Antanan (Centella asiatica) adalah tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh liar di Asia Tenggara. Tanaman ini telah digunakan sejak zaman dahulu untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan seperti kulit, saraf, dan peredaran darah.
1. Antanan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan,
ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik,
tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang
dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal
untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan pegagan.
Sejak zaman dahulu, antanan telah digunakan untuk obat kulit, gangguan saraf dan
memperbaiki peredaran darah. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah
satu tanaman untuk lalapan.
Antanan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga
sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga
dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan
pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu
karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh
merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai
rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah
pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat
agak lembap dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan
atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan
antanan air.
1
2. Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus, dan
berbulu lembut[1]. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan
tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali
ditanam sebagai pagar pekarangan[2]. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah
yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian
1000 meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit
naungan, dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang
cukup tua[3]. Nama daerah: beluntas (Melayu), baluntas, baruntas (Sunda), luntas
(Jawa), baluntas (Madura), lamutasa (Makasar), lenabou (Timor), sedangkan nama
asing untuk tanaman beluntas adalah Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh
fleabane (Inggris)[1]. Nama simplisia beluntas adalah Plucheacea folium (daun), Plucheacea
radix (akar)[4].
Daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling, berbentuk bulat telur sunsang, ujung
bundar melancip[1]. Tepi daun bergerigi, berwarna hijau terang, bunga keluar di ujung
cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna
ungu[2]. Buahnya longkah agak berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan bersudut
putih[5].
Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida,
magnesium, dan fosfor[1]. Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin[6]. Daun
beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk
meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan keringat,
menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang,
dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan
penyejuk[1]. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus[2]. Kadar
minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia
coli [5].
2
3. Bratawali, brotowali, atau akar aliali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f.; juga T.
cordifolia (Thunb.) Miers dan T. rumphii Boerl.) adalah tanaman obat tradisional Indonesia
yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan.[2] Rebusan batangnya yang
terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah, menurunkan
panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis.[3] Di Indonesia, selain dikenal
dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali, antawali,
putrawali atau daun gadel.[2] Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili tanaman
Menispermaceae.[4] Tanaman ini kaya kandungan kimia antara lain alkaloid (berberina dan
kolumbina yang terkandung di akar dan batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,
zat pahit pikroretin, hars, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).[5]
Tumbuhan ini menyukai tempat panas, berupa perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5
m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat yang rasanya pahit,[2] seperti sirih.[6]
Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak bundar seperti telur dengan
ujung lancip, panjang 7-12 cm, lebar 5-10 cm, bunga kecil, berwarna hijau muda.[2] Selain
itu, Bratawali juga dapat diperbanyak dengan stek.[2]
3
4. Cocor bebek atau suru bebek (Latin:Kalanchoe pinnata syn. Bryophyllum calycinum syn.
Bryophyllum pinnatum) adalah tumbuhan sukulen (mengandung air) yang berasal dari
Madagaskar. Tanaman ini terkenal karena metode reproduksinya melalui tunas daun
(tunas/adventif).
Cocor bebek populer digunakan sebagai tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang
tumbuh liar di kebun-kebun dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu.
Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan
mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga
majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin. [1]
Cocor bebek menjadi tanaman yang umum di daerah beriklim tropika seperti Asia,
Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia,
Polinesia, and Hawaii.[2] Di banyak daerah tersebut, seperti di Hawaii, tanaman ini dianggap
sebagai spesies yang invasif.[3]
Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai
tanaman hias.
Cocor bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium
oksalat, asam formiat, dan tanin. Cocor bebek digunakan sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya,
menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, serta bisul. [4]
4
5. Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah
dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari
Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan
hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman
kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera
menjadi komoditas yang populer di Eropa.
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat.
Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai
daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5
cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga
berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah
dua.
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis
jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,
kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah
yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
5
6. Daun Katup (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat
di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (马尼菜;
bahasa Tionghoa) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun
katup merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air
susu ibu (ASI).
Semak, tinggi dua sampai tiga meter, tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas
permukaan laut. Daun kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm.
Bunganya berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap dan berbunga
sepanjang tahun.
Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran (Phyllanthaceae), dan berkerabat
dengan menteng, buni, dan ceremai. Ia termasuk dalam tribus Phyllantheae dan subtribus
Flueggeinae.
Daun katup dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini
kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya
adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau
gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau
daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar
keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang
juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping
seperti keracunan papaverin.
Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus.
Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan
pagar hidup.
6
7. Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini
mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya
adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa
Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia
officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan
bukan merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa
ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun
mudah dibedakan dari daunnya.
Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau
pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun
kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh
menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk dengan
kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga (labellum) berwarna
lembayung dengan warna putih lebih dominan[2].
Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau
di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah ternaungi.
Kaempferia galanga kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas. Tanaman ini
dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan, Nusantara hingga Maluku; dan
kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara.[2]
Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian
resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan
sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai
minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur.
7
8. Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk tanaman dari
famili Lamiaceae/Labiatae[1]. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli
Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam
menanggulangi berbagai penyakit.[2]
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya
dan tingginya mencapai 2 meter.[2] Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau
gundul.[2] Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat
yang dimulai dari pangkalnya,[2] ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm –
1.5cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan
berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai
daun 7 – 29cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan
pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga
bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang
dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh
bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm,
panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih
panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna
coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm
sampai 6 mm.[2]
Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai
penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini
juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria,
dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah. [2] Selain bersifat
diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.[2]
8
9. Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk
salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini
kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.
Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi
tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai
daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit
(Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).
Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara
Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis gulai, dan juga
digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan, atau sebagai pengawet.[2] Produk
farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya
untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium
deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen
makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula
disebut Janar.
Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul
(Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari
bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E,
Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90.
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri
dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-
5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton
sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan
sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein
30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan
kalsium.
9
10. Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang
sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah
di kawasan kering di Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya
berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan
makanan dan minuman kesehatan.
Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat -zat seperti enzim, asam
amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti
inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping
menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah,
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan
sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa
organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti
pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju
sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta,[1] sehingga sangat
berguna untuk mengurangi rasio gula darah.
Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang
diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22
jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat
menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka
dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Dengan beragam
manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh
masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.
10
11. Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di
Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
Saponin, yang bermanfaat sebagai:
o sumber anti bakteri dan anti virus
o meningkatkan sistem kekebalan tubuh
o meningkatkan vitalitas
o mengurangi kadar gula dalam darah
o mengurangi penggumpalan darah
11
Flavonoid
o melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah
o mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada
dinding pembuluh darah
o mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
o mengandung antiinflamasi (antiradang)
o berfungsi sebagai anti-oksidan
o membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau
pembengkakan
Polifenol
o berfungsi sebagai anti histamin (antialergi)
Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh.
Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang
berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan
dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan
yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan,
sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang
ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah
mahkota dewa tersebut.
12. Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara
mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan
dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat
malignan.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan
berbagai upacara adat rumpun Melayu.
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang
tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5
cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk
bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang
sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat
kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah
buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna
coklat kekuningan.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati,
diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman,
antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang
ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan,
menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat
mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan
perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle,
dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan
bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan hama penghisap[2]
12
13. Temu kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf. syn. Curcuma rotunda L., B. pandurata
(Roxb.) Schlechter, Kaempferia pandurata Roxb.) adalah sejenis rempah-rempah yang
rimpangnya dipakai sebagai bumbu dalam masakan Asia Tenggara. Bentuk temu kunci agak
berbeda dengan temu-temuan yang lain karena tumbuhnya yang vertikal ke bawah.
Rimpang temu kunci berkhasiat mengatasi gangguan pencernaan. Daunnya diketahui
memiliki efek antiracun.
Di Thailand temu ini dikenal dengan nama krachai, sementara pustaka Inggris menyebutnya
fingerroot atau chinese ginger. Dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai ao chun jiang.
Terna hingga 50 cm. Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang, sangat beraroma;
akar kuat. Daun 3 atau 4; pelepahnya berwarna merah, ligula dengan 2-lekukan, ca. 5 mm;
tangkai daun 7–16 cm, membentuk saluran; helai daun hijau pada kedua permukaan elips
meruncing, 25–50 × 7–12 cm, licin dengan sedikit daun di dekat tulang utama daun bagian
bawah, dasarnya membulat. Bunga majemuk terminal pada batang semu, muncul dari
bagian dalam pelepah, agak duduk, 3–7 cm; seludang bunga meruncing, 4–5 cm. Bunganya
wangi. Kelopak bunga 1,5-2cm, ujungnya membelah. Mahkota bunga tersusun membentuk
tabung 4,5–5,5 cm; bercuping memanjang, 1,5–2 cm. Staminodia lateral merah muda
pucat, ca. 1,5 cm. Labellum putih atau merah muda dengan setrip ungu, 2,5–3,5 cm,
cekung. Tangkai sari pendek; bercabang dua, 1–3 mm. Berbunga Jul–Aug. 2n = 36.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan lebat hingga ketinggian 1000m. Penyebaran dari
Yunnan ke selatan hingga Indonesia dan ke barat hingga India dan Sri Lanka;
dibudidayakan di Indocina.
13
14. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae)[1]. Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa,
kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini,
sebagian besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina[2]
tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados,
India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m. Batang
semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih[4],
warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang
kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua
atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 – 9 helai dengan
bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan
terang sampai gelap, panjang daun 31 cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18 cm, panjang
tangkai daun termasuk helaian 43 cm – 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan
pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik
dan bergerombol yakni perbungaan lateral,[1]. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
panjang tangkai 9cm – 23cm dan lebar 4cm – 6cm, berdaun pelindung banyak yang
panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna
putih berbulu, panjang 8mm – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang
keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm – 2cm dan lebar 1cm,
sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang
menyengat dan rasanya pahit [4].
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temu lawak untuk
dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin
dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti
inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah
kanker, dan antimikroba.
Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati),
menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik
(peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi[1]. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan
nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah[2].
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai
sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan
untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan[6]. Di sisi lain, temu
lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan
tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan
fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti[7].
14
15. Zodia (Evodia Sauveolens)adalah tumbuhan yang masih tergolong dari saku jeruk-jerukan
(Rutacea) dan merupakan tanaman endemik Indonesia yang berasal dari Papua, tapi kini
tanaman zodia sudah mulai dibudidayakan diberbagai tempat. Tanaman ini telah
dimanfaatkan oleh masyarakat asli Papua sebagai sebagai media untuk mengusir serangga
dan nyamuk dengan cara dengan cara mengusapkan daun zodia ke seluruh tubuh.
15
Ciri-Ciri Tanaman Zodia
Zodia merupakan tanaman perdu dari suku jeruk-jerukan (Rutaceae) yang
mempunyai tinggi berkisar antara 50-200 cm dengan rata-rata tinggi berkisar antara
75 cm.
Daun pohon zodia berbentuk pipih memanjang agak lentur dengan warna kuning
kehijau-hijauan, panjang daunnya berkisar antara 2-30 cm.
Tanaman zodia dapat mencapai ukuran 2 meter bila tumbuh di daerah bebas.
Tanaman zodia banyak menyebar dan mampu hidup pada ketinggian antara 400-2000
meter dari permukaan laut sebagaimana halnya di pedalaman Memberamo, Papua tempat
tanaman ini pertama ditemukan.
Pada umumnya tanaman ini ditanam di dalam pot dan diletakkan di dalam ruangan, namun
zodia dapat juga ditanam di luar ruangan seperti di halaman rumah.
Menurut penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang
disuling dari dari daun tanaman zodia mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%).
Linalool sendiri dikenal sebagai pengusir nyamuk.
Aroma khas zodia tidak disukai nyamuk. Kemungkinan besar karena adanya senyawa
evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai serangga. Daun zodia dapat menghalau
nyamuk selama enam jam dengan daya halau (Daya Proteksi) sebesar lebih dari 70%,
selain itu lengan yang digigi oleh nyamuk demam berdarah akan cepat sembuh (Bentol dan
Gatal) apabila digosok dengan daun zodia.
16. Saga rambat, saga telik, atau saga areuy (Abrus precatorius) merupakan tumbuhan
obat anti seriawan yang populer. Tumbuhan merambat ini, yang berbiji jingga kemerahan,
juga biasa disebut sebagai saga sehingga kadang-kadang rancu dengan saga pohon
(Adenanthera pavonina).
Daun tumbuhan ini, bila dikombinasikan dengan daun sirih, menjadi obat tradisional yang
ampuh mengatasi seriawan.[1] Khasiat ini berasal dari beberapa bahan aktif abrus lactone,
asam abrusgenat, dan turunan metilnya. Daunnya juga mengandung glycyrrhizin.
Biji tumbuhan ini berwarna merah dengan warna hitam pada bagian yang runcing. Bijinya
beracun, dan mirip dengan racun jarak pohon (ricin). Namun, di Tiongkok biji ini kadang-kadang
dijadikan perhiasan sebagai lambang kasih sayang. Terdapat laporan mengenai
kematian akibat proses pengolahan biji ini sebagai perhiasan.
16
17. Sirih merah adalah tumbuhan merambat yang ditanam orang karena khasiat pengobatan
dan juga keindahan daunnya. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan sirih maupun
lada. Nama ilmiah tumbuhan asal Sulawesi ini adalah Piper ornatum, namun beberapa
pustaka mengacaukannya dengan Piper crocatum, tumbuhan yang tidak dibudidayakan
yang berasal dari benua Amerika.[1] Dan sirih merah juga dapat digunakan sebagai obat
diabetes militus, hepatitis, asam urat, batu ginjal, menurunkan kolestrol, mencegah strok,
keputihan, radang prostat, radang mata, maag, kelelahan, nyeri sendi, dan memperhalus
kulit.
17
18. Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko
bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak
ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya
jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa
Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak,
"papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang".
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-
10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas.
Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah.
Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga
kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal
sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah
pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan
dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning
pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan
tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah
ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah
membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman
banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih
banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna
kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji
berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk
mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari
bagian tengah buah.
Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari
keseluruhan panjangnya tidak mengalami rekombinasi. [2] Suatu penanda genetik RAPD
juga telah ditemukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan
atau banci.[3]
Manfaat buah pepaya: Pepaya memiliki manfaat yang banyak karena pepaya banyak
mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, pepaya juga memperlancar
pencernaan bagi yang sulit buang air besar. Di beberapa tempat buah pepaya setengah
matang dijadikan rujak buah manis bersama dengan buah bengkoan, nanas, apel,
belimbing, jambu air. Getah buah pepaya juga tergolong mahal karena getah pepaya bida
diolah menjadi tepung papain yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga dan industri.
Pada pengobatang herbal pepaya dapat mencegah kanker, sembelit, kesehatan mata.
18
19. Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa
hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat
memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional.
Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian
dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan
tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.
Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar
sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun. [2]
Batangnya ini bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun
lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya
daunnya adalah: 25-50 cm × 7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan
berwarna hijau. Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak,
dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di
atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng,
berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung
warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras,
dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua. [1] Umbinya berbau harum, ada
yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada yang kecil.
Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran
rimpangnya.[2] Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia
berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak
seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.[1]
19
20. Lavender atau lavendel atau Lavandula adalah sebuah genus tumbuhan berbunga dalam
suku Lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan
Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai India. Genus ini termasuk tumbuhan
menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan semak kecil.
Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Canaria, Afrika Utara dan Timur, Eropa selatan
(terutama Perancis selatan), Arabia, dan India. Karena telah ditanam dan dikembangkan di
taman-taman di seluruh dunia, tumbuhan ini sering ditemukan tumbuh liar di daerah di luar
daerah asalnya. Bunga lavender segar diekstrak untuk diambil minyak atsirinya, yang
umumnya digunakan untuk tujuan pengobatan.
Bentuk lavender komersial yang tersedia terbuat dari bunga kering dan minyak esensial
tanaman lavender. Berbagai bentuik tersebut adalah meliputi;, minyak Aromaterapi, gel,
ekstrak, infus, lotion, sabun, teh, tinc ture, dan bunga kering utuh. Berikut beberapa
manfaat lavender untuk membantu berbagai macam kondisi kesehatan:
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa minyak esensial bunga lavender mungkin
bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam kondisi, seperti insomnia, alopecia (
kerontokan rambut ), kecemasan, stres, dan mengurangi rasa sakit pasca operasi. Hingga
saat ini Lavender masih dipelajari akan sifatnya yang antibakteri dan antivirus. Minyak
lavender seringkali digunakan untuk pengobatan alternatif, seperti pijat dan akupunktur.
Bukti ilmiah juga telah menunjukkan, bahwa aromaterapi lavender bisa memperlambat
aktivitas sistem saraf, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan relaksasi, dan membantu
masalah gangguan tidur. Studi yang pernah dilakukan juga menemukan, bahwa pijat
dengan menggunakan minyak atsiri lavender bisa meningkatkan kualitas tidur, mood lebih
stabil, konsentrasi yang lebih baik, dan mengurangi kecemasan. Di Jerman, Teh Bunga
lavender juga telah disetujui dapat mengatasi insomnia, gelisah, dan iritasi perut.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 86 partisipan dengan alopecia areata (
gangguan autoimun yang menyebabkan rambut rontok ), menemukan bahwa partisipan
yang dipijat kulit kepalanya dengan minyak lavender selama 7 bulan mengalami
pertumbuhan rambut kembali secara yang signifikan, dibandingkan dengan mereka yang
dipijat mereka kulit kepala tanpa minyak esensial.
Aromatherapists juga menggunakan lavender untuk mengobati gangguan sakit kepala,
saraf, dan kelelahan. Sementara ahli pengobatan alternatif menggunakan minyak lavender
untuk mengobati penyakit kulit, seperti infeksi jamur ( kandidiasis), luka, eksim, dan
jerawat. Hal ini juga digunakan untuk mandi terapi untuk menyembuhkan snyeri sendi dan
otot. Studi lain juga menemukan bahwa, minyak lavender bisa meningkatkan efek
mengontrol rasa nyeri pasca operasi.
20
21. Kembang atau bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan merambat yang biasa
ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggota suku polong-polongan ini
berasal dari Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika.
Sejak dulu tumbuhan ini ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias karena bunganya
yang berwarna biru terang. Bunganya di berbagai tempat Asia Tenggara dimanfaatkan
sebagai pewarna makanan atau kue. Di Malaysia, ekstrak mahkota bunganya dipakai untuk
mewarnai ketan. Di Thailand, minuman penyegar berwarna biru dari ekstraknya dinamakan
nam dok anchan (นำ้ดอกอัญขัญ). Terdapat varietas dengan mahkota bunga berwarna putih.
21
Khasiat dan Manfaat Kembang Telang
1. Abses dan bisul
Tumbuk halus bunga kembang telang berwarna biru secukupnya, lalu tambahkan gula jawa
secukupnya. Gunakan campuran kedua bahan tersebut untuk menurap bisul atau abses.
Selain itu, rebus akar kembang telang putih, lalu minum air rebusannya. Air rebusan ini
bermanfaat untuk mencuci darah.
2. Demam, menghilangkan dahak pada bronkhitis kronis, iritasi kandung kemih, dan
saluran kencing
Rebus 0,3 g akar kembang telang kering dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring air rebusan lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
3. Radang mata merah
Rendam bunga kembang telang yang berwarna biru secukupnya dalam 1 gelas air hingga
air rendaman menjadi bin. Gunakan air rendaman untuk mencuci mata.
4. Sakit telinga
Cuci bersih daun kembang telang, lalu lumatkan. Ambil air perasannya, tambahkan garam,
lalu oleskan di sekitar telinga yang sakit saat masih hangat.
22. Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8
m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di
daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada
berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan
Asia Tenggara.
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran
rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak
terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun
sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan.
Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2–5 m. Batang berkayu, ranting
bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih
muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya
berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul,
tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm,
warnanya hijau.
Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling
atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu.
Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5–12
cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu
kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua.
Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras,
tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.
Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu.
Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok. Pome atau delima sering ditanam
sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Buah
delima dapat dimakan dalam keadaan segar, sebagai campuran rujak buah, salad buah, jus
atau sari buah. Untuk membuat jus delima sebaiknya diminum dengan bijinya karena di
dalam biji banyak terkandung senyawa polifenol.
Manfaat delima tersebut bisa diperoleh dengan berbagai cara, seperti dalam bentuk sari
buah atau bisa juga memakan bijinya, sirup, pasta atau konsentrat delima. Secara
tradisional, buah delima biasa digunakan untuk membersihkan kulit dan mengurangi
peradangan pada kulit. Jus buah delima juga bisa mengurangi derita radang tenggorokan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah delima
yang kaya antioksidan ini bisa mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.
Selain yang sudah disebutkan tadi, khasiat buah delima bagi kesehatan antara lain dapat
untuk penyakit-penyakit seperti: gangguan perut, gangguan jantung, kanker, perawatan
gigi, rematik, kurang darah dan diabetes.
22
23. Sitrun, jeruk sitrun (dari bahasa Belanda, citroen), atau lemon adalah sejenis jeruk yang
buahnya biasa dipakai sebagai penyedap dan penyegar dalam banyak seni boga dunia.
Pohon berukuran sedang ini (dapat mencapai 6 m) tumbuh di daerah beriklim tropis dan
sub-tropis serta tidak tahan akan cuaca dingin. Sitrun dibudidayakan di Spanyol, Portugal,
Argentina, Brasil, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya di sekitar Laut Tengah.
Tumbuhan ini cocok untuk daerah beriklim kering dengan musim dingin yang relatif hangat.
Suhu ideal untuk sitrun agar dapat tumbuh dengan baik adalah antara 15-30 °C (60-85 °F).
Beberapa kultivarnya antara lain 'Eureka', 'Lisbon' dan 'Meyer'.
Lemon merupakan sumber yang sangat kaya vitamin c. vitamin c sangat penting
untuk membuat tubuh kebal dari virus penyebab batuk dan pilek . Selain itu juga
mengandung flavonoid, dimana yang juga berguna untuk melawan virus dan
membuat tubuh tetap fit .
Lemon membantu membuat alkali dalam tubuh, dengan mengembalikan
23
keseimbangan pH tubuh .
Minum jus lemon dengan air hangat di pagi hari akan membantu pergerakan usus,
sehingga menjadi teratur dan mudah. Ini adalah salah satu manfaat tertentu jus
lemon, dan pasti bisa berguna saat Anda merasa sulit BAB. Atau bagi yang
bermasalah dengan gerak usus, maka akan sangat terbantu dengan minum jus ini.
Jus lemon dapat membantu untuk melarutkan asam urat dan racun lainnya, serta
membantu untuk mencairkan empedu, sehingga membantu untuk merangsang hati
dan mendetoksifikasinya.
Dalam pengobatan tradisional, lemon sangat diakui karena bisa membantu masalah
lambung, membantu untuk menjaga penglihatan agar tajam.
Vitamin C yang ditemukan dalam lemon membantu untuk menetralkan radikal
bebas, yaitu penyebab utama penuaan dini dan berbagai penyakit .
Lemon telah ditemukan sebagai makanan satu-satunya di dunia yang anionik (ion
dengan muatan negatif), jadi sangat penting bagi tubuh.
Gangguan mata telah mengalami pemulihan setelah mengkonsumsi lemon secara
rutin .
Salah satu kegunaan jeruk lemon yang telah ditemukan adalah mengandung 22
senyawa anti kanker, yang meliputi limonene yang berfungsi memperlambat
pertumbuhan tumor kanker, dan glikosida flavonol yang dapat menghentikan
pembelahan sel pada sel kanker.
Manfaat lemon juga termasuk membantu menghilangkan cacing dalam tubuh, yang
menjadi penyebab masalah kesehatan terkait cacingan.
Kulit Lemon mengandung tengeretin yang telah terbukti efektif untuk membantu
gangguan otak seperti penyakit Parkinson.
Lemon dikenal karena sifat antibakterinya, dan dapat menghancurkan virus malaria,
kolera, difteria, tipus dan bakteri lainnya.
Vitamin P yang terkandung dalam lemon membantu memperkuat pembuluh darah.
Penggunaan lemon juga telah diperhatikan dalam pengobatan tekanan darah tinggi.
Vitamin C dalam lemon bisa membantu untuk mengobati kudis.
Angkatan Laut Inggris membekali kapal perangnya dengan jeruk lemon, yaitu untuk
membuat 1 ons jus lemon bagi setiap pelaut setiap hari.
Asam sitrat dalam lemon membantu melarutkan batu empedu, batu batu ginjal,
serta deposit kalsium.
24. Binahong (Latin : Bassela rubra linn, Inggris : Heartleaf maderavine madevine,
Cina : Deng san chi) adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam meyembuhkan berbagai macam
penyakit ringan maupun berat [1]. Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia tetapi baru
akhir-akhir ini saja menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk dijadikan obat alami untuk
menyembuhkan atau mengurangi beberapa penyakit ringan maupun berat.
Tanaman yang konon berasal dari Korea ini dikomsumsi oleh orang-orang Vietnam pada
saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an[2]. Tanaman ini
dikenal juga di kalangan masyarakat Cina dengan nama Dheng San Chi dan telah ribuan
tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Bagian daun dari tanaman inilah
yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain dari batang dan umbinya.
Berikut adalah beberapa khasiat dari tanaman ini :
Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan, segala luka-luka
24
dalam, radang usus.
Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
Mencegah stroke.
Mencegah Tumor dan Kanker
Mencegah Rheumatik, flu tulang dan sakit Persendian.
Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
Wasir (ambeien)
Melancarkan buang air kecil, buang air besar.
Diabetes.
Sariawan berat.
Pusing-pusing.
Sakit perut
Mimisan
Gatal-Gatal
Penghangat Badan
Pegal pegal
Kolestrol
Maag dan Asam Urat
Menghilangkan jerawat pada wajah (cara pemakaian seperti masker)
25. Tapak liman (Elephantopus scaber) adalah terna tegak yang berasal dari Amerika tropis,
yang kini mudah ditemui di banyak negara di Asia, dan Polinesia. Tumbuhan ini dapat
digunakan sebagai obat diare, namun masyarakat Gayo (disebut lape-lape tanah)
menggunakan ini sebagai obat untuk mengatasi berak darah.
Cincau (Hanzi: 仙草, pinyin: xiancao) adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari
perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena
daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul
air. Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (Hanzi: 仙草, pinyin: xiancao)
yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa
asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan
gel ini. Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar
(misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk
serta peluruh. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Cincau)
Manfaat daun cincau untuk kesehatan cukup banyak. Ada 2 jenis cincau yang bisa peroleh
khasiatnya yakni yang pertama cincau hijau yang dibuat menggunakan tanaman Cyclea
barbata, yang kedua adalah cincau hitam yang berasal dari tanaman Mesona palustris atau
cincau perdu Premna serratifolia. Manfaat cincau ini biasanya dibuat sebagai es cincau.
Manfaat dan Khasiat Daun Cincau Cincau banyak disukai disemua kalangan. Bahan cincau
ini sangat tinggi kandungan mineralnya terutama kalsium dan fosfor. Saat ini Cincau sangat
baik dikonsumsi untuk program diet anda dikarenakan rendah kalori tetapi mengandung
tinggi serat. Cincau dipercaya dapat meredakan sakit panas dalam, sembelit, derita perut
kembung, demam serta diare. Adapaun seratnya bermanfat dalam membersihkan organ
pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker.
Cara pengolahan menjadi Gelatin/Gel Cincau :
Pilih petik daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Daun cincau diremas-remas
dalam air matang dengan perbandingan kira-kira 1 liter air untuk 2 genggaman daun
cincau. Air remasan tadi lalu disaring dan dibiarkan selama 1 malam. Sehingga pagi hari air
ini sudah akan mengental dan membentuk gelatin. Gel/gelatin inil yang kita sebut sebagai
cincau.
Berikut beberapa Manfaat Cincau untuk kesehatan yang saya rangkumkan dari berbagai
sumber online sebagai berikut :
1. Manfaat dan khasiat Cincau untuk mengobati Sakit Perut dan Hipertensi
Daun cincau secukupnya diremas-remas menggunakan air matang, lalu disaring serta
dibiarkan beberapa saat sampai bentuknya menyerupai agar-agar, lalu ditambah santan
kelapa juga pemanis dari gula kelapa. Cara penggunaanya yaitu dengan dimakan seperti
biasa.
25
26. 2. Manfaat dan khasiat Cincau untuk mengobati Demam
Akar cincau secukupnya diseduh dengan air panas kemudian disaring. Cara
menggunakannya adalah seperti minum biasa. Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini
mengandung zat sejenis karbohidrat yang akan menyerap banyak air, dengan demikian
daunnya akan menjadi padat. Disamping kandungan zat karbohidrat , daun cincau juga
mengandung zat lemak dan lain-lain. Adapun untuk daun cincau hijau banyak mengandung
senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida.
3. Manfaat dan khasiat Cincau untuk mengendurkan otot
4. Manfaat dan khasiat Cincau untuk mengobati tumor ganas
Senyawa lain seperti isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas.
5. Manfaat dan khasiat Cincau untuk mengobati kanker ginjal, antiradang, hipertensi
Tanaman cincau memiliki kandungan alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin yang
berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang serta menurunkan tekanan darah
tinggi.
26
27. Miana merupakan tumbuhan terna (tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak
membentuk kayu (Wikipedia)), termasuk suku labiate (tumbuhan yang tergolong terna
bukan berkayu). tanaman ini adalah tanaman pagar, biasa di tanam di pekarangan rumah
dan umumnya tumbuh pada ketinggian 1.300 km di atas permukaan laut, dan foto miana
yang saya post kemarin ada di pekarangan rumah bulek ku, dan juga salah satu jenis dari
banyaknya miana.
Miana memiliki daun tunggal. Selain itu ternyata sama dengan tanaman lain yang memiliki
nama berbeda tergantung daerah tumbuhnya, seperti daun Iler (Coleus Scutellarioides (L)
Benth), Jawer kotok (Coleus Scutellaroides), Kentangan, Si gesing, Saru-Saru atu Majana.
Miana ini jenisnya banyak looo,,,ada 250 jenis (Tabloid Nova Online).
Awalnya warna miana hanya hijau, merah dan pink dengan bentuk daun oval, namun
karena zaman yang makin canggih, banyak penyilangan yang telah di lakukan yang
menghasilkan banyak warna dan bentuk daun yang beragam. Tanaman ini berasal dari
daratan Afrika yang beriklim tropis dan negara-negara Asia.
Miana mengandung minyak Atsiri yang bisa memberikan bau yang sedap. dan khusus Miana
yang daunnya merah kehitaman bisa berkhasiat untuk obat, terutama yang di gunakan
adalah batang, akar dan daun. Miana ini bisa mengobat i penyakit wasir, luka/lecet, sakit
kepala, sinusitis, obat mata (tetes mata), kalau di India di gunakan untuk mengobati gigitan
kalajengking, dan batuk serta TBC.
27
28. Patah tulang (Euphorbia tirucalli) (Bahasa Sanskerta: सप्तला saptala, सातला satala, Marathi:
शेर-काांडवेल sher-kandvel, Sunda: susuru, Jawa: kayu urip, pacing tawa, tikel balung, Madura:
kayu jaliso, k. leso, k. langtolangan, k. tabar, Kangean: kayu potong[3]) adalah perdu yang
tumbuh di wilayah iklim tropis semi-arid.
Patah tulang adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak. Tingginya adalah 2-6 m dengan
pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu yang beracun.[4] Tumbuhan
ini memiliki ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan
berwarna hijau. Setelah tumbuh sejengkal, akan bercabang dua yang letaknya melintang,
demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.[4]
Daunnya jarang, berselang-seling,[5 ] terdapat pada ujung ranting yang masih muda, dan
berukuran kecil-kecil. Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok.[4]
Penumpu daun yang sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian bawah
daun.[5]
Bunganya uniseksual,[5] tersusun dalam mangkuk, warnanya kuning kehijauan, dan keluar
dari ujung ranting.[4] Biasanya, tumbuhan ini lebih banyak menghasilkan bunga jantan
ketimbang bunga betina. Patah tulang berbunga pada bulan Oktober dan berbuah pada
November-Desember dan penyerbukan dilakukan oleh serangga.[6]
Penyebaran asli tanaman ini daerah tropis Afrika, aslinya tersebar dari Angola hingga
Zanzibar.[7] Namun secara luas ditanam dan dinaturalisasi di seluruh daerah tropis dan
subtropis. Di Malesia, belum dilaporkan tumbuhan ini tersebar dari Borneo dan New
Guinea.[5] Di Indonesia, ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias, tanaman obat, dan
tumbuh liar. Dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pada ketinggian 600 mdpl.
Tumbuhan ini suka tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung.[8] Namun,
habitat aslinya terdapat di semak-semak kering, dan dinaturalisasi di semak-semak, hutan
terbuka, dan padang rumput hingga pada ketinggian 2 m.[7]
Getah tumbuhan ini bersifat asam, mengandung senyawa euforbon, taraksasterol, α-
laktuserol, eufol, senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada
lendir, kautschuk (zat karet), dan zat pahit. Namun, zat obat dari herba ini adalah glikosid,
sapogenin, terpenoid,[10] dan asam ellaf.[4] Tumbuhan ini juga digunakan untuk meracuni
ikan sehingga mudah didapat.[11] Minyak yang didapatkan dari getahnya nampaknya
bermanfaat untuk pemanfaatan pada linoleum, jas kain minyak dan industri kulit sandang.
Kayu keras, putih, serat kayu yang padat dari tumbuhan patah tulang ini digunakan untuk
kasok, mainan dan melapisi dengan lapisan kayu halus. Hasil arangnya cocok untuk
digunakan sebagai bubuk mesiu.[5][12]
Di Jawa, beberapa penulis mencatat tapal dari batang atau kulitnya dapat dipergunakan
untuk menyembuhkan patah tulang[5] dan menyembuhkan penyakit kulit.[13] Selain itu,
getah patah tulang juga dapat mengeluarkan duri yang yang tertancap dan gabungan
antara umbi gadung cina dan buah gondang serta getah dari tumbuhan patah tulang ini
dapat menyembuhkan frambusia.[14] Tumbuhan patah tulang juga disebut oleh Hartwell
(1969) digunakan sebagai penyembuhan tradisional untuk kanker, tumor, kapalan, dan kutil
di Brazil, India, Malaya, dan Indonesia. Akarnya dapat digunakan untuk mengeluarkan bisa
28
29. ular, di Maluku dan Malabar, tumbuhan ini dapat digunakan untuk merangsang muntah dan
antisipilis.[15] Sementara, Suku Kulawi di Sulawesi Tengah memanfaatkan daun dari
tumbuhan ini sebagai diuretik (peluruh air seni), sementara getahnya dapat
menyembuhkan sakit gigi.[16]
Getahnya sangat beracun, ko-karsinogenik,[17] seperti sesuru yang satu genus dengannya.
Walau demikian, getah dari sesuru mengandung zat lain, yaitu 3-0-angeloylingenol.[18]
Apabila memerciki mata, dapat menyebabkan kebutaan, iritasi, dan merangsang muntah
apabila tertelan.[19] Getah dari tumbuhan ini juga dapat dijadikan insektisida[12] layaknya
mindi kecil.[20] Patah tulang juga dikenal beracun untuk nematoda[12] dan efektif pula
terhadap larva Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus,[21] sehingga tidak salah ranting
patah tulang yang sudah kering bisa digunakan untuk mengusir nyamuk.[11] Kemudian,
dapat juga mematikan bakteri Staphlococcus aureus, moluska Lymneae natalensis dan
Biomphalaria gabrata.[17]
29
30. Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut
cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih
adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di
negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih
ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga
dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Pohon cengkih merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10–20 m,
mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah
pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih akan
dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5–2 cm.
Cengkih dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai
bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkih digunakan
sebagai bahan rokok kretek. Cengkih juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik
Rakyat Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkih digunakan di aromaterapi dan juga untuk
mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai
pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan
memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per tanaman[1].
Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih
sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat
yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk
menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam campuran tradisional
c hōjiyu (1% minyak c engkih dalam minyak mineral; "c hōji" berarti c engkih; "yu" berarti
minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
30
31. Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah tumbuhan
berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai
daerah Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda,
sirsak (Sunda), nangka buris, nangkelan (Madura), srikaya jawa (Bali), boh lôna (Aceh),
durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung,
"Nangko Belando" (Palembnag). Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa
sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh pemerintah
kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari
Eropa.
Tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat
tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Nama
sirsak sendiei berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung yang asam.
Tanaman ini ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil buahnya. Pohon sirsak
bisa mencapai tinggi 9 meter. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 1000 m dari permukaan laut.
31
1. Mencegah Kanker
Daun sirsak dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai pernyakit. Daun
sirsak juga bisa membunuh sel-sel kanker lebih cepat dan aman ketimbang harus
melakukan kemoterapi yang memiliki banyak efek samping dan biayanya juga sangat
mahal.
Untuk mengobati kanker ambilah 10 lembar daun sirsak yang sudah tua dan dalam kondisi
yang baik. Kemudian cuci sampai bersih dengan air. Lalu rebus dengan tiga gelas air, dan
biarkan mendidih sampai hanya tersisi satu gelas. Biarkan air rebusan dingin dan minum
dua kali sehari selama seminggu. Bila memliki efek yang baik, maka Anda dapat
melanjutkan meminum air rebusan tersebut.
2. Mengobati Asam Urat
Daun sirsak juga dapat digunakan sebagai obat asam urat. Banyak pengobatan alternatif
yang menggunakan daun sirsak untuk pengobatan asam urat.
Caranya sangat mudah yaitu dengan daun sirsak yang sudah cukup tua tapi masih hijau,
kira-kira 6 sampai 10 lembar kemudian cuci bersih. Selanjutnya daun sirsak dipotong-potong
dengan tujuan memastikan kandungan pada daun benar benar keluar. Rebus daun
tersebut dengan dua gelas air, biarkan mendidih hingga air tersisah satu gelas. Minum
ramuan tersebut sehari dua kali yaitu pagi dan malam hari.
3. Menghilangkan Bisul
Bisul adalah salah satu gangguan kulit yang menjadi momok selain nyeri, ternyata bisul
muncul tidak kenal tempat. Bisa di tubuh bisa juga diwajah, nah yang paling merepotkan
bila munculnya di wajah karena bisa mengganggu kecantikan.
32. Caranya, ambil lima sampai 10 lembar daun sirsak yang masih muda lalu tempelkan
ditempat yang terkena bisul hingga bisul mengering.
32
4. Mengobati Eksim dan Rematik
Tumbuk daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian tubuh yang dirasa ngilu atau
sakit karena rematik atau eksim secara teratur 1 hari dua kali.
5. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan yang terdapat pada daun sirsak dipercaya mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi pada tubuh.
Caranya, siapkan 4/5 lembar daun sirsak, rebus dengan 4 gelas air biarkan mendidih hingga
tersisa 1 gelas. Minumlah 1 kali sehari.
6. Mengobati Sakit Pinggang
Rebusan daun sirsak ternyata juga bermanfaat untuk mengobati sakit pinggang. Caranya,
ambil 20 Lembar daun sirsak kemudian direbus dengan menggunakan 5 gelas air hingga
tinggal 3 gelas serta minum 1 kali sehar 3/4 gelas.
33. Pacar air (Impatiens balsamina L.) adalah tanaman yang berasal dari Asia Selatan dan Asia
Tenggara namun telah diperkenalkan ke Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah
tanaman tahunan atau dua tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu,
atau merah jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi
tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal namun tidak mengayu
dan daunnya yang bergerigi tepinya.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya.
Walau demikian tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Berbagai bagian
tanaman juga digunakan sebagai obat tradisional.
Kegunaan
33
1. Biji :
Peluruh haid (emenagog);
terlambat datang haid (amenorrhea)
Mempermudah persailanan (parturifasien)
Kanker saluran pencernaan bagian atas
2. Bunga
Peluruh haid (emenagog)
Tekana darah tinggi (hipertensi)
Pembengkakan akibat terpukul (hematoma)
Bisul (furunculus)
Rematik sendi
Gigitan ular tidak berbisa
Radang kulit.
3. Akar
Peluruh haid (emenagog)
Antiinflamasi (antiflogistik=antiradang)
Rematik, kaku leher, kaku pinggang, sakit pinggang (lumbago)
4. Daun
Keputihan (leucorrhoea)
Nyeri haid (dysmenorrhoea);
Radang usus buntu kronis (cronic appendicitis);
Antiradang (antiinflamasi);
Tulang patah atau retak (fraktur);
Mengurangi rasa nyeri (analgesik);
Bisul (furunculus);
Radang kulit (dermatitis), radang kuku .
34. Bunga pukul empat asal Amerika Selatan ini mempunyai banyak warna, di antaranya
merah, kuning, juga putih.[1] [2] Perbedaan warna antara satu dengan yang lain dilatar
belakangi oleh gen, misalnya R= gen untuk bunga warna merah dan r= gen untuk bunga
warna putih, jika keduanya disilangkana maka akan menghasilkan bunga warna merah
muda.[3]
Disebut sebagai bunga pukul empat karena biasanya mekar saat pukul empat sore, hal itu
dikarenakan adanya rangsangan cahaya, gerakan ini dinamakan dengan fotonasti.[4]
Tanaman ini termasuk dalam kelas Dicotyledones, yaitu kelas tumbuhan yang mempunyai
biji keping dua, mempunyai kelopak dengan kelipatan 4 sampai 5, serta urat daunnya yang
menjari.[5] Selain sebagai tanaman hias, bunga ini berfungsi juga sebagai pembatas
pagar.[2] Kita bisa menjumpainya di dataran rendah maupun perbukitan yang banyak
mendapat sinar matahari.[2]
Bunga pukul empat selain indah, juga mempunyai banyak manfaat bagi manusia.[2]
Kandungannya yang berupa betaxanthis, zat asam lemak serta zat asam minyak dapat
digunakan sebagai obat pelancar sirkulasi darahdan peluruh air seni (diuretik).[2] Selain itu,
bunga yang mempunyai nama binomial ''mirabilis jalapa'' ini bisa meredakan radang
amandel, radang tenggorokan, batuk berdarah, kanker, batu ginjal, batu empedu, dan
kencing manis.[2] Salah satu di antara manfaatnya yang sangat penting bagi wanita adalah
dapat mengatasi keputihan, cukup rebus bunga pukul empat dengan kulit delima kering
atau lidah buaya, kemudian minum.[2] Meskipun banyak manfaatnya, wanita hamil tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsinya dan untuk perebusannya dilarang menggunakan alat -
alat yang terbuat dari besi.[2]
34
35. Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa
mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas
ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan
Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut.
Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-
32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan
penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu);
ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray
(Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina).[2]
Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air
seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis,
dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan
darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10%
dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah
yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid.[3] Selain itu, daun Sambiloto juga
dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun
yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.
35
36. Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya
khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah
satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama
daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di
Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan
setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O.
americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya
berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.
Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan
dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku
biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak.
Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun
di tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur,[1] berwarna
hijau muda dan berbau harum.[2] Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya
mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya seperti cengkeh dan
rasanya pahit.[1]
Spesies ini banyak terdapat di Asia dan Amerika. Di Pulau Jawa, kemangi/surawung
ditanam di kebun-kebun, di pagar-pagar, di pinggir-pinggir jalan, di lapangan, dan di huma-huma.[
2] Umumnya ditanam sebagai tanaman yang dibudidayakan. Walapun demikian, hasil
tumbuhan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Asalnya belum diketahui secara pasti.
Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl.
Perkembangbiakan tumbuhan ini dapat dilakukan dengan biji.[
36
37. Mengkudu (Morinda citrifolia) atau keumeudee (Aceh); pace, kemudu, kudu (Jawa);
cangkudu (Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong
dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah noni (Hawaii), nono (Tahiti),
nonu (Tonga), ungcoikan (Myanmar) dan ach (Hindi).
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon
mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan
buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan
ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan
rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering
muncul sebagai menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat
rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan
obat-obatan.
37
Kandungan dalam Mengkudu
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi
lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral
penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium,
salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang
hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant
sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines,
trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh.
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens
morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti
bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S .
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan
anti-alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,
tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid
lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang
tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
38. Jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak berkayu
yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan
dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan
pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhat ian sebagai sumber bahan bakar
hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah
lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya
menghasilkan minyak campuran untuk pelumas.
Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia: jarak kosta, jarak budeg
(Sunda); jarak gundul, jarak pager (Jawa); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali);
lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak
wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); ai huwa kamala, balacai, kadoto
(Maluku).
38
Manfaat Kesehatan
1. Mengobati Sembelit, 8 – 10 biji jarak ditumbuk, lalu diberi sedikit air dan peras.
Minum air perasan ini sekaligus.
2. Mengobati Sembelit pada Anak, Olesi beberapa lembar daun jarak dengan minyak
kelapa. Setelah dilayukan di atas api, letakkan daun tersebut ke perut anak Anda.
3. Mencegah dan Mengatasi Ketombe, Tumbuk halus beberapa lembar daun jarak, lalu
oleskan ke kulit kepala. Lakukan ini sebelum keramas.
4. Mengobati Rematik, Daun jarak pagar juga bisa mengurangi derita rematik. Untuk
itu, dibutuhkan 10 lembar daun jarak segar yang telah dicuci bersih dan ditumbuk
halus dengan air secukupnya. Lumuri bagian tubuh yang terkena rematik dengan
bubur daun jarak dua kali sehari. dan berbagai cara lain seperti:
a. Cara I : Segenggam daun jarak ditumbuk sambil diberi sedikit air. Lalu
oleskan ke tempat yang sakit.
b. Cara II : 25 g akar jarak segar direbus dengan 1 l air sampai airnya tinggal
setengah. Minum ramuan ini 2x sehari
c. Cara III : Beberapa helai daun jarak diolesi minyak kelapa, lalu dilayukan di
atas api. Tempelkan daun ini ke tempat yang sakit.
5. Menyuburkan Rambut, 20 – 30 biji jarak ditumbuk, lalu diperas untuk diambil
minyaknya. Oleskan minyak itu ke kulit kepala.
6. Mengencangkan Payudara, 3 helai daun jarak, 2 buah pinang, 1 ibu jari jahe, 1
sendok teh garam ditumbuk sambil diberi ½ gelas air. Balurkan ramuan ini ke
payudara Anda dan diamkan sampai kering. Setelah itu, cuci payudara dengan air
hangat.
7. Gusi Bengkak, 5 lembar daun jarak, 1 sendok kapur sirih direbus dengan 4 gelas air.
Setelah disaring, gunakan air tersebut untuk kumur.
39. Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma
di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang,
halalang (Min.), lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas.,
Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar), reya (Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan
Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu
(Sumba) dan lain-lain.[1]
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku Panicoideae.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass, silver-spike atau
secara umum disebut satintail, mengacu pada malai bunganya yang berambut putih halus.
Orang Belanda menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam melukai.
Secara umum, alang-alang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah
tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan
daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu.
Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang dikeringkan dan dikebat
dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lainnya. Daun
alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi tanah di lahan
pertanian. Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang digunakan sebagai pengganti
kapuk, untuk mengisi alas tidur atau bantal.
Rimpang dan akar alang-alang kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk
meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain.
Sejumlah kultivarnya diseleksi untuk dijadikan rumput hias di taman-taman. Di antaranya
adalah kultivar ‘Red Baron’ yang berdaun merah.
39
40. Tanaman jahe merah yang paling banyak digunakan adalah bagian rimpangnya.
Hal ini didukung oleh rimpang jahe merah yang banyak menyimpan kandungan senyawa
alami dan yang berpengaruh sebagai pemberi rasa pedas yang menjadi rasa khas pada jahe
merah itu sendiri. Kandungan senyawa kimia dari jahe merah terdiri dari gingerol,
zingeron, dan shogaol. Selain itu jahe merah mengandung 1-4 % minyak atsiri dan
oleoresin. Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa
lainnya yang terdiri dari zingerberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral dan
shogaol serta kandungan lainnya seperti minyak dammar, pati, asam organik, asam malat,
asam aksolat dan gingerin. Inilah yang membuat manfaat jahe merah banyak
dimanfaatkan oleh banyak orang.
Karena kandungan senyawa alami yang dimiliki jahe merah cukup banyak dan cukup tinggi,
oleh karenanya jahe merah memiliki segudang manfaat yang luar biasa yang sangat baik
digunakan sebagai pengobatan, antara lain :
- Rimpang jahe banyak digunakan sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit
kepala.
Kandungan senyawa lainnya yang terkandung dalam rimpang jahe merah :
Rimpang jahe merah selain mengandung senyawa-senyawa kimia tersebut juga
mengandung gingerol, 1,8-cineole 10-dehydro-gingerdione, 6-gingerdione, arginine, a-linolenic
ac id, aspartic , β-sitostrerol, caprylic acid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal,
farnesene, farnesl dan unsur pati seperti tepung kanji, serta serat -serat resin dalam jumlah
sedikit.
Berdasarkan beberapa penelitian, dalam minyak atsiri jahe terdapat unsur-unsur : n-nonylaldehyde,
d-camphene, d-β phellandrene, methyl heptenone, c ineol, d-borneol,
geraniol, linalool, acetates dan caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Bahan-bahan
tersebut merupakan sumber bahan baku terpenting dalam industri farmasi dan obat -
obatan.
Kandungan minyak atsiri jahe merah sekitar 2,58 – 2,72% dihitung berdasarkan berat
kering. Kandungan minyak atsiri jenis jahe yang lain jauh berada dibawahnya. Ada jahe
besar atau jahe badak berkisar 0,82 – 1,68% dan pada jahe kecil atau jahe emprit berkisar
1,5 – 3,3%. Minyak atsiri umumnya berwarna kuning sedikit kental dan merupakan
senyawa yang memberikan aroma yang khas pada jahe.
Besarnya kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh umur tanaman. Artinya, semakin tua
umur jahe tersebut, maka semakin tinggi kandungan minyak atsirinya.
Berdasarkan efek farmakologisnya, jahe merah memiliki manfaat untuk melancarkan
sirkulasi darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghangatkan tubuh, antiradang
dan penambah nafsu makan dan sangat apabila dikonsumsi oleh wanita yang sedang dalam
masa menstruasi.
40
41. Masih banyak lagi manfaat dan khasiat dari jahe merah untuk kesehatan,
diantaranya adalah :
1. Untuk meredakan nyeri dan pegal linu
2. Mengatasi ejakulasi dini
3. Perangsang aktifitas dari saraf pusat
4. Merangsang kemampuan bereksi
5. Penguat fungsi hati
6. Memperkuat sistem imunitas tubuh/kekebalan tubuh
7. Meningkatkan produksi getah bening secara normal
8. Mencegah kemandulan
9. Memperkuat daya tahan sperma
10. Merangsang perbaikan dan perkembangan syaraf-syaraf tubuh
11. Penghangat tubuh
12. Meregenerasi sel-sel kulit tubuh
13. Mencegah proses penuaan dini
14. Anestetik
15. Mencegah dan mengobati masuk angin
16. Obat pencahar atau obat untuk mengatasi sembelit atau BAB
17. Antirematik
18. Mengatasi radang tenggorokan (bronkitis)
19. Untuk meredakan nyeri otot, alergi, nyeri haid, nyeri lambung
20. Untuk meredakan sakit pinggang
21. Mengatasi lemah syahwat
22. Penambah stamina
23. Mengobati pusing dan amandel
24. Mengatasi dan mengobati asma
41
42. Sembung adalah tanaman perdu yang biasa dipakai untuk mengobati penyakit pilek,
reumatik, kembung, diare, sakit tulang dsb.[1][2] Di Filipina juga dipakai sebagai obat
peluruh (diuretik).[3] Kegunaan lainnya adalah untuk mengobati luka yang terinfeksi, infeksi
pernafasan, dan sakit perut di Thailand dan Cina sebagai obat rakyat.[4]
Nama ilmiah Sembung adalah Blumea Balsamifera.[1] Sinonimnya: Baccharis Salvia Lour,
Conyza Balsamifera Linn, dan Pluchea Balsamifera.[1]
Sembung dikenal sebagai sembung utan di daerah Sunda, sembung langu, sembung
mingsa, sembung gula, sembung kuwuk, sembung gula, atau sembung lelet di daerah Jawa
Tengah, kamandhin di Madura, dan sembung, capa, capo di Sumatera, apompase,
mandikapu di Ternate, sembung di Bali. [2][1]
Genus Blumea dijumpai di zona tropis dan sub-tropis Asia , terutama di India dan Asia
Tenggara.[3] Tanaman ini biasanya tumbuh liar di ladang dan dianggap sebagai gulma
pengganggu.[3] dan di padang rumput[5]
Sembung merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi pencapai 4 m dan berambut
halus.[1] Daun bagian bawah bertangkai, sedang di bagian atas merupakan daun duduk
yang tumbuh berseling, berbentuk bundar telur dan lonjong, bagian pangkal dan ujung
lancip, pinggri bergerigi, dan terdapat 2-3 daun tambahan pada tangkai daunnya.[1]
Permukaan daun bagian atas agak kasar, sedangkan bagian bawah halus seperti beludru. [1]
Bunga bekelompok berupa malai, muncul di ujung cabang dan berwarna kuning. [1] Buah
longkah sedikit melengkung dengan panjang 1 mm.[1]
Berikut ini beberapa contoh manfaat daun sembung sebagai obat tradisional untuk
mengatasi berbagai penyakit:
42
1. Mengobati Diare
Ambil 1 genggam daun sembung, kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1
1/2 gelas. Minum air rebusan tersebut dengan madu seperlunya, sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Mengobati sakit kepala karena peradangan pada rongga sinus
Caranya, ambil lima helai daun sembung, hancurkan dan hangatkan di atas api terbuka,
sehelai setiap kalinya. Selagi panas, lekatkan pada dahi untuk rongga tulang depan mata
dan tulang pada dahi untuk rongga tulang rahang atas dan rongga tulang tapis. Apabila
dingin, ganti dengan daun yang hangat hingga kelima daun tersebut habis digunakan.
Lakukan 2 kali sehari.
3. Haid tidak teratur, tidak nafsu makan
Ambil 3/5 genggam daun sembung dicuci Ialu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa
3/4-nya. Minum dengan madu, sehari 3 x 3/4 gelas.
43. 43
4. Mengobati maag
Caranya, ambil lima lembar daun sembung, rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih dan
tersisa 1/2 gelas. Tambahkan sedikit garam, lalu minum sebelum makan pagi atau sarapan.
5. Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung (angina pectolis)
Sediakan 1/2 genggam daun sembung, dicuci bersih Ialu direbus dengan 3 gelas air hingga
menjadi 3/4-nya. Setelah dingin airnya disaring Ialu diminum dengan madu seperlunya.
Sehari 3 x 3/4 gelas.
6. Mengobati beri-beri
Caranya, ambil 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam daun turi, 1/4 genggam daun
legundi, dan 3 butir cabe jawa, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa setengahnya.
Biarkan dingin, lalu saring dan minum 2 kali sehari masing-masing 3/4 gelas.
7. Nyeri haid
Sediakan 5 lembar daun sembung dan beberapa biji kedaung, kemudian dipanggang dan
dihaluskan. Rebus dua bahan tersebut dengan 2 gelas air sampai sisa 1/2-nya, minum
setelah dingin.
44. Daun sendok adalah tanaman kebun dari famili Plantaginaceae yang berbentuk kumpulan
daun berbentuk menyerupai sendok.[1]
Terdapat banyak nama lokal untuk jenis tanaman ini, nama terbanyak ditemukan di Jawa
yakni Ki urat ceuli, ceuli uncal (bahasa Sunda); meloh kiloh, otot-ototan, sangka buwah,
sangka buah, sangkuwah, sembung otot, suri panduk (bahasa Jawa).[1] Di Sumatera dikenal
sebagai daun urat, daun urat-urat, ekor angin, dan kuping menjangan (bahasa Melayu),
sedangkan di Sulawesi disebut torongoat (bahasa Minahasa, Sulawesi Utara). [1]
Anggota suku kiurat-kiuratan ini merupakan tanaman gulma di perkebunan teh dan karet,
atau tumbuh liar di hutan, ladang, halaman berumput yang agak lembap sampai ketinggian
3.300 m di atas permukaan laut.[1] Daun sendok berasal dari daratan Asia dan Eropa,
tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 15 cm - 20 cm, daunnya tunggal berwarna hijau
dengan bentuk bulat telur melebar dengan ukuran panjang 5 cm - 10 cm, lebar 4 cm - 9
cm, tepi daun rata atau bergerigi kasar tidak teratur.[1]
Sebagai tumbuhan obat, daun sendok dapat digunakan sebagai anti radang, melancarkan
air kemih, peluruh dahak, menghentikan batuk, memperbaiki penglihatan dan menormalkan
aktivitas hati yang berlebihan.[1] Kandungan kimia daun sendok diantaranya flavonoid dan
polifenol, disamping itu daunnya mengandung vitamin C, asam sitrat dan tanin.[2]
Kandungan tanin pada daun sendok diperkirakan mempunyai efek sebagai adstrigen
sehingga dapat mengurangi diare dengan menciutkan selaput lndir usus.[2]
44
45. Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan
jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia
melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah
berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung
banyak vitamin C.
Jambu Kristal diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu
Kristal sebetulnya tidak benar–benar tanpa biji tetapi jumlah bijinya kurang dari 3 persen
bagian buah. Selain jumlah bijinya nyaris nol, rasa buahnya pun manis, tekstur buahnya
lembut tetapi renyah. Sebelum Jambu Kristal diperkenalkan di Indonesia sudah terlebih
dahulu ditemukan jenis jambu tanpa biji lainnya yaitu jambu sukun. Kelompok tani jambu
kristal yang berada di desa Cikarawang melalui pembinaan Institut Pertanian Bogor
mengembangkan jenis jambu ini dan menganalisis prospek bisnisnya.
Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan dengan cara ini tidak
disukai karena tumbuhannya lama menjadi dewasa dan juga akan berubah sifat dari
induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan adalah secara vegetatif, khususnya
dengan cara pencangkokan.
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu
biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam
berdarah dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan
mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu
disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare.
Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat c ocok sekali
dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengidikasikan
jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji
sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan
badan.
45
46. Kemuning (Murraya paniculata) adalah tumbuhan dari famili Rutaceae
46
M. paniculata in flower pots
Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya exotica L.; Murraya banati
Elm; Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter
dan berbunga sepanjang tahun. Daunnya seperti daun jeruk, cuma berukuran lebih kecil,
sering digunakan sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar. Bunganya terminal dan
harum, petal 12-18 mm, panjang, putih. Buahnya akan berwarna merah sampai oranye jika
sudah matang, [1] [2]
Kemuning merupakan salah satu tumbuhan yang ditanam di halaman Rumah Gadang di
Minangkabau, yang di dalam Pidato Pasambahan Rumah Gadang diungkapkan bahwa
kamuniang untuak pautan kudo yang artinya kemuning untuk pautan kuda[3].
Fruit of the Chinese box
Senyawa dari golongan kumarin yang berhasil diisolasi adalah murrmeranzin, isopropylidene
murrangatin, murralonginal and pranferin [5]
Secara tradisional masyarakat Filipina dan Indonesia menggunakan daun kemuning untuk
obat diare dan disentri [5]
Masyarakat Minangkabau secara tradisional menggunakan akar kemuning untuk tangkai
pisau atau ladiang (golok). Urat kemuning ini warnanya bagus dan liat, sehingga tidak
mudah pecah jika digunakan. Kayu kemuning juga bisa digunakan untuk sempoa, tangkai
kuas dan juga untuk tongkat [5]
47. Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan
nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau
atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa
rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai
jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto.
Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan jenis jeruk lainnya.
Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai
penyakit banyak antara lain:
47
1. Ambeien
2. Amandel
3. Anyang-anyangan
4. Batuk
5. Batuk disertai influenza
6. Bau badan
7. Batu ginjal
8. Difteri
9. Demam
10. Haid tidak teratur
11. Jerawat
12. Radang tenggorokan
13. Tekanan darah tinggi
14. sakit gigi
15. Pegel Linu
16. Terkilir
Jeruk nipis juga bermanfaat untuk kecantikan, antara lain: menghilangkan jerawat,
membuat kuku cemerlang, membuat rambut halus, lembut dan berkilau, dan dapat
menghilangkan ketombe.
48. Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum.
Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana
digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara
sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai
"bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang
dibuat tanpa cabai.
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan manusia. [1]. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan
terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase
dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano &
Sivaramakrishnan 1980).
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi [2] dan
memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang
berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang
cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus
dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
48