Tulisan ini membahas permasalahan perdagangan narkotika di Kolombia dan upaya-upaya pemerintah Kolombia untuk mengatasinya. Kolombia merupakan produsen kokain terbesar di dunia yang mengancam stabilitas keamanan dalam negeri maupun negara tetangga. Pemerintah Kolombia telah melakukan berbagai upaya seperti pemberantasan lahan tanam kokain dan penangkapan kelompok pemberontak yang terlibat dalam peredaran narkot
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA
1. TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND
SECURITY IN COLOMBIA
Short Paper
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Politik Internasional
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Oleh:
Indah Chartika Sari
0901113588
Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
2012
2. Kata Pengantar
Assalamua’laikum Wr..Wb..
Salam sejahtera bagi semuanya. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah mengizinkan penulis untuk menyelesaikan paper ini. Paper
ini mengangkat tema mengenai Transnational Crime: Drug Trafficking and Security
in Colombia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan untuk dosen
pembimbing mata kuliah Politik Internasional, yaitu Bapak Indra Pahlawan, S.Ip., M.Si,
atas bantuannya dalam penulisan paper ini sehingga tidak ada masalah yang cukup
berarti dalam proses penyelesaian paper ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu penulis dalam proses penyelesaian makalah ini.
Pada akhirnya, penulis berharap agar paper ini dapat menjadi referensi bagi mata
kuliah Politik Internasional. Paper ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritikan
dan saran yang membangun akan penulis terima agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik. Terima Kasih.
05 April 2012
Penulis
3. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isu-isu mengenai keamanan mulai menjadi fokus perhatian bagi negara-negara, baik
keamanan yang bersifat tradisional maupun keamanan non-tradisional. Pasca
berakhirnya Perang Dingin, isu-isu mengenai keamanan mulai merebak di kawasan
Amerika Latin dan tidak hanya sebatas isu mengenai militer saja tetapi juga mengenai
ancaman non-militer. Keamanan non-tradisional dikategorikan dalam beberapa masalah
seperti; kesejahteraan ekonomi, organisasi kriminal transnasional, kesejahteraan
ekonomi dan juga masalah migrasi penduduk. Ancaman-ancaman terhadap keamanan
non-tradisional tersebut merupakan fokus ancaman utama di kawasan Amerika Latin
yang merupakan kawasan rawan akan konflik kekerasan dan krisis politik.
Meluasnya ruang lingkup kajian Ilmu Hubungan Internasional mengakibatkan isu-
isu mengenai perdagangan narkotika mulai menjadi fokus dalam kajian kejahatan non
tradisonal yang menjadi ancaman bagi negara-negara di dunia. Pada tahun 2005
menurut data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa efek dan pengaruh obat bius
telah melahirkan lebih dari 70 juta pencandu baru. 1 Bahkan di beberapa negara
produsen obat bius, bisnis obat bius merupakan peluang besar bagi organisasi kejahatan
untuk tumbuh besar karena dapat mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Di
kawasan Amerika Latin, negara-negara yang terletak dibawah pegunungan Andean
terkenal sebagai negara-negara produsen obat bius, seperti; Kolombia, Peru, Bolivia
dan lain-lain.
Adapun latar belakang penulis mengangkat tema ini adalah karena Kolombia
merupakan negara produsen narkotika jenis kokain, ganja dan opium. Kolombia
menjadi negara yang menyuplai 90% kokain ke pasar internasional seperti; Amerika
Serikat, Kuba, Trinidad and Tobago, Mexico, Republik Dominika, Puerto Rico dan
banyak lagi. Hal tersebut menempatkan Kolombia pada posisi pertama sebagai negara
1 Treatment Approachesfor Drug Addiction,http://www.nida.nih.gov/Infofacts/treatmeth.html, diakses tanggal27
Mei 2010.
4. penghasil obat bius dunia. Oleh karena itu, penulis memandang bahwa Kolombia
merupakan contoh kasus yang sesuai dalam perdagangan narkotika yang termasuk
dalam jenis kejahatan non tradisional. Drug trafficking atau perdagangan narkotika
merupakan ancaman bagi keamanan negara-negara pada saat ini. Hal ini disebabkan
karena perdagangan narkotika merupakan kejahatan lintas batas negara yang
terorganisir dengan sangat baik.
1.2 Rumusan Masalah
Kolombia menempati posisi pertama sebagai negara produsen obat bius jenis
kokain. Luasnya wilayah yang menjadi tujuan perdagangan narkotika menjadi
perhatian penuh dari negara-negara di kawasan Amerika Latin. Perdagangan narkotika
atau drug trafficking telah menjelma menjadi kejahatan lintas batas negara yang tidak
mudah untuk dihentikan. Melalui pemaparan latar belakang diatas, maka penulis
mengajukan rumusan masalah yaitu;
“Bagaimana metode penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah Kolombia
untuk mengatasi kejahatan drug trafficking atau perdagangan narkotika yang
mengancam stabilitas keamanan Kolombia dan negara-negara di kawasan
pegunungan Andean (Colombia's Andean Neighbors) ?”
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengaruh narkoba terhadap kestabilan keamanan di
Kolombia.
b. Untuk mengetahui tidakan apa saja yang telah diambil untuk menyelesaikan
permasalahan terkait kejahatan transnasional di Kolombia.
5. BAB II ISI
Kawasan Andean, khususnya Kolombia, Peru dan Bolivia merupakan negara yang
bertanggung jawab terhadap 90% dari jumlah keseluruhan produksi global daun ganja
dan kokain.2 Kolombia dan Meksiko memainkan peran yang sangat penting dalam
menghasilkan heroin dan memasoknya ke pasar Amerika Serikat. Obat bius ini
diidentifikasikan sebagai ancaman keamanan oleh pemerintah-pemerintah di kawasan
Amerika Latin termasuk juga Amerika Serikat. Pada tahun 1990-an industri kokain
memproduksi obat bius secara besar-besaran termasuk memimpin pertumbuhan dari
aktor-aktor regional yang illegal. Organisasi Kejahatan Transnasional (Transnational
Organize Crime) biasanya terlibat dalam berbagai bentuk perdagangan narkotika secara
serentak, mereka juga mendapatkan kekuasaan dalam akses ekonomi. Pendapatan dari
bisnis narkotika global ini mencapai $320 per tahun yaitu melebihi hampir 88% GDP
dari negaranya.3 Target dari kejahatan transnasional biasanya adalah negara-negara
dunia ketiga, hal ini didukung fakta bahwa negara-negara yang lemah, kecil dan miskin
lebih mudah melakukan korupsi dan hanya memiliki sedikit kemampuan untuk
memberantas kegiatan-kegiatan kriminal secara efektif.
Pada tahun 2001-2002, ditemukan 144,450 hektar ladang kokain yang 25%
diantaranya adalah ladang opium dan ganja. 4 Keadaan Kolombia yang terbukti mampu
menjadi negara produsen kokain terbesar menjadikannya sebagai tempat yang subur
bagi lahan industri obat bius dunia. Peningkatan pada lahan koka di Kolombia yang
membuat produksi kokain Kolombia meningkat sejak tahun 2001 secara mengagetkan
terjadi bersamaan ketika upaya-upaya pemberantasan kokain oleh pemerintah
Kolombia dilaksanakan. Adapun gejala-gejala yang menunjukkan bahwa Kolombia
adalah negara penyuplai narkoba terbesar bagi pasar internasional adalah yang
2 United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Andean Coca Cultivation Survey 2005, June 2006, lihat
dalam www.unodc.org/pdf/andean/Part1_excutive_summary.pdf. Diakses pada 01 Maret 2011.
3 United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), World Drug Report 2005, lihat dalam
www.unodc.org/unodc/world_drug_report.html. Diakses pada 01 Maret 2011.
4 http:geography.about.com/library/cia/blccolumbia.html.Diakses Pada 01 Maret 2011
6. pertama, Kolombia memproduksi opium yang potensial sekitar tahun 2001-2002 yang
mencapai 91 ton dan heroin mencapai 11,3 ton. Kedua, Kolombia merupakan penyedia
ladang koka terluas didunia yang digunakan sebagai bahan dasar dari kokain. Ketiga,
Kolombia mempunyai kedudukan penting dalam pencucian atau investasi di Kolumbia
melalui penukaran peso di pasar gelap.
Menurut Badan Anti Narkotika Amerika Serikat, DEA (Drug Enforcement
Administration), menyatakan bahwa Kolombia bisa menghasilkan produksi kokain
500-800 ton per tahunnya.5 Melalui penguasaan produksi kokain hingga 80%, dapat
dinilai bahwa Kolombia sudah memiliki jaringan khusus untuk memasarkan
dagangannya di kantong-kantong potensial. Sampai saat ini, pasar potensial peredaran
narkoba itu ada di Amerika, Eropa, Afrika, bahkan sudah menjamah Asia. Seperti
halnya opium di Afganistan yang ditanam diwilayah yang berada dibawah kekuasaan
Taliban, di Kolombia mayoritas kokain yang ditanam berada dibawah lahan yang
dikuasai oleh kelompok pemberontak. Kolombia dapat memproduksi kokain dengan
jumlah yang fantastis serta mampu memenuhi 80% permintaan kokain di pasar dunia
dan juga dilengkapi dengan jaringan khusus yang sudah sangat terlatih dalam
mengedarkan kokain ke pasar dunia.
Sebelumnya juga telah disinggung bahwa sebagian besar dari lahan yang ditanami
koka berada diwilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak. Aktor-aktor non
negara ini merupakan dua kelompok besar gerilya yaitu FARC (Fuerzas Armadas
Revolucionarias de Colombia) dan ELN (Ejercito Liberacion Nacional). FARC
merupakan kelompok pemberontak terbaik, tercanggih dan terlengkap yang berbasis di
Kolombia yang didirikan tahun 1964 dengan pemimpin utamanya Manuel Marulanda
Velez. FARC dibentuk sebagai sayap militer Partai Komunis Kolombia. Tercatat pada
tahun 2001 jumlah anggota dari FARC adalah 16.000 orang dan pada tahun 2008 susut
menjadi 9000 orang.6 Pemerintah Kolombia sangat yakin bahwa FARC telah menerima
sebanyak $ 2 juta per hari dari hasil perdagangan obat-obat bius.
5 http://www.dea.gov diakses pada tanggal8 Juni 2010.
6
http://www.cfr.org/colombia/farc-eln-colombias-left-wing-guerrillas/ Diakses pada 10 Mei 2010.
7. Sedangkan ELN (Ejercito Liberacion Nacional) yang didirikan oleh Fabio
Vasquez Castano. Pada awal berdirinya kelompok ini mendapat bantuan dari Kuba
dimulai dari pendanaan hingga persenjataan. ELN pada saat ini dipimpin oleh Antonio
Garcia. ELN merupakan kelompok pemberontak yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan FARC karena ELN hanya memiliki 2.200-3000 anggota. Beberapa unit ELN
dilatih untuk operasi khusus dan terampil untuk merakit bahan peledak. Beberapa aksi
teror yang dilakukan oleh ELN terhadap masyarakat sipil dan perusahaan-perusahaan
asing khususnya di Kolombia bagian utara. Salah satu aksi mereka adalah mengebom
pipa-pipa minyak jaringan listrik.
Menurut Arlene B. Tickner dalam tulisannya yang berjudul Latin America and the
Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity menyatakan bahwa,”Many states in
the region, most notably in the Andes, Central America, and some areas of the
Caribbean, are unable to carry out many of their core functions, including the exercise
of authority over the national territory and population and the provision of basic public
goods”.7 Sebagian besar negara-negara di kawasan khususnya di bawah pegunungan
Andean, Amerika Tengah dan beberapa daerah di Karibia tidak dapat melaksanakan
fungsi-fungsi utama mereka, termasuk didalamnya pelaksanaan kewenangan penuh
terhadap wilayah territorial dan populasi serta ketentuan dasar hak-hak publik.
Didukung oleh pendapat dari Arlene B. Tickner, maka tidak menjadi sesuatu yang
mengejutkan ketika Kolombia sering mengalami kekerasan politik akibat konflik
perebutan kekuasaan antar berbagai aktor yang ada di Kolombia yang menyebabkan
pemerintah kehilangan beberapa fungsinya, seperti menjalankan pemerintahan yang
efektif, kontrol atas wilayahnya, penegakan hukum dan sebagainya. Oleh karena itu,
beberapa ahli Hubungan Internasional mengindikasikan Kolombia sebagai weak state.
Krisis yang dialami Kolombia sangat kompleks. Diawali dengan sejarah awal
berdirinya negara Kolombia yang mengakibatkan kegagalan pendistribusian tanah serta
proses state building yang tidak sempurna hingga sebelum masuknya industri obat bius
di Kolombia. Kondisi Kolombia sebagai weak state sebagai akibat terus menerus didera
7 Tickner, Arlene B. Latin America and the Caribbean:Domestic and Transnational Insecurity,(International Peace
Academy, 2007), hlm.2.
8. krisis ini menciptakan peluang bagi drug trafficking untuk dapat beroperasi di
wilayahnya dengan low risk dan prospects for large profit. Kompleksitas permasalahan
internal yang terjadi di Kolombia secara langsung melemahkan stabilitas keamanan
internal Kolombia dan menimbulkan masalah-masalah yang baru yang melewati lintas
batas negara. Jadi, siapa yang merasakan efek dari masalah lintas batas negara tersebut?
Hal ini tentu saja negara-negara yang berbatasan langsung dengan Kolombia serta
negara-negara yang masih berada di sekitar kawasan pegunungan Andean, seperti;
Venezuela, Peru, Ekuador, Panama, dan Brazil, serta beberapa negara yang sedikit
lebih jauh seperti Bolivia dan Panama yang terletak di wilayah Karibia. Negara-negara
tersebut merupakan negara-negara yang terletak di kawasan Andean (Andean Region)
sehingga dalam studi keamanan regional negara-negara tersebut lebih terkenal dengan
sebutan Colombia's Andean neighbors.
Jika melihat Kolombia sebagai weak state maka diperlukan indikator-indikator
sebagai alat ukur dari weak state tersebut. Kekuatan negara merupakan sebuah konsep
yang relatif, yang salah satunya bisa dilakukan dengan mengukur kemampuan negara
(state’s ability) dan kemauan negara (state’s willingness) untuk menyediakan political
goods yang dibutuhkan masyarakat, seperti; keamanan fisik, institusi politik yang
legitimate, menejemen ekonomi, dan kesejahteraan sosial. 8 Berikut ini beberapa
indicator weak state menurut Robert Jackson dalam tulisannya yang berjudul Quasi
State : Sovereignty, International Relations and The Third World diantaranya;
1) Lemah adalah sifatnya (inherently weak) karena letak geografis, ekonomi
yang pada dasarnya kuat tetapi lemah karena actor-aktor internal yang
menentang negara.
2) Ketidak cocokan manajemen pemerintahan yang mengakibatkan kudeta dari
dalam negeri dan juga serangan dari luar negeri.
3) Secara tipikal mengandung konflik antar etnis, agama dan kelompok dalam
negeri sehingga intensitas kejahatan di daerah urban cenderung meningkat.
4) Ketidak mampuan dalam menyediakan public goods, seperti; keamanan
secara individu, institusi politik dan sebagainya.
8 Jackson, Robert, Quasi State: Sovereignty,International Relations and the Third World, Cambridge. CUP, 1990
9. 5) Infrastruktur yang tidak memadai dan semakin memburuk, seperti; sekolah,
rumah sakit dan jalan-jalan umum di kawasan perkotaan.
6) Menurunnya perekonomian yang ditandai dengan pendapatan per kapita
menurun drastis, semakin tinggi dan meningkatnya tindakan korupsi dan
sebagainya.
7) Tidak adanya law enforcement dan penjaminan keamanan masyarakat sipil.
Sejak awal 1990-an banyak negara yang berada dibawah tingkatan negara yang
memiliki struktur lemah. Tumbuhnya pelanggaran hukum terhadap institusi-institusi
politik, perpecahan partai-partai politik dan miskinnya penyelenggaraan pemerintahan
yang mengakibatkan kemerosotan dalam pelaksanaan demokrasi. Berdasarkan laporan
World Bank World Development Indicators, diperkirakan 20% dari populasi yang
menetap di kawasan pegunungan Andean seperti; Bolivia, Kolombia, Ekuador, El
Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Nicaragua dan Peru hidup dalam kemiskinan
akut dan lebih dari 50% dari populasi tersebut hidup dibawah garis kemiskinan. 9
Menurut Arlene B. Tickner dalam tulisannya yang berjudul Latin America and the
Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity menyatakan bahwa,”Low state
capacity and high levels of poverty and inequality largely account for growing levels of
crime and violence in Latin America and the Caribbean”. Negara yang memiliki
kapasitas rendah, kemiskinan tingkat tinggi dan ketidaksetaraan akan mengakibatkan
tumbuhnya intensitas kriminal dan kekerasan khususnya di Amerika Latin dan negara-
negara di Karibia.
Sekitar hampir 75% terjadi kejahatan di wilayah Amerika Latin khususnya di
kawasan pegunungan Andean dimana sebagian besar kejahatan dilakukan di daerah
urban. Adapun kejahatan-kejahatan yang termasuk didalamnya adalah pembunuhan,
kekerasan gender dan penculikan.10 Selama era 1990-an jumlah rata-rata pembunuhan
9 Tickner, Arlene B, Loc, Cit.,
10 Perhitungan Statistik dalam kasus penculikan di Amerika Latin dan kawasan Karibia telah menjadi rata-rata
tertinggi kasusu penculikan di dunia. Meskipun masalah ini belum berada ditingkat akut di wilayah Kolombia, tetapi
10. yang terjadi di Amerika Latin dan kawasan Karibia telah mencapai 22,9 per 100.000
orang yaitu lebih dari dua kali rata-rata global ketika Kolombia, El Salvador, Brazil,
Venezuela, Puerto Rico, Ekuador, Meksiko dan Panama telah terdaftar sebagai delapan
besar jumlah rata-rata tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.11
Seperti yang telah dikatakan pada penjelasan sebelumnya, kompleksitas masalah
internal yang terjadi di Kolombia menimbulkan masalah-masalah baru bersifat lintas
batas negara. Ketika berbicara mengenai lintas batas negara maka akan berkaitan
dengan globalisasi. Globalisasi merupakan suatu gejala dimana mengglobalnya sosial
dan budaya antar bangsa, sehingga budaya antar bangsa yang ada didunia seolah-olah
melebur menjadi satu yaitu ‘budaya global’ yang berakibat pada kaburnya batas-batas
antar negara dan membuat negara-negara menjadi lebih dekat. Konsep utama
globalisasi ditekankan sebagai sebuah perenggangan dari aktivitas-aktivitas sosial,
politik dan ekonomi melintasi batas-batas seperti kejadian-kejadian, keputusan-
keputusan dan aktivitas dalam sebuah wilayah dunia yang dapat menjadi signifikan
bagi individu-individu dan komunitas-komunitas yang ada di wilayah lain dunia.
Menurut Robert Keohane dan Joseph Nye,”Globalisasi merupakan sebuah situasi
dunia yang melibatkan jaringan-jaringan interdependesi pada jarak yang
multikontinental dimana interdependensi meliputi lima bidang yaitu; ekonomi, budaya,
masyarakat, lingkungan dan militer”.
Mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi di Kolombia dapat berakibat
secara langsung terhadap negara-negara yang berada disekitarnya, maka mulai
bermunculan pemikiran-pemikiran untuk mengurangi intensitas kejahatan lintas batas
negara khususnya perdagangan narkotika. Adapun beberapa metode penyelesaian drug
trafficking di Kolombia diantaranya; Organization of American States (OAS), United
Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan sebagainya. OAS pertama kali
dibentuk pada Konferensi ICAS ke 9 di Bogota dimana 21 negara menandatangani
Charter of Organization of American States pada tanggal 30 April 1948. Adapun tujuan
tersebar luas di Brazil dan Meksiko yang kemudian terdaftar sebagai kasus penculikan tertinggi di dunia per kapita
pada tahun 2005.
11 World Health Organization (WHO),World Health Report on Violence and Health, 2002, lihat dalam
www.who.int/violence_injury_prevention/violence/world_report/en/ diakses pada 11 Maret 2011.
11. dari beririnya OAS adalah untuk mencapai sebuah tatanan yang damai dan adil,
mempromosikan solidaritas, memperkuat kolaborasi, membela kedaulatan, integritas
teritorial dan independensi negara anggota (Pasal 1). Selain itu tujuan OAS secara
lengkap tercantum pada pasal 2 Charter of Organization of American States,
diantaranya;
Meningkatkan perdamaian dan keamanan benua
Mempromosikan dan mengkonsolidasi demokrasi dengan prinsip non
intervensi
Mencegah timbulnya masalah dan memastikan penyelesaian permasalahan
secara damai
Mempersiapkan tindakan bersama untuk menindaklanjuti tindakan agresi
Mencari penyelesaian masalah yang menyangkut politik, hukum dan
ekonomi
Mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya melalui
kerjasama antar negara
Menghapus kemiskinan, yang menjadi penghalang demokrasi
Mencapai limitasi senjata konvensional dan mengalihkan sumber daya yang
digunakan kepada pembangunan ekonomi dan sosial
Pembentukan UNODC diawali ketika PBB menilai bahwa masalah perdagangan
narkotika merupakan masalah yang serius dan memerlukan jalan penyelesaian. Oleh
karena itu, PBB mengadakan pertemuan pertama yang fokus membahas mengenai
narkotika yang diselenggarakan di New York pada tahun 1961 dalam Singel
Convention on Narcotics Drugs. Dalam pertemuan pertama ini diputuskan bahwa coca
leaf termasuk kedalam jenis narkotika. Selanjutnya beberapa jenis obat-obat baru juga
mulai dilarang beredar, hal ini dibuktikan melalui ratifikasi yang dilakukan oleh negara-
12. negara di dunia terkait dengan hasil konvensi internasional yang membahas masalah
hukum dan penyalahgunaan narkotika. Setelah itu PBB membentuk suatu badan yang
bertugas untuk mengontrol kejahatan narkotika yaitu United Nations Office on Drugs
and Crime (UNODC). UNODC juga bertugas untuk memerangi kejahatan
transnasional seperti; terorisme, pencucian uang, penjualan mausia, serta
penyelundupan barang-barang palsu atau bajakan di seluruh dunia.12
UNODC memberikan laporan mengenai narkotika di kawasan pegunungan Andean
dengan tema Coca Cultivation in the Andean Region. Dalam laporan ini dipaparkan
secara lengkap mengenai jumlah lahan yang digunakan untuk menanam kokain di
Bolivia, Kolombia, dan Peru pada tahun 2007 yang mengalami peningkatan hingga 181
ribu hektar. Jumlah tersebut meningkat 16% dibandingkan dengan angka yang dirilis
pada 2006 dan mencapai jumlah produksi koka tertinggi sejak 2001. Kolombia yang
masih menduduki peringkat satu negara produsen koka dan kokain selama tujuh tahun
mendapat suntikan dana dari UNODC sebesar US$5 miliar untuk menghancurkan
tanaman tersebut justru mengalami peningkatan dramatis sebesar 27%. Bolivia hanya
meningkat sebesar 5%, sedangkan Peru yang terus menggalangkan perang melawan
petani koka mengalami peningkatan 4%.13
Pada tahun 1999 Pemerintah Kolombia dan pemerintah Amerika Serikat
mengadakan kerja sama melalui Operasi Millenium. Operasi ini merupakan operasi
untuk melakukan penyerangan terhadap kartel-kartel narkotika di Kolombia.
Keberhasilan operasi ini ditandai dengan dilumpuhkannya Alejandro Bernal,
pemimpin kartel narkotika besar yang berbasis di Kolombia. Akan tetapi keberhasilan
ini hanya sementara, hal ini dikarenakan organisasi-organisasi kecil lainnya semakin
bermunculan dan mampu memproduksi kokain sebesar 20-30 metric ton dimana
sebagian di ekspor ke pasar gelap Amerika Serikat. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah Kolombia untuk menekan lajunya pertumbuhan perdagangan narkotika
di Kolombia. Akan tetapi dinilai tidak mudah untuk benar-benar menghentikan lajunya
tingkat perdagangan narkotika. Oleh karena itu, peran dari organisasi regional OAS dan
12 //en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Office_on_Drugs_and_Crime diakses pada 01 Maret 2011.
13 http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2008/WDR_2008_eng_web.pdf diakses pada 11 Maret 2011.
13. juga badan bentukan PBB, UNODC diharapkan dapat membantu pemerintah Kolombia
dalam mengatasi kejahatan perdagagan narkotika di Kolombia. UNODC lebih
diprioritaskan untuk lebih efektif dalam menghambat lajunya peningkatan kejahatan
lintas batas negara yang terjadi tidak hanya di Kolombia, tetapi hampir disebagian besar
negara-negara Amerika Latin khususnya negara-negara di kawasan pegunungan
Andean (Colombia's Andean Neighbors).
14. Simpulan
Kolombia dan Meksiko memainkan peran yang sangat penting dalam
menghasilkan heroin dan memasoknya ke pasar Amerika Serikat. Obat bius ini
diidentifikasikan sebagai ancaman keamanan oleh pemerintah-pemerintah di kawasan
Amerika Latin termasuk juga Amerika Serikat. Pada tahun 1990-an industri kokain
memproduksi obat bius secara besar-besaran termasuk memimpin pertumbuhan dari
aktor-aktor regional yang illegal. Organisasi Kejahatan Transnasional (Transnational
Organize Crime) biasanya terlibat dalam berbagai bentuk perdagangan narkotika secara
serentak, mereka juga mendapatkan kekuasaan dalam akses ekonomi. Kolombia dapat
memproduksi kokain dengan jumlah yang fantastis serta mampu memenuhi 80%
permintaan kokain di pasar dunia dan juga dilengkapi dengan jaringan khusus yang
sudah sangat terlatih dalam mengedarkan kokain ke pasar dunia. Kondisi Kolombia
sebagai weak state sebagai akibat terus menerus didera krisis ini menciptakan peluang
bagi drug trafficking untuk dapat beroperasi di wilayahnya dengan low risk dan
prospects for large profit. Kompleksitas permasalahan internal yang terjadi di
Kolombia secara langsung melemahkan stabilitas keamanan internal Kolombia dan
menimbulkan masalah-masalah yang baru yang melewati lintas batas negara. Adapun
beberapa metode penyelesaian drug trafficking di Kolombia diantaranya; Organization
of American States (OAS), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC)
dan sebagainya. Peran dari organisasi regional OAS dan juga badan bentukan PBB,
UNODC diharapkan dapat membantu pemerintah Kolombia dalam mengatasi kejahatan
perdagagan narkotika di Kolombia.
15. Referensi
Books
Jackson, Robert. 1990. Quasi State: Sovereignty, International Relations and the Third
World, Cambridge University.
Tickner, Arlene B. 2007. Latin America and the Caribbean: Domestic and
Transnational Insecurity. International Peace Academy.
Internet
//en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Office_on_Drugs_and_Crime diakses pada 01
Maret 2011.
http:geography.about.com/library/cia/blccolumbia.html. Diakses Pada 01 Maret 2011
http://www.cfr.org/colombia/farc-eln-colombias-left-wing-guerrillas/ Diakses pada 10
Mei 2010
http://www.dea.gov diakses pada tanggal 8 Juni 2010
Treatment Approaches for Drug Addiction,
http://www.nida.nih.gov/Infofacts/treatmeth.html, diakses tanggal 27 Mei 2010.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), World Drug Report 2005, lihat
dalam www.unodc.org/unodc/world_drug_report.html. Diakses pada 01 Maret 2011.
World Health Organization (WHO),World Health Report on Violence and Health, 2002,
lihat dalam www.who.int/violence_injury_prevention/violence/world_report/en/
diakses pada 11 Maret 2011.
Journals
Arnson, Cynthia J. U.S. Interests and Options in Colombia: An Alternative Framework.
Woodrow Wilson International Center for Scholars.
Boniface, Dexter S. Is There a Democratic Norm in the Americas? An Analysis of the
Organization of American States. Global Governance 8. July-September 2002.
16. Bouvier, Virginia M. Harbingers of Hope: Peace Initiative for Colombia. Washington:
United States Institute of Peace. August 2006.
http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2008/WDR_2008_eng_web.pdf diakses
pada 11 Maret 2011.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Andean Coca Cultivation Survey
2005, June 2006, lihat dalam www.unodc.org/pdf/andean/Part1_excutive_summary.pdf.
Diakses pada 01 Maret 2011.