Dokumen tersebut membahas tentang rokok dan merokok, termasuk definisi, adiksi, faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, hubungannya dengan kesehatan, dan cara untuk berhenti merokok. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan bahaya merokok bagi kesehatan individu dan masyarakat serta berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi masalah terkait rokok.
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Rokok
1. Disusun Oleh :
Difa Rizky Maghfira (2013710090)
Hawwa Tyas Rahima (2013710082)
Iwang Tri Asih (2013710096)
Mahfudz (2013710105)
Nur Angraini (2013710080)
Putri Ramandaini (2013710060)
Risky Warida Hasibuan (2013710086)
Psikologi Kesehatan
FKK- Prodi Kesehatan Masyarakat
2. Pengertian rokok dan merokok
Adiksi (pengertian, tanda dan gejala)
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Perilaku yang mendukung untuk menjadi perokok
Perilaku pencegahan untuk tidak merokok
Hubungan merokok dengan kesehatan (resiko penyakit akibat
merokok)
Pencegahan dan penanggulangan bahaya rokok
Metode/cara untuk berhenti merokok
3.
4. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat.
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil
olahan tembakau di bungkus termasuk cerutu atau pun bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotianatabacum, Nicotianarustica dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan.
Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok di
bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung rokok.
5. Merokok merupakan aktifitas membakar
tembakau kemudian menghisap asapnya
menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe,
2000).
Sedangkan menurut Levy (2004)
mengatakan bahwa Perilaku merokok adalah
kegiatan membakar gulungan tembakau lalu
Menghisapnya sehingga menimbulkan asap
yang dapat terhirup oleh orang-orang
disekitarnya.
6. Berdasarkan definisi merokok yang telah
dikemukakan di atas, disimpulkan bahwa
“merokok merupakan suatu aktifitas
membakar gulungan tembakau yang
berbentuk rokok atau pun pipa lalu
menghisap asapnya kemudian menelan atau
menghembuskannya keluar melalui mulut
atau hidung sehingga dapat juga terhisap
oleh orang-orang disekitarnya.”
7.
8. Adiksi yaitu kecanduan atau ketergantungan
secara fisik dan mental terhadap suatu zat.
Nikotin dalam asap rokok merupakan bahan
yang menimbulkan efek ketagihan (adiktif),
sebagaimana kelompok zat adiktif lainnya
seperti heroin, morfin, ganja, amfetamin,
alkohol, dan psikotropoka lainnya.
9. Efek ketagihan akan berkembang secara fisiologis menjadi
efek toleransi (penambahan dosis). Orang yang sudah
bertahun-tahun menjadi perokok, kadar toleransi nikotin
dalam tubuhnya telah cukup tinggi.
Pada akhirnya secara psikologis merokok akan
menimbulkan efek dependensi (ketergantungan) yang
menyebabkan perokok mengalami reaksi putus zat
apabila dihentikan secara mendadak. Beberapa tanda dan
gejala dari reaksi putus zat adalah : badan lemah, sakit
kepala, gangguan pencernaan, kurang konsentrasi, lesu,
sulit berpikir, batuk-batuk, dan lain-lain. Keluhan ini
bersifat sementara – lama atau tidaknya keluhan tersebut
tergantung dari lama dan beratnya seseorang merokok.
10.
11. Menurut Lewin perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain
disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor
lingkungan.
Laventhal mengatakan bahwa merokok tahap awal dilakukan
dengan teman-teman (46%), seorang anggota keluarga bukan
orang tua (23%) dan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Komasari dan Helmi (2000) yang
mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok
pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua
terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman
sebaya.
15. ( Menurut Chaplin 1999) Perilaku mempunyai
dua arti,
Pertama ( dalam arti luas) : Sebagai segala
sesuatu yang dialami seseorang.
Kedua ( dalam arti sempit) : Sebagai segala
sesuatu yang mencakup reaksi yang dapat
diamati.
16. Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang
yang merupakan respons orang tersebut
terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-
faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
merokok dan dapat diamati secara langsung
(Istiqomah,2003)
17. Tahap pengenalan terhadap rokok
(Preparatory)
Tahap pemutusan (Initiation)
Tahap menjadi seseorang perokok
(Become a smoker)
Tahap ketergantungan (maintenance
of smoking )
21. • Penyakit Jantung
• Penyakit Paru
• Impotensi
• Diabetes
• Kanker Paru dan Kanker lainnya
• Gangguan Pernafasan
• Penyakit Mulut
• Menimbulkan Kebutaan
22.
23. 1. Pengadaan sosialisasi tentang bahaya rokok
Dilakukan agar masyarakat mengetahui bahaya yang ditimbulkan apabila
mengonsumsi rokok.
2. Kenaikan harga jual rokok
Dengan naiknya harga jual, masyarakat setidaknya akan berpikir dua kali
untuk membeli rokok.
Dengan tingkat daya beli yang rendah, dan dalam jangka waktu tertentu,
pecandu rokok tentunya akan mengurangi frekuensi pembelian rokok
walaupun tidak secara langsung. Hal ini akan membuat para perokok
berhenti mengonsumsi rokok secara perlahan.
24. 3. Pembuatan aturan tentang larangan penggunaan rokok
Dibutuhkan adanya peraturan yang tegas untuk mengatur tentang larangan penggunaan
rokok
4. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
KTR berfungsi menciptakan daerah yang bersih, sehat, dan nyaman .
Penetapan KTR perlu diberlakukan ditempat-tempat umum, seperti tempat ibadah,
Institut pendidikan, Institusi pemerintahan dan tentu saja di tempat layanan kesehatan.
Dan memberikan sanksi kepada yang melanggarnya. Penetapan KTR setidaknya dapat
mengurangi jumlah asap rokok.
5. Pembentukan Komunitas Anti rokok di Masyarakat
Masyarakat yang paham mengenai bahaya merokok dapat membentuk Komunitas
Antirokok di masyarakat yang dapat membentuk penyadaran kepada para perokok
disekitar lingkungan mereka.
Organisasi ini dapat dibentuk oleh para pelajar, mahasiswa, atau ibu rumah tangga dll.
Dengan membentuk organisasi tersebut kita dapat menyadarkan masyarakat tentang
bahaya merokok
25. 6. Penyebaran Secara Gencar Kampanye Antirokok
Melakukan KampanyeAntirokok diberbagai tempat, seperti membuat
acara yang bertema “Bebas Asap Rokok” , memberikan sosialiasai
tentang bahaya merokok, atau melakukan kampanye di jalan raya
dengan mendirikan spanduk berisi tentang larangan merokok.
26. 7. Menyertakan peringatan
bergambar tentang bahaya rokok
di setiap kemasan
Mulai 24 juni 2014 semua perusahaan
rokok wajib mencantumkan
peringatan bahaya merokok
berbentuk gambar dan tulisan.
Sanksi berupa pidana penjara 5 tahun
dan denda 500 juta rupiah
Setiap kemasan rokok wajib
memasang gambar bahaya merokok
sebesar 40 persen dari keseluruhan
kemasan.
Pencantuman bahaya merokok berupa
gambar bertujuan untuk memberikan
edukasi kepada perokok secara nyata.
27.
28. 1. Publikasikan keputusan anda untuk
berhenti merokok
2. Tetapkan target waktu
3. Hindari kebiasaan yang membuat anda
merokok
4. Carilah kesibukan
5. Tidur lebih banyak
6. Beri penghargaan untuk diri sendiri
7. Berpikirlah positif
30. Ada dua hal yang perlu dilakukan untuk berhenti
merokok secara alamiah dan otomatis, yaitu :
Manajemen emosi
Manajemen fisik.
31. Aditama,TjandraYoga. 2001. Masalah Rokok dan
Penanggulangannya.YP IDI
Aryani, Maya. Penelitian, Hubungan antara sikap terhadap
kesehatan dengan perilaku merokok di SMA Negeri 1 Pleret
Bantul. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Faudah, Maziyyatul. 2011. Skripsi, Gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki
fakultas tehnik universitas negeri jakarta angkatan 2009. Depok-
Universitas Indonesia.
Helmi, Avin Fadilla., Dian Komasari. Jurnal Psikologi, Faktor
Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.
Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju GenerasiTanpa Merokok.
Jakarta: CV. Seti-Aji
http://terapiotak.com/cara-mencegah-remaja-merokok.htm
http://ridwanmenulis.blogspot.com/2013/09/cara-menghindari-
kebiasaan-merokok.html