Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep-konsep dasar agama Islam meliputi rukun Islam, hukum-hukum Islam, konsep thoharoh dan jenis-jenis air. Secara ringkas, rukun Islam terdiri atas 5 butir yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Terdapat 5 kategori hukum Islam yakni wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Konsep thoharoh berkaitan dengan mensuc
1. 1
Islam
Islam adalah tunduk dan patuh kepada semua yang
telah dibawa oleh Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad
SAW. dengan mengikuti segala perintah-perintahnya dan
menjahui segala larangannya .
Agama Islam adalah Agama yang diwahyukan oleh
Allah SWT. kepada Baginda Habibillah Rasulillah SAW. untuk
menunjukkan dan membimbing segenap mahluk, sehingga
mereka yang mendapatkan petunjuk dan mengikuti bimbingan
dan tuntunan serta suri tauladan Beliu akan meraih
kebahagiaan dan keberuntungan di dalam dunia dan akhirat .
Rukun islam ada lima :
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib
disembah selain Allah dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah Utusan Allah.
2. Menegakkan sholat lima waktu.
3. Menunaikan zakat.
4. Puasa bulan Ramadhon.
5. Menunaikan Haji ke Baitullah bagi orang yang
mampu .
ل
ّ ((بني السلم على خمس شهادة أن ل إله إل ا ّ وأن محمداً رسول ا
ل
)) وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان
Dasar-Dasar Agama Islam ada empat :
1. Al Qur'an Al Karim.
2. Al Hadits
2. 2
3. Al Ijma'.
4. Al Qiyas.
Penjabaran :
Al Qur'an adalah Kitab Allah yang diturunkan kepada
Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. dan satu
surat Al Qur'an itu mempunyai mu'jizat ( mengalahkan segenap
musuh ) serta membacanya termasuk ibadah, meskipun tidak
mengetahui artinya .
Al Hadits adalah segala ucapan dan perbuatan Baginda
Habibillah Rasulillah SAW. atau pengakuan dan penetapan
Beliau terhadap perbuatan salah satu Shohabatnya .
Al Ijma' adalah kesepakatan Para Mujtahid agama
Islam dalam satu masa setelah wafatnya Baginda Habibillah
Rasulillah SAW., baik kesepakatan itu pada urusan-urusan
agama , dunia , akal (logika) atau bahasa .
Al Qiyas adalah menyamakan satu masalah yang tidak
ditemukan dalilnya dengan masalah lain yang ditemukan
dalilnya karena keduanya memiliki persamaan dalam 'ilat
( alasan ) suatu hukum .
Hukum-Hukum agama Islam ada lima :
1. Wajib ( fardhu )
2. Sunnah
3. Haram
4. Makruh
5. Mubah
Penjabaran :
3. 3
Wajib adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi pahala ,
dan akan disiksa bagi orang yang meninggalkannya.
Sunnah adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi
pahala , dan tidak akan disiksa bagi orang yang meninggal-
kannya.
Haram adalah sesuatu yang sipelaku akan disiksa , dan
bagi orang yang meninggalkannya akan diberi pahala .
Yakni : ketika ada keinginan dan kesempatan untuk
melakukannya , lalu ia tinggalkan guna meraih ridlo Allah
SWT. , maka ia mendapatkan pahala meninggalkan dosa
tersebut, berbeda kalau tidak ada keinginan dan kesempatan
maka tentunya ia tidak mendapatkan pahala meninggalkan dosa
tersebut .
Makruh adalah sesuatu yang sipelaku tidak akan
disiksa dan bagi orang yang meninggalkannya akan diberi
pahala .
Sebagian Ulama' Menambahkan satu istilah lagi yaitu
khilaful Aula , pada dasarnya khilaful aula sama dengan
makruh akan tetapi mempunyai perbedaan dari segi cara
penggaliannya hukum , yakni diambil dari mafhum perintah
ghoiru jazmin ( perintah yang tidak ada keharusan untuk di-
lakukan ) .
Mubah adalah sesuatu yang sipelaku tidak diberi pahala
dan bagi orang yang meninggalkannya tidak akan disiksa .
Fardhu dibagi dua :
1. Fardhu ain .
4. 4
2. Fardhu kifayah .
Fardhu 'ain yaitu sesuatu yang wajib dilakukan oleh
setiap orang dewasa, dan tidak gugur sebab dilakukan oleh
sebagian orang dewasa yang lainnya . Seperti sholat lima
waktu dan puasa romadhon.
Fardhu kifayah yaitu sesuatu yang wajib dilakukan
oleh setiap orang dewasa , dan akan gugur sebab dilakukan
oleh sebagian orang dewasa yang lainnya. Seperti solat janazah.
Mukallaf adalah seorang yang sudah baligh ( dewasa )
dan mempunyai akal .
ThoHharoh
Pengertian :
Menurut bahasa thoharoh berarti bersih dari kotoran,
baik kotoran lahir seperti hadats dan najis maupun kotoran
batin seperti sombong , hasud-iri dan riya'.
Adapun menurut syara' adalah menghilangkan hadats
atau menghilangkan najis atau sesuatu yang semakna dengan
keduanya atau sesuatu yang bentuknya sama dengan keduanya .
Penjabaran :
1. Menghilangkan hadats seperti : Wudhu- dan mandi
fardhu.
2. Menghilangkan najis seperti : istinja' dengan air dan
membasuh pakaian yang najis (1).
1
() Cara yang benar dalam mensucikan pakaian yang
terkena najis :
5. 5
3. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan ha-
dats : seperti tayamum, wudhunya orang yang beser
atau atau wanita yang mengalami istihadhoh.
Karena hadats mereka tidak hilang , akan tetapi
mereka diberi keringanan.
4. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan najis
seperti : istinja' dengan batu atau semisalnya seperti
tisu kering . karena bekasnya najis masih ada .
5. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng-
hilangkan hadats seperti : mandi sunah, wudhu yang
diperbarui, basuhan kedua dan ketiga dalam anggota
wudhu , karena semuanya tidak menghilangkan
hadats akan tetapi bentuknya sama dengan
menghilangkan hadats.
6. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng-
hilangkan najis seperti : basuhan kedua dan ketiga
~ Jika najis tersebut adalah najis 'ainiyyah ( najis yang
warna, bau atau rasanya tampak ) maka sifat-sifat
najis tersebut dihilangkan lebih dahulu , pendek kata
dirubah menjadi najis hukmiyah terlebih dahulu.
~ Air disiramkan ke pakaian , atau pakaian ditaruh di
dalam bak lalu air disiramkan .
Demikian juga lantai yang terkena najis maka terlebih
dahulu sifat-sifatnya najis dihilangkan , lalu air disiramkan.
Karena jika air langsung disiramkan sebelum najis ainiyah
dirubah menjadi najis hukmiyah ( najis yang warna, bau
atau rasanya tidak tampak ) , maka lantai tidak dihukumi
suci, bahkan najis akan menyebar kemana-mana.
6. 6
dalam menghilangkan hadats. Karena keduanya
tidak menghilangkan najis akan tetapi bentuknya
sama dengan menghilangkan najis .
Sarana thoharoh :
1. Air : yakni air yang suci dan mensucikan ( air
mutlak )
2. Debu : yakni debu murni yang suci dan yang
berdebu (1) .
1
() Atau pasir yang berdebu , sebagaimana pendapat dari
Imam Asy Syafi’i ra. dan Imam Achmad ra. . Adapun
menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tayamum
diperbolehkam memakai semua bagian-bagian dari bumi
seperti batu dan kayu meskipun tidak ada debunya . Imam
Malik menambahkan : “Boleh tayamum dengan benda yang
muttashil (menyambung) dengan bumi seperti tumbuh-
tumbuhan”.
Adapun tayamum dengan menggunakan kursi pesawat
terbang maka tidak sah , baik menurut Imam Asy Syafi’I
RA. dan Imam Achmad bin Hanbal RA. atau menurut Imam
Abu Hanifah RA. dan Imam Malik RA., karena tidak ada
debu di kursi pesawat dan kursi pesawat bukanlah
merupakan bagaian-bagaian dari bumi serta bukan
merupakan benda yang muttashil dengan bumi.
Orang yang ada dipesawat jika ia berhadats ( tidak
mempunyai wudzu atau junub ) , sedangkan ia tidak mampu
7. 7
3. Alat menyamak : yakni sesuatu yang sepat yang
bisa menghilangkan cairan dan lendir-lendir yang
ada pada kulit meskipun najis, seperti kayu
trengguli, kotorannya burung merpati yang kering
4. batu istinjak atau yang semakna dengannya yakni
sesuatu yang suci dan tidak dimuliakan yang
untuk melakukan thoharoh dan sholat fardhu sebelum naik
atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat di
dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan
jama’ takdim atau jamak ta’khir, maka ia berstatus sebagai
orang yang tidak mendapatkan dua sarana bersuci (air dan
debu ), sehingga ia mempunyai kewajiban :
sholat fardhu lihurmatil wakti ( sholat karena untuk
menghormati waktu ).
jika ia dalam keadaan junub maka dalam sholat
lihurmatil wakti ia tidak boleh membaca Al
Qur’an selain al Fatihah .
tidak boleh menjadi imam
ketika sudah mendarat dan mendapatkan air, maka
ia berkewajiban meng-qodho sholat fardhu yang
dilakukan di pesawat karena untuk menghormati
waktu .
Seandainya ia tidak berhadats maka ia boleh dan sah
melakukan sholat sunnah .
Adapun sholat fardhu yang harus dilakukan di pesawat,
yakni ia tidak mampu untuk melakukan solat fardhu sebelum
8. 8
keras(padat) dan yang bisa menghilangkan bentuk
najis, seperti tisu kering .
5.
Air
Macam – macam air :
Ditinjau dari segi tempat dan asalnya ada tujuh , tiga
berasal dari langit dan empat dari bumi :
1. air hujan
Allah SWT. Berfirman:
.[ )) وينـ ّل عليكم من السماء ماء ليط ّركم به ((. ] 8 النفال
ه ز
2. air salju ( air yang turun dari langit dalam keadaan
cair lalu membeku di atas permukaan bumi.
naik atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat
di dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan jama’
takdim atau jamak ta’khir, maka ia wajib sholat lihurmatil
wakti, dan dalam kondisi seperti ini ada dua keberadaan:
jika di dalam sholat ia melakukan ruku' dan sujud
dengan sempurna serta menghadap ke kiblat, maka
didalam berkewajiban meng-qodlo’ sholat ada
khilaf,(perbedaan pendapat ulama') menurut
pendapat mu’tamad ( yang dijadiakn pegangan )
adalah wajib meng-qodho’ sholat .
jika di dalam solat ia tidak menyempurnakan ruku’
atau sujud atau tidak menghadap qiblat , , maka
menurut kesepakatan ‘Ulama’ ia berkewajiban
meng-qodlo sholat .
9. 9
3. barod ( air yang turun dari langit dalam keadaan
beku seperti garam lalu mencair di atas permukaan
bumi ).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Bahwasya beliau
berkata:
)) كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا كبر فى الصلة سكت هنية قبل ان
يقرأ فقلت : يارسول ال ما تقول ؟ قال أقول اللهم باعد بينى وبين خطايا كما
باعدت بين المشرق والمغرب , اللهم نقنى من خطايا كما ينقى الثوب
البيض من الدنس : اللهم اغسلنى من خطايا بماء الثلج والبرد (( ))رواه
(( البخارى ومسلم
4. air laut.
Rasulullah SAW. Bersabda ketika di tanya tentang air
laut:
.(( )) قال : هو الطهور ماؤه , الحل ميتته
5. air sumur.
Para sahabat bertanya kepada rasulullah tentang air
sumur:
)) قالوا يارسول ال انك تتوضاء من بئر بضاعة وفيها ماينجى الناس
والحائض والجنب (( , فقال رسول ال صلى ال عليه وسلم : )) الماء
(( طهور لينجسه شيء
6. air sungai.
7. mata air.
Sedangkan air sungai dan mata air itu searti dengan air
sumur.
Ditinjau dari segi hukum :
1. air suci dan yang mensucikan ( air muthlak ) . dan
dibagi menjadi dua :
10. 10
~ air muthlak yang tidak makruh pemakaiannya .
~ air muthlak yang makruh pemakaiannya.
2. air suci dan yang tidak mensucikan, seperti air
kelapa dan air musta'mal .
3. air mutanajis .
Air mutlak
Air mutlak adalah air yang terlepas dari qoyyid ( ba-
tasan ) yang selalu melekat (1). Berbeda dengan batasan yang
tidak selalu melekat , maka tetap disebut air muthlak, seperti air
laut, air sumur air mata air .
Ketahuilah ! . . .
Bahwa setiap air yang turun dari langit atau keluar dari
bumi dan sifat-sifatnya belum mengalami perubahan sebab
sesuatu yang merubahnya maka disebut air muthlak seperti air
laut , air hujan, air sungai, air mata air , air salju dan air hasil
penyulingan seperti air Aqua, Al Ajwa dan semisalnya .
Macam-macam air yang keseluruhan atau sebagian
sifat-sifatnya mengalami perubahan, akan tetapi tetap dihukumi
air suci yang mengsucikan ( air muthlak ) :
1. air yang berubah yang disebabkan oleh lama
tidak dipakai / didiamkan.
2. air yang berubah yang disebabkan oleh lumut,
1
( ) contoh batasan yang selalu melekat : air mawar, air kopi
air teh air kelapa dan air susu . Maka tidak bisa dinamakan
dengan air muthlak sehingga tidak sah dijadikan sebagai
sarana thoharoh .
11. 11
ganggang atau hayawan yang habitatnya di air
seperti ikan.
3. air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu
yang menetap pada tempatnya air atau tempat
mengalirnya air ( saluran air ) .
4. air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu
yang sulit untuk dihindarkan dari air seperti
dedaunan pohon yang dekat dengan air yang
rontok dengan sendirinya atau di rontokkan
oleh angin .
5. air yang berubah yang disebabkan oleh
mujawir ( sesuatu yang mendampingi air )
seperti bangkai yang ada dipinggir sungai yang
airnya lebih dua kolah, lalu air mengalami
perubahan sebab tiupan angin .
6. air yang berubah sebab sesuatu yang tidak
mungkin untuk dipisahkannya seperti gajih
dan minyak zaitun.
Air muthlak yang makruh penggunaannya
ada empat :
~ Air musyammas (air yang berada dalam bejana yang
terbuat dari logam selain mas dan perak , yang
terjemur oleh terik panas matahari). Karena akan
menimbulkan karat / tiyeng / bau busuk yang bisa
menyebabkan penyakit baros ( lepra ) .
12. 12
~ Air yang sangat panas. Karena akan menghalangi
dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak
sangat panas sekira tidak menghalangi dalam
menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya
hilang .
~ Air yang sangat dingin. Karena akan menghalangi
dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak
sangat dingin sekira tidak menghalangi dalam
menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya
hilang .
~ Air yang ada pada tempat-tempat yang telah dikutuk /
dimurkai oleh Allah SWT .
Rasulullah SAW. Melarang siti aisyah RA. Untuk
menggunakan air Musyammas beliau bersabda:
(( (( انه يورث البرص
(( وقال : )) من اغتسل بماء مشمس فأصابه وضح فل يلومن ال نفسه
Syarat – syarat kemakruhan Air musyammas ada
sembilan , dan kemakruhan itu akan hilang jika salah satu dari
sembilan syarat tersebut tidak ada :
o terjemur oleh terik panas matahari .
o digunakan dalam keadaan panas / hangat.
o Berada dalam bejana logam selain mas dan perak,
seperti besi dan tembaga.
o Penggunaannya pada waktu panas.
o Dipakai pada badan, jika pada pakaian maka
kemakruhannya hilang .
13. 13
o Pada daerah yang sangat panas seperti Hijas dan
Hadhro maut. sehingga di negara Indonisia
kemakruhan air musyammas hilang.
o Air selain musyammas masih didapat.
o Tidak ada kehawatiran timbul sakit atau penyakit,
jika ada kehawatiran maka hukumnya haram .
Air muthlak yang tidak makruh
penggunaannya yaitu air muthlak yang selain
empat di atas.
Riwayat dari abu hurairah beliau berkata :
قام أعرابى فبال فى المسجد , فقام اليه الناس ليقعوا به , فقال النبى صلى
ال عليه وسلم : )) دعوه وهريقوا على بوله سجل من ماء – أو : ذنوبا
(( من ماء – فانما بعثتم ميسرين ولم تبعثوا معسرين
Air suci yang tidak mensucikan:
Yaitu air yang mempunyai batasan yang selalu melekat
seperti air kelapa atau air yang nama kemuthlakannya hilang
akibat tercampur dengan campuran berupa sesuatu yang suci
sehingga mengalami perubahan yang banyak seperti air kopi
dan air musta'mal .
Air suci yang tidak mensucikan ada tiga macam :
1. air yang mengalami banyak perubahan dise-
babkan sesuatu yang suci dan mencampurinya ,
tidak dibutuhkan oleh air, dan tidak
mendampinginya. Seperti gula dan madu.
2. air sedikit yang sudah digunakan untuk
14. 14
menghilangkan hadats ( basuhan fardhu ) atau
menghilangkan najis.
3. air yang keluar dari tumbuhan bumi dengan
sebab di peras atau di masak atau sesamanya
seperti air mawar dan air kelapa.
Diriwayatkan dari abu hurairah RA. Bahwasa nya
rasulullah SAW. Bersabda:
(( )) خلق ال الماء طهورا لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه
(( وفال :)) ليغتسل أحدكم فى الماء الدائم وهو جنب
Air Mutanajjis :
Yaitu air yang sifat sifatnya ( warna, bau dan rasa )
mengalami perubahan yang disebabkan oleh benda najis.
Jika air tersebut sedikit ( kurang dari dua kulah ) ketika
terkena najis maka dihukumi mutanajis, baik air tersebut
mengalami perubahan atau tidak .
Air Mutanajjis ada dua macam :
1. air banyak yang terkena najis yang salah satu
sifatnya berubah baik sedikit ataupun banyak.
2. air sedikit yang terkena najis namun salah satu
sifatnya tidak mengalami perubahan.
Rasulullah SAW bersabda:
(( )) الماء طهور لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه
Ukuran dua kulah:
Air dianggap banyak seandainya air tersebut dua kulah
atau lebih . dan air yang banyak meskipun terkena najis maka
dihukumi air yang suci dan mensucikan dengan catatan tidak
15. 15
mengalami perubahan yang menghilangkan nama kemuthlakan
air.
Adapun ukuran dua kulah adalah ukuran taqriby
( kira-kira ) bukan tahdidy ( kepastian ), sehingga para Ulama'
berbeda-beda dalam menghitungnya :
1. Menurut versi kitab fiqhul islami adalah 270
liter air .
2. menurut versi kitab taqrirotussadat adalah 217
liter air.
3. Menurut versi kitab Fathul qarib dan Fathul
qadir adalah 174,58 liter air.
Karena dua kulah adalah 500 ritl baghdad, sedangkan
satu ritl baghdad versi Imam Nawawi adalah 349,16 gr.
Maka Dua kulah = 500 x 349,16 gr = 174580 gr. =
174,580 kg = 174, 58 liter air murni.
Adapun bedasarkan ukuran tempat yang berbentuk
empat persegi , maka : tinggi = 1, 25 dzirok . lebar = 1, 25
dzirok. Panjang = 1, 25 dzirok.
Sedangkan versi Imam Nawawi satu dzirok adalah
44,72 cm .
1,25 x 44,72 cm = 56 cm.
Isi = 56 cm x 56cm x 56 cm= 175.616 cm3.
Isi = 175,616 dm3
Isi dua kulah = 175,616 liter air murni.
Najasah
16. 16
Pengertian :
Menurut bahasa Najasah merupakan bentuk jama' dari
kata najis yang berarti sesuatu yang menjijikkan .
Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang haram di-
peroleh baik dengan dimakan atau diminum atau yang lainnya
secara mutlak (1) dalam keadaan ikhtiyar (bebas) (2) serta mudah
untuk dibedakan (3) yang mana keharaman tersebut bukan
karena dimulyakan atau diagungkannyanya(4), bukan karena
menjijikannya (5) dan juga bukan karena membahayakan atau
merusak badan atau akal (6) .
1
() yakni baik sedikit atau banyak.
2
() dikecualikan dalam keadaan darurat maka
diperbolehkan memakan bangkai , dan setatus bangkai
yang dimakan tetap najis.
3
() dikecualikan ulat yang ada didalam buah ,
karena sulitnya untuk dibedakan maka diperbolehkan
untuk dimakan dengan buahnya akan tetapi tetap
dikatakan najis.
4
() dikecualikan bangkainya anak cucu Adam
meskipun haram dimakan akan tetapi keharamannya
karena dimuliakannya sehingga hukumnya tetap suci
sebagaimana firman Allah SWT.
ولقد كرمنا بنى آدم
5
)( dikecualikan air seperma , ludah atau ingus
maka suci akan tetapi diharamkan diminum karena
menjijikannya .
6
() dikeculikan batu haram dimakan karena
merusak badan, dan kecubung karena merusak akal,
maka keduanya suci .
17. 17
Macam-Macam Najis Ada Tiga :
1. najis mugholladzoh
2. najis mukhaffafah
3. najis mutawassithoh
Penjabaran:
Najis Mugholladzoh:
Yaitu najisnya anjing dan babi, serta ludah kedunya,
ingus keduanya, keringat keduanya dan anak yang dilahirkan
dari keduanya atau dari salah satunya walaupun bersamaan
dengan hewan yang suci.
Cara Mensucikan Najis Mugholladzoh:
Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
tujuh kali, dengan menggunakan air suci dan salah satu dari
basuhan tujuh kali tersebut menggunakan debu suci setelah
hilangnya sifat sifatnya najis.
Rasulullah SAW. Bersabda :
.«ِ » َ ُو ُ ِ َا ِ َأ َ ِ ُمْ، ِ َا ََ َ ِي ِ الْ َلْ ُ، َنْ َغْ َِ ُ َبْعَ َ ّا ٍ. ُو َ ُ ّ ِال ّ َا
طه ر إن ء حدك إذ ولغ ف ه ك ب أ ي سله س مر ت أ لهن ب تر ب
Najis Mukhaffafah:
Yaitu kencingnya bayi laki-laki yang belum makan
sesuatu kecuali susu dan belum mencapai dua tahun.
Cara Mensucikan Najis Mukhaffafah
Yaitu dengan memercikan air pada tempat yang terkena
najis sehingga basah.
Diriwayatkan dari siti a’isyah RA :
،َْنْ َا ِ َ َ ، َو ِ ال ّ ِ ّ ، َ ّ َ ُو َ ا ّ َا َ ُؤْ َىٰ ِال ّبْ َانِ َ ُ َ ّ ُ ََيْ ِمْ َ ُ َ ّ ُ ُم
ع ع ئشة ز ْج نبي أن رس ل ل ك ن ي ت ب ص ي فيبرك عل ه ويحنكه
.ُ ْفُ ِ َ ِ َ ِ َ َ َا َ ََيْ ِ. َ َ َا ِ َا ٍ. فَتْ َ َ ُ بوله ََمْ َغْ ِل
ول ي س ه َأتي بصبي فب ل عل ه فدع بم ء َأ بعه
18. 18
:و َن َ ِي ال َمْحِ َ ِ َ ا ُ َ َاَى َنْ ُ َا َ: َا َ َسو ُ ا ِ ِصلى ال عليه وسلم
ع أب س رضي ّ تع ل ع ه ق ل ق ل ر ل ل ل
ُغْ َ ُ ِنْ َوْ ِ ال َا ِ َ ِ، َ ُر ّ ِنْ َوْ ِ ال ُ َ ِ َخ َ َ ُ َ ُو َا ُدَ َال ّسا ِ ّ، و َ ّ َه
ي سل م ب ل ج رية وي َش م ب ل غلم أ ْرجه أب د و و ن ئي َصحح
ح ِم
ُ ال َاك
Najis Mutawassithoh ada dua :
1. hukmiah
2. ainiah
Najis Hukmiah
Yaitu najis yang tidak memiliki jirim, rasa, warna dan
bau, seperti kencingnya bayi yang sudah kering dan tidak
tampak sifatnya.
Cara Mensucikan Najis Hukmiah
Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
walaupun satu kali.
Najis 'Ainiah
Yaitu najis yang memiliki jirim, rasa, warna dan bau,
seperti kotoran anak adam, kotoran hewan, darah, nanah,
muntah, sesuatu yang memabukkan, kencing, madzi, wadzi,
semua organ bangkai ( kecuali bangkainya anak adam , ikan
dan belalang ) dan susu hewan yang tidak boleh dimakan
dagingnya ( selain anak adam ) dan bagian hewan hidup yang
terpisah.
Cara Mensucikan Najis 'Ainiah
Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
sehingga rasa, bau dan warnanya hilang. Namun tetapnya rasa
atau bau dan warna yang sulit untuk dihilangkan tidak dapat
19. 19
mempengaruhi kesucian tempat tersebut.
Anas bin malik berkata:
ك ن َس ل ل يتبرز لح جته ف ت ه ب م ء فيتغسل به
ِ ِ ُ ّ َ َ َ َ ،ِ َا َ ر ُو ُ ا ّ َ َ َ ّ ُ ِ َا َ ِ ِ، َآ ِي ِ ِالْ َا
Cara Mensucikan Arak
Arak bisa menjadi suci jika sudah menjadi cuka dengan
sendirinya.
َن َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ رضي ال عنه َا َ: ُ ِ َ َ ُو ُ ال صلى ال عليه وسلم
ق ل سئل رس ل ع أنس ن م لك
ٌ َْ ِ ال َمْ ِ ُ ّ َ ُ َ ّ قال: َ َخْر َ ُ ُسْل ٌ َال ّرْ ِ ِ ّ، َ َا َ َ ِيْ ٌ َ َ ٌ ص ِي
ل أ َجه م ِم و ت مذي وق ل حد ث حسن َح ح عن خ ر تتخذ خل
Cara Mensucikan Bangkai
Bangkai bisa menjadi suci dengan di samak kecuali
bangkainya anjing dan babi dan anak yang dilahirkan dari
keduanya atau dari salah satunya bersamaan hewan yang suci.
Rasulullah SAW.bersabda :
(( )) اذا دبغ الهاب فقد طهر
Istinja'
Pengertian :
Menurut bahasa Istinja' adalah bersih dari sesuatu
Adapun menurut syara' adalah menghilangkan sesuatu
yang mengotori terhadap tempat keluarnya sesuatu ( qubul atau
dubur ) dengan menggunakan air atau batu atau sejenisnya.
Cara Melakukan Istinja'
Yaitu mengusap kotoran yang keluar, dengan
menggunakan tiga batu, sehingga benda najis tersebut hilang.
kemudian membasuhnya dengan air supaya bekas najis tersebut
hilang. Boleh mengambil cukup atas salah satunya namun
20. 20
menggunakan air lebih utama
ع أنس ن م لك أن رس ل ل دخل ح ئ ا فأتبعه غ َم معه م ضَة ُو
َ َنْ َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ َ ّ َ ُو َ ا ّ َ َ َ َا ِط ً، َ َ َ َ َ ُ ُل ٌ َ َ ُ ِيْ َأ ٌ، ه
ٰ غرن فوضعه ع س رة َقض رس ل ل ح جته فخ َج عل ن وق ت ج
َأصْ َ ُ َا، َ َ َ َ َا ِنْدَ ِدْ َ ٍ، ف َ َىٰ َ ُو ُ ا ّ َا َ َ ُ، َ َر َ ََيْ َا َ َدِ اسْ َنْ َى
.ِ ِالْ َا
ب مء
،ِ عن أبي ُرير َ قال: ا ّ َع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم و َ َ َ لحاجت
ه خرج تب ت ي ه ة
فكا َ ل َلْ ِف ُ ف َ َو ُ منه فقال: ابْ ِني أحْجارً أسْ َنْ ِ ُ بها ـ أو نح َه ـ ول َأْ ِني
تت و ا َ ت فض غ ن ي ت ت دن ت
،ُ بعظْ ٍ ول َوْ ٍ. فأتي ُه بأحجا ٍ ب َر ِ ثيابي ف َ َع ُها إلى َنْ ِه وَعْ َض ُ عن
جب أ ر ت ه وض ت ر ط ف م ر ث ت
.ّ فل ّا َضى َتْ َ َ ُ به
أ بعه ن م ق
Syarat Istinja' dengan menggunakan batu.
1. najisnya tidak kering dan tidak pindah
2. tidak bercampur dengan najis lain
3. najisnya tidak melampaui tempat keluarnya
4. batu atau sesuatu yang menyamainya harus
kering dan dapat menghilangkan najis.
Sesuatu yang menyamai batu dalam Istinja'
Yaitu setiap sesuatu yang kasar dan suci serta tidak
dibakar, seperti daun dan kayu.
Sunnah-sunnah Istinja'
1. mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar
mandi dan mendahulukan kaki kiri ketika keluar.
2. ketika masuk membaca do'a :
""بسم ال ـأعوذ بال ـمن الخبث والخبائث
Dan ketika keluar membaca do'a :
.""الحمد ل ـالذى اذهب عنى الذـى وعافنى
3. hendaknya menjauh dari pandangan manusia
21. 21
sehingga tidak ada satu orangpun yang
melihatnya dan mendengar suara yang
dikeluarkannya serta tidak tercium baunya.
4. hendaknya melakukan istinja' dengan
menggunakan tangan kiri dan membasuh
tangannya sebelum dan sesudah istinja'.
5. melakukan istinja' setelah selesai dari apa yang
di keluarkannya.
Kemakruhan Dalam Istinja'
1. kencing di dalam air yang banyak.
2. membawa sesuatu yang terdapat nama allah
3. menghadap kiblat atau membelakinginya
4. menghadap terhadap tempat hembusan angin
5. berbicara selain tujuan menghilangkan najis.
6. melihat keatas langit
7. membuang air besar di bawah pohon yang
berbuah atau naungan yang ditempati oleh
kebanyakan manusia
Wudlu'
Pengertian :
Menurut bahasa Wudlu' adalah penggunaan air pada
anggota tubuh tertentu.
Adapun menurut syara' adalah pekerjaan tertentu yang
di mulai dengan niat.
22. 22
عنْ ُ َي ٍ ال ُجْ ِ ِ قال: َ ِي ُ م َ أبي ُ َير َ ََى َه ِ المسجدِ ف َو ّأ
ت ض ه ر ة عل ظ ر رق ت ع نع م م مر
فقال: إني َمع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم يقول: »إ ّ ُ ّتي ُدْ َونَ يو َ ال ِيا َ ِ ُ ّا
م ق مة غر ن أم ي ع س ت ي
«ُح ّلي َ من آثا ِ ال ُضو ِ، َم ِ اسْتطاعَ ِنكمْ َنْ ُ ِي َ ُ ّ َ ُ فلْ َف َل
م أ يط ل غرته ي ْع ر و ء فن م َج ن
Syarat – Syarat Wudlu'
1. orang yang melakukan wudlu' harus islam
2. harus tamyiz
3. anggota tubuhnya harus tidak ada penghalang
yang mencegah sampainya air terhadap kulit.
seperti lilin, gaji dan kotoran mata.
Fardlu – Fardlu Nya Wudlu' Ada Enam:
1.Niat ketika membasuh permulaan bagi dari wajah
Rasulullah SAW. Bersabda :
(( )) انما العمال بالنية
2.Membasuh wajah : dari tempat keluarnya rambut
kepala sampai ujung dagu dan dari kuping sampai
kekuping satunya.
3.membasuh kedua tangan sampai kedua siku-siku
dan kulit yang berada di bawah kuku yang panjang
yang menutupi ujung jari.
4.mengusap sebagian kepala walaupun tidak ada
rambutnya. Dan tidak cukup mengusap rambut
yang panjang yang melewati batasan kepala.
5.membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan juga
wajib membasuh kedua tumit dan pinggirannya.
6.tartib diantara empat anggota tubuh.
َِ ّ ُثْ َا َ بْ َ َ ّانَ ـ َ ِي ا ّ عنه ـ َ َا ب َ ُو ٍ. َ َ َ ّ َ. َ َس َ َ ّيْه
دع وض ء فتوضأ فغ َل كف أن ع م ن ن عف رض ل
23. 32
َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َضْ َ َ َاسْ َنْ َ َ. ُ ّ َس َ َجْ َ ُ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َ َ َ َ َ ُ الْ ُمْ َى
ثلث مر ت ثم م مض و ت ثر ثم غ َل و هه ثلث مر ت ثم غسل يده ي ن
ِإَى الْ ِرْف ِ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ غ َ َ َ َ ُ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ م َحَ َأْ َ ُ. ُ ّ غ َ َ
ل م َق ثلث مر ت ثم َسل يده ي ْر م ل لك ثم َس ر سه ثم َسل
ِجَْ ُ الْ ُمْ َى َِى الْ َعْ َيْنِ َ َ َ َ ّا ٍ. ث ّ َ َ َ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ َا َ: ََيْ ُ
ر له ي ن إل ك ب ثلث مر ت ُم غسل ي ْر م ل لك ثم ق ل رأ ت
َ توضأ ن و
: »منْ َ َ َّ َحْ َ َ ُو َ ا ّ َ َ ّ َ َح َ ُ ُو ِي هٰ َا. ُ ّ َا َ َ ُو ُ ا ّ
ر س ل ل تو ض أ ن ْو و ض ئ ذ ث م ق ل ر س ل ل
و ُو ِي هٰ َا، ث ّ َا َ ف َ َعَ َكْ َ َيْ ِ، َ ُ َ ّ ُ ِي ِ َا َفْ َ ُ، ُف َ َ ُ َا َ َ ّ َ ِنْ َنْ ِ ِ«.
ُض ئ ذ ُم ق م َرك ر عت ن ل يحدث ف هم ن سه غ ِر له م تقدم م ذ به
ق ل ن شه ب وك ن علم ؤن يق ل ن ٰذ وض ء أ َغ م يتوضأ ب َحد
َا َ ابْ ُ ِ َا ٍ: َ َا َ َُ َا ُ َا َ ُوُو َ: ه َا الْ ُ ُو ُ َسْب ُ َا َ َ َ ُّ ِهِ أ َ ٌ
ِل ّ َ ِ.
ل صلة
'Sunnah – Sunnah Nya Wudlu
1.membaca bismillah
قا َ َ ُو ُ ال: » َ َ َ َ ِـ َنْ لَ ُ ُو َ َ ُ، ولَ ُ ُو َ ِـ َنْ َـمْ َذْ ُ ِ اس َ ال
وض ء ل م ل ي كر ْم وض ء له ل صلة ل م ل رس ل
ََـيْ ِ«.
عل ه
2.membasuh kedua telapak tangan sebelum
.memasukannya kedalam air
عن أ ِـي ُ َيْ َ َ أ ّ َ ُو َ ال قا َ: »إ َا اسْ َـيْ َ َ أ َ ُ ُمْ ِنْ َوْ ِهِ َلْـ َغْ ِلْ َ َ ُ َبْ َ أن
ل ذ ت قظ حدك م ن م ف ي س يده ق ل ْ ب ه ر رة ن ر س ل
ُدْ ِـَها فـي َ ُو ِ ِ، فإ ّ أ َ َ ُمْ ل َدْ ِي أيْ َ َا َتْ َ ُ ُ«. ر َا ُ ال ُ َار ّ فـي
وض ئه ن حدك ي ر ن ب ت يده َو ه بخ ِي ي خل
ال ّ ِيْحِ عنْ َبْدِ ال بنِ ُوس َ عن َاِ ٍ. وأخْ َ َ ُ ُسِـ ٌ ِنْ َجْ ٍ آ َ َ عنْ أ ِـي
ب رجه م ْل م م و ه خر م لك ي ُف ع صح
ال ّناْ ِ.
زَ د
َ َ َ َ عن ُـ َ ّدِ ب ِ ِي ِي َ َ َ ّا ِ ب ِ ُ َ ّهٍ َ َبْدِ ال ّحْ َ ِ ب ِ َعْ ُو َ َ َاب ٍ َوْلـى
م حم ن س ر ن وهم م ن منب وع ر من ن ي ق ب وث ِت م وثبت
نب ي هذ حد ث د ذ ر ت ر ر
َبْدِ ال ّحْ َ ِ بنِ َيْ ٍ عن أ ِـي ُ َيْ َ َ عن ال ّ ِـ ّ َ َا الـ َ ِيْ ُ ُوْنَ ِكْ ِ ال ّكْ َا ِ
ب ه ر رة ع ر من ز د
3.siwak
ل ش ص
عن أبي وائ ٍ عن ُذيف َ قال: كان النب ّ صلى ال عليه وسلم إذا قام من اللي ِ ي َو ُ
ي ح ة ل
فا ُ بال ّوا ِ.
ه س ك
4.berkumur
5.menghirup air
شق ك ف
أنه أف َ َ ِ َ ا ِناء على ي َيه ف َ ََ ُما، ث ّ َ َ َ َو َضْ َ َ واستنْ َ َ منْ َ ّ
د غسله م غسل أ م مض رغ من ل
24. 42
ل
واحد ٍ ففع َ ذل َ َلث ً. َ َ َل َ َيهِ ِلى المرْ َ َي ِ م ّتينِ مرتين، َم َح برأْس ِ ما أقب َ
ه و َس ِ فق ن ر ة ل ك ث ا فغس يد إ
وما أدب َ، وغس َ رجَيهِ ِلى ال َع َين، ث ّ قال: هكذا ُضو ُ رسو ِ ا ِ صلى ال عليه
ل
ل ّ و ء م َل ل إ ك ب ر
وسلم.
6.mengusap semua kepala
عن َم ِو بن يحيى الما ِن ّ عن أبي ِ أن رج ً قال لعبدِ ا ّ بن زي ٍ ـ وهو َ ّ عم ِو
جد ر د ل ل ه زي عر
بن يحيى ـ َ َسْتطي ُ أن ُ ِ َني كي َ كان رسو ُ ا ّ صلى ال عليه وسلم َ َو ُّ؟ فقال
يت ضأ ل ل ف ع تري أت
عبد ال بن زيد: نعم. فدعا بماء فأفرغ على يديه فغسل مرتين، ثم مضمض واستنثر
ر ن ر إ م َق ن م م ح سه
ثلث ً، ثم غسل وجهه ثلث ً ثم غسل يديه م ّتي ِ م ّتينِ ِلى ال ِرْف َي ِ، ث ّ َس َ رأ َ ُ
ا ا
ب َ َيهِ فأق َلَ بهما وأد َ َ: َدأَ بمق ّ ِ رأس ِ حتى َه َ بهما ِلى َفا ُ، ثم ر ّ ُما إلى
ده إ ق ه ذ ب دم ه بر ب ب يد
ال َكا ِ الذي َدَ من ُ، ث ّ َس َ ِجَي ِ.
ب أ ه مغ لر له م ن
7.mengusap luar dalamnya telinga
ح ّثنا ه ّا ٌ َ ّ َ َا َبْ ُ ال ب ُ ِد ِي َ عنْ محمدِ بن عج َ َ عنْ زيدِ بْن َسل َ عنْ
أ َم لن نإ رس د ن د حدثن ع د
عطا ِ بن يسا ٍ عن اب ِ ع ّا ٍ ،: »أ ّ ال ّب ّ مس َ ِ َأْس ِ وُذنيْ ِ: ظا ِر ِما
ن ن ي ح بر ه أ ه ه ه ن بس ر ء
َ َا ِ ِهما« .
وب طن
(قال أبو عيسى(: وفي البا ِ ع ِ ال ّ َ ّع.
ب ن ربي
قال أبو عي َى: حدي ُ اب ِ ع ّا ٍ حدي ٌ حس ٌ صحي ٌ.
ح ث ن بس ث ن س
والعم ُ ََى ه َا عندَ َك َ ِ َه ِ العلْ ِ ي َوْ َ َسْ َ ا ُ ُنيْ ِ: ُهور ِما وبطونه َا.
م أ ثر أ ل م ر ن م ح لذ ن ظ ه ل عل ذ
8.menyela-nyelahi jari-jari tangan dan kaki
عن ابن عباس رضى ال عنهما : انه توضأ ...... وفيه : ثم أخذ غرفة من ماء فغسل
بها يده اليمنى , ثم أخذ غرفة من ماء فرش بها على رجله اليمنى حتى غسلها , ثم
أخذ غرفة من ماء فغسل بها رجله اليسرى , ثم قال هكذا رأيت رسول ال صلى ال
عليه وسلم يتوضأ
9.menyela-nyelahi jenggot yang tebal
روى ابو داود عن انس رضى ال عنه : ان النبى صلى ال عليه وسلم كان اذا
توضأ أخذ كفا من ماء , فأدخله تحت حنكه , فخلل به لحيته , وقال ) هكذا أمرنى
ربى عز وجل (
25. 25
10.menggerak-gerakan cincin
11.mendahulukan yang kanan mengakhirkan yang
kiri
12.tiga kali dalam semua rukun
13.terus menerus
14.menggosok
15.membaca do'a setelah wudlu'
Kemakruhannya Nya Wudlu' ada empat:
1.berlebih-lebihan dalam menggunakan air
2.minta tolong kepada orang lain tanpa ada udzur
3.melebihi tiga kali
4.mengeringkan anggota tubuh
Yang Membatalkan Wudlu' ada empat:
1.keluar sesuatu dari dua jalan (qubul / dubur)
2.hilang akal sebab mabuk, sakit, gila, ayan atau
tidur yang pantatnya tidak menetap di bumi
3.menyentuh kulit wanita yang bukan muhrimnya
dengan tanpa penghalang
4.menyentuh farji anak adam dengan dalamnya
telapak tangan bukan dengan luarnya telapak
tangan, bukan dengan pinggirnya juga bukan
dengan ujung jari-jari
Mandi besar
Pengertian :
Menurut bahasa Ghuslu ( mandi )adalah mengalirnya
26. 26
air pada sesuatu .
Adapun menurut syara' adalah mengalirkan air pada
semua anggota tubuh bersamaan dengan niat
Sesuatu Yang Mewajibkan Mandi Besar Ada Enam:
1.memasukkan hasyafah ( kepala dzakar) kedalam
fagina
2.keluar seperma
3.mati selain mati syahid
4.haid
5.nifas
6.melahirkan
Fardlu – Fardlu Mandi Besar
1.Niat ketika membasuh permulaan bagian tubuh
2.Menyampaikan air kepada semua tubuh dan
dibawah rambut
Sunah – Sunah Mandi Besar
1.istinja'
2.wudlu' sebelumnya
3.menggosok
4.memulai membasuh tubuh dari arah kanan
5.melakukan basuhan tiga kali
6.terus menerus
Syarat Mandi Besar Dan Kemakruhannya
Syarat mandi besar dan kemakruhannya sama dengan
persyaratan dan kemakruhan dalam wudlu'.
27. 27
Tayammum
Pengertian :
Menurut bahasa Tayammum adalah bermaksud
Adapun menurut syara' adalah mengusap wajah dan
kedua tangan dengan debu yang suci dan degan persyaratan
tertentu sebagai pengganti dari wudlu' dan mandi besar.
Sebab-Sebab Di Perbolehkannya Tayammum
1. tidak ada air
2. hawatir bahaya jika menggunakan air
3. butuh pada air karena dahaganya hewan yang
dimulyakan
Persyaratan Tayammum
1. mencari air sebelum tayammum
2. menggunakan tanah suci yang memiliki debu.
3. melakukan tayammum setelah masuk waktu
sholat
4. melakukan satu tayammum untuk satu fardlu
Fardlu – Fardlunya Tayammum
1. niat diperbolehkan melakukan fardlunya sholat
2. mengusap wajah dan kedua tangan sampai
kedua siku-siku dengan dua pukulan
3. memindah debu kepada anggota tubuh yang di
usap
4. tartib
Sesuatu Yang Membatalkan Tayammum
1. semua sesuatu yang membatalkan wudlu
28. 28
2. melihat air sebelum masuk waktu sholat
3. murtad
Mengumpulkan Wudlu Dan Tayammum
Seseorang yang pada organ tubuhnya terdapat luka atau
bisul maka dia harus membasuh anggota yang sehat dan
melakukan tayammum pada anggota tubuh yang terdapat luka
atau bisul.
Orang Yang Diperban
Sesorang yang pada sebagian tubuhnya di perban dia
harus melakukan tayammum dan mengusap pada perbannya
tanpa mengulangi apabila perban tersebut di pasang dalam
keadaan suci tubuhnya, dan perban tersebut berada pada selain
anggota tayammum. jika tidak demikian maka harus
mengulanginya
Haid dan Nifas
Darah Yang Keluar Dari Farji wanita Ada Tiga:
1. darah haid
2. darah nifas
3. darah istihadloh
Pengertian Darah Haid:
Menurut bahasa Haid artinya adalah Mengalir
Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan setelah berumur sembilan tahun dalam
keadaan sehat dan adat
Pengertian Darah Nifas:
29. 29
Menurut bahasa Nifas artinya adalah persalinan
Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan setelah melahirkan
Pengertian Darah Istihadloh:
Menurut bahasa Istihadloh artinya adalah Mengalir
Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan dengan sebab sakit.
Masa Haid
Batas minimal masa haid adalah sehari semalam (24
jam) sedangkan batas maksimal haid adalah 15 hari dan
malamnya, sedangkan kelebihannya adalah darah istihadloh
Masa Hamil
Batas minimal masa hamil adalah 6 bulan adapun
kebiasaannya yaitu 9 bulan.
Masa Nifas
Batas minimal masa nifas adalah satu keluaran (sekejap
mata) sedangkan pada umumnya yaitu 40 hari 40 malam
adapun batas maksimalnya yaitu 60 hari. Sedangkan
kelebihannya di anggap darah istihadloh.
Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
Hadats Kecil
1. sholat
2. towaf
3. memegang dan membawa mushaf
30. 30
Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
Junub
1. sholat
2. towaf
3. memegang dan membawa mushaf
4. membaca Al qur'an
5. diam di masjid
Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
Haidl dan Nifas
1. sholat
2. towaf
3. memegang dan membawa mushaf
4. membaca Al qur'an
5. diam di masjid
6. puasa
7. besenang-senag diantara pusar dan lutut
Shalat
Pengertian :
Menurut bahasa Sholat artinya adalah do'a
Adapun menurut syara' adalah beberapa ucapan dan
perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan
salam
Hukum Melakukan Shalat Lima Waktu
Sholat lima waktu hukum melakukannya adalah fardlu
ain bagi tiap-tiap orang mukallaf. Maka barang siapa yang
31. 31
mengingkari akan kewajibannya secara otomatis dia telah
kufur. Sedangkan anak kecil yang sudah mencapai umur 7
tahun maka bagi orang tuanya wajib untuk memerintahkannya
dan wajib memukulnya jika sudah sampai usia 10 tahun masih
belum melakukan sholat.
Syarat Sahnya Melakukan Shalat
1.suci dari dua hadats
2.suci pakian dan tempatnya dari najis
3.menutup aurat
4.menghadap qiblat
5.masuk waktu
Aurat
Auratnya laki-laki yaitu tubuh diantara pusar dan lutut,
sedangkan auratnya perempuan yaitu semua anggota tubuh
kecuali wajah dan dua telapak tangan
Waktu Shalat
o sholat subuh yaitu mulai terbitnya fajar shodiq
sampai terbitnya matahari
o sholat dzuhur yaitu mulai tergelincirnya matahari
sampai bayangan sesuatu menyamainya selain
bayangan istiwa'
o waktu ashar yaitu mulai dari keluarnya waktu
dzuhur sampai terbenamnya matahari
o waktu maghrib yaitu mulai terbenamnya matahari
sampai hilangnya mega merah
o waktu isya' yaitu mulai hilangnya mega merah
32. 32
sampai terbitnya fajar.
Waktu Yang Di Makruhkan Melakukan Shalat
Sunnah
Makruh melakukan sholat sunnah yang tidak memiliki
sebab pada lima waktu selain di mekah.
1.setalah melakukan sholat subuh sampai terbitnya
matahari
2.ketika terbitnya matahari sampai meninggi satu
kira-kira satu tombak
3.ketika waktu istiwa' sehingga tergelincirnya
matahari kecuali pada hari jum'at
4.setelah melakukan sholat ashar sampai matahari
terbenam
5.ketika terbenamnya matahari sampai terbenamnya
sempurna ( mata hari berada di garis ufuk titik 00 )
Rukun – Rukun Shalat ada 13 Rukun:
1.niat yang bersamaan dengan takbiratul ihram
2.berdiri dalam sholat fardlu bagi yang mampu
3.takbiratul ihram
4.membaca fatihah
5.ruku' dengan tuma'ninah
6.I'tidal dengan tuma'ninah
7.sujud dua kali dengan tuma'ninah
8.duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah
9.duduk pada tasyahhud akhir
33. 33
10.membaca tasyahud pada duduk terakhir
11.membaca sholawat salam pada duduk terakhir
12.tartib dalam semua rukun
13.salam pertama
Persyaratan Niat
o apabila sholatnya fadlu maka wajib bemaksud
(qasdlu), menertentukan sholatnya (ta'yin) dan niat
kefardluanya (niatul fardiah)
o apabila sholat sunnah yang memiliki waktu atau
sebab maka wajib qasdlu dan ta'yin
o apabila sholat sunnah mutlak maka wajib qasdlu
saja
Persyaratan Fatihah
1.tartib
2.terusmenerus
3.menjaga tasydid
4.tidak melakukan kekeliruan yang akan merusak
ma'na
5.dirinya mendengar apa yang dia baca
6.tidak di tengah-tengahi oleh dzikir lain
Persyaratan Ruku'
1.kedua telapak tangannya memegang kedua
lututnya
2.tidak mengangkat bagian atas dan tidak
34. 34
menurunkan pantatnya serta tidak membusungkan
dada
Persyaratan Sujud
1.tujuh anggota tubuh menetap pada tempat sujud
2.dahinya harus terbuka
3.tidak sujud pada sesuatu yang bergerak sebab
gerakannya
Sunah-Sunah Shalat
kesunahan Sebelum Shalat
1.adzan untuk melakukan sholat lima waktu baik di
perjalanan atau di rumah setelah masuk waktu
sholat kecuali sholat subuh. Adapun sholat subuh
di sunahkan melakukan dua adzan yang pertama
dilakukan pertengahan malam dan yang kedua di
lakukan setelah terbitnya fajar
2.iqamah sewaktu akan mengerjakan sholat
3.siwak. Hukum siwak itu sunah pada tiap-tiap
melakukan sholat kecuali setelah tergelincirnya
matahari bagi orang yang berpuasa
4.meletakkan penghalang untuk mencegah orang
yang mau lewat di depannya
kesunahan dalam waktu Shalat ada dua:
1.sunah ab'adl
2.sunah hai'at
35. 35
Pengertian Sunah Ab'adl
Menurut bahasa Ab'adl artinya adalah sebagian
Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang
bila di tinggalkan di sunahkan mengganti dengan sujud sahwi.
Sedangkan sunah ab'adl dlam sholat ada 7
1.duduk pada tasyahud awal
2.membaca tasyahud awal
3.membaca sholawat nabi pada tasyahud awal
4.membaca sholawat pada keluarga nabi pada
tasyahud akhir
5.membaca qunut pada sholat subuh dan pada
sholat witir dalam pertengan akhir bulan ramadlan
6.berdiri ketika baca qunut
7.membaca sholawat kapada nabi dan keluarganya
dalam membaca do'a qunut
Sujud Sahwi
Yaitu sujud dua kali setelah tasyahud akhir dan sebelum
salam
Sebab-Sebab Sujud Sahwi
1.meninggalkan sebagian dari sunah ab'adlnya
sholat
2.melakukan sesuatu dalam keadaan lupa yang bila
dilakukan dalam keadaan ingat maka akan
36. 36
membatalkan sholat seperti sedikitnya bicara.
3.ragu dalam hitungan raka'at. Apabila seseorang
ragu dalam bilangan raka'at yang telah dia lakukan
maka dia harus mengambil yang lebih yakin (yang
lebih sedikit) lalu dia melakukan sujud sahwi
4.memindah rukun qauli yang tidak membatalkan
pada selain tempatnya seperti mengulangi
membaca fatihah dalam keadaan ruku' atau sujud
atau duduk.
Pengertian Sunah Hai'at
Menurut bahasa Hai'at artinya adalah bentuk
Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang
bila di tinggalkan tidak di sunahkan mengganti dengan sujud
sahwi. Sedangkan sunah Hai'at dlam sholat ada 14
1.mengangkat kedua tangan melurusi kedua
pundaknya ketika takbiratul ihram, ketika ruku',
bangun dari ruku' dan ketika berdiri dari tasyahud
awal
2.meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri yang
diletakkan dibawah dada
3.membaca do'a iftitah
4.membaca ta'awudz
5.membaca surat setelah fatihah bagi selain
ma'mum yang mendengar bacaan imamnya
6.mengeraskan bacaan pada tempatnya dan
melirihkannya pada tempatnya
37. 37
7.membaca takbir ketika bangun dan turun
8.membaca tasbih ketika ruku' dan sujud
9.membaca amin
10.membaca ( )سمع ال لمن حمدهketika I'tidal
11.duduk iftirasy dalam semua duduk
12.duduk tawaruk pada tasyahud akhir
13.meletakan kedua tangan diatas kedua paha dalam
keadaan tasyahud, melepaskan tangan kiri dan
menggenggam tangan kanan kecuali jari telunjuk
14.mambaca salam kedua
Perbedaan Perempuan Dan Laki-Laki Dalam
Keadaan Shalat
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam
sholat pada empat tempat
Yang dilakukan laki-laki
1.menjauhkan dirinya dari kedua siku-siku
2.mengangkat perutnya dari kedua pahanya dalam
melakukan sujud dan ruku'
3.mengeraskan bacaan pada tempatnya
4.jika tertimpa sesuatu membaca tasbih
Yang diperbuat Perempuan
1.mengumpulkan sebagian tubuhnya kepada yang
lain
2.melirihkan bacaan dalam semua sholat jika berada
disisi laki-laki lain
38. 38
3.jika tertimpa sesuatu dalam sholat melakukan
tepuk tangan
Sesuatu Yang Membatalkan Shalat
Dan Kemakruhannya
Sesuatu Yang Membatalkan Shalat
1.hadats
2.tertimpa najis yang tidak dibuang seketika
3.terbukanya aurat jika tidak ditutup seketika
4.berbicara dengan disengaja
5.sesuatu yang membatalkan orang yang puasa
dalam keadaan sengaja
6.memakan banyak makanan dalam keadaan lupa
7.bergerak tiga gerakan terus menerus walaupun
dalam keadaan lupa
8.memukul dengan pukulan yang menyakitkan
9.melompat dengan keras
10.menambah ukun fi'li dengan di sengaja
11.tertawa dengan terbahak-bahak
12.berubahnya niat
13.meninggalkan sebagian rukun shalat
14.meninggalkan sebagian syarat shalat
Sesuatu Yang Di Makruhkan Dalam Shalat
1.menolehkan wajah tanpa ada hajat
2.melihat ke atas langit
3.berdiri dengan menggunakan satu kaki atau
39. 39
mendahulukan salah satunya atau mendekatkan
kedua kaki
4.meludah
5.membuang ingus
6.mengeraskan dan melirihkan bacaan pada selain
tempatnya
7.sholat di kuburan
8.sholat dalam keadaan menahan air kecil atau air
besar atau angin.
9.membuka kepala
10.sholat di depan makanan yang di sukai
11.menjalinkan jari - jari atau merenggangkan nya
Shalat Sunah
Pengertian :
Menurut bahasa Sunah artinya adalah sesuatu yang di
senangi
Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang apabila di
kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan tidak
mendapat dosa
Macam – Macam Shalat sunah
1. shalat sunah rawatib
2. shalat sunah selain rawatib
Pengertian :
40. 40
Menurut bahasa rawatib artinya adalah menyertai
Adapun menurut syara' adalah shalat sunah yang di
lakaukan sebelum atau sesudah shalat fardlu
Macam – Macam Shalat sunah rawatib
1. rawatib mua’akadah
yaitu :
1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur
2. dua rakaat setelah shalat dzuhur
3. dua rakaat setelah shalat maghrib
4. dua rakaat setelah shalat isya’
5. dua rakaat sebelum shalat subuh
2. rawatib ghairu muakkadah
1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur
2. dua rakaat setelah shalat dzuhur
3. empat rakaat dengan dua salam sebelum shalat
ashar
4. dua rakaat sebelum shalat isya’
Shalat Sunah Selain Rawatib
1. witir setelah shalat isya’ batas minimalnya satu
rakaat sedangkan batas maksimal sebelas rakaat
2. tarawih setelah shalat isya’ dibulan ramadlan
yaitu 20 rakaat dengan 10 salam
3. shalat dluha. Batas minimal melakukannya dua
rakaat sedangkan batas maksimalnya delapan
rakaat. Adapun waktunya yaitu mulai
41. 41
meningginya matahari sampai tergelincirnya
matahari
4. tahyatal masjid yaitu dua rakaat bagi orang
yang masuk masjid sebelum duduk
5. sholat dua hari raya ( hari raya fitri dan hari
raya kurban )
6. shalat gerhana bulan dan matahari
Shalat Jamaah
Pengertian :
Menurut bahasa Jamaah artinya adalah sekelompok
Adapun menurut syara' adalah shalat yang di lakukan
oleh dua orang atau lebih
Hukum melakukan sholat jamaah
Melakukan shalat jamaah dalam shalat fardlu bagi orang
laki-laki hukumnya fardlu kifayah selain shalat jum’at. Adapun
shalat jamah dalam shalat jum’ah hukumnya fardlu ain
Persyaratan Ma’mum
1. niat menjadi ma’mum
2. tempatnya tidak mendahului imam
3. mengetahui gerak gerik imam walaupun dengan
perantara
4. mendekati imam pada selain masjid
5. tidak ada penghalang antara imam dan ma’mum
6. tidak mendahului atau mengakhiri dua rukun
fi’li dari imam
42. 42
7. tidak mendahului atau menyertai imam dalam
takbiratul ihram
8. menyesuaikan dengan imam dalam beberapa
sunah yang di anggap jelek jika tidak
menyesuaikannya seperti tasyahud awal dan
sujud sahwi
9. tidak memiliki keyakinan wajib mengulangi
shalat bagi imam
Orang Yang Sah Untuk Di Jadikan Imam
Hukumnya sah ma’mum kepada orang yang sah
shalatnya kecuali orang laki-laki berma’mum kepada
perempuan dan qari’ berma’mum kepada ummi (tidak bisa
membaca dan tidak bisa menulis)
Orang Yang Makruh Untuk Di Jadikan Imam
Bermakmum kepada orang yang tidak disenangi oleh
mayoriat manusi hukumnya makruh, juga bermakmum kepada
anak kecil, orang yang salah bacaan yang tidak merubah ma’na,
orang yang belum khitan walau sudah baligh dan orang yang
tidak menjaga najis.
Macam-Macam Makmum
1. makmum masbuq
2. makmum muwafiq
makmum masbuq adalah makmum yang tidak mencapai
waktu untuk membaca fatihah bersama imam.
Makmum muwafiq adalah makmum yang mencapai
43. 43
waktu membaca fatihah bersama imam
Hukum Makmum Masbuk
1. apabila makmum menemukan imam dalam
keadaan ruku’ maka dia juga ikut ruku’ bersama
imam dan bacaan fatihahnya gugur namun dia
tetap dapat satu rakaat jika tuma’ninah bersama
imam
2. apabila makmum menemukan imam dalam
keadaan berdiri namun imam melakukan ruku’
sebelum makmum selesai membaca fatihah
maka makmum juga ikut ruku’ bersama imam
apabila dia tidak membaca do’a iftitah atau
taawwud
3. apabila makmum menemukan imam dalam
keadaan berdiri namun dia masih membaca do’a
iftitah atau taawwudz kemudian imam ruku’
sebelum dia selesai membaca fatihah maka dia
mengakhirkan ruku’nya dengan ukuran waktu
yang telah dia gunakan untuk membaca do’a
iftitah atau taawwudz. Apabila dia mencapai
imam dalam keadaan ruku’ maka dia dapat satu
rakaat. Apabila dia mencapai imam dalam
keadaan I’tidal maka dia tidak mendapatkan
satu rakaat. Apabila imam melakukan sujud
sebelum dia selesai membaca fatihah maka
sholatnya batal jika tidak niat pisah dari imam.
44. 44
Hukum Makmum Muwafiq
1. bagi makmum masbuq wajib untuk
menyempurnakan fatihahnya. Apabila imamnya
sudah ruku’ maka dia mengakhirkan ruku’nya
untuk membaca fatihah
2. apabial dia mengakhirkan untuk membaca
fatihah maka dia boleh mengakhirkan tiga rukun
dari imam dengan sebab udzur-udzur di bawah
ini :
apabila makmum lambat bacaannya (bukan
karena waswas) sedangkan bacaan imam tidak
cepat juga tidak lambat
apabila makmum lupa membaca fatihah dan dia
ingat sebelum ruku’ bersamaan dengan imam.
Apabila dia ingat setelah melakukan ruku’ maka
perlu untuk mengulanginya bahkan dia harus
terus mengikuti imam dan menambah satu
rakaat setelah salamnya imam
apabila dia membaca do’a iftitah atau taawwudz
mengira bahwa dia akan menemukan waktu
untuk membaca fatihah namun dia tidak
menemukannya. Apabila dia sudah yakin
habisnya waktu untuk membaca fatihah dan
tidak menemukan imam dalam keadaan ruku’
maka hilanglah satu rakaat dan harus
45. 45
mendatangkannya setelah salamnya imam
Shalat Musafir
Islam adalah agama yang tidak memberatkan kepada
pemeluknya, karena dalam islam terdapat hukum rukhshah
(keringanan), seperti ketika seseorang dalam perjalanan jauh,
maka baginya diperbolehkan meringkas sholat dhuhur, ashar
dan isya’ menjadi dua rakaat.
Hukum rukhshah adalah hadiah yang diberikan Allah
kepada hamba-hamba-Nya, dan Allah sangat menyukai jika
hadiah pemberian-Nya diterima dan dikerjakan oleh hamba-
hamba-Nya. Sebagaimana Hadits Nabi SAW. :
إن ال تعالى يحــب أن تؤتــى رخصــه كمــا يكره أن تؤتــى معصــيته. رواه أحمــد
.وصححه ابن خزيمة وابن حبان. وفى رواية, كما يحب أن تؤتى عزائمه
Artinya :"Sesungguhnya Allah SWT. suka jika seseorang
mengerjakan keringanan-keringanan yang diberikan kepadanya,
sebagaimana Allah tidak suka jika seseorang melakukan
sesuatu yang berdosa. (H.R. Ahmad)
SHOLAT QASHAR DAN JAMA’
46. 46
Pengertian Qashar dan Jama’
Qashar adalah meringkas sholat dari empat rakaat
menjadi dua rakaat, sedangkan Jama’ adalah mengumpulkan
sholat pada waktu sholat yang lain, seperti mengumpukan
sholat dhuhur pada waktu sholat ashar atau sebaliknya.
Dipandang dari segi qashar dan jama’nya sholat dapat
dibedakan menjadi tiga:
1. Sholat yang boleh untuk diqashar dan dijama’. Yaitu sholat-
sholat yang jumlah rakaatnya ada empat (dhuhur, ashar dan
isya’).
2. Sholat yang hanya boleh untuk dijama’, yaitu sholat
maghrib.
3. Sholat yang tidak boleh diqashar dan dijama’, yaitu sholat
shubuh.
SHOLAT QASHAR
Bagi seseorang yang melakukan perjalanan diperbolehkan
untuk mengqashar sholat, walaupun sholat yang diqashar
tersebut adalah sholat qodlo’ yang di tinggalkan dalam
perjalanan, meskipun tertinggalnya sholat tersebut bukan dalam
perjalanan yang sedang dilakukan, tetapi perjalanan yang
dilakukan sebelumnya yang telah mencapai masafatul qasri
(jarak perjalanan yang diperbolehkan untuk mengqashar
sholat). Adapun sholat yang ditinggalkan ketika berada di
rumah, maka tidak boleh diqodlo’ secara qashar ketika dalam
perjalanan.
Dasar diperbolehkannya sholat qashar adalah firman Allah
SWT. :
وإذا ضربتم فى الرض فليس عليكم جناح أن تقصروا من الصلة. الية )النساء
47. 47
(101 :
Artinya :“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka
tidaklah mengapa kamu mengqashar sholatmu.” (Q.S.
An-Nisa’:101)
Syarat-syarat diperbolehkan mengqoshar sholat :
1. Perjalanan yang akan dilakukan bukan merupakan
perjalanan ma’siat. Dalam hal ini mencakup empat hukum
perjalanan :
a) Wajib, seperti pergi untuk membayar hutang atau
melakukan Haji
b) Sunah, seperti pergi untuk berziarah atau silaturrahmi
c) Mubah, seperti pergi untuk berdagang
d) Makruh, seperti pergi untuk berdagang kain kafan
Adapun perjalanan ma’siat1), maka bagi orang yang
melakukanya tidak diperbolehkan melakukan qashar, jama’ dan
keringanan-keringanan lain2) selama belum bertaubat. Jika
1
Seperti perginya istri tanpa seizin suaminya, perginya orang
yang punya hutang tanpa seizin orang yang
menghutanginya, sedangkan ia mampu untuk melunasinya,
dan lain sebagainya
2) Perlu diketahui bahwa keringanan dalam islam dibagi
menjadi tiga:
2
Keringanan yang disyaratkan dengan perjalanan yang
mencapai masafatul qasri, yaitu mengqasahar, menjama’,
tidak berpuasa pada bulan ramadhan dengan menqadho’nya
ketika sudah muqim dan mengusap muzah.
o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan yang
mencapai masafatul qasri, yaitu gugurnya kewajiban
melakukan sholat jum’at dengan melakukan sholat dhuhur
sendirian bagi orang yang bepergian pada hari itu yang
48. 48
ditengah perjalanan bertaubat dan sisa perjalanan masih
mencapai masafatul qashri, maka baginya boleh untuk
mengqashar, dan jika tidak mencapai masafatul qashri, maka
dia tidak boleh mengqashar sholatnya.
Apabila seseorang melakukan perjalanan yang di
perbolehkan, seperti untuk ziarah atau berdagang, kemudian
ditengah perjalanan melakukan ma’siat, seperti berzina atau
minum arak, maka baginya diperbolehkan mengqashar
sholatnya dan melakukan keringanan-keringanan yang lain.
Apabila ditengah perjanan dia menjadikan sebagai perjalanan
ma’siat (merubah niat semula), seperti untuk merampok dan
berzina, maka baginya tidak diperbolehkan mengqashar sholat
dan melakukan keringanan-keringanan yang lain dimulai ketika
menjadikan perjalanannya sebagai
ma’siat. Pendapat ini menurut qaul yang paling shohih
(ashoh).
2. Mempunyai tujuan pada tempat yang telah diketahui ketika
memulai perjalanan meskipun hanya arahnya saja. Oleh
karena itu jika seorang istri pergi mengikuti suaminya,
pembantu mengikuti majikannya dan prajurit mengikuti
pemimpinnya, jika mereka tidak tahu tujuannya, maka tidak
boleh bagi mereka untuk mengqashar dan menjama’ sholat
selama perjalanan tersebut belum mancapai masafatul
qashri. Adapun jika perjalanan yang telah ditempuh sudah
mencapai masafatul qashri, maka bagi mereka boleh untuk
mengqashar dan menjama’ sholatnya.
berangkat sebelum masuk waktu subuh, tidak menghadap
qiblat ketika melakukan sholat sunah dan tayamum yang
bisa digunankan untuk melakukan sholat fardlu tanpa
mengulanginya lagi.
o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan, yaitu
memakan bangkai bagi orang yang terpaksa untuk
memakannya (tidak menemukan makanan selain bangkai).
49. 49
3. Jarak yang akan di tempuh telah mencapai 16 Farsakh
(masafatul qashri), yaitu 80.640 m (80,64 km)1) baik di
darat maupun di laut. Ukuran ini tidak boleh kurang.
4. Sholat yang akan diqashar berada pada waktunya (ada’).
Adapun sholat yang tertinggal ketika seseorang berada di
rumah, maka tidak boleh di qodlo secara qashar ketika
orang tersebut sedang dalam perjalanan.
5. Tidak berma’mum kepada orang yang sholatnya sempurna,
meskipun pada sebagian sholat, seperti berma’mum pada
imam yang sedang duduk tasyahud akhir atau berma’mum
kepada orang yang tidak diketahui keberadaannya, ataupun
diketahui bahwa orang tersebut (imam) juga musafir tapi
ragu pada niatnya, apakah dia mengqashar sholatnya atau
tidak. Lain halnya jika berma’mum kepada seseorang
dengan menggantungkan niat (ta’liq), seperti : jika dia
(imam) menyempurnakan sholatnya maka aku juga akan
menyempurnakannya, dan jika dia mengqasharnya, maka
aku juga akan mengqasharnya, niat semacam ini dianggap
sah.
6. Mengetahui kebolehan mengqashar sholat serta tata
caranya.
7. Selama melakukan sholat masih dalam perjalanan.
8. Niat mengqasahar sholat bersamaan dengan takbiratul
ihram.
Adapun niatnya adalah :
أصلى فرض الظهر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعال
أصلى فرض العصر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى
أصلى فرض العشاء مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى
Niat sholat di atas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
1
) Ukuran tersebut menurut kitab “Tanwirul Qulub”,
sedangkan menurut Al-Makmun = 89,99 Km, menurut
Ahmad Husain = 94,5 Km dan menurut mayoritas Fuqoha' =
119,99 Km.
50. 50
sholat qashar dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / مأموما
.إماما
9. Menjaga dari perkara yang bisa membatalkan niat qashar
selama melakukan sholat, seperti niat menyempurnakan
sholat setelah melakukan niat qashar.
Apabila setelah melakukan takbiratul ihram seseorang ragu,
apakah dia mengqashar sholat atau tidak, atau ragu apakah dia
niat qashar atau tidak, maka baginya wajib untuk
menyempurnakan sholatnya. Apabila seseorang yang
melakukan sholat qashar berdiri untuk melakukan rakaat ke tiga
dengan sengaja tanpa ada niat untuk menyempurnakan, maka
sholatnya batal, dan jika tidak disengaja tapi karena lupa dan
kemudian ingat, maka dia harus segera kembali untuk
melakukan tasyahud akhir, kemudian sujud sahwi sebelum
melakukan salam. Apabila seorang imam berdiri pada rakaat ke
tiga1) kemudian ma’mum ragu apakah imam tersebut
menyempurnakan sholatnya atau lupa, maka bagi ma’mum
wajib untuk menyempurnakan sholatnya.
Catatan :
a) Menyempurnakan sholat lebih utama dari pada mengqashar
sholat, kecuali jika seseorang mempunyai tujuan
melakukan perjalanan yang mencapai tiga marhalah2),
maka yang lebih utama adalah mengqashar sholat,
meskipun perjalanan tersebut
tidak mencapai tiga marhalah.
b) Jika seseorang melakukan perjalanan pada tempat tertentu,
dan disana terdapat dua jalan, yang satu jaraknya
1
) Hal ini ketika sholat qashar dilakukan berjamaah.
2
) 3 Marhalah = 120.960 m (1 Marhalah = 40.320 m) ukuran
ini menurut kitab “Tanwirul Qulub”.
51. 51
mencapai masafatul qashri dan yang satunya lagi tidak
mencapai masafatul qashri, maka: jika dia menempuh
jalan yang mencapai masafatul qashri karena ada tujuan,
seperti agar lebih mudah, agar aman, untuk ziarah atau
untuk menengok orang sakit, maka baginya boleh untuk
mengqashar sholatnya, dan jika tidak ada tujuan, maka
baginya tidak boleh untuk mengqashar sholatnya. Jika
kedua jalan tersebut sama-sama mencapai masafatul qashri
dan salah satunya ada yang lebih jauh, kemudian dia
mengambil jalan yang lebih jauh tanpa ada tujuan, maka
boleh mengqashar sholatnya.
c) Jika seseorang melakukan perjalanan, kemudian dia
mengakhirkan sholatnya sampai pada waktu yang hanya
cukup untuk melakukan sholat qashar, maka baginya wajib
untuk mengqashar sholatnya.
d) Seorang musafir apabila dia mengakhirkan sholat dhuhur
dengan niat mengumpulkannya pada waktu ashar,
kemudian setelah tiba waktu ashar dia belum melakukannya
hingga waktu ashar yang tersisa hanya cukup untuk
melakukan sholat empat rakaat, maka wajib baginya
untuk mengqashar dan menjama’ sholatnya.
Ukuran Yang Dihitung Dalam Jarak Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan adakalanya
berangkat dari kota atau desanya, sedangkan kota atau desa
adakalanya terdapat perbatasan dan ada yang tidak, jika
seseorang keluar dari kota atau desanya untuk melakukan
perjalanan sedangkan kota atau desanya ada perbatasan yang
sudah tertentu seperti pagar atau yang lain dan searah dengan
tujuan perjalanan, maka permulaan perjalanan yang dihitung
setelah melewati perbatasan tersebut. Jika kota atau desa
52. 52
tersebut tidak ada perbatasannya, atau ada tapi tidak searah
dengan tujuan, atau perbatasan itu tidak dikhushuskan untuk
kota atau desa tersebut, seperti satu perbatasan untuk beberapa
kota atau desa, maka permulaan perjalan yang dihitung setelah
melewati parit atau selokan yang ada di kota atau desa itu yang
sudah dianggap sebagai perbatasan meskipun tidak ada airnya,
kalau tidak ada maka setelah melewati gapura atau pintu
gerbang yang menjadi perbatasan antara desa atau kota dengan
desa atau kota yang lain, kalau juga tidak ada, maka setelah
melewati keramaian kota atau desa tersebut (setelah tidak ada
rumah sama sekali) meskipun keramaian tersebut disela-selai
oleh tempat atau per kampungan yang sudah rusak.
Catatan :
a. Perkebunan atau persawahan yang bersambung dengan
kota atau desa, baik dipagari atau tidak, yang terletak
setelah perbatasan kota atau desa, maka tidak menjadi
syarat bagi terhitungnya ukuran dalam perjalanan,
meskipun dalam perkebunan atau persawahan tadi
terdapat beberapa bangunan atau rumah yang ditempati
sewaktu-waktu setiap tahun.
b. Jika musafir telah pulang dan telah sampai pada tempat
yang telah dihitung dalam ukuran perjalanan sewaktu
berangkatnya (perbatasan atau yang lain), maka dia sudah
tidak diperbolehkan untuk mengqashar sholat atau
melakukan keringanan-keringanan yang lain.
c. Jika musafir pada waktu berangkatnya niat bermuqim
empat hari pada suatu tempat, maka dengan sampainya
dia di sana sudah tidak di perbolehkan mengqashar atau
menjama’ sholatnya. Empat hari tadi tidak dihitung
dengan waktu masuk dan keluarnya dari tempat tersebut.
53. 53
Jika musafir menetap empat hari disuatu tempat dengan
tanpa niat bermuqim, maka dengan lewatnya empat hari
di tempat tersebut, perjalanannya sudah dianggap putus
(tidak boleh mengqasahar atau menjama’), jika seseorang
telah sampai pada suatu tempat, kemudian disana dia niat
bermuqim empat hari, maka dengan niat tersebut
perjalanan sudah dianggap putus.
d. Jika musafir bermuqim pada suatu kota atau desa, dengan
niat yang apabila sewaktu-waktu hajat yang diinginkan
sudah hasil dia pergi, maka dia boleh mengqashar
sholatnya sampai empat belas hari. Tapi apabila dia yakin
bahwa hajat akan tetap sampai lebih dari empat hari,
maka dia tidak boleh mengqashar sholatnya. Adapun bagi
pedagang atau pengembara baginya boleh mengqashar
sholatnya selama delapan belas hari.
SHOLAT JAMA’
Sholat jama’ tidak hanya diperbolehkan bagi musafir, tapi
juga dierbolehkan bagi orang yang muqim yang akan dijelaskan
dibawah ini, Insya Allah.
Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya
mencapai masafatul qashri, maka baginya diperbolehkan
menjama’ sholatnya, baik pada waktu sholat yang pertama
( jama’ taqdim ) maupun pada waktu sholat yang kedua (jama’
ta’khir).
Dasar diperbolehkan melakukan sholat jama’ adalah sebuah
hadits nabi SAW. :
عن أنس رضى ال عنه قال كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا ارتحل فى
سـفر قبـل أن تزيـغ الشمـس أخـر الظهـر إلى وقـت العصـر ثـم نزل فجمـع بينهمـا, فإن
(زاغت الشمس قبل أن يرتحل صلى الظهر ثم ركب. )متفق عليه
54. 54
Artinya : ”Anas Ra. Mengatakan :“ Rasulullah jika akan pergi
sebelum tergelincirnya matahari, maka beliau sholat
dzuhur jama’ ta’khir dengan sholat ashar, dan turun
dari kendaraan untuk mengerjakan sholat jama’
dhuhur dan ashar. Dan jika beliau pergi setelah
tergelincirnya matahari, maka beliau sholat dzuhur
terlebih dahulu dan kemudian pergi”. (H.R. Bukhori –
Muslim ).
A. JAMA’ TAQDIM
Jama’ Taqdim, yaitu mengumpulkan dua sholat yang
dikerjakan pada waktu sholat yang pertama, seperti
mengerjakan sholat ashar pada waktu sholat dhuhur, atau
sholat isya’ dikerjakan pada waktu sholat maghrib. Dalam
melakukan jama’ taqdim harus memenuhi beberapa syarat :
1. Tertib, artinya mendahulukan sholat yang berada pada
waktunya. Seperti mengumpulkan sholat Ashar pada
waktu sholat dhuhur, maka yang harus didahulukan
adalah sholat dhuhur. Apabila sebaliknya, yakni
mendahulukan sholat ashar, maka yang sah sholat dhuhur
saja. Sedangkan sholat asharnya tidak sah dan wajib
mengulangi pada waktunya. Jika seseorang telah
mengerjakan kedua sholat tersebut dan kemudian ingat
bahwa pada sholat yang pertama dia meninggalkan satu
rukun, maka wajib baginya untuk mengulangi kedua
sholatnya, karena sholat yang pertama batal sebab
meninggalkan rukun dan sholat yang kedua juga batal
karena tidak tertib. Jika tertinggalnya rukun tersebut pada
sholat yang kedua, kemudian ingat, dan masa ingatnya
dari salam sholat yang kedua belum lama, maka dia harus
55. 55
segera mengulangi sholat yang kedua, jika masanya
sudah lama, maka wajib mengerjakan sholat yang kedua
pada waktuya. Jika tidak tahu, apakah tertinggalnya
rukun tersebut dari sholat yang pertama atau sholat yang
kedua, maka wajib mengulangi keduanya dan
mengerjakan pada waktunya masing-masing.
2. Melakukan niat jama’ pada waktu mengerjakan sholat
yang pertama, dan yang lebih utama dilakukan bersama
dengan takbiratul ihram, namun diperbolehkan
melakukannya ketika berada ditengah-tengah sholat yang
pertama sampai melakukan salam yang pertama. Oleh
karena itu sah melakukan niat
3. jama’ bersamaan dengan salam sholat yang pertama, dan
tidak sah mendahulukannya dari takbiratul ihram atau
mengakhirkan dari salam sholat yang pertama.
4. Terus menerus (Muwalah) antara sholat yang pertama
dengan sholat yang kedua, artinya diantara keduanya
tidak dipisah oleh waktu yang dapat digunakan untuk
melakukan sholat dua rakaat secara ringan (melakukan
rukun-rukunnya saja), oleh karena itu tidak diperbolehkan
mengerjakan sholat sunah diantara kedua sholat tersebut.
Dan bila ingin mengerjakannya, maka setelah melakukan
kedua sholat tersebut. Jika diantara sholat yang pertama
dan sholat yang kedua tidak muwalah, baik karena lupa
atau ayanan (epilepsi), maka wajib melakukan sholat
yang kedua pada waktunya.
5. Tetapnya perjalanan mulai melakukan sholat yang
pertama hingga melakukan takbiratul ihram sholat yang
kedua, meskipun ditengah sholat yang kedua sudah
muqim, seperti orang yang menaiki kapal yang sudah
berlabuh pada tempat tujuannya sebelum sempurnanya
sholat yang ke dua.
6. Meyakini bahwa waktu sholat yang pertama masih ada
hingga selesai melakukan sholat yang kedua. Oleh karena
56. 56
itu jika ditengah-tengah sholat yang kedua waktu sholat
yang pertama sudah habis, atau ragu, apakah waktu sholat
yang pertama sudah habis atau belum, maka sholat
jama’nya batal dan wajib mengulangi sholat yang kedua
pada waktunya sebagai sholat ada’.
7. Menganggap sah sholat yang pertama supaya terhindar
dari keraguan yang menyebabkan tidak diperbolehkannya
jama’ taqdim.
Catatan :
a) Jika musafir tidak memungkinkan melakukan wudlu’,
seperti karena tidak ada air, maka baginya boleh
melakukan sholat jama’ dengan tayamum, dan baginya
harus melakukan tayamum dua kali, yaitu melakukan
tayamum untuk sholat yang pertama dan melakukan lagi
untuk sholat yang kedua, karena tayamum hanya bisa
digunakan untuk melakukan satu sholat fardlu saja.
b) Jika musafir melakukan jama’ taqdim, kemudian pada
waktu melakukan sholat yang pertama dia niat muqim,
maka baginya tidak boleh melakukan sholat jama’ (wajib
melakukan sholat yang kedua pada waktunya). Jika niat
muqim tersebut dilakukan pada waktu mengerjakan sholat
9
yang kedua, maka sholat jama’nya tidak batal.
NIAT JAMA’ TAQDIM
Untuk sholat dhuhur :
أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إليه العصر مأموما / إماما ل تعالى
Untuk sholat ashar :
أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إلى الظهر مأموما / إماما ل تعالى
Untuk Sholat maghrib :
أصــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعــا إليــه العشاء مأمومــا / إمامــا ل
تعالى
Untuk sholat isya’ :
57. 57
أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إلى المغرب مأموما / إماما ل تعالى
Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat jama’ dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tingal membuang lafadz مأموما / إماما
JAMA’ TA’KHIR
Jama’ ta’khir adalah mengumpulkan dua sholat yang
dikerjakan pada waktu sholat yang kedua, ya’ni sholat
dhuhur dikerjakan pada waktu sholat ashar, maghrib
dikerjakan pada waktu sholat isya’. Dalam mengerjakan
jama’ ta’khir harus memenuhi dua syarat :
8. Melakukan niat jama’ ta’khir pada waktu sholat yang
pertama, meskipun sisa waktu dari sholat yang pertama
hanya bisa digunakan untuk melakukan sholat yang
pertama dengan sempurna atau diqashar (dua reka’at)
bagi orang yang menghendaki mengqashar sholatnya.
Apabila seseorang sama sekali tidak melakukan niat
10
jama’ ta’khir pada waktu dari sholat yang pertama, atau
melakukannya, tapi waktu sisa dari sholat yang pertama
tidak mencukupi seandainya digunakan melakukan sholat
yang pertama, maka orang tersebut melakukan dosa dan
sholat yang pertama harus dilakukan segera secara
qodho’. Apabila seseorang berada pada waktu sholat yang
pertama, dan dia ingin melakukan jama’ ta’khir, namun
dia belum melakukan niat jama’ sehingga waktu yang
tersisa tidak mencukupi untuk melakukan satu rakaat,
maka dia wajib segera melakukan sholatnya secara
58. 58
qodlo’. Apabila waktu yang tersisa masih mencukupi
untuk melakukan satu rakaat atau lebih, maka juga harus
segera melakukannya, dan sholatnya dianggap sholat
ada’, tetapi orang tersebut terkena hukum haram, karena
ceroboh mengakhirkan sholat dari waktunya.
9. Tetapnya perjalan sehingga selesai melakukan sholat
yang pertama dan yang kedua.
Catatan :
a. Dalam jama’ ta’khir tidak diwajibkan untuk tertib
(berurutan) dan terus menerus (muwalah) diantara kedua
sholat, dan juga tidak diwajibkan untuk melakukan niat
jama’ sewaktu mengerjakan sholat yang pertama, akan
tetapi semua itu hukumnya sunah. Adapun melakukan niat
jama’ pada waktu dari sholat yang pertama adalah syarat
syahnya melakukan jama’ ta’khir sebagaimana yang telah
diketahui.
b. Jama’ ta’khir lebih utama daripada jama’ taqdim jika pada
waktu sholat yang pertama sedang dalam perjalanan (tidak
istirahat) dan jika pada waktu sholat yang pertama tidak
sedang dalam perjalanan (istirahat), maka yang lebih
utama adalah jama’ taqdim.
c. Jika seseorang melakukan jama’ ta’khir, kemudian pada
waktu melakukan tasyahud sholat ashar dia ingat bahwa
dia telah meninggalkan satu rukun, seperti sujud atau yang
lain dan dia ragu apakah rukun yang ditinggalkan dari
sholat dhuhur atau dari sholat ashar, maka dia wajib segera
berdiri untuk menambah satu rakaat, dan setelah itu wajib
mengulangi sholat dhuhurnya lagi.
Niat Jama’ Ta’khir
Untuk sholat dhuhur :
أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إلى العصر مأموما / إماما ل تعالى
59. 59
Untuk sholat ashar :
أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إليه الظهر مأموما / إماما ل تعالى
Untuk Sholat maghrib :
أصـــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعـــا إلى العشاء مأمومـــا / إمامـــا ل
تعالى
Untuk sholat isya’ :
أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إليه المغرب مأموما / إماما ل تعالى
Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / مأمومـا
.إماما
B. SHOLAT JAMA’ QASHAR
Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya
mencapai masafatul qashri, baginya diperbolehkan melakukan
jama’ qashar, yaitu mengumpulkan dua sholat sekaligus
meringkasnya, baik dikerjakan pada waktu sholat yang pertama
atau sholat yang kedua.1)
Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Taqdim
Untuk sholat dhuhur :
أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Ashar :
أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى
1
Sholat yang boleh diqashar adalah sholat yang bilangan
rakaatnya ada empat, jadi apabila maghrib dan Isya’ ingin
dijama’qashar, maka yang boleh diqashar hanya isya’nya saja,
sedangkan maghrib tetap tiga rakaat
60. 60
Untuk sholat Maghrib :
أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Isya’ :
أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى
Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Ta’khir
Untuk sholat dhuhur :
أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إلى العصر مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Ashar :
أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إليه الظهر مأموما/إماما ل تعالى
.
Untuk sholat Maghrib :
أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إلى العشاء مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Isya’ :
أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إليه المغرب مأموما/إماما ل تعالى
Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / مأمومـا
.إماما
C. SHOLAT JAMA’ BAGI ORANG YANG MUQIM
Sebagaimana yang telah disebutkan didepan, bahwa
sholat jama’ bukan hanya diperbolehkan untuk musafir, tapi
juga diperbolehkan untuk orang yang muqim. Namun yang
diperbolehkan hanya jama’ taqdim saja.
Bagi orang yang selalu melakukan sholat lima waktunya
dengan berjama’ah pada suatu tempat, baik di masjid atau
61. 61
bukan, seandainya sebelum dia melakukan sholat turun hujan,
baik turunnya sewaktu berangkatnya atau ketika sudah berada
pada tempat jamaah, maka baginya diperbolehkan untuk
menjama’ sholatnya dengan catatan hujan tersebut bisa
membasahi bagian atas pakaiannya atau bagian bawah
sandalnya, meskipun hujan tersebut tidak deras dan dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tertib (berurutan)
2. Terus menerus (muwalah)
3. Melakukan niat jama’ pada waktu melakukan sholat yang
pertama
4. Adanya hujan masih tetap pada tiap permulaan bagi dua
sholat yang akan di kerjakan (ketika hendak melakukan
takbiratul ihram bagi dua sholat tersebut) dan juga setelah
selesai dari sholat yang pertama sampai melakukan
takbiratul ihram sholat yang kedua, baik setelah itu terus
hujan atau berhenti.
5. Sholat yang ke dua harus dilakukan dengan berjamaah,
meskipun pada sebagiannya saja, seperti berjamaah pada
imam yang sedang melakukan tasyahud akhir.
6. Pada sholat yang ke dua harus melakukan niat jamaah atau
niat menjadi imam bagi imam sholat tersebut, jika tidak
melakukan niat jamaah atau imam tidak niat menjadi imam
dan ma’mum mengetahui hal itu, maka sholat imam dan
ma’mum tidak sah. Adapun niat sholat jama’ di sini sama
dengan niat sholat jama’ taqdim yang telah disebutkan di
depan, akan tetapi wajib niat jamaah seperti dibawah ini :
Untuk sholat dhuhur :
أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Ashar :
أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى
62. 62
Untuk sholat Maghrib :
أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى
Untuk sholat Isya’ :
أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى
7. Tempat jamaahnya secara umum dianggap jauh dari
rumahnya.
Catatan :
Sebagaimana dengan hujan yang menyebabkan di
perbolehkan menjama’ sholat, yaitu air embun, air es, dan air
yang turun bintik-bintik bersamaan dengan hembusan angin
dingin meskipun tidak begitu kencang.
Shalat Jum’at
Hukum Melakukan Shalat Jum’at
Hukum melakukan Shalat jum’at adalah fardlu ain bagi
setiap orang islam mukallaf, laki-laki, sehat dan berpenduduk
tetap.
Persyaratan Sahnya Jum’at
1. harus berada di negara atau desa
2. jama’ahnya mencapai 40 orang
3. di lakukan pada waktu dzuhur
4. di mulai dengan dua khutbah
5. tidak mendahului atau menyertai shalat jum’at
dinegrinya
Rukun – Rukun Khutbah
1.khatib suci dari dua hadats (hadats kecil atau hadats
63. 63
besar)
2.pakian, tubuh dan tempatnya suci dari najis
3.menutup aurat
4.membaca khutbah dengan berdiri jika mampu
5.duduk diantara dua khutbah dengan kadar tuma’ninah
6.mengeraskan khutbah agar di dengar oleh 40 orang
7.terus menerus diantara dua khutbah dan sholat
Udzur Meninggalkan Jum’at
Kewajiban jum’at menjadi gugur disebabkan sakit,
lumpuh, buta dan hujan lebat.
Menjumpai Jum’at
Jum’at dapat diperoleh oleh Seseorang yang
menemukan satu rakaat bersamaan imam. Dan setelah
salamnya imam dia cukup menambah satu rakaat dengan
mengeraskan bacaan. Adapun seseorang yang tidak
menemukan satu rakaat bersama imam maka dia melakukan
shalat dengan niat jum’at dan menyempurnakan shalat dzuhur
(4 rakaat).
Kesunahan Jum’at
1.mandi besar dan membersihkan tubuh
2.memotong kuku
3.menggunakan wewangian
4.memakai pakian putih
5.diam ketika khutbah
64. 64
6.bergegas ke masjid bagi selain khatib
Shalat Hari Raya
Hukum Melakukan Shalat Hari Raya
Melakukan shalat hari raya baik hari raya fitri atau hari
raya qurban hukumnya sunah muakkadah bagi orang yang
bermuqim, musafir, merdeka dan hambasahaya. Baik di
lakukan dengan jama’ah atau sendirian. Adapun bilangannya
adalah dua rak’at di lakukan mulai terbitnya matahari sampai
tergelincirnya matahari.
Cara Melakukan Shalat Hari Raya
1.takbiratul ihram
2.membaca do’a iftitah dan taawudz
3.melakukan takbir tujuh kali
4.membaca fatihah dan surat dengan keras
5.pada rakaat yang kedua melakukan takbir lima kali
setelah takbir karena berdiri
6.imam membaca dua khutbah pada khutbah pertama
membaca takbir sembilan kali. Sedangkan pada
khutbah yang kedua membaca takbir tujuh kali
Kesunahan Pada Hari Raya
1.mandi besar
2.berhias dengan memakai pakian yang bagus
3.mengeraskan bacaan takbir di rumah, pasar dan di
jalan. mulai malam hari raya sampai imam melakukan
65. 65
shalat
4.membaca takbir setelah shalat mulai dari subuh hari
arafah sampai ashar akhir hari tasyriq
Shalat Jenazah
Kewajiban Mengurus Jenazah
Mengurus dan merawat jenazah hukumnya
wajib kifayah. Artinya apabila sebagian orang sudah
melakukan, maka gugurlah kewajiban bagi sebagian
yang lain. Kewajiban ini diperuntutkan bagi tiap-tiap
orang yang tahu atau menduga akan adanya
seseorang yang meniggal, meskipun bukan
tetangganya dan juga bagi tiap-tiap orang di sekitar
nya yang ceroboh karena tidak menghiraukannya.
Dalam mengurus dan merawat jenazah ada empat hal
yang wajib dilakukan:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Mensholati
4. Memakamkan
I. MEMANDIKAN
Memandikan mayat merupakan suatu ibadah bagi
seluruh umat islam, dan kewajiban ini tidak akan
gugur sebelum dilakukan oleh kalangan orang yang
terkena hukum taklif, meskipun di lakukan anak
kecil yang belum tamyiz, orang gila, jin atau mayat
yang mandi dengan sendirinya, karena sebagai
karomah menurut qaul mu’tamad (qaul yang bisa
dijadikan pegangan), mengecuali-kan para malaikat,