SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
HALLYU SEBAGAI DIPLOMASI KEBUDAYAAN KOREA SELATAN
Tulisan ini memaparkan tentang gambaran umum tentang sejarah kemunculan
fenomena kebudayaan Korea Selatan yang dikenal sebagai Hallyu. Kebangkitan
industri kebudayaan Korea Selatan di akhir periode 1990-an merupakan titik awal
dari perkembangan Hallyu. Peran pemerintah dan pihak swasta dalam
mempromosikan kebudayaan Korea Selatan akhirnya mendapat tanggapan positif
tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Popularitas yang diraih pada
level domestik tidak menjadi batasan untuk memperkenalkan kebudayaan Korea
Selatan ke dunia internasional. Penyebaran Hallyu di awal perkembangan masih
berada di kawasan Asia Timur, seperti; Cina, Jepang dan Taiwan. Tanggapan positif
terhadap produk-produk kebudayaan mendorong Korea Selatan melebarkan sayap
ekspansi kebudayaan tidak hanya di Asia Timur tapi juga ke seluruh dunia.
Fenomena Hallyu yang mendapat popularitas di banyak negara di dunia
membuatnya menjadi instrumen diplomasi kebudayaan yang bertujuan untuk
merubah citra Korea Selatan sebagai negara yang memiliki kebudayaan unik dan
menarik. Pada periode perkembangan Hallyu di pertengahan tahun 2000-an mulai
mengarah kepada kesuksesan karena respon positif yang ditunjukkan oleh hampir
seluruh negara Asia, seperti; negara-negara di kawasan Asia Tenggara, kawasan
Timur Tengah dan sebagainya. Gelombang kebudayaan berikutnya terjadi di awal
tahun 2010 ketika Korea Selatan memperluas wilayah ekspansi kebudayaan hingga
ke kawasan Eropa dan Amerika. Kesuksesan yang diraih Hallyu merubahnya dari
fenomena nasional menjadi fenomena trasnasional yang memiliki daya jual serta
berdampak tidak hanya terhadap peningkatan perekonomian tapi juga politik, sosial
dan budaya Korea Selatan.
3.1 Sejarah Kemunculan Hallyu
Akhir periode 1980-an hingga pertengahan periode 1990-an merupakan waktu
yang penting bagi media massa di Korea Selatan yaitu melalui pengenalan liberalisasi
pada sektor tersebut. Pada tahun 1993 diproduksi film Sopyonje yang berhasil berada
diurutan atas box-office yang ditonton oleh jutaan penonton. Kejadian ini tidak
diprediksi sebelumnya karena pada waktu itu tidak ada lagi harapan bagi industri film
lokal untuk bertahan, oleh karena itu film Sopyonje menjadi film lokal pertama yang
menarik perhatian masyarakat Korea Selatan. Selain itu film ini juga mendapat
undangan tayang di Jepang, Amerika Serikat serta beberapa negara di Eropa. Pada
tahun 1994 Penasihat Presiden Bidang Sains dan Teknologi memberikan sebuah
saran kepada Presiden untuk mempromosikan rumah produksi film sebagai strategi
industri hiburan nasional. Melihat respon terhadap film Sapyonje memberikan ide
baru bagi pemerintah untuk menjadikan kebudayaan sebagai sebuah industri.
Isu-isu mengenai perencanaan yang disusun oleh Pemerintah Korea Selatan
untuk membantu menghidupkan kembali industri hiburan di Korea Selatan menjadi
topik pembicaraan di kalangan masyarakat dalam jangka waktu yang lama.
Pemerintah Korea Selatan mendirikan Departemen Industri Kebudayaan atau The
Cultural Industry Bureau yang berada dalam Kementrian Kebudayaan dan Olahraga
atau The Ministry of Culture, Sports and Tourism. Selain itu juga disahkannya The
Motion Picture Promotion Law atau Undang-Undang mengenai hak cipta dan hasil
produksi industri kebudayaan yang bertujuan menarik kerjasama dan investasi untuk
industri perfilman lokal. Untuk lebih meningkatkan daya tarik industri hiburan, Korea
Selatan memberikan dorongan untuk menyesuaikan dengan sistem media Amerika
Serikat yang dikenal sebagai ’Learning from Hollywood’. Tujuan dari pengadopsian
sistem tersebut adalah melakukan promosi perusahaan-perusahaan penyiaran Korea
Selatan seperti; Munhwa Broadcasting Company (MBC), Seoul Broadcasting System
(SBS) dan Korean Broadcasting System (KBS) secara besar-besaran di pasaran media
penyiaran.
Pemerintah memberikan dukungan besar terhadap industri kebudayaan yang
perlahan-lahan mulai menjadi sektor penting dan perlu diberikan perhatian secara
khusus. Oleh karena itu, Presiden Kim Dae Jung membentuk Basic Law for the
Cultural Industry Promotion melalui alokasi dana sebesar US$148.5 juta untuk
proyek industri ini.1
Berdasarka laporan dari Kementrian Kebudayaan dan Olahraga
Korea, selama masa pemerintahan Presiden Kim Dae Jun jumlah alokasi dana untuk
sektor industri kebudayaan bertambah dari 0.60% atau sekitar 484.8 juta won dari
total dana belanja pemerintah di tahun 1998 menjadi 1,281.5 juta won atau 1.15%
dari total dana belaja pemerintah di tahun 2002. Seperti yang telah diperkirakan
sebelumnya bahwa industri kebudayaan Korea Selatan mulai berkembang pesat, tidak
hanya industri perfilman tetapi juga industri musik yang mulai mendapatkan
popularitasnya. Sejalan dengan penyebaran produksi film Korea, industri musik juga
1
Doobo, Shim, 2006. Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia, SAGE Publication,
Vol.28 (1), pp.25-44, hlm.34.
mulai bangkit dan diminati tidak hanya masyarakat lokal tapi juga masyarakat luar
negeri.
Banyaknya peminat drama dan musik Korea seperti di Cina membuat konten
kebudayaan tersebut meraih popularitas di Cina. Salah satunya drama Korea yang
berjudul What is Love All About yang ditayangkan di China Central Television
(CCTV) mendapat perhatian masyarakat Cina. Tidak hanya drama televisi, musik dan
lagu-lagu Korea juga mulai digemari oleh para remaja Cina saat itu. Grup idola Korea
seperti; H.O.T, S.E.S, Baby V.O.X dan NRG mendapat perhatian dengan menduduki
tangga lagu di Cina, Taiwan dan Hongkong. Grup idola tersebut muncul menjadi
trend musik baru dan meraih popularitas di kalangan remaja Cina. Melihat respon
positif yang ditunjukkan oleh masyarakat Cina terhadap drama dan musik Korea,
seorang wartawan Cina memberikan sebutan atas fenomena tersebut yang dikenal
sebagai Hallyu.
3.2 Konten-Konten Kebudayaan
Hallyu adalah sebutan untuk fenomena budaya populer Korea Selatan yang
telah menyebar di kawasan Asia Timur dimulai sejak akhir periode 1990-an. Namun
saat ini Hallyu telah menyebar ke seluruh Benua Asia, Eropa dan Amerika serta di
beberapa negara Afrika dan kawasan Oceania (Australia dan Selandia Baru). Hallyu
juga dikenal dengan sebutan Korean Wave yang diartikan sebagai fenomena
gelombang kebudayaan Korea Selatan yang terdiri dari beberapa konten-konten
kebudayaan. Adapun konten-konten tersebut adalah film, K-Drama, K-Pop, K-
Fashion dan sebagainya. Berikut ini merupakan penjabaran dari beberapa konten
kebudayaan yang dipromosikan melalui Hallyu, diantaranya;
3.2.1 Film
Hingga tahun 1987 hanya perusahaan domestik yang diizinkan untuk
melakukan impor dan distribusi film-film luar negeri di pasar Korea Selatan.
Pada tahun 1988 pemerintah Korea Selatan memberikan izin bagi studio
Hollywood untuk melakukan distribusi film secara langsung kepada bioskop-
bioskop lokal. Pembukaan pasar terutama bagi film-film Hollywood
berdampak pada persaingan yang tidak seimbang dengan industri perfilman
lokal. Hal ini terbukti dengan menurunnya jumlah produksi film Korea
Selatan karena masyarakat lebih menyukai film Hollywood daripada film
lokal. Oleh karena itu, industri perfilman Korea Selatan tidak dapat
berkembang dan disukai oleh masyarakatnya sendiri. Analisanya adalah
industri perfilman Korea Selatan tidak mampu bersaing dengan film-film
Hollywood yang lebih diminati oleh masyarakat lokal pada saat itu.
Tahun 1994 terjadi peningkatan pasar perfilman Hollywood dari 53%
di tahun 1987 menjadi 80% dan hal tersebut menyebabkan jatuhnya jumlah
produksi film lokal sebanyak 121 film pada tahun yang sama. Pembukaan
pasar film Hollywood berdampak terhadap kelangsungan rumah produksi film
yang terancam bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan film-film
Hollywood. Dalam situasi keterpurukan industri perfilman Korea Selatan,
akhirnya mendapatkan angin segar melalui kesuksesan yang diraih oleh film
Sopyonje. Kesuksesan film tersebut tidak pernah diprediksi sebelumnya
karena pada saat itu memang sudah tidak ada harapan bagi industri perfilman
Korea Selatan. Film tersebut juga meraih kesuksesan di beberapa negara
seperti; Cina, Jepang dan Taiwan. Menanggapi keberhasilan tersebut,
pemerintah Korea Selatan kembali menaruh harapan pada industri perfilman
Korea dengan memberikan dukungan alokasi dana bantuan agar bisa
memproduksi film kembali.
Seperti yang diharapkan oleh pemerintah Korea Selatan, kesuksesan
industri perfilman berlanjut di tahun 1999 setelah dirilisnya film yang berjudul
Shiri. Film tersebut merupakan titik balik dari kebangkitan industri perfilman
Korea Selatan mulai dari dana produksi pembuatan film, penjualan tiket serta
alur cerita film. Selain itu Shiri juga menjadi box office mengalahkan film-
film Hollywood seperti; Titanic, The Matrix dan Star Wars di Korea Selatan.
Kesuksesan yang diraih oleh film Shiri perlahan-lahan mengangkat nama
Korea Selatan yang dinilai berhasil menyelamatkan industri perfilman dalam
negeri dari kehancuran. Film tersebut tidak hanya sukses di dalam negeri tapi
juga meraih popularitas di Cina, Hongkong, Jepang, Taiwan dan negara
lainnya. Pada tahun 2006 dirilis film berjudul The Host yang juga meraih
kesuksesan sebagai bukti telah bangkitnya industri perfilman di Korea Selatan
dan siap bersaing dengan film-film Hollywood.
Industri perfilman Korea Selatan mulai diperhitungkan karena
produksi filmnya yang memiliki kharakteristik tersendiri. Pembuatan film
mulai dari teknologi dan gaya, sensitivitas dan ekspresi emosional serta alur
cerita yang menarik memberikan karakteristik unik yang menggambarkan
keadaan dari Korea Selatan yang menarik perhatian penontonnya. Oleh sebab
itu, banyak rumah produksi film Hollywood yang belajar dari karakteristis
unik film Korea dan bahkan beberapa diantaranya melakukan pembuatan
kembali (remakes) terhadap film-film Korea yang menjadi box office.
Pembelian hak untuk melakukan produksi kembali film The Host (2006) yang
dilakukan oleh Universal Studio juga produksi kembali film Korea yang
berjudul Siworae oleh salah satu rumah produksi film Hollywood yang
berjudul The Lake House yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan Keanu
Reeves.2
Banyaknya pembuatan kembali film-film Korea oleh rumah produksi
Hollywood membuktikan eksistensi Korea Selatan di jajaran negara produksi
film box office. Namun tidak hanya itu, para aktor Korea Selatan juga menjadi
sasaran bagi rumah produksi film di Hollywood. Para produser film tersebut
menyadari nilai jual yang dimiliki oleh para aktor-aktor Korea dan
berpengaruh terhadap kesuksesan film yang dibintanginya. Lee Byung Hun
seorang aktor Korea Selatan yang bekerjasama dalam produksi film
Hollywood yang berjudul G.I Joe: The Rise of Cobra yang mencapai
kesuksesan tepat setalah film tersebut dirilis dengan total pendapatan $302
juta pada tahun 2009. Tidak hanya Lee Byung Hun, salah satu aktor Korea
Selatan yang juga sukses bekerjasama dalam produksi film Hollywood adalah
Rain yang berpartisipasi dalam film Speed Racer (2008) dan Ninja Assassin
2
The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, 2012. Contemporary Korea No.1, hlm.83.
(2009) yang menghantarkannya untuk menerima penghargaan dalam MTV
Movie Award di Amerika Serikat pada tahun 2009.
Apresiasi diberikan untuk semua pihak yang terlibat dalam kesuksesan
industri perfilman Korea Selatan yang mampu bertahan dalam keterpurukan
dan bangkit mencapai keberhasilan. Pembentukan Busan International Film
Festival menjadi salah satu bentuk apresiasi bagi semua pihak yang terlibat
dalam produksi film dan membawa nama Korea Selatan menjadi salah satu
negara produksi film box office. Beberapa dekade lalu industri perfilman
Korea Selatan berada diambang kehancuran karena dominasi film Hollywood
serta tidak mampu bersaing untuk memproduksi film lokal yang sama
kualitasnya. Namun Korea Selatan yang sekarang adalah negara dengan nilai
ekspor film yang meningkat setiap tahunnya. Tidak hanya kesuksesan dalam
produksi film, tapi juga para aktor yang memiliki nilai jual sebagai salah satu
jaminan keberhasilan film tersebut.
3.2.2 Drama Televisi (K-Drama)
Drama televisi juga menjadi bagian dari produk kebudayaan Korea
Selatan yang mendapat perhatian dan pencapaian popularitas pertama
dibandingkan konten-konten budaya lainnya. Oleh karena itu, drama televisi
merupakan salah satu konten kebudayaan yang paling diminati dan dianggap
sebagai produk yang memimpin penyebaran Hallyu. Meskipun demikan
drama televisi dikenal setelah kesuksesan produksi film layar lebar. Drama
televisi Korea juga dikenal dengan sebutan K-Drama atau Opera Sabun (Soap
Opera) di beberapa negara lain. K-Drama mulai menarik perhatian
masyarakat Cina pada tayangan perdana What is Love All About pada tahun
1997. Drama tersebut menempati posisi kedua tertinggi dalam program
televisi asing di Cina pada saat itu. Pada tahun 1999 drama Korea berjudul A
Wish Upon a Star ditayangkan untuk kedua kalinya di Cina setelah mencapai
kesuksesan pada tayangan perdananya di Hongkong’s Phoenix Television.
K-Drama mendapat perhatian lebih cepat jika dibandingkan dengan
film layar lebar yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menarik
perhatian penonton. Meskipun demikian situasi berbeda yang terjadi di Jepang
karena beberapa K-Drama yang mendapat rating tinggi setelah disiarkan di
Cina, Hongkong, Taiwan dan beberapa negara di Asia Tenggara malah tidak
mendapat kesuksesan di Jepang. Hal ini disebabkan Jepang lebih dulu
melebarkan sayapnya di bidang kebudayaan yang terkenal, seperti; J-Pop,
anime, game online dan manga. Pada tahun 2003 K-Drama Winter Sonata
untuk pertama kalinya ditayangkan di Jepang melalui stasiun televisi Nippon
Hoso Kyokai (NHK). Drama tersebut ditayangkan sebanyak tiga kali di Jepang
karena banyak tuntutan dari masyarakat Jepang yang ingin melihat kembali
drama televisi itu. Tidak hanya drama tapi juga para pemainnya seperti; Bae
Yong Jun, Choi Ji woo dan Park Yong Ha menjadi bintang Korea pertama
yang terkenal di Jepang berkat drama televisi Winter Sonata. Suksesnya
drama televisi Winter Sonata membuka pintu dalam proses penyebaran
Hallyu di Jepang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan K-Drama lebih populer jika
dibandingkan dengan program televisi asing lainnya. Menurut Kim Youna
dalam tulisannya yang berjudul Rising East Asia ’Wave’: Korean Media Go
Global memaparkan empat faktor yang menyebabkan K-Drama begitu
populer. 3
Pertama, alur ceritanya terlihat lebih emosional serta
menggambarkan sisi romantisme. Kedua, umumnya menceritakan tentang
keluarga kelas menengah dalam strata sosial. Kelebihan dari hal tersebut
adalah banyak para penonton usia remaja yang tertarik dengan alur cerita yang
menggambarkan tentang kehidupan nyata seperti halnya cerita yang
disuguhkan dalam K-Drama. Ketiga, latar belakang cerita di dominasi dengan
gambaran kehidupan modern dan kehidupan tradisional. Hal seperti ini dapat
dilihat dalam beberapa drama seperti; Princess Hours, The King Two Hearts
dan lain-lain. Keempat, kandungan unsur sejarah dan nilai moral yang ada
dalamnya. Ciri khas dari K-Drama adalah masih mengandung nilai moral
seperti ajaran Konfusius, sebagian besar drama mengandung nilai moral yang
ingin disampaikan kepada para penonton. Contohnya; drama Korea yang
berjudul The Birth of A Family yang menceritakan tentang ikatan keluarga dan
nilai-nilai kebaikan.
Pada tahun 2004 drama Jewel In The Palace mulai ditayangkan di
beberapa negara seperti Cina, Jepang, Taiwan, Indonesia, Thailand dan
beberapa negara lainnya. Drama tersebut menggambarkan situasi dan kondisi
3
Kim, Youna, 2006. ‘Rising East Asia ‘Wave’: Korean Media Go Global’, in Thussu, Daya (ed.).
Media on the Move: Global Flow and Contra Flow, London: Routledge, pp. 135-152, hlm.142.
Kerajaan Joseon, makanan sehat Korea dan pengobatan tradisional Korea
sehingga melalui drama tersebut para penonton di seluruh dunia dapat
mengetahui warisan kebudayaan Korea Selatan seperti arsitektur dan sejarah
Kerajaan Joseon, pakaian tradisional, makanan khas dan juga pengobatan
tradisional. Analisanya adalah para penonton tidak perlu mengeluarkan uang
banyak untuk pergi ke Korea Selatan, melalui drama tersebut para penonton
dapat mengetahui dan melihat bagaimana warisan kebudayaan Korea Selatan.
Drama ini tidak hanya sukses di Cina, Jepang dan negara-negara Asia
Tenggara lainnya tapi juga sukses ditayangkan di kawasan Timur Tengah,
Australia, Amerika dan beberapa negara Eropa, seperti; Iran, Turki, Kanada,
Colombia, Rusia dan sebagainya.
Popularitas yang diterima oleh K-Drama memiliki alasan yang berbeda
di tiap-tiap negara karena terdapat perbedaan dalam penilaian.4
Misalnya saja
masyarakat Amerika menilai bahwa K-Drama menyenangkan untuk ditonton
karena alur cerita yang menarik. Sedangkan masyarakat Asia menilai bahwa
para pemain drama (aktor dan aktris) memerankan gaya hidup modern dan
mode pakaian yang menarik. Berbeda dengan masyarakat Timur Tengah yang
menilai bahwa K-Drama lebih bersifat romantis dan kisah yang manis tanpa
adanya kesan seksual. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab drama
Jewel In The Palace mencapai popularitas di Iran yang masyarakatnya
didominasi oleh muslim. Drama ini dinilai lebih aman untuk ditonton daripada
4
Gunjoo, Jang, Won K. Paik, 2012. Korean Wave as Tool for Korea’s New Cultural Diplomacy,
SciRes, Vol.2, No.3, pp.196-202, hlm.198.
film produksi Amerika Latin yang menggambarkan kesan seksual baik dari
alur cerita hingga kostum para pemain.
3.2.3 Program Musik atau Korean Pop (K-Pop)
Musik pop Korea Selatan atau yang dikenal dengan K-Pop adalah
konten kebudayaan yang tidak begitu diminati pada awal kemunculannya.
Faktanya pasar musik pop Korea tidak mendapat perhatian seperti drama
televisi dan film hingga periode akhir 1990-an. Selain itu para remaja Korea
Selatan lebih tertarik kepada musik pop Amerika daripada musik lokal. Hal ini
disebabkan musik pop Korea masih mengandung unsur musik tradisional
seperti Pungmul,5
Pansori6
dan Sanjo.7
Berbeda dengan musik pop Amerika
yang menggambarkan musik modern tanpa penggabungan musik tradisional.
Oleh sebab itu, musik Korea juga dikenal sebagai konten kebudayaan baru
dalam Hallyu karena kemunculannya baru menarik perhatian di akhir periode
1990-an.
5
Pungmul merupakan jenis musik yang berasal dari ritual-ritual adat dalam masyarakat petani di
Korea Selatan. Musik pungmul dipimpin dengan pukulan dram dan dukungan dari instrumen-
instrumen lain serta para penari. Tiap-tiap dram mewakili elemen-elemen cuaca seperti; hujan, angin,
awan dan petir. Pungmul merupakan dasar dari musik perkusi dalam perkembangan musik modern di
Korea Selatan.
6
Pansori adalah jenis musik yang sangat terkenal di Korea Selatan atau yang lebih dikenal dengan
jenis musik ‘blues’ Korea. Dikatakan sebagai jenis musik ‘blues’ bukan dikarenakan gayanya tetapi
lebih pada kesedihan musik tersebut. Pertunjukan pansori didukung oleh seorang penyanyi dan satu
dram serta lirik lagu yang mengandung cerita narasi.
7
Sanjo adalah jenis musik yang sangat terkenal dalam pertunjukan musik di Korea yang digambarkan
oleh pertunjukan solo alat-alat musik tradisional yang dimulai dengan perlahan-lahan pada awalnya
namun semakin dipercepat dengan tempo yang berubah-ubah disertai penambahan improvisasi untuk
menunjukkan kemampuan si pemain instrumen musik tradisional. Pada intinya ritme lagu mengalami
peningkatan dalam satu pertunjukan. Alat-alat musik tradisional yang biasa dipergunakan dalam
pertunjukkan Sanjo diantaranya; piri (obo bambu), daegeum (seruling bambu), haegeum (busur kecapi
dengan dua senar), ajaeng (busur kecapi), geomungo (kecapi dengan enam senar), gayageum (kecapi
dengan dua belas senar).
Korea Broadcasting System (KBS) dan Munhwa Broadcasting
Company (MBC) adalah dua jaringan televisi yang menyiarkan program
musik pada saat itu. Tidak ada perusahaan penyiaran atau badan resmi lainnya
yang mencatat tentang rekor penjualan album musik. Program musik pada
saaat itu hanya menampilkan tangga lagu yang disiarkan setiap minggunya di
televisi. Pemilihan lagu-lagu dan penyanyi berdasarkan tingkat popularitas
yang diraihnya pada saat itu karena tidak ada aturan resmi mengenai
penempatan tangga lagu mingguan. Selain itu karena tidak adanya badan
resmi yang mencatat tentang penjualan album, maka jumlah penjualan tidak
menjadi hal yang penting bagi para musisi pada saat itu. Beberapa faktor
tersebut menjadi alasan kenapa musik Korea tidak begitu diminati oleh
masyarakat lokal.
SM Entertainment adalah perusahaan musik pertama di Korea Selatan
yang didirikan oleh Lee Soo Man. Pendirian label musik tersebut menjadi
pusat perhatian karena kondisi industri musik dalam negeri sedang dalam
keadaan tidak baik. Analisanya adalah pendirian SM Entertainment
merupakan suatu langkah besar untuk membangkitkan industri musik dalam
negeri meskipun terdapat resiko kerugian besar mempertimbangkan kondisi
yang terjadi pada saat itu. Namun tidak seperti yang diprediksikan
sebelumnya, Lee berhasil membangkitkan industri musik Korea Selatan
dengan mengeluarkan grup idola yang bernama H.O.T.
Grup idola tersebut langsung menarik perhatian masyarakat Korea
Selatan dan mencetak rekor penjualan album terbesar saat itu. Menanggapi
kesuksesan tersebut, salah satu perusahaan utama yang bergerak di bidang
hiburan CJ E&M mulai menetapkan perhitungan atas penjualan album para
musisi Korea Selatan. Mengikuti jejak sukses tersebut, banyak grup idola
yang mulai muncul seperti; Sech Kies, G.O.D, S.E.S, Baby Vox dan
sebagainya. Munculnya grup idola tersebut tidak hanya menarik perhatian
masyarakat Korea Selatan tapi juga China, Hongkong dan Taiwan. Sama
halnya dengan kasus industri perfilman, industri musik Korea Selatan juga
tidak mudah masuk ke Jepang. Hal ini disebabkan musik pop Jepang telah
lebih dulu mendominasi kawasan Asia Timur yang dikenal dengan sebutan J-
Pop.
Pada tahun 2002 penyanyi solo Korea Selatan, BoA mulai
mengibarkan sayapnya ke Jepang dan mendapatkan reaksi positif dari
masyarakat Jepang. Hal ini terbukti dari kesuksesan penjualan albumnya yang
menduduki tangga penjualan tertinggi dalam kategori musik asing. Tidak
hanya itu, BoA menjadi penyanyi asing pertama yang menduduki tangga lagu
mingguan Jepang atau Oricon Chart selama tujuh kali. Mengikuti kesuksesan
BoA, salah satu grup idola Korea Selatan, Dong Bang Shin Ki (DBSK) pada
tahun 2006 sukses melanjutkan fenomena K-Pop di Jepang. DBSK adalah
grup idola asing yang pertama kalinya merajai tangga lagu di Oricon Chart
sebanyak sembilan kali dan meraih kesuksesan besar dalam penjualan album
mereka. Membuka pintu Jepang sebagai jalan masuk K-Pop tidak begitu sulit
karena sebelumnya drama Winter Sonata telah lebih dulu meraih kesuksesan
di sana. Munculnya ketertarikan masyarakat Jepang terhadap K-Drama
dimanfaatkan untuk mempromosikan K-Pop agar mendapat kesuksesan yang
sama.
K-Pop saat ini diidentikkan dengan grup idola (boyband dan girlband)
dan penyanyi solo yang menjadi icon atau wajah dari Hallyu itu sendiri.
Tingginya popularitas yang diterima oleh mereka berdampak pada penyebaran
Hallyu dalam skala yang lebih luas. Hallyu tidak hanya dikenal di kawasan
Asia Timur saja tetapi telah menyebarluas ke hampir semua negara di benua
Asia, Australia, Eropa bahkan Amerika. Beberapa dari grup idola tersebut
meraih popularitas yang berbeda di tiap negara, seperti; boyband EXO yang
mendapat popularitas tinggi di Cina, Taiwan, Asia Tenggara, dan Amerika
Serikat. Berbeda dengan girlband KARA yang meraih popularitas tinggi di
Jepang yang terbukti dengan banyaknya produk Jepang yang menggunakan
girlband tersebut sebagai brand image atau wajah produk.
Fenomena K-Pop terus berlanjut pada tahun 2012 dimana industri
musik mulai menjadi bisnis yang menjanjikan karena pencapaian popularitas
tinggi di berbagai negara. Selain itu tingginya ketertarikan terhadap K-Pop
menjadikannya sebagai konten kebudayaan Hallyu yang selalu ada pada setiap
penyelenggaraan festival kebudayaan Korea Selatan. Seperti penyelenggaraan
Hallyu Dream Festival 8
yang merupakan festival musik tahunan yang
diselenggarakan oleh Korea Selatan. Di tahun yang sama grup idola Big Bang
8
Hallyu Dream Festival merupakan festival musik terbesar yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Acara ini tediri dari tiga acara utama, yaitu; K-Pop Cover Dance Festival, Hallyu Star Meeting Event
dan Hallyu Dream Concert. K-Pop Cover Dance Festival merupakan acara perlombaan dance yang
menirukan gerakan tari grup idola Korea. Dilanjutkan dengan Hallyu Star Meeting Event yaitu
wawancara para grup idola dan fans sign. Hallyu Dream Concert adalah acara inti yang merupakan
pertunjukan musik para grup idola.
juga menduduki tempat tertinggi dengan pencarian terbanyak di Youtube
dengan lagu Fantastic Baby yang telah ditonton sebanyak 90.406.653 juta kali
sejak 6 Maret 2012.9
Selain itu penyanyi solo Psy dengan lagunya yang
berjudul Gangnam Style menarik perhatian masyarakat internasional dan
langsung meraih popularitasnya di berbagai negara serta termasuk ke dalam
kategori video musik yang paling banyak ditonton di Youtube yang mencapai
angka 1.843.002.708 milyar kali penayangan sejak 15 Juli 2012.10
Popularitas yang diraih oleh K-Pop pada dasarnya terdiri dari beberapa
faktor. Pertama, K-Pop memiliki karakteristik unik yaitu didominasi oleh para
grup idola seperti; boyband dan girlband yang menjadi daya tarik bagi para
penggemarnya. Kedua, K-Pop yang berasal dari musik tradisional memiliki
nilai jual lebih sekaligus menjadi kharakteristik yang membedakan dengan
musik lainnya. Ketiga, para anggota grup idola memiliki figur tubuh yang
bagus serta wajah yang tampan dan cantik menjadi daya tarik dalam
penyebaran Hallyu. Hal inilah yang menyebabkan para anggota grup idola
dijadikan sebagai wajah Hallyu yang menggambarkan kecantikan dan
keunikan budaya Korea Selatan. Keempat, kemampuan vokal dan tari yang
dimiliki oleh anggota grup idoal atau penyanyi solo lainnya juga menjadi
karakteristik K-Pop.
9
Big Bang – Fantastic Baby MV on YouTube lihat http://www.youtube.com/watch?v=AAbokV76tkU
diakses pada 09 Desember 2013.
10
Psy – Gangnam Style MV on YouTube lihat http://www.youtube.com/watch?v=9bZkp7q19f0
diakses pada 09 Desember 2013.
3.3 Strategi Penyebaran Hallyu
Sejak tahun 2009 Hallyu tidak lagi muncul sebagai fenomena budaya di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Penyebarannya telah mencakup seluruh
Asia, Eropa, Australia, Afrika Barat hingga Amerika. Luasnya penyebaran Hallyu
dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, karena jika diteliti kembali hingga akhir
periode 1990-an industri budaya Korea Selatan masih baru bangkit dari keterpurukan.
Selain itu, dominasi dari industri budaya Jepang juga menjadi hambatan bagi
penyebaran Hallyu ke lingkungan internasional. Oleh sebab itu, diperlukan strategi
yang cocok untuk melakukan ekspansi kebudayaan Korea Selatan.
Pertama, keterlibatan para aktor yang bertanggung jawab atas penyebaran
Hallyu. Terdapat beberapa aktor utama yang terlibat dalam proses penyebaran Hallyu,
diantaranya; pemerintah, pihak swasta (chaebol) dan grup idola. Para aktor tersebut
memiliki peranan penting di bidangnya masing-masing. Pemerintah dalam hal ini
berperan sebagai pengawas dan pendukung penyebaran Hallyu. Badan pemerintah
yang bertanggung jawab atas hal ini adalah Kementerian Budaya, Olahraga dan
Pariwisata Korea Selatan atau Ministry of Culture, Sports and Tourism (MCST).
MCST terdiri dari banyak departemen yang beberapa diantaraya bertangung jawab
atas penyebaran kebudayaan, seperti; Korea Creative Content Agency (KOCCA),
Korean Tourism Organization dan Korea Foundation for International Cutural
Exchange (KOFICE).
Departemen dibawah MCST tersebut memainkan perannya masing-masing.
Korea Creative Content Agency (KOCCA) merupakan agensi yang mendukung
pembuatan dan produksi konten-konetn kebudayaan Korea Selatan, seperti; film,
game, animasi, musik, kartun dan lain-lain. KOCCA bertujuan untuk mempromosikan
serta mengembangkan industri kebudayaa Korea Selatan. Selain itu agensi tersebut
juga bertanggung jawab untuk mendukung pertumbuhan industri kebudayaan Korea
Selatan agar menjadi salah satu dari lima agensi konten kebudayaan terbesar di
dunia. 11
KOCCA juga terdiri dari badan-badan pendukung lainnya, diantaranya;
Korea Broadcasting Institute, Korea Game Development and Promotion Institute,
Korea Sulture and Contents Center, Digital Contents Business Group of the Korea
SW Industry Promotion Agency.
Korea Foundation for International Cultural Exchange (KOFICE) merupakan
agensi yang bertanggung jawab dalam bidang pertukaran budaya dan program
akademik lainnya. Agensi ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Korea
Selatan melalui program-program akademik, intelektual dan pertukaran budaya, serta
membangun pemahaman bersama tentang kebudayaan Korea Selatan dengan
komunitas internasional. Beberapa program KOFICE yang terkenal, diantaranya;
Enhancement of Korean Studies and Language Overseas,12
Fellowship and Grants,13
Forum and Research,14
Intellectual Exchange,15
Cultural Exchange,16
Publications
and Material17
serta The Korea Foundation Cultural Center.18
11
https://www.facebook.com/KoreanContent/info diakses pada 10 Desember 2013.
12
Program KOFICE yang mendukung pendirian studi kajian tentang Korea Selatan dan Bahasa Korea
di berbagai universitas di dunia.
13
Program KOFICE yang mendukung studi kajian tentang Korea Selatan untuk anggota fakultas,
mahasiswa dan para peneliti melalui pemberian beasiswa dan pembentukan program untuk pasca
sarjana.
14
Program KOFICE yang mengatur pertemuan umum dalam dialog non-pemerintah yang dihadiri oleh
orang terkemuka di Korea Selatan dan negara-negara yang bekerjasama. Selain itu program ini juga
bertanggung jawab untuk pengadaan serta mendukung institute penelitian Korea Selatan yang berada
di luar negeri.
Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan (MCST)
merupakan leading actor atau aktor yang memimpin dalam proses penyebaran Hallyu
untuk masyarakat domestik maupun internasional. Pernyataan Menteri Budaya,
Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan, Yoo Jin Ryong bahwa,”Cultural policy is
crucial to seeing our creative economy into the future and bringing greater
satisfaction to our communities”.19
Kebijakan kebudayaan merupakan hal yang besar
melihat dampaknya terhadap perekonomian Korea Selatan di masa yang akan datang.
Mempertimbangkan hal tersebut maka MCST mendirikan kantor perwakilan resmi di
luar negeri yang disebut dengan Korea Plaza yang bertujuan untuk memperkuat citra
Korea Selatan melalui Hallyu. Selain itu pemerintah juga menunjukkan dukungannya
melalui program-program pertukaran konten kebudayaan dengan negara-negara lain,
seperti; Cina, Taiwan, Jepang, Indonesia, Filipina dan sebagainya.
Konglomerat atau chaebol juga memainkan peran penting dalam penyebaran
Hallyu yaitu sebagai pihak yang mensponsori kegiatan-kegiatan dalam penyebaran
kebudayaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa chaebol mengambil
kesempatan untuk mendukung industri kebudayaan Korea Selatan. Salah satu
tindakan yang diambil oleh para chaebol tersebut adalah memberikan pendanaan
15
Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mengadakan pertemuan para pemimpin swasta
(chaebol) dan sector-sektorpublik lainnya yang diundang untuk membangun pemahaman bersama dan
berbagi pengalaman melalui eksplorasi Korea Selatan.
16
Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mendukung kegiatan promosi kebudayaan melalui
pendirian museum, galeri serta penyelenggaraan program-program kebudayaan lainnya.
17
Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mempublikaskan literature dan buku secara
berkala dalam bahasa asing serta mendukung kegiatan produksi konten-konten multimedia kebudayaan
Korea Selatan.
18
Pembangunan gedung KOFICE yang didedikasikan untuk mempromosikan kebudayaan Korea
Selatan serta memberikan informasi tentang kebudayaan suatu negara tempat Korean Cultural Center
didirikan.
19
www.mcst.go.kr/english/aboutus/minister.jsp diakses pada 10 Desember 2013.
terhadap kegiatan industri kebudayaan seperti; pembuatan film dan K-Drama serta
penyelenggaraan program musik. Selain itu juga penyelenggaraan kontes dan audisi
untuk menjaring pemuda berbakat yang bertujuan untuk mensukseskan program
kebudayaan Korea Selatan. Tidak hanya chaebol yang berpartisipasi dalam
penyebaran Hallyu, ada beberapa pihak swasta lain yang juga ikut ambil bagian.
Seperti agensi musik dan label rekaman diantaranya; SM Entertainment, YG
Entertainment, JYP Entertainment, Cube Entertainment dan sebagainya.
Agensi musik Korea Selatan berperan aktif dalam kegiatan industri musik
dimulai dari penyelenggaraan audisi vokal dan tari, proses pelatihan hingga debut
sebagai grup idola atau penyanyi solo. Penyelenggaraan audisi vokal dan tari tidak
hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga ke beberapa negara lainnya. Ada
beberapa program kerjasama yang dilakukan antara agensi musik untuk mengadakan
audisi terbuka untuk menjaring pemuda berbakat yang berada di negara-negara lain
untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyebaran Hallyu. Program-program tersebut
diantaranya adalah SM Global Audition, Scoot K-Pop Star Hunt dan sebagainya.
Strategi ini bertujuan untuk menarik lebih banyak penggemar Hallyu yang tersebar di
berbagai negara untuk ikut merasakan menjadi bagian dari fenomena Hallyu. Ada
beberapa grup idola yang anggotanya berasal dari luar negeri dan merupakan warga
negara asing, seperti; grup idola EXO memiliki tiga anggota kewarganegaraan Cina
dan satu anggota kewarganegaraan Kanada, grup idola Miss A memiliki dua anggota
kewarganegaraan Cina, grup idola f(x) memiliki satu anggota kewarganegaraan Cina
dan satu anggota kewarganegaraan Amerika, grup idola 2PM memiliki satu anggota
kewarganegaraan Thailand dan sebagainya.
Para grup idola, penyanyi solo, aktor dan aktris juga termasuk ke dalam aktor
yang bertanggung jawab dalam proses penyebaran Hallyu. Mereka adalah aktor yang
berdiri di posisi paling depan sebagai wajah Hallyu. Pada dasarnya mereka memiliki
peran utama dalam ekspansi kebudayaan Korea Selatan ke lingkungan internasional.
Hal ini disebabkan popularitas yang telah lebih dulu mereka dapatkan di berbagai
negara di dunia sehingga memudahkan masuknya kebudayaan Korea Selatan di
negara-negara tersebut. Contohnya; aktor Bae Yong Jun yang sangat terkenal di
Jepang melalui K-Drama Winter Sonata menjadikannya sebagai pembuka pintu bagi
Hallyu untuk masuk ke Jepang serta mampu bersaing dengan kebudayaan Jepang
yang telah lebih dulu terkenal.
Modernisasi dan liberalisasi media Korea Selatan sebagai wadah penyebaran
Hallyu di tingkat domestik maupun internasional. Saat ini media di Korea Selatan
memegang peranan penting dalam kegiatan penyebaran kebudayaan. Jaringan televisi
kabel seperti Channel M, One, Arirang, KBS World dan sebagainya merupakan
jaringan televisi kabel yang telah masuk di banyak negara. Jaringan televisi tersebut
dijadikan sebagai wadah untuk mengekspor Hallyu melalui program-program televisi,
seperti; K-Drama, K-Pop, film, reality show hingga K-Style. Beberapa diantara
jaringan televisi tersebut menggunakan bahasa asing sehingga para penonton di
negara-negara lain dapat mengetahui isi program-program tersebut. Arirang TV
merupakan jaringan televisi Korea Selatan yang menggunakan Bahasa Inggris dalam
program penyiarannya. Selain itu juga ada KBS World yang tetap menggunakan
Bahasa Korea sebagai audio dan memberikan terjemahan dalam Bahasa Inggris.
Sejak akhir tahun 2007 media sosial telah memfasilitasi penyebaran Hallyu ke
lingkungan internasional, seperti; Youtube, Melon, Facebook, Twitter dan lain-lain.
Penggunaan intensif terhadap sosial media berdampak pada peningkatan jumlah
ekspor kebudayaan. Korean Broadcasting System (KBS) menjadi jaringan televisi
utama di dunia yang mengekspor konten-konten kebudayaan Hallyu senilai US$43
juta ke 38 negara di dunia.20
Upaya lainnya adalah penyediaan situs live streaming
untuk para penggemar Hallyu yang berada di luar Korea Selatan bisa menyaksikan
program televisi Korea Selatan secara langsung melalui internet. Contohnya
penyelenggaraan acara penghargaan musik, Mnet Asian Music Award 2013 yang
disiarkan langsung dari Hongkong dapat disaksikan via live streaming di beberapa
situs seperti; Mnet.com, Japan-Gyao, Youtube, Tving, China-Sofu.com, Youku dan
Tudou (situs Cina), dan banyak lagi. Selain itu peningkatan koneksi internet melalui
High-Speed Internet Service Program menempatkan Korea Selatan di urutan pertama
sebagai negara dengan koneksi internet tercepat di dunia.
Festival internasional yang diikuti oleh banyak perwakilan negara-negara lain.
Poin utama dalam acara tersebut adalah memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan
yang unik dan menarik, penyelenggaraan festival internasional termasuk ke dalam
agenda diplomasi kebudayaan Korea Selatan. Oleh sebab itu, pemerintah Korea
Selatan juga mengucurkan dana yang besar untuk membantu penyelenggaraan
festival tersebut. Beberapa festival bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh
Korea Selatan, diantaranya; Busan International Film Festival, Busan International
20
Siprosit, Siriluk, 2012. Globalization, Culture And The Roles of The Media, Erasmus Mundus 2012,
pp.1-11, hlm.5.
Fireworks Festival, Hallu Dream Festival, Yeosu EXPO 2012 dan lain-lain.
Penyelenggaraan festival seperti ini dinilai sebagai salah satu upaya Korea Selatan
dalam mempromosikan kebudayaannya kepada dunia.
Masyarakat domestik dan internasional sebagai target sasaran penyebaran
Hallyu. Berdasarkan laporan dari Korea Tourism Organization (KTO) yang
memaparkan tentang hasil survey yang dilakukan pada tahun 2011 tentang analisis
penggemar Hallyu berdasarkan jenis kelamin, usia dan konten favorit Hallyu.
Penggemar Hallyu berdasarkan jenis kelamin sebanyak 90% adalah wanita dan 10%
adalah pria, berdasarkan kelompok usia sebanyak 47% penggemar Hallyu berada di
usia 20-an, 19% berada di usia 30-an, 18% berada di usia 10-an dan sebagainya.
Berdasarkan konten Hallyu yang paling banyak diminati adalah sebanyak 54%
memilih K-Pop, 33% K-Drama, 6% film dan sebagainya.21
Hasil survey tersebut
merupakan informasi penting dalam penyebaran Hallyu, sehingga ketika profil
tentang target sasaran telah diketahui maka dapat disusun strategi yang tepat agar
sukses dalam penyebaran kebudayaan tersebut.
Strategi penyebaran Hallyu melibatkan kerjasama antara pemerintah,
konglomerat (chaebol), pihak swasta lain dan para bintang Hallyu dalam strategi
perencanaan dan penyebaran kebudayaan. Sedangkan media berperan aktif dalam
mempromosikan kebudayaan tidak hanya di pasar domestik tapi juga pasar
internasional. Pada dasarnya target sasaran penyebaran Hallyu adalah masyarakat di
suatu negara. Respon positif yang ditunjukkan oleh masyarakat tersebut berdampak
terhadap perubahan pola pandang terhadap negara yang menyebarkan konten-konten
21
Charm, Lee, 2013. Hallyu Wave and Tourism, Korea Tourism Organization, Oktober 2013.
kebudayaan. Seperti yang terjadi di masyarakat Vietnam yang masih mengingat
keterlibatan Korea Selatan dalam Perang Vietnam menjadikan hal tersebut sebagai
nilai negatif terhadap Korea Selatan. Namun ketika Hallyu masuk ke Vietnam
melalui K-Drama diperankan oleh aktor Jang Dong Geun yang meraih kesuksesan di
Vietnam, terjadi perubahan citra Korea Selatan di mata masyarakat Vietnam. Korea
Selatan saat ini adalah negara dengan kebudayaan yang unik dan menarik serta lebih
bersahabat karena sudah terciptanya pemahaman mengenai pesan yang dibawa oleh
Hallyu untuk masyarakat Vietnam.
3.4 Misi Kebudayaan
Pada umumnya diplomasi kebudayaan tidak hanya bertujuan untuk
memamerkan keagungan budaya di suatau negara, tetapi juga mengandung tujuan
lain seperti; politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Meskipun demikian terdapat
perbedaan antara tujuan diplomasi kebudayaan dengan misi kebudayaan. Analisanya
adalah tujuan diasumsikan sebagai bentuk pencapaian kepentingan nasional,
sedangkan misi diasumsikan sebagai motif dalam melakukan diplomasi kebudayaan.
Motif juga mengandung makna sebagai alasan kenapa Hallyu dipilih oleh pemerintah
Korea Selatan sebagai instrumen diplomasi kebudayaan yang dinilai berpotensi untuk
mencapai tujuan. Pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa Hallyu telah diterima
oleh sebagian besar negara-negara di dunia dan memperoleh popularitas di negara-
negara tersebut. Munculnya Hallyu sebagai fenomena transnasional menjadi bukti
penerimaan kebudayaan Korea Selatan di lingkungan internasional. Pada dasarnya
Hallyu membawa empat misi kebudayaan, diantaranya; pembentukan citra positif,
merubah perspektif atau pandangan negara lain, menggalang dukungan atas suatu
kebijakan luar negeri, membentuk penilaian baik terhadap pemimpin atau dukungan
domestik terhadap pemerintah.
Misi kebudayaan yang dibawa oleh Hallyu yaitu pembentukan citra positif
Korea Selatan di lingkungan internasional. Hallyu digambarkan sebagai fenomena
kebudayaan yang membawa pesan-pesan perdamaian dan sebagai bukti bahwa
penyebaran kebudayaan tersebut bukanlah ancaman bagi negara-negara lain. Pesan
perdamaian tersebut dapat dilihat melalui konten kebudayaan yang dibawa oleh
Hallyu, seperti; K-Drama yang alur ceritanya berdasarkan nilai-nilai Konfusius yang
terpusat pada nilai-nilai kekeluargaan, penghormatan terhadap seseorang yang lebih
tua serta menghargai nilai-nilai kebajikan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
Chicago Global Affairs tahun 2008 menunjukkan bahwa lebih dari 79% responden
yang merupakan masyarakat di berbagai negara di dunia setuju bahwa penyebaran
kebudayaan Korea Selatan melalui Hallyu merupakan pengaruh yang positif.22
Citra positif kebudayaan Korea Selatan yang telah terbentuk dapat merubah
persepsi, penilaian dan pandangan negara-negara lain terhadap Korea Selatan.
Adanya penilaian positif tentang kebudayaan yang dibawa oleh Hallyu menjadi faktor
penyebab terjadinya perubahan pandangan negara-negara lain terhadap Korea Selatan.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi
Jepang atau Minsitry of Internal Affairs and Communications of Japan pada tahun
2011 terhadap masyarakat mengenai penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Jepang.
Hasilnya adalah 57.1% responden mengakui bahwa terjadi perubahan pandangan
22
Christopher B. Whitney and David Shambaugh, Loc,Cit.,
yang positif terhadap Korea Selatan. Survey lainnya juga dilaksanakan di Jepang
menunjukkan bahwa 62% responden mengakui perubahan pandangan positif terhadap
Korea Selatan setelah masuknya Hallyu ke Jepang.23
Survey yang dilakukan pada rentang waktu 2009-2011 tersebut dapat
dijadikan sebagai pembuktian terhadap perubahan pandangan negara lain terhadap
Korea Selatan setelah masuknya Hallyu ke negara tersebut. Perubahan pandangan
yang terjadi di Jepang dapat dijadikan sebagai contoh suksesnya diplomasi
kebudayaan Korea Selatan. Analisanya adalah Jepang merupakan negara yang
memiliki kebudayaan besar dan telah lebih dulu terkenal di lingkungan internasional.
Jepang juga salah satu negara yang sulit untuk dijadikan sebagai target sasaran
penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Hal ini dapat dilihat dari grafik
perkembangan Hallyu yang mulai berkembang di Cina pada tahun 2002 dan baru
mulai masuk ke Jepang tahun 2004. Penyebaran Hallyu di Jepang tergolong lambat
karena nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakatnya untuk mencintai kebudayaan
lokal. Oleh sebab itu, survey tahun 2009-2011 yang dilakukan terhadap masyarakat
Jepang menunjukkan perubahan pandangan dan persepsi masyarakat Jepang
mengenai kebudayaan Korea Selatan pasca meningkatnya grafik perkembangan
Hallyu di Jepang.
Citra positif yang telah terbentuk berdampak terhadap perubahan persepsi dan
pandangan yang menghasilkan dukungan terhadap Korea Selatan. Adanya dukungan-
dukungan yang ditunjukkan oleh beberapa negara seperti; Cina, Taiwan, Indonesia,
23
Hwang Hye-Kyung, 2009. The Korean Wave Causing Changes in the Perception of Korean and
Japaense-Korean in the Japanese Society, Journal of the Japanese Culture, Vol 42, hlm.273.
Thailand, Malaysia dan sebagainya mengarahkan kepada penggalangan dukungan
terhadap suatu kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan.
Pada dasarnya dukungan yang diberikan oleh negara-negara lain tidak hanya terbatas
pada kebijakan luar negeri tapi juga kepada pemimpin Korea Selatan. Pemerintah
Korea Selatan berusaha keras dalam mendukung penyebaran Hallyu di bawah
Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata (MCST) untuk membentuk
penilaian positif terhadap pemerintah melalui promosi kebudayaan. Pandangan positif
terhadap pemerintah Korea Selatan pasca masuknya Hallyu di lingkungan
internasional, secara tidak langsung juga berdampak terhadap penilaian suatu negara
terhadap pemerintah Korea Selatan. Melalui penyebaran kebudayaan yang membawa
pesan perdamaian dan kerjasama, digambarkan pula pemerintah Korea Selatan yang
juga menginginkan terciptanya perdamaian antar negara melalui Hallyu.
Hallyu merupakan fenomena kebudayaan yang membawa pengaruh positif
bagi negara-negara sasaran penyebaran sehingga membentuk dan merubah pola
pandangan serta penilaian terhadap Korea Selatan sebagai negara yang memiliki
kebudayaan unik dan menarik yang membawa pesan perdamaian. Pemerintah Korea
Selatan sebagai aktor penyebaran kebudayaan juga tergambar sebagai sosok yang
memperjuangkan nilai-nilai perdamaian tersebut. Sehingga dukungan yang muncul
dari negara-negara lain tidak hanya mengarah kepada kebijakan pemerintah tetapi
juga terhadap pemerintah itu sendiri.
3.5 Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional
Fenomena Hallyu telah menyebarluas di lingkungan internasional sejak akhir
tahun 2009. Setelah kesuksesan yang dicapai di dalam negeri, Korea Selatan mulai
menerapkan strategi penyebaran Hallyu ke lingkungan internasional. Kawasan Asia
Timur merupakan wilayah pertama penyebaran Hallyu. Respon positif ditunjukkan
oleh masyarakat Cina dan Taiwan, tapi tidak dengan masyarakat Jepang yang
memang telah lebih dahulu terkenal kebudayaannya. Penyebaran Hallyu selanjutnya
adalah kawasan Asia Tenggara hingga wilayah Timur Tengah, seperti; Arab Saudi,
Turki, Iran dan sebagainya. Setelah menguasai hampir seluruh negara-negara Asia,
Hallyu mulai melebarkan sayapnya ke daratan Eropa hingga ke Amerika. Berikut ini
adalah paparan mengenai Hallyu yang muncul sebagai fenomena transnasional sejak
tahun 2010.
3.4.1 Hallyu di Asia Timur
Korea Selatan menyadari besarnya respon positif yang ditunjukkan
oleh masyarakat di negara-negara Asia Timur seperti Cina, Jepang dan
Taiwan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kawasan Asia
Timur merupakan wilayah pertama penyebaran Hallyu. Oleh karena itu,
Hallyu bukan lagi menjadi fenomena asing bagi masyarakat di sana.
Kerjasama antar pemerintah di bidang kebudayaan, penyelenggaraan festival
internasional hingga penelitian tentang Hallyu merupakan beberapa faktor
pendorong ekspansi kebudayaan Korea Selatan di kawasan Asia Timur.
Hallyu tidak hanya dinilai sebagai fenomena kebudayaan tapi juga telah
menjadi bagian dari kegiatan akademik seperti studi kajian di beberapa
universitas yang ada di Cina, Jepang dan Taiwan.
Hallyu di Cina mengalami perkembangan pesat dan menarik perhatian
masyarakat jika dibandingkan dengan tahun-tahun pertama masuknya
kebudayaan Korea Selatan ke Cina. Berdasarkan survey yang dilakukan
terhadap masyarakat Cina mengenai faktor kesuksesan Hallyu adalah karena
bintang-bintang Hallyu yang memiliki wajah cantik, elegan dan ramah
menarik perhatian masyarakat Cina. Konten kebudayaan Hallyu yang paling
diminati di Cina adalah K-Pop. K-Fashion dan gaya rambut dari bintang-
bintang K-Pop selalu menjadi trend di kalangan remaja Cina. Selain itu juga
terjadi peningkatan jumlah wisatawan Cina yang datang ke Korea Selatan
untuk melakukan operasi plastik. Senada dengan tulisan Jim Dator dan
Yongseok Seo yang berjudul Korea as the Wave of a Future: The Emerging
Dream Society of Icons and Aesthetic Experience bahwa,”Even more
dramatically, some Chinese women reportedly ask plastic surgeons to change
their faces to look like the Korean stars”.24
Terjadi perubahan gaya hidup dan
pola konsumsi masyarakat Cina setelah masuknya Hallyu yaitu peningkatan
konsumsi produk-produk kecantikan Korea Selatan yang menjadi populer di
kalangan masyarakat Cina. Contohnya; produk parfum Girl yang dibintangi
oleh grup idola Girls Generation yang menjadi item produk kosmetik yang
paling banyak di cari oleh masyarakat Cina.
24
Jim Dator and Yeongseok Seo, 2004. Korea as the Wave of a Future: The Emerging Dream Society
of Icons and Aesthetic Experience. Journal of Futures Studies, vol. 9:1, pp. 31 – 44, hlm.32.
Taiwan merupakan salah satu negara yang melakukan impor K-Drama
terbesar di Asia Timur. Beberapa penelitian yang dilakukan tentang Hallyu di
Taiwan mengungkapkan bahwa kebudayaan Korea Selatan meraih popularitas
di Taiwan karena K-Drama dan K-Pop mendominasi program acara di televisi
di Taiwan. Gala Television (GTV) merupakan stasiun televisi Taiwan yang
paling banyak menayangkan K-Drama dan memperoleh rating tertinggi
diantara tayangan program televisi asing lainnya. Salah satu grup jaringan
televisi kabel di Taiwan, Videoland memiliki beberapa sistem kabel dan
berbagai channel termasuk diantaranya channel yang khusus menayangkan
drama Jepang. Pada saat itu, drama Jepang memiliki harga yang mahal per
episodenya tapi tidak memiliki rating yang tinggi saat penayangannya.
Melihat kesuksesan GTV yang melakukan impor K-Drama dari Korean
Broadcasting System (KBS), maka Videoland juga mulai melakukan impor K-
Drama dari Seoul Broadcasting System (SBS) dan Munhwa Broadcasting
Company (MBC) yang merupakan dua stasiun televisi Korea Selatan.25
Hallyu di Taiwan berdampak pada pola konsumsi masyarakat Taiwan
yang lebih memilih produk-produk Korea Selatan daripada produk lokal.
Terjadinya peningkatan dalam penjualan produk kosmetik, seperti; produk
perawatan kulit Nature Republic Korea. Produk tersebut berkerja sama
dengan grup idola EXO yang meraih popularitas tinggi di Taiwan.
Masyarakat Taiwan khususnya kalangan remaja ingin menggunakan produk
25
Lin, Lihyun, 2006. The Paradox of the Korean Wave In Taiwan, Cultural Space and Public Sphere
in Asia 2006, pp.129-143, hlm.138.
perawatan kulit yang sama dengan yang digunakan oleh grup idola mereka.
Tidak hanya produk kosmetik, produk game online Korea Selatan juga
menjadi pilihan masyarakat Taiwan dan bersaing dengan produk game online
Jepang di pasar domestik Taiwan.
Jepang merupakan salah satu negara yang sulit mengalami kesulitan
sebagai sasaran penyebaran Hallyu. Bahkan ketika Hallyu mulai menarik
perhatian masyarakat Cina dan Taiwan, tapi baru beberapa tahun setelahnya
Hallyu bisa diterima di Jepang. Popularitas drama Winter Sonata di Jepang
menjadi pembuka akses masuk untuk penyebaran kebudayaan Korea Selatan.
Ada beberapa faktor yang membuat penyebaran Hallyu di Jepang tidak lebih
sukses dibandingkan Hallyu di Cina. Pertama, kebudayaan Jepang yang lebih
dulu mendominasi kawasan Asia Timur melalui anime dan manga. Kedua,
adanya prinsip masyarakat Jepang yang mengutamakan produk dalam negeri
daripada produk asing. Ketiga, munculnya komunitas anti-Hallyu sebagai
bentuk protes sebagian masyarakat Jepang karena dominasi K-Drama dan K-
Pop di televisi Jepang.
Faktor-faktor yang menghambat penyebaran Hallyu di Jepang tidak
seketika menghentikan kegiatan penyebaran kebudayaan di sana. Meskipun
demikian ada nilai positif dari K-Drama yang tidak dimiliki oleh drama
Jepang, hal inilah yang menjadi kelebihan dari K-Drama. Berdasarkan tulisan
New York Times disebutkan bahwa K-Drama berbeda dengan drama Jepang
karena cerita K-Drama menggambarkan pentingnya ketulusan dan
pengorbanan, dan ciri tersebut yang tidak dimiliki oleh drama Jepang.
Walaupun tidak mengalami kesuksesan seperti di Cina dan Taiwan,
kemunculan Hallyu di Jepang juga berdampak pada peningkatan wisatawan
Jepang ke Korea Selatan karena ingin berkunjung ke lokasi pembuatan film
Winter Sonata. Organisasi Pariwisata Korea Selatan atau Korea Tourism
Organization tahun 2009 mencatat sebanyak 71,9% kedatangan wisatawan
asing bertujuan untuk berlibur di Korea Selatan, 43.4% diantaranya adalah
wisatawan Jepang.26
Hallyu di kawasan Asia Timur telah menjadi fenomena budaya yang
mendapat tanggapan positif bagi sebagian besar masyarakat di sana. Hallyu
berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Asia Timur,
seperti; trend fashion yang dibawa oleh bintang-bintang Hallyu menjadi
panutan bagi para remaja di Cina dan Taiwan. Kemunculan komunitas-
komunitas anti-Hallyu di Jepang tidak benar-benar mempengaruhi kelanjutan
dari penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Pada faktanya hingga saat ini
Hallyu masih menikmati popularitasnya di negara-negara tersebut.
3.4.2 Hallyu di Asia Tenggara
Asia Tenggara merupakan wilayah kedua dalam penyebaran
kebudayaan Korea Selatan. Fenomena Hallyu telah menyebar di sebagian
besar negara-negara Asia Tenggara, seperti; Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand dan sebagainya. Negara-negara di Asia Tenggara memiliki
26
Xiaowei, Hwang, 2009. Korean Wave: The popular Culture, Comes as Both Cultural and Economic
Imperialism in the East Asia, Asia Social Science, Vol.5 No.8, pp.123-130, hlm.126.
komunitas fandom terbesar setelah Korea Selatan, seperti; komunitas fandom
Super Junior (Elf), fandom EXO (EXO Stans) dan banyak lagi. Keberadaan
komunitas tersebut membuktikan popularitas yang diraih Hallyu di kawasan
Asia Tenggara. Fenomena Hallyu terhadap masyarakat Asia Tenggara terlihat
jelas dari perbahan gaya hidup, pola konsumsi serta pandangan masyarakat
Asia Tenggara tentang Korea Selatan.
Hallyu diterima dengan antusias oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Popularitas yang diraih oleh Hallyu di Indonesia salah satunya
dapat digambarkan melalui tayangan K-Drama di televisi lokal. Indosiar
merupakan jaringan televisi lokal Indonesia yang melakukan impor K-Drama
dari berbagai stasiun jaringan televisi di Korea Selatan, seperti; KBS, SBS,
MBC dan Channel M. Beberapa K-Drama yang ditayangkan di Indosiar
meraih sukses, seperti; drama Jewel In The Palace, Full House, Boys Before
Flower dan banyak lagi. Tidak hanya itu tayangan program Music Bank yang
sempat ditayangkan oleh Indosiar juga mendapat perhatian dari masyarakat
Indonesia untuk lebih mengenal K-Pop. Selain itu fenomena Hallyu juga
sudah menjadi bahan kajian untuk penelitian akademik yang dibuktikan
melalui penerbitan jurnal akademik mengenai fenomena Hallyu.
Dampak Hallyu terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia
terbukti dari produk-produk Korea Selatan yang muncul di dalam K-Drama
menarik perhatian penggemar Hallyu untuk memiliki produk tersebut.
Meningkatnya bisnis online shoping yang menyediakan pakaian impor dari
Korea Selatan menjadi salah satu bukti pengaruh Hallyu terhadap pola
konsumsi masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan K-Pop Cover Dance
Festival 2013 juga menjadi dinilai sebagai poin pendorong ketertarikan
masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan Korea Selatan. Fenomena Hallyu
di Indonesia saat ini tidak lagi menjadi sesuatu yang dianggap asing, karena
keberhasilan penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Indonesia bukanlah
sesuatu yang baru diketahui kebenarannya.
Hallyu di Malaysia juga mendapat tanggapan positif dan meraih
popularitas tinggi. Drama Jewel In The Palace menarik perhatian masyarakat
Malaysia terhadap kebudayaan dan makanan tradisional Korea Selatan yang
disuguhkan dalam drama tersebut. Banyak masyarakat Malaysia yang
penasaran dengan makanan tradisional Korea Selatan dan sengaja berkunjung
ke restoran Korea hanya untuk mengetahui bagaimana rasa Kimchi dan
Bulgogi. Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik Hallyu bagi masyarakat
Malaysia, diantaranya; panorama keindahan alam Korea Selatan, keunikan
gaya hidup dan pakaian tradisional Korea Selatan (Hanbok) yang tidak dapat
ditemukan dalam kebudayaan Malaysia.
Fenomena Hallyu telah membentuk pemahaman masyarakat Malaysia
terhadap kebudayaan Korea Selatan. Berdasaran tulisan Cho, Chul-Ho yang
berjudul Korean Wave In Malaysia and Changes of the Korea-Malaysia
Relations yang menyatakan bahwa tidak ada data tentang penilaian
masyarakat Malaysia terhadap Korea Selatan sebelum munculnya fenomena
Hallyu. Meskipun demikian tidak bisa juga dikatakan bahwa masyarakat
Malaysia memiliki pandangan yang negatif terhadap Korea Selatan.27
Oleh
sebab itu, setelah kemunculan Hallyu di Malaysia melalui kesuksesan K-Pop
dan K-Drama menjadi bukti penerimaan kebudayaan Korea Selatan oleh
masyarakat sebagai bentuk perkenalan terhadap budaya asing yang sedang
populer.
Fenomena Hallyu telah membawa perubahan sosio-kultural serta
perubahan ekonomi terhadap Malaysia. Selain itu, Hallyu juga dipandanng
berkontribusi terhadap peningkatan hubungan bilateral tidak hanya antar
pemerintah negara tetapi juga pada level masyarakat yang ada di kedua negara.
Hallyu juga berkontribusi terhadap perubahan citra bagi Korea Selatan yang
terbukti dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat Malaysia terhadap
kehidupan sosial serta kebudayaan Korea Selatan, seperti; meningkatnya
peserta yang melakukan penelitian dan pengkajian mengenai kebudayaan
Korea Selatan serta membawa perubahan terhadap pola fikir dan pola hidup
masyarakat Malaysia. Perubahan di bidang ekonomi dapat dilihat melalui
peningkatan minat masyarakat Malaysia terhadap produk-produk Korea
Selatan seperti produk elektronik, kosmetik, mode busana dan sebagainya.
Fenomena Hallyu di kawasan Asia Tenggara telah banyak
mempengaruhi masyarakat yang berada di negara-negara Asia Tenggara. Para
penggemar bintang-bintang Hallyu di sana mengadaptasi gaya berbusana,
mode rambut, make-up hingga melakukan operasi plastik agar mirip dengan
27
Cho, Chul-Ho, 2010. Korean Wave In Malaysia And Changes of the Korea-Malaysia Relations,
Malaysian Journal of Media Studies, Vol.12 No.1, pp.1-14, hlm.10.
idolanya. Selain itu, mereka juga mendekorasi handphone, notebooks serta
ruangan mereka dengan poster-poster dan foto bintang-bintang Hallyu bahkan
sebagian besar dari penggemar tersebut berusaha untuk dapat fasih berbicara
Korea, seperti; Inlingua School di Singapura yang mengalami peningkatan
jumlah siswa yang belajar bahasa Korea hingga 60% karena tertarik dengan
drama-drama televisi Korea Selatan. Di Singapura, K-Drama bahkan lebih
diminati daripada drama Jepang serta memperoleh rating yang tinggi.
Hallyu di Vietnam juga berdampak terhadap perubahan pola pandang
dan gaya hidup masyarakat Vietnam. Seperti yang telah disinggung
sebelumnya tentang kondisi hubungan Vietnam dan Korea Selatan yang tidak
cukup baik karena keterlibatan Korea Selatan dalam Perang Vietnam. Setelah
masuknya Hallyu di Vietnam dan kesuksesan K-Drama yang dibintangi oleh
Jang Dong Geun dan Kim Nam Ju telah menarik perhatian masyarakat
Vietnam. Kedua bintang K-Drama tersebut diundang oleh Presiden Vietnam
untuk menghadiri jamuan makan malam bersama, selain itu di jalan kota Ho
Chi Minh dan Hanoi dapat ditemui remaja-remaja Vietnam yang mengadopsi
pola make-up dan K-Fashion. Dampak kebudayaan Korea Selatan terhadap
masyarakat di negara-negara Asia Tenggara pada umumnya mempengaruhi
gaya hidup dan pola pandang mengenai Korea Selatan. Kesuksesan Hallyu di
kawasan Asia Tenggara telah menggeser dominasi kebudayaan Jepang yang
telah lebih dulu terkenal melalui anime dan manga.
3.4.3 Hallyu di Eropa dan Amerika
Kawasan Eropa dan Amerika merupakan wilayah penyebaran Hallyu
yang tergolong masih baru. Ketertarikan yang ditunjukkan oleh penggemar
Hallyu yang berada di Asia berbeda dengan penggemar di Eropa dan Amerika.
Penyebaran Hallyu di Eropa dan Amerika memiliki tantangan besar karena
industri kebudayaan mereka telah lebih dulu mendominasi. Seperti industri
perfilman di Inggris yang menguasai hampir di seluruh daratan Eropa, serta
Hollywood sebagai citra industri budaya Amerika Serikat yang mendapat
perhatian lebih dari masyarakat internasional. Meskipun terdapat hambatan
dalam proses penyebaran Hallyu, namun kebudayaan Korea Selatan telah
menarik perhatian masyarakat di beberapa negara di Eropa dan Amerika.
Perancis merupakan salah satu dari beberapa negara Eropa yang
menunjukkan tanggapan positif terhadap kebudayaan Korea Selatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari dampak penyelenggaraan SM Town Live Concert di
Paris pada 10-11 Juni 2011. Sebanyak 7000 lembar tiket konser terjual habis
dalam waktu 15 menit, selain itu cuplikan konser SM Town Live in Paris telah
ditonton sebanyak 3.28 juta kali di Youtube hanya dalam waktu dua hari.
Tidak hanya Perancis, penyelenggaraan konser K-Pop di Eropa juga
diselenggarakan di Inggris. Beberapa grup idola mendapat popularitas tinggi
di Inggris yang mampu bersaing dengan grup idola lokal untuk menarik
perhatian masyarakat Inggris. Penyelenggaraan berbagai acara penghargaan
musik di Eropa yang melibatkan grup idola Hallyu, seperti; MTV EMA
Amsterdam dan European K-Pop Award juga merupakan salah satu bentuk
respon positif penerimaan Hallyu di Eropa. Kemenangan yang diraih atas grup
idola Eropa oleh beberapa grup idola Hallyu dalam acara penghargaan
tersebut menjadi bukti bahwa K-Pop dapat berkompetisi dengan industri
musik di Eropa.
Hallyu juga mendapatkan popularitas di Rumania melalui penayangan
K-Drama Jewel In The Palace pada tahun 2009. Dalam kurun waktu setahun,
terdapat empat K-Drama yang telah ditayangkan jaringan televisi Rumania.
Melihat peningkatan jumlah penonton K-Drama di televisi nasional Rumania
atau TVR1, pada tahun 2011 terdapat tiga jaringan televisi swasta Rumania
seperti; National TV, N24Plus dan Euforia TV mulai melakukan impor K-
Drama.28
Penyebab utamanya adalah peningkatan jumlah penonton selama
periode penayangan K-Drama oleh jaringan televisi Rumania. Bukti lain yang
menunjukkan tanggapan positif terhadap kebudayaan Korea Selatan di Eropa
adalah keterlibatan bintang Hallyu, EXO dalam acara Closing Summer
Universiade tahun 2013 di Kazzan-Rusia. Tidak hanya bintang Hallyu saja,
tetapi juga acara penutupan festival olahraga tersebut juga menghadirkan
pertunjukan budaya provinsi Gwangju sebagai perwakilan dari Korea Selatan.
Dampak Hallyu di Eropa dapat terlihat jelas dalam bidang pendidikan,
salah satunya adalah meningkatnya ketertarikan para intelektual di Rumania
untuk melakukan penelitian terhadap dampak dari penyebaran kebudayaan
Korea Selatan. Selain itu adanya pembukaan jurusan pendidikan kebudayaan
28
Manirescu, Valentina, 2013. RO-Hallyu: The Influence of Korean Wave In Romania, Faculty of
Sociology and Social Work University of Bucharest, pp.1-13, hlm.5.
Korea Selatan seperti bahasa dan literatur melalui Department of East Asiatic
Studies di beberapa universitas di Eropa. Pada dasarnya penyebaran Hallyu di
Eropa yang masih tergolong baru sehingga belum begitu menunjukkan
keberhasilan seperti yang telah diraih di kawasan Asia. Namun Hallyu telah
mencapai popularitas di beberapa negara di Eropa seperti; Inggris, Perancis,
Rusia, Belanda, Jerman, Rumania dan sebagainya.
Kawasan Amerika juga menjadi wilayah ketiga dalam proses
penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Meskipun tergolong baru, Hallyu juga
mendapat popularitas di beberapa negara di kawasan Amerika seperti; Kanada,
Amerika Serikat, Meksiko, Brazil, Peru dan sebagainya. Meksiko juga
menjadi salah satu negara di kawasan Amerika yang menjadi sasaran
penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Hallyu mendapat respon positif dari
masyarakat Meksiko melalui penayangan K-Drama dan K-Pop. Popularitas
yang diterima Hallyu di Meksiko berdampak pada perubahan sosio-kultural
serta peningkatan minat masyarakat Meksiko terhadap produk-produk Korea
Selatan. Konten-konten Hallyu yang juga mendapat popularitas di Meksiko
adalah video game, games online, animasi dan kartun. 29
Penyebaran
kebudayaan Korea Selatan ke Amerika Latin juga mendapat respon positif
dari beberapa negara seperti Brazil dan Peru. Penyelenggaraan konser K-Pop
di Brazil merupakan salah satu strategi penyebaran Hallyu di Amerika Latin,
29
López Rocha, Nayelli. 2011. Hallyu and its Impact on Mexican Society, Hanyang University,
Graduate School of International Studies, Ph. D. Degree Thesis, 2011, hlm.83.
contohnya; Beast Live Concert In Brazil yang diadakan oleh grup idola Hallyu
B2ST pada tahun 2011.
Festival Hallyu, konser K-Pop, penayangan K-Drama juga
mendominasi kawasan Amerika. Salah satunya seperti konser K-Pop yang
diselenggarakan oleh KCON Amerika Serikat yaitu MCountdown What’s Up
LA yang diadakan di Los Angeles pada 24-25 Agustus 2013. K-Pop
merupakan konten Hallyu yang mendapat popularitas tinggi di kawasan
Amerika Serikat. Selain itu penyelenggaran Hallyu Global Audition juga
menjadi strategi penyebaran kebudayaan Korea Selatan di wilayah Amerika,
contohnya; SM Global Audition yang diadakan di Kanada dan Amerika
Serikat. Penyelenggaraan audisi pencarian bakat yang diadakan di luar Korea
Selatan memiliki daya tarik tersendiri sebagai bentuk proses penyebaran
Hallyu. Banyaknya peminat audisi tersebut dipandang sebagai langkah awal
keberhasilan fenomena Hallyu di kawasan Amerika.
Fenomena kebudayaan Korea Selatan yang meraih sukses di dalam negeri,
mendorong Korea Selatan untuk mengibarkan sayap kebudayaannya hingga ke
seluruh dunia. Terdapat tiga gelombang wilayah penyebaran Hallyu, diantaranya;
gelombang pertama meliputi wilayah Asia Timur (Cina, Jepang dan Taiwan),
gelombang kedua meliputi wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah (Indonesia,
Malaysia, Thailand, Arab Saudi, Iran, Turki dan sebagainya) dan gelombang ketiga
meliputi wilayah Eropa dan Amerika (Perancis, Rumania, Rusia, Amerika Serikat,
Brazil, Kanada dan sebagainya). Berdasarkan perkembangan dari fenomena Hallyu di
wilayah-wilayah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dampak dari fenomena
kebudayaan Korea Selatan memiliki dampak yang berbeda-beda di setiap wilayah
penyebaran karena adanya perbedaan faktor-faktor waktu, proses penyebaran, target
sasaran serta respon dari target sasaran. Oleh karena itu. Dampak Hallyu di Asia
Timur terhadap masyarakat dan pemerintahnya berbeda dengan dampak Hallyu di
Eropa dan Amerika. Contohnya; penyebaran Hallyu di Asia Timur juga
mempengaruhi perekonomian Korea Selatan karena adanya peningkatan daya beli
masyarakat Asia Timur terhadap produk-produk Korea Selatan. Sedangkan di
wilayah Eropa, produk-produk Hallyu belum begitu menarik perhatian sebagian besar
masyarakat Eropa.

More Related Content

What's hot

Konflik antar suku DAYAK DAN MADURA
Konflik antar suku DAYAK DAN MADURAKonflik antar suku DAYAK DAN MADURA
Konflik antar suku DAYAK DAN MADURAlilifatri
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiIntan Irawati
 
Teori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdTeori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdFrans Dione
 
Nasionalisme mesir
Nasionalisme mesirNasionalisme mesir
Nasionalisme mesirLuthfi Nk
 
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaPenyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaMilla Rachmana
 
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptx
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptxROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptx
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptxkaiser farros
 
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberalGungun Misbah Gunawan
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismeFikri Yaqin
 
Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di IndonesiaNasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di IndonesiaIfan Islami
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
PERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WARPERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WARliuenxiu97
 
asalusul nenek moyang .pptx
asalusul nenek moyang .pptxasalusul nenek moyang .pptx
asalusul nenek moyang .pptxTitisTiarni2
 
Revolusi amerika
Revolusi amerikaRevolusi amerika
Revolusi amerikagifariwk
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaErika N. D
 
Sistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruSistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruIrfan Jumair
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawaadhy_sama
 
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaMakalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaAgnes Gratia Devina
 

What's hot (20)

Konflik antar suku DAYAK DAN MADURA
Konflik antar suku DAYAK DAN MADURAKonflik antar suku DAYAK DAN MADURA
Konflik antar suku DAYAK DAN MADURA
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
 
Teori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdTeori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fd
 
Nasionalisme mesir
Nasionalisme mesirNasionalisme mesir
Nasionalisme mesir
 
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaPenyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptx
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptxROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptx
ROMUSHA DAN GERAKAN BAWAH TANAH.pptx
 
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
4. perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialisme
 
Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di IndonesiaNasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di Indonesia
 
Revolusi Amerika
Revolusi AmerikaRevolusi Amerika
Revolusi Amerika
 
TUGAS PKn
TUGAS PKnTUGAS PKn
TUGAS PKn
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
PERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WARPERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WAR
 
asalusul nenek moyang .pptx
asalusul nenek moyang .pptxasalusul nenek moyang .pptx
asalusul nenek moyang .pptx
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Revolusi amerika
Revolusi amerikaRevolusi amerika
Revolusi amerika
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
 
Sistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruSistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde Baru
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
 
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusahaMakalah   pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
Makalah pasar bebas menggerogoti kebebasan berusaha
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

pengaruh gelombang korea
pengaruh gelombang koreapengaruh gelombang korea
pengaruh gelombang korea
 
Korea Selatan
 Korea Selatan Korea Selatan
Korea Selatan
 
Korea selatan
Korea selatanKorea selatan
Korea selatan
 
Pemerintahan Korea selatan
Pemerintahan Korea selatanPemerintahan Korea selatan
Pemerintahan Korea selatan
 
Campur kod yang terdapat dalam novel
Campur kod yang terdapat dalam novelCampur kod yang terdapat dalam novel
Campur kod yang terdapat dalam novel
 
Korea
KoreaKorea
Korea
 
Korean culture
Korean cultureKorean culture
Korean culture
 
Korean culture
Korean cultureKorean culture
Korean culture
 

Similar to Diplomasi Kebudayaan Korea Selatan

Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional
Hallyu Sebagai Fenomena TransnasionalHallyu Sebagai Fenomena Transnasional
Hallyu Sebagai Fenomena TransnasionalChartika Chika
 
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...hwangvina
 
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...hwangvina
 
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptx
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptxMARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptx
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptxFarikaZadaAlAmadea
 
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo Christian
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo ChristianDIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo Christian
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo ChristianChristianGeraldo2
 
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massa
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massaPpt 5 kontribusi budaya dalam media massa
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massaPrasetiyo Eko Laksono
 

Similar to Diplomasi Kebudayaan Korea Selatan (6)

Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional
Hallyu Sebagai Fenomena TransnasionalHallyu Sebagai Fenomena Transnasional
Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional
 
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
 
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
Powerpoint Sejarah Perkembangan dan Kebudayaan Korea. VINA TIAYUSTINA_2102003...
 
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptx
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptxMARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptx
MARAKNYA BUDAYA KORAN WAVE DI KALANGAN REMAJA.pptx
 
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo Christian
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo ChristianDIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo Christian
DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG 2 Geraldo Christian
 
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massa
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massaPpt 5 kontribusi budaya dalam media massa
Ppt 5 kontribusi budaya dalam media massa
 

More from Chartika Chika

TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIATRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIAChartika Chika
 
Comparing Sun Tzu and Clausewitz
Comparing Sun Tzu and ClausewitzComparing Sun Tzu and Clausewitz
Comparing Sun Tzu and ClausewitzChartika Chika
 
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang Dingin
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang DinginAgenda Keamanan Dunia Pasca Perang Dingin
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang DinginChartika Chika
 
Model-Model Politik Luar Negeri
Model-Model Politik Luar NegeriModel-Model Politik Luar Negeri
Model-Model Politik Luar NegeriChartika Chika
 
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Konflik
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami KonflikPendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Konflik
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami KonflikChartika Chika
 
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?Chartika Chika
 
Teori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaTeori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaChartika Chika
 
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORChartika Chika
 

More from Chartika Chika (11)

TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIATRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
 
Comparing Sun Tzu and Clausewitz
Comparing Sun Tzu and ClausewitzComparing Sun Tzu and Clausewitz
Comparing Sun Tzu and Clausewitz
 
Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber KonflikSumber-sumber Konflik
Sumber-sumber Konflik
 
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang Dingin
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang DinginAgenda Keamanan Dunia Pasca Perang Dingin
Agenda Keamanan Dunia Pasca Perang Dingin
 
Model-Model Politik Luar Negeri
Model-Model Politik Luar NegeriModel-Model Politik Luar Negeri
Model-Model Politik Luar Negeri
 
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Konflik
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami KonflikPendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Konflik
Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Konflik
 
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?
Kenapa Tidak Ada Teori HI dari Korea...?
 
Teori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaTeori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang Dunia
 
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
 
Dampak Senjata Nuklir
Dampak Senjata NuklirDampak Senjata Nuklir
Dampak Senjata Nuklir
 
Strategi Detterance
Strategi DetteranceStrategi Detterance
Strategi Detterance
 

Diplomasi Kebudayaan Korea Selatan

  • 1. HALLYU SEBAGAI DIPLOMASI KEBUDAYAAN KOREA SELATAN Tulisan ini memaparkan tentang gambaran umum tentang sejarah kemunculan fenomena kebudayaan Korea Selatan yang dikenal sebagai Hallyu. Kebangkitan industri kebudayaan Korea Selatan di akhir periode 1990-an merupakan titik awal dari perkembangan Hallyu. Peran pemerintah dan pihak swasta dalam mempromosikan kebudayaan Korea Selatan akhirnya mendapat tanggapan positif tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Popularitas yang diraih pada level domestik tidak menjadi batasan untuk memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan ke dunia internasional. Penyebaran Hallyu di awal perkembangan masih berada di kawasan Asia Timur, seperti; Cina, Jepang dan Taiwan. Tanggapan positif terhadap produk-produk kebudayaan mendorong Korea Selatan melebarkan sayap ekspansi kebudayaan tidak hanya di Asia Timur tapi juga ke seluruh dunia. Fenomena Hallyu yang mendapat popularitas di banyak negara di dunia membuatnya menjadi instrumen diplomasi kebudayaan yang bertujuan untuk merubah citra Korea Selatan sebagai negara yang memiliki kebudayaan unik dan menarik. Pada periode perkembangan Hallyu di pertengahan tahun 2000-an mulai mengarah kepada kesuksesan karena respon positif yang ditunjukkan oleh hampir seluruh negara Asia, seperti; negara-negara di kawasan Asia Tenggara, kawasan Timur Tengah dan sebagainya. Gelombang kebudayaan berikutnya terjadi di awal tahun 2010 ketika Korea Selatan memperluas wilayah ekspansi kebudayaan hingga ke kawasan Eropa dan Amerika. Kesuksesan yang diraih Hallyu merubahnya dari fenomena nasional menjadi fenomena trasnasional yang memiliki daya jual serta
  • 2. berdampak tidak hanya terhadap peningkatan perekonomian tapi juga politik, sosial dan budaya Korea Selatan. 3.1 Sejarah Kemunculan Hallyu Akhir periode 1980-an hingga pertengahan periode 1990-an merupakan waktu yang penting bagi media massa di Korea Selatan yaitu melalui pengenalan liberalisasi pada sektor tersebut. Pada tahun 1993 diproduksi film Sopyonje yang berhasil berada diurutan atas box-office yang ditonton oleh jutaan penonton. Kejadian ini tidak diprediksi sebelumnya karena pada waktu itu tidak ada lagi harapan bagi industri film lokal untuk bertahan, oleh karena itu film Sopyonje menjadi film lokal pertama yang menarik perhatian masyarakat Korea Selatan. Selain itu film ini juga mendapat undangan tayang di Jepang, Amerika Serikat serta beberapa negara di Eropa. Pada tahun 1994 Penasihat Presiden Bidang Sains dan Teknologi memberikan sebuah saran kepada Presiden untuk mempromosikan rumah produksi film sebagai strategi industri hiburan nasional. Melihat respon terhadap film Sapyonje memberikan ide baru bagi pemerintah untuk menjadikan kebudayaan sebagai sebuah industri. Isu-isu mengenai perencanaan yang disusun oleh Pemerintah Korea Selatan untuk membantu menghidupkan kembali industri hiburan di Korea Selatan menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Pemerintah Korea Selatan mendirikan Departemen Industri Kebudayaan atau The Cultural Industry Bureau yang berada dalam Kementrian Kebudayaan dan Olahraga atau The Ministry of Culture, Sports and Tourism. Selain itu juga disahkannya The Motion Picture Promotion Law atau Undang-Undang mengenai hak cipta dan hasil
  • 3. produksi industri kebudayaan yang bertujuan menarik kerjasama dan investasi untuk industri perfilman lokal. Untuk lebih meningkatkan daya tarik industri hiburan, Korea Selatan memberikan dorongan untuk menyesuaikan dengan sistem media Amerika Serikat yang dikenal sebagai ’Learning from Hollywood’. Tujuan dari pengadopsian sistem tersebut adalah melakukan promosi perusahaan-perusahaan penyiaran Korea Selatan seperti; Munhwa Broadcasting Company (MBC), Seoul Broadcasting System (SBS) dan Korean Broadcasting System (KBS) secara besar-besaran di pasaran media penyiaran. Pemerintah memberikan dukungan besar terhadap industri kebudayaan yang perlahan-lahan mulai menjadi sektor penting dan perlu diberikan perhatian secara khusus. Oleh karena itu, Presiden Kim Dae Jung membentuk Basic Law for the Cultural Industry Promotion melalui alokasi dana sebesar US$148.5 juta untuk proyek industri ini.1 Berdasarka laporan dari Kementrian Kebudayaan dan Olahraga Korea, selama masa pemerintahan Presiden Kim Dae Jun jumlah alokasi dana untuk sektor industri kebudayaan bertambah dari 0.60% atau sekitar 484.8 juta won dari total dana belanja pemerintah di tahun 1998 menjadi 1,281.5 juta won atau 1.15% dari total dana belaja pemerintah di tahun 2002. Seperti yang telah diperkirakan sebelumnya bahwa industri kebudayaan Korea Selatan mulai berkembang pesat, tidak hanya industri perfilman tetapi juga industri musik yang mulai mendapatkan popularitasnya. Sejalan dengan penyebaran produksi film Korea, industri musik juga 1 Doobo, Shim, 2006. Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia, SAGE Publication, Vol.28 (1), pp.25-44, hlm.34.
  • 4. mulai bangkit dan diminati tidak hanya masyarakat lokal tapi juga masyarakat luar negeri. Banyaknya peminat drama dan musik Korea seperti di Cina membuat konten kebudayaan tersebut meraih popularitas di Cina. Salah satunya drama Korea yang berjudul What is Love All About yang ditayangkan di China Central Television (CCTV) mendapat perhatian masyarakat Cina. Tidak hanya drama televisi, musik dan lagu-lagu Korea juga mulai digemari oleh para remaja Cina saat itu. Grup idola Korea seperti; H.O.T, S.E.S, Baby V.O.X dan NRG mendapat perhatian dengan menduduki tangga lagu di Cina, Taiwan dan Hongkong. Grup idola tersebut muncul menjadi trend musik baru dan meraih popularitas di kalangan remaja Cina. Melihat respon positif yang ditunjukkan oleh masyarakat Cina terhadap drama dan musik Korea, seorang wartawan Cina memberikan sebutan atas fenomena tersebut yang dikenal sebagai Hallyu. 3.2 Konten-Konten Kebudayaan Hallyu adalah sebutan untuk fenomena budaya populer Korea Selatan yang telah menyebar di kawasan Asia Timur dimulai sejak akhir periode 1990-an. Namun saat ini Hallyu telah menyebar ke seluruh Benua Asia, Eropa dan Amerika serta di beberapa negara Afrika dan kawasan Oceania (Australia dan Selandia Baru). Hallyu juga dikenal dengan sebutan Korean Wave yang diartikan sebagai fenomena gelombang kebudayaan Korea Selatan yang terdiri dari beberapa konten-konten kebudayaan. Adapun konten-konten tersebut adalah film, K-Drama, K-Pop, K-
  • 5. Fashion dan sebagainya. Berikut ini merupakan penjabaran dari beberapa konten kebudayaan yang dipromosikan melalui Hallyu, diantaranya; 3.2.1 Film Hingga tahun 1987 hanya perusahaan domestik yang diizinkan untuk melakukan impor dan distribusi film-film luar negeri di pasar Korea Selatan. Pada tahun 1988 pemerintah Korea Selatan memberikan izin bagi studio Hollywood untuk melakukan distribusi film secara langsung kepada bioskop- bioskop lokal. Pembukaan pasar terutama bagi film-film Hollywood berdampak pada persaingan yang tidak seimbang dengan industri perfilman lokal. Hal ini terbukti dengan menurunnya jumlah produksi film Korea Selatan karena masyarakat lebih menyukai film Hollywood daripada film lokal. Oleh karena itu, industri perfilman Korea Selatan tidak dapat berkembang dan disukai oleh masyarakatnya sendiri. Analisanya adalah industri perfilman Korea Selatan tidak mampu bersaing dengan film-film Hollywood yang lebih diminati oleh masyarakat lokal pada saat itu. Tahun 1994 terjadi peningkatan pasar perfilman Hollywood dari 53% di tahun 1987 menjadi 80% dan hal tersebut menyebabkan jatuhnya jumlah produksi film lokal sebanyak 121 film pada tahun yang sama. Pembukaan pasar film Hollywood berdampak terhadap kelangsungan rumah produksi film yang terancam bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan film-film Hollywood. Dalam situasi keterpurukan industri perfilman Korea Selatan, akhirnya mendapatkan angin segar melalui kesuksesan yang diraih oleh film Sopyonje. Kesuksesan film tersebut tidak pernah diprediksi sebelumnya
  • 6. karena pada saat itu memang sudah tidak ada harapan bagi industri perfilman Korea Selatan. Film tersebut juga meraih kesuksesan di beberapa negara seperti; Cina, Jepang dan Taiwan. Menanggapi keberhasilan tersebut, pemerintah Korea Selatan kembali menaruh harapan pada industri perfilman Korea dengan memberikan dukungan alokasi dana bantuan agar bisa memproduksi film kembali. Seperti yang diharapkan oleh pemerintah Korea Selatan, kesuksesan industri perfilman berlanjut di tahun 1999 setelah dirilisnya film yang berjudul Shiri. Film tersebut merupakan titik balik dari kebangkitan industri perfilman Korea Selatan mulai dari dana produksi pembuatan film, penjualan tiket serta alur cerita film. Selain itu Shiri juga menjadi box office mengalahkan film- film Hollywood seperti; Titanic, The Matrix dan Star Wars di Korea Selatan. Kesuksesan yang diraih oleh film Shiri perlahan-lahan mengangkat nama Korea Selatan yang dinilai berhasil menyelamatkan industri perfilman dalam negeri dari kehancuran. Film tersebut tidak hanya sukses di dalam negeri tapi juga meraih popularitas di Cina, Hongkong, Jepang, Taiwan dan negara lainnya. Pada tahun 2006 dirilis film berjudul The Host yang juga meraih kesuksesan sebagai bukti telah bangkitnya industri perfilman di Korea Selatan dan siap bersaing dengan film-film Hollywood. Industri perfilman Korea Selatan mulai diperhitungkan karena produksi filmnya yang memiliki kharakteristik tersendiri. Pembuatan film mulai dari teknologi dan gaya, sensitivitas dan ekspresi emosional serta alur cerita yang menarik memberikan karakteristik unik yang menggambarkan
  • 7. keadaan dari Korea Selatan yang menarik perhatian penontonnya. Oleh sebab itu, banyak rumah produksi film Hollywood yang belajar dari karakteristis unik film Korea dan bahkan beberapa diantaranya melakukan pembuatan kembali (remakes) terhadap film-film Korea yang menjadi box office. Pembelian hak untuk melakukan produksi kembali film The Host (2006) yang dilakukan oleh Universal Studio juga produksi kembali film Korea yang berjudul Siworae oleh salah satu rumah produksi film Hollywood yang berjudul The Lake House yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan Keanu Reeves.2 Banyaknya pembuatan kembali film-film Korea oleh rumah produksi Hollywood membuktikan eksistensi Korea Selatan di jajaran negara produksi film box office. Namun tidak hanya itu, para aktor Korea Selatan juga menjadi sasaran bagi rumah produksi film di Hollywood. Para produser film tersebut menyadari nilai jual yang dimiliki oleh para aktor-aktor Korea dan berpengaruh terhadap kesuksesan film yang dibintanginya. Lee Byung Hun seorang aktor Korea Selatan yang bekerjasama dalam produksi film Hollywood yang berjudul G.I Joe: The Rise of Cobra yang mencapai kesuksesan tepat setalah film tersebut dirilis dengan total pendapatan $302 juta pada tahun 2009. Tidak hanya Lee Byung Hun, salah satu aktor Korea Selatan yang juga sukses bekerjasama dalam produksi film Hollywood adalah Rain yang berpartisipasi dalam film Speed Racer (2008) dan Ninja Assassin 2 The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, 2012. Contemporary Korea No.1, hlm.83.
  • 8. (2009) yang menghantarkannya untuk menerima penghargaan dalam MTV Movie Award di Amerika Serikat pada tahun 2009. Apresiasi diberikan untuk semua pihak yang terlibat dalam kesuksesan industri perfilman Korea Selatan yang mampu bertahan dalam keterpurukan dan bangkit mencapai keberhasilan. Pembentukan Busan International Film Festival menjadi salah satu bentuk apresiasi bagi semua pihak yang terlibat dalam produksi film dan membawa nama Korea Selatan menjadi salah satu negara produksi film box office. Beberapa dekade lalu industri perfilman Korea Selatan berada diambang kehancuran karena dominasi film Hollywood serta tidak mampu bersaing untuk memproduksi film lokal yang sama kualitasnya. Namun Korea Selatan yang sekarang adalah negara dengan nilai ekspor film yang meningkat setiap tahunnya. Tidak hanya kesuksesan dalam produksi film, tapi juga para aktor yang memiliki nilai jual sebagai salah satu jaminan keberhasilan film tersebut. 3.2.2 Drama Televisi (K-Drama) Drama televisi juga menjadi bagian dari produk kebudayaan Korea Selatan yang mendapat perhatian dan pencapaian popularitas pertama dibandingkan konten-konten budaya lainnya. Oleh karena itu, drama televisi merupakan salah satu konten kebudayaan yang paling diminati dan dianggap sebagai produk yang memimpin penyebaran Hallyu. Meskipun demikan drama televisi dikenal setelah kesuksesan produksi film layar lebar. Drama televisi Korea juga dikenal dengan sebutan K-Drama atau Opera Sabun (Soap
  • 9. Opera) di beberapa negara lain. K-Drama mulai menarik perhatian masyarakat Cina pada tayangan perdana What is Love All About pada tahun 1997. Drama tersebut menempati posisi kedua tertinggi dalam program televisi asing di Cina pada saat itu. Pada tahun 1999 drama Korea berjudul A Wish Upon a Star ditayangkan untuk kedua kalinya di Cina setelah mencapai kesuksesan pada tayangan perdananya di Hongkong’s Phoenix Television. K-Drama mendapat perhatian lebih cepat jika dibandingkan dengan film layar lebar yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menarik perhatian penonton. Meskipun demikian situasi berbeda yang terjadi di Jepang karena beberapa K-Drama yang mendapat rating tinggi setelah disiarkan di Cina, Hongkong, Taiwan dan beberapa negara di Asia Tenggara malah tidak mendapat kesuksesan di Jepang. Hal ini disebabkan Jepang lebih dulu melebarkan sayapnya di bidang kebudayaan yang terkenal, seperti; J-Pop, anime, game online dan manga. Pada tahun 2003 K-Drama Winter Sonata untuk pertama kalinya ditayangkan di Jepang melalui stasiun televisi Nippon Hoso Kyokai (NHK). Drama tersebut ditayangkan sebanyak tiga kali di Jepang karena banyak tuntutan dari masyarakat Jepang yang ingin melihat kembali drama televisi itu. Tidak hanya drama tapi juga para pemainnya seperti; Bae Yong Jun, Choi Ji woo dan Park Yong Ha menjadi bintang Korea pertama yang terkenal di Jepang berkat drama televisi Winter Sonata. Suksesnya drama televisi Winter Sonata membuka pintu dalam proses penyebaran Hallyu di Jepang.
  • 10. Ada beberapa faktor yang menyebabkan K-Drama lebih populer jika dibandingkan dengan program televisi asing lainnya. Menurut Kim Youna dalam tulisannya yang berjudul Rising East Asia ’Wave’: Korean Media Go Global memaparkan empat faktor yang menyebabkan K-Drama begitu populer. 3 Pertama, alur ceritanya terlihat lebih emosional serta menggambarkan sisi romantisme. Kedua, umumnya menceritakan tentang keluarga kelas menengah dalam strata sosial. Kelebihan dari hal tersebut adalah banyak para penonton usia remaja yang tertarik dengan alur cerita yang menggambarkan tentang kehidupan nyata seperti halnya cerita yang disuguhkan dalam K-Drama. Ketiga, latar belakang cerita di dominasi dengan gambaran kehidupan modern dan kehidupan tradisional. Hal seperti ini dapat dilihat dalam beberapa drama seperti; Princess Hours, The King Two Hearts dan lain-lain. Keempat, kandungan unsur sejarah dan nilai moral yang ada dalamnya. Ciri khas dari K-Drama adalah masih mengandung nilai moral seperti ajaran Konfusius, sebagian besar drama mengandung nilai moral yang ingin disampaikan kepada para penonton. Contohnya; drama Korea yang berjudul The Birth of A Family yang menceritakan tentang ikatan keluarga dan nilai-nilai kebaikan. Pada tahun 2004 drama Jewel In The Palace mulai ditayangkan di beberapa negara seperti Cina, Jepang, Taiwan, Indonesia, Thailand dan beberapa negara lainnya. Drama tersebut menggambarkan situasi dan kondisi 3 Kim, Youna, 2006. ‘Rising East Asia ‘Wave’: Korean Media Go Global’, in Thussu, Daya (ed.). Media on the Move: Global Flow and Contra Flow, London: Routledge, pp. 135-152, hlm.142.
  • 11. Kerajaan Joseon, makanan sehat Korea dan pengobatan tradisional Korea sehingga melalui drama tersebut para penonton di seluruh dunia dapat mengetahui warisan kebudayaan Korea Selatan seperti arsitektur dan sejarah Kerajaan Joseon, pakaian tradisional, makanan khas dan juga pengobatan tradisional. Analisanya adalah para penonton tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk pergi ke Korea Selatan, melalui drama tersebut para penonton dapat mengetahui dan melihat bagaimana warisan kebudayaan Korea Selatan. Drama ini tidak hanya sukses di Cina, Jepang dan negara-negara Asia Tenggara lainnya tapi juga sukses ditayangkan di kawasan Timur Tengah, Australia, Amerika dan beberapa negara Eropa, seperti; Iran, Turki, Kanada, Colombia, Rusia dan sebagainya. Popularitas yang diterima oleh K-Drama memiliki alasan yang berbeda di tiap-tiap negara karena terdapat perbedaan dalam penilaian.4 Misalnya saja masyarakat Amerika menilai bahwa K-Drama menyenangkan untuk ditonton karena alur cerita yang menarik. Sedangkan masyarakat Asia menilai bahwa para pemain drama (aktor dan aktris) memerankan gaya hidup modern dan mode pakaian yang menarik. Berbeda dengan masyarakat Timur Tengah yang menilai bahwa K-Drama lebih bersifat romantis dan kisah yang manis tanpa adanya kesan seksual. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab drama Jewel In The Palace mencapai popularitas di Iran yang masyarakatnya didominasi oleh muslim. Drama ini dinilai lebih aman untuk ditonton daripada 4 Gunjoo, Jang, Won K. Paik, 2012. Korean Wave as Tool for Korea’s New Cultural Diplomacy, SciRes, Vol.2, No.3, pp.196-202, hlm.198.
  • 12. film produksi Amerika Latin yang menggambarkan kesan seksual baik dari alur cerita hingga kostum para pemain. 3.2.3 Program Musik atau Korean Pop (K-Pop) Musik pop Korea Selatan atau yang dikenal dengan K-Pop adalah konten kebudayaan yang tidak begitu diminati pada awal kemunculannya. Faktanya pasar musik pop Korea tidak mendapat perhatian seperti drama televisi dan film hingga periode akhir 1990-an. Selain itu para remaja Korea Selatan lebih tertarik kepada musik pop Amerika daripada musik lokal. Hal ini disebabkan musik pop Korea masih mengandung unsur musik tradisional seperti Pungmul,5 Pansori6 dan Sanjo.7 Berbeda dengan musik pop Amerika yang menggambarkan musik modern tanpa penggabungan musik tradisional. Oleh sebab itu, musik Korea juga dikenal sebagai konten kebudayaan baru dalam Hallyu karena kemunculannya baru menarik perhatian di akhir periode 1990-an. 5 Pungmul merupakan jenis musik yang berasal dari ritual-ritual adat dalam masyarakat petani di Korea Selatan. Musik pungmul dipimpin dengan pukulan dram dan dukungan dari instrumen- instrumen lain serta para penari. Tiap-tiap dram mewakili elemen-elemen cuaca seperti; hujan, angin, awan dan petir. Pungmul merupakan dasar dari musik perkusi dalam perkembangan musik modern di Korea Selatan. 6 Pansori adalah jenis musik yang sangat terkenal di Korea Selatan atau yang lebih dikenal dengan jenis musik ‘blues’ Korea. Dikatakan sebagai jenis musik ‘blues’ bukan dikarenakan gayanya tetapi lebih pada kesedihan musik tersebut. Pertunjukan pansori didukung oleh seorang penyanyi dan satu dram serta lirik lagu yang mengandung cerita narasi. 7 Sanjo adalah jenis musik yang sangat terkenal dalam pertunjukan musik di Korea yang digambarkan oleh pertunjukan solo alat-alat musik tradisional yang dimulai dengan perlahan-lahan pada awalnya namun semakin dipercepat dengan tempo yang berubah-ubah disertai penambahan improvisasi untuk menunjukkan kemampuan si pemain instrumen musik tradisional. Pada intinya ritme lagu mengalami peningkatan dalam satu pertunjukan. Alat-alat musik tradisional yang biasa dipergunakan dalam pertunjukkan Sanjo diantaranya; piri (obo bambu), daegeum (seruling bambu), haegeum (busur kecapi dengan dua senar), ajaeng (busur kecapi), geomungo (kecapi dengan enam senar), gayageum (kecapi dengan dua belas senar).
  • 13. Korea Broadcasting System (KBS) dan Munhwa Broadcasting Company (MBC) adalah dua jaringan televisi yang menyiarkan program musik pada saat itu. Tidak ada perusahaan penyiaran atau badan resmi lainnya yang mencatat tentang rekor penjualan album musik. Program musik pada saaat itu hanya menampilkan tangga lagu yang disiarkan setiap minggunya di televisi. Pemilihan lagu-lagu dan penyanyi berdasarkan tingkat popularitas yang diraihnya pada saat itu karena tidak ada aturan resmi mengenai penempatan tangga lagu mingguan. Selain itu karena tidak adanya badan resmi yang mencatat tentang penjualan album, maka jumlah penjualan tidak menjadi hal yang penting bagi para musisi pada saat itu. Beberapa faktor tersebut menjadi alasan kenapa musik Korea tidak begitu diminati oleh masyarakat lokal. SM Entertainment adalah perusahaan musik pertama di Korea Selatan yang didirikan oleh Lee Soo Man. Pendirian label musik tersebut menjadi pusat perhatian karena kondisi industri musik dalam negeri sedang dalam keadaan tidak baik. Analisanya adalah pendirian SM Entertainment merupakan suatu langkah besar untuk membangkitkan industri musik dalam negeri meskipun terdapat resiko kerugian besar mempertimbangkan kondisi yang terjadi pada saat itu. Namun tidak seperti yang diprediksikan sebelumnya, Lee berhasil membangkitkan industri musik Korea Selatan dengan mengeluarkan grup idola yang bernama H.O.T. Grup idola tersebut langsung menarik perhatian masyarakat Korea Selatan dan mencetak rekor penjualan album terbesar saat itu. Menanggapi
  • 14. kesuksesan tersebut, salah satu perusahaan utama yang bergerak di bidang hiburan CJ E&M mulai menetapkan perhitungan atas penjualan album para musisi Korea Selatan. Mengikuti jejak sukses tersebut, banyak grup idola yang mulai muncul seperti; Sech Kies, G.O.D, S.E.S, Baby Vox dan sebagainya. Munculnya grup idola tersebut tidak hanya menarik perhatian masyarakat Korea Selatan tapi juga China, Hongkong dan Taiwan. Sama halnya dengan kasus industri perfilman, industri musik Korea Selatan juga tidak mudah masuk ke Jepang. Hal ini disebabkan musik pop Jepang telah lebih dulu mendominasi kawasan Asia Timur yang dikenal dengan sebutan J- Pop. Pada tahun 2002 penyanyi solo Korea Selatan, BoA mulai mengibarkan sayapnya ke Jepang dan mendapatkan reaksi positif dari masyarakat Jepang. Hal ini terbukti dari kesuksesan penjualan albumnya yang menduduki tangga penjualan tertinggi dalam kategori musik asing. Tidak hanya itu, BoA menjadi penyanyi asing pertama yang menduduki tangga lagu mingguan Jepang atau Oricon Chart selama tujuh kali. Mengikuti kesuksesan BoA, salah satu grup idola Korea Selatan, Dong Bang Shin Ki (DBSK) pada tahun 2006 sukses melanjutkan fenomena K-Pop di Jepang. DBSK adalah grup idola asing yang pertama kalinya merajai tangga lagu di Oricon Chart sebanyak sembilan kali dan meraih kesuksesan besar dalam penjualan album mereka. Membuka pintu Jepang sebagai jalan masuk K-Pop tidak begitu sulit karena sebelumnya drama Winter Sonata telah lebih dulu meraih kesuksesan di sana. Munculnya ketertarikan masyarakat Jepang terhadap K-Drama
  • 15. dimanfaatkan untuk mempromosikan K-Pop agar mendapat kesuksesan yang sama. K-Pop saat ini diidentikkan dengan grup idola (boyband dan girlband) dan penyanyi solo yang menjadi icon atau wajah dari Hallyu itu sendiri. Tingginya popularitas yang diterima oleh mereka berdampak pada penyebaran Hallyu dalam skala yang lebih luas. Hallyu tidak hanya dikenal di kawasan Asia Timur saja tetapi telah menyebarluas ke hampir semua negara di benua Asia, Australia, Eropa bahkan Amerika. Beberapa dari grup idola tersebut meraih popularitas yang berbeda di tiap negara, seperti; boyband EXO yang mendapat popularitas tinggi di Cina, Taiwan, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat. Berbeda dengan girlband KARA yang meraih popularitas tinggi di Jepang yang terbukti dengan banyaknya produk Jepang yang menggunakan girlband tersebut sebagai brand image atau wajah produk. Fenomena K-Pop terus berlanjut pada tahun 2012 dimana industri musik mulai menjadi bisnis yang menjanjikan karena pencapaian popularitas tinggi di berbagai negara. Selain itu tingginya ketertarikan terhadap K-Pop menjadikannya sebagai konten kebudayaan Hallyu yang selalu ada pada setiap penyelenggaraan festival kebudayaan Korea Selatan. Seperti penyelenggaraan Hallyu Dream Festival 8 yang merupakan festival musik tahunan yang diselenggarakan oleh Korea Selatan. Di tahun yang sama grup idola Big Bang 8 Hallyu Dream Festival merupakan festival musik terbesar yang diselenggarakan setiap tahunnya. Acara ini tediri dari tiga acara utama, yaitu; K-Pop Cover Dance Festival, Hallyu Star Meeting Event dan Hallyu Dream Concert. K-Pop Cover Dance Festival merupakan acara perlombaan dance yang menirukan gerakan tari grup idola Korea. Dilanjutkan dengan Hallyu Star Meeting Event yaitu wawancara para grup idola dan fans sign. Hallyu Dream Concert adalah acara inti yang merupakan pertunjukan musik para grup idola.
  • 16. juga menduduki tempat tertinggi dengan pencarian terbanyak di Youtube dengan lagu Fantastic Baby yang telah ditonton sebanyak 90.406.653 juta kali sejak 6 Maret 2012.9 Selain itu penyanyi solo Psy dengan lagunya yang berjudul Gangnam Style menarik perhatian masyarakat internasional dan langsung meraih popularitasnya di berbagai negara serta termasuk ke dalam kategori video musik yang paling banyak ditonton di Youtube yang mencapai angka 1.843.002.708 milyar kali penayangan sejak 15 Juli 2012.10 Popularitas yang diraih oleh K-Pop pada dasarnya terdiri dari beberapa faktor. Pertama, K-Pop memiliki karakteristik unik yaitu didominasi oleh para grup idola seperti; boyband dan girlband yang menjadi daya tarik bagi para penggemarnya. Kedua, K-Pop yang berasal dari musik tradisional memiliki nilai jual lebih sekaligus menjadi kharakteristik yang membedakan dengan musik lainnya. Ketiga, para anggota grup idola memiliki figur tubuh yang bagus serta wajah yang tampan dan cantik menjadi daya tarik dalam penyebaran Hallyu. Hal inilah yang menyebabkan para anggota grup idola dijadikan sebagai wajah Hallyu yang menggambarkan kecantikan dan keunikan budaya Korea Selatan. Keempat, kemampuan vokal dan tari yang dimiliki oleh anggota grup idoal atau penyanyi solo lainnya juga menjadi karakteristik K-Pop. 9 Big Bang – Fantastic Baby MV on YouTube lihat http://www.youtube.com/watch?v=AAbokV76tkU diakses pada 09 Desember 2013. 10 Psy – Gangnam Style MV on YouTube lihat http://www.youtube.com/watch?v=9bZkp7q19f0 diakses pada 09 Desember 2013.
  • 17. 3.3 Strategi Penyebaran Hallyu Sejak tahun 2009 Hallyu tidak lagi muncul sebagai fenomena budaya di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Penyebarannya telah mencakup seluruh Asia, Eropa, Australia, Afrika Barat hingga Amerika. Luasnya penyebaran Hallyu dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, karena jika diteliti kembali hingga akhir periode 1990-an industri budaya Korea Selatan masih baru bangkit dari keterpurukan. Selain itu, dominasi dari industri budaya Jepang juga menjadi hambatan bagi penyebaran Hallyu ke lingkungan internasional. Oleh sebab itu, diperlukan strategi yang cocok untuk melakukan ekspansi kebudayaan Korea Selatan. Pertama, keterlibatan para aktor yang bertanggung jawab atas penyebaran Hallyu. Terdapat beberapa aktor utama yang terlibat dalam proses penyebaran Hallyu, diantaranya; pemerintah, pihak swasta (chaebol) dan grup idola. Para aktor tersebut memiliki peranan penting di bidangnya masing-masing. Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai pengawas dan pendukung penyebaran Hallyu. Badan pemerintah yang bertanggung jawab atas hal ini adalah Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan atau Ministry of Culture, Sports and Tourism (MCST). MCST terdiri dari banyak departemen yang beberapa diantaraya bertangung jawab atas penyebaran kebudayaan, seperti; Korea Creative Content Agency (KOCCA), Korean Tourism Organization dan Korea Foundation for International Cutural Exchange (KOFICE). Departemen dibawah MCST tersebut memainkan perannya masing-masing. Korea Creative Content Agency (KOCCA) merupakan agensi yang mendukung pembuatan dan produksi konten-konetn kebudayaan Korea Selatan, seperti; film,
  • 18. game, animasi, musik, kartun dan lain-lain. KOCCA bertujuan untuk mempromosikan serta mengembangkan industri kebudayaa Korea Selatan. Selain itu agensi tersebut juga bertanggung jawab untuk mendukung pertumbuhan industri kebudayaan Korea Selatan agar menjadi salah satu dari lima agensi konten kebudayaan terbesar di dunia. 11 KOCCA juga terdiri dari badan-badan pendukung lainnya, diantaranya; Korea Broadcasting Institute, Korea Game Development and Promotion Institute, Korea Sulture and Contents Center, Digital Contents Business Group of the Korea SW Industry Promotion Agency. Korea Foundation for International Cultural Exchange (KOFICE) merupakan agensi yang bertanggung jawab dalam bidang pertukaran budaya dan program akademik lainnya. Agensi ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan melalui program-program akademik, intelektual dan pertukaran budaya, serta membangun pemahaman bersama tentang kebudayaan Korea Selatan dengan komunitas internasional. Beberapa program KOFICE yang terkenal, diantaranya; Enhancement of Korean Studies and Language Overseas,12 Fellowship and Grants,13 Forum and Research,14 Intellectual Exchange,15 Cultural Exchange,16 Publications and Material17 serta The Korea Foundation Cultural Center.18 11 https://www.facebook.com/KoreanContent/info diakses pada 10 Desember 2013. 12 Program KOFICE yang mendukung pendirian studi kajian tentang Korea Selatan dan Bahasa Korea di berbagai universitas di dunia. 13 Program KOFICE yang mendukung studi kajian tentang Korea Selatan untuk anggota fakultas, mahasiswa dan para peneliti melalui pemberian beasiswa dan pembentukan program untuk pasca sarjana. 14 Program KOFICE yang mengatur pertemuan umum dalam dialog non-pemerintah yang dihadiri oleh orang terkemuka di Korea Selatan dan negara-negara yang bekerjasama. Selain itu program ini juga bertanggung jawab untuk pengadaan serta mendukung institute penelitian Korea Selatan yang berada di luar negeri.
  • 19. Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan (MCST) merupakan leading actor atau aktor yang memimpin dalam proses penyebaran Hallyu untuk masyarakat domestik maupun internasional. Pernyataan Menteri Budaya, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan, Yoo Jin Ryong bahwa,”Cultural policy is crucial to seeing our creative economy into the future and bringing greater satisfaction to our communities”.19 Kebijakan kebudayaan merupakan hal yang besar melihat dampaknya terhadap perekonomian Korea Selatan di masa yang akan datang. Mempertimbangkan hal tersebut maka MCST mendirikan kantor perwakilan resmi di luar negeri yang disebut dengan Korea Plaza yang bertujuan untuk memperkuat citra Korea Selatan melalui Hallyu. Selain itu pemerintah juga menunjukkan dukungannya melalui program-program pertukaran konten kebudayaan dengan negara-negara lain, seperti; Cina, Taiwan, Jepang, Indonesia, Filipina dan sebagainya. Konglomerat atau chaebol juga memainkan peran penting dalam penyebaran Hallyu yaitu sebagai pihak yang mensponsori kegiatan-kegiatan dalam penyebaran kebudayaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa chaebol mengambil kesempatan untuk mendukung industri kebudayaan Korea Selatan. Salah satu tindakan yang diambil oleh para chaebol tersebut adalah memberikan pendanaan 15 Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mengadakan pertemuan para pemimpin swasta (chaebol) dan sector-sektorpublik lainnya yang diundang untuk membangun pemahaman bersama dan berbagi pengalaman melalui eksplorasi Korea Selatan. 16 Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mendukung kegiatan promosi kebudayaan melalui pendirian museum, galeri serta penyelenggaraan program-program kebudayaan lainnya. 17 Program KOFICE yang bertanggung jawab untuk mempublikaskan literature dan buku secara berkala dalam bahasa asing serta mendukung kegiatan produksi konten-konten multimedia kebudayaan Korea Selatan. 18 Pembangunan gedung KOFICE yang didedikasikan untuk mempromosikan kebudayaan Korea Selatan serta memberikan informasi tentang kebudayaan suatu negara tempat Korean Cultural Center didirikan. 19 www.mcst.go.kr/english/aboutus/minister.jsp diakses pada 10 Desember 2013.
  • 20. terhadap kegiatan industri kebudayaan seperti; pembuatan film dan K-Drama serta penyelenggaraan program musik. Selain itu juga penyelenggaraan kontes dan audisi untuk menjaring pemuda berbakat yang bertujuan untuk mensukseskan program kebudayaan Korea Selatan. Tidak hanya chaebol yang berpartisipasi dalam penyebaran Hallyu, ada beberapa pihak swasta lain yang juga ikut ambil bagian. Seperti agensi musik dan label rekaman diantaranya; SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, Cube Entertainment dan sebagainya. Agensi musik Korea Selatan berperan aktif dalam kegiatan industri musik dimulai dari penyelenggaraan audisi vokal dan tari, proses pelatihan hingga debut sebagai grup idola atau penyanyi solo. Penyelenggaraan audisi vokal dan tari tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga ke beberapa negara lainnya. Ada beberapa program kerjasama yang dilakukan antara agensi musik untuk mengadakan audisi terbuka untuk menjaring pemuda berbakat yang berada di negara-negara lain untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyebaran Hallyu. Program-program tersebut diantaranya adalah SM Global Audition, Scoot K-Pop Star Hunt dan sebagainya. Strategi ini bertujuan untuk menarik lebih banyak penggemar Hallyu yang tersebar di berbagai negara untuk ikut merasakan menjadi bagian dari fenomena Hallyu. Ada beberapa grup idola yang anggotanya berasal dari luar negeri dan merupakan warga negara asing, seperti; grup idola EXO memiliki tiga anggota kewarganegaraan Cina dan satu anggota kewarganegaraan Kanada, grup idola Miss A memiliki dua anggota kewarganegaraan Cina, grup idola f(x) memiliki satu anggota kewarganegaraan Cina dan satu anggota kewarganegaraan Amerika, grup idola 2PM memiliki satu anggota kewarganegaraan Thailand dan sebagainya.
  • 21. Para grup idola, penyanyi solo, aktor dan aktris juga termasuk ke dalam aktor yang bertanggung jawab dalam proses penyebaran Hallyu. Mereka adalah aktor yang berdiri di posisi paling depan sebagai wajah Hallyu. Pada dasarnya mereka memiliki peran utama dalam ekspansi kebudayaan Korea Selatan ke lingkungan internasional. Hal ini disebabkan popularitas yang telah lebih dulu mereka dapatkan di berbagai negara di dunia sehingga memudahkan masuknya kebudayaan Korea Selatan di negara-negara tersebut. Contohnya; aktor Bae Yong Jun yang sangat terkenal di Jepang melalui K-Drama Winter Sonata menjadikannya sebagai pembuka pintu bagi Hallyu untuk masuk ke Jepang serta mampu bersaing dengan kebudayaan Jepang yang telah lebih dulu terkenal. Modernisasi dan liberalisasi media Korea Selatan sebagai wadah penyebaran Hallyu di tingkat domestik maupun internasional. Saat ini media di Korea Selatan memegang peranan penting dalam kegiatan penyebaran kebudayaan. Jaringan televisi kabel seperti Channel M, One, Arirang, KBS World dan sebagainya merupakan jaringan televisi kabel yang telah masuk di banyak negara. Jaringan televisi tersebut dijadikan sebagai wadah untuk mengekspor Hallyu melalui program-program televisi, seperti; K-Drama, K-Pop, film, reality show hingga K-Style. Beberapa diantara jaringan televisi tersebut menggunakan bahasa asing sehingga para penonton di negara-negara lain dapat mengetahui isi program-program tersebut. Arirang TV merupakan jaringan televisi Korea Selatan yang menggunakan Bahasa Inggris dalam program penyiarannya. Selain itu juga ada KBS World yang tetap menggunakan Bahasa Korea sebagai audio dan memberikan terjemahan dalam Bahasa Inggris.
  • 22. Sejak akhir tahun 2007 media sosial telah memfasilitasi penyebaran Hallyu ke lingkungan internasional, seperti; Youtube, Melon, Facebook, Twitter dan lain-lain. Penggunaan intensif terhadap sosial media berdampak pada peningkatan jumlah ekspor kebudayaan. Korean Broadcasting System (KBS) menjadi jaringan televisi utama di dunia yang mengekspor konten-konten kebudayaan Hallyu senilai US$43 juta ke 38 negara di dunia.20 Upaya lainnya adalah penyediaan situs live streaming untuk para penggemar Hallyu yang berada di luar Korea Selatan bisa menyaksikan program televisi Korea Selatan secara langsung melalui internet. Contohnya penyelenggaraan acara penghargaan musik, Mnet Asian Music Award 2013 yang disiarkan langsung dari Hongkong dapat disaksikan via live streaming di beberapa situs seperti; Mnet.com, Japan-Gyao, Youtube, Tving, China-Sofu.com, Youku dan Tudou (situs Cina), dan banyak lagi. Selain itu peningkatan koneksi internet melalui High-Speed Internet Service Program menempatkan Korea Selatan di urutan pertama sebagai negara dengan koneksi internet tercepat di dunia. Festival internasional yang diikuti oleh banyak perwakilan negara-negara lain. Poin utama dalam acara tersebut adalah memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan yang unik dan menarik, penyelenggaraan festival internasional termasuk ke dalam agenda diplomasi kebudayaan Korea Selatan. Oleh sebab itu, pemerintah Korea Selatan juga mengucurkan dana yang besar untuk membantu penyelenggaraan festival tersebut. Beberapa festival bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Korea Selatan, diantaranya; Busan International Film Festival, Busan International 20 Siprosit, Siriluk, 2012. Globalization, Culture And The Roles of The Media, Erasmus Mundus 2012, pp.1-11, hlm.5.
  • 23. Fireworks Festival, Hallu Dream Festival, Yeosu EXPO 2012 dan lain-lain. Penyelenggaraan festival seperti ini dinilai sebagai salah satu upaya Korea Selatan dalam mempromosikan kebudayaannya kepada dunia. Masyarakat domestik dan internasional sebagai target sasaran penyebaran Hallyu. Berdasarkan laporan dari Korea Tourism Organization (KTO) yang memaparkan tentang hasil survey yang dilakukan pada tahun 2011 tentang analisis penggemar Hallyu berdasarkan jenis kelamin, usia dan konten favorit Hallyu. Penggemar Hallyu berdasarkan jenis kelamin sebanyak 90% adalah wanita dan 10% adalah pria, berdasarkan kelompok usia sebanyak 47% penggemar Hallyu berada di usia 20-an, 19% berada di usia 30-an, 18% berada di usia 10-an dan sebagainya. Berdasarkan konten Hallyu yang paling banyak diminati adalah sebanyak 54% memilih K-Pop, 33% K-Drama, 6% film dan sebagainya.21 Hasil survey tersebut merupakan informasi penting dalam penyebaran Hallyu, sehingga ketika profil tentang target sasaran telah diketahui maka dapat disusun strategi yang tepat agar sukses dalam penyebaran kebudayaan tersebut. Strategi penyebaran Hallyu melibatkan kerjasama antara pemerintah, konglomerat (chaebol), pihak swasta lain dan para bintang Hallyu dalam strategi perencanaan dan penyebaran kebudayaan. Sedangkan media berperan aktif dalam mempromosikan kebudayaan tidak hanya di pasar domestik tapi juga pasar internasional. Pada dasarnya target sasaran penyebaran Hallyu adalah masyarakat di suatu negara. Respon positif yang ditunjukkan oleh masyarakat tersebut berdampak terhadap perubahan pola pandang terhadap negara yang menyebarkan konten-konten 21 Charm, Lee, 2013. Hallyu Wave and Tourism, Korea Tourism Organization, Oktober 2013.
  • 24. kebudayaan. Seperti yang terjadi di masyarakat Vietnam yang masih mengingat keterlibatan Korea Selatan dalam Perang Vietnam menjadikan hal tersebut sebagai nilai negatif terhadap Korea Selatan. Namun ketika Hallyu masuk ke Vietnam melalui K-Drama diperankan oleh aktor Jang Dong Geun yang meraih kesuksesan di Vietnam, terjadi perubahan citra Korea Selatan di mata masyarakat Vietnam. Korea Selatan saat ini adalah negara dengan kebudayaan yang unik dan menarik serta lebih bersahabat karena sudah terciptanya pemahaman mengenai pesan yang dibawa oleh Hallyu untuk masyarakat Vietnam. 3.4 Misi Kebudayaan Pada umumnya diplomasi kebudayaan tidak hanya bertujuan untuk memamerkan keagungan budaya di suatau negara, tetapi juga mengandung tujuan lain seperti; politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Meskipun demikian terdapat perbedaan antara tujuan diplomasi kebudayaan dengan misi kebudayaan. Analisanya adalah tujuan diasumsikan sebagai bentuk pencapaian kepentingan nasional, sedangkan misi diasumsikan sebagai motif dalam melakukan diplomasi kebudayaan. Motif juga mengandung makna sebagai alasan kenapa Hallyu dipilih oleh pemerintah Korea Selatan sebagai instrumen diplomasi kebudayaan yang dinilai berpotensi untuk mencapai tujuan. Pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa Hallyu telah diterima oleh sebagian besar negara-negara di dunia dan memperoleh popularitas di negara- negara tersebut. Munculnya Hallyu sebagai fenomena transnasional menjadi bukti penerimaan kebudayaan Korea Selatan di lingkungan internasional. Pada dasarnya Hallyu membawa empat misi kebudayaan, diantaranya; pembentukan citra positif,
  • 25. merubah perspektif atau pandangan negara lain, menggalang dukungan atas suatu kebijakan luar negeri, membentuk penilaian baik terhadap pemimpin atau dukungan domestik terhadap pemerintah. Misi kebudayaan yang dibawa oleh Hallyu yaitu pembentukan citra positif Korea Selatan di lingkungan internasional. Hallyu digambarkan sebagai fenomena kebudayaan yang membawa pesan-pesan perdamaian dan sebagai bukti bahwa penyebaran kebudayaan tersebut bukanlah ancaman bagi negara-negara lain. Pesan perdamaian tersebut dapat dilihat melalui konten kebudayaan yang dibawa oleh Hallyu, seperti; K-Drama yang alur ceritanya berdasarkan nilai-nilai Konfusius yang terpusat pada nilai-nilai kekeluargaan, penghormatan terhadap seseorang yang lebih tua serta menghargai nilai-nilai kebajikan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Chicago Global Affairs tahun 2008 menunjukkan bahwa lebih dari 79% responden yang merupakan masyarakat di berbagai negara di dunia setuju bahwa penyebaran kebudayaan Korea Selatan melalui Hallyu merupakan pengaruh yang positif.22 Citra positif kebudayaan Korea Selatan yang telah terbentuk dapat merubah persepsi, penilaian dan pandangan negara-negara lain terhadap Korea Selatan. Adanya penilaian positif tentang kebudayaan yang dibawa oleh Hallyu menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan pandangan negara-negara lain terhadap Korea Selatan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang atau Minsitry of Internal Affairs and Communications of Japan pada tahun 2011 terhadap masyarakat mengenai penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Jepang. Hasilnya adalah 57.1% responden mengakui bahwa terjadi perubahan pandangan 22 Christopher B. Whitney and David Shambaugh, Loc,Cit.,
  • 26. yang positif terhadap Korea Selatan. Survey lainnya juga dilaksanakan di Jepang menunjukkan bahwa 62% responden mengakui perubahan pandangan positif terhadap Korea Selatan setelah masuknya Hallyu ke Jepang.23 Survey yang dilakukan pada rentang waktu 2009-2011 tersebut dapat dijadikan sebagai pembuktian terhadap perubahan pandangan negara lain terhadap Korea Selatan setelah masuknya Hallyu ke negara tersebut. Perubahan pandangan yang terjadi di Jepang dapat dijadikan sebagai contoh suksesnya diplomasi kebudayaan Korea Selatan. Analisanya adalah Jepang merupakan negara yang memiliki kebudayaan besar dan telah lebih dulu terkenal di lingkungan internasional. Jepang juga salah satu negara yang sulit untuk dijadikan sebagai target sasaran penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Hal ini dapat dilihat dari grafik perkembangan Hallyu yang mulai berkembang di Cina pada tahun 2002 dan baru mulai masuk ke Jepang tahun 2004. Penyebaran Hallyu di Jepang tergolong lambat karena nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakatnya untuk mencintai kebudayaan lokal. Oleh sebab itu, survey tahun 2009-2011 yang dilakukan terhadap masyarakat Jepang menunjukkan perubahan pandangan dan persepsi masyarakat Jepang mengenai kebudayaan Korea Selatan pasca meningkatnya grafik perkembangan Hallyu di Jepang. Citra positif yang telah terbentuk berdampak terhadap perubahan persepsi dan pandangan yang menghasilkan dukungan terhadap Korea Selatan. Adanya dukungan- dukungan yang ditunjukkan oleh beberapa negara seperti; Cina, Taiwan, Indonesia, 23 Hwang Hye-Kyung, 2009. The Korean Wave Causing Changes in the Perception of Korean and Japaense-Korean in the Japanese Society, Journal of the Japanese Culture, Vol 42, hlm.273.
  • 27. Thailand, Malaysia dan sebagainya mengarahkan kepada penggalangan dukungan terhadap suatu kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan. Pada dasarnya dukungan yang diberikan oleh negara-negara lain tidak hanya terbatas pada kebijakan luar negeri tapi juga kepada pemimpin Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan berusaha keras dalam mendukung penyebaran Hallyu di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata (MCST) untuk membentuk penilaian positif terhadap pemerintah melalui promosi kebudayaan. Pandangan positif terhadap pemerintah Korea Selatan pasca masuknya Hallyu di lingkungan internasional, secara tidak langsung juga berdampak terhadap penilaian suatu negara terhadap pemerintah Korea Selatan. Melalui penyebaran kebudayaan yang membawa pesan perdamaian dan kerjasama, digambarkan pula pemerintah Korea Selatan yang juga menginginkan terciptanya perdamaian antar negara melalui Hallyu. Hallyu merupakan fenomena kebudayaan yang membawa pengaruh positif bagi negara-negara sasaran penyebaran sehingga membentuk dan merubah pola pandangan serta penilaian terhadap Korea Selatan sebagai negara yang memiliki kebudayaan unik dan menarik yang membawa pesan perdamaian. Pemerintah Korea Selatan sebagai aktor penyebaran kebudayaan juga tergambar sebagai sosok yang memperjuangkan nilai-nilai perdamaian tersebut. Sehingga dukungan yang muncul dari negara-negara lain tidak hanya mengarah kepada kebijakan pemerintah tetapi juga terhadap pemerintah itu sendiri.
  • 28. 3.5 Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional Fenomena Hallyu telah menyebarluas di lingkungan internasional sejak akhir tahun 2009. Setelah kesuksesan yang dicapai di dalam negeri, Korea Selatan mulai menerapkan strategi penyebaran Hallyu ke lingkungan internasional. Kawasan Asia Timur merupakan wilayah pertama penyebaran Hallyu. Respon positif ditunjukkan oleh masyarakat Cina dan Taiwan, tapi tidak dengan masyarakat Jepang yang memang telah lebih dahulu terkenal kebudayaannya. Penyebaran Hallyu selanjutnya adalah kawasan Asia Tenggara hingga wilayah Timur Tengah, seperti; Arab Saudi, Turki, Iran dan sebagainya. Setelah menguasai hampir seluruh negara-negara Asia, Hallyu mulai melebarkan sayapnya ke daratan Eropa hingga ke Amerika. Berikut ini adalah paparan mengenai Hallyu yang muncul sebagai fenomena transnasional sejak tahun 2010. 3.4.1 Hallyu di Asia Timur Korea Selatan menyadari besarnya respon positif yang ditunjukkan oleh masyarakat di negara-negara Asia Timur seperti Cina, Jepang dan Taiwan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kawasan Asia Timur merupakan wilayah pertama penyebaran Hallyu. Oleh karena itu, Hallyu bukan lagi menjadi fenomena asing bagi masyarakat di sana. Kerjasama antar pemerintah di bidang kebudayaan, penyelenggaraan festival internasional hingga penelitian tentang Hallyu merupakan beberapa faktor pendorong ekspansi kebudayaan Korea Selatan di kawasan Asia Timur. Hallyu tidak hanya dinilai sebagai fenomena kebudayaan tapi juga telah
  • 29. menjadi bagian dari kegiatan akademik seperti studi kajian di beberapa universitas yang ada di Cina, Jepang dan Taiwan. Hallyu di Cina mengalami perkembangan pesat dan menarik perhatian masyarakat jika dibandingkan dengan tahun-tahun pertama masuknya kebudayaan Korea Selatan ke Cina. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap masyarakat Cina mengenai faktor kesuksesan Hallyu adalah karena bintang-bintang Hallyu yang memiliki wajah cantik, elegan dan ramah menarik perhatian masyarakat Cina. Konten kebudayaan Hallyu yang paling diminati di Cina adalah K-Pop. K-Fashion dan gaya rambut dari bintang- bintang K-Pop selalu menjadi trend di kalangan remaja Cina. Selain itu juga terjadi peningkatan jumlah wisatawan Cina yang datang ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik. Senada dengan tulisan Jim Dator dan Yongseok Seo yang berjudul Korea as the Wave of a Future: The Emerging Dream Society of Icons and Aesthetic Experience bahwa,”Even more dramatically, some Chinese women reportedly ask plastic surgeons to change their faces to look like the Korean stars”.24 Terjadi perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Cina setelah masuknya Hallyu yaitu peningkatan konsumsi produk-produk kecantikan Korea Selatan yang menjadi populer di kalangan masyarakat Cina. Contohnya; produk parfum Girl yang dibintangi oleh grup idola Girls Generation yang menjadi item produk kosmetik yang paling banyak di cari oleh masyarakat Cina. 24 Jim Dator and Yeongseok Seo, 2004. Korea as the Wave of a Future: The Emerging Dream Society of Icons and Aesthetic Experience. Journal of Futures Studies, vol. 9:1, pp. 31 – 44, hlm.32.
  • 30. Taiwan merupakan salah satu negara yang melakukan impor K-Drama terbesar di Asia Timur. Beberapa penelitian yang dilakukan tentang Hallyu di Taiwan mengungkapkan bahwa kebudayaan Korea Selatan meraih popularitas di Taiwan karena K-Drama dan K-Pop mendominasi program acara di televisi di Taiwan. Gala Television (GTV) merupakan stasiun televisi Taiwan yang paling banyak menayangkan K-Drama dan memperoleh rating tertinggi diantara tayangan program televisi asing lainnya. Salah satu grup jaringan televisi kabel di Taiwan, Videoland memiliki beberapa sistem kabel dan berbagai channel termasuk diantaranya channel yang khusus menayangkan drama Jepang. Pada saat itu, drama Jepang memiliki harga yang mahal per episodenya tapi tidak memiliki rating yang tinggi saat penayangannya. Melihat kesuksesan GTV yang melakukan impor K-Drama dari Korean Broadcasting System (KBS), maka Videoland juga mulai melakukan impor K- Drama dari Seoul Broadcasting System (SBS) dan Munhwa Broadcasting Company (MBC) yang merupakan dua stasiun televisi Korea Selatan.25 Hallyu di Taiwan berdampak pada pola konsumsi masyarakat Taiwan yang lebih memilih produk-produk Korea Selatan daripada produk lokal. Terjadinya peningkatan dalam penjualan produk kosmetik, seperti; produk perawatan kulit Nature Republic Korea. Produk tersebut berkerja sama dengan grup idola EXO yang meraih popularitas tinggi di Taiwan. Masyarakat Taiwan khususnya kalangan remaja ingin menggunakan produk 25 Lin, Lihyun, 2006. The Paradox of the Korean Wave In Taiwan, Cultural Space and Public Sphere in Asia 2006, pp.129-143, hlm.138.
  • 31. perawatan kulit yang sama dengan yang digunakan oleh grup idola mereka. Tidak hanya produk kosmetik, produk game online Korea Selatan juga menjadi pilihan masyarakat Taiwan dan bersaing dengan produk game online Jepang di pasar domestik Taiwan. Jepang merupakan salah satu negara yang sulit mengalami kesulitan sebagai sasaran penyebaran Hallyu. Bahkan ketika Hallyu mulai menarik perhatian masyarakat Cina dan Taiwan, tapi baru beberapa tahun setelahnya Hallyu bisa diterima di Jepang. Popularitas drama Winter Sonata di Jepang menjadi pembuka akses masuk untuk penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Ada beberapa faktor yang membuat penyebaran Hallyu di Jepang tidak lebih sukses dibandingkan Hallyu di Cina. Pertama, kebudayaan Jepang yang lebih dulu mendominasi kawasan Asia Timur melalui anime dan manga. Kedua, adanya prinsip masyarakat Jepang yang mengutamakan produk dalam negeri daripada produk asing. Ketiga, munculnya komunitas anti-Hallyu sebagai bentuk protes sebagian masyarakat Jepang karena dominasi K-Drama dan K- Pop di televisi Jepang. Faktor-faktor yang menghambat penyebaran Hallyu di Jepang tidak seketika menghentikan kegiatan penyebaran kebudayaan di sana. Meskipun demikian ada nilai positif dari K-Drama yang tidak dimiliki oleh drama Jepang, hal inilah yang menjadi kelebihan dari K-Drama. Berdasarkan tulisan New York Times disebutkan bahwa K-Drama berbeda dengan drama Jepang karena cerita K-Drama menggambarkan pentingnya ketulusan dan pengorbanan, dan ciri tersebut yang tidak dimiliki oleh drama Jepang.
  • 32. Walaupun tidak mengalami kesuksesan seperti di Cina dan Taiwan, kemunculan Hallyu di Jepang juga berdampak pada peningkatan wisatawan Jepang ke Korea Selatan karena ingin berkunjung ke lokasi pembuatan film Winter Sonata. Organisasi Pariwisata Korea Selatan atau Korea Tourism Organization tahun 2009 mencatat sebanyak 71,9% kedatangan wisatawan asing bertujuan untuk berlibur di Korea Selatan, 43.4% diantaranya adalah wisatawan Jepang.26 Hallyu di kawasan Asia Timur telah menjadi fenomena budaya yang mendapat tanggapan positif bagi sebagian besar masyarakat di sana. Hallyu berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Asia Timur, seperti; trend fashion yang dibawa oleh bintang-bintang Hallyu menjadi panutan bagi para remaja di Cina dan Taiwan. Kemunculan komunitas- komunitas anti-Hallyu di Jepang tidak benar-benar mempengaruhi kelanjutan dari penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Pada faktanya hingga saat ini Hallyu masih menikmati popularitasnya di negara-negara tersebut. 3.4.2 Hallyu di Asia Tenggara Asia Tenggara merupakan wilayah kedua dalam penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Fenomena Hallyu telah menyebar di sebagian besar negara-negara Asia Tenggara, seperti; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan sebagainya. Negara-negara di Asia Tenggara memiliki 26 Xiaowei, Hwang, 2009. Korean Wave: The popular Culture, Comes as Both Cultural and Economic Imperialism in the East Asia, Asia Social Science, Vol.5 No.8, pp.123-130, hlm.126.
  • 33. komunitas fandom terbesar setelah Korea Selatan, seperti; komunitas fandom Super Junior (Elf), fandom EXO (EXO Stans) dan banyak lagi. Keberadaan komunitas tersebut membuktikan popularitas yang diraih Hallyu di kawasan Asia Tenggara. Fenomena Hallyu terhadap masyarakat Asia Tenggara terlihat jelas dari perbahan gaya hidup, pola konsumsi serta pandangan masyarakat Asia Tenggara tentang Korea Selatan. Hallyu diterima dengan antusias oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Popularitas yang diraih oleh Hallyu di Indonesia salah satunya dapat digambarkan melalui tayangan K-Drama di televisi lokal. Indosiar merupakan jaringan televisi lokal Indonesia yang melakukan impor K-Drama dari berbagai stasiun jaringan televisi di Korea Selatan, seperti; KBS, SBS, MBC dan Channel M. Beberapa K-Drama yang ditayangkan di Indosiar meraih sukses, seperti; drama Jewel In The Palace, Full House, Boys Before Flower dan banyak lagi. Tidak hanya itu tayangan program Music Bank yang sempat ditayangkan oleh Indosiar juga mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal K-Pop. Selain itu fenomena Hallyu juga sudah menjadi bahan kajian untuk penelitian akademik yang dibuktikan melalui penerbitan jurnal akademik mengenai fenomena Hallyu. Dampak Hallyu terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia terbukti dari produk-produk Korea Selatan yang muncul di dalam K-Drama menarik perhatian penggemar Hallyu untuk memiliki produk tersebut. Meningkatnya bisnis online shoping yang menyediakan pakaian impor dari Korea Selatan menjadi salah satu bukti pengaruh Hallyu terhadap pola
  • 34. konsumsi masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan K-Pop Cover Dance Festival 2013 juga menjadi dinilai sebagai poin pendorong ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan Korea Selatan. Fenomena Hallyu di Indonesia saat ini tidak lagi menjadi sesuatu yang dianggap asing, karena keberhasilan penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru diketahui kebenarannya. Hallyu di Malaysia juga mendapat tanggapan positif dan meraih popularitas tinggi. Drama Jewel In The Palace menarik perhatian masyarakat Malaysia terhadap kebudayaan dan makanan tradisional Korea Selatan yang disuguhkan dalam drama tersebut. Banyak masyarakat Malaysia yang penasaran dengan makanan tradisional Korea Selatan dan sengaja berkunjung ke restoran Korea hanya untuk mengetahui bagaimana rasa Kimchi dan Bulgogi. Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik Hallyu bagi masyarakat Malaysia, diantaranya; panorama keindahan alam Korea Selatan, keunikan gaya hidup dan pakaian tradisional Korea Selatan (Hanbok) yang tidak dapat ditemukan dalam kebudayaan Malaysia. Fenomena Hallyu telah membentuk pemahaman masyarakat Malaysia terhadap kebudayaan Korea Selatan. Berdasaran tulisan Cho, Chul-Ho yang berjudul Korean Wave In Malaysia and Changes of the Korea-Malaysia Relations yang menyatakan bahwa tidak ada data tentang penilaian masyarakat Malaysia terhadap Korea Selatan sebelum munculnya fenomena Hallyu. Meskipun demikian tidak bisa juga dikatakan bahwa masyarakat
  • 35. Malaysia memiliki pandangan yang negatif terhadap Korea Selatan.27 Oleh sebab itu, setelah kemunculan Hallyu di Malaysia melalui kesuksesan K-Pop dan K-Drama menjadi bukti penerimaan kebudayaan Korea Selatan oleh masyarakat sebagai bentuk perkenalan terhadap budaya asing yang sedang populer. Fenomena Hallyu telah membawa perubahan sosio-kultural serta perubahan ekonomi terhadap Malaysia. Selain itu, Hallyu juga dipandanng berkontribusi terhadap peningkatan hubungan bilateral tidak hanya antar pemerintah negara tetapi juga pada level masyarakat yang ada di kedua negara. Hallyu juga berkontribusi terhadap perubahan citra bagi Korea Selatan yang terbukti dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat Malaysia terhadap kehidupan sosial serta kebudayaan Korea Selatan, seperti; meningkatnya peserta yang melakukan penelitian dan pengkajian mengenai kebudayaan Korea Selatan serta membawa perubahan terhadap pola fikir dan pola hidup masyarakat Malaysia. Perubahan di bidang ekonomi dapat dilihat melalui peningkatan minat masyarakat Malaysia terhadap produk-produk Korea Selatan seperti produk elektronik, kosmetik, mode busana dan sebagainya. Fenomena Hallyu di kawasan Asia Tenggara telah banyak mempengaruhi masyarakat yang berada di negara-negara Asia Tenggara. Para penggemar bintang-bintang Hallyu di sana mengadaptasi gaya berbusana, mode rambut, make-up hingga melakukan operasi plastik agar mirip dengan 27 Cho, Chul-Ho, 2010. Korean Wave In Malaysia And Changes of the Korea-Malaysia Relations, Malaysian Journal of Media Studies, Vol.12 No.1, pp.1-14, hlm.10.
  • 36. idolanya. Selain itu, mereka juga mendekorasi handphone, notebooks serta ruangan mereka dengan poster-poster dan foto bintang-bintang Hallyu bahkan sebagian besar dari penggemar tersebut berusaha untuk dapat fasih berbicara Korea, seperti; Inlingua School di Singapura yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang belajar bahasa Korea hingga 60% karena tertarik dengan drama-drama televisi Korea Selatan. Di Singapura, K-Drama bahkan lebih diminati daripada drama Jepang serta memperoleh rating yang tinggi. Hallyu di Vietnam juga berdampak terhadap perubahan pola pandang dan gaya hidup masyarakat Vietnam. Seperti yang telah disinggung sebelumnya tentang kondisi hubungan Vietnam dan Korea Selatan yang tidak cukup baik karena keterlibatan Korea Selatan dalam Perang Vietnam. Setelah masuknya Hallyu di Vietnam dan kesuksesan K-Drama yang dibintangi oleh Jang Dong Geun dan Kim Nam Ju telah menarik perhatian masyarakat Vietnam. Kedua bintang K-Drama tersebut diundang oleh Presiden Vietnam untuk menghadiri jamuan makan malam bersama, selain itu di jalan kota Ho Chi Minh dan Hanoi dapat ditemui remaja-remaja Vietnam yang mengadopsi pola make-up dan K-Fashion. Dampak kebudayaan Korea Selatan terhadap masyarakat di negara-negara Asia Tenggara pada umumnya mempengaruhi gaya hidup dan pola pandang mengenai Korea Selatan. Kesuksesan Hallyu di kawasan Asia Tenggara telah menggeser dominasi kebudayaan Jepang yang telah lebih dulu terkenal melalui anime dan manga.
  • 37. 3.4.3 Hallyu di Eropa dan Amerika Kawasan Eropa dan Amerika merupakan wilayah penyebaran Hallyu yang tergolong masih baru. Ketertarikan yang ditunjukkan oleh penggemar Hallyu yang berada di Asia berbeda dengan penggemar di Eropa dan Amerika. Penyebaran Hallyu di Eropa dan Amerika memiliki tantangan besar karena industri kebudayaan mereka telah lebih dulu mendominasi. Seperti industri perfilman di Inggris yang menguasai hampir di seluruh daratan Eropa, serta Hollywood sebagai citra industri budaya Amerika Serikat yang mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional. Meskipun terdapat hambatan dalam proses penyebaran Hallyu, namun kebudayaan Korea Selatan telah menarik perhatian masyarakat di beberapa negara di Eropa dan Amerika. Perancis merupakan salah satu dari beberapa negara Eropa yang menunjukkan tanggapan positif terhadap kebudayaan Korea Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari dampak penyelenggaraan SM Town Live Concert di Paris pada 10-11 Juni 2011. Sebanyak 7000 lembar tiket konser terjual habis dalam waktu 15 menit, selain itu cuplikan konser SM Town Live in Paris telah ditonton sebanyak 3.28 juta kali di Youtube hanya dalam waktu dua hari. Tidak hanya Perancis, penyelenggaraan konser K-Pop di Eropa juga diselenggarakan di Inggris. Beberapa grup idola mendapat popularitas tinggi di Inggris yang mampu bersaing dengan grup idola lokal untuk menarik perhatian masyarakat Inggris. Penyelenggaraan berbagai acara penghargaan musik di Eropa yang melibatkan grup idola Hallyu, seperti; MTV EMA Amsterdam dan European K-Pop Award juga merupakan salah satu bentuk
  • 38. respon positif penerimaan Hallyu di Eropa. Kemenangan yang diraih atas grup idola Eropa oleh beberapa grup idola Hallyu dalam acara penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa K-Pop dapat berkompetisi dengan industri musik di Eropa. Hallyu juga mendapatkan popularitas di Rumania melalui penayangan K-Drama Jewel In The Palace pada tahun 2009. Dalam kurun waktu setahun, terdapat empat K-Drama yang telah ditayangkan jaringan televisi Rumania. Melihat peningkatan jumlah penonton K-Drama di televisi nasional Rumania atau TVR1, pada tahun 2011 terdapat tiga jaringan televisi swasta Rumania seperti; National TV, N24Plus dan Euforia TV mulai melakukan impor K- Drama.28 Penyebab utamanya adalah peningkatan jumlah penonton selama periode penayangan K-Drama oleh jaringan televisi Rumania. Bukti lain yang menunjukkan tanggapan positif terhadap kebudayaan Korea Selatan di Eropa adalah keterlibatan bintang Hallyu, EXO dalam acara Closing Summer Universiade tahun 2013 di Kazzan-Rusia. Tidak hanya bintang Hallyu saja, tetapi juga acara penutupan festival olahraga tersebut juga menghadirkan pertunjukan budaya provinsi Gwangju sebagai perwakilan dari Korea Selatan. Dampak Hallyu di Eropa dapat terlihat jelas dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah meningkatnya ketertarikan para intelektual di Rumania untuk melakukan penelitian terhadap dampak dari penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Selain itu adanya pembukaan jurusan pendidikan kebudayaan 28 Manirescu, Valentina, 2013. RO-Hallyu: The Influence of Korean Wave In Romania, Faculty of Sociology and Social Work University of Bucharest, pp.1-13, hlm.5.
  • 39. Korea Selatan seperti bahasa dan literatur melalui Department of East Asiatic Studies di beberapa universitas di Eropa. Pada dasarnya penyebaran Hallyu di Eropa yang masih tergolong baru sehingga belum begitu menunjukkan keberhasilan seperti yang telah diraih di kawasan Asia. Namun Hallyu telah mencapai popularitas di beberapa negara di Eropa seperti; Inggris, Perancis, Rusia, Belanda, Jerman, Rumania dan sebagainya. Kawasan Amerika juga menjadi wilayah ketiga dalam proses penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Meskipun tergolong baru, Hallyu juga mendapat popularitas di beberapa negara di kawasan Amerika seperti; Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Brazil, Peru dan sebagainya. Meksiko juga menjadi salah satu negara di kawasan Amerika yang menjadi sasaran penyebaran kebudayaan Korea Selatan. Hallyu mendapat respon positif dari masyarakat Meksiko melalui penayangan K-Drama dan K-Pop. Popularitas yang diterima Hallyu di Meksiko berdampak pada perubahan sosio-kultural serta peningkatan minat masyarakat Meksiko terhadap produk-produk Korea Selatan. Konten-konten Hallyu yang juga mendapat popularitas di Meksiko adalah video game, games online, animasi dan kartun. 29 Penyebaran kebudayaan Korea Selatan ke Amerika Latin juga mendapat respon positif dari beberapa negara seperti Brazil dan Peru. Penyelenggaraan konser K-Pop di Brazil merupakan salah satu strategi penyebaran Hallyu di Amerika Latin, 29 López Rocha, Nayelli. 2011. Hallyu and its Impact on Mexican Society, Hanyang University, Graduate School of International Studies, Ph. D. Degree Thesis, 2011, hlm.83.
  • 40. contohnya; Beast Live Concert In Brazil yang diadakan oleh grup idola Hallyu B2ST pada tahun 2011. Festival Hallyu, konser K-Pop, penayangan K-Drama juga mendominasi kawasan Amerika. Salah satunya seperti konser K-Pop yang diselenggarakan oleh KCON Amerika Serikat yaitu MCountdown What’s Up LA yang diadakan di Los Angeles pada 24-25 Agustus 2013. K-Pop merupakan konten Hallyu yang mendapat popularitas tinggi di kawasan Amerika Serikat. Selain itu penyelenggaran Hallyu Global Audition juga menjadi strategi penyebaran kebudayaan Korea Selatan di wilayah Amerika, contohnya; SM Global Audition yang diadakan di Kanada dan Amerika Serikat. Penyelenggaraan audisi pencarian bakat yang diadakan di luar Korea Selatan memiliki daya tarik tersendiri sebagai bentuk proses penyebaran Hallyu. Banyaknya peminat audisi tersebut dipandang sebagai langkah awal keberhasilan fenomena Hallyu di kawasan Amerika. Fenomena kebudayaan Korea Selatan yang meraih sukses di dalam negeri, mendorong Korea Selatan untuk mengibarkan sayap kebudayaannya hingga ke seluruh dunia. Terdapat tiga gelombang wilayah penyebaran Hallyu, diantaranya; gelombang pertama meliputi wilayah Asia Timur (Cina, Jepang dan Taiwan), gelombang kedua meliputi wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah (Indonesia, Malaysia, Thailand, Arab Saudi, Iran, Turki dan sebagainya) dan gelombang ketiga meliputi wilayah Eropa dan Amerika (Perancis, Rumania, Rusia, Amerika Serikat, Brazil, Kanada dan sebagainya). Berdasarkan perkembangan dari fenomena Hallyu di
  • 41. wilayah-wilayah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dampak dari fenomena kebudayaan Korea Selatan memiliki dampak yang berbeda-beda di setiap wilayah penyebaran karena adanya perbedaan faktor-faktor waktu, proses penyebaran, target sasaran serta respon dari target sasaran. Oleh karena itu. Dampak Hallyu di Asia Timur terhadap masyarakat dan pemerintahnya berbeda dengan dampak Hallyu di Eropa dan Amerika. Contohnya; penyebaran Hallyu di Asia Timur juga mempengaruhi perekonomian Korea Selatan karena adanya peningkatan daya beli masyarakat Asia Timur terhadap produk-produk Korea Selatan. Sedangkan di wilayah Eropa, produk-produk Hallyu belum begitu menarik perhatian sebagian besar masyarakat Eropa.