1. "Hikayat Panji Semirang"
1. Tema
Kedengkian membutakan mata hati seseorang.
2. Alur
Maju, Karena rangkaian ceritanya dimulai dari yang paling awal sampai peristiwa
terakhir.
3. Penokohan
Galuh Ajeng : Jahat, iri hati, licik
Cendera Kirana : Lemah lembut, sopan, baik hati
Paduka liku : Jahat, pendendam , licik, Iri hati
Sang Ratu : Baik, penyayang
Sang Nata : Baik, bijaksana
Menteri : Jahat, pantang menyerah
Petapa : Sakti
4. Setting
Tempat : Kerajaan Negeri Daha, hutan
Waktu : Siang, Sore, dan Malam hari
5. Point of View
Orang ketiga , Pengarang berperan sebagai pengamat
6. Gaya Bahasa
Mudah dipahami dan menggunakan bahasa melayu
7. Amanat
Janganlah menjadi orang yang pendendam dan iri hati
Janganlah mencelakakan orang lain yang senantiasa baik kepadamu
Janganlah merebut kebahagiaan yang telah menjadi milik saudaramu sendiri
Kita tidak boleh memaksakan kehendak keada orang lain
Milikilah hati yang baik, lemah lembut dan bertingkah laku santun
8. Suasana
Membahagiakan, Mengkhawatirkan
9. Sinopsis
Hikayat Panji Semirang
Galuh ajeng bertambah sakit hatinya ketika mendengar Galuh Cendera kirana
sudah bertunangan dengan Raden Inu dan bukan dengannya.
Pada suatu hari Sang Nata , Cendera kirana dan Sang Ibu sedang makan
bersama , Paduka liku dan Galuh Ajeng bertambah iri kepada Cendera Kirana.
Usai makan, Paduka liku membuat tapai yang sudah diracuni dan menaruhnya
dalam bokor emas, Lalu Dia menyuruh dayang-dayang untuk membawakannya
kepada Permaisuri. Usai melaksanakan tugasnya, dayang-daynag lalu melapor
kepada Paduka liku, Mendengar laporan tersebut , Paduka liku sangat senag, Dia
ingin membuat Permaisuri dan Cendera Kirana mati karena keracunan.
Setelah itu, Paduka liku berencana mencari tukang tenung untuk mengguna-
guna Permaisuri dan Sang Nata. Lalu Dia menyuruh Saudaranya yang bvernama
Sang Menteri untuk mencarikan Tukang tenung. Lalu bergegaslah Ia pergi, Setelah
beberapa lama mencari , Akhirnya Ia bertemu dengan Sang Pertapa, Lalu oleh Sang
Pertapa , Dia disuruh untuk memungut sepah sirih dengan kain. Hati menteri sangat
senag, Lalu Dia kembali ke Istana untuk memberikannya kepada Paduka liku.