dari 1174 Koresponden (90,9%)
Memilih Protokol Sanitasi &
Kebersihan
320 dari 1174 Koresponden (27,5%)
Memilih Jenis Makanan Restoran
Tersebut
360 dari 1174 Koresponden (30,9%)
Memilih Suasana Restoran
Tersebut
223 dari 1174 Koresponden (18,9%)
Memilih yang lain seperti Lokasi
(Jauh/Dekat) atau apakah restoran
tersebut masuk ke daerah rawan
Covid-19
3 FAKTOR UTAMA
*koresponden dapat memilih
3 jawaban di pernyataan ini
14. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
ADALAH YANG TERPENTING
HASIL
“Harus diingat bahwa mental dan pola pikir masyarakat Jakarta masih sangat terbelah-belah. Selain protokol kesehatan yang
diharuskan, orang akan menilai kemungkinan dine-in dari suasana yang tampak dari restoran tersebut. Apakah ‘mengundang’
lewat interior, tidak terlalu ramai, terlihat bersih dan teratur, walaupun hand sanitizer tidak kelihatan. Because FIRST IMPRESSION
IS TRULY EVERYTHING YOU NEED.” -narasumber
Indoor (Non-Smoking)
Private Room
Outdoors (Non-Smoking)
Others
72,5%
42,1%
22,7%
10,9%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
267 dari 1174 Koresponden (22,7%)
Memilih Outdoors (Non-Smoking)
494 dari 1174 Koresponden (42,1%)
Memilih Private Room
128 dari 1174 Koresponden (10,9%)
Memilih yang lain seperti Outdoor
or Indoor (Smoking)
3 AREA PILIHAN
851 dari 1174 Koresponden (72,5%)
Memilih Indoor (Non-Smoking)
*koresponden dapat memilih
3 jawaban di pernyataan ini
15. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
ADALAH YANG TERPENTING
PENTING DILAKUKAN OLEH RESTORAN
HASIL
68,1%
12,3%
11,9%
5%
58 dari 1174 Koresponden (5%)
Memilih yang Cukup Penting
139 dari 1174 Koresponden (11,9%)
Memilih Sangat Penting
144 dari 1174 Koresponden (12,3%)
Memilih Penting
799 dari 1174 Koresponden (68,1%)
Tidak Adapun Tidak Masalah
“Akibat dari pandemik ini saya lihat semua pelaku usaha kembali di jalur
‘start’ yang mirip atau sama. Promo Re-opening bukan yang terpenting,
tapi pada saat bersamaan, juga sangat penting dalam mempengaruhi
emosi customer. Sudah pasti mereka harus berpikir keras mencari promo di
luar discount.”-pengusaha restoran
PROMO RE-OPENING
17. PENDEKATAN TUNGGU DAN LIHAT
HASIL
6% MENUNGGU ANTARA
2 – 4 MINGGU
9% MENUNGGU 1 - 2 MINGGU
26% MENUNGGU 0 - 1 MINGGU
59% MENUNGGU 4 MINGGU
KEATAS
“Sebagai pelaku usaha food & beverage, saya dilema dengan dibukanya restoran untuk
dine-in pada awal Juni. Secara pribadi, saya kurang nyaman. Apalagi angka yang terjangkit
semakin banyak. Akan tetapi, karena alasan ekonomi, saya akhirnya buka. Begitupun dengan
keluarnya peraturan bahwa tidak boleh ada PHK. Sebagai pelaku usaha yang bertanggung
jawab dan selalu bayar pajak apa bantuan pemerintah untuk kami? Ke mana aja uang pajak
yang sudah kami bayarkan?”-pengusaha restoran
TIMELINE
6%
9%
26%
59%
19. MASAK SENDIRI / DELIVERY / BANGKITNYA
“INDUSTRI RUMAHAN”
KEBIASAAN BARU
HASIL
59,8%20%
15%
5%
58 dari 1174 koresponden (5%)
Pesan-antar makanan / takeaway
(langsung menghubungi restoran)
176 dari 1174 Koresponden (15%)
Pesan-antar makanan menggu-
nakan jasa online
234 dari 1174 Koresponden (20%)
Mencoba masakan “industri
rumahan”
702 dari 1174 Koresponden (59,8%)
Belajar / masak sendiri di rumah
“The new normal comes with the idea of ‘staying at home’, which might be the
smartest option; terlepas dari jenis makanan yang disediakan. Dengan
maraknya ‘Home Industry’, mungkin bagi banyak orang makan di luar telah
menjadi ‘kemewahan sekunder’. Mungkin mereka mampu, mungkin juga
tidak; tetapi jelas tidak perlu. Saya nggak akan heran apabila ada brand
‘home industry’ yang rising setelah ini.”-narasumber
KEBIASAAN BARU
20. 851 dari 1174 Koresponden (72,5%)
Memilih Kalau tidak ada protokol,
tidak dine-in
AGENDA
RINGKASAN
METODOLOGI
HASIL
TAMBAHAN
21. 79% Kangen dengan suasana akrab makan bersama
teman dan keluarga
98% Percaya ada perbedaan rasa dan kualitas
yang cukup signifikan antara makanan fresh
dan pesan-antar
67% Skeptikal hobi masak sendiri atau usaha
industri rumahan akan berlanjut ketika keadaan
kembali seperti semula
78% Percaya budaya makan bersama adalah budaya
masyarakat yang sudah berlangsung selama
berabad-abad dan sangat susah untuk diubah
TREN DINE-IN AKAN KEMBALI KARENA
“Indonesia sangat kaya dengan sejarah, khususnya makanan dan minuman yang dimulai dari Batavia. Untuk explore
sejarah makanan dan minuman di DKI Jakarta saja akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan membuat saya
suka berpikir kenapa saya tidak tinggal pada jaman itu."-narasumber
22. “Pesan-Antar dan Takeaway Tidak
Akan Menggantikan Perasaan
Kebersamaan Dengan Keluarga
dan Teman di Restoran Favorit”
-koresponden
23. “Semua restoran dibangun dari sebuah mimpi. Apakah dimulai
dengan industri rumahan atau tidak, kita tau era ini akan
menjadi era bersejarah untuk industri food & beverage”
-pengusaha restoran
24. Perjalanan Njata & Co dimulai secara khusus menangani manajemen proyek dalam industri F&B dan gaya
hidup dan di tahun 2020 ditambah dengan Travel Industry. Sejak itu, kami telah menjadi bagian dari kela-
hiran sejumlah merek F&B kenamaan yang sudah berhasil menghidupkan industri gaya hidup di Indone-
sia. Njata & Co. Adalah perusahaan manajemen proyek yang menawarkan layanan menyeluruh bagi
pelaku industri Indonesia maupun asing dalam merambahi pasar F&B di Indonesia. Kami memiliki keter-
tarikan mendalam tentang makanan yang menjadi inspirasi dari segala aspek praktik konsultasi kami.
Ketertarikan ini jugalah yang kemudian berhasil membantu banyak pemilik restoran — baik yang sudah
lama berkecimpung di industri ini, maupun yang baru saja memulai — dalam membangun usaha
mereka; mulai dari pengembangan konsep sampai desain restoran, membuat simulasi keuangan sampai
strategi pemasaran, pembuatan sampai implementasi menu, dan pemberian pelatihan sampai grand
opening. Kami membentuk dan membagikan visi para klien kami dan dengan senang hati ikut meraya-
kan kesuksesan mereka.
TENTANG KAMI
25. 851 dari 1174 Koresponden (72,5%)
Memilih Kalau tidak ada protokol,
tidak dine-in
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Santi Zulbachri (Managing Editor Elle Indonesia),
Kevindra Soemantri (Editor in Chief/Founder Top Tables),
Agnes Sendjaja (Kowara Eatery Group),
Wynda Mardio (Steak Hotel by HOLYCOW),
Ade Putri Paramadita (@BEERgembira, Culinary Story Teller),
dan Dr. Debryna Dewi.