SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
A. Pengertian Media 
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, 
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 
1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari 
pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat 
(hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika 
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, 
yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi 
menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, 
bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan 
oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam 
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. 
Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) 
memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk 
menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium 
(Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak 
utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula 
mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai 
kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) 
memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu 
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. 
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara 
bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang 
dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media 
komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang 
maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 
1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik 
yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, 
tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan 
komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association - 
NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak 
maupun audio visual beserta peralatannya. 
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan 
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware 
yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar 
(individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat 
pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif. 
B. Jenis-Jenis Media 
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan 
peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya 
teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami 
perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan
kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi 
atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media 
pendidikan/pembelajaran. 
Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, 
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, 
dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar 
(telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut 
taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio 
visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media 
semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. 
Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual, 
dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyususn suatu hirarki. Dari hirarki yang digambarkan oleh 
Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat hirarki suatu media, 
semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian, 
kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika 
suatu media berada pada hirarki paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, dkk., 1986) juga 
melakukan pegelompokan media berdasarkan tingkat kerumitan dan besarnya biaya. Dalam hal 
ini, menurut Schramm ada dua kelompok media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little 
media (sederhana dan murah). Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media 
kelompok, dan media individu, yang didasarkan atas daya liput media. 
Beberapa ahli yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media 
dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang 
sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki 
belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda 
untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film 
bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan 
kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis 
media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, 
pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film 
rangkai, televisi, dan gambar (grafis). 
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami 
perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi 
tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil 
teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis 
komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan Glasgow 
(dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional 
dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak 
diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang 
diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi 
mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis 
mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).
Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga 
saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang 
baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala 
aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang tidak akan 
pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. 
Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan 
media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita 
ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan 
tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam 
memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu. 
C. Tujuan Media 
Tujuan menggunakan media pembelajaran : 
Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu : 
- mempermudah proses belajar-mengajar 
- meningkatkan efisiensi belajar-mengajar 
- menjaga relevansi dengan tujuan belajar 
- membantu konsentrasi mahasiswa 
- Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar 
- Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional 
- Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional 
- Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa 
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini 
masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan 
sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan 
kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. 
Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, 
penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut. 
Pembelajaran disekolah pada saat ini mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi 
informasi, sehingga terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Perkembangan 
pesat dibidang teknologi informasi khususnya internet, mempercepat aliran ilmu pengetahuan 
yang menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan, dan waktu. Program-
program di internet bukan hanya menampilkan data dan informasi yang dapat ditransmisikan 
dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara cepat oleh 
penggunanya. Dan tentu saja kondisi ini berpengaruh pada kebiasaan dan budaya pendidikan 
yang dikelola selama ini. 
Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol, sehingga penggunaan 
alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio,visual serta perlengkapan sekolah disesuaikan 
dengan perkembangan jaman tersebut. Dan juga harus disesuaikan dnegan tuntutan kurikulum 
sesuai dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa agar dapat mencapai 
tujuan pembelajaran dengan baik disekolah. 
Untuk itu, para pengajar mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan 
peralatan-peralatan seperti OHP, LCD, CD, VCD, video, computer dan internet dalam 
pembelajaran dikelas. dengan program pembelajarna yang dikembangkan ini patut dipelajari 
pengajar harus mempelajarinya agar mempermudah proses pembelajaran dan pendidkikan, 
sehingga memudahkan pembelajaran untuk berjalan dengan baik dikelas. 
D. Manfaat Media 
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan 
media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode 
tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus 
ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal - 
hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, 
karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). 
Sedangkan menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian 
dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, 
penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang 
pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan. 
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, 
meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara 
psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media 
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian 
informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga 
dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih 
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam 
hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar 
mengajar. 
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah 
sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi 
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke 
kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa 
ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, 
memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi
sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman 
dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. 
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang 
dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, 
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat 
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi 
afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) 
teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap 
siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual 
melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran 
untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau 
lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan 
konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat 
kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk 
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran 
yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal). 
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan 
beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi 
belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan 
pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan 
terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih 
bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) 
siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan 
tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. 
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat 
disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh 
yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat 
dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman 
yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda 
tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang 
belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga 
mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di 
mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat 
mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada 
peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar. 
E. Ruang Lingkup Media 
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke 
arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja 
bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam 
pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher 
centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa
(student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai 
fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan 
sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah 
guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar 
(berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan 
berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, 
komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar). 
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya 
adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari 
sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau 
mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul -simbul komunikasi 
berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh 
penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang 
mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya 
hambatan psikologis (yang menyangkut minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan 
pengetahuan), hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi 
kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural 
(berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan 
hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar 
(Sadiman, dkk., 1990). 
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran dan 
agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam 
penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. 
Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses 
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985) dan 
efisien. 
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan 
dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam 
melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan 
pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai 
dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan 
mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena 
itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media 
pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih 
mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan 
pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau 
manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) 
berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan 
media pembelajaran. 
Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang sangat penting dan tidak 
terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu 
sendiri. Oleh karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi, klasifikasi, dan
karakteristik beberapa jenis media, untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum 
menggunakan atau mungkin memproduksi media pembelajaran. 
DAFTAR PUSTAKA 
Anderson, R. H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: 
Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. 
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 
Bruner, J. S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvad University. 
Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T & Ely, D.P (Eds): International Encyclopedia of Educational 
Technology, 2nd ed. UK: Cambridge University Press. pp. 182 - 185. 
Degeng, N. S. 2001. Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan 
Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya tidak diterbitkan. 
Gagne, R. M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College 
Publishing. 
Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988. Principles of Instruction Design, 3rd ed. New York: 
Saunders College Publishing. 
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. 
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies of 
Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing Company. 
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, 
pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. 
Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.

More Related Content

What's hot (19)

Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
 
Klasifikasi media pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaranKlasifikasi media pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran
 
Makalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasaMakalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasa
 
Bagaimanakah kesan teknologi media dapat membantu pengajaran dan pembelajaran...
Bagaimanakah kesan teknologi media dapat membantu pengajaran dan pembelajaran...Bagaimanakah kesan teknologi media dapat membantu pengajaran dan pembelajaran...
Bagaimanakah kesan teknologi media dapat membantu pengajaran dan pembelajaran...
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
PERANAN ICT
PERANAN ICTPERANAN ICT
PERANAN ICT
 
Multimedia komunikasi
Multimedia komunikasiMultimedia komunikasi
Multimedia komunikasi
 
Sistem multimedia
Sistem multimediaSistem multimedia
Sistem multimedia
 
Peranan multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran
Peranan multimedia dalam pengajaran dan pembelajaranPeranan multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran
Peranan multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Bab i[1]
Bab i[1]Bab i[1]
Bab i[1]
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Multimedia
MultimediaMultimedia
Multimedia
 
Pengantar tek.pendidikan
Pengantar tek.pendidikanPengantar tek.pendidikan
Pengantar tek.pendidikan
 
Teknologi multimedia dalam pendidikan
Teknologi multimedia dalam pendidikanTeknologi multimedia dalam pendidikan
Teknologi multimedia dalam pendidikan
 
Nurul anissa ppt media pembelajaran
Nurul anissa  ppt media pembelajaranNurul anissa  ppt media pembelajaran
Nurul anissa ppt media pembelajaran
 
Bab 2 08513241018
Bab 2   08513241018Bab 2   08513241018
Bab 2 08513241018
 
Tugas akhir laporan tahap1
Tugas akhir laporan tahap1Tugas akhir laporan tahap1
Tugas akhir laporan tahap1
 
Ppt tr 1
Ppt tr 1Ppt tr 1
Ppt tr 1
 

Viewers also liked

Introduction to Market Research
Introduction to Market ResearchIntroduction to Market Research
Introduction to Market ResearchKan K.
 
1. dimyati
1. dimyati1. dimyati
1. dimyatirizquna
 
Cloud computing and sustainability
Cloud computing and sustainabilityCloud computing and sustainability
Cloud computing and sustainabilityOffice365UK
 

Viewers also liked (7)

apple4
apple4apple4
apple4
 
apple12
apple12apple12
apple12
 
Introduction to Market Research
Introduction to Market ResearchIntroduction to Market Research
Introduction to Market Research
 
cool
coolcool
cool
 
Kangaroo
KangarooKangaroo
Kangaroo
 
1. dimyati
1. dimyati1. dimyati
1. dimyati
 
Cloud computing and sustainability
Cloud computing and sustainabilityCloud computing and sustainability
Cloud computing and sustainability
 

Similar to Media pem (desi)

Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi  Hakikat media pembelajaran.pptxPresentasi  Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptxoperatorsttmamasa
 
ebook media pembelajaran
 ebook media pembelajaran ebook media pembelajaran
ebook media pembelajarandhea_nattasha
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
Tugas uas bahasa indonesia  semester 2Tugas uas bahasa indonesia  semester 2
Tugas uas bahasa indonesia semester 2indahdiend
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamSummer Rain
 
Tugasan Kumpulan Teknology
Tugasan Kumpulan TeknologyTugasan Kumpulan Teknology
Tugasan Kumpulan Teknologysharina686
 
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)visa mei
 
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikanMakalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikanAbdau Qur'ani
 
Pengembangan media pembelajaran berbasis ict
Pengembangan media pembelajaran berbasis ictPengembangan media pembelajaran berbasis ict
Pengembangan media pembelajaran berbasis ictyommi25
 
Makalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanMakalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanHanny Maharani
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar MeliMeli45
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfMeliMeli45
 
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1Reina Sukma
 

Similar to Media pem (desi) (20)

Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi  Hakikat media pembelajaran.pptxPresentasi  Hakikat media pembelajaran.pptx
Presentasi Hakikat media pembelajaran.pptx
 
Media dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaranMedia dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaran
 
ebook media pembelajaran
 ebook media pembelajaran ebook media pembelajaran
ebook media pembelajaran
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
1 prinsip pembelaja
1 prinsip pembelaja1 prinsip pembelaja
1 prinsip pembelaja
 
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
Tugas uas bahasa indonesia  semester 2Tugas uas bahasa indonesia  semester 2
Tugas uas bahasa indonesia semester 2
 
Media pembljrn
Media pembljrnMedia pembljrn
Media pembljrn
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
 
Referensi 1.pdf
Referensi 1.pdfReferensi 1.pdf
Referensi 1.pdf
 
Tugasan Kumpulan Teknology
Tugasan Kumpulan TeknologyTugasan Kumpulan Teknology
Tugasan Kumpulan Teknology
 
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)
Tugas ppt media pembelajaran (visa mei tiara)
 
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikanMakalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
 
Analisis ku .docx
Analisis ku .docxAnalisis ku .docx
Analisis ku .docx
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Pengembangan media pembelajaran berbasis ict
Pengembangan media pembelajaran berbasis ictPengembangan media pembelajaran berbasis ict
Pengembangan media pembelajaran berbasis ict
 
Makalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media PendidikanMakalah Ragam Media Pendidikan
Makalah Ragam Media Pendidikan
 
Makalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasaMakalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasa
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdf
 
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1
Reina nurfajar sukmawati 1000556 ppt tugas 1
 

Recently uploaded

BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teaterBAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teaterAgustinus791932
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024dombatoto
 
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWIDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWNeta
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99
 
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang MaxwinSakai99
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdfhobitzz0101
 
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptx
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptxppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptx
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptxMegaFebryanika
 
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.pptMiaZahir
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxMegaFebryanika
 
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024dombatoto
 

Recently uploaded (10)

BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teaterBAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
BAB 7 konsep ,teknik dan prosedur seni teater
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
 
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWIDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
 
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 Link Slot Gacor Resmi Anti Nawala Terpercaya Gampang Maxwin
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptx
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptxppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptx
ppt-modul-6-pend-seni-disd-240427134023-3ceca6d9 (1).pptx
 
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
402610954-HIV-AID-DAN-NAPZA-PADA-REMAJA-ppt.ppt
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
 
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
 

Media pem (desi)

  • 1. A. Pengertian Media Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association - NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya. Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif. B. Jenis-Jenis Media Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan
  • 2. kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyususn suatu hirarki. Dari hirarki yang digambarkan oleh Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, dkk., 1986) juga melakukan pegelompokan media berdasarkan tingkat kerumitan dan besarnya biaya. Dalam hal ini, menurut Schramm ada dua kelompok media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little media (sederhana dan murah). Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, dan media individu, yang didasarkan atas daya liput media. Beberapa ahli yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis). Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).
  • 3. Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu. C. Tujuan Media Tujuan menggunakan media pembelajaran : Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu : - mempermudah proses belajar-mengajar - meningkatkan efisiensi belajar-mengajar - menjaga relevansi dengan tujuan belajar - membantu konsentrasi mahasiswa - Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar - Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional - Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional - Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut. Pembelajaran disekolah pada saat ini mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi khususnya internet, mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan, dan waktu. Program-
  • 4. program di internet bukan hanya menampilkan data dan informasi yang dapat ditransmisikan dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara cepat oleh penggunanya. Dan tentu saja kondisi ini berpengaruh pada kebiasaan dan budaya pendidikan yang dikelola selama ini. Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol, sehingga penggunaan alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio,visual serta perlengkapan sekolah disesuaikan dengan perkembangan jaman tersebut. Dan juga harus disesuaikan dnegan tuntutan kurikulum sesuai dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik disekolah. Untuk itu, para pengajar mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan peralatan-peralatan seperti OHP, LCD, CD, VCD, video, computer dan internet dalam pembelajaran dikelas. dengan program pembelajarna yang dikembangkan ini patut dipelajari pengajar harus mempelajarinya agar mempermudah proses pembelajaran dan pendidkikan, sehingga memudahkan pembelajaran untuk berjalan dengan baik dikelas. D. Manfaat Media Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal - hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar. Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi
  • 5. sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal). Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar. E. Ruang Lingkup Media Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa
  • 6. (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar). Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul -simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985) dan efisien. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi, klasifikasi, dan
  • 7. karakteristik beberapa jenis media, untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum menggunakan atau mungkin memproduksi media pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anderson, R. H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bruner, J. S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvad University. Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T & Ely, D.P (Eds): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd ed. UK: Cambridge University Press. pp. 182 - 185. Degeng, N. S. 2001. Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya tidak diterbitkan. Gagne, R. M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College Publishing. Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988. Principles of Instruction Design, 3rd ed. New York: Saunders College Publishing. Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing Company. Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.