SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
HUBUNGAN
PERSONAL HYGIENE
DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT PADA PETUGAS PENGELOLA
SAMPAH
DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA)
Latar Belakang
Pada awal kehidupan manusia sampah belum menjadi suatu masalah, tetapi dengan
bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari masalah
menjadi cukup besar. Hal ini jelas bila kita melihat modernisasi kehidupan, perkembangan
teknologi sehingga meningkatkan aktifitas manusia. Sehubungan dengan kegiatan manusia,
maka permasalahan sampah akan berkaitan baik dari segi sosial, ekonomi maupun budaya
(Depkes RI, 1987).
Kesehatan seseorang maupun masyarakat merupakan masalah sosial yang selalu
berkaitan antara komponen-komponen yang ada didalam masyarakat. Sampah sendiri, bila
diamankan tidak menjadi potensi-potensi berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian
sering kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan,
sehingga mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan
tersebut, dapat berfungsi sebagai tempat berkembangnya serangga ataupun binatang mengerat
yang dikenal sebagai vektor penyakit menular (Sudarso, 1985).
Masalah lingkungan dewasa ini semakin komplek, hal ini seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk yang cepat, modernisasi kehidupan, meningkatnya aktifitas manusia serta
perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu masalah lingkungan yang perlu dipikirkan dan
ditanggulangi bersama adalah masalah sampah. Masalah sampah terutama di daerah perkotaan
akan terus berkembang selama penduduk belum menyadari dan melaksanakan perlunya
pengelolaan yang baik.
Mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik diantaranya melalui pengelolaan sampah.
Kegiatan pengumpulan sampah merupakan kegiatan dari proses pengumpulan atau pengambilan
dari berbagai sumbernya dan proses pengangkutannya.
Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Menurut Juli Soemirat (1994), pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi efek yang langsung dan efek tidak langsung. Efek langsung adalah efek
yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah. Misalnya sampah beracun, sampah
yang korosif terhadap tubuh, sampah yang karsinogenik, teratogenik dan lainnya. Selain itu
adapula sampah yang mengandung kuman pathogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Efek tidak langsung yaitu pengaruh yang tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat akibat
proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Penyakit bawaan sampah sangat
luas dan dapat berupa penyakit menular, tidak menular seperti bakteri, jamur cacing dan zat
kimia, dapat juga berupa akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain. Secara keseluruhan
lingkungan bereperan penting akan kesejahteraan dan kesehatan hidup manusia.
Menurut Gumbira Said (1987), Lingkungan biologis diantaranya sampah dapat
menimbulkan penyakit pada manusia dan sebagian bahkan dapat menularkan keseluruh
masyarakat. Penyebaran penyakit ke masyarakat dapat terjadi melalui kontak badan, kontak
udara, penyebaran melalui air, sampah dan lain-lain. Pola dan penyebaran penyakit sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kontak antara penyakit, media penyebaran dan individu yang
rentan terhadap penyakit.
Penyakit dalam berinteraksi terdapat 2 pola yaitu :
a. Lingkungan yang buruk akibat sampah menyebabkan suatu penyakit, masuk menginjeksi
masyarakat yang rentan kesehatannya.
b. Inang pembawa penyakit menyebarkan penyakit melalui sampah yang dihasilkan.
Untuk menanggulangi faktor biologis termasuk semua bakteri, virus, parasit yang dapat
disebabkan oleh pencemaran sampah, maka perbaikan lingkungan sangat diperlukan. Upaya
yang dapat dilakukan dengan perbaikan sistem pembuangan sisa kegiatan manusia, termasuk
sampah, sehingga mengurangi pencemaran tanah, air dan uadara. Mengingat sampah merupakan
bahan yang dapat membahayakan, maka perlu adanya perencanaan yang baik dalam pengelolaan
sampah dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu petugas dalam
melaksanakan kerjanya terlindungi dari resiko kecelakaaan kerja dan terjangkitnya penyakit yang
diakibatkan sampah. Petugas pengumpul sampah dalam bekerja setiap harinya selalu kontak
langsung dengan sampah sehingga sangat rentan terhadap gangguan kesehatan, karena petugas
dan pengangkut sampah mempunyai andil besar dalam usaha keberhasilan pengelolaan sampah.
Dalam pengelolaan sampah kota tidak berdampak negatif terhadap kesehatan, dapat diperkirakan
efek pencemaran kronik yang lebih berbahaya dapat dialami oleh para pengumpul sampah.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap penampilan
dan kapasitas kerjanya. Dengan demikian program kesehatan kerja tidak hanya mengusahakan
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan baik fisik, mental dan kesejahtaraan sosial,
tetapi juga pencapaian kerja yang optimal. Salah satu masalah kesehatan yang timbul pada
tempat kerja adalah kecelakaan kerja atau yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan perkakas karja, bahaya dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
keselamatan kerja yang memiliki sasaran segala tempat kerja.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kecelakaan yaitu faktor
manusia. Penerapan cara-cara kerja dan prosedur kerja yang baik dapat mengurangi bahaya dan
resiko terhadap tenaga kerja. Oleh karena itu dalam usaha melindungi tenaga kerja hal-hal yang
perlu di perhatikan yaitu pengamanan setempat, peralatan, lingkungan kerja dan penggunaan alat
pelindung perorangan untuk melindungi dari bahaya kesehatan. Demikian juga kebersihan diri
dan pakaiannya merupakan hal penting untuk para pekerja. Untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan para pekerja yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, penempatan kerja yang baik
dan pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga apabila di temukan gangguan kesehatan dapat
segera ditangani. Disamping itu pendidikan kesehatan bagi pekerja serta penerapan prinsip-
prinsip keselamatan dan ergonomic di lingkungan kerja (personal hygiene) harus dilakukan
(Kasjono, 1995).
Kesehatan keselamatan kerja memiliki tantangan yang dirasakan oleh para pekerja
termasuk petugas pengelola sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Tantangan
tersebut berupa penyakit yang mengancam kesehatan dan beresiko pada keselamatan kerja.
Penyakit ini muncul sebagai akibat dari pekerjaan.
Penyakit kulit merupakan penyakit yang berhubungan dengan sanitasi dan hygiene yang
buruk. Petugas pengelola sampah memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap kejadian penyakit
kulit yang bersumber dari sampah, selain itu penyakit seperti TBC yang disebabkan oleh kuman
dan parasit yang ditimbulkan oleh sampah, penyakit asma, ISPA akibat dari paparan debu dan
polusi udara, nyeri bahu dan pegalinu, dll.
Intervensi
A. Manajemen Kerja
B. Rekayasa Alat
Ini bertujuan untuk mengurangi/menanggulangi tingkat resiko terjadinya penyakit atau
kecelakaan yang disebabkan oleh kerja, terdiri dari:
- Alat pelindung tangan
Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Hal ini
tidaklah mengherankan karena kecelakaan pada tangan sering terjadi. Bagi petugas
pengelola sampah ini sangatlah berguna untuk melindungi tangan dari berbagai kuman
penyakit akibat dari sampah.
- Alat pelindung kaki atau sepatu boot
Sepatu keselamatan kerja (Sefety Shoes) digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya
tertusuk benda-benda tajam. Sepatu pelindung kaki ini terbuat dari kulit.
- Pakaian kerja
Pakaian pelindung atau pakaian kerja ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari
benda yang kotor, cuaca yang panas.
- Masker Wajah
Hal ini melindungi petugas pengelola sampah dari paparan debu dan polusi udara yang
mengakibatkan terjadinya ISPA dan infeksi saluran nafas lainnya.
- Alat Penutup Kepala/Topi
Ini bertujuan untuk mengurangi paparan teriknya sinar matahari yang mengakibatkan
panas di kepala yang berlebihan.
Pengetahuan Kerja Sesuai Profesi
REFERENSI
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/hubungan-pemakaian-alat-
pelindung-diri.html

More Related Content

What's hot

Lingkungan & kesehatan_ners_b
Lingkungan & kesehatan_ners_bLingkungan & kesehatan_ners_b
Lingkungan & kesehatan_ners_b
Aqiem Hajimahmud
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
Dickdick Maulana
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbd
denis41
 

What's hot (19)

Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaTrend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Manajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad PaluManajemen bencana fisip Untad Palu
Manajemen bencana fisip Untad Palu
 
Lingkungan & kesehatan_ners_b
Lingkungan & kesehatan_ners_bLingkungan & kesehatan_ners_b
Lingkungan & kesehatan_ners_b
 
Karim klompok
Karim klompokKarim klompok
Karim klompok
 
Prinsip dasar kesehatan lingkungan2
Prinsip dasar kesehatan lingkungan2Prinsip dasar kesehatan lingkungan2
Prinsip dasar kesehatan lingkungan2
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan LingkunganKesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan
 
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakatKesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Ds.kesling
Ds.keslingDs.kesling
Ds.kesling
 
4, BE&GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mer...
4, BE&GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mer...4, BE&GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mer...
4, BE&GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Environmental Ethics, Universitas Mer...
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbd
 
Topik 2 pengelolaan limbah
Topik 2 pengelolaan limbahTopik 2 pengelolaan limbah
Topik 2 pengelolaan limbah
 
Dasar kesling
Dasar kesling Dasar kesling
Dasar kesling
 
Pk7-KD7T2. Pengelolaan Limbah.pdf
Pk7-KD7T2. Pengelolaan Limbah.pdfPk7-KD7T2. Pengelolaan Limbah.pdf
Pk7-KD7T2. Pengelolaan Limbah.pdf
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 

Similar to Tugas makalah k3 kelp nanda & jea

Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
GeGe_7T7
 
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptxJUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
BetiBeti17
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
David Rosidi
 
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklimMengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Sutopo Patriajati
 
Tugas higiene faktor biologi ipan juanda
Tugas higiene faktor biologi  ipan juandaTugas higiene faktor biologi  ipan juanda
Tugas higiene faktor biologi ipan juanda
Juanda Ipan
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
rheonaldy
 

Similar to Tugas makalah k3 kelp nanda & jea (20)

Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
 
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptxJUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
JUWITA AMALIA H. M. DJUFRIE.pptx
 
Pengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skillPengetahuan lingkungan soft skill
Pengetahuan lingkungan soft skill
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
23212.pptx
23212.pptx23212.pptx
23212.pptx
 
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklimMengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Mengurai dampak kesehatan akibat perubahan iklim
 
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
 
Tugas higiene faktor biologi ipan juanda
Tugas higiene faktor biologi  ipan juandaTugas higiene faktor biologi  ipan juanda
Tugas higiene faktor biologi ipan juanda
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Limbah sampah
Limbah sampahLimbah sampah
Limbah sampah
 
laporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 printlaporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 print
 
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan LingkunganKesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan
 
Manajemen Kesehatan Lingkunganmnnnnnnnnn
Manajemen Kesehatan LingkunganmnnnnnnnnnManajemen Kesehatan Lingkunganmnnnnnnnnn
Manajemen Kesehatan Lingkunganmnnnnnnnnn
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
 
materi 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptxmateri 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptx
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 

Tugas makalah k3 kelp nanda & jea

  • 1. HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT PADA PETUGAS PENGELOLA SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA) Latar Belakang Pada awal kehidupan manusia sampah belum menjadi suatu masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari masalah menjadi cukup besar. Hal ini jelas bila kita melihat modernisasi kehidupan, perkembangan teknologi sehingga meningkatkan aktifitas manusia. Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan sampah akan berkaitan baik dari segi sosial, ekonomi maupun budaya (Depkes RI, 1987). Kesehatan seseorang maupun masyarakat merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada didalam masyarakat. Sampah sendiri, bila diamankan tidak menjadi potensi-potensi berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian sering kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan, sehingga mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan tersebut, dapat berfungsi sebagai tempat berkembangnya serangga ataupun binatang mengerat yang dikenal sebagai vektor penyakit menular (Sudarso, 1985). Masalah lingkungan dewasa ini semakin komplek, hal ini seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang cepat, modernisasi kehidupan, meningkatnya aktifitas manusia serta perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu masalah lingkungan yang perlu dipikirkan dan ditanggulangi bersama adalah masalah sampah. Masalah sampah terutama di daerah perkotaan akan terus berkembang selama penduduk belum menyadari dan melaksanakan perlunya pengelolaan yang baik.
  • 2. Mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik diantaranya melalui pengelolaan sampah. Kegiatan pengumpulan sampah merupakan kegiatan dari proses pengumpulan atau pengambilan dari berbagai sumbernya dan proses pengangkutannya. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Menurut Juli Soemirat (1994), pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek yang langsung dan efek tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah. Misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah yang karsinogenik, teratogenik dan lainnya. Selain itu adapula sampah yang mengandung kuman pathogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Efek tidak langsung yaitu pengaruh yang tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Penyakit bawaan sampah sangat luas dan dapat berupa penyakit menular, tidak menular seperti bakteri, jamur cacing dan zat kimia, dapat juga berupa akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain. Secara keseluruhan lingkungan bereperan penting akan kesejahteraan dan kesehatan hidup manusia. Menurut Gumbira Said (1987), Lingkungan biologis diantaranya sampah dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan sebagian bahkan dapat menularkan keseluruh masyarakat. Penyebaran penyakit ke masyarakat dapat terjadi melalui kontak badan, kontak udara, penyebaran melalui air, sampah dan lain-lain. Pola dan penyebaran penyakit sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kontak antara penyakit, media penyebaran dan individu yang rentan terhadap penyakit. Penyakit dalam berinteraksi terdapat 2 pola yaitu : a. Lingkungan yang buruk akibat sampah menyebabkan suatu penyakit, masuk menginjeksi masyarakat yang rentan kesehatannya. b. Inang pembawa penyakit menyebarkan penyakit melalui sampah yang dihasilkan. Untuk menanggulangi faktor biologis termasuk semua bakteri, virus, parasit yang dapat disebabkan oleh pencemaran sampah, maka perbaikan lingkungan sangat diperlukan. Upaya yang dapat dilakukan dengan perbaikan sistem pembuangan sisa kegiatan manusia, termasuk sampah, sehingga mengurangi pencemaran tanah, air dan uadara. Mengingat sampah merupakan bahan yang dapat membahayakan, maka perlu adanya perencanaan yang baik dalam pengelolaan sampah dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu petugas dalam
  • 3. melaksanakan kerjanya terlindungi dari resiko kecelakaaan kerja dan terjangkitnya penyakit yang diakibatkan sampah. Petugas pengumpul sampah dalam bekerja setiap harinya selalu kontak langsung dengan sampah sehingga sangat rentan terhadap gangguan kesehatan, karena petugas dan pengangkut sampah mempunyai andil besar dalam usaha keberhasilan pengelolaan sampah. Dalam pengelolaan sampah kota tidak berdampak negatif terhadap kesehatan, dapat diperkirakan efek pencemaran kronik yang lebih berbahaya dapat dialami oleh para pengumpul sampah. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap penampilan dan kapasitas kerjanya. Dengan demikian program kesehatan kerja tidak hanya mengusahakan peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan baik fisik, mental dan kesejahtaraan sosial, tetapi juga pencapaian kerja yang optimal. Salah satu masalah kesehatan yang timbul pada tempat kerja adalah kecelakaan kerja atau yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan perkakas karja, bahaya dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan keselamatan kerja yang memiliki sasaran segala tempat kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kecelakaan yaitu faktor manusia. Penerapan cara-cara kerja dan prosedur kerja yang baik dapat mengurangi bahaya dan resiko terhadap tenaga kerja. Oleh karena itu dalam usaha melindungi tenaga kerja hal-hal yang perlu di perhatikan yaitu pengamanan setempat, peralatan, lingkungan kerja dan penggunaan alat pelindung perorangan untuk melindungi dari bahaya kesehatan. Demikian juga kebersihan diri dan pakaiannya merupakan hal penting untuk para pekerja. Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan para pekerja yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, penempatan kerja yang baik dan pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga apabila di temukan gangguan kesehatan dapat segera ditangani. Disamping itu pendidikan kesehatan bagi pekerja serta penerapan prinsip- prinsip keselamatan dan ergonomic di lingkungan kerja (personal hygiene) harus dilakukan (Kasjono, 1995). Kesehatan keselamatan kerja memiliki tantangan yang dirasakan oleh para pekerja termasuk petugas pengelola sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Tantangan tersebut berupa penyakit yang mengancam kesehatan dan beresiko pada keselamatan kerja. Penyakit ini muncul sebagai akibat dari pekerjaan.
  • 4. Penyakit kulit merupakan penyakit yang berhubungan dengan sanitasi dan hygiene yang buruk. Petugas pengelola sampah memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap kejadian penyakit kulit yang bersumber dari sampah, selain itu penyakit seperti TBC yang disebabkan oleh kuman dan parasit yang ditimbulkan oleh sampah, penyakit asma, ISPA akibat dari paparan debu dan polusi udara, nyeri bahu dan pegalinu, dll. Intervensi A. Manajemen Kerja B. Rekayasa Alat Ini bertujuan untuk mengurangi/menanggulangi tingkat resiko terjadinya penyakit atau kecelakaan yang disebabkan oleh kerja, terdiri dari: - Alat pelindung tangan Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Hal ini tidaklah mengherankan karena kecelakaan pada tangan sering terjadi. Bagi petugas pengelola sampah ini sangatlah berguna untuk melindungi tangan dari berbagai kuman penyakit akibat dari sampah. - Alat pelindung kaki atau sepatu boot Sepatu keselamatan kerja (Sefety Shoes) digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya tertusuk benda-benda tajam. Sepatu pelindung kaki ini terbuat dari kulit. - Pakaian kerja Pakaian pelindung atau pakaian kerja ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari benda yang kotor, cuaca yang panas. - Masker Wajah Hal ini melindungi petugas pengelola sampah dari paparan debu dan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya ISPA dan infeksi saluran nafas lainnya. - Alat Penutup Kepala/Topi
  • 5. Ini bertujuan untuk mengurangi paparan teriknya sinar matahari yang mengakibatkan panas di kepala yang berlebihan. Pengetahuan Kerja Sesuai Profesi REFERENSI http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/hubungan-pemakaian-alat- pelindung-diri.html