SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
62
STRATEGI MAHASISWA PGSD FKIP UNSYIAH DALAM
MENYELESAIKAN PERSAMAAN BENTUK ALJABAR
Linda Vitoria
(Dosen PGSD FKIP Universitas Syiah Kuala)
Abstrak
Artikel ini membahas strategi yang digunakan oleh mahasiswa tingkat pertama
PGSD FKIP Unsyiah dalam menyelesaikan persamaan aljabar. Langkah–langkah
yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu persamaan bentuk aljabar
dapat memberikan gambaran tentang tingkat kepahaman mahasiswa terhadap operasi
hitung dasar dalam matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian bilangan. Informasi ini sangat berguna untuk deteksi kesulitan-kesulitan
yang dialami mahasiswa dalam operasi hitung yang melibatkan bentuk aljabar.
Untuk kebutuhan analisis data, dipilih dua persamaan aljabar, yaitu persamaan linier
satu variable dan persamaan linier satu variabel bentuk pecahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar, mahasiswa
menggunakan strategi menyederhanakan terlebih dahulu persamaan tersebut dengan
menggunakan sifat ketertambahan bilangan bulat. Selanjutnya, dilakukan operasi
hitung yang dibutuhkan pada kedua ruas persamaan. Apabila telah tersisa satu suku
di kedua ruas, yaitu suku yang memuat variabel x di ruas kiri dan suku yang tidak
memuat variabel x di ruas kanan, maka nilai x ditentukan dengan melakukan operasi
pembagian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar adalah kesalahan dalam
perhitungan aritmetika; kesalahan dalam menggunakan sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan; kesalahan dalam menggabungkan suku-suku yang tidak
sejenis; dan kesalahan dalam menentukan bilangan pembagi serta bilangan yang
dibagi dalam operasi pembagian.
Kata Kunci: Strategi, Persamaan Bentuk Aljabar
Pendahuluan
Kata ‘aljabar’ berasal dari kata al-jabr w’al-muqabala yang berarti pengembalian
dan pengurangan (Nelson, 2003). Aljabar pertama kali diperkenalkan oleh ilmuan
Islam al-Khwarizmi. Persamaan bentuk aljabar merupakan kalimat terbuka yang
memuat huruf atau simbol lain digabungkan dengan operasi aritmetika yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (Nelson, 2003).
Persamaan bentuk aljabar berkaitan erat dengan manipulasi variabel untuk
mewakili suatu nilai yang tidak diketahui. Pada umumnya variabel yang digunakan
adalah huruf-huruf abjad seperti x, y, dan lain-lain. Huruf maupun simbol yang
digunakan dalam persamaan matematika tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari
konteks suatu permasalahan (Soedjadi, 2000). Penggunaan variabel-variabel baik
berupa huruf maupun simbol dapat menimbulkan kesan sulit bagi mahasiswa dalam
mempelajari matematika (Sarengat, 2004). Padahal, pada prinsipnya, penggunaan
simbol-simbol dalam persamaan aljabar adalah untuk menyederhanakan penulisan
suatu persamaan sehingga lebih ringkas dalam penyelesaiannya.
Bentuk aljabar mulai diajarkan kepada mahasiswa tingkat pertama di PGSD
dalam mata kuliah Matematika Dasar. Persamaan bentuk aljabar merupakan salah
satu materi penting karena dapat menggambarkan tingkat kepahaman mahasiswa
terhadap operasi hitung yang melibatkan bentuk aljabar. Pada penyelesaian suatu
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
63
persamaan aljabar, mahasiswa diminta untuk melihat hubungan suku-suku yang
sejenis dan yang tidak sejenis, dan aturan-aturan penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan.
Menurut Kieran (2004), aljabar sangat penting untuk mengembangkan
kemampuan berfikir karena aljabar mengajarkan fokus kepada beberapa hal, yaitu
fokus kepada relasi dalam matematika, bukan hanya perhitungan angka; fokus
kepada operasi dan inversnya; fokus kepada representasi atau pemodelan masalah;
fokus kepada variabel; dan fokus kepada makna lambang persamaan yaitu ‘=’.
Secara ringkas, aljabar mengajarkan pelajar untuk memahami dengan baik dan
menyeluruh suatu masalah matematika agar dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Sebagaimana yang dikemukakan Karlimah (2010) bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara kemampuan memahami bahasa matematika dengan kemampuan
menyelesaikan masalah matematika.
Untuk meningkatkan pemahaman matematika, kebiasaan-kebiasaan baik
seperti penyelesaian masalah (problem solving) perlu diperhatikan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kuswanti (2010) bahwa kebiasaan dalam belajar sangat
menentukan prestasi matematika. Oleh karena itu, Kieran (2004) menyarankan
pendekatan pembelajaran aljabar sebagai aktivitas yang meliputi tiga aspek yaitu: 1)
aktivitas generalisasi, meliputi pembentukan persamaan dan interpretasi suatu
masalah ke dalam bentuk aljabar, 2) aktivitas transformasi, yang meliputi mengubah
bentuk suatu persamaan aljabar untuk mempertahankan ekuivalensi dengan cara
memfaktorkan, menjabarkan, substitusi, mengumpulkan suku-suku sejenis, dan lain-
lain. Di dalam aktivitas ini diperlukan pemahaman sifat-sifat dan aturan-aturan
operasi hitung seperti komutatif, asosiatif, dan distributife pada penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan Riil. 3) Aktivitas global, meta-level
matematika, yang meliputi penyelesaian masalah, pemodelan, pembuktian, dan
perkiraan.
Dalam belajar aljabar, terlebih dahulu mahasiswa perlu menguasai konsep-
konsep lain yang berkaitan erat dengan aljabar sebagai berikut (Welder, 2006).
- Pemahaman terhadap konsep bilangan bulat positif, negatif, dan pecahan, serta
sifat-sifat operasi hitung pada bilangan bulat.
- Keterampilan aritmetika, yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian bilangan.
- Pemahaman terhadap makna simbol, khususnya tanda sama dengan ‘=’.
- Penggunaan huruf sebagai variabel.
- Pemahaman dalam menuliskan dan memahami persamaan matematika.
- Pemahaman terhadap fungsi.
- Pemahaman terhadap konsep geometri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian untuk
melihat strategi mahasiswa dalam menyelesaikan suatu persamaan bentuk aljabar.
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah strategi mahasiswa PGSD
FKIP Unsyiah dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar?
Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD FKIP Unsyiah
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/ 2013 sebanyak 67 mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Matematika Dasar.
Kepada seluruh subjek penelitian, diberikan dua buah persamaan bentuk
aljabar untuk diselesaikan. Demi menjamin keaslian jawaban, soal yang diberikan
divariasikan tetapi dengan tingkat kesulitan yang sama.
Soal pertama adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan linier
satu variabel. Contoh-contoh variasi soalnya adalah sebagai berikut.
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
64
2(x – 4) + 2 = 4
6(x – 4) + 2 = 8
2(x + 5) – 3 = 6
6(x + 5) – 3 = 9
4(x – 5) – 5 = 7
Soal kedua adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan linier satu
variabel dalam bentuk pecahan. Contoh-contoh variasi soalnya adalah sebagai
berikut.
= 3 = 6
= 7 . = 2
= 4 = 5
Kedua jenis soal di atas dipilih untuk melihat penguasaan mahasiswa dalam
menyelesaikan suatu persamaan yang melibatkan empat operasi hitung dalam
matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai strategi mahasiswa
menyelesaikan persamaan dalam bentuk aljabar, jawaban mahasiswa dianalisa
berdasarkan aspek aljabar sebagai aktivitas transormasi (Kieran, 2004) dengan
berfokus kepada sifat-sifat dan aturan-aturan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
instrumen soal.
Dalam menyelesaikan soal nomor 1, dibutuhkan pemahaman terhadap:
1. Sifat ketertambahan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika
a = b, maka a + c = b + c.
2. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk bilangan bulat a, b,
dan c, berlaku a (b + c) = ab + ac.
3. Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Untuk bilangan
bulat a, b, dan c, operasi pembagian a : b = c berkaitan dengan operasi perkalian
b x c = a.
4. Penggabungan suku yang sejenis, yaitu suku yang tidak sejenis tidak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan.
Dalam menyelesaikan soal nomor 2, dibutuhkan pemahaman terhadap:
1. Sifat ketertambahan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika
a = b, maka a + c = b + c.
2. Sifat ketergandaan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika
a = b, maka ac = bc.
3. Aturan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pecahan.
4. Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Untuk bilangan
bulat a, b, dan c, operasi pembagian a : b = c berkaitan dengan operasi perkalian
b x c = a.
5. Penggabungan suku yang sejenis, yaitu suku yang tidak sejenis tidak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan.
Pembahasan
Soal 1: Menyelesaikan persamaan linier satu variabel.
Tabel 1 menampilkan variasi jawaban yang dibuat mahasiswa beserta frekuensi
mahasiswa yang menggunakan jawaban tersebut. Jawaban benar diberi kode B dan
jawaban yang salah diberi kode S.
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
65
Tabel 1.Jawaban Mahasiswa untuk Persamaan Linier Satu Variabel
Jawaban Contoh Jawaban Mahasiswa Frekuensi
B [Variasi 1] 3(x – 1) + 4 = 4 [Variasi 2] 3(x – 1) + 4 = 4
3x – 3 = 4 – 4 3x – 3 + 4 = 4
3x = 0 + 3 3x + 1 = 4
3x = 3 3x = 4 – 1
x = 3 3 3x = 3
x = 1 x = 3 3 = 1
48
S (1) [Variasi 1] 2(x – 4) + 2 = 4 [Variasi 2] 6(x+2)-4 = 8
2x – 8 + 2 = 4 6x + 12 = 12
2x – 10 = 4 6x = 0
2x = 4 + 10 x = –6
2x = 14
x = 14
[Variasi 3] 6(x + 1) – 3 = 6
6x + 6 = 9
6x = 3
x = 6 3 = 2
5
S (2) 2(x + 5) – 3 = 6
2x + 10 – 3 = 6
12x – 3 = 6
12x – 3 – 6 = 0
Kemudian diselesaikan dengan menggunakan rumus ABC untuk
menyelesaikan persamaan kuadrat
2
S (3) 3(x – 1) + 4 = 4
3x – 1 = 4 + 4
3x = 9
x = 9 3 = 3
1
S (4) [Variasi 1] 3(x – 1) + 4 = 4 [Variasi 2] 2(x + 5) – 3 = 6
3x – 1 + 4 = 4 2x + 10 = 6 + 3
2x + 4 = 4 12x = 9
6x = 4 x = 9 12
x = 4 6 = 0,6 x = 0,75
[Variasi 3] 3(x – 1) + 4 = 4
3x – 3 + 4 = 4
3x + 1 = 4
4x = 4 4
x = 1
3
S (5) 6(x + 5) – 3 = 9
6x + 30 = 12
6x = 12 + 30
6x = 42
x = 7
4
S (6) [Variasi 1] 6(x + 1) – 3 = 6 [Variasi 2] 3(x – 5) + 4 = 4
6x – 6 – 3 = 6 3x – 4 = 0
6x – 9 = 6 3x = 4
3x = 15 x = 4 3
x = 15 3 = 5 x = 0,75
[Variasi 3] 6(x – 4) + 2 = 8
6x – 8 + 62
6x – 10 = 8
6x = 8 + 12
6x = 20
x = 3,33
4
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
66
Analisis strategi yang digunakan mahasiswa untuk menjawab soal pertama
dikaji berdasarkan pemahaman mahasiswa terhadap sifat ketertambahan bilangan
bulat; sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan bulat; pemahaman
terhadap operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian bilangan bulat;
serta penggabungan suku sejenis.
Dari 67 mahasiswa, tampak bahwa 48 mahasiswa menunjukkan pemahaman
terhadap keempat aspek di atas dan menerapkannya sebagai strategi dalam
menyelesaikan soal. Langkah pertama adalah menerapkan sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan bilangan bulat, kemudian menerapkan sifat ketertambahan
pada bilangan bulat sehingga suku yang memuat variabel x ditulis di ruas kiri
persamaan dan suku-suku yang tidak memuat variabel x ditulis di ruas kanan.
Langkah terakhir untuk mendapatkan nilai x adalah dengan menerapkan operasi
pembagian sebagai kebalikan dari perkalian, contohnya jika 3x=3 maka x = 3 3 = 1.
Jawaban mahasiswa pada baris S(1) menunjukkan kesalahan dalam
menerapkan konsep pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian. Tampaknya
mahasiswa yang menjawab variasi 1 beranggapan bahwa langkah penyelesaian untuk
soal 1 sudah selesai sampai 2x = 14, karena tersisa satu suku di masing-masing ruas
kiri dan kanan. Sedangkan pada jawaban variasi 2, tampak bahwa mahasiswa
mengalami kesulitan pada pembagian yang melibatkan 0. Dan untuk jawaban variasi
3, tampak bahwa mahasiswa kesulitan dalam membedakan antara pembagi dan
bilangan yang dibagi.
Jawaban mahasiswa pada baris S(2) menunjukkan kesulitan siswa
membedakan antara persamaan linier satu variabel dengan persamaan kuadrat.
Mahasiswa menyusun persamaan linier dalam tiga suku di ruas kiri menyerupai
bentuk umum persamaan kuadrat ax2
+ bx + c = 0, kemudian menggunakan rumus
kuadrat yang sering dikenal dengan rumus ABC untuk menentukan nilai x.
Jawaban mahasiswa pada baris S(3) menunjukkan kesalahan dalam
menerapkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan bulat.
Saat menjabarkan 3(x – 1), 3 hanya dikalikan dengan x, tidak dikalikan dengan –1.
Jawaban mahasiswa pada baris S(4) menunjukkan kesalahan yang sama
seperti pada S(3) dan juga kesalahan dalam menggabungkan suku yang tidak sejenis.
Semua suku di ruas kiri dijumlahkan tanpa memandang apakah suku tersebut
memuat variabel x atau tidak.
Jawaban mahasiswa pada baris S(5) menunjukkan kesalahan dalam
menerapkan sifat ketertambahan bilangan bulat. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh
ketidakpahaman terhadap makna simbol ‘sama dengan’ yang menyatakan ekivalensi
ruas kiri dan ruas kanan.
Jawaban mahasiswa pada baris S(6) menunjukkan kesalahan dalam
perhitungan aritmetika. Variasi 1 dan 2 menunjukkan kesalahan dalam perkalian
bilangan bulat. Variasi 3 menunjukkan kesalahan dalam operasi penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian.
Soal 2: menyelesaikan persamaan linier satu variabel bentuk pecahan.
Tabel 2 menampilkan variasi jawaban yang dibuat mahasiswa beserta frekuensi
mahasiswa yang menggunakan jawaban tersebut. Jawaban benar diberi kode B dan
jawaban yang salah diberi kode S.
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
67
Tabel 2.Jawaban Mahasiswa untuk Persamaan Linier Satu Variabel Bentuk Pecahan
Jawaban Contoh Jawaban Mahasiswa Frekuensi
B (1)
28 – 7x = 2
–7x = –26
x = (–26) (–7)
43
B (2)
=5
2x = 10 – 5x
7x = 10
x = 10 7 = 1,43
1
S (1)
–16 + 8x = 2 – 5
8x = 13
x = 13 8 = 1,5
1
S (2) [Variasi 1] [Variasi 2]
2 – x = 10 5 5 = 20 – 10x
– x = 0 15 = 10x
x = 10 15
3
S (3)
10 x = 20 – 10
x = 10 10 = 0
4
S (4)
–4x = 3 – 24
x = –21 4
x = –5,25
10
S (5)
–7x = 4 – 14 = –10
x = 10 = 0,7
1
S (6)
5.1 – (2 – x)3 = 7
5 – 6 – 3x = 7
3x = 18
x = 6
2
S (7)
28 – 7x = 2
21x = 2
x = 2 – 21 = –19
2
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
68
Analisis strategi yang digunakan mahasiswa untuk menjawab soal kedua
dikaji berdasarkan pemahaman mahasiswa terhadap sifat ketertambahan bilangan
bulat; sifat ketergandaan bilangan bulat; konsep operasi pembagian sebagai
kebalikan dari operasi perkalian; aturan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian
pecahan; serta penggabungan suku sejenis.
Dari 67 mahasiswa, tampak bahwa 44 mahasiswa menunjukkan pemahaman
terhadap minimal empat dari lima aspek di atas dan menerapkannya sebagai strategi
dalam menyelesaikan soal. Jawaban siswa pada baris B(1) menunjukkan strategi
pertama adalah menggunakan sifat ketertambahan pada bilangan bulat, kemudian
menggunakan sifat ketergandaan bilangan bulat, atau yang lebih dikenal mahasiswa
dengan istilah ‘perkalian silang’. Kemudian menuliskan suku-suku yang memuat
variabel x di satu ruas dan suku-suku yang tidak memuat variabel x di ruas yang lain.
Lalu menerapkan operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian untuk
mendapatkan nilai x.
Jawaban mahasiswa pada baris B(2) sedikit berbeda dengan B(1) dimana
strategi yang digunakan adalah dengan menyelesaikan pengurangan pecahan di ruas
kiri. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah yang sama seperti jawaban mahasiswa
lain di baris B(1).
Jawaban pada baris S(1) menunjukkan ketidakpahaman tentang operasi
pengurangan pada pecahan. Jawaban pada baris S(2) menunjukkan ketidakpahaman
terhadap operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian. Jawaban pada
baris S(3) menunjukkan kesalahan dalam perhitungan aritmetika. Jawaban pada baris
S(4) menunjukkan ketidakpahaman terhadap sifat ketertambahan dan ketergandaan
bilangan bulat, sehingga bilangan negatif sering ditulis sebagai bilangan positif, dan
sebaliknya bilangan positif ditulis sebagai bilangan negatif. Jawaban mahasiswa pada
baris S(5) menunjukkan miskonsepsi terhadap simbol sama dengan ‘=’. Makna
simbol ‘=’ yang menunjukkan ekivalensi ruas kiri dan ruas kanan dalam suatu
persamaan sering disalahartikan sebagai penggabungan penulisan jawaban. Jawaban
pada baris S(5) juga menunjukkan kesalahan dalam perhitungan pembagian bilangan
bulat.
Jawaban mahasiswa pada baris S(6) menunjukkan kesalahan dalam operasi
hitung pecahan, dimana penyebut pecahan dihilangkan begitu saja. Pada baris S(6)
juga tampak kesalahan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. jawaban
mahasiswa pada baris S(7) menunjukkan ketidakpahaman tentang penggabungan
suku-suku yang sejenis. Tampak bahwa mahasiswa mengurangkan suku yang
memuat variabel x dengan suku yang tidak memuat variabel x. Kesalahan terhadap
konsep pembagian juga tampak, dimana untuk mendapatkan nilai x pada persamaan
21x = 2, kedua ruas tidak dibagi dengan 21 melainkan dikurangi dengan 21.
Penutup
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan persamaan bentuk
aljabar, mahasiswa menggunakan strategi menyederhanakan terlebih dahulu
persamaan tersebut. Mula-mula mahasiswa menggunakan sifat ketertambahan atau
sifat ketergandaan bilangan bulat dengan tujuan untuk memisahkan suku-suku yang
memuat variabel di satu ruas dan suku-suku yang tidak memuat variabel di ruas yang
lain. Selanjutnya, dilakukan operasi hitung yang dibutuhkan pada kedua ruas seperti
penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Apabila tersisa satu suku di kedua ruas,
yaitu suku yang memuat variabel x di ruas kiri dan suku yang tidak memuat variabel
x di ruas kanan, maka nilai x didapatkan dengan melakukan operasi pembagian.
PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227
69
Berdasarkan analisis jawaban mahasiswa ditemukan bahwa kesalahan dalam
menyelesaikan persamaan bentuk aljabar disebabkan karena kesalahan dalam
menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian; kesalahan dalam
menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan bulat;
kesalahan dalam menggunakan sifat ketertambahan dan ketergandaan bilangan bulat;
kesalahan dalam operasi hitung pecahan; kesalahan dalam menjumlahkan dan
mengurangkan suku-suku yang tidak sejenis; dan kesalahan dalam menentukan
bilangan pembagi serta bilangan yang dibagi dalam operasi pembagian.
Dari 67 mahasiswa yang berpartisipasi di dalam penelitian ini ditemukan
bahwa 36 mahasiswa menjawab kedua soal dengan baik dan benar; 12 mahasiswa
menjawab soal pertama dengan benar tetapi salah menjawab soal kedua; 8
mahasiswa salah dalam menjawab soal pertama tetapi mampu menjawab soal kedua
dengan benar; dan 11 mahasiswa memberikan jawaban yang salah untuk kedua soal.
Data penelitian menunjukkan masih ada mahasiswa yang masih kesulitan
dalam menghitung hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
bilangan bulat. Keadaan ini perlu diatasi segera karena keterampilan aritmetika
merupakan modal dasar dalam mempelajari konsep-konsep lain dalam matematika.
Daftar Pustaka
Karlimah. (2010). Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan, Vol 11 No.2. Halaman 51 – 60.
Kieran, C. (2004). Algebraic Thinking in the Early Grades: What Is It? The
Mathematics Educator Vol 8 N0 1. Halaman 139 – 151.
Kuswanti, E. (2010). Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dan Penilaian
Terhadap Sistem Evaluasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 8 No.1. Halaman 57 – 65.
Nelson, D. (2003). Dictionary of Mathematics. England: Penguin Books Ltd.
Sarengat. (2004). Studi Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Margorejo Kecamatan Bantul
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2
No.3. Halaman 125 – 130.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa
Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Welder, R. M. (2006). Prerequisite Knowledge for the Learning of Algebra.
Hawaii International Conference on Statistics, Mathematics and Related
Fields.

More Related Content

What's hot

Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 
[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematikaWidi Fayi
 
Rpp kd 3.4 invers dan determinan
Rpp kd 3.4 invers dan determinanRpp kd 3.4 invers dan determinan
Rpp kd 3.4 invers dan determinanAZLAN ANDARU
 
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7Shinta Novianti
 
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5nurwa ningsih
 
Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013jatisari3
 
RPP SMP Matematika Kelas VII
RPP SMP Matematika Kelas VIIRPP SMP Matematika Kelas VII
RPP SMP Matematika Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Ma syekh yusuf kisi kisi soal
Ma syekh yusuf kisi kisi soalMa syekh yusuf kisi kisi soal
Ma syekh yusuf kisi kisi soalmuhRezky4
 
Program tahunan
Program tahunanProgram tahunan
Program tahunanAQib CnuL
 
3. determinan dan invers matriks
3. determinan dan invers matriks3. determinan dan invers matriks
3. determinan dan invers matriksSahat Hutajulu
 
Bahan ajar matriks
Bahan ajar matriksBahan ajar matriks
Bahan ajar matriksIka Deavy
 
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIA
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIAProgram semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIA
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIAMuhammad Alfiansyah Alfi
 
kisi kisi usbn matematika wajib
kisi kisi usbn matematika wajibkisi kisi usbn matematika wajib
kisi kisi usbn matematika wajibIing Sodikin
 

What's hot (20)

Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika
 
Rpp kd 3.4 invers dan determinan
Rpp kd 3.4 invers dan determinanRpp kd 3.4 invers dan determinan
Rpp kd 3.4 invers dan determinan
 
RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1
 
Program Tahunan
Program TahunanProgram Tahunan
Program Tahunan
 
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7
PLSV & PtLSV (Review & Penilaian Harian 3) - P7
 
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5
 
Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013Cd un matematika mahir sd 2013
Cd un matematika mahir sd 2013
 
RPP SMP Matematika Kelas VII
RPP SMP Matematika Kelas VIIRPP SMP Matematika Kelas VII
RPP SMP Matematika Kelas VII
 
Program tahunan sma 13 - retno tri hartini
Program tahunan   sma 13 - retno tri hartiniProgram tahunan   sma 13 - retno tri hartini
Program tahunan sma 13 - retno tri hartini
 
10. limit fungsi
10. limit fungsi10. limit fungsi
10. limit fungsi
 
Ma syekh yusuf kisi kisi soal
Ma syekh yusuf kisi kisi soalMa syekh yusuf kisi kisi soal
Ma syekh yusuf kisi kisi soal
 
Program Semester
Program SemesterProgram Semester
Program Semester
 
Program tahunan
Program tahunanProgram tahunan
Program tahunan
 
3. determinan dan invers matriks
3. determinan dan invers matriks3. determinan dan invers matriks
3. determinan dan invers matriks
 
PPT Matriks
PPT MatriksPPT Matriks
PPT Matriks
 
Bahan ajar matriks
Bahan ajar matriksBahan ajar matriks
Bahan ajar matriks
 
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIA
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIAProgram semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIA
Program semester & rincian minggu efektif matematika kelas XI MIA
 
kisi kisi usbn matematika wajib
kisi kisi usbn matematika wajibkisi kisi usbn matematika wajib
kisi kisi usbn matematika wajib
 
Ppt matriks ke 1
Ppt matriks ke 1Ppt matriks ke 1
Ppt matriks ke 1
 

Similar to Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar

2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx
2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx
2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docxPEGOT1
 
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Defison Chan
 
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docxalibahrom1
 
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran Evaluasi
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran EvaluasiMateri Kisi Kisi Pada Pembelajaran Evaluasi
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran EvaluasiPutri Viona
 
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)Agung Anggoro
 
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013Yoollan MW
 
Tugas kapita selekta kelompk
Tugas kapita selekta kelompkTugas kapita selekta kelompk
Tugas kapita selekta kelompkAbdul Majid
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratDinar Nirmalasari
 
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelRPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelEldy Rompies
 
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2Juraidi .
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfZukét Printing
 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smpMey Maajidah
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxZukét Printing
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat Yulia Angraini
 
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XIIRPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XIIDiva Pendidikan
 

Similar to Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar (20)

2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx
2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx
2.2.1 MA I Pertemuan 1 dan 2.docx
 
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
 
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx
08. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi(1).docx
 
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran Evaluasi
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran EvaluasiMateri Kisi Kisi Pada Pembelajaran Evaluasi
Materi Kisi Kisi Pada Pembelajaran Evaluasi
 
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
 
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013
Bahan Ajar Persamaan Kuadrat SMP Kelas IX Kurikulum 2013
 
Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3
 
Tugas kapita selekta kelompk
Tugas kapita selekta kelompkTugas kapita selekta kelompk
Tugas kapita selekta kelompk
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadrat
 
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelRPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2
RPP Eksponen (Bilangan Pangkat) 0.2
 
ATP MTK FASE E.pdf
ATP MTK FASE E.pdfATP MTK FASE E.pdf
ATP MTK FASE E.pdf
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
 
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XIIRPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar

  • 1.
  • 2. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 62 STRATEGI MAHASISWA PGSD FKIP UNSYIAH DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN BENTUK ALJABAR Linda Vitoria (Dosen PGSD FKIP Universitas Syiah Kuala) Abstrak Artikel ini membahas strategi yang digunakan oleh mahasiswa tingkat pertama PGSD FKIP Unsyiah dalam menyelesaikan persamaan aljabar. Langkah–langkah yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu persamaan bentuk aljabar dapat memberikan gambaran tentang tingkat kepahaman mahasiswa terhadap operasi hitung dasar dalam matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. Informasi ini sangat berguna untuk deteksi kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa dalam operasi hitung yang melibatkan bentuk aljabar. Untuk kebutuhan analisis data, dipilih dua persamaan aljabar, yaitu persamaan linier satu variable dan persamaan linier satu variabel bentuk pecahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar, mahasiswa menggunakan strategi menyederhanakan terlebih dahulu persamaan tersebut dengan menggunakan sifat ketertambahan bilangan bulat. Selanjutnya, dilakukan operasi hitung yang dibutuhkan pada kedua ruas persamaan. Apabila telah tersisa satu suku di kedua ruas, yaitu suku yang memuat variabel x di ruas kiri dan suku yang tidak memuat variabel x di ruas kanan, maka nilai x ditentukan dengan melakukan operasi pembagian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar adalah kesalahan dalam perhitungan aritmetika; kesalahan dalam menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan; kesalahan dalam menggabungkan suku-suku yang tidak sejenis; dan kesalahan dalam menentukan bilangan pembagi serta bilangan yang dibagi dalam operasi pembagian. Kata Kunci: Strategi, Persamaan Bentuk Aljabar Pendahuluan Kata ‘aljabar’ berasal dari kata al-jabr w’al-muqabala yang berarti pengembalian dan pengurangan (Nelson, 2003). Aljabar pertama kali diperkenalkan oleh ilmuan Islam al-Khwarizmi. Persamaan bentuk aljabar merupakan kalimat terbuka yang memuat huruf atau simbol lain digabungkan dengan operasi aritmetika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (Nelson, 2003). Persamaan bentuk aljabar berkaitan erat dengan manipulasi variabel untuk mewakili suatu nilai yang tidak diketahui. Pada umumnya variabel yang digunakan adalah huruf-huruf abjad seperti x, y, dan lain-lain. Huruf maupun simbol yang digunakan dalam persamaan matematika tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari konteks suatu permasalahan (Soedjadi, 2000). Penggunaan variabel-variabel baik berupa huruf maupun simbol dapat menimbulkan kesan sulit bagi mahasiswa dalam mempelajari matematika (Sarengat, 2004). Padahal, pada prinsipnya, penggunaan simbol-simbol dalam persamaan aljabar adalah untuk menyederhanakan penulisan suatu persamaan sehingga lebih ringkas dalam penyelesaiannya. Bentuk aljabar mulai diajarkan kepada mahasiswa tingkat pertama di PGSD dalam mata kuliah Matematika Dasar. Persamaan bentuk aljabar merupakan salah satu materi penting karena dapat menggambarkan tingkat kepahaman mahasiswa terhadap operasi hitung yang melibatkan bentuk aljabar. Pada penyelesaian suatu
  • 3. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 63 persamaan aljabar, mahasiswa diminta untuk melihat hubungan suku-suku yang sejenis dan yang tidak sejenis, dan aturan-aturan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. Menurut Kieran (2004), aljabar sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berfikir karena aljabar mengajarkan fokus kepada beberapa hal, yaitu fokus kepada relasi dalam matematika, bukan hanya perhitungan angka; fokus kepada operasi dan inversnya; fokus kepada representasi atau pemodelan masalah; fokus kepada variabel; dan fokus kepada makna lambang persamaan yaitu ‘=’. Secara ringkas, aljabar mengajarkan pelajar untuk memahami dengan baik dan menyeluruh suatu masalah matematika agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan Karlimah (2010) bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan memahami bahasa matematika dengan kemampuan menyelesaikan masalah matematika. Untuk meningkatkan pemahaman matematika, kebiasaan-kebiasaan baik seperti penyelesaian masalah (problem solving) perlu diperhatikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kuswanti (2010) bahwa kebiasaan dalam belajar sangat menentukan prestasi matematika. Oleh karena itu, Kieran (2004) menyarankan pendekatan pembelajaran aljabar sebagai aktivitas yang meliputi tiga aspek yaitu: 1) aktivitas generalisasi, meliputi pembentukan persamaan dan interpretasi suatu masalah ke dalam bentuk aljabar, 2) aktivitas transformasi, yang meliputi mengubah bentuk suatu persamaan aljabar untuk mempertahankan ekuivalensi dengan cara memfaktorkan, menjabarkan, substitusi, mengumpulkan suku-suku sejenis, dan lain- lain. Di dalam aktivitas ini diperlukan pemahaman sifat-sifat dan aturan-aturan operasi hitung seperti komutatif, asosiatif, dan distributife pada penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan Riil. 3) Aktivitas global, meta-level matematika, yang meliputi penyelesaian masalah, pemodelan, pembuktian, dan perkiraan. Dalam belajar aljabar, terlebih dahulu mahasiswa perlu menguasai konsep- konsep lain yang berkaitan erat dengan aljabar sebagai berikut (Welder, 2006). - Pemahaman terhadap konsep bilangan bulat positif, negatif, dan pecahan, serta sifat-sifat operasi hitung pada bilangan bulat. - Keterampilan aritmetika, yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. - Pemahaman terhadap makna simbol, khususnya tanda sama dengan ‘=’. - Penggunaan huruf sebagai variabel. - Pemahaman dalam menuliskan dan memahami persamaan matematika. - Pemahaman terhadap fungsi. - Pemahaman terhadap konsep geometri. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian untuk melihat strategi mahasiswa dalam menyelesaikan suatu persamaan bentuk aljabar. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah strategi mahasiswa PGSD FKIP Unsyiah dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar? Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD FKIP Unsyiah Semester 1 Tahun Ajaran 2012/ 2013 sebanyak 67 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Dasar. Kepada seluruh subjek penelitian, diberikan dua buah persamaan bentuk aljabar untuk diselesaikan. Demi menjamin keaslian jawaban, soal yang diberikan divariasikan tetapi dengan tingkat kesulitan yang sama. Soal pertama adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan linier satu variabel. Contoh-contoh variasi soalnya adalah sebagai berikut.
  • 4. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 64 2(x – 4) + 2 = 4 6(x – 4) + 2 = 8 2(x + 5) – 3 = 6 6(x + 5) – 3 = 9 4(x – 5) – 5 = 7 Soal kedua adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan linier satu variabel dalam bentuk pecahan. Contoh-contoh variasi soalnya adalah sebagai berikut. = 3 = 6 = 7 . = 2 = 4 = 5 Kedua jenis soal di atas dipilih untuk melihat penguasaan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu persamaan yang melibatkan empat operasi hitung dalam matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan dalam bentuk aljabar, jawaban mahasiswa dianalisa berdasarkan aspek aljabar sebagai aktivitas transormasi (Kieran, 2004) dengan berfokus kepada sifat-sifat dan aturan-aturan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan instrumen soal. Dalam menyelesaikan soal nomor 1, dibutuhkan pemahaman terhadap: 1. Sifat ketertambahan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika a = b, maka a + c = b + c. 2. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, berlaku a (b + c) = ab + ac. 3. Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Untuk bilangan bulat a, b, dan c, operasi pembagian a : b = c berkaitan dengan operasi perkalian b x c = a. 4. Penggabungan suku yang sejenis, yaitu suku yang tidak sejenis tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Dalam menyelesaikan soal nomor 2, dibutuhkan pemahaman terhadap: 1. Sifat ketertambahan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika a = b, maka a + c = b + c. 2. Sifat ketergandaan bilangan bulat, yaitu untuk bilangan bulat a, b, dan c, jika a = b, maka ac = bc. 3. Aturan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pecahan. 4. Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Untuk bilangan bulat a, b, dan c, operasi pembagian a : b = c berkaitan dengan operasi perkalian b x c = a. 5. Penggabungan suku yang sejenis, yaitu suku yang tidak sejenis tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Pembahasan Soal 1: Menyelesaikan persamaan linier satu variabel. Tabel 1 menampilkan variasi jawaban yang dibuat mahasiswa beserta frekuensi mahasiswa yang menggunakan jawaban tersebut. Jawaban benar diberi kode B dan jawaban yang salah diberi kode S.
  • 5. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 65 Tabel 1.Jawaban Mahasiswa untuk Persamaan Linier Satu Variabel Jawaban Contoh Jawaban Mahasiswa Frekuensi B [Variasi 1] 3(x – 1) + 4 = 4 [Variasi 2] 3(x – 1) + 4 = 4 3x – 3 = 4 – 4 3x – 3 + 4 = 4 3x = 0 + 3 3x + 1 = 4 3x = 3 3x = 4 – 1 x = 3 3 3x = 3 x = 1 x = 3 3 = 1 48 S (1) [Variasi 1] 2(x – 4) + 2 = 4 [Variasi 2] 6(x+2)-4 = 8 2x – 8 + 2 = 4 6x + 12 = 12 2x – 10 = 4 6x = 0 2x = 4 + 10 x = –6 2x = 14 x = 14 [Variasi 3] 6(x + 1) – 3 = 6 6x + 6 = 9 6x = 3 x = 6 3 = 2 5 S (2) 2(x + 5) – 3 = 6 2x + 10 – 3 = 6 12x – 3 = 6 12x – 3 – 6 = 0 Kemudian diselesaikan dengan menggunakan rumus ABC untuk menyelesaikan persamaan kuadrat 2 S (3) 3(x – 1) + 4 = 4 3x – 1 = 4 + 4 3x = 9 x = 9 3 = 3 1 S (4) [Variasi 1] 3(x – 1) + 4 = 4 [Variasi 2] 2(x + 5) – 3 = 6 3x – 1 + 4 = 4 2x + 10 = 6 + 3 2x + 4 = 4 12x = 9 6x = 4 x = 9 12 x = 4 6 = 0,6 x = 0,75 [Variasi 3] 3(x – 1) + 4 = 4 3x – 3 + 4 = 4 3x + 1 = 4 4x = 4 4 x = 1 3 S (5) 6(x + 5) – 3 = 9 6x + 30 = 12 6x = 12 + 30 6x = 42 x = 7 4 S (6) [Variasi 1] 6(x + 1) – 3 = 6 [Variasi 2] 3(x – 5) + 4 = 4 6x – 6 – 3 = 6 3x – 4 = 0 6x – 9 = 6 3x = 4 3x = 15 x = 4 3 x = 15 3 = 5 x = 0,75 [Variasi 3] 6(x – 4) + 2 = 8 6x – 8 + 62 6x – 10 = 8 6x = 8 + 12 6x = 20 x = 3,33 4
  • 6. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 66 Analisis strategi yang digunakan mahasiswa untuk menjawab soal pertama dikaji berdasarkan pemahaman mahasiswa terhadap sifat ketertambahan bilangan bulat; sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan bulat; pemahaman terhadap operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian bilangan bulat; serta penggabungan suku sejenis. Dari 67 mahasiswa, tampak bahwa 48 mahasiswa menunjukkan pemahaman terhadap keempat aspek di atas dan menerapkannya sebagai strategi dalam menyelesaikan soal. Langkah pertama adalah menerapkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan bulat, kemudian menerapkan sifat ketertambahan pada bilangan bulat sehingga suku yang memuat variabel x ditulis di ruas kiri persamaan dan suku-suku yang tidak memuat variabel x ditulis di ruas kanan. Langkah terakhir untuk mendapatkan nilai x adalah dengan menerapkan operasi pembagian sebagai kebalikan dari perkalian, contohnya jika 3x=3 maka x = 3 3 = 1. Jawaban mahasiswa pada baris S(1) menunjukkan kesalahan dalam menerapkan konsep pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian. Tampaknya mahasiswa yang menjawab variasi 1 beranggapan bahwa langkah penyelesaian untuk soal 1 sudah selesai sampai 2x = 14, karena tersisa satu suku di masing-masing ruas kiri dan kanan. Sedangkan pada jawaban variasi 2, tampak bahwa mahasiswa mengalami kesulitan pada pembagian yang melibatkan 0. Dan untuk jawaban variasi 3, tampak bahwa mahasiswa kesulitan dalam membedakan antara pembagi dan bilangan yang dibagi. Jawaban mahasiswa pada baris S(2) menunjukkan kesulitan siswa membedakan antara persamaan linier satu variabel dengan persamaan kuadrat. Mahasiswa menyusun persamaan linier dalam tiga suku di ruas kiri menyerupai bentuk umum persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, kemudian menggunakan rumus kuadrat yang sering dikenal dengan rumus ABC untuk menentukan nilai x. Jawaban mahasiswa pada baris S(3) menunjukkan kesalahan dalam menerapkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan bulat. Saat menjabarkan 3(x – 1), 3 hanya dikalikan dengan x, tidak dikalikan dengan –1. Jawaban mahasiswa pada baris S(4) menunjukkan kesalahan yang sama seperti pada S(3) dan juga kesalahan dalam menggabungkan suku yang tidak sejenis. Semua suku di ruas kiri dijumlahkan tanpa memandang apakah suku tersebut memuat variabel x atau tidak. Jawaban mahasiswa pada baris S(5) menunjukkan kesalahan dalam menerapkan sifat ketertambahan bilangan bulat. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh ketidakpahaman terhadap makna simbol ‘sama dengan’ yang menyatakan ekivalensi ruas kiri dan ruas kanan. Jawaban mahasiswa pada baris S(6) menunjukkan kesalahan dalam perhitungan aritmetika. Variasi 1 dan 2 menunjukkan kesalahan dalam perkalian bilangan bulat. Variasi 3 menunjukkan kesalahan dalam operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Soal 2: menyelesaikan persamaan linier satu variabel bentuk pecahan. Tabel 2 menampilkan variasi jawaban yang dibuat mahasiswa beserta frekuensi mahasiswa yang menggunakan jawaban tersebut. Jawaban benar diberi kode B dan jawaban yang salah diberi kode S.
  • 7. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 67 Tabel 2.Jawaban Mahasiswa untuk Persamaan Linier Satu Variabel Bentuk Pecahan Jawaban Contoh Jawaban Mahasiswa Frekuensi B (1) 28 – 7x = 2 –7x = –26 x = (–26) (–7) 43 B (2) =5 2x = 10 – 5x 7x = 10 x = 10 7 = 1,43 1 S (1) –16 + 8x = 2 – 5 8x = 13 x = 13 8 = 1,5 1 S (2) [Variasi 1] [Variasi 2] 2 – x = 10 5 5 = 20 – 10x – x = 0 15 = 10x x = 10 15 3 S (3) 10 x = 20 – 10 x = 10 10 = 0 4 S (4) –4x = 3 – 24 x = –21 4 x = –5,25 10 S (5) –7x = 4 – 14 = –10 x = 10 = 0,7 1 S (6) 5.1 – (2 – x)3 = 7 5 – 6 – 3x = 7 3x = 18 x = 6 2 S (7) 28 – 7x = 2 21x = 2 x = 2 – 21 = –19 2
  • 8. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 68 Analisis strategi yang digunakan mahasiswa untuk menjawab soal kedua dikaji berdasarkan pemahaman mahasiswa terhadap sifat ketertambahan bilangan bulat; sifat ketergandaan bilangan bulat; konsep operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian; aturan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pecahan; serta penggabungan suku sejenis. Dari 67 mahasiswa, tampak bahwa 44 mahasiswa menunjukkan pemahaman terhadap minimal empat dari lima aspek di atas dan menerapkannya sebagai strategi dalam menyelesaikan soal. Jawaban siswa pada baris B(1) menunjukkan strategi pertama adalah menggunakan sifat ketertambahan pada bilangan bulat, kemudian menggunakan sifat ketergandaan bilangan bulat, atau yang lebih dikenal mahasiswa dengan istilah ‘perkalian silang’. Kemudian menuliskan suku-suku yang memuat variabel x di satu ruas dan suku-suku yang tidak memuat variabel x di ruas yang lain. Lalu menerapkan operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian untuk mendapatkan nilai x. Jawaban mahasiswa pada baris B(2) sedikit berbeda dengan B(1) dimana strategi yang digunakan adalah dengan menyelesaikan pengurangan pecahan di ruas kiri. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah yang sama seperti jawaban mahasiswa lain di baris B(1). Jawaban pada baris S(1) menunjukkan ketidakpahaman tentang operasi pengurangan pada pecahan. Jawaban pada baris S(2) menunjukkan ketidakpahaman terhadap operasi pembagian sebagai kebalikan dari operasi perkalian. Jawaban pada baris S(3) menunjukkan kesalahan dalam perhitungan aritmetika. Jawaban pada baris S(4) menunjukkan ketidakpahaman terhadap sifat ketertambahan dan ketergandaan bilangan bulat, sehingga bilangan negatif sering ditulis sebagai bilangan positif, dan sebaliknya bilangan positif ditulis sebagai bilangan negatif. Jawaban mahasiswa pada baris S(5) menunjukkan miskonsepsi terhadap simbol sama dengan ‘=’. Makna simbol ‘=’ yang menunjukkan ekivalensi ruas kiri dan ruas kanan dalam suatu persamaan sering disalahartikan sebagai penggabungan penulisan jawaban. Jawaban pada baris S(5) juga menunjukkan kesalahan dalam perhitungan pembagian bilangan bulat. Jawaban mahasiswa pada baris S(6) menunjukkan kesalahan dalam operasi hitung pecahan, dimana penyebut pecahan dihilangkan begitu saja. Pada baris S(6) juga tampak kesalahan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. jawaban mahasiswa pada baris S(7) menunjukkan ketidakpahaman tentang penggabungan suku-suku yang sejenis. Tampak bahwa mahasiswa mengurangkan suku yang memuat variabel x dengan suku yang tidak memuat variabel x. Kesalahan terhadap konsep pembagian juga tampak, dimana untuk mendapatkan nilai x pada persamaan 21x = 2, kedua ruas tidak dibagi dengan 21 melainkan dikurangi dengan 21. Penutup Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar, mahasiswa menggunakan strategi menyederhanakan terlebih dahulu persamaan tersebut. Mula-mula mahasiswa menggunakan sifat ketertambahan atau sifat ketergandaan bilangan bulat dengan tujuan untuk memisahkan suku-suku yang memuat variabel di satu ruas dan suku-suku yang tidak memuat variabel di ruas yang lain. Selanjutnya, dilakukan operasi hitung yang dibutuhkan pada kedua ruas seperti penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Apabila tersisa satu suku di kedua ruas, yaitu suku yang memuat variabel x di ruas kiri dan suku yang tidak memuat variabel x di ruas kanan, maka nilai x didapatkan dengan melakukan operasi pembagian.
  • 9. PESONA DASAR Vol. 1 No. 2, Oktober 2013 ISSN: 2337-9227 69 Berdasarkan analisis jawaban mahasiswa ditemukan bahwa kesalahan dalam menyelesaikan persamaan bentuk aljabar disebabkan karena kesalahan dalam menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian; kesalahan dalam menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan bilangan bulat; kesalahan dalam menggunakan sifat ketertambahan dan ketergandaan bilangan bulat; kesalahan dalam operasi hitung pecahan; kesalahan dalam menjumlahkan dan mengurangkan suku-suku yang tidak sejenis; dan kesalahan dalam menentukan bilangan pembagi serta bilangan yang dibagi dalam operasi pembagian. Dari 67 mahasiswa yang berpartisipasi di dalam penelitian ini ditemukan bahwa 36 mahasiswa menjawab kedua soal dengan baik dan benar; 12 mahasiswa menjawab soal pertama dengan benar tetapi salah menjawab soal kedua; 8 mahasiswa salah dalam menjawab soal pertama tetapi mampu menjawab soal kedua dengan benar; dan 11 mahasiswa memberikan jawaban yang salah untuk kedua soal. Data penelitian menunjukkan masih ada mahasiswa yang masih kesulitan dalam menghitung hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat. Keadaan ini perlu diatasi segera karena keterampilan aritmetika merupakan modal dasar dalam mempelajari konsep-konsep lain dalam matematika. Daftar Pustaka Karlimah. (2010). Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan, Vol 11 No.2. Halaman 51 – 60. Kieran, C. (2004). Algebraic Thinking in the Early Grades: What Is It? The Mathematics Educator Vol 8 N0 1. Halaman 139 – 151. Kuswanti, E. (2010). Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dan Penilaian Terhadap Sistem Evaluasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 8 No.1. Halaman 57 – 65. Nelson, D. (2003). Dictionary of Mathematics. England: Penguin Books Ltd. Sarengat. (2004). Studi Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Margorejo Kecamatan Bantul Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 No.3. Halaman 125 – 130. Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Welder, R. M. (2006). Prerequisite Knowledge for the Learning of Algebra. Hawaii International Conference on Statistics, Mathematics and Related Fields.