SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
1
                              Islam
        Islam adalah tunduk dan patuh kepada semua yang
telah dibawa oleh Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad
SAW. dengan mengikuti segala perintah-perintahnya dan
menjahui segala larangannya .
        Agama Islam adalah Agama yang diwahyukan oleh
Allah SWT. kepada Baginda Habibillah Rasulillah SAW. untuk
menunjukkan dan membimbing segenap mahluk, sehingga
mereka yang mendapatkan petunjuk dan mengikuti bimbingan
dan tuntunan serta suri tauladan Beliu akan meraih
kebahagiaan dan keberuntungan di dalam dunia dan akhirat .
        Rukun islam ada lima :
            1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib
               disembah selain Allah dan bersaksi bahwa
               Muhammad adalah Utusan Allah.
            2. Menegakkan sholat lima waktu.
            3. Menunaikan zakat.
            4. Puasa bulan Ramadhon.
            5. Menunaikan Haji ke Baitullah bagi orang yang
               mampu .


  ‫ل‬
  ّ ‫((بني السلم على خمس شهادة أن ل إله إل ا ّ وأن محمداً رسول ا‬
                      ‫ل‬
                       )) ‫وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان‬
        Dasar-Dasar Agama Islam ada empat :
              1. Al Qur'an Al Karim.
              2. Al Hadits
2
              3. Al Ijma'.
              4. Al Qiyas.
        Penjabaran :
        Al Qur'an adalah Kitab Allah yang diturunkan kepada
Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. dan satu
surat Al Qur'an itu mempunyai mu'jizat ( mengalahkan segenap
musuh ) serta membacanya termasuk ibadah, meskipun tidak
mengetahui artinya .
        Al Hadits adalah segala ucapan dan perbuatan Baginda
Habibillah Rasulillah SAW. atau pengakuan dan penetapan
Beliau terhadap perbuatan salah satu Shohabatnya .
        Al Ijma' adalah kesepakatan Para Mujtahid agama
Islam dalam satu masa setelah wafatnya Baginda Habibillah
Rasulillah SAW., baik kesepakatan itu pada urusan-urusan
agama , dunia , akal (logika) atau bahasa .
        Al Qiyas adalah menyamakan satu masalah yang tidak
ditemukan dalilnya dengan masalah lain yang ditemukan
dalilnya karena keduanya memiliki persamaan dalam 'ilat
( alasan ) suatu hukum .
        Hukum-Hukum agama Islam ada lima :
             1. Wajib ( fardhu )
             2. Sunnah
             3. Haram
             4. Makruh
             5. Mubah
        Penjabaran :
3
        Wajib adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi pahala ,
dan akan disiksa bagi orang yang meninggalkannya.
        Sunnah adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi
pahala , dan tidak akan disiksa bagi orang yang meninggal-
kannya.
        Haram adalah sesuatu yang sipelaku akan disiksa , dan
bagi orang yang meninggalkannya akan diberi pahala .
        Yakni : ketika ada keinginan dan kesempatan untuk
melakukannya , lalu ia tinggalkan guna meraih ridlo Allah
SWT. , maka ia mendapatkan pahala meninggalkan dosa
tersebut, berbeda kalau tidak ada keinginan dan kesempatan
maka tentunya ia tidak mendapatkan pahala meninggalkan dosa
tersebut .
        Makruh adalah sesuatu yang sipelaku tidak akan
disiksa dan bagi orang yang meninggalkannya akan diberi
pahala .
        Sebagian Ulama' Menambahkan satu istilah lagi yaitu
khilaful Aula , pada dasarnya khilaful aula sama dengan
makruh akan tetapi mempunyai perbedaan dari segi cara
penggaliannya hukum , yakni diambil dari mafhum perintah
ghoiru jazmin ( perintah yang tidak ada keharusan untuk di-
lakukan ) .
        Mubah adalah sesuatu yang sipelaku tidak diberi pahala
dan bagi orang yang meninggalkannya tidak akan disiksa .
        Fardhu dibagi dua :
            1. Fardhu ain .
4
            2. Fardhu kifayah .
        Fardhu 'ain yaitu sesuatu yang wajib dilakukan oleh
setiap orang dewasa, dan tidak gugur sebab dilakukan oleh
sebagian orang dewasa yang lainnya . Seperti sholat lima
waktu dan puasa romadhon.
        Fardhu kifayah yaitu sesuatu yang wajib dilakukan
oleh setiap orang dewasa , dan akan gugur sebab dilakukan
oleh sebagian orang dewasa yang lainnya. Seperti solat janazah.
        Mukallaf adalah seorang yang sudah baligh ( dewasa )
dan mempunyai akal .

                       ThoHharoh
        Pengertian :
        Menurut bahasa thoharoh berarti bersih dari kotoran,
baik kotoran lahir seperti hadats dan najis maupun kotoran
batin seperti sombong , hasud-iri dan riya'.
        Adapun menurut syara' adalah menghilangkan hadats
atau menghilangkan najis atau sesuatu yang semakna dengan
keduanya atau sesuatu yang bentuknya sama dengan keduanya .
        Penjabaran :
        1. Menghilangkan hadats seperti : Wudhu- dan mandi
            fardhu.
        2. Menghilangkan najis seperti : istinja' dengan air dan
            membasuh pakaian yang najis (1).

1
    () Cara yang benar dalam mensucikan pakaian yang
    terkena najis :
5
     3. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan ha-
        dats : seperti tayamum, wudhunya orang yang beser
        atau atau wanita yang mengalami istihadhoh.
        Karena hadats mereka tidak hilang , akan tetapi
        mereka diberi keringanan.
     4. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan najis
        seperti : istinja' dengan batu atau semisalnya seperti
        tisu kering . karena bekasnya najis masih ada .
     5. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng-
        hilangkan hadats seperti : mandi sunah, wudhu yang
        diperbarui, basuhan kedua dan ketiga dalam anggota
        wudhu , karena semuanya tidak menghilangkan
        hadats akan tetapi bentuknya sama dengan
        menghilangkan hadats.
     6. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng-
        hilangkan najis seperti : basuhan kedua dan ketiga


 ~    Jika najis tersebut adalah najis 'ainiyyah ( najis yang
      warna, bau atau rasanya tampak ) maka sifat-sifat
      najis tersebut dihilangkan lebih dahulu , pendek kata
      dirubah menjadi najis hukmiyah terlebih dahulu.
  ~ Air disiramkan ke pakaian , atau pakaian ditaruh di
      dalam bak lalu air disiramkan .
      Demikian juga lantai yang terkena najis maka terlebih
dahulu sifat-sifatnya najis dihilangkan , lalu air disiramkan.
Karena jika air langsung disiramkan sebelum najis ainiyah
dirubah menjadi najis hukmiyah ( najis yang warna, bau
atau rasanya tidak tampak ) , maka lantai tidak dihukumi
suci, bahkan najis akan menyebar kemana-mana.
6
           dalam menghilangkan hadats. Karena keduanya
           tidak menghilangkan najis akan tetapi bentuknya
           sama dengan menghilangkan najis .


       Sarana thoharoh :
       1. Air : yakni air yang suci dan mensucikan   ( air
          mutlak )
       2. Debu : yakni debu murni yang suci dan yang
          berdebu (1) .

1
    () Atau pasir yang berdebu , sebagaimana pendapat dari
    Imam Asy Syafi’i ra. dan Imam Achmad ra. . Adapun
    menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tayamum
    diperbolehkam memakai semua bagian-bagian dari bumi
    seperti batu dan kayu meskipun tidak ada debunya . Imam
    Malik menambahkan : “Boleh tayamum dengan benda yang
    muttashil (menyambung) dengan bumi seperti tumbuh-
    tumbuhan”.
        Adapun tayamum dengan menggunakan kursi pesawat
    terbang maka tidak sah , baik menurut Imam Asy Syafi’I
    RA. dan Imam Achmad bin Hanbal RA. atau menurut Imam
    Abu Hanifah RA. dan Imam Malik RA., karena tidak ada
    debu di kursi pesawat dan        kursi pesawat bukanlah
    merupakan bagaian-bagaian dari bumi serta bukan
    merupakan benda yang muttashil dengan bumi.
        Orang yang ada dipesawat jika ia berhadats ( tidak
    mempunyai wudzu atau junub ) , sedangkan ia tidak mampu
7
       3. Alat menyamak : yakni sesuatu yang sepat yang
          bisa menghilangkan cairan dan lendir-lendir yang
          ada pada kulit meskipun najis, seperti kayu
          trengguli, kotorannya burung merpati yang kering
       4. batu istinjak atau yang semakna dengannya yakni
          sesuatu yang suci dan tidak dimuliakan yang

   untuk melakukan thoharoh dan sholat fardhu sebelum naik
   atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat di
   dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan
   jama’ takdim atau jamak ta’khir, maka ia berstatus sebagai
   orang yang tidak mendapatkan dua sarana bersuci (air dan
   debu ), sehingga ia mempunyai kewajiban :
          sholat fardhu lihurmatil wakti ( sholat karena untuk
            menghormati waktu ).
          jika ia dalam keadaan junub maka dalam sholat
             lihurmatil wakti ia tidak boleh membaca Al
             Qur’an selain al Fatihah .
          tidak boleh menjadi imam
          ketika sudah mendarat dan mendapatkan air, maka
             ia berkewajiban meng-qodho sholat fardhu yang
             dilakukan di pesawat karena untuk menghormati
             waktu .
        Seandainya ia tidak berhadats maka ia boleh dan sah
melakukan sholat sunnah .
        Adapun sholat fardhu yang harus dilakukan di pesawat,
yakni ia tidak mampu untuk melakukan solat fardhu sebelum
8
              keras(padat) dan yang bisa menghilangkan bentuk
              najis, seperti tisu kering .
         5.
                                   Air
        Macam – macam air :
        Ditinjau dari segi tempat dan asalnya ada tujuh , tiga
berasal dari langit dan empat dari bumi :
       1. air hujan
       Allah SWT. Berfirman:
                  .[ ‫)) وينـ ّل عليكم من السماء ماء ليط ّركم به ((. ] 8 النفال‬
                                          ‫ه‬                          ‫ز‬
       2. air salju ( air yang turun dari langit dalam keadaan
            cair lalu membeku di atas permukaan bumi.

naik atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat
di dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan jama’
takdim atau jamak ta’khir, maka ia wajib sholat lihurmatil
wakti, dan dalam kondisi seperti ini ada dua keberadaan:
          jika di dalam sholat ia melakukan ruku' dan sujud
            dengan sempurna serta menghadap ke kiblat, maka
            didalam berkewajiban meng-qodlo’ sholat ada
            khilaf,(perbedaan pendapat ulama') menurut
            pendapat mu’tamad ( yang dijadiakn pegangan )
            adalah wajib meng-qodho’ sholat .
          jika di dalam solat ia tidak menyempurnakan ruku’
            atau sujud atau tidak menghadap qiblat , , maka
            menurut kesepakatan ‘Ulama’ ia berkewajiban
            meng-qodlo sholat .
9
 3. barod ( air yang turun dari langit dalam keadaan
      beku seperti garam lalu mencair di atas permukaan
      bumi ).
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Bahwasya beliau
 berkata:
‫)) كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا كبر فى الصلة سكت هنية قبل ان‬
‫يقرأ فقلت : يارسول ال ما تقول ؟ قال أقول اللهم باعد بينى وبين خطايا كما‬
       ‫باعدت بين المشرق والمغرب , اللهم نقنى من خطايا كما ينقى الثوب‬
   ‫البيض من الدنس : اللهم اغسلنى من خطايا بماء الثلج والبرد (( ))رواه‬
                                                         (( ‫البخارى ومسلم‬
 4. air laut.
 Rasulullah SAW. Bersabda ketika di tanya tentang air
 laut:
                                  .(( ‫)) قال : هو الطهور ماؤه , الحل ميتته‬
 5. air sumur.
  Para sahabat bertanya kepada rasulullah tentang air
  sumur:
       ‫)) قالوا يارسول ال انك تتوضاء من بئر بضاعة وفيها ماينجى الناس‬
      ‫والحائض والجنب (( , فقال رسول ال صلى ال عليه وسلم : )) الماء‬
                                                    (( ‫طهور لينجسه شيء‬
 6. air sungai.
 7. mata air.
  Sedangkan air sungai dan mata air itu searti dengan air
  sumur.
 Ditinjau dari segi hukum :
 1. air suci dan yang mensucikan ( air muthlak ) . dan
      dibagi menjadi dua :
10
            ~   air muthlak yang tidak makruh pemakaiannya .
            ~   air muthlak yang makruh pemakaiannya.
         2. air suci dan yang tidak mensucikan, seperti air
             kelapa dan air musta'mal .
         3. air mutanajis .
         Air mutlak
         Air mutlak adalah air yang terlepas dari qoyyid ( ba-
tasan ) yang selalu melekat (1). Berbeda dengan batasan yang
tidak selalu melekat , maka tetap disebut air muthlak, seperti air
laut, air sumur air mata air .
         Ketahuilah ! . . .
         Bahwa setiap air yang turun dari langit atau keluar dari
bumi dan sifat-sifatnya belum mengalami perubahan sebab
sesuatu yang merubahnya maka disebut air muthlak seperti air
laut , air hujan, air sungai, air mata air , air salju dan air hasil
penyulingan seperti air Aqua, Al Ajwa dan semisalnya .
         Macam-macam air yang keseluruhan atau sebagian
sifat-sifatnya mengalami perubahan, akan tetapi tetap dihukumi
air suci yang mengsucikan ( air muthlak ) :
               1. air yang berubah yang disebabkan oleh lama
                   tidak dipakai / didiamkan.
               2. air yang berubah yang disebabkan oleh lumut,

1
    ( ) contoh batasan yang selalu melekat : air mawar, air kopi
    air teh air kelapa dan air susu . Maka tidak bisa dinamakan
    dengan air muthlak sehingga tidak sah dijadikan sebagai
    sarana thoharoh .
11
           ganggang atau hayawan yang habitatnya di air
           seperti ikan.
      3.   air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu
           yang menetap pada tempatnya air atau tempat
           mengalirnya air ( saluran air ) .
      4.   air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu
           yang sulit untuk dihindarkan dari air seperti
           dedaunan pohon yang dekat dengan air yang
           rontok dengan sendirinya atau di rontokkan
           oleh angin .
      5.   air yang berubah yang disebabkan oleh
           mujawir ( sesuatu yang mendampingi air )
           seperti bangkai yang ada dipinggir sungai yang
           airnya lebih dua kolah, lalu air mengalami
           perubahan sebab tiupan angin .
      6.   air yang berubah sebab sesuatu yang tidak
           mungkin untuk dipisahkannya seperti gajih
           dan minyak zaitun.


     Air muthlak yang makruh penggunaannya
        ada empat :
~   Air musyammas (air yang berada dalam bejana yang
    terbuat dari logam selain mas dan perak , yang
    terjemur oleh terik panas matahari). Karena akan
    menimbulkan karat / tiyeng / bau busuk yang bisa
    menyebabkan penyakit baros ( lepra ) .
12
        ~   Air yang sangat panas. Karena akan menghalangi
            dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak
            sangat panas sekira tidak menghalangi dalam
            menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya
            hilang .
        ~   Air yang sangat dingin. Karena akan menghalangi
            dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak
            sangat dingin sekira tidak menghalangi dalam
            menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya
            hilang .
        ~   Air yang ada pada tempat-tempat yang telah dikutuk /
           dimurkai oleh Allah SWT .
       Rasulullah SAW. Melarang siti aisyah RA. Untuk
       menggunakan air Musyammas beliau bersabda:
                                                   (( ‫(( انه يورث البرص‬
             (( ‫وقال : )) من اغتسل بماء مشمس فأصابه وضح فل يلومن ال نفسه‬
       Syarat – syarat kemakruhan Air musyammas ada
sembilan , dan kemakruhan itu akan hilang jika salah satu dari
sembilan syarat tersebut tidak ada :
       o terjemur oleh terik panas matahari .
        o   digunakan dalam keadaan panas / hangat.
        o   Berada dalam bejana logam selain mas dan perak,
            seperti besi dan tembaga.
        o   Penggunaannya pada waktu panas.
        o   Dipakai pada badan, jika pada pakaian maka
            kemakruhannya hilang .
13
         o    Pada daerah yang sangat panas seperti Hijas dan
              Hadhro maut. sehingga di negara Indonisia
              kemakruhan air musyammas hilang.
         o    Air selain musyammas masih didapat.
         o    Tidak ada kehawatiran timbul sakit atau penyakit,
              jika ada kehawatiran maka hukumnya haram .


              Air muthlak yang tidak makruh
                  penggunaannya yaitu air muthlak yang selain
                  empat di atas.
        Riwayat dari abu hurairah beliau berkata :
          ‫قام أعرابى فبال فى المسجد , فقام اليه الناس ليقعوا به , فقال النبى صلى‬
           ‫ال عليه وسلم : )) دعوه وهريقوا على بوله سجل من ماء – أو : ذنوبا‬
                             (( ‫من ماء – فانما بعثتم ميسرين ولم تبعثوا معسرين‬
              Air suci yang tidak mensucikan:
        Yaitu air yang mempunyai batasan yang selalu melekat
seperti air kelapa atau air yang nama kemuthlakannya hilang
akibat tercampur dengan campuran berupa sesuatu yang suci
sehingga mengalami perubahan yang banyak seperti air kopi
dan air musta'mal .
        Air suci yang tidak mensucikan ada tiga macam :
             1. air yang mengalami banyak perubahan dise-
                  babkan sesuatu yang suci dan mencampurinya ,
                  tidak dibutuhkan oleh air, dan tidak
                  mendampinginya. Seperti gula dan madu.
             2. air sedikit yang sudah digunakan untuk
14
                 menghilangkan hadats ( basuhan fardhu ) atau
                 menghilangkan najis.
            3. air yang keluar dari tumbuhan bumi dengan
                 sebab di peras atau di masak atau sesamanya
                 seperti air mawar dan air kelapa.
            Diriwayatkan dari abu hurairah RA. Bahwasa nya
            rasulullah SAW. Bersabda:
           (( ‫)) خلق ال الماء طهورا لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه‬
                           (( ‫وفال :)) ليغتسل أحدكم فى الماء الدائم وهو جنب‬
             Air Mutanajjis :
        Yaitu air yang sifat sifatnya ( warna, bau dan rasa )
mengalami perubahan yang disebabkan oleh benda najis.
        Jika air tersebut sedikit ( kurang dari dua kulah ) ketika
terkena najis maka dihukumi mutanajis, baik air tersebut
mengalami perubahan atau tidak .
        Air Mutanajjis ada dua macam :
            1. air banyak yang terkena najis yang salah satu
                 sifatnya berubah baik sedikit ataupun banyak.
            2. air sedikit yang terkena najis namun salah satu
                 sifatnya tidak mengalami perubahan.
        Rasulullah SAW bersabda:
                    (( ‫)) الماء طهور لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه‬
        Ukuran dua kulah:
        Air dianggap banyak seandainya air tersebut dua kulah
atau lebih . dan air yang banyak meskipun terkena najis maka
dihukumi air yang suci dan mensucikan dengan catatan tidak
15
mengalami perubahan yang menghilangkan nama kemuthlakan
air.
         Adapun ukuran dua kulah adalah ukuran taqriby
( kira-kira ) bukan tahdidy ( kepastian ), sehingga para Ulama'
berbeda-beda dalam menghitungnya :
             1. Menurut versi kitab fiqhul islami adalah 270
                 liter air .
             2. menurut versi kitab taqrirotussadat adalah 217
                 liter air.
             3. Menurut versi kitab Fathul qarib dan Fathul
                 qadir adalah 174,58 liter air.
         Karena dua kulah adalah 500 ritl baghdad, sedangkan
satu ritl baghdad versi Imam Nawawi adalah 349,16 gr.
         Maka Dua kulah = 500 x 349,16 gr = 174580 gr. =
174,580 kg = 174, 58 liter air murni.
         Adapun bedasarkan ukuran tempat yang berbentuk
empat persegi , maka : tinggi = 1, 25 dzirok . lebar = 1, 25
dzirok. Panjang = 1, 25 dzirok.
         Sedangkan versi Imam Nawawi satu dzirok adalah
44,72 cm .
         1,25 x 44,72 cm = 56 cm.
         Isi = 56 cm x 56cm x 56 cm= 175.616 cm3.
         Isi = 175,616 dm3
         Isi dua kulah = 175,616 liter air murni.


                          Najasah
16
        Pengertian :
        Menurut bahasa Najasah merupakan bentuk jama' dari
kata najis yang berarti sesuatu yang menjijikkan .
        Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang haram di-
peroleh baik dengan dimakan atau diminum atau yang lainnya
secara mutlak (1) dalam keadaan ikhtiyar (bebas) (2) serta mudah
untuk dibedakan (3) yang mana keharaman tersebut bukan
karena dimulyakan atau diagungkannyanya(4), bukan karena
menjijikannya (5) dan juga bukan karena membahayakan atau
merusak badan atau akal (6) .


1
    ()   yakni baik sedikit atau banyak.
2
         ()     dikecualikan dalam keadaan darurat maka
         diperbolehkan memakan bangkai , dan setatus bangkai
         yang dimakan tetap najis.
3
         ()     dikecualikan ulat yang ada didalam buah ,
         karena sulitnya untuk dibedakan maka diperbolehkan
         untuk dimakan dengan buahnya akan tetapi tetap
         dikatakan najis.
4
         ()     dikecualikan bangkainya anak cucu Adam
         meskipun haram dimakan akan tetapi keharamannya
         karena dimuliakannya sehingga hukumnya tetap suci
         sebagaimana firman Allah SWT.
                                      ‫ولقد كرمنا بنى آدم‬
5
         )(     dikecualikan air seperma , ludah atau ingus
         maka suci akan tetapi diharamkan diminum karena
         menjijikannya .
6
         ()     dikeculikan batu haram dimakan karena
         merusak badan, dan kecubung karena merusak akal,
         maka keduanya suci .
17
               Macam-Macam Najis Ada Tiga :
                       1. najis mugholladzoh
                       2. najis mukhaffafah
                       3. najis mutawassithoh
               Penjabaran:
               Najis Mugholladzoh:
               Yaitu najisnya anjing dan babi, serta ludah kedunya,
ingus keduanya, keringat keduanya dan anak yang dilahirkan
dari keduanya atau dari salah satunya walaupun bersamaan
dengan hewan yang suci.
               Cara Mensucikan Najis Mugholladzoh:
               Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
tujuh kali, dengan menggunakan air suci dan salah satu dari
basuhan tujuh kali tersebut menggunakan debu suci setelah
hilangnya sifat sifatnya najis.
               Rasulullah SAW. Bersabda :
      .«ِ ‫» َ ُو ُ ِ َا ِ َأ َ ِ ُمْ، ِ َا ََ َ ِي ِ الْ َلْ ُ، َنْ َغْ َِ ُ َبْعَ َ ّا ٍ. ُو َ ُ ّ ِال ّ َا‬
           ‫طه ر إن ء حدك إذ ولغ ف ه ك ب أ ي سله س مر ت أ لهن ب تر ب‬
               Najis Mukhaffafah:
               Yaitu kencingnya bayi laki-laki yang belum makan
sesuatu kecuali susu dan belum mencapai dua tahun.
               Cara Mensucikan Najis Mukhaffafah
               Yaitu dengan memercikan air pada tempat yang terkena
najis sehingga basah.
               Diriwayatkan dari siti a’isyah RA :
 ،ْ‫َنْ َا ِ َ َ ، َو ِ ال ّ ِ ّ ، َ ّ َ ُو َ ا ّ َا َ ُؤْ َىٰ ِال ّبْ َانِ َ ُ َ ّ ُ ََيْ ِمْ َ ُ َ ّ ُ ُم‬
    ‫ع ع ئشة ز ْج نبي أن رس ل ل ك ن ي ت ب ص ي فيبرك عل ه ويحنكه‬
                                       .ُ ْ‫فُ ِ َ ِ َ ِ َ َ َا َ ََيْ ِ. َ َ َا ِ َا ٍ. فَتْ َ َ ُ بوله ََمْ َغْ ِل‬
                                          ‫ول ي س ه‬          ‫َأتي بصبي فب ل عل ه فدع بم ء َأ بعه‬
18
    :‫و َن َ ِي ال َمْحِ َ ِ َ ا ُ َ َاَى َنْ ُ َا َ: َا َ َسو ُ ا ِ ِصلى ال عليه وسلم‬
                             ‫ع أب س رضي ّ تع ل ع ه ق ل ق ل ر ل ل‬ ‫ل‬
‫ُغْ َ ُ ِنْ َوْ ِ ال َا ِ َ ِ، َ ُر ّ ِنْ َوْ ِ ال ُ َ ِ َخ َ َ ُ َ ُو َا ُدَ َال ّسا ِ ّ، و َ ّ َه‬
 ‫ي سل م ب ل ج رية وي َش م ب ل غلم أ ْرجه أب د و و ن ئي َصحح‬
                                                                                           ‫ح ِم‬
                                                                                           ُ ‫ال َاك‬


        Najis Mutawassithoh ada dua :
            1. hukmiah
            2. ainiah
        Najis Hukmiah
        Yaitu najis yang tidak memiliki jirim, rasa, warna dan
bau, seperti kencingnya bayi yang sudah kering dan tidak
tampak sifatnya.
        Cara Mensucikan Najis Hukmiah
        Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
walaupun satu kali.
        Najis 'Ainiah
        Yaitu najis yang memiliki jirim, rasa, warna dan bau,
seperti kotoran anak adam, kotoran hewan, darah, nanah,
muntah, sesuatu yang memabukkan, kencing, madzi, wadzi,
semua organ bangkai ( kecuali bangkainya anak adam , ikan
dan belalang ) dan susu hewan yang tidak boleh dimakan
dagingnya ( selain anak adam ) dan bagian hewan hidup yang
terpisah.
        Cara Mensucikan Najis 'Ainiah
        Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis
sehingga rasa, bau dan warnanya hilang. Namun tetapnya rasa
atau bau dan warna yang sulit untuk dihilangkan tidak dapat
19
mempengaruhi kesucian tempat tersebut.
          Anas bin malik berkata:
                                 ‫ك ن َس ل ل يتبرز لح جته ف ت ه ب م ء فيتغسل به‬
                                 ِ ِ ُ ّ َ َ َ َ ،ِ ‫َا َ ر ُو ُ ا ّ َ َ َ ّ ُ ِ َا َ ِ ِ، َآ ِي ِ ِالْ َا‬
          Cara Mensucikan Arak
          Arak bisa menjadi suci jika sudah menjadi cuka dengan
sendirinya.
‫َن َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ رضي ال عنه َا َ: ُ ِ َ َ ُو ُ ال صلى ال عليه وسلم‬
                         ‫ق ل سئل رس ل‬                                  ‫ع أنس ن م لك‬
    ٌ ْ‫َ ِ ال َمْ ِ ُ ّ َ ُ َ ّ قال: َ َخْر َ ُ ُسْل ٌ َال ّرْ ِ ِ ّ، َ َا َ َ ِيْ ٌ َ َ ٌ ص ِي‬
    ‫ل أ َجه م ِم و ت مذي وق ل حد ث حسن َح ح‬                                      ‫عن خ ر تتخذ خل‬


      Cara Mensucikan Bangkai
      Bangkai bisa menjadi suci dengan di samak kecuali
bangkainya anjing dan babi dan anak yang dilahirkan dari
keduanya atau dari salah satunya bersamaan hewan yang suci.
      Rasulullah SAW.bersabda :
                                        (( ‫)) اذا دبغ الهاب فقد طهر‬
                                            Istinja'
        Pengertian :
        Menurut bahasa Istinja' adalah bersih dari sesuatu
        Adapun menurut syara' adalah menghilangkan sesuatu
yang mengotori terhadap tempat keluarnya sesuatu ( qubul atau
dubur ) dengan menggunakan air atau batu atau sejenisnya.
        Cara Melakukan Istinja'
        Yaitu mengusap kotoran yang keluar, dengan
menggunakan tiga batu, sehingga benda najis tersebut hilang.
kemudian membasuhnya dengan air supaya bekas najis tersebut
hilang. Boleh mengambil cukup atas salah satunya namun
20
menggunakan air lebih utama
‫ع أنس ن م لك أن رس ل ل دخل ح ئ ا فأتبعه غ َم معه م ضَة ُو‬
َ ‫َنْ َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ َ ّ َ ُو َ ا ّ َ َ َ َا ِط ً، َ َ َ َ َ ُ ُل ٌ َ َ ُ ِيْ َأ ٌ، ه‬
   ٰ ‫غرن فوضعه ع س رة َقض رس ل ل ح جته فخ َج عل ن وق ت ج‬
    ‫َأصْ َ ُ َا، َ َ َ َ َا ِنْدَ ِدْ َ ٍ، ف َ َىٰ َ ُو ُ ا ّ َا َ َ ُ، َ َر َ ََيْ َا َ َدِ اسْ َنْ َى‬
                                                                                                .ِ ‫ِالْ َا‬
                                                                                                 ‫ب مء‬
     ،ِ ‫عن أبي ُرير َ قال: ا ّ َع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم و َ َ َ لحاجت‬
       ‫ه‬           ‫خرج‬                              ‫تب ت ي‬               ‫ه ة‬
     ‫فكا َ ل َلْ ِف ُ ف َ َو ُ منه فقال: ابْ ِني أحْجارً أسْ َنْ ِ ُ بها ـ أو نح َه ـ ول َأْ ِني‬
         ‫تت‬           ‫و‬               ‫ا َ ت فض‬              ‫غ‬                 ‫ن ي ت ت دن ت‬
    ،ُ ‫بعظْ ٍ ول َوْ ٍ. فأتي ُه بأحجا ٍ ب َر ِ ثيابي ف َ َع ُها إلى َنْ ِه وَعْ َض ُ عن‬
     ‫جب أ ر ت ه‬                           ‫وض ت‬          ‫ر ط ف‬                 ‫م ر ث ت‬
                                                                              .ّ ‫فل ّا َضى َتْ َ َ ُ به‬
                                                                               ‫أ بعه ن‬            ‫م ق‬


       Syarat Istinja' dengan menggunakan batu.
           1. najisnya tidak kering dan tidak pindah
           2. tidak bercampur dengan najis lain
           3. najisnya tidak melampaui tempat keluarnya
           4. batu atau sesuatu yang menyamainya harus
               kering dan dapat menghilangkan najis.
       Sesuatu yang menyamai batu dalam Istinja'
       Yaitu setiap sesuatu yang kasar dan suci serta tidak
dibakar, seperti daun dan kayu.
       Sunnah-sunnah Istinja'
           1. mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar
               mandi dan mendahulukan kaki kiri ketika keluar.
           2. ketika masuk membaca do'a :
                      "‫"بسم ال ـأعوذ بال ـمن الخبث والخبائث‬
               Dan ketika keluar membaca do'a :
                    ."‫"الحمد ل ـالذى اذهب عنى الذـى وعافنى‬
            3. hendaknya menjauh dari pandangan manusia
21
              sehingga tidak ada satu orangpun yang
              melihatnya dan mendengar suara yang
              dikeluarkannya serta tidak tercium baunya.
           4. hendaknya melakukan istinja' dengan
              menggunakan tangan kiri dan membasuh
              tangannya sebelum dan sesudah istinja'.
           5. melakukan istinja' setelah selesai dari apa yang
              di keluarkannya.


       Kemakruhan Dalam Istinja'
         1. kencing di dalam air yang banyak.
         2. membawa sesuatu yang terdapat nama allah
         3. menghadap kiblat atau membelakinginya
         4. menghadap terhadap tempat hembusan angin
         5. berbicara selain tujuan menghilangkan najis.
         6. melihat keatas langit
         7. membuang air besar di bawah pohon yang
              berbuah atau naungan yang ditempati oleh
              kebanyakan manusia

                          Wudlu'
       Pengertian :
       Menurut bahasa Wudlu' adalah penggunaan air pada
anggota tubuh tertentu.
       Adapun menurut syara' adalah pekerjaan tertentu yang
di mulai dengan niat.
22
      ‫عنْ ُ َي ٍ ال ُجْ ِ ِ قال: َ ِي ُ م َ أبي ُ َير َ ََى َه ِ المسجدِ ف َو ّأ‬
       ‫ت ض‬                 ‫ه ر ة عل ظ ر‬               ‫رق ت ع‬         ‫نع م م مر‬
‫فقال: إني َمع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم يقول: »إ ّ ُ ّتي ُدْ َونَ يو َ ال ِيا َ ِ ُ ّا‬
 ‫م ق مة غر‬               ‫ن أم ي ع‬                                        ‫س ت ي‬
                   «‫ُح ّلي َ من آثا ِ ال ُضو ِ، َم ِ اسْتطاعَ ِنكمْ َنْ ُ ِي َ ُ ّ َ ُ فلْ َف َل‬
                        ‫م أ يط ل غرته ي ْع‬                       ‫ر و ء فن‬               ‫م َج ن‬
             Syarat – Syarat Wudlu'
                   1. orang yang melakukan wudlu' harus islam
                   2. harus tamyiz
                   3. anggota tubuhnya harus tidak ada penghalang
                         yang mencegah sampainya air terhadap kulit.
                         seperti lilin, gaji dan kotoran mata.
             Fardlu – Fardlu Nya Wudlu' Ada Enam:
                    1.Niat ketika membasuh permulaan bagi dari wajah
                    Rasulullah SAW. Bersabda :
                                                        (( ‫)) انما العمال بالنية‬
                    2.Membasuh wajah : dari tempat keluarnya rambut
                     kepala sampai ujung dagu dan dari kuping sampai
                     kekuping satunya.
                    3.membasuh kedua tangan sampai kedua siku-siku
                     dan kulit yang berada di bawah kuku yang panjang
                     yang menutupi ujung jari.
                    4.mengusap sebagian kepala walaupun tidak ada
                     rambutnya. Dan tidak cukup mengusap rambut
                     yang panjang yang melewati batasan kepala.
                    5.membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan juga
                     wajib membasuh kedua tumit dan pinggirannya.
                    6.tartib diantara empat anggota tubuh.
     ِ‫َ ّ ُثْ َا َ بْ َ َ ّانَ ـ َ ِي ا ّ عنه ـ َ َا ب َ ُو ٍ. َ َ َ ّ َ. َ َس َ َ ّيْه‬
         ‫دع وض ء فتوضأ فغ َل كف‬                       ‫أن ع م ن ن عف رض ل‬
‫32‬
  ‫َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َضْ َ َ َاسْ َنْ َ َ. ُ ّ َس َ َجْ َ ُ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َ َ َ َ َ ُ الْ ُمْ َى‬
     ‫ثلث مر ت ثم م مض و ت ثر ثم غ َل و هه ثلث مر ت ثم غسل يده ي ن‬
       ‫ِإَى الْ ِرْف ِ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ غ َ َ َ َ ُ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ م َحَ َأْ َ ُ. ُ ّ غ َ َ‬
       ‫ل م َق ثلث مر ت ثم َسل يده ي ْر م ل لك ثم َس ر سه ثم َسل‬
        ‫ِجَْ ُ الْ ُمْ َى َِى الْ َعْ َيْنِ َ َ َ َ ّا ٍ. ث ّ َ َ َ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ َا َ: ََيْ ُ‬
        ‫ر له ي ن إل ك ب ثلث مر ت ُم غسل ي ْر م ل لك ثم ق ل رأ ت‬
          ‫َ توضأ ن و‬
          ‫: »منْ َ َ َّ َحْ َ‬           ‫َ ُو َ ا ّ َ َ ّ َ َح َ ُ ُو ِي هٰ َا. ُ ّ َا َ َ ُو ُ ا ّ‬
                                        ‫ر س ل ل تو ض أ ن ْو و ض ئ ذ ث م ق ل ر س ل ل‬
 ‫و ُو ِي هٰ َا، ث ّ َا َ ف َ َعَ َكْ َ َيْ ِ، َ ُ َ ّ ُ ِي ِ َا َفْ َ ُ، ُف َ َ ُ َا َ َ ّ َ ِنْ َنْ ِ ِ«.‬
     ‫ُض ئ ذ ُم ق م َرك ر عت ن ل يحدث ف هم ن سه غ ِر له م تقدم م ذ به‬
‫ق ل ن شه ب وك ن علم ؤن يق ل ن ٰذ وض ء أ َغ م يتوضأ ب َحد‬
‫َا َ ابْ ُ ِ َا ٍ: َ َا َ َُ َا ُ َا َ ُوُو َ: ه َا الْ ُ ُو ُ َسْب ُ َا َ َ َ ُّ ِهِ أ َ ٌ‬
                                                                                                   ‫ِل ّ َ ِ.‬
                                                                                                    ‫ل صلة‬


             ‫'‪Sunnah – Sunnah Nya Wudlu‬‬
                     ‫‪1.membaca bismillah‬‬
      ‫قا َ َ ُو ُ ال: » َ َ َ َ ِـ َنْ لَ ُ ُو َ َ ُ، ولَ ُ ُو َ ِـ َنْ َـمْ َذْ ُ ِ اس َ ال‬
            ‫وض ء ل م ل ي كر ْم‬                           ‫وض ء له‬            ‫ل صلة ل م‬             ‫ل رس ل‬
                                                                                                     ‫ََـيْ ِ«.‬
                                                                                                        ‫عل ه‬
                     ‫‪2.membasuh kedua telapak tangan sebelum‬‬
                      ‫.‪memasukannya kedalam air‬‬
 ‫عن أ ِـي ُ َيْ َ َ أ ّ َ ُو َ ال قا َ: »إ َا اسْ َـيْ َ َ أ َ ُ ُمْ ِنْ َوْ ِهِ َلْـ َغْ ِلْ َ َ ُ َبْ َ أن‬
 ‫ل ذ ت قظ حدك م ن م ف ي س يده ق ل ْ‬                                             ‫ب ه ر رة ن ر س ل‬
           ‫ُدْ ِـَها فـي َ ُو ِ ِ، فإ ّ أ َ َ ُمْ ل َدْ ِي أيْ َ َا َتْ َ ُ ُ«. ر َا ُ ال ُ َار ّ فـي‬
                  ‫وض ئه ن حدك ي ر ن ب ت يده َو ه بخ ِي‬                                                  ‫ي خل‬
    ‫ال ّ ِيْحِ عنْ َبْدِ ال بنِ ُوس َ عن َاِ ٍ. وأخْ َ َ ُ ُسِـ ٌ ِنْ َجْ ٍ آ َ َ عنْ أ ِـي‬
        ‫ب‬         ‫رجه م ْل م م و ه خر‬                         ‫م لك‬        ‫ي ُف‬             ‫ع‬           ‫صح‬
                                                                                                      ‫ال ّناْ ِ.‬
                                                                                                       ‫زَ د‬
   ‫َ َ َ َ عن ُـ َ ّدِ ب ِ ِي ِي َ َ َ ّا ِ ب ِ ُ َ ّهٍ َ َبْدِ ال ّحْ َ ِ ب ِ َعْ ُو َ َ َاب ٍ َوْلـى‬
          ‫م حم ن س ر ن وهم م ن منب وع ر من ن ي ق ب وث ِت م‬                                             ‫وثبت‬
        ‫نب ي هذ حد ث د ذ ر ت ر ر‬
        ‫َبْدِ ال ّحْ َ ِ بنِ َيْ ٍ عن أ ِـي ُ َيْ َ َ عن ال ّ ِـ ّ َ َا الـ َ ِيْ ُ ُوْنَ ِكْ ِ ال ّكْ َا ِ‬
                                                                    ‫ب ه ر رة‬         ‫ع ر من ز د‬
                     ‫‪3.siwak‬‬
‫ل ش ص‬
‫عن أبي وائ ٍ عن ُذيف َ قال: كان النب ّ صلى ال عليه وسلم إذا قام من اللي ِ ي َو ُ‬
                                                                ‫ي‬                ‫ح ة‬           ‫ل‬
                                                                                                ‫فا ُ بال ّوا ِ.‬
                                                                                                 ‫ه س ك‬
                     ‫‪4.berkumur‬‬
                     ‫‪5.menghirup air‬‬
       ‫شق ك ف‬
       ‫أنه أف َ َ ِ َ ا ِناء على ي َيه ف َ ََ ُما، ث ّ َ َ َ َو َضْ َ َ واستنْ َ َ منْ َ ّ‬
                                   ‫د غسله م غسل أ م مض‬                                    ‫رغ من ل‬
‫42‬
‫ل‬
‫واحد ٍ ففع َ ذل َ َلث ً. َ َ َل َ َيهِ ِلى المرْ َ َي ِ م ّتينِ مرتين، َم َح برأْس ِ ما أقب َ‬
           ‫ه‬         ‫و َس‬                ‫ِ فق ن ر‬           ‫ة ل ك ث ا فغس يد إ‬
‫وما أدب َ، وغس َ رجَيهِ ِلى ال َع َين، ث ّ قال: هكذا ُضو ُ رسو ِ ا ِ صلى ال عليه‬
                   ‫ل‬
                   ‫ل ّ‬          ‫و ء‬                 ‫م‬        ‫َل ل إ ك ب‬                ‫ر‬
                                                                                          ‫وسلم.‬
                   ‫‪6.mengusap semua kepala‬‬
‫عن َم ِو بن يحيى الما ِن ّ عن أبي ِ أن رج ً قال لعبدِ ا ّ بن زي ٍ ـ وهو َ ّ عم ِو‬
  ‫جد ر‬                ‫د‬        ‫ل‬             ‫ل‬           ‫ه‬        ‫زي‬                   ‫عر‬
‫بن يحيى ـ َ َسْتطي ُ أن ُ ِ َني كي َ كان رسو ُ ا ّ صلى ال عليه وسلم َ َو ُّ؟ فقال‬
        ‫يت ضأ‬                             ‫ل ل‬               ‫ف‬       ‫ع تري‬           ‫أت‬
 ‫عبد ال بن زيد: نعم. فدعا بماء فأفرغ على يديه فغسل مرتين، ثم مضمض واستنثر‬
  ‫ر ن ر إ م َق ن م م ح سه‬
  ‫ثلث ً، ثم غسل وجهه ثلث ً ثم غسل يديه م ّتي ِ م ّتينِ ِلى ال ِرْف َي ِ، ث ّ َس َ رأ َ ُ‬
                                                                     ‫ا‬                       ‫ا‬
         ‫ب َ َيهِ فأق َلَ بهما وأد َ َ: َدأَ بمق ّ ِ رأس ِ حتى َه َ بهما ِلى َفا ُ، ثم ر ّ ُما إلى‬
                ‫ده‬        ‫إ ق ه‬           ‫ذ ب‬          ‫دم ه‬            ‫بر ب‬            ‫ب‬       ‫يد‬
                                                         ‫ال َكا ِ الذي َدَ من ُ، ث ّ َس َ ِجَي ِ.‬
                                                          ‫ب أ ه مغ لر له‬                 ‫م ن‬
                   ‫‪7.mengusap luar dalamnya telinga‬‬
       ‫ح ّثنا ه ّا ٌ َ ّ َ َا َبْ ُ ال ب ُ ِد ِي َ عنْ محمدِ بن عج َ َ عنْ زيدِ بْن َسل َ عنْ‬
             ‫أ َم‬                ‫لن‬                        ‫نإ رس‬           ‫د ن د حدثن ع د‬
              ‫عطا ِ بن يسا ٍ عن اب ِ ع ّا ٍ ،: »أ ّ ال ّب ّ مس َ ِ َأْس ِ وُذنيْ ِ: ظا ِر ِما‬
                ‫ن ن ي ح بر ه أ ه ه ه‬                             ‫ن بس‬            ‫ر‬        ‫ء‬
                                                                                    ‫َ َا ِ ِهما« .‬
                                                                                          ‫وب طن‬
                                                   ‫(قال أبو عيسى(: وفي البا ِ ع ِ ال ّ َ ّع.‬
                                                        ‫ب ن ربي‬
                                    ‫قال أبو عي َى: حدي ُ اب ِ ع ّا ٍ حدي ٌ حس ٌ صحي ٌ.‬
                                     ‫ح‬        ‫ث ن بس ث ن‬                            ‫س‬
        ‫والعم ُ ََى ه َا عندَ َك َ ِ َه ِ العلْ ِ ي َوْ َ َسْ َ ا ُ ُنيْ ِ: ُهور ِما وبطونه َا.‬
          ‫م‬             ‫أ ثر أ ل م ر ن م ح لذ ن ظ ه‬                             ‫ل عل ذ‬
                   ‫‪8.menyela-nyelahi jari-jari tangan dan kaki‬‬
‫عن ابن عباس رضى ال عنهما : انه توضأ ...... وفيه : ثم أخذ غرفة من ماء فغسل‬
    ‫بها يده اليمنى , ثم أخذ غرفة من ماء فرش بها على رجله اليمنى حتى غسلها , ثم‬
 ‫أخذ غرفة من ماء فغسل بها رجله اليسرى , ثم قال هكذا رأيت رسول ال صلى ال‬
                                                                              ‫عليه وسلم يتوضأ‬
                   ‫‪9.menyela-nyelahi jenggot yang tebal‬‬
        ‫روى ابو داود عن انس رضى ال عنه : ان النبى صلى ال عليه وسلم كان اذا‬
     ‫توضأ أخذ كفا من ماء , فأدخله تحت حنكه , فخلل به لحيته , وقال ) هكذا أمرنى‬
                                                                               ‫ربى عز وجل (‬
25
   10.menggerak-gerakan cincin
   11.mendahulukan yang kanan mengakhirkan yang
   kiri
   12.tiga kali dalam semua rukun
   13.terus menerus
   14.menggosok
   15.membaca do'a setelah wudlu'
Kemakruhannya Nya Wudlu' ada empat:
   1.berlebih-lebihan dalam menggunakan air
   2.minta tolong kepada orang lain tanpa ada udzur
   3.melebihi tiga kali
   4.mengeringkan anggota tubuh
Yang Membatalkan Wudlu' ada empat:
   1.keluar sesuatu dari dua jalan (qubul / dubur)
   2.hilang akal sebab mabuk, sakit, gila, ayan atau
   tidur yang pantatnya tidak menetap di bumi
   3.menyentuh kulit wanita yang bukan muhrimnya
   dengan tanpa penghalang
   4.menyentuh farji anak adam dengan dalamnya
   telapak tangan bukan dengan luarnya telapak
   tangan, bukan dengan pinggirnya juga bukan
   dengan ujung jari-jari


                Mandi besar
Pengertian :
Menurut bahasa Ghuslu ( mandi )adalah mengalirnya
26
air pada sesuatu .
        Adapun menurut syara' adalah mengalirkan air pada
semua anggota tubuh bersamaan dengan niat
        Sesuatu Yang Mewajibkan Mandi Besar Ada Enam:
            1.memasukkan hasyafah ( kepala dzakar) kedalam
            fagina
            2.keluar seperma
            3.mati selain mati syahid
            4.haid
            5.nifas
            6.melahirkan
        Fardlu – Fardlu Mandi Besar
            1.Niat ketika membasuh permulaan bagian tubuh
            2.Menyampaikan air kepada semua tubuh dan
            dibawah rambut
        Sunah – Sunah Mandi Besar
            1.istinja'
            2.wudlu' sebelumnya
            3.menggosok
            4.memulai membasuh tubuh dari arah kanan
            5.melakukan basuhan tiga kali
            6.terus menerus
        Syarat Mandi Besar Dan Kemakruhannya
        Syarat mandi besar dan kemakruhannya sama dengan
persyaratan dan kemakruhan dalam wudlu'.
27
                      Tayammum
        Pengertian :
        Menurut bahasa Tayammum adalah bermaksud
        Adapun menurut syara' adalah mengusap wajah dan
kedua tangan dengan debu yang suci dan degan persyaratan
tertentu sebagai pengganti dari wudlu' dan mandi besar.
        Sebab-Sebab Di Perbolehkannya Tayammum
            1. tidak ada air
            2. hawatir bahaya jika menggunakan air
            3. butuh pada air karena dahaganya hewan yang
               dimulyakan
        Persyaratan Tayammum
            1. mencari air sebelum tayammum
            2. menggunakan tanah suci yang memiliki debu.
            3. melakukan tayammum setelah masuk waktu
               sholat
            4. melakukan satu tayammum untuk satu fardlu
        Fardlu – Fardlunya Tayammum
            1. niat diperbolehkan melakukan fardlunya sholat
            2. mengusap wajah dan kedua tangan sampai
               kedua siku-siku dengan dua pukulan
            3. memindah debu kepada anggota tubuh yang di
               usap
            4. tartib
        Sesuatu Yang Membatalkan Tayammum
            1. semua sesuatu yang membatalkan wudlu
28
            2. melihat air sebelum masuk waktu sholat
            3. murtad
        Mengumpulkan Wudlu Dan Tayammum
        Seseorang yang pada organ tubuhnya terdapat luka atau
bisul maka dia harus membasuh anggota yang sehat dan
melakukan tayammum pada anggota tubuh yang terdapat luka
atau bisul.
        Orang Yang Diperban
        Sesorang yang pada sebagian tubuhnya di perban dia
harus melakukan tayammum dan mengusap pada perbannya
tanpa mengulangi apabila perban tersebut di pasang dalam
keadaan suci tubuhnya, dan perban tersebut berada pada selain
anggota tayammum. jika tidak demikian maka harus
mengulanginya


                       Haid dan Nifas
       Darah Yang Keluar Dari Farji wanita Ada Tiga:
          1. darah haid
          2. darah nifas
          3. darah istihadloh
       Pengertian Darah Haid:
       Menurut bahasa Haid artinya adalah Mengalir
       Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan setelah berumur sembilan tahun dalam
keadaan sehat dan adat
       Pengertian Darah Nifas:
29
       Menurut bahasa Nifas artinya adalah persalinan
       Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan setelah melahirkan
       Pengertian Darah Istihadloh:
       Menurut bahasa Istihadloh artinya adalah Mengalir
       Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan dengan sebab sakit.
       Masa Haid
       Batas minimal masa haid adalah sehari semalam (24
jam) sedangkan batas maksimal haid adalah 15 hari dan
malamnya, sedangkan kelebihannya adalah darah istihadloh
       Masa Hamil
       Batas minimal masa hamil adalah 6 bulan adapun
kebiasaannya yaitu 9 bulan.
       Masa Nifas
       Batas minimal masa nifas adalah satu keluaran (sekejap
mata) sedangkan pada umumnya yaitu 40 hari 40 malam
adapun batas maksimalnya yaitu 60 hari. Sedangkan
kelebihannya di anggap darah istihadloh.



       Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
       Hadats Kecil
          1. sholat
          2. towaf
          3. memegang dan membawa mushaf
30
      Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
      Junub
         1. sholat
         2. towaf
         3. memegang dan membawa mushaf
         4. membaca Al qur'an
         5. diam di masjid
      Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang
      Haidl dan Nifas
         1. sholat
         2. towaf
         3. memegang dan membawa mushaf
         4. membaca Al qur'an
         5. diam di masjid
         6. puasa
         7. besenang-senag diantara pusar dan lutut

                         Shalat
       Pengertian :
       Menurut bahasa Sholat artinya adalah do'a
       Adapun menurut syara' adalah beberapa ucapan dan
perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan
salam
       Hukum Melakukan Shalat Lima Waktu
       Sholat lima waktu hukum melakukannya adalah fardlu
ain bagi tiap-tiap orang mukallaf. Maka barang siapa yang
31
mengingkari akan kewajibannya secara otomatis dia telah
kufur. Sedangkan anak kecil yang sudah mencapai umur 7
tahun maka bagi orang tuanya wajib untuk memerintahkannya
dan wajib memukulnya jika sudah sampai usia 10 tahun masih
belum melakukan sholat.
        Syarat Sahnya Melakukan Shalat
           1.suci dari dua hadats
           2.suci pakian dan tempatnya dari najis
           3.menutup aurat
           4.menghadap qiblat
           5.masuk waktu
        Aurat
        Auratnya laki-laki yaitu tubuh diantara pusar dan lutut,
sedangkan auratnya perempuan yaitu semua anggota tubuh
kecuali wajah dan dua telapak tangan
        Waktu Shalat
        o sholat subuh yaitu mulai terbitnya fajar shodiq
          sampai terbitnya matahari
        o sholat dzuhur yaitu mulai tergelincirnya matahari
          sampai bayangan sesuatu menyamainya selain
          bayangan istiwa'
        o waktu ashar yaitu mulai dari keluarnya waktu
          dzuhur sampai terbenamnya matahari
        o waktu maghrib yaitu mulai terbenamnya matahari
          sampai hilangnya mega merah
        o waktu isya' yaitu mulai hilangnya mega merah
32
           sampai terbitnya fajar.


       Waktu Yang Di Makruhkan Melakukan Shalat
       Sunnah
       Makruh melakukan sholat sunnah yang tidak memiliki
sebab pada lima waktu selain di mekah.
           1.setalah melakukan sholat subuh sampai terbitnya
            matahari
           2.ketika terbitnya matahari sampai meninggi satu
            kira-kira satu tombak
           3.ketika waktu istiwa' sehingga tergelincirnya
            matahari kecuali pada hari jum'at
           4.setelah melakukan sholat ashar sampai matahari
            terbenam
           5.ketika terbenamnya matahari sampai terbenamnya
            sempurna ( mata hari berada di garis ufuk titik 00 )
       Rukun – Rukun Shalat ada 13 Rukun:
           1.niat yang bersamaan dengan takbiratul ihram
           2.berdiri dalam sholat fardlu bagi yang mampu
           3.takbiratul ihram
           4.membaca fatihah
           5.ruku' dengan tuma'ninah
           6.I'tidal dengan tuma'ninah
           7.sujud dua kali dengan tuma'ninah
           8.duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah
           9.duduk pada tasyahhud akhir
33
    10.membaca tasyahud pada duduk terakhir
    11.membaca sholawat salam pada duduk terakhir
    12.tartib dalam semua rukun
    13.salam pertama


Persyaratan Niat
o apabila sholatnya fadlu maka wajib bemaksud
  (qasdlu), menertentukan sholatnya (ta'yin) dan niat
  kefardluanya (niatul fardiah)
o apabila sholat sunnah yang memiliki waktu atau
  sebab maka wajib qasdlu dan ta'yin
o apabila sholat sunnah mutlak maka wajib qasdlu
   saja
Persyaratan Fatihah
   1.tartib
   2.terusmenerus
   3.menjaga tasydid
   4.tidak melakukan kekeliruan yang akan merusak
    ma'na
   5.dirinya mendengar apa yang dia baca
   6.tidak di tengah-tengahi oleh dzikir lain


Persyaratan Ruku'
   1.kedua telapak tangannya memegang kedua
    lututnya
   2.tidak mengangkat bagian atas dan tidak
34
    menurunkan pantatnya serta tidak membusungkan
    dada


Persyaratan Sujud
   1.tujuh anggota tubuh menetap pada tempat sujud
   2.dahinya harus terbuka
   3.tidak sujud pada sesuatu yang bergerak sebab
    gerakannya


Sunah-Sunah Shalat
kesunahan Sebelum Shalat
    1.adzan untuk melakukan sholat lima waktu baik di
    perjalanan atau di rumah setelah masuk waktu
    sholat kecuali sholat subuh. Adapun sholat subuh
    di sunahkan melakukan dua adzan yang pertama
    dilakukan pertengahan malam dan yang kedua di
    lakukan setelah terbitnya fajar
    2.iqamah sewaktu akan mengerjakan sholat
    3.siwak. Hukum siwak itu sunah pada tiap-tiap
    melakukan sholat kecuali setelah tergelincirnya
    matahari bagi orang yang berpuasa
    4.meletakkan penghalang untuk mencegah orang
    yang mau lewat di depannya

kesunahan dalam waktu Shalat ada dua:
   1.sunah ab'adl
   2.sunah hai'at
35


         Pengertian Sunah Ab'adl
         Menurut bahasa Ab'adl artinya adalah sebagian
         Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang
bila di tinggalkan di sunahkan mengganti dengan sujud sahwi.
Sedangkan sunah ab'adl dlam sholat ada 7
             1.duduk pada tasyahud awal
             2.membaca tasyahud awal
             3.membaca sholawat nabi pada tasyahud awal
             4.membaca sholawat pada keluarga nabi pada
             tasyahud akhir
             5.membaca qunut pada sholat subuh dan pada
             sholat witir dalam pertengan akhir bulan ramadlan
             6.berdiri ketika baca qunut
             7.membaca sholawat kapada nabi dan keluarganya
             dalam membaca do'a qunut


        Sujud Sahwi
        Yaitu sujud dua kali setelah tasyahud akhir dan sebelum
salam


        Sebab-Sebab Sujud Sahwi
           1.meninggalkan sebagian dari sunah ab'adlnya
            sholat
           2.melakukan sesuatu dalam keadaan lupa yang bila
            dilakukan dalam keadaan ingat maka akan
36
              membatalkan sholat seperti sedikitnya bicara.
             3.ragu dalam hitungan raka'at. Apabila seseorang
              ragu dalam bilangan raka'at yang telah dia lakukan
              maka dia harus mengambil yang lebih yakin (yang
              lebih sedikit) lalu dia melakukan sujud sahwi
             4.memindah rukun qauli yang tidak membatalkan
              pada selain tempatnya seperti mengulangi
              membaca fatihah dalam keadaan ruku' atau sujud
              atau duduk.
         Pengertian Sunah Hai'at
         Menurut bahasa Hai'at artinya adalah bentuk
         Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang
bila di tinggalkan tidak di sunahkan mengganti dengan sujud
sahwi. Sedangkan sunah Hai'at dlam sholat ada 14
             1.mengangkat kedua tangan melurusi kedua
             pundaknya ketika takbiratul ihram, ketika ruku',
             bangun dari ruku' dan ketika berdiri dari tasyahud
             awal
             2.meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri yang
             diletakkan dibawah dada
             3.membaca do'a iftitah
             4.membaca ta'awudz
             5.membaca surat setelah fatihah bagi selain
             ma'mum yang mendengar bacaan imamnya
             6.mengeraskan bacaan pada tempatnya dan
             melirihkannya pada tempatnya
37
           7.membaca takbir ketika bangun dan turun
           8.membaca tasbih ketika ruku' dan sujud
           9.membaca amin
         10.membaca (‫ )سمع ال لمن حمده‬ketika I'tidal
         11.duduk iftirasy dalam semua duduk
         12.duduk tawaruk pada tasyahud akhir
         13.meletakan kedua tangan diatas kedua paha dalam
         keadaan tasyahud, melepaskan tangan kiri dan
         menggenggam tangan kanan kecuali jari telunjuk
         14.mambaca salam kedua


        Perbedaan Perempuan Dan Laki-Laki Dalam
        Keadaan Shalat
        Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam
sholat pada empat tempat
        Yang dilakukan laki-laki
            1.menjauhkan dirinya dari kedua siku-siku
            2.mengangkat perutnya dari kedua pahanya dalam
            melakukan sujud dan ruku'
            3.mengeraskan bacaan pada tempatnya
            4.jika tertimpa sesuatu membaca tasbih
        Yang diperbuat Perempuan
            1.mengumpulkan sebagian tubuhnya kepada yang
            lain
            2.melirihkan bacaan dalam semua sholat jika berada
            disisi laki-laki lain
38
   3.jika tertimpa sesuatu dalam sholat melakukan
   tepuk tangan


     Sesuatu Yang Membatalkan Shalat
             Dan Kemakruhannya
Sesuatu Yang Membatalkan Shalat
    1.hadats
    2.tertimpa najis yang tidak dibuang seketika
    3.terbukanya aurat jika tidak ditutup seketika
    4.berbicara dengan disengaja
    5.sesuatu yang membatalkan orang yang puasa
    dalam keadaan sengaja
    6.memakan banyak makanan dalam keadaan lupa
    7.bergerak tiga gerakan terus menerus walaupun
    dalam keadaan lupa
    8.memukul dengan pukulan yang menyakitkan
    9.melompat dengan keras
    10.menambah ukun fi'li dengan di sengaja
    11.tertawa dengan terbahak-bahak
    12.berubahnya niat
    13.meninggalkan sebagian rukun shalat
    14.meninggalkan sebagian syarat shalat
Sesuatu Yang Di Makruhkan Dalam Shalat
    1.menolehkan wajah tanpa ada hajat
    2.melihat ke atas langit
    3.berdiri dengan menggunakan satu kaki atau
39
           mendahulukan salah satunya atau mendekatkan
           kedua kaki
           4.meludah
           5.membuang ingus
           6.mengeraskan dan melirihkan bacaan pada selain
           tempatnya
           7.sholat di kuburan
           8.sholat dalam keadaan menahan air kecil atau air
           besar atau angin.
           9.membuka kepala
           10.sholat di depan makanan yang di sukai
           11.menjalinkan jari - jari atau merenggangkan nya




                       Shalat Sunah
       Pengertian :
       Menurut bahasa Sunah artinya adalah sesuatu yang di
senangi
       Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang apabila di
kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan tidak
mendapat dosa
       Macam – Macam Shalat sunah
          1. shalat sunah rawatib
          2. shalat sunah selain rawatib
       Pengertian :
40
       Menurut bahasa rawatib artinya adalah menyertai
       Adapun menurut syara' adalah shalat sunah yang di
lakaukan sebelum atau sesudah shalat fardlu
       Macam – Macam Shalat sunah rawatib
           1. rawatib mua’akadah
       yaitu :
           1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur
           2. dua rakaat setelah shalat dzuhur
           3. dua rakaat setelah shalat maghrib
           4. dua rakaat setelah shalat isya’
           5. dua rakaat sebelum shalat subuh
           2. rawatib ghairu muakkadah
           1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur
           2. dua rakaat setelah shalat dzuhur
           3. empat rakaat dengan dua salam sebelum shalat
               ashar
           4. dua rakaat sebelum shalat isya’


      Shalat Sunah Selain Rawatib
         1. witir setelah shalat isya’ batas minimalnya satu
             rakaat sedangkan batas maksimal sebelas rakaat
         2. tarawih setelah shalat isya’ dibulan ramadlan
             yaitu 20 rakaat dengan 10 salam
         3. shalat dluha. Batas minimal melakukannya dua
             rakaat sedangkan batas maksimalnya delapan
             rakaat. Adapun waktunya yaitu mulai
41
              meningginya matahari sampai tergelincirnya
              matahari
           4. tahyatal masjid yaitu dua rakaat bagi orang
              yang masuk masjid sebelum duduk
           5. sholat dua hari raya ( hari raya fitri dan hari
              raya kurban )
           6. shalat gerhana bulan dan matahari


                       Shalat Jamaah
        Pengertian :
        Menurut bahasa Jamaah artinya adalah sekelompok
        Adapun menurut syara' adalah shalat yang di lakukan
oleh dua orang atau lebih
        Hukum melakukan sholat jamaah
        Melakukan shalat jamaah dalam shalat fardlu bagi orang
laki-laki hukumnya fardlu kifayah selain shalat jum’at. Adapun
shalat jamah dalam shalat jum’ah hukumnya fardlu ain
        Persyaratan Ma’mum
            1. niat menjadi ma’mum
            2. tempatnya tidak mendahului imam
            3. mengetahui gerak gerik imam walaupun dengan
               perantara
            4. mendekati imam pada selain masjid
            5. tidak ada penghalang antara imam dan ma’mum
            6. tidak mendahului atau mengakhiri dua rukun
               fi’li dari imam
42
           7. tidak mendahului atau menyertai imam dalam
              takbiratul ihram
           8. menyesuaikan dengan imam dalam beberapa
              sunah yang di anggap jelek jika tidak
              menyesuaikannya seperti tasyahud awal dan
              sujud sahwi
           9. tidak memiliki keyakinan wajib mengulangi
              shalat bagi imam


       Orang Yang Sah Untuk Di Jadikan Imam
       Hukumnya sah ma’mum kepada orang yang sah
shalatnya kecuali orang laki-laki berma’mum kepada
perempuan dan qari’ berma’mum kepada ummi (tidak bisa
membaca dan tidak bisa menulis)
       Orang Yang Makruh Untuk Di Jadikan Imam
       Bermakmum kepada orang yang tidak disenangi oleh
mayoriat manusi hukumnya makruh, juga bermakmum kepada
anak kecil, orang yang salah bacaan yang tidak merubah ma’na,
orang yang belum khitan walau sudah baligh dan orang yang
tidak menjaga najis.
       Macam-Macam Makmum
            1. makmum masbuq
            2. makmum muwafiq
       makmum masbuq adalah makmum yang tidak mencapai
waktu untuk membaca fatihah bersama imam.
       Makmum muwafiq adalah makmum yang mencapai
43
waktu membaca fatihah bersama imam
      Hukum Makmum Masbuk
         1. apabila makmum menemukan imam dalam
            keadaan ruku’ maka dia juga ikut ruku’ bersama
            imam dan bacaan fatihahnya gugur namun dia
            tetap dapat satu rakaat jika tuma’ninah bersama
            imam
         2. apabila makmum menemukan imam dalam
            keadaan berdiri namun imam melakukan ruku’
            sebelum makmum selesai membaca fatihah
            maka makmum juga ikut ruku’ bersama imam
            apabila dia tidak membaca do’a iftitah atau
            taawwud
         3. apabila makmum menemukan imam dalam
            keadaan berdiri namun dia masih membaca do’a
            iftitah atau taawwudz kemudian imam ruku’
            sebelum dia selesai membaca fatihah maka dia
            mengakhirkan ruku’nya dengan ukuran waktu
            yang telah dia gunakan untuk membaca do’a
            iftitah atau taawwudz. Apabila dia mencapai
            imam dalam keadaan ruku’ maka dia dapat satu
            rakaat. Apabila dia mencapai imam dalam
            keadaan I’tidal maka dia tidak mendapatkan
            satu rakaat. Apabila imam melakukan sujud
            sebelum dia selesai membaca fatihah maka
            sholatnya batal jika tidak niat pisah dari imam.
44


Hukum Makmum Muwafiq
   1. bagi makmum masbuq wajib untuk
      menyempurnakan fatihahnya. Apabila imamnya
      sudah ruku’ maka dia mengakhirkan ruku’nya
      untuk membaca fatihah
   2. apabial dia mengakhirkan untuk membaca
      fatihah maka dia boleh mengakhirkan tiga rukun
      dari imam dengan sebab udzur-udzur di bawah
      ini :
    apabila makmum lambat bacaannya (bukan
      karena waswas) sedangkan bacaan imam tidak
      cepat juga tidak lambat
    apabila makmum lupa membaca fatihah dan dia
      ingat sebelum ruku’ bersamaan dengan imam.
      Apabila dia ingat setelah melakukan ruku’ maka
      perlu untuk mengulanginya bahkan dia harus
      terus mengikuti imam dan menambah satu
      rakaat setelah salamnya imam
    apabila dia membaca do’a iftitah atau taawwudz
      mengira bahwa dia akan menemukan waktu
      untuk membaca fatihah namun dia tidak
      menemukannya. Apabila dia sudah yakin
      habisnya waktu untuk membaca fatihah dan
      tidak menemukan imam dalam keadaan ruku’
      maka hilanglah satu rakaat dan harus
45
                    mendatangkannya setelah salamnya imam
                               Shalat Musafir
          Islam adalah agama yang tidak memberatkan kepada
pemeluknya, karena dalam islam terdapat hukum rukhshah
(keringanan), seperti ketika seseorang dalam perjalanan jauh,
maka baginya diperbolehkan meringkas sholat dhuhur, ashar
dan isya’ menjadi dua rakaat.
          Hukum rukhshah adalah hadiah yang diberikan Allah
kepada hamba-hamba-Nya, dan Allah sangat menyukai jika
hadiah pemberian-Nya diterima dan dikerjakan oleh hamba-
hamba-Nya. Sebagaimana Hadits Nabi SAW. :
‫إن ال تعالى يحــب أن تؤتــى رخصــه كمــا يكره أن تؤتــى معصــيته. رواه أحمــد‬
           .‫وصححه ابن خزيمة وابن حبان. وفى رواية, كما يحب أن تؤتى عزائمه‬
Artinya :"Sesungguhnya Allah SWT. suka jika seseorang
mengerjakan keringanan-keringanan yang diberikan kepadanya,
sebagaimana Allah tidak suka jika seseorang melakukan
sesuatu yang berdosa. (H.R. Ahmad)




                SHOLAT QASHAR DAN JAMA’
46
       Pengertian Qashar dan Jama’
       Qashar adalah meringkas sholat dari empat rakaat
menjadi dua rakaat, sedangkan Jama’ adalah mengumpulkan
sholat pada waktu sholat yang lain, seperti mengumpukan
sholat dhuhur pada waktu sholat ashar atau sebaliknya.
   Dipandang dari segi qashar dan jama’nya sholat dapat
dibedakan menjadi tiga:
 1. Sholat yang boleh untuk diqashar dan dijama’. Yaitu sholat-
    sholat yang jumlah rakaatnya ada empat (dhuhur, ashar dan
    isya’).
 2. Sholat yang hanya boleh untuk dijama’, yaitu sholat
    maghrib.
 3. Sholat yang tidak boleh diqashar dan dijama’, yaitu sholat
    shubuh.


        SHOLAT QASHAR
        Bagi seseorang yang melakukan perjalanan diperbolehkan
untuk mengqashar sholat, walaupun sholat yang diqashar
tersebut adalah sholat qodlo’ yang di tinggalkan dalam
perjalanan, meskipun tertinggalnya sholat tersebut bukan dalam
perjalanan yang sedang dilakukan, tetapi perjalanan yang
dilakukan sebelumnya yang telah mencapai masafatul qasri
(jarak perjalanan yang diperbolehkan untuk mengqashar
sholat). Adapun sholat yang ditinggalkan ketika berada di
rumah, maka tidak boleh diqodlo’ secara qashar ketika dalam
perjalanan.
   Dasar diperbolehkannya sholat qashar adalah firman Allah
SWT. :
‫وإذا ضربتم فى الرض فليس عليكم جناح أن تقصروا من الصلة. الية )النساء‬
47
                                                   (101 :
Artinya :“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka
       tidaklah mengapa kamu mengqashar sholatmu.” (Q.S.
       An-Nisa’:101)

     Syarat-syarat diperbolehkan mengqoshar sholat :
1. Perjalanan yang akan dilakukan bukan merupakan
   perjalanan ma’siat. Dalam hal ini mencakup empat hukum
   perjalanan :
   a) Wajib, seperti pergi untuk membayar hutang atau
        melakukan Haji
   b) Sunah, seperti pergi untuk berziarah atau silaturrahmi
   c) Mubah, seperti pergi untuk berdagang
   d) Makruh, seperti pergi untuk berdagang kain kafan
      Adapun perjalanan ma’siat1), maka bagi orang yang
melakukanya tidak diperbolehkan melakukan qashar, jama’ dan
keringanan-keringanan lain2) selama belum bertaubat. Jika
1
   Seperti perginya istri tanpa seizin suaminya, perginya orang
   yang punya hutang tanpa seizin orang yang
   menghutanginya, sedangkan ia mampu untuk melunasinya,
   dan lain sebagainya
2) Perlu diketahui bahwa keringanan dalam islam dibagi
  menjadi tiga:
2
   Keringanan yang disyaratkan dengan perjalanan yang
   mencapai masafatul qasri, yaitu mengqasahar, menjama’,
   tidak berpuasa pada bulan ramadhan dengan menqadho’nya
   ketika sudah muqim dan mengusap muzah.
o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan yang
   mencapai masafatul qasri, yaitu gugurnya kewajiban
   melakukan sholat jum’at dengan melakukan sholat dhuhur
   sendirian bagi orang yang bepergian pada hari itu yang
48
ditengah perjalanan bertaubat dan sisa perjalanan masih
mencapai masafatul qashri, maka baginya boleh untuk
mengqashar, dan jika tidak mencapai masafatul qashri, maka
dia tidak boleh mengqashar sholatnya.
       Apabila seseorang melakukan perjalanan yang di
perbolehkan, seperti untuk ziarah atau berdagang, kemudian
ditengah perjalanan melakukan ma’siat, seperti berzina atau
minum arak, maka baginya diperbolehkan mengqashar
sholatnya dan melakukan keringanan-keringanan yang lain.
Apabila ditengah perjanan dia menjadikan sebagai perjalanan
ma’siat (merubah niat semula), seperti untuk merampok dan
berzina, maka baginya tidak diperbolehkan mengqashar sholat
dan melakukan keringanan-keringanan yang lain dimulai ketika
menjadikan perjalanannya sebagai
ma’siat. Pendapat ini menurut qaul yang paling shohih
(ashoh).
2. Mempunyai tujuan pada tempat yang telah diketahui ketika
    memulai perjalanan meskipun hanya arahnya saja. Oleh
    karena itu jika seorang istri pergi mengikuti suaminya,
    pembantu mengikuti majikannya dan prajurit mengikuti
    pemimpinnya, jika mereka tidak tahu tujuannya, maka tidak
    boleh bagi mereka untuk mengqashar dan menjama’ sholat
    selama perjalanan tersebut belum mancapai masafatul
    qashri. Adapun jika perjalanan yang telah ditempuh sudah
    mencapai masafatul qashri, maka bagi mereka boleh untuk
    mengqashar dan menjama’ sholatnya.
  berangkat sebelum masuk waktu subuh, tidak menghadap
  qiblat ketika melakukan sholat sunah dan tayamum yang
  bisa digunankan untuk melakukan sholat fardlu tanpa
  mengulanginya lagi.
o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan, yaitu
  memakan bangkai bagi orang yang terpaksa untuk
  memakannya (tidak menemukan makanan selain bangkai).
49
3. Jarak yang akan di tempuh telah mencapai 16 Farsakh
   (masafatul qashri), yaitu 80.640 m (80,64 km)1) baik di
   darat maupun di laut. Ukuran ini tidak boleh kurang.
4. Sholat yang akan diqashar berada pada waktunya (ada’).
   Adapun sholat yang tertinggal ketika seseorang berada di
   rumah, maka tidak boleh di qodlo secara qashar ketika
   orang tersebut sedang dalam perjalanan.
5. Tidak berma’mum kepada orang yang sholatnya sempurna,
   meskipun pada sebagian sholat, seperti berma’mum pada
   imam yang sedang duduk tasyahud akhir atau berma’mum
   kepada orang yang tidak diketahui keberadaannya, ataupun
   diketahui bahwa orang tersebut (imam) juga musafir tapi
   ragu pada niatnya, apakah dia mengqashar sholatnya atau
   tidak. Lain halnya jika berma’mum kepada seseorang
   dengan menggantungkan niat (ta’liq), seperti : jika dia
   (imam) menyempurnakan sholatnya maka aku juga akan
   menyempurnakannya, dan jika dia mengqasharnya, maka
   aku juga akan mengqasharnya, niat semacam ini dianggap
   sah.
6. Mengetahui kebolehan mengqashar sholat serta tata
   caranya.
7. Selama melakukan sholat masih dalam perjalanan.
8. Niat mengqasahar sholat bersamaan dengan takbiratul
   ihram.
  Adapun niatnya adalah :
            ‫أصلى فرض الظهر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعال‬
          ‫أصلى فرض العصر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى‬
           ‫أصلى فرض العشاء مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى‬
   Niat sholat di atas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
 1
  ) Ukuran tersebut menurut kitab “Tanwirul Qulub”,
 sedangkan menurut Al-Makmun = 89,99 Km, menurut
 Ahmad Husain = 94,5 Km dan menurut mayoritas Fuqoha' =
 119,99 Km.
50
    sholat qashar dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
    dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأموما‬
    ‫.إماما‬
9. Menjaga dari perkara yang bisa membatalkan niat qashar
    selama melakukan sholat, seperti niat menyempurnakan
    sholat setelah melakukan niat qashar.
   Apabila setelah melakukan takbiratul ihram seseorang ragu,
apakah dia mengqashar sholat atau tidak, atau ragu apakah dia
niat qashar atau tidak, maka baginya wajib untuk
menyempurnakan sholatnya. Apabila seseorang yang
melakukan sholat qashar berdiri untuk melakukan rakaat ke tiga
dengan sengaja tanpa ada niat untuk menyempurnakan, maka
sholatnya batal, dan jika tidak disengaja tapi karena lupa dan
kemudian ingat, maka dia harus segera kembali untuk
melakukan tasyahud akhir, kemudian sujud sahwi sebelum
melakukan salam. Apabila seorang imam berdiri pada rakaat ke
tiga1) kemudian ma’mum ragu apakah imam tersebut
menyempurnakan sholatnya atau lupa, maka bagi ma’mum
wajib untuk menyempurnakan sholatnya.

Catatan :
a) Menyempurnakan sholat lebih utama dari pada mengqashar
   sholat, kecuali jika seseorang mempunyai tujuan
   melakukan perjalanan yang mencapai tiga marhalah2),
   maka yang lebih utama adalah mengqashar sholat,
   meskipun perjalanan tersebut
   tidak mencapai tiga marhalah.
b) Jika seseorang melakukan perjalanan pada tempat tertentu,
   dan disana terdapat dua jalan, yang satu jaraknya
1
    ) Hal ini ketika sholat qashar dilakukan berjamaah.
2
      ) 3 Marhalah = 120.960 m (1 Marhalah = 40.320 m) ukuran
      ini menurut kitab “Tanwirul Qulub”.
51
   mencapai masafatul qashri dan yang satunya lagi tidak
   mencapai masafatul qashri, maka: jika dia menempuh
   jalan yang mencapai masafatul qashri karena ada tujuan,
   seperti agar lebih mudah, agar aman, untuk ziarah atau
   untuk menengok orang sakit, maka baginya boleh untuk
   mengqashar sholatnya, dan jika tidak ada tujuan, maka
   baginya tidak boleh untuk mengqashar sholatnya. Jika
   kedua jalan tersebut sama-sama mencapai masafatul qashri
   dan salah satunya ada yang lebih jauh, kemudian dia
   mengambil jalan yang lebih jauh tanpa ada tujuan, maka
   boleh mengqashar sholatnya.
c) Jika seseorang melakukan perjalanan, kemudian dia
   mengakhirkan sholatnya sampai pada waktu yang hanya
   cukup untuk melakukan sholat qashar, maka baginya wajib
   untuk mengqashar sholatnya.
d) Seorang musafir apabila dia mengakhirkan sholat dhuhur
   dengan niat mengumpulkannya pada waktu ashar,
   kemudian setelah tiba waktu ashar dia belum melakukannya
   hingga waktu ashar yang tersisa hanya cukup untuk
   melakukan sholat empat rakaat, maka wajib baginya
   untuk mengqashar dan menjama’ sholatnya.


Ukuran Yang Dihitung Dalam Jarak Perjalanan
      Seseorang yang melakukan perjalanan adakalanya
berangkat dari kota atau desanya, sedangkan kota atau desa
adakalanya terdapat perbatasan dan ada yang tidak, jika
seseorang keluar dari kota atau desanya untuk melakukan
perjalanan sedangkan kota atau desanya ada perbatasan yang
sudah tertentu seperti pagar atau yang lain dan searah dengan
tujuan perjalanan, maka permulaan perjalanan yang dihitung
setelah melewati perbatasan tersebut. Jika kota atau desa
52
tersebut tidak ada perbatasannya, atau ada tapi tidak searah
dengan tujuan, atau perbatasan itu tidak dikhushuskan untuk
kota atau desa tersebut, seperti satu perbatasan untuk beberapa
kota atau desa, maka permulaan perjalan yang dihitung setelah
melewati parit atau selokan yang ada di kota atau desa itu yang
sudah dianggap sebagai perbatasan meskipun tidak ada airnya,
kalau tidak ada maka setelah melewati gapura atau pintu
gerbang yang menjadi perbatasan antara desa atau kota dengan
desa atau kota yang lain, kalau juga tidak ada, maka setelah
melewati keramaian kota atau desa tersebut (setelah tidak ada
rumah sama sekali) meskipun keramaian tersebut disela-selai
oleh tempat atau per kampungan yang sudah rusak.
Catatan :
  a. Perkebunan atau persawahan yang bersambung dengan
      kota atau desa, baik dipagari atau tidak, yang terletak
      setelah perbatasan kota atau desa, maka tidak menjadi
      syarat bagi terhitungnya ukuran dalam perjalanan,
      meskipun dalam perkebunan atau persawahan tadi
      terdapat beberapa bangunan atau rumah yang ditempati
      sewaktu-waktu setiap tahun.
  b. Jika musafir telah pulang dan telah sampai pada tempat
      yang telah dihitung dalam ukuran perjalanan sewaktu
      berangkatnya (perbatasan atau yang lain), maka dia sudah
      tidak diperbolehkan untuk mengqashar sholat atau
      melakukan keringanan-keringanan yang lain.
  c. Jika musafir pada waktu berangkatnya niat bermuqim
      empat hari pada suatu tempat, maka dengan sampainya
      dia di sana sudah tidak di perbolehkan mengqashar atau
      menjama’ sholatnya. Empat hari tadi tidak dihitung
      dengan waktu masuk dan keluarnya dari tempat tersebut.
53
     Jika musafir menetap empat hari disuatu tempat dengan
     tanpa niat bermuqim, maka dengan lewatnya empat hari
     di tempat tersebut, perjalanannya sudah dianggap putus
     (tidak boleh mengqasahar atau menjama’), jika seseorang
     telah sampai pada suatu tempat, kemudian disana dia niat
     bermuqim empat hari, maka dengan niat tersebut
     perjalanan sudah dianggap putus.
  d. Jika musafir bermuqim pada suatu kota atau desa, dengan
     niat yang apabila sewaktu-waktu hajat yang diinginkan
     sudah hasil dia pergi, maka dia boleh mengqashar
     sholatnya sampai empat belas hari. Tapi apabila dia yakin
     bahwa hajat akan tetap sampai lebih dari empat hari,
     maka dia tidak boleh mengqashar sholatnya. Adapun bagi
     pedagang atau pengembara baginya boleh mengqashar
     sholatnya selama delapan belas hari.


        SHOLAT JAMA’
        Sholat jama’ tidak hanya diperbolehkan bagi musafir, tapi
juga dierbolehkan bagi orang yang muqim yang akan dijelaskan
dibawah ini, Insya Allah.
    Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya
mencapai masafatul qashri, maka baginya diperbolehkan
menjama’ sholatnya, baik pada waktu sholat yang pertama
( jama’ taqdim ) maupun pada waktu sholat yang kedua (jama’
ta’khir).
    Dasar diperbolehkan melakukan sholat jama’ adalah sebuah
hadits nabi SAW. :
‫عن أنس رضى ال عنه قال كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا ارتحل فى‬
‫سـفر قبـل أن تزيـغ الشمـس أخـر الظهـر إلى وقـت العصـر ثـم نزل فجمـع بينهمـا, فإن‬
                   (‫زاغت الشمس قبل أن يرتحل صلى الظهر ثم ركب. )متفق عليه‬
54
Artinya : ”Anas Ra. Mengatakan :“ Rasulullah jika akan pergi
          sebelum tergelincirnya matahari, maka beliau sholat
          dzuhur jama’ ta’khir dengan sholat ashar, dan turun
          dari kendaraan untuk mengerjakan sholat jama’
          dhuhur dan ashar. Dan jika beliau pergi setelah
          tergelincirnya matahari, maka beliau sholat dzuhur
          terlebih dahulu dan kemudian pergi”. (H.R. Bukhori –
          Muslim ).

   A. JAMA’ TAQDIM
     Jama’ Taqdim, yaitu mengumpulkan dua sholat yang
  dikerjakan pada waktu sholat yang pertama, seperti
  mengerjakan sholat ashar pada waktu sholat dhuhur, atau
  sholat isya’ dikerjakan pada waktu sholat maghrib. Dalam
  melakukan jama’ taqdim harus memenuhi beberapa syarat :
  1. Tertib, artinya mendahulukan sholat yang berada pada
     waktunya. Seperti mengumpulkan sholat Ashar pada
     waktu sholat dhuhur, maka yang harus didahulukan
     adalah sholat dhuhur. Apabila sebaliknya, yakni
     mendahulukan sholat ashar, maka yang sah sholat dhuhur
     saja. Sedangkan sholat asharnya tidak sah dan wajib
     mengulangi pada waktunya. Jika seseorang telah
     mengerjakan kedua sholat tersebut dan kemudian ingat
     bahwa pada sholat yang pertama dia meninggalkan satu
     rukun, maka wajib baginya untuk mengulangi kedua
     sholatnya, karena sholat yang pertama batal sebab
     meninggalkan rukun dan sholat yang kedua juga batal
     karena tidak tertib. Jika tertinggalnya rukun tersebut pada
     sholat yang kedua, kemudian ingat, dan masa ingatnya
     dari salam sholat yang kedua belum lama, maka dia harus
55
     segera mengulangi sholat yang kedua, jika masanya
     sudah lama, maka wajib mengerjakan sholat yang kedua
     pada waktuya. Jika tidak tahu, apakah tertinggalnya
     rukun tersebut dari sholat yang pertama atau sholat yang
     kedua, maka wajib mengulangi keduanya dan
     mengerjakan pada waktunya masing-masing.
2.   Melakukan niat jama’ pada waktu mengerjakan sholat
     yang pertama, dan yang lebih utama dilakukan bersama
     dengan takbiratul ihram, namun diperbolehkan
     melakukannya ketika berada ditengah-tengah sholat yang
     pertama sampai melakukan salam yang pertama. Oleh
     karena itu sah melakukan niat
3.   jama’ bersamaan dengan salam sholat yang pertama, dan
     tidak sah mendahulukannya dari takbiratul ihram atau
     mengakhirkan dari salam sholat yang pertama.
4.   Terus menerus (Muwalah) antara sholat yang pertama
     dengan sholat yang kedua, artinya diantara keduanya
     tidak dipisah oleh waktu yang dapat digunakan untuk
     melakukan sholat dua rakaat secara ringan (melakukan
     rukun-rukunnya saja), oleh karena itu tidak diperbolehkan
     mengerjakan sholat sunah diantara kedua sholat tersebut.
     Dan bila ingin mengerjakannya, maka setelah melakukan
     kedua sholat tersebut. Jika diantara sholat yang pertama
     dan sholat yang kedua tidak muwalah, baik karena lupa
     atau ayanan (epilepsi), maka wajib melakukan sholat
     yang kedua pada waktunya.
5.   Tetapnya perjalanan mulai melakukan sholat yang
     pertama hingga melakukan takbiratul ihram sholat yang
     kedua, meskipun ditengah sholat yang kedua sudah
     muqim, seperti orang yang menaiki kapal yang sudah
     berlabuh pada tempat tujuannya sebelum sempurnanya
     sholat yang ke dua.
6.   Meyakini bahwa waktu sholat yang pertama masih ada
     hingga selesai melakukan sholat yang kedua. Oleh karena
56
        itu jika ditengah-tengah sholat yang kedua waktu sholat
        yang pertama sudah habis, atau ragu, apakah waktu sholat
        yang pertama sudah habis atau belum, maka sholat
        jama’nya batal dan wajib mengulangi sholat yang kedua
        pada waktunya sebagai sholat ada’.
   7. Menganggap sah sholat yang pertama supaya terhindar
        dari keraguan yang menyebabkan tidak diperbolehkannya
        jama’ taqdim.
Catatan :
a) Jika musafir tidak memungkinkan melakukan wudlu’,
      seperti karena tidak ada air, maka baginya boleh
      melakukan sholat jama’ dengan tayamum, dan baginya
      harus melakukan tayamum dua kali, yaitu melakukan
      tayamum untuk sholat yang pertama dan melakukan lagi
      untuk sholat yang kedua, karena tayamum hanya bisa
      digunakan untuk melakukan satu sholat fardlu saja.
b) Jika musafir melakukan jama’ taqdim, kemudian pada
      waktu melakukan sholat yang pertama dia niat muqim,
      maka baginya tidak boleh melakukan sholat jama’ (wajib
      melakukan sholat yang kedua pada waktunya). Jika niat
      muqim tersebut dilakukan pada waktu mengerjakan sholat
                                                                     9
      yang kedua, maka sholat jama’nya tidak batal.
   NIAT JAMA’ TAQDIM
                Untuk sholat dhuhur :
 ‫أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إليه العصر مأموما / إماما ل تعالى‬
                Untuk sholat ashar :
 ‫أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إلى الظهر مأموما / إماما ل تعالى‬
                Untuk Sholat maghrib :
‫أصــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعــا إليــه العشاء مأمومــا / إمامــا ل‬
                                                                       ‫تعالى‬
          Untuk sholat isya’ :
57
‫أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إلى المغرب مأموما / إماما ل تعالى‬
    Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat jama’ dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tingal membuang lafadz ‫مأموما / إماما‬


    JAMA’ TA’KHIR
      Jama’ ta’khir adalah mengumpulkan dua sholat yang
   dikerjakan pada waktu sholat yang kedua, ya’ni sholat
   dhuhur dikerjakan pada waktu sholat ashar, maghrib
   dikerjakan pada waktu sholat isya’. Dalam mengerjakan
   jama’ ta’khir harus memenuhi dua syarat :
   8. Melakukan niat jama’ ta’khir pada waktu sholat yang
      pertama, meskipun sisa waktu dari sholat yang pertama
      hanya bisa digunakan untuk melakukan sholat yang
      pertama dengan sempurna atau diqashar (dua reka’at)
      bagi orang yang menghendaki mengqashar sholatnya.
         Apabila seseorang sama sekali tidak melakukan niat
                                                       10
      jama’ ta’khir pada waktu dari sholat yang pertama, atau
      melakukannya, tapi waktu sisa dari sholat yang pertama
      tidak mencukupi seandainya digunakan melakukan sholat
      yang pertama, maka orang tersebut melakukan dosa dan
      sholat yang pertama harus dilakukan segera secara
      qodho’. Apabila seseorang berada pada waktu sholat yang
      pertama, dan dia ingin melakukan jama’ ta’khir, namun
      dia belum melakukan niat jama’ sehingga waktu yang
      tersisa tidak mencukupi untuk melakukan satu rakaat,
      maka dia wajib segera melakukan sholatnya secara
58
       qodlo’. Apabila waktu yang tersisa masih mencukupi
       untuk melakukan satu rakaat atau lebih, maka juga harus
       segera melakukannya, dan sholatnya dianggap sholat
       ada’, tetapi orang tersebut terkena hukum haram, karena
       ceroboh mengakhirkan sholat dari waktunya.
  9. Tetapnya perjalan sehingga selesai melakukan sholat
       yang pertama dan yang kedua.
Catatan :
a. Dalam jama’ ta’khir tidak diwajibkan untuk tertib
     (berurutan) dan terus menerus (muwalah) diantara kedua
     sholat, dan juga tidak diwajibkan untuk melakukan niat
     jama’ sewaktu mengerjakan sholat yang pertama, akan
     tetapi semua itu hukumnya sunah. Adapun melakukan niat
     jama’ pada waktu dari sholat yang pertama adalah syarat
     syahnya melakukan jama’ ta’khir sebagaimana yang telah
     diketahui.
b. Jama’ ta’khir lebih utama daripada jama’ taqdim jika pada
     waktu sholat yang pertama sedang dalam perjalanan (tidak
     istirahat) dan jika pada waktu sholat yang pertama tidak
     sedang dalam perjalanan (istirahat), maka yang lebih
     utama adalah jama’ taqdim.
c. Jika seseorang melakukan jama’ ta’khir, kemudian pada
     waktu melakukan tasyahud sholat ashar dia ingat bahwa
     dia telah meninggalkan satu rukun, seperti sujud atau yang
     lain dan dia ragu apakah rukun yang ditinggalkan dari
     sholat dhuhur atau dari sholat ashar, maka dia wajib segera
     berdiri untuk menambah satu rakaat, dan setelah itu wajib
     mengulangi sholat dhuhurnya lagi.
    Niat Jama’ Ta’khir
             Untuk sholat dhuhur :
 ‫أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إلى العصر مأموما / إماما ل تعالى‬
59
           Untuk sholat ashar :
  ‫أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إليه الظهر مأموما / إماما ل تعالى‬
                  Untuk Sholat maghrib :
‫أصـــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعـــا إلى العشاء مأمومـــا / إمامـــا ل‬
                                                                       ‫تعالى‬
           Untuk sholat isya’ :
 ‫أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إليه المغرب مأموما / إماما ل تعالى‬
    Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأمومـا‬
‫.إماما‬

B. SHOLAT JAMA’ QASHAR
   Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya
mencapai masafatul qashri, baginya diperbolehkan melakukan
jama’ qashar, yaitu mengumpulkan dua sholat sekaligus
meringkasnya, baik dikerjakan pada waktu sholat yang pertama
atau sholat yang kedua.1)
    Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Taqdim
             Untuk sholat dhuhur :
      ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى‬
             Untuk sholat Ashar :
       ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬

1
  Sholat yang boleh diqashar adalah sholat yang bilangan
rakaatnya ada empat, jadi apabila maghrib dan Isya’ ingin
dijama’qashar, maka yang boleh diqashar hanya isya’nya saja,
sedangkan maghrib tetap tiga rakaat
60
                Untuk sholat Maghrib :
    ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬
                Untuk sholat Isya’ :
         ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬

     Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Ta’khir
               Untuk sholat dhuhur :
         ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إلى العصر مأموما/إماما ل تعالى‬
               Untuk sholat Ashar :
         ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إليه الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬
.
              Untuk sholat Maghrib :
  ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إلى العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬
              Untuk sholat Isya’ :
       ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إليه المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬
     Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika
sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika
dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأمومـا‬
‫.إماما‬

C. SHOLAT JAMA’ BAGI ORANG YANG MUQIM
      Sebagaimana yang telah disebutkan didepan, bahwa
sholat jama’ bukan hanya diperbolehkan untuk musafir, tapi
juga diperbolehkan untuk orang yang muqim. Namun yang
diperbolehkan hanya jama’ taqdim saja.
      Bagi orang yang selalu melakukan sholat lima waktunya
dengan berjama’ah pada suatu tempat, baik di masjid atau
61
bukan, seandainya sebelum dia melakukan sholat turun hujan,
baik turunnya sewaktu berangkatnya atau ketika sudah berada
pada tempat jamaah, maka baginya diperbolehkan untuk
menjama’ sholatnya dengan catatan hujan tersebut bisa
membasahi bagian atas pakaiannya atau bagian bawah
sandalnya, meskipun hujan tersebut tidak deras dan dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tertib (berurutan)
2. Terus menerus (muwalah)
3. Melakukan niat jama’ pada waktu melakukan sholat yang
   pertama
4. Adanya hujan masih tetap pada tiap permulaan bagi dua
   sholat yang akan di kerjakan (ketika hendak melakukan
   takbiratul ihram bagi dua sholat tersebut) dan juga setelah
   selesai dari sholat yang pertama sampai melakukan
   takbiratul ihram sholat yang kedua, baik setelah itu terus
   hujan atau berhenti.
5. Sholat yang ke dua harus dilakukan dengan berjamaah,
   meskipun pada sebagiannya saja, seperti berjamaah pada
   imam yang sedang melakukan tasyahud akhir.
6. Pada sholat yang ke dua harus melakukan niat jamaah atau
   niat menjadi imam bagi imam sholat tersebut, jika tidak
   melakukan niat jamaah atau imam tidak niat menjadi imam
   dan ma’mum mengetahui hal itu, maka sholat imam dan
   ma’mum tidak sah. Adapun niat sholat jama’ di sini sama
   dengan niat sholat jama’ taqdim yang telah disebutkan di
   depan, akan tetapi wajib niat jamaah seperti dibawah ini :
             Untuk sholat dhuhur :
       ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى‬
             Untuk sholat Ashar :
       ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬
62
             Untuk sholat Maghrib :
 ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬
        Untuk sholat Isya’ :
      ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬
7. Tempat jamaahnya secara umum dianggap jauh dari
    rumahnya.
Catatan :
   Sebagaimana dengan hujan yang menyebabkan di
perbolehkan menjama’ sholat, yaitu air embun, air es, dan air
yang turun bintik-bintik bersamaan dengan hembusan angin
dingin meskipun tidak begitu kencang.


                        Shalat Jum’at
        Hukum Melakukan Shalat Jum’at
        Hukum melakukan Shalat jum’at adalah fardlu ain bagi
setiap orang islam mukallaf, laki-laki, sehat dan berpenduduk
tetap.

       Persyaratan Sahnya Jum’at
       1. harus berada di negara atau desa
       2. jama’ahnya mencapai 40 orang
       3. di lakukan pada waktu dzuhur
       4. di mulai dengan dua khutbah
       5. tidak mendahului atau menyertai shalat jum’at
           dinegrinya
       Rukun – Rukun Khutbah
       1.khatib suci dari dua hadats (hadats kecil atau hadats
63
       besar)
       2.pakian, tubuh dan tempatnya suci dari najis
       3.menutup aurat
       4.membaca khutbah dengan berdiri jika mampu
       5.duduk diantara dua khutbah dengan kadar tuma’ninah
       6.mengeraskan khutbah agar di dengar oleh 40 orang
       7.terus menerus diantara dua khutbah dan sholat


      Udzur Meninggalkan Jum’at
         Kewajiban jum’at menjadi gugur disebabkan sakit,
lumpuh, buta dan hujan lebat.

Menjumpai Jum’at
          Jum’at dapat diperoleh oleh Seseorang yang
menemukan satu rakaat bersamaan imam. Dan setelah
salamnya imam dia cukup menambah satu rakaat dengan
mengeraskan bacaan. Adapun seseorang yang tidak
menemukan satu rakaat bersama imam maka dia melakukan
shalat dengan niat jum’at dan menyempurnakan shalat dzuhur
(4 rakaat).

         Kesunahan Jum’at
       1.mandi besar dan membersihkan tubuh
       2.memotong kuku
       3.menggunakan wewangian
       4.memakai pakian putih
       5.diam ketika khutbah
64
       6.bergegas ke masjid bagi selain khatib


                         Shalat Hari Raya
        Hukum Melakukan Shalat Hari Raya
        Melakukan shalat hari raya baik hari raya fitri atau hari
raya qurban hukumnya sunah muakkadah bagi orang yang
bermuqim, musafir, merdeka dan hambasahaya. Baik di
lakukan dengan jama’ah atau sendirian. Adapun bilangannya
adalah dua rak’at di lakukan mulai terbitnya matahari sampai
tergelincirnya matahari.
        Cara Melakukan Shalat Hari Raya
        1.takbiratul ihram
        2.membaca do’a iftitah dan taawudz
        3.melakukan takbir tujuh kali
        4.membaca fatihah dan surat dengan keras
        5.pada rakaat yang kedua melakukan takbir lima kali
        setelah takbir karena berdiri
        6.imam membaca dua khutbah pada khutbah pertama
        membaca takbir sembilan kali. Sedangkan pada
        khutbah yang kedua membaca takbir tujuh kali


       Kesunahan Pada Hari Raya
       1.mandi besar
       2.berhias dengan memakai pakian yang bagus
       3.mengeraskan bacaan takbir di rumah, pasar dan di
       jalan. mulai malam hari raya sampai imam melakukan
65
      shalat
      4.membaca takbir setelah shalat mulai dari subuh hari
      arafah sampai ashar akhir hari tasyriq


                 Shalat Jenazah
     Kewajiban Mengurus Jenazah
     Mengurus dan merawat jenazah hukumnya
wajib kifayah. Artinya apabila sebagian orang sudah
melakukan, maka gugurlah kewajiban bagi sebagian
yang lain. Kewajiban ini diperuntutkan bagi tiap-tiap
orang yang tahu atau menduga akan adanya
seseorang    yang    meniggal,    meskipun     bukan
tetangganya dan juga bagi tiap-tiap orang di sekitar
nya yang ceroboh karena tidak menghiraukannya.
Dalam mengurus dan merawat jenazah ada empat hal
yang wajib dilakukan:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Mensholati
4. Memakamkan


     I. MEMANDIKAN

   Memandikan mayat merupakan suatu ibadah bagi
seluruh umat islam, dan kewajiban ini tidak akan
gugur sebelum dilakukan oleh kalangan orang yang
terkena hukum taklif, meskipun di lakukan anak
kecil yang belum tamyiz, orang gila, jin atau mayat
yang mandi dengan sendirinya, karena sebagai
karomah menurut qaul mu’tamad (qaul yang bisa
dijadikan pegangan), mengecuali-kan para malaikat,
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian
Fiqih keseharian

More Related Content

What's hot

02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum
asnin_syafiuddin
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
juniska efendi
 
3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam
abu Saifullah
 
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandiPiranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
april aulia
 

What's hot (20)

Presentasi Fiqh 3
Presentasi Fiqh 3Presentasi Fiqh 3
Presentasi Fiqh 3
 
Materi fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas viiMateri fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas vii
 
Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.ppt
 
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 TaharahRingkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
 
Thaharoh
ThaharohThaharoh
Thaharoh
 
shalat sunah
shalat sunahshalat sunah
shalat sunah
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlak
 
02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
 
Presentasi Fiqh 5
Presentasi Fiqh 5Presentasi Fiqh 5
Presentasi Fiqh 5
 
Solat Jamak dan Qasar
Solat Jamak dan QasarSolat Jamak dan Qasar
Solat Jamak dan Qasar
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam
 
Bab 6 Tata Cara Shalat Wajib
Bab 6  Tata Cara Shalat Wajib Bab 6  Tata Cara Shalat Wajib
Bab 6 Tata Cara Shalat Wajib
 
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandiPiranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
Piranti thaharah, thaharah dari hadats, wudhu, tayyammum, dan mandi
 
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAHMATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
 
Sholat Sunnah Dan Macam-macam
Sholat Sunnah Dan Macam-macam Sholat Sunnah Dan Macam-macam
Sholat Sunnah Dan Macam-macam
 
Bab 2 shalat sunah
Bab 2 shalat sunahBab 2 shalat sunah
Bab 2 shalat sunah
 
Thoharoh design
Thoharoh designThoharoh design
Thoharoh design
 

Viewers also liked (10)

Terjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkapTerjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkap
 
Materi manasik umroh
Materi manasik umrohMateri manasik umroh
Materi manasik umroh
 
Fathul baari-2-syarah-hadits-bukhari
Fathul baari-2-syarah-hadits-bukhariFathul baari-2-syarah-hadits-bukhari
Fathul baari-2-syarah-hadits-bukhari
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
 
1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat
 
Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)
 
shalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufaridshalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufarid
 
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
 
Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016
Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016
Tuntunan Manasik Haji & Umroh 2016
 

Similar to Fiqih keseharian

Fiqih Kelas 1
Fiqih Kelas 1Fiqih Kelas 1
Fiqih Kelas 1
asyafiul
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
Jusuf AN
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
RoisMansur
 

Similar to Fiqih keseharian (20)

Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
 
MACAM-MACAM HADATS.pptx
MACAM-MACAM HADATS.pptxMACAM-MACAM HADATS.pptx
MACAM-MACAM HADATS.pptx
 
Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2
 
Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2
 
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam ShalatSyarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
 
THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
 
MAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAHMAKALAH THOHARAH
MAKALAH THOHARAH
 
Fiqih Kelas 1
Fiqih Kelas 1Fiqih Kelas 1
Fiqih Kelas 1
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
 
Wahyudi fiqih
Wahyudi fiqihWahyudi fiqih
Wahyudi fiqih
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Bab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah newBab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah new
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Risalah
RisalahRisalah
Risalah
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptx
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 

Fiqih keseharian

  • 1. 1 Islam Islam adalah tunduk dan patuh kepada semua yang telah dibawa oleh Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. dengan mengikuti segala perintah-perintahnya dan menjahui segala larangannya . Agama Islam adalah Agama yang diwahyukan oleh Allah SWT. kepada Baginda Habibillah Rasulillah SAW. untuk menunjukkan dan membimbing segenap mahluk, sehingga mereka yang mendapatkan petunjuk dan mengikuti bimbingan dan tuntunan serta suri tauladan Beliu akan meraih kebahagiaan dan keberuntungan di dalam dunia dan akhirat . Rukun islam ada lima : 1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah. 2. Menegakkan sholat lima waktu. 3. Menunaikan zakat. 4. Puasa bulan Ramadhon. 5. Menunaikan Haji ke Baitullah bagi orang yang mampu . ‫ل‬ ّ ‫((بني السلم على خمس شهادة أن ل إله إل ا ّ وأن محمداً رسول ا‬ ‫ل‬ )) ‫وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان‬ Dasar-Dasar Agama Islam ada empat : 1. Al Qur'an Al Karim. 2. Al Hadits
  • 2. 2 3. Al Ijma'. 4. Al Qiyas. Penjabaran : Al Qur'an adalah Kitab Allah yang diturunkan kepada Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. dan satu surat Al Qur'an itu mempunyai mu'jizat ( mengalahkan segenap musuh ) serta membacanya termasuk ibadah, meskipun tidak mengetahui artinya . Al Hadits adalah segala ucapan dan perbuatan Baginda Habibillah Rasulillah SAW. atau pengakuan dan penetapan Beliau terhadap perbuatan salah satu Shohabatnya . Al Ijma' adalah kesepakatan Para Mujtahid agama Islam dalam satu masa setelah wafatnya Baginda Habibillah Rasulillah SAW., baik kesepakatan itu pada urusan-urusan agama , dunia , akal (logika) atau bahasa . Al Qiyas adalah menyamakan satu masalah yang tidak ditemukan dalilnya dengan masalah lain yang ditemukan dalilnya karena keduanya memiliki persamaan dalam 'ilat ( alasan ) suatu hukum . Hukum-Hukum agama Islam ada lima : 1. Wajib ( fardhu ) 2. Sunnah 3. Haram 4. Makruh 5. Mubah Penjabaran :
  • 3. 3 Wajib adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi pahala , dan akan disiksa bagi orang yang meninggalkannya. Sunnah adalah sesuatu yang sipelaku akan diberi pahala , dan tidak akan disiksa bagi orang yang meninggal- kannya. Haram adalah sesuatu yang sipelaku akan disiksa , dan bagi orang yang meninggalkannya akan diberi pahala . Yakni : ketika ada keinginan dan kesempatan untuk melakukannya , lalu ia tinggalkan guna meraih ridlo Allah SWT. , maka ia mendapatkan pahala meninggalkan dosa tersebut, berbeda kalau tidak ada keinginan dan kesempatan maka tentunya ia tidak mendapatkan pahala meninggalkan dosa tersebut . Makruh adalah sesuatu yang sipelaku tidak akan disiksa dan bagi orang yang meninggalkannya akan diberi pahala . Sebagian Ulama' Menambahkan satu istilah lagi yaitu khilaful Aula , pada dasarnya khilaful aula sama dengan makruh akan tetapi mempunyai perbedaan dari segi cara penggaliannya hukum , yakni diambil dari mafhum perintah ghoiru jazmin ( perintah yang tidak ada keharusan untuk di- lakukan ) . Mubah adalah sesuatu yang sipelaku tidak diberi pahala dan bagi orang yang meninggalkannya tidak akan disiksa . Fardhu dibagi dua : 1. Fardhu ain .
  • 4. 4 2. Fardhu kifayah . Fardhu 'ain yaitu sesuatu yang wajib dilakukan oleh setiap orang dewasa, dan tidak gugur sebab dilakukan oleh sebagian orang dewasa yang lainnya . Seperti sholat lima waktu dan puasa romadhon. Fardhu kifayah yaitu sesuatu yang wajib dilakukan oleh setiap orang dewasa , dan akan gugur sebab dilakukan oleh sebagian orang dewasa yang lainnya. Seperti solat janazah. Mukallaf adalah seorang yang sudah baligh ( dewasa ) dan mempunyai akal . ThoHharoh Pengertian : Menurut bahasa thoharoh berarti bersih dari kotoran, baik kotoran lahir seperti hadats dan najis maupun kotoran batin seperti sombong , hasud-iri dan riya'. Adapun menurut syara' adalah menghilangkan hadats atau menghilangkan najis atau sesuatu yang semakna dengan keduanya atau sesuatu yang bentuknya sama dengan keduanya . Penjabaran : 1. Menghilangkan hadats seperti : Wudhu- dan mandi fardhu. 2. Menghilangkan najis seperti : istinja' dengan air dan membasuh pakaian yang najis (1). 1 () Cara yang benar dalam mensucikan pakaian yang terkena najis :
  • 5. 5 3. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan ha- dats : seperti tayamum, wudhunya orang yang beser atau atau wanita yang mengalami istihadhoh. Karena hadats mereka tidak hilang , akan tetapi mereka diberi keringanan. 4. Sesuatu yang semakna dengan menghilangkan najis seperti : istinja' dengan batu atau semisalnya seperti tisu kering . karena bekasnya najis masih ada . 5. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng- hilangkan hadats seperti : mandi sunah, wudhu yang diperbarui, basuhan kedua dan ketiga dalam anggota wudhu , karena semuanya tidak menghilangkan hadats akan tetapi bentuknya sama dengan menghilangkan hadats. 6. Sesuatu yang bentuknya sama dengan meng- hilangkan najis seperti : basuhan kedua dan ketiga ~ Jika najis tersebut adalah najis 'ainiyyah ( najis yang warna, bau atau rasanya tampak ) maka sifat-sifat najis tersebut dihilangkan lebih dahulu , pendek kata dirubah menjadi najis hukmiyah terlebih dahulu. ~ Air disiramkan ke pakaian , atau pakaian ditaruh di dalam bak lalu air disiramkan . Demikian juga lantai yang terkena najis maka terlebih dahulu sifat-sifatnya najis dihilangkan , lalu air disiramkan. Karena jika air langsung disiramkan sebelum najis ainiyah dirubah menjadi najis hukmiyah ( najis yang warna, bau atau rasanya tidak tampak ) , maka lantai tidak dihukumi suci, bahkan najis akan menyebar kemana-mana.
  • 6. 6 dalam menghilangkan hadats. Karena keduanya tidak menghilangkan najis akan tetapi bentuknya sama dengan menghilangkan najis . Sarana thoharoh : 1. Air : yakni air yang suci dan mensucikan ( air mutlak ) 2. Debu : yakni debu murni yang suci dan yang berdebu (1) . 1 () Atau pasir yang berdebu , sebagaimana pendapat dari Imam Asy Syafi’i ra. dan Imam Achmad ra. . Adapun menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tayamum diperbolehkam memakai semua bagian-bagian dari bumi seperti batu dan kayu meskipun tidak ada debunya . Imam Malik menambahkan : “Boleh tayamum dengan benda yang muttashil (menyambung) dengan bumi seperti tumbuh- tumbuhan”. Adapun tayamum dengan menggunakan kursi pesawat terbang maka tidak sah , baik menurut Imam Asy Syafi’I RA. dan Imam Achmad bin Hanbal RA. atau menurut Imam Abu Hanifah RA. dan Imam Malik RA., karena tidak ada debu di kursi pesawat dan kursi pesawat bukanlah merupakan bagaian-bagaian dari bumi serta bukan merupakan benda yang muttashil dengan bumi. Orang yang ada dipesawat jika ia berhadats ( tidak mempunyai wudzu atau junub ) , sedangkan ia tidak mampu
  • 7. 7 3. Alat menyamak : yakni sesuatu yang sepat yang bisa menghilangkan cairan dan lendir-lendir yang ada pada kulit meskipun najis, seperti kayu trengguli, kotorannya burung merpati yang kering 4. batu istinjak atau yang semakna dengannya yakni sesuatu yang suci dan tidak dimuliakan yang untuk melakukan thoharoh dan sholat fardhu sebelum naik atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat di dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan jama’ takdim atau jamak ta’khir, maka ia berstatus sebagai orang yang tidak mendapatkan dua sarana bersuci (air dan debu ), sehingga ia mempunyai kewajiban :  sholat fardhu lihurmatil wakti ( sholat karena untuk menghormati waktu ).  jika ia dalam keadaan junub maka dalam sholat lihurmatil wakti ia tidak boleh membaca Al Qur’an selain al Fatihah .  tidak boleh menjadi imam  ketika sudah mendarat dan mendapatkan air, maka ia berkewajiban meng-qodho sholat fardhu yang dilakukan di pesawat karena untuk menghormati waktu . Seandainya ia tidak berhadats maka ia boleh dan sah melakukan sholat sunnah . Adapun sholat fardhu yang harus dilakukan di pesawat, yakni ia tidak mampu untuk melakukan solat fardhu sebelum
  • 8. 8 keras(padat) dan yang bisa menghilangkan bentuk najis, seperti tisu kering . 5. Air Macam – macam air : Ditinjau dari segi tempat dan asalnya ada tujuh , tiga berasal dari langit dan empat dari bumi : 1. air hujan Allah SWT. Berfirman: .[ ‫)) وينـ ّل عليكم من السماء ماء ليط ّركم به ((. ] 8 النفال‬ ‫ه‬ ‫ز‬ 2. air salju ( air yang turun dari langit dalam keadaan cair lalu membeku di atas permukaan bumi. naik atau sebelum lepas landas atau setelah pesawat mendarat di dalam waktu sholat fardhu tersebut , meskipun dengan jama’ takdim atau jamak ta’khir, maka ia wajib sholat lihurmatil wakti, dan dalam kondisi seperti ini ada dua keberadaan:  jika di dalam sholat ia melakukan ruku' dan sujud dengan sempurna serta menghadap ke kiblat, maka didalam berkewajiban meng-qodlo’ sholat ada khilaf,(perbedaan pendapat ulama') menurut pendapat mu’tamad ( yang dijadiakn pegangan ) adalah wajib meng-qodho’ sholat .  jika di dalam solat ia tidak menyempurnakan ruku’ atau sujud atau tidak menghadap qiblat , , maka menurut kesepakatan ‘Ulama’ ia berkewajiban meng-qodlo sholat .
  • 9. 9 3. barod ( air yang turun dari langit dalam keadaan beku seperti garam lalu mencair di atas permukaan bumi ). Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Bahwasya beliau berkata: ‫)) كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا كبر فى الصلة سكت هنية قبل ان‬ ‫يقرأ فقلت : يارسول ال ما تقول ؟ قال أقول اللهم باعد بينى وبين خطايا كما‬ ‫باعدت بين المشرق والمغرب , اللهم نقنى من خطايا كما ينقى الثوب‬ ‫البيض من الدنس : اللهم اغسلنى من خطايا بماء الثلج والبرد (( ))رواه‬ (( ‫البخارى ومسلم‬ 4. air laut. Rasulullah SAW. Bersabda ketika di tanya tentang air laut: .(( ‫)) قال : هو الطهور ماؤه , الحل ميتته‬ 5. air sumur. Para sahabat bertanya kepada rasulullah tentang air sumur: ‫)) قالوا يارسول ال انك تتوضاء من بئر بضاعة وفيها ماينجى الناس‬ ‫والحائض والجنب (( , فقال رسول ال صلى ال عليه وسلم : )) الماء‬ (( ‫طهور لينجسه شيء‬ 6. air sungai. 7. mata air. Sedangkan air sungai dan mata air itu searti dengan air sumur. Ditinjau dari segi hukum : 1. air suci dan yang mensucikan ( air muthlak ) . dan dibagi menjadi dua :
  • 10. 10 ~ air muthlak yang tidak makruh pemakaiannya . ~ air muthlak yang makruh pemakaiannya. 2. air suci dan yang tidak mensucikan, seperti air kelapa dan air musta'mal . 3. air mutanajis . Air mutlak Air mutlak adalah air yang terlepas dari qoyyid ( ba- tasan ) yang selalu melekat (1). Berbeda dengan batasan yang tidak selalu melekat , maka tetap disebut air muthlak, seperti air laut, air sumur air mata air . Ketahuilah ! . . . Bahwa setiap air yang turun dari langit atau keluar dari bumi dan sifat-sifatnya belum mengalami perubahan sebab sesuatu yang merubahnya maka disebut air muthlak seperti air laut , air hujan, air sungai, air mata air , air salju dan air hasil penyulingan seperti air Aqua, Al Ajwa dan semisalnya . Macam-macam air yang keseluruhan atau sebagian sifat-sifatnya mengalami perubahan, akan tetapi tetap dihukumi air suci yang mengsucikan ( air muthlak ) : 1. air yang berubah yang disebabkan oleh lama tidak dipakai / didiamkan. 2. air yang berubah yang disebabkan oleh lumut, 1 ( ) contoh batasan yang selalu melekat : air mawar, air kopi air teh air kelapa dan air susu . Maka tidak bisa dinamakan dengan air muthlak sehingga tidak sah dijadikan sebagai sarana thoharoh .
  • 11. 11 ganggang atau hayawan yang habitatnya di air seperti ikan. 3. air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu yang menetap pada tempatnya air atau tempat mengalirnya air ( saluran air ) . 4. air yang berubah yang disebabkan oleh sesuatu yang sulit untuk dihindarkan dari air seperti dedaunan pohon yang dekat dengan air yang rontok dengan sendirinya atau di rontokkan oleh angin . 5. air yang berubah yang disebabkan oleh mujawir ( sesuatu yang mendampingi air ) seperti bangkai yang ada dipinggir sungai yang airnya lebih dua kolah, lalu air mengalami perubahan sebab tiupan angin . 6. air yang berubah sebab sesuatu yang tidak mungkin untuk dipisahkannya seperti gajih dan minyak zaitun.  Air muthlak yang makruh penggunaannya ada empat : ~ Air musyammas (air yang berada dalam bejana yang terbuat dari logam selain mas dan perak , yang terjemur oleh terik panas matahari). Karena akan menimbulkan karat / tiyeng / bau busuk yang bisa menyebabkan penyakit baros ( lepra ) .
  • 12. 12 ~ Air yang sangat panas. Karena akan menghalangi dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak sangat panas sekira tidak menghalangi dalam menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya hilang . ~ Air yang sangat dingin. Karena akan menghalangi dalam menyempurnakan wudhu . jika sudah tidak sangat dingin sekira tidak menghalangi dalam menyempurnakan wudhu, maka kemakruhannya hilang . ~ Air yang ada pada tempat-tempat yang telah dikutuk / dimurkai oleh Allah SWT . Rasulullah SAW. Melarang siti aisyah RA. Untuk menggunakan air Musyammas beliau bersabda: (( ‫(( انه يورث البرص‬ (( ‫وقال : )) من اغتسل بماء مشمس فأصابه وضح فل يلومن ال نفسه‬ Syarat – syarat kemakruhan Air musyammas ada sembilan , dan kemakruhan itu akan hilang jika salah satu dari sembilan syarat tersebut tidak ada : o terjemur oleh terik panas matahari . o digunakan dalam keadaan panas / hangat. o Berada dalam bejana logam selain mas dan perak, seperti besi dan tembaga. o Penggunaannya pada waktu panas. o Dipakai pada badan, jika pada pakaian maka kemakruhannya hilang .
  • 13. 13 o Pada daerah yang sangat panas seperti Hijas dan Hadhro maut. sehingga di negara Indonisia kemakruhan air musyammas hilang. o Air selain musyammas masih didapat. o Tidak ada kehawatiran timbul sakit atau penyakit, jika ada kehawatiran maka hukumnya haram .  Air muthlak yang tidak makruh penggunaannya yaitu air muthlak yang selain empat di atas. Riwayat dari abu hurairah beliau berkata : ‫قام أعرابى فبال فى المسجد , فقام اليه الناس ليقعوا به , فقال النبى صلى‬ ‫ال عليه وسلم : )) دعوه وهريقوا على بوله سجل من ماء – أو : ذنوبا‬ (( ‫من ماء – فانما بعثتم ميسرين ولم تبعثوا معسرين‬  Air suci yang tidak mensucikan: Yaitu air yang mempunyai batasan yang selalu melekat seperti air kelapa atau air yang nama kemuthlakannya hilang akibat tercampur dengan campuran berupa sesuatu yang suci sehingga mengalami perubahan yang banyak seperti air kopi dan air musta'mal . Air suci yang tidak mensucikan ada tiga macam : 1. air yang mengalami banyak perubahan dise- babkan sesuatu yang suci dan mencampurinya , tidak dibutuhkan oleh air, dan tidak mendampinginya. Seperti gula dan madu. 2. air sedikit yang sudah digunakan untuk
  • 14. 14 menghilangkan hadats ( basuhan fardhu ) atau menghilangkan najis. 3. air yang keluar dari tumbuhan bumi dengan sebab di peras atau di masak atau sesamanya seperti air mawar dan air kelapa. Diriwayatkan dari abu hurairah RA. Bahwasa nya rasulullah SAW. Bersabda: (( ‫)) خلق ال الماء طهورا لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه‬ (( ‫وفال :)) ليغتسل أحدكم فى الماء الدائم وهو جنب‬  Air Mutanajjis : Yaitu air yang sifat sifatnya ( warna, bau dan rasa ) mengalami perubahan yang disebabkan oleh benda najis. Jika air tersebut sedikit ( kurang dari dua kulah ) ketika terkena najis maka dihukumi mutanajis, baik air tersebut mengalami perubahan atau tidak . Air Mutanajjis ada dua macam : 1. air banyak yang terkena najis yang salah satu sifatnya berubah baik sedikit ataupun banyak. 2. air sedikit yang terkena najis namun salah satu sifatnya tidak mengalami perubahan. Rasulullah SAW bersabda: (( ‫)) الماء طهور لينجسه شيء ال ما غيرت طعمه أو ريحه‬ Ukuran dua kulah: Air dianggap banyak seandainya air tersebut dua kulah atau lebih . dan air yang banyak meskipun terkena najis maka dihukumi air yang suci dan mensucikan dengan catatan tidak
  • 15. 15 mengalami perubahan yang menghilangkan nama kemuthlakan air. Adapun ukuran dua kulah adalah ukuran taqriby ( kira-kira ) bukan tahdidy ( kepastian ), sehingga para Ulama' berbeda-beda dalam menghitungnya : 1. Menurut versi kitab fiqhul islami adalah 270 liter air . 2. menurut versi kitab taqrirotussadat adalah 217 liter air. 3. Menurut versi kitab Fathul qarib dan Fathul qadir adalah 174,58 liter air. Karena dua kulah adalah 500 ritl baghdad, sedangkan satu ritl baghdad versi Imam Nawawi adalah 349,16 gr. Maka Dua kulah = 500 x 349,16 gr = 174580 gr. = 174,580 kg = 174, 58 liter air murni. Adapun bedasarkan ukuran tempat yang berbentuk empat persegi , maka : tinggi = 1, 25 dzirok . lebar = 1, 25 dzirok. Panjang = 1, 25 dzirok. Sedangkan versi Imam Nawawi satu dzirok adalah 44,72 cm . 1,25 x 44,72 cm = 56 cm. Isi = 56 cm x 56cm x 56 cm= 175.616 cm3. Isi = 175,616 dm3 Isi dua kulah = 175,616 liter air murni. Najasah
  • 16. 16 Pengertian : Menurut bahasa Najasah merupakan bentuk jama' dari kata najis yang berarti sesuatu yang menjijikkan . Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang haram di- peroleh baik dengan dimakan atau diminum atau yang lainnya secara mutlak (1) dalam keadaan ikhtiyar (bebas) (2) serta mudah untuk dibedakan (3) yang mana keharaman tersebut bukan karena dimulyakan atau diagungkannyanya(4), bukan karena menjijikannya (5) dan juga bukan karena membahayakan atau merusak badan atau akal (6) . 1 () yakni baik sedikit atau banyak. 2 () dikecualikan dalam keadaan darurat maka diperbolehkan memakan bangkai , dan setatus bangkai yang dimakan tetap najis. 3 () dikecualikan ulat yang ada didalam buah , karena sulitnya untuk dibedakan maka diperbolehkan untuk dimakan dengan buahnya akan tetapi tetap dikatakan najis. 4 () dikecualikan bangkainya anak cucu Adam meskipun haram dimakan akan tetapi keharamannya karena dimuliakannya sehingga hukumnya tetap suci sebagaimana firman Allah SWT. ‫ولقد كرمنا بنى آدم‬ 5 )( dikecualikan air seperma , ludah atau ingus maka suci akan tetapi diharamkan diminum karena menjijikannya . 6 () dikeculikan batu haram dimakan karena merusak badan, dan kecubung karena merusak akal, maka keduanya suci .
  • 17. 17 Macam-Macam Najis Ada Tiga : 1. najis mugholladzoh 2. najis mukhaffafah 3. najis mutawassithoh Penjabaran: Najis Mugholladzoh: Yaitu najisnya anjing dan babi, serta ludah kedunya, ingus keduanya, keringat keduanya dan anak yang dilahirkan dari keduanya atau dari salah satunya walaupun bersamaan dengan hewan yang suci. Cara Mensucikan Najis Mugholladzoh: Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis tujuh kali, dengan menggunakan air suci dan salah satu dari basuhan tujuh kali tersebut menggunakan debu suci setelah hilangnya sifat sifatnya najis. Rasulullah SAW. Bersabda : .«ِ ‫» َ ُو ُ ِ َا ِ َأ َ ِ ُمْ، ِ َا ََ َ ِي ِ الْ َلْ ُ، َنْ َغْ َِ ُ َبْعَ َ ّا ٍ. ُو َ ُ ّ ِال ّ َا‬ ‫طه ر إن ء حدك إذ ولغ ف ه ك ب أ ي سله س مر ت أ لهن ب تر ب‬ Najis Mukhaffafah: Yaitu kencingnya bayi laki-laki yang belum makan sesuatu kecuali susu dan belum mencapai dua tahun. Cara Mensucikan Najis Mukhaffafah Yaitu dengan memercikan air pada tempat yang terkena najis sehingga basah. Diriwayatkan dari siti a’isyah RA : ،ْ‫َنْ َا ِ َ َ ، َو ِ ال ّ ِ ّ ، َ ّ َ ُو َ ا ّ َا َ ُؤْ َىٰ ِال ّبْ َانِ َ ُ َ ّ ُ ََيْ ِمْ َ ُ َ ّ ُ ُم‬ ‫ع ع ئشة ز ْج نبي أن رس ل ل ك ن ي ت ب ص ي فيبرك عل ه ويحنكه‬ .ُ ْ‫فُ ِ َ ِ َ ِ َ َ َا َ ََيْ ِ. َ َ َا ِ َا ٍ. فَتْ َ َ ُ بوله ََمْ َغْ ِل‬ ‫ول ي س ه‬ ‫َأتي بصبي فب ل عل ه فدع بم ء َأ بعه‬
  • 18. 18 :‫و َن َ ِي ال َمْحِ َ ِ َ ا ُ َ َاَى َنْ ُ َا َ: َا َ َسو ُ ا ِ ِصلى ال عليه وسلم‬ ‫ع أب س رضي ّ تع ل ع ه ق ل ق ل ر ل ل‬ ‫ل‬ ‫ُغْ َ ُ ِنْ َوْ ِ ال َا ِ َ ِ، َ ُر ّ ِنْ َوْ ِ ال ُ َ ِ َخ َ َ ُ َ ُو َا ُدَ َال ّسا ِ ّ، و َ ّ َه‬ ‫ي سل م ب ل ج رية وي َش م ب ل غلم أ ْرجه أب د و و ن ئي َصحح‬ ‫ح ِم‬ ُ ‫ال َاك‬ Najis Mutawassithoh ada dua : 1. hukmiah 2. ainiah Najis Hukmiah Yaitu najis yang tidak memiliki jirim, rasa, warna dan bau, seperti kencingnya bayi yang sudah kering dan tidak tampak sifatnya. Cara Mensucikan Najis Hukmiah Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis walaupun satu kali. Najis 'Ainiah Yaitu najis yang memiliki jirim, rasa, warna dan bau, seperti kotoran anak adam, kotoran hewan, darah, nanah, muntah, sesuatu yang memabukkan, kencing, madzi, wadzi, semua organ bangkai ( kecuali bangkainya anak adam , ikan dan belalang ) dan susu hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya ( selain anak adam ) dan bagian hewan hidup yang terpisah. Cara Mensucikan Najis 'Ainiah Yaitu dengan membasuh tempat yang terkena najis sehingga rasa, bau dan warnanya hilang. Namun tetapnya rasa atau bau dan warna yang sulit untuk dihilangkan tidak dapat
  • 19. 19 mempengaruhi kesucian tempat tersebut. Anas bin malik berkata: ‫ك ن َس ل ل يتبرز لح جته ف ت ه ب م ء فيتغسل به‬ ِ ِ ُ ّ َ َ َ َ ،ِ ‫َا َ ر ُو ُ ا ّ َ َ َ ّ ُ ِ َا َ ِ ِ، َآ ِي ِ ِالْ َا‬ Cara Mensucikan Arak Arak bisa menjadi suci jika sudah menjadi cuka dengan sendirinya. ‫َن َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ رضي ال عنه َا َ: ُ ِ َ َ ُو ُ ال صلى ال عليه وسلم‬ ‫ق ل سئل رس ل‬ ‫ع أنس ن م لك‬ ٌ ْ‫َ ِ ال َمْ ِ ُ ّ َ ُ َ ّ قال: َ َخْر َ ُ ُسْل ٌ َال ّرْ ِ ِ ّ، َ َا َ َ ِيْ ٌ َ َ ٌ ص ِي‬ ‫ل أ َجه م ِم و ت مذي وق ل حد ث حسن َح ح‬ ‫عن خ ر تتخذ خل‬ Cara Mensucikan Bangkai Bangkai bisa menjadi suci dengan di samak kecuali bangkainya anjing dan babi dan anak yang dilahirkan dari keduanya atau dari salah satunya bersamaan hewan yang suci. Rasulullah SAW.bersabda : (( ‫)) اذا دبغ الهاب فقد طهر‬ Istinja' Pengertian : Menurut bahasa Istinja' adalah bersih dari sesuatu Adapun menurut syara' adalah menghilangkan sesuatu yang mengotori terhadap tempat keluarnya sesuatu ( qubul atau dubur ) dengan menggunakan air atau batu atau sejenisnya. Cara Melakukan Istinja' Yaitu mengusap kotoran yang keluar, dengan menggunakan tiga batu, sehingga benda najis tersebut hilang. kemudian membasuhnya dengan air supaya bekas najis tersebut hilang. Boleh mengambil cukup atas salah satunya namun
  • 20. 20 menggunakan air lebih utama ‫ع أنس ن م لك أن رس ل ل دخل ح ئ ا فأتبعه غ َم معه م ضَة ُو‬ َ ‫َنْ َ َ ِ بْ ِ َاِ ٍ َ ّ َ ُو َ ا ّ َ َ َ َا ِط ً، َ َ َ َ َ ُ ُل ٌ َ َ ُ ِيْ َأ ٌ، ه‬ ٰ ‫غرن فوضعه ع س رة َقض رس ل ل ح جته فخ َج عل ن وق ت ج‬ ‫َأصْ َ ُ َا، َ َ َ َ َا ِنْدَ ِدْ َ ٍ، ف َ َىٰ َ ُو ُ ا ّ َا َ َ ُ، َ َر َ ََيْ َا َ َدِ اسْ َنْ َى‬ .ِ ‫ِالْ َا‬ ‫ب مء‬ ،ِ ‫عن أبي ُرير َ قال: ا ّ َع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم و َ َ َ لحاجت‬ ‫ه‬ ‫خرج‬ ‫تب ت ي‬ ‫ه ة‬ ‫فكا َ ل َلْ ِف ُ ف َ َو ُ منه فقال: ابْ ِني أحْجارً أسْ َنْ ِ ُ بها ـ أو نح َه ـ ول َأْ ِني‬ ‫تت‬ ‫و‬ ‫ا َ ت فض‬ ‫غ‬ ‫ن ي ت ت دن ت‬ ،ُ ‫بعظْ ٍ ول َوْ ٍ. فأتي ُه بأحجا ٍ ب َر ِ ثيابي ف َ َع ُها إلى َنْ ِه وَعْ َض ُ عن‬ ‫جب أ ر ت ه‬ ‫وض ت‬ ‫ر ط ف‬ ‫م ر ث ت‬ .ّ ‫فل ّا َضى َتْ َ َ ُ به‬ ‫أ بعه ن‬ ‫م ق‬ Syarat Istinja' dengan menggunakan batu. 1. najisnya tidak kering dan tidak pindah 2. tidak bercampur dengan najis lain 3. najisnya tidak melampaui tempat keluarnya 4. batu atau sesuatu yang menyamainya harus kering dan dapat menghilangkan najis. Sesuatu yang menyamai batu dalam Istinja' Yaitu setiap sesuatu yang kasar dan suci serta tidak dibakar, seperti daun dan kayu. Sunnah-sunnah Istinja' 1. mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar mandi dan mendahulukan kaki kiri ketika keluar. 2. ketika masuk membaca do'a : "‫"بسم ال ـأعوذ بال ـمن الخبث والخبائث‬ Dan ketika keluar membaca do'a : ."‫"الحمد ل ـالذى اذهب عنى الذـى وعافنى‬ 3. hendaknya menjauh dari pandangan manusia
  • 21. 21 sehingga tidak ada satu orangpun yang melihatnya dan mendengar suara yang dikeluarkannya serta tidak tercium baunya. 4. hendaknya melakukan istinja' dengan menggunakan tangan kiri dan membasuh tangannya sebelum dan sesudah istinja'. 5. melakukan istinja' setelah selesai dari apa yang di keluarkannya. Kemakruhan Dalam Istinja' 1. kencing di dalam air yang banyak. 2. membawa sesuatu yang terdapat nama allah 3. menghadap kiblat atau membelakinginya 4. menghadap terhadap tempat hembusan angin 5. berbicara selain tujuan menghilangkan najis. 6. melihat keatas langit 7. membuang air besar di bawah pohon yang berbuah atau naungan yang ditempati oleh kebanyakan manusia Wudlu' Pengertian : Menurut bahasa Wudlu' adalah penggunaan air pada anggota tubuh tertentu. Adapun menurut syara' adalah pekerjaan tertentu yang di mulai dengan niat.
  • 22. 22 ‫عنْ ُ َي ٍ ال ُجْ ِ ِ قال: َ ِي ُ م َ أبي ُ َير َ ََى َه ِ المسجدِ ف َو ّأ‬ ‫ت ض‬ ‫ه ر ة عل ظ ر‬ ‫رق ت ع‬ ‫نع م م مر‬ ‫فقال: إني َمع ُ النب ّ صلى ال عليه وسلم يقول: »إ ّ ُ ّتي ُدْ َونَ يو َ ال ِيا َ ِ ُ ّا‬ ‫م ق مة غر‬ ‫ن أم ي ع‬ ‫س ت ي‬ «‫ُح ّلي َ من آثا ِ ال ُضو ِ، َم ِ اسْتطاعَ ِنكمْ َنْ ُ ِي َ ُ ّ َ ُ فلْ َف َل‬ ‫م أ يط ل غرته ي ْع‬ ‫ر و ء فن‬ ‫م َج ن‬ Syarat – Syarat Wudlu' 1. orang yang melakukan wudlu' harus islam 2. harus tamyiz 3. anggota tubuhnya harus tidak ada penghalang yang mencegah sampainya air terhadap kulit. seperti lilin, gaji dan kotoran mata. Fardlu – Fardlu Nya Wudlu' Ada Enam: 1.Niat ketika membasuh permulaan bagi dari wajah Rasulullah SAW. Bersabda : (( ‫)) انما العمال بالنية‬ 2.Membasuh wajah : dari tempat keluarnya rambut kepala sampai ujung dagu dan dari kuping sampai kekuping satunya. 3.membasuh kedua tangan sampai kedua siku-siku dan kulit yang berada di bawah kuku yang panjang yang menutupi ujung jari. 4.mengusap sebagian kepala walaupun tidak ada rambutnya. Dan tidak cukup mengusap rambut yang panjang yang melewati batasan kepala. 5.membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan juga wajib membasuh kedua tumit dan pinggirannya. 6.tartib diantara empat anggota tubuh. ِ‫َ ّ ُثْ َا َ بْ َ َ ّانَ ـ َ ِي ا ّ عنه ـ َ َا ب َ ُو ٍ. َ َ َ ّ َ. َ َس َ َ ّيْه‬ ‫دع وض ء فتوضأ فغ َل كف‬ ‫أن ع م ن ن عف رض ل‬
  • 23. ‫32‬ ‫َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َضْ َ َ َاسْ َنْ َ َ. ُ ّ َس َ َجْ َ ُ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ َ َ َ َ َ ُ الْ ُمْ َى‬ ‫ثلث مر ت ثم م مض و ت ثر ثم غ َل و هه ثلث مر ت ثم غسل يده ي ن‬ ‫ِإَى الْ ِرْف ِ َ َ َ َ ّا ٍ. ُ ّ غ َ َ َ َ ُ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ م َحَ َأْ َ ُ. ُ ّ غ َ َ‬ ‫ل م َق ثلث مر ت ثم َسل يده ي ْر م ل لك ثم َس ر سه ثم َسل‬ ‫ِجَْ ُ الْ ُمْ َى َِى الْ َعْ َيْنِ َ َ َ َ ّا ٍ. ث ّ َ َ َ الْ ُس َى ِثْ َ ذِٰ َ. ُ ّ َا َ: ََيْ ُ‬ ‫ر له ي ن إل ك ب ثلث مر ت ُم غسل ي ْر م ل لك ثم ق ل رأ ت‬ ‫َ توضأ ن و‬ ‫: »منْ َ َ َّ َحْ َ‬ ‫َ ُو َ ا ّ َ َ ّ َ َح َ ُ ُو ِي هٰ َا. ُ ّ َا َ َ ُو ُ ا ّ‬ ‫ر س ل ل تو ض أ ن ْو و ض ئ ذ ث م ق ل ر س ل ل‬ ‫و ُو ِي هٰ َا، ث ّ َا َ ف َ َعَ َكْ َ َيْ ِ، َ ُ َ ّ ُ ِي ِ َا َفْ َ ُ، ُف َ َ ُ َا َ َ ّ َ ِنْ َنْ ِ ِ«.‬ ‫ُض ئ ذ ُم ق م َرك ر عت ن ل يحدث ف هم ن سه غ ِر له م تقدم م ذ به‬ ‫ق ل ن شه ب وك ن علم ؤن يق ل ن ٰذ وض ء أ َغ م يتوضأ ب َحد‬ ‫َا َ ابْ ُ ِ َا ٍ: َ َا َ َُ َا ُ َا َ ُوُو َ: ه َا الْ ُ ُو ُ َسْب ُ َا َ َ َ ُّ ِهِ أ َ ٌ‬ ‫ِل ّ َ ِ.‬ ‫ل صلة‬ ‫'‪Sunnah – Sunnah Nya Wudlu‬‬ ‫‪1.membaca bismillah‬‬ ‫قا َ َ ُو ُ ال: » َ َ َ َ ِـ َنْ لَ ُ ُو َ َ ُ، ولَ ُ ُو َ ِـ َنْ َـمْ َذْ ُ ِ اس َ ال‬ ‫وض ء ل م ل ي كر ْم‬ ‫وض ء له‬ ‫ل صلة ل م‬ ‫ل رس ل‬ ‫ََـيْ ِ«.‬ ‫عل ه‬ ‫‪2.membasuh kedua telapak tangan sebelum‬‬ ‫.‪memasukannya kedalam air‬‬ ‫عن أ ِـي ُ َيْ َ َ أ ّ َ ُو َ ال قا َ: »إ َا اسْ َـيْ َ َ أ َ ُ ُمْ ِنْ َوْ ِهِ َلْـ َغْ ِلْ َ َ ُ َبْ َ أن‬ ‫ل ذ ت قظ حدك م ن م ف ي س يده ق ل ْ‬ ‫ب ه ر رة ن ر س ل‬ ‫ُدْ ِـَها فـي َ ُو ِ ِ، فإ ّ أ َ َ ُمْ ل َدْ ِي أيْ َ َا َتْ َ ُ ُ«. ر َا ُ ال ُ َار ّ فـي‬ ‫وض ئه ن حدك ي ر ن ب ت يده َو ه بخ ِي‬ ‫ي خل‬ ‫ال ّ ِيْحِ عنْ َبْدِ ال بنِ ُوس َ عن َاِ ٍ. وأخْ َ َ ُ ُسِـ ٌ ِنْ َجْ ٍ آ َ َ عنْ أ ِـي‬ ‫ب‬ ‫رجه م ْل م م و ه خر‬ ‫م لك‬ ‫ي ُف‬ ‫ع‬ ‫صح‬ ‫ال ّناْ ِ.‬ ‫زَ د‬ ‫َ َ َ َ عن ُـ َ ّدِ ب ِ ِي ِي َ َ َ ّا ِ ب ِ ُ َ ّهٍ َ َبْدِ ال ّحْ َ ِ ب ِ َعْ ُو َ َ َاب ٍ َوْلـى‬ ‫م حم ن س ر ن وهم م ن منب وع ر من ن ي ق ب وث ِت م‬ ‫وثبت‬ ‫نب ي هذ حد ث د ذ ر ت ر ر‬ ‫َبْدِ ال ّحْ َ ِ بنِ َيْ ٍ عن أ ِـي ُ َيْ َ َ عن ال ّ ِـ ّ َ َا الـ َ ِيْ ُ ُوْنَ ِكْ ِ ال ّكْ َا ِ‬ ‫ب ه ر رة‬ ‫ع ر من ز د‬ ‫‪3.siwak‬‬ ‫ل ش ص‬ ‫عن أبي وائ ٍ عن ُذيف َ قال: كان النب ّ صلى ال عليه وسلم إذا قام من اللي ِ ي َو ُ‬ ‫ي‬ ‫ح ة‬ ‫ل‬ ‫فا ُ بال ّوا ِ.‬ ‫ه س ك‬ ‫‪4.berkumur‬‬ ‫‪5.menghirup air‬‬ ‫شق ك ف‬ ‫أنه أف َ َ ِ َ ا ِناء على ي َيه ف َ ََ ُما، ث ّ َ َ َ َو َضْ َ َ واستنْ َ َ منْ َ ّ‬ ‫د غسله م غسل أ م مض‬ ‫رغ من ل‬
  • 24. ‫42‬ ‫ل‬ ‫واحد ٍ ففع َ ذل َ َلث ً. َ َ َل َ َيهِ ِلى المرْ َ َي ِ م ّتينِ مرتين، َم َح برأْس ِ ما أقب َ‬ ‫ه‬ ‫و َس‬ ‫ِ فق ن ر‬ ‫ة ل ك ث ا فغس يد إ‬ ‫وما أدب َ، وغس َ رجَيهِ ِلى ال َع َين، ث ّ قال: هكذا ُضو ُ رسو ِ ا ِ صلى ال عليه‬ ‫ل‬ ‫ل ّ‬ ‫و ء‬ ‫م‬ ‫َل ل إ ك ب‬ ‫ر‬ ‫وسلم.‬ ‫‪6.mengusap semua kepala‬‬ ‫عن َم ِو بن يحيى الما ِن ّ عن أبي ِ أن رج ً قال لعبدِ ا ّ بن زي ٍ ـ وهو َ ّ عم ِو‬ ‫جد ر‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫زي‬ ‫عر‬ ‫بن يحيى ـ َ َسْتطي ُ أن ُ ِ َني كي َ كان رسو ُ ا ّ صلى ال عليه وسلم َ َو ُّ؟ فقال‬ ‫يت ضأ‬ ‫ل ل‬ ‫ف‬ ‫ع تري‬ ‫أت‬ ‫عبد ال بن زيد: نعم. فدعا بماء فأفرغ على يديه فغسل مرتين، ثم مضمض واستنثر‬ ‫ر ن ر إ م َق ن م م ح سه‬ ‫ثلث ً، ثم غسل وجهه ثلث ً ثم غسل يديه م ّتي ِ م ّتينِ ِلى ال ِرْف َي ِ، ث ّ َس َ رأ َ ُ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ب َ َيهِ فأق َلَ بهما وأد َ َ: َدأَ بمق ّ ِ رأس ِ حتى َه َ بهما ِلى َفا ُ، ثم ر ّ ُما إلى‬ ‫ده‬ ‫إ ق ه‬ ‫ذ ب‬ ‫دم ه‬ ‫بر ب‬ ‫ب‬ ‫يد‬ ‫ال َكا ِ الذي َدَ من ُ، ث ّ َس َ ِجَي ِ.‬ ‫ب أ ه مغ لر له‬ ‫م ن‬ ‫‪7.mengusap luar dalamnya telinga‬‬ ‫ح ّثنا ه ّا ٌ َ ّ َ َا َبْ ُ ال ب ُ ِد ِي َ عنْ محمدِ بن عج َ َ عنْ زيدِ بْن َسل َ عنْ‬ ‫أ َم‬ ‫لن‬ ‫نإ رس‬ ‫د ن د حدثن ع د‬ ‫عطا ِ بن يسا ٍ عن اب ِ ع ّا ٍ ،: »أ ّ ال ّب ّ مس َ ِ َأْس ِ وُذنيْ ِ: ظا ِر ِما‬ ‫ن ن ي ح بر ه أ ه ه ه‬ ‫ن بس‬ ‫ر‬ ‫ء‬ ‫َ َا ِ ِهما« .‬ ‫وب طن‬ ‫(قال أبو عيسى(: وفي البا ِ ع ِ ال ّ َ ّع.‬ ‫ب ن ربي‬ ‫قال أبو عي َى: حدي ُ اب ِ ع ّا ٍ حدي ٌ حس ٌ صحي ٌ.‬ ‫ح‬ ‫ث ن بس ث ن‬ ‫س‬ ‫والعم ُ ََى ه َا عندَ َك َ ِ َه ِ العلْ ِ ي َوْ َ َسْ َ ا ُ ُنيْ ِ: ُهور ِما وبطونه َا.‬ ‫م‬ ‫أ ثر أ ل م ر ن م ح لذ ن ظ ه‬ ‫ل عل ذ‬ ‫‪8.menyela-nyelahi jari-jari tangan dan kaki‬‬ ‫عن ابن عباس رضى ال عنهما : انه توضأ ...... وفيه : ثم أخذ غرفة من ماء فغسل‬ ‫بها يده اليمنى , ثم أخذ غرفة من ماء فرش بها على رجله اليمنى حتى غسلها , ثم‬ ‫أخذ غرفة من ماء فغسل بها رجله اليسرى , ثم قال هكذا رأيت رسول ال صلى ال‬ ‫عليه وسلم يتوضأ‬ ‫‪9.menyela-nyelahi jenggot yang tebal‬‬ ‫روى ابو داود عن انس رضى ال عنه : ان النبى صلى ال عليه وسلم كان اذا‬ ‫توضأ أخذ كفا من ماء , فأدخله تحت حنكه , فخلل به لحيته , وقال ) هكذا أمرنى‬ ‫ربى عز وجل (‬
  • 25. 25 10.menggerak-gerakan cincin 11.mendahulukan yang kanan mengakhirkan yang kiri 12.tiga kali dalam semua rukun 13.terus menerus 14.menggosok 15.membaca do'a setelah wudlu' Kemakruhannya Nya Wudlu' ada empat: 1.berlebih-lebihan dalam menggunakan air 2.minta tolong kepada orang lain tanpa ada udzur 3.melebihi tiga kali 4.mengeringkan anggota tubuh Yang Membatalkan Wudlu' ada empat: 1.keluar sesuatu dari dua jalan (qubul / dubur) 2.hilang akal sebab mabuk, sakit, gila, ayan atau tidur yang pantatnya tidak menetap di bumi 3.menyentuh kulit wanita yang bukan muhrimnya dengan tanpa penghalang 4.menyentuh farji anak adam dengan dalamnya telapak tangan bukan dengan luarnya telapak tangan, bukan dengan pinggirnya juga bukan dengan ujung jari-jari Mandi besar Pengertian : Menurut bahasa Ghuslu ( mandi )adalah mengalirnya
  • 26. 26 air pada sesuatu . Adapun menurut syara' adalah mengalirkan air pada semua anggota tubuh bersamaan dengan niat Sesuatu Yang Mewajibkan Mandi Besar Ada Enam: 1.memasukkan hasyafah ( kepala dzakar) kedalam fagina 2.keluar seperma 3.mati selain mati syahid 4.haid 5.nifas 6.melahirkan Fardlu – Fardlu Mandi Besar 1.Niat ketika membasuh permulaan bagian tubuh 2.Menyampaikan air kepada semua tubuh dan dibawah rambut Sunah – Sunah Mandi Besar 1.istinja' 2.wudlu' sebelumnya 3.menggosok 4.memulai membasuh tubuh dari arah kanan 5.melakukan basuhan tiga kali 6.terus menerus Syarat Mandi Besar Dan Kemakruhannya Syarat mandi besar dan kemakruhannya sama dengan persyaratan dan kemakruhan dalam wudlu'.
  • 27. 27 Tayammum Pengertian : Menurut bahasa Tayammum adalah bermaksud Adapun menurut syara' adalah mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci dan degan persyaratan tertentu sebagai pengganti dari wudlu' dan mandi besar. Sebab-Sebab Di Perbolehkannya Tayammum 1. tidak ada air 2. hawatir bahaya jika menggunakan air 3. butuh pada air karena dahaganya hewan yang dimulyakan Persyaratan Tayammum 1. mencari air sebelum tayammum 2. menggunakan tanah suci yang memiliki debu. 3. melakukan tayammum setelah masuk waktu sholat 4. melakukan satu tayammum untuk satu fardlu Fardlu – Fardlunya Tayammum 1. niat diperbolehkan melakukan fardlunya sholat 2. mengusap wajah dan kedua tangan sampai kedua siku-siku dengan dua pukulan 3. memindah debu kepada anggota tubuh yang di usap 4. tartib Sesuatu Yang Membatalkan Tayammum 1. semua sesuatu yang membatalkan wudlu
  • 28. 28 2. melihat air sebelum masuk waktu sholat 3. murtad Mengumpulkan Wudlu Dan Tayammum Seseorang yang pada organ tubuhnya terdapat luka atau bisul maka dia harus membasuh anggota yang sehat dan melakukan tayammum pada anggota tubuh yang terdapat luka atau bisul. Orang Yang Diperban Sesorang yang pada sebagian tubuhnya di perban dia harus melakukan tayammum dan mengusap pada perbannya tanpa mengulangi apabila perban tersebut di pasang dalam keadaan suci tubuhnya, dan perban tersebut berada pada selain anggota tayammum. jika tidak demikian maka harus mengulanginya Haid dan Nifas Darah Yang Keluar Dari Farji wanita Ada Tiga: 1. darah haid 2. darah nifas 3. darah istihadloh Pengertian Darah Haid: Menurut bahasa Haid artinya adalah Mengalir Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari rahim perempuan setelah berumur sembilan tahun dalam keadaan sehat dan adat Pengertian Darah Nifas:
  • 29. 29 Menurut bahasa Nifas artinya adalah persalinan Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari rahim perempuan setelah melahirkan Pengertian Darah Istihadloh: Menurut bahasa Istihadloh artinya adalah Mengalir Adapun menurut syara' adalah darah yang keluar dari rahim perempuan dengan sebab sakit. Masa Haid Batas minimal masa haid adalah sehari semalam (24 jam) sedangkan batas maksimal haid adalah 15 hari dan malamnya, sedangkan kelebihannya adalah darah istihadloh Masa Hamil Batas minimal masa hamil adalah 6 bulan adapun kebiasaannya yaitu 9 bulan. Masa Nifas Batas minimal masa nifas adalah satu keluaran (sekejap mata) sedangkan pada umumnya yaitu 40 hari 40 malam adapun batas maksimalnya yaitu 60 hari. Sedangkan kelebihannya di anggap darah istihadloh. Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang Hadats Kecil 1. sholat 2. towaf 3. memegang dan membawa mushaf
  • 30. 30 Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang Junub 1. sholat 2. towaf 3. memegang dan membawa mushaf 4. membaca Al qur'an 5. diam di masjid Sesuatu Yang Haram Dilakukan Bagi Orang Yang Haidl dan Nifas 1. sholat 2. towaf 3. memegang dan membawa mushaf 4. membaca Al qur'an 5. diam di masjid 6. puasa 7. besenang-senag diantara pusar dan lutut Shalat Pengertian : Menurut bahasa Sholat artinya adalah do'a Adapun menurut syara' adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam Hukum Melakukan Shalat Lima Waktu Sholat lima waktu hukum melakukannya adalah fardlu ain bagi tiap-tiap orang mukallaf. Maka barang siapa yang
  • 31. 31 mengingkari akan kewajibannya secara otomatis dia telah kufur. Sedangkan anak kecil yang sudah mencapai umur 7 tahun maka bagi orang tuanya wajib untuk memerintahkannya dan wajib memukulnya jika sudah sampai usia 10 tahun masih belum melakukan sholat. Syarat Sahnya Melakukan Shalat 1.suci dari dua hadats 2.suci pakian dan tempatnya dari najis 3.menutup aurat 4.menghadap qiblat 5.masuk waktu Aurat Auratnya laki-laki yaitu tubuh diantara pusar dan lutut, sedangkan auratnya perempuan yaitu semua anggota tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan Waktu Shalat o sholat subuh yaitu mulai terbitnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari o sholat dzuhur yaitu mulai tergelincirnya matahari sampai bayangan sesuatu menyamainya selain bayangan istiwa' o waktu ashar yaitu mulai dari keluarnya waktu dzuhur sampai terbenamnya matahari o waktu maghrib yaitu mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya mega merah o waktu isya' yaitu mulai hilangnya mega merah
  • 32. 32 sampai terbitnya fajar. Waktu Yang Di Makruhkan Melakukan Shalat Sunnah Makruh melakukan sholat sunnah yang tidak memiliki sebab pada lima waktu selain di mekah. 1.setalah melakukan sholat subuh sampai terbitnya matahari 2.ketika terbitnya matahari sampai meninggi satu kira-kira satu tombak 3.ketika waktu istiwa' sehingga tergelincirnya matahari kecuali pada hari jum'at 4.setelah melakukan sholat ashar sampai matahari terbenam 5.ketika terbenamnya matahari sampai terbenamnya sempurna ( mata hari berada di garis ufuk titik 00 ) Rukun – Rukun Shalat ada 13 Rukun: 1.niat yang bersamaan dengan takbiratul ihram 2.berdiri dalam sholat fardlu bagi yang mampu 3.takbiratul ihram 4.membaca fatihah 5.ruku' dengan tuma'ninah 6.I'tidal dengan tuma'ninah 7.sujud dua kali dengan tuma'ninah 8.duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah 9.duduk pada tasyahhud akhir
  • 33. 33 10.membaca tasyahud pada duduk terakhir 11.membaca sholawat salam pada duduk terakhir 12.tartib dalam semua rukun 13.salam pertama Persyaratan Niat o apabila sholatnya fadlu maka wajib bemaksud (qasdlu), menertentukan sholatnya (ta'yin) dan niat kefardluanya (niatul fardiah) o apabila sholat sunnah yang memiliki waktu atau sebab maka wajib qasdlu dan ta'yin o apabila sholat sunnah mutlak maka wajib qasdlu saja Persyaratan Fatihah 1.tartib 2.terusmenerus 3.menjaga tasydid 4.tidak melakukan kekeliruan yang akan merusak ma'na 5.dirinya mendengar apa yang dia baca 6.tidak di tengah-tengahi oleh dzikir lain Persyaratan Ruku' 1.kedua telapak tangannya memegang kedua lututnya 2.tidak mengangkat bagian atas dan tidak
  • 34. 34 menurunkan pantatnya serta tidak membusungkan dada Persyaratan Sujud 1.tujuh anggota tubuh menetap pada tempat sujud 2.dahinya harus terbuka 3.tidak sujud pada sesuatu yang bergerak sebab gerakannya Sunah-Sunah Shalat kesunahan Sebelum Shalat 1.adzan untuk melakukan sholat lima waktu baik di perjalanan atau di rumah setelah masuk waktu sholat kecuali sholat subuh. Adapun sholat subuh di sunahkan melakukan dua adzan yang pertama dilakukan pertengahan malam dan yang kedua di lakukan setelah terbitnya fajar 2.iqamah sewaktu akan mengerjakan sholat 3.siwak. Hukum siwak itu sunah pada tiap-tiap melakukan sholat kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang yang berpuasa 4.meletakkan penghalang untuk mencegah orang yang mau lewat di depannya kesunahan dalam waktu Shalat ada dua: 1.sunah ab'adl 2.sunah hai'at
  • 35. 35 Pengertian Sunah Ab'adl Menurut bahasa Ab'adl artinya adalah sebagian Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang bila di tinggalkan di sunahkan mengganti dengan sujud sahwi. Sedangkan sunah ab'adl dlam sholat ada 7 1.duduk pada tasyahud awal 2.membaca tasyahud awal 3.membaca sholawat nabi pada tasyahud awal 4.membaca sholawat pada keluarga nabi pada tasyahud akhir 5.membaca qunut pada sholat subuh dan pada sholat witir dalam pertengan akhir bulan ramadlan 6.berdiri ketika baca qunut 7.membaca sholawat kapada nabi dan keluarganya dalam membaca do'a qunut Sujud Sahwi Yaitu sujud dua kali setelah tasyahud akhir dan sebelum salam Sebab-Sebab Sujud Sahwi 1.meninggalkan sebagian dari sunah ab'adlnya sholat 2.melakukan sesuatu dalam keadaan lupa yang bila dilakukan dalam keadaan ingat maka akan
  • 36. 36 membatalkan sholat seperti sedikitnya bicara. 3.ragu dalam hitungan raka'at. Apabila seseorang ragu dalam bilangan raka'at yang telah dia lakukan maka dia harus mengambil yang lebih yakin (yang lebih sedikit) lalu dia melakukan sujud sahwi 4.memindah rukun qauli yang tidak membatalkan pada selain tempatnya seperti mengulangi membaca fatihah dalam keadaan ruku' atau sujud atau duduk. Pengertian Sunah Hai'at Menurut bahasa Hai'at artinya adalah bentuk Adapun menurut syara' adalah pekerjaan sunah yang bila di tinggalkan tidak di sunahkan mengganti dengan sujud sahwi. Sedangkan sunah Hai'at dlam sholat ada 14 1.mengangkat kedua tangan melurusi kedua pundaknya ketika takbiratul ihram, ketika ruku', bangun dari ruku' dan ketika berdiri dari tasyahud awal 2.meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri yang diletakkan dibawah dada 3.membaca do'a iftitah 4.membaca ta'awudz 5.membaca surat setelah fatihah bagi selain ma'mum yang mendengar bacaan imamnya 6.mengeraskan bacaan pada tempatnya dan melirihkannya pada tempatnya
  • 37. 37 7.membaca takbir ketika bangun dan turun 8.membaca tasbih ketika ruku' dan sujud 9.membaca amin 10.membaca (‫ )سمع ال لمن حمده‬ketika I'tidal 11.duduk iftirasy dalam semua duduk 12.duduk tawaruk pada tasyahud akhir 13.meletakan kedua tangan diatas kedua paha dalam keadaan tasyahud, melepaskan tangan kiri dan menggenggam tangan kanan kecuali jari telunjuk 14.mambaca salam kedua Perbedaan Perempuan Dan Laki-Laki Dalam Keadaan Shalat Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam sholat pada empat tempat Yang dilakukan laki-laki 1.menjauhkan dirinya dari kedua siku-siku 2.mengangkat perutnya dari kedua pahanya dalam melakukan sujud dan ruku' 3.mengeraskan bacaan pada tempatnya 4.jika tertimpa sesuatu membaca tasbih Yang diperbuat Perempuan 1.mengumpulkan sebagian tubuhnya kepada yang lain 2.melirihkan bacaan dalam semua sholat jika berada disisi laki-laki lain
  • 38. 38 3.jika tertimpa sesuatu dalam sholat melakukan tepuk tangan Sesuatu Yang Membatalkan Shalat Dan Kemakruhannya Sesuatu Yang Membatalkan Shalat 1.hadats 2.tertimpa najis yang tidak dibuang seketika 3.terbukanya aurat jika tidak ditutup seketika 4.berbicara dengan disengaja 5.sesuatu yang membatalkan orang yang puasa dalam keadaan sengaja 6.memakan banyak makanan dalam keadaan lupa 7.bergerak tiga gerakan terus menerus walaupun dalam keadaan lupa 8.memukul dengan pukulan yang menyakitkan 9.melompat dengan keras 10.menambah ukun fi'li dengan di sengaja 11.tertawa dengan terbahak-bahak 12.berubahnya niat 13.meninggalkan sebagian rukun shalat 14.meninggalkan sebagian syarat shalat Sesuatu Yang Di Makruhkan Dalam Shalat 1.menolehkan wajah tanpa ada hajat 2.melihat ke atas langit 3.berdiri dengan menggunakan satu kaki atau
  • 39. 39 mendahulukan salah satunya atau mendekatkan kedua kaki 4.meludah 5.membuang ingus 6.mengeraskan dan melirihkan bacaan pada selain tempatnya 7.sholat di kuburan 8.sholat dalam keadaan menahan air kecil atau air besar atau angin. 9.membuka kepala 10.sholat di depan makanan yang di sukai 11.menjalinkan jari - jari atau merenggangkan nya Shalat Sunah Pengertian : Menurut bahasa Sunah artinya adalah sesuatu yang di senangi Adapun menurut syara' adalah sesuatu yang apabila di kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan tidak mendapat dosa Macam – Macam Shalat sunah 1. shalat sunah rawatib 2. shalat sunah selain rawatib Pengertian :
  • 40. 40 Menurut bahasa rawatib artinya adalah menyertai Adapun menurut syara' adalah shalat sunah yang di lakaukan sebelum atau sesudah shalat fardlu Macam – Macam Shalat sunah rawatib 1. rawatib mua’akadah yaitu : 1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur 2. dua rakaat setelah shalat dzuhur 3. dua rakaat setelah shalat maghrib 4. dua rakaat setelah shalat isya’ 5. dua rakaat sebelum shalat subuh 2. rawatib ghairu muakkadah 1. dua rakaat sebelum shalat dzuhur 2. dua rakaat setelah shalat dzuhur 3. empat rakaat dengan dua salam sebelum shalat ashar 4. dua rakaat sebelum shalat isya’ Shalat Sunah Selain Rawatib 1. witir setelah shalat isya’ batas minimalnya satu rakaat sedangkan batas maksimal sebelas rakaat 2. tarawih setelah shalat isya’ dibulan ramadlan yaitu 20 rakaat dengan 10 salam 3. shalat dluha. Batas minimal melakukannya dua rakaat sedangkan batas maksimalnya delapan rakaat. Adapun waktunya yaitu mulai
  • 41. 41 meningginya matahari sampai tergelincirnya matahari 4. tahyatal masjid yaitu dua rakaat bagi orang yang masuk masjid sebelum duduk 5. sholat dua hari raya ( hari raya fitri dan hari raya kurban ) 6. shalat gerhana bulan dan matahari Shalat Jamaah Pengertian : Menurut bahasa Jamaah artinya adalah sekelompok Adapun menurut syara' adalah shalat yang di lakukan oleh dua orang atau lebih Hukum melakukan sholat jamaah Melakukan shalat jamaah dalam shalat fardlu bagi orang laki-laki hukumnya fardlu kifayah selain shalat jum’at. Adapun shalat jamah dalam shalat jum’ah hukumnya fardlu ain Persyaratan Ma’mum 1. niat menjadi ma’mum 2. tempatnya tidak mendahului imam 3. mengetahui gerak gerik imam walaupun dengan perantara 4. mendekati imam pada selain masjid 5. tidak ada penghalang antara imam dan ma’mum 6. tidak mendahului atau mengakhiri dua rukun fi’li dari imam
  • 42. 42 7. tidak mendahului atau menyertai imam dalam takbiratul ihram 8. menyesuaikan dengan imam dalam beberapa sunah yang di anggap jelek jika tidak menyesuaikannya seperti tasyahud awal dan sujud sahwi 9. tidak memiliki keyakinan wajib mengulangi shalat bagi imam Orang Yang Sah Untuk Di Jadikan Imam Hukumnya sah ma’mum kepada orang yang sah shalatnya kecuali orang laki-laki berma’mum kepada perempuan dan qari’ berma’mum kepada ummi (tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis) Orang Yang Makruh Untuk Di Jadikan Imam Bermakmum kepada orang yang tidak disenangi oleh mayoriat manusi hukumnya makruh, juga bermakmum kepada anak kecil, orang yang salah bacaan yang tidak merubah ma’na, orang yang belum khitan walau sudah baligh dan orang yang tidak menjaga najis. Macam-Macam Makmum 1. makmum masbuq 2. makmum muwafiq makmum masbuq adalah makmum yang tidak mencapai waktu untuk membaca fatihah bersama imam. Makmum muwafiq adalah makmum yang mencapai
  • 43. 43 waktu membaca fatihah bersama imam Hukum Makmum Masbuk 1. apabila makmum menemukan imam dalam keadaan ruku’ maka dia juga ikut ruku’ bersama imam dan bacaan fatihahnya gugur namun dia tetap dapat satu rakaat jika tuma’ninah bersama imam 2. apabila makmum menemukan imam dalam keadaan berdiri namun imam melakukan ruku’ sebelum makmum selesai membaca fatihah maka makmum juga ikut ruku’ bersama imam apabila dia tidak membaca do’a iftitah atau taawwud 3. apabila makmum menemukan imam dalam keadaan berdiri namun dia masih membaca do’a iftitah atau taawwudz kemudian imam ruku’ sebelum dia selesai membaca fatihah maka dia mengakhirkan ruku’nya dengan ukuran waktu yang telah dia gunakan untuk membaca do’a iftitah atau taawwudz. Apabila dia mencapai imam dalam keadaan ruku’ maka dia dapat satu rakaat. Apabila dia mencapai imam dalam keadaan I’tidal maka dia tidak mendapatkan satu rakaat. Apabila imam melakukan sujud sebelum dia selesai membaca fatihah maka sholatnya batal jika tidak niat pisah dari imam.
  • 44. 44 Hukum Makmum Muwafiq 1. bagi makmum masbuq wajib untuk menyempurnakan fatihahnya. Apabila imamnya sudah ruku’ maka dia mengakhirkan ruku’nya untuk membaca fatihah 2. apabial dia mengakhirkan untuk membaca fatihah maka dia boleh mengakhirkan tiga rukun dari imam dengan sebab udzur-udzur di bawah ini :  apabila makmum lambat bacaannya (bukan karena waswas) sedangkan bacaan imam tidak cepat juga tidak lambat  apabila makmum lupa membaca fatihah dan dia ingat sebelum ruku’ bersamaan dengan imam. Apabila dia ingat setelah melakukan ruku’ maka perlu untuk mengulanginya bahkan dia harus terus mengikuti imam dan menambah satu rakaat setelah salamnya imam  apabila dia membaca do’a iftitah atau taawwudz mengira bahwa dia akan menemukan waktu untuk membaca fatihah namun dia tidak menemukannya. Apabila dia sudah yakin habisnya waktu untuk membaca fatihah dan tidak menemukan imam dalam keadaan ruku’ maka hilanglah satu rakaat dan harus
  • 45. 45 mendatangkannya setelah salamnya imam Shalat Musafir Islam adalah agama yang tidak memberatkan kepada pemeluknya, karena dalam islam terdapat hukum rukhshah (keringanan), seperti ketika seseorang dalam perjalanan jauh, maka baginya diperbolehkan meringkas sholat dhuhur, ashar dan isya’ menjadi dua rakaat. Hukum rukhshah adalah hadiah yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan Allah sangat menyukai jika hadiah pemberian-Nya diterima dan dikerjakan oleh hamba- hamba-Nya. Sebagaimana Hadits Nabi SAW. : ‫إن ال تعالى يحــب أن تؤتــى رخصــه كمــا يكره أن تؤتــى معصــيته. رواه أحمــد‬ .‫وصححه ابن خزيمة وابن حبان. وفى رواية, كما يحب أن تؤتى عزائمه‬ Artinya :"Sesungguhnya Allah SWT. suka jika seseorang mengerjakan keringanan-keringanan yang diberikan kepadanya, sebagaimana Allah tidak suka jika seseorang melakukan sesuatu yang berdosa. (H.R. Ahmad) SHOLAT QASHAR DAN JAMA’
  • 46. 46 Pengertian Qashar dan Jama’ Qashar adalah meringkas sholat dari empat rakaat menjadi dua rakaat, sedangkan Jama’ adalah mengumpulkan sholat pada waktu sholat yang lain, seperti mengumpukan sholat dhuhur pada waktu sholat ashar atau sebaliknya. Dipandang dari segi qashar dan jama’nya sholat dapat dibedakan menjadi tiga: 1. Sholat yang boleh untuk diqashar dan dijama’. Yaitu sholat- sholat yang jumlah rakaatnya ada empat (dhuhur, ashar dan isya’). 2. Sholat yang hanya boleh untuk dijama’, yaitu sholat maghrib. 3. Sholat yang tidak boleh diqashar dan dijama’, yaitu sholat shubuh. SHOLAT QASHAR Bagi seseorang yang melakukan perjalanan diperbolehkan untuk mengqashar sholat, walaupun sholat yang diqashar tersebut adalah sholat qodlo’ yang di tinggalkan dalam perjalanan, meskipun tertinggalnya sholat tersebut bukan dalam perjalanan yang sedang dilakukan, tetapi perjalanan yang dilakukan sebelumnya yang telah mencapai masafatul qasri (jarak perjalanan yang diperbolehkan untuk mengqashar sholat). Adapun sholat yang ditinggalkan ketika berada di rumah, maka tidak boleh diqodlo’ secara qashar ketika dalam perjalanan. Dasar diperbolehkannya sholat qashar adalah firman Allah SWT. : ‫وإذا ضربتم فى الرض فليس عليكم جناح أن تقصروا من الصلة. الية )النساء‬
  • 47. 47 (101 : Artinya :“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sholatmu.” (Q.S. An-Nisa’:101) Syarat-syarat diperbolehkan mengqoshar sholat : 1. Perjalanan yang akan dilakukan bukan merupakan perjalanan ma’siat. Dalam hal ini mencakup empat hukum perjalanan : a) Wajib, seperti pergi untuk membayar hutang atau melakukan Haji b) Sunah, seperti pergi untuk berziarah atau silaturrahmi c) Mubah, seperti pergi untuk berdagang d) Makruh, seperti pergi untuk berdagang kain kafan Adapun perjalanan ma’siat1), maka bagi orang yang melakukanya tidak diperbolehkan melakukan qashar, jama’ dan keringanan-keringanan lain2) selama belum bertaubat. Jika 1 Seperti perginya istri tanpa seizin suaminya, perginya orang yang punya hutang tanpa seizin orang yang menghutanginya, sedangkan ia mampu untuk melunasinya, dan lain sebagainya 2) Perlu diketahui bahwa keringanan dalam islam dibagi menjadi tiga: 2 Keringanan yang disyaratkan dengan perjalanan yang mencapai masafatul qasri, yaitu mengqasahar, menjama’, tidak berpuasa pada bulan ramadhan dengan menqadho’nya ketika sudah muqim dan mengusap muzah. o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan yang mencapai masafatul qasri, yaitu gugurnya kewajiban melakukan sholat jum’at dengan melakukan sholat dhuhur sendirian bagi orang yang bepergian pada hari itu yang
  • 48. 48 ditengah perjalanan bertaubat dan sisa perjalanan masih mencapai masafatul qashri, maka baginya boleh untuk mengqashar, dan jika tidak mencapai masafatul qashri, maka dia tidak boleh mengqashar sholatnya. Apabila seseorang melakukan perjalanan yang di perbolehkan, seperti untuk ziarah atau berdagang, kemudian ditengah perjalanan melakukan ma’siat, seperti berzina atau minum arak, maka baginya diperbolehkan mengqashar sholatnya dan melakukan keringanan-keringanan yang lain. Apabila ditengah perjanan dia menjadikan sebagai perjalanan ma’siat (merubah niat semula), seperti untuk merampok dan berzina, maka baginya tidak diperbolehkan mengqashar sholat dan melakukan keringanan-keringanan yang lain dimulai ketika menjadikan perjalanannya sebagai ma’siat. Pendapat ini menurut qaul yang paling shohih (ashoh). 2. Mempunyai tujuan pada tempat yang telah diketahui ketika memulai perjalanan meskipun hanya arahnya saja. Oleh karena itu jika seorang istri pergi mengikuti suaminya, pembantu mengikuti majikannya dan prajurit mengikuti pemimpinnya, jika mereka tidak tahu tujuannya, maka tidak boleh bagi mereka untuk mengqashar dan menjama’ sholat selama perjalanan tersebut belum mancapai masafatul qashri. Adapun jika perjalanan yang telah ditempuh sudah mencapai masafatul qashri, maka bagi mereka boleh untuk mengqashar dan menjama’ sholatnya. berangkat sebelum masuk waktu subuh, tidak menghadap qiblat ketika melakukan sholat sunah dan tayamum yang bisa digunankan untuk melakukan sholat fardlu tanpa mengulanginya lagi. o Keringanan yang tidak disyaratkan dengan perjalanan, yaitu memakan bangkai bagi orang yang terpaksa untuk memakannya (tidak menemukan makanan selain bangkai).
  • 49. 49 3. Jarak yang akan di tempuh telah mencapai 16 Farsakh (masafatul qashri), yaitu 80.640 m (80,64 km)1) baik di darat maupun di laut. Ukuran ini tidak boleh kurang. 4. Sholat yang akan diqashar berada pada waktunya (ada’). Adapun sholat yang tertinggal ketika seseorang berada di rumah, maka tidak boleh di qodlo secara qashar ketika orang tersebut sedang dalam perjalanan. 5. Tidak berma’mum kepada orang yang sholatnya sempurna, meskipun pada sebagian sholat, seperti berma’mum pada imam yang sedang duduk tasyahud akhir atau berma’mum kepada orang yang tidak diketahui keberadaannya, ataupun diketahui bahwa orang tersebut (imam) juga musafir tapi ragu pada niatnya, apakah dia mengqashar sholatnya atau tidak. Lain halnya jika berma’mum kepada seseorang dengan menggantungkan niat (ta’liq), seperti : jika dia (imam) menyempurnakan sholatnya maka aku juga akan menyempurnakannya, dan jika dia mengqasharnya, maka aku juga akan mengqasharnya, niat semacam ini dianggap sah. 6. Mengetahui kebolehan mengqashar sholat serta tata caranya. 7. Selama melakukan sholat masih dalam perjalanan. 8. Niat mengqasahar sholat bersamaan dengan takbiratul ihram. Adapun niatnya adalah : ‫أصلى فرض الظهر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعال‬ ‫أصلى فرض العصر مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى‬ ‫أصلى فرض العشاء مقصورة / ركعتين مأموما / إماما ل تعالى‬ Niat sholat di atas adalah untuk imam atau ma’mum ketika 1 ) Ukuran tersebut menurut kitab “Tanwirul Qulub”, sedangkan menurut Al-Makmun = 89,99 Km, menurut Ahmad Husain = 94,5 Km dan menurut mayoritas Fuqoha' = 119,99 Km.
  • 50. 50 sholat qashar dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأموما‬ ‫.إماما‬ 9. Menjaga dari perkara yang bisa membatalkan niat qashar selama melakukan sholat, seperti niat menyempurnakan sholat setelah melakukan niat qashar. Apabila setelah melakukan takbiratul ihram seseorang ragu, apakah dia mengqashar sholat atau tidak, atau ragu apakah dia niat qashar atau tidak, maka baginya wajib untuk menyempurnakan sholatnya. Apabila seseorang yang melakukan sholat qashar berdiri untuk melakukan rakaat ke tiga dengan sengaja tanpa ada niat untuk menyempurnakan, maka sholatnya batal, dan jika tidak disengaja tapi karena lupa dan kemudian ingat, maka dia harus segera kembali untuk melakukan tasyahud akhir, kemudian sujud sahwi sebelum melakukan salam. Apabila seorang imam berdiri pada rakaat ke tiga1) kemudian ma’mum ragu apakah imam tersebut menyempurnakan sholatnya atau lupa, maka bagi ma’mum wajib untuk menyempurnakan sholatnya. Catatan : a) Menyempurnakan sholat lebih utama dari pada mengqashar sholat, kecuali jika seseorang mempunyai tujuan melakukan perjalanan yang mencapai tiga marhalah2), maka yang lebih utama adalah mengqashar sholat, meskipun perjalanan tersebut tidak mencapai tiga marhalah. b) Jika seseorang melakukan perjalanan pada tempat tertentu, dan disana terdapat dua jalan, yang satu jaraknya 1 ) Hal ini ketika sholat qashar dilakukan berjamaah. 2 ) 3 Marhalah = 120.960 m (1 Marhalah = 40.320 m) ukuran ini menurut kitab “Tanwirul Qulub”.
  • 51. 51 mencapai masafatul qashri dan yang satunya lagi tidak mencapai masafatul qashri, maka: jika dia menempuh jalan yang mencapai masafatul qashri karena ada tujuan, seperti agar lebih mudah, agar aman, untuk ziarah atau untuk menengok orang sakit, maka baginya boleh untuk mengqashar sholatnya, dan jika tidak ada tujuan, maka baginya tidak boleh untuk mengqashar sholatnya. Jika kedua jalan tersebut sama-sama mencapai masafatul qashri dan salah satunya ada yang lebih jauh, kemudian dia mengambil jalan yang lebih jauh tanpa ada tujuan, maka boleh mengqashar sholatnya. c) Jika seseorang melakukan perjalanan, kemudian dia mengakhirkan sholatnya sampai pada waktu yang hanya cukup untuk melakukan sholat qashar, maka baginya wajib untuk mengqashar sholatnya. d) Seorang musafir apabila dia mengakhirkan sholat dhuhur dengan niat mengumpulkannya pada waktu ashar, kemudian setelah tiba waktu ashar dia belum melakukannya hingga waktu ashar yang tersisa hanya cukup untuk melakukan sholat empat rakaat, maka wajib baginya untuk mengqashar dan menjama’ sholatnya. Ukuran Yang Dihitung Dalam Jarak Perjalanan Seseorang yang melakukan perjalanan adakalanya berangkat dari kota atau desanya, sedangkan kota atau desa adakalanya terdapat perbatasan dan ada yang tidak, jika seseorang keluar dari kota atau desanya untuk melakukan perjalanan sedangkan kota atau desanya ada perbatasan yang sudah tertentu seperti pagar atau yang lain dan searah dengan tujuan perjalanan, maka permulaan perjalanan yang dihitung setelah melewati perbatasan tersebut. Jika kota atau desa
  • 52. 52 tersebut tidak ada perbatasannya, atau ada tapi tidak searah dengan tujuan, atau perbatasan itu tidak dikhushuskan untuk kota atau desa tersebut, seperti satu perbatasan untuk beberapa kota atau desa, maka permulaan perjalan yang dihitung setelah melewati parit atau selokan yang ada di kota atau desa itu yang sudah dianggap sebagai perbatasan meskipun tidak ada airnya, kalau tidak ada maka setelah melewati gapura atau pintu gerbang yang menjadi perbatasan antara desa atau kota dengan desa atau kota yang lain, kalau juga tidak ada, maka setelah melewati keramaian kota atau desa tersebut (setelah tidak ada rumah sama sekali) meskipun keramaian tersebut disela-selai oleh tempat atau per kampungan yang sudah rusak. Catatan : a. Perkebunan atau persawahan yang bersambung dengan kota atau desa, baik dipagari atau tidak, yang terletak setelah perbatasan kota atau desa, maka tidak menjadi syarat bagi terhitungnya ukuran dalam perjalanan, meskipun dalam perkebunan atau persawahan tadi terdapat beberapa bangunan atau rumah yang ditempati sewaktu-waktu setiap tahun. b. Jika musafir telah pulang dan telah sampai pada tempat yang telah dihitung dalam ukuran perjalanan sewaktu berangkatnya (perbatasan atau yang lain), maka dia sudah tidak diperbolehkan untuk mengqashar sholat atau melakukan keringanan-keringanan yang lain. c. Jika musafir pada waktu berangkatnya niat bermuqim empat hari pada suatu tempat, maka dengan sampainya dia di sana sudah tidak di perbolehkan mengqashar atau menjama’ sholatnya. Empat hari tadi tidak dihitung dengan waktu masuk dan keluarnya dari tempat tersebut.
  • 53. 53 Jika musafir menetap empat hari disuatu tempat dengan tanpa niat bermuqim, maka dengan lewatnya empat hari di tempat tersebut, perjalanannya sudah dianggap putus (tidak boleh mengqasahar atau menjama’), jika seseorang telah sampai pada suatu tempat, kemudian disana dia niat bermuqim empat hari, maka dengan niat tersebut perjalanan sudah dianggap putus. d. Jika musafir bermuqim pada suatu kota atau desa, dengan niat yang apabila sewaktu-waktu hajat yang diinginkan sudah hasil dia pergi, maka dia boleh mengqashar sholatnya sampai empat belas hari. Tapi apabila dia yakin bahwa hajat akan tetap sampai lebih dari empat hari, maka dia tidak boleh mengqashar sholatnya. Adapun bagi pedagang atau pengembara baginya boleh mengqashar sholatnya selama delapan belas hari. SHOLAT JAMA’ Sholat jama’ tidak hanya diperbolehkan bagi musafir, tapi juga dierbolehkan bagi orang yang muqim yang akan dijelaskan dibawah ini, Insya Allah. Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya mencapai masafatul qashri, maka baginya diperbolehkan menjama’ sholatnya, baik pada waktu sholat yang pertama ( jama’ taqdim ) maupun pada waktu sholat yang kedua (jama’ ta’khir). Dasar diperbolehkan melakukan sholat jama’ adalah sebuah hadits nabi SAW. : ‫عن أنس رضى ال عنه قال كان رسول ال صلى ال عليه وسلم إذا ارتحل فى‬ ‫سـفر قبـل أن تزيـغ الشمـس أخـر الظهـر إلى وقـت العصـر ثـم نزل فجمـع بينهمـا, فإن‬ (‫زاغت الشمس قبل أن يرتحل صلى الظهر ثم ركب. )متفق عليه‬
  • 54. 54 Artinya : ”Anas Ra. Mengatakan :“ Rasulullah jika akan pergi sebelum tergelincirnya matahari, maka beliau sholat dzuhur jama’ ta’khir dengan sholat ashar, dan turun dari kendaraan untuk mengerjakan sholat jama’ dhuhur dan ashar. Dan jika beliau pergi setelah tergelincirnya matahari, maka beliau sholat dzuhur terlebih dahulu dan kemudian pergi”. (H.R. Bukhori – Muslim ). A. JAMA’ TAQDIM Jama’ Taqdim, yaitu mengumpulkan dua sholat yang dikerjakan pada waktu sholat yang pertama, seperti mengerjakan sholat ashar pada waktu sholat dhuhur, atau sholat isya’ dikerjakan pada waktu sholat maghrib. Dalam melakukan jama’ taqdim harus memenuhi beberapa syarat : 1. Tertib, artinya mendahulukan sholat yang berada pada waktunya. Seperti mengumpulkan sholat Ashar pada waktu sholat dhuhur, maka yang harus didahulukan adalah sholat dhuhur. Apabila sebaliknya, yakni mendahulukan sholat ashar, maka yang sah sholat dhuhur saja. Sedangkan sholat asharnya tidak sah dan wajib mengulangi pada waktunya. Jika seseorang telah mengerjakan kedua sholat tersebut dan kemudian ingat bahwa pada sholat yang pertama dia meninggalkan satu rukun, maka wajib baginya untuk mengulangi kedua sholatnya, karena sholat yang pertama batal sebab meninggalkan rukun dan sholat yang kedua juga batal karena tidak tertib. Jika tertinggalnya rukun tersebut pada sholat yang kedua, kemudian ingat, dan masa ingatnya dari salam sholat yang kedua belum lama, maka dia harus
  • 55. 55 segera mengulangi sholat yang kedua, jika masanya sudah lama, maka wajib mengerjakan sholat yang kedua pada waktuya. Jika tidak tahu, apakah tertinggalnya rukun tersebut dari sholat yang pertama atau sholat yang kedua, maka wajib mengulangi keduanya dan mengerjakan pada waktunya masing-masing. 2. Melakukan niat jama’ pada waktu mengerjakan sholat yang pertama, dan yang lebih utama dilakukan bersama dengan takbiratul ihram, namun diperbolehkan melakukannya ketika berada ditengah-tengah sholat yang pertama sampai melakukan salam yang pertama. Oleh karena itu sah melakukan niat 3. jama’ bersamaan dengan salam sholat yang pertama, dan tidak sah mendahulukannya dari takbiratul ihram atau mengakhirkan dari salam sholat yang pertama. 4. Terus menerus (Muwalah) antara sholat yang pertama dengan sholat yang kedua, artinya diantara keduanya tidak dipisah oleh waktu yang dapat digunakan untuk melakukan sholat dua rakaat secara ringan (melakukan rukun-rukunnya saja), oleh karena itu tidak diperbolehkan mengerjakan sholat sunah diantara kedua sholat tersebut. Dan bila ingin mengerjakannya, maka setelah melakukan kedua sholat tersebut. Jika diantara sholat yang pertama dan sholat yang kedua tidak muwalah, baik karena lupa atau ayanan (epilepsi), maka wajib melakukan sholat yang kedua pada waktunya. 5. Tetapnya perjalanan mulai melakukan sholat yang pertama hingga melakukan takbiratul ihram sholat yang kedua, meskipun ditengah sholat yang kedua sudah muqim, seperti orang yang menaiki kapal yang sudah berlabuh pada tempat tujuannya sebelum sempurnanya sholat yang ke dua. 6. Meyakini bahwa waktu sholat yang pertama masih ada hingga selesai melakukan sholat yang kedua. Oleh karena
  • 56. 56 itu jika ditengah-tengah sholat yang kedua waktu sholat yang pertama sudah habis, atau ragu, apakah waktu sholat yang pertama sudah habis atau belum, maka sholat jama’nya batal dan wajib mengulangi sholat yang kedua pada waktunya sebagai sholat ada’. 7. Menganggap sah sholat yang pertama supaya terhindar dari keraguan yang menyebabkan tidak diperbolehkannya jama’ taqdim. Catatan : a) Jika musafir tidak memungkinkan melakukan wudlu’, seperti karena tidak ada air, maka baginya boleh melakukan sholat jama’ dengan tayamum, dan baginya harus melakukan tayamum dua kali, yaitu melakukan tayamum untuk sholat yang pertama dan melakukan lagi untuk sholat yang kedua, karena tayamum hanya bisa digunakan untuk melakukan satu sholat fardlu saja. b) Jika musafir melakukan jama’ taqdim, kemudian pada waktu melakukan sholat yang pertama dia niat muqim, maka baginya tidak boleh melakukan sholat jama’ (wajib melakukan sholat yang kedua pada waktunya). Jika niat muqim tersebut dilakukan pada waktu mengerjakan sholat 9 yang kedua, maka sholat jama’nya tidak batal. NIAT JAMA’ TAQDIM Untuk sholat dhuhur : ‫أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إليه العصر مأموما / إماما ل تعالى‬ Untuk sholat ashar : ‫أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إلى الظهر مأموما / إماما ل تعالى‬ Untuk Sholat maghrib : ‫أصــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعــا إليــه العشاء مأمومــا / إمامــا ل‬ ‫تعالى‬ Untuk sholat isya’ :
  • 57. 57 ‫أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إلى المغرب مأموما / إماما ل تعالى‬ Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika sholat jama’ dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika dilakukan sendirian, maka tingal membuang lafadz ‫مأموما / إماما‬ JAMA’ TA’KHIR Jama’ ta’khir adalah mengumpulkan dua sholat yang dikerjakan pada waktu sholat yang kedua, ya’ni sholat dhuhur dikerjakan pada waktu sholat ashar, maghrib dikerjakan pada waktu sholat isya’. Dalam mengerjakan jama’ ta’khir harus memenuhi dua syarat : 8. Melakukan niat jama’ ta’khir pada waktu sholat yang pertama, meskipun sisa waktu dari sholat yang pertama hanya bisa digunakan untuk melakukan sholat yang pertama dengan sempurna atau diqashar (dua reka’at) bagi orang yang menghendaki mengqashar sholatnya. Apabila seseorang sama sekali tidak melakukan niat 10 jama’ ta’khir pada waktu dari sholat yang pertama, atau melakukannya, tapi waktu sisa dari sholat yang pertama tidak mencukupi seandainya digunakan melakukan sholat yang pertama, maka orang tersebut melakukan dosa dan sholat yang pertama harus dilakukan segera secara qodho’. Apabila seseorang berada pada waktu sholat yang pertama, dan dia ingin melakukan jama’ ta’khir, namun dia belum melakukan niat jama’ sehingga waktu yang tersisa tidak mencukupi untuk melakukan satu rakaat, maka dia wajib segera melakukan sholatnya secara
  • 58. 58 qodlo’. Apabila waktu yang tersisa masih mencukupi untuk melakukan satu rakaat atau lebih, maka juga harus segera melakukannya, dan sholatnya dianggap sholat ada’, tetapi orang tersebut terkena hukum haram, karena ceroboh mengakhirkan sholat dari waktunya. 9. Tetapnya perjalan sehingga selesai melakukan sholat yang pertama dan yang kedua. Catatan : a. Dalam jama’ ta’khir tidak diwajibkan untuk tertib (berurutan) dan terus menerus (muwalah) diantara kedua sholat, dan juga tidak diwajibkan untuk melakukan niat jama’ sewaktu mengerjakan sholat yang pertama, akan tetapi semua itu hukumnya sunah. Adapun melakukan niat jama’ pada waktu dari sholat yang pertama adalah syarat syahnya melakukan jama’ ta’khir sebagaimana yang telah diketahui. b. Jama’ ta’khir lebih utama daripada jama’ taqdim jika pada waktu sholat yang pertama sedang dalam perjalanan (tidak istirahat) dan jika pada waktu sholat yang pertama tidak sedang dalam perjalanan (istirahat), maka yang lebih utama adalah jama’ taqdim. c. Jika seseorang melakukan jama’ ta’khir, kemudian pada waktu melakukan tasyahud sholat ashar dia ingat bahwa dia telah meninggalkan satu rukun, seperti sujud atau yang lain dan dia ragu apakah rukun yang ditinggalkan dari sholat dhuhur atau dari sholat ashar, maka dia wajib segera berdiri untuk menambah satu rakaat, dan setelah itu wajib mengulangi sholat dhuhurnya lagi. Niat Jama’ Ta’khir Untuk sholat dhuhur : ‫أصلى فرض الظهر أربع ركعات مجموعا إلى العصر مأموما / إماما ل تعالى‬
  • 59. 59 Untuk sholat ashar : ‫أصلى فرض العصر أربع ركعات مجموعا إليه الظهر مأموما / إماما ل تعالى‬ Untuk Sholat maghrib : ‫أصـــلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعـــا إلى العشاء مأمومـــا / إمامـــا ل‬ ‫تعالى‬ Untuk sholat isya’ : ‫أصلى فرض العشاء أربع ركعات مجموعا إليه المغرب مأموما / إماما ل تعالى‬ Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأمومـا‬ ‫.إماما‬ B. SHOLAT JAMA’ QASHAR Seseorang yang melakukan perjalanan yang jaraknya mencapai masafatul qashri, baginya diperbolehkan melakukan jama’ qashar, yaitu mengumpulkan dua sholat sekaligus meringkasnya, baik dikerjakan pada waktu sholat yang pertama atau sholat yang kedua.1) Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Taqdim Untuk sholat dhuhur : ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Ashar : ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬ 1 Sholat yang boleh diqashar adalah sholat yang bilangan rakaatnya ada empat, jadi apabila maghrib dan Isya’ ingin dijama’qashar, maka yang boleh diqashar hanya isya’nya saja, sedangkan maghrib tetap tiga rakaat
  • 60. 60 Untuk sholat Maghrib : ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Isya’ : ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬ Niat Jama’ Qashar Dengan Jama’ Ta’khir Untuk sholat dhuhur : ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إلى العصر مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Ashar : ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إليه الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬ . Untuk sholat Maghrib : ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إلى العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Isya’ : ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إليه المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬ Niat sholat diatas adalah untuk imam atau ma’mum ketika sholat tersebut dilakukan dengan berjama’ah. Adapun ketika dilakukan sendirian, maka tinggal membuang lafadz / ‫مأمومـا‬ ‫.إماما‬ C. SHOLAT JAMA’ BAGI ORANG YANG MUQIM Sebagaimana yang telah disebutkan didepan, bahwa sholat jama’ bukan hanya diperbolehkan untuk musafir, tapi juga diperbolehkan untuk orang yang muqim. Namun yang diperbolehkan hanya jama’ taqdim saja. Bagi orang yang selalu melakukan sholat lima waktunya dengan berjama’ah pada suatu tempat, baik di masjid atau
  • 61. 61 bukan, seandainya sebelum dia melakukan sholat turun hujan, baik turunnya sewaktu berangkatnya atau ketika sudah berada pada tempat jamaah, maka baginya diperbolehkan untuk menjama’ sholatnya dengan catatan hujan tersebut bisa membasahi bagian atas pakaiannya atau bagian bawah sandalnya, meskipun hujan tersebut tidak deras dan dengan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tertib (berurutan) 2. Terus menerus (muwalah) 3. Melakukan niat jama’ pada waktu melakukan sholat yang pertama 4. Adanya hujan masih tetap pada tiap permulaan bagi dua sholat yang akan di kerjakan (ketika hendak melakukan takbiratul ihram bagi dua sholat tersebut) dan juga setelah selesai dari sholat yang pertama sampai melakukan takbiratul ihram sholat yang kedua, baik setelah itu terus hujan atau berhenti. 5. Sholat yang ke dua harus dilakukan dengan berjamaah, meskipun pada sebagiannya saja, seperti berjamaah pada imam yang sedang melakukan tasyahud akhir. 6. Pada sholat yang ke dua harus melakukan niat jamaah atau niat menjadi imam bagi imam sholat tersebut, jika tidak melakukan niat jamaah atau imam tidak niat menjadi imam dan ma’mum mengetahui hal itu, maka sholat imam dan ma’mum tidak sah. Adapun niat sholat jama’ di sini sama dengan niat sholat jama’ taqdim yang telah disebutkan di depan, akan tetapi wajib niat jamaah seperti dibawah ini : Untuk sholat dhuhur : ‫أصلى فرض الظهر ركعتين مجموعا إليه العصر مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Ashar : ‫أصلى فرض العصر ركعتين مجموعا إلى الظهر مأموما/إماما ل تعالى‬
  • 62. 62 Untuk sholat Maghrib : ‫أصلى فرض المغرب ثلث ركعات مجموعا إليه العشاء مأموما/إماما ل تعالى‬ Untuk sholat Isya’ : ‫أصلى فرض العشاء ركعتين مجموعا إلى المغرب مأموما/إماما ل تعالى‬ 7. Tempat jamaahnya secara umum dianggap jauh dari rumahnya. Catatan : Sebagaimana dengan hujan yang menyebabkan di perbolehkan menjama’ sholat, yaitu air embun, air es, dan air yang turun bintik-bintik bersamaan dengan hembusan angin dingin meskipun tidak begitu kencang. Shalat Jum’at Hukum Melakukan Shalat Jum’at Hukum melakukan Shalat jum’at adalah fardlu ain bagi setiap orang islam mukallaf, laki-laki, sehat dan berpenduduk tetap. Persyaratan Sahnya Jum’at 1. harus berada di negara atau desa 2. jama’ahnya mencapai 40 orang 3. di lakukan pada waktu dzuhur 4. di mulai dengan dua khutbah 5. tidak mendahului atau menyertai shalat jum’at dinegrinya Rukun – Rukun Khutbah 1.khatib suci dari dua hadats (hadats kecil atau hadats
  • 63. 63 besar) 2.pakian, tubuh dan tempatnya suci dari najis 3.menutup aurat 4.membaca khutbah dengan berdiri jika mampu 5.duduk diantara dua khutbah dengan kadar tuma’ninah 6.mengeraskan khutbah agar di dengar oleh 40 orang 7.terus menerus diantara dua khutbah dan sholat Udzur Meninggalkan Jum’at Kewajiban jum’at menjadi gugur disebabkan sakit, lumpuh, buta dan hujan lebat. Menjumpai Jum’at Jum’at dapat diperoleh oleh Seseorang yang menemukan satu rakaat bersamaan imam. Dan setelah salamnya imam dia cukup menambah satu rakaat dengan mengeraskan bacaan. Adapun seseorang yang tidak menemukan satu rakaat bersama imam maka dia melakukan shalat dengan niat jum’at dan menyempurnakan shalat dzuhur (4 rakaat). Kesunahan Jum’at 1.mandi besar dan membersihkan tubuh 2.memotong kuku 3.menggunakan wewangian 4.memakai pakian putih 5.diam ketika khutbah
  • 64. 64 6.bergegas ke masjid bagi selain khatib Shalat Hari Raya Hukum Melakukan Shalat Hari Raya Melakukan shalat hari raya baik hari raya fitri atau hari raya qurban hukumnya sunah muakkadah bagi orang yang bermuqim, musafir, merdeka dan hambasahaya. Baik di lakukan dengan jama’ah atau sendirian. Adapun bilangannya adalah dua rak’at di lakukan mulai terbitnya matahari sampai tergelincirnya matahari. Cara Melakukan Shalat Hari Raya 1.takbiratul ihram 2.membaca do’a iftitah dan taawudz 3.melakukan takbir tujuh kali 4.membaca fatihah dan surat dengan keras 5.pada rakaat yang kedua melakukan takbir lima kali setelah takbir karena berdiri 6.imam membaca dua khutbah pada khutbah pertama membaca takbir sembilan kali. Sedangkan pada khutbah yang kedua membaca takbir tujuh kali Kesunahan Pada Hari Raya 1.mandi besar 2.berhias dengan memakai pakian yang bagus 3.mengeraskan bacaan takbir di rumah, pasar dan di jalan. mulai malam hari raya sampai imam melakukan
  • 65. 65 shalat 4.membaca takbir setelah shalat mulai dari subuh hari arafah sampai ashar akhir hari tasyriq Shalat Jenazah Kewajiban Mengurus Jenazah Mengurus dan merawat jenazah hukumnya wajib kifayah. Artinya apabila sebagian orang sudah melakukan, maka gugurlah kewajiban bagi sebagian yang lain. Kewajiban ini diperuntutkan bagi tiap-tiap orang yang tahu atau menduga akan adanya seseorang yang meniggal, meskipun bukan tetangganya dan juga bagi tiap-tiap orang di sekitar nya yang ceroboh karena tidak menghiraukannya. Dalam mengurus dan merawat jenazah ada empat hal yang wajib dilakukan: 1. Memandikan 2. Mengkafani 3. Mensholati 4. Memakamkan I. MEMANDIKAN Memandikan mayat merupakan suatu ibadah bagi seluruh umat islam, dan kewajiban ini tidak akan gugur sebelum dilakukan oleh kalangan orang yang terkena hukum taklif, meskipun di lakukan anak kecil yang belum tamyiz, orang gila, jin atau mayat yang mandi dengan sendirinya, karena sebagai karomah menurut qaul mu’tamad (qaul yang bisa dijadikan pegangan), mengecuali-kan para malaikat,