SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
170
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LVDT SEBAGAI SENSOR
JARAK
Zasvia Hendri, Wildian
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
e-mail: hendri_0810441001@yahoo.co.id
ABSTRAK
Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi LVDT (linear variable differential transformer)
sebagai sensor jarak. Sensor dibuat sebanyak tiga buah dengan memvariasikan diameter kumparan,
panjang inti besi, dan jumlah lilitan. Karakterisasi meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan
rentang pengukuran yang dapat dilakukan sensor. Caranya adalah dengan melihat perubahan
tegangan keluaran yang dihasilkan pada kumparan sekunder akibat perubahan jarak inti besi
terhadap titik acuan. LVDT ini dapat digunakan untuk mengidera perubahan jarak suatu obyek
dalam arah linier (searah sumbu kumparan). Derajat korelasi linier (R2
) yang bervariasi dari 0,983
hingga 0,9961 pada diameter kumparan yang sama, LVDT dengan inti besi yang lebih panjang
memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran yang lebih panjang
dibandingkan dengan LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan
yang lebih besar akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan
LVDT dengan diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi
yang lebih panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,01609 V/mm
untuk LVDT yang jumlah lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya
380 lilitan, diameter kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm, dengan rentang
pengukuran 0 - 90 mm. Hysteresis dan repeatability sensor LVDT yang menggunakan inti besi
dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm.
Kata kunci: LVDT, karakterisasi, jarak
ABSTRACT
A research concerning the designing and characterization of LVDT sensors (linear variable
differential transformer) to measure the distance has been done. The LVDT sensors was made in 3
units which have variation in coil’s diameter, core’s length, and sum of coils. The characterizations
include of the hysteresis, the repeatability, the sensitivity, and the measurement range of the sensors.
The way is by looking at the change in output voltage generated in the secondary coil due to the
changes of the iron core position to the reference point. LVDT can be used to sense the displacement
of an object in a linear direction (the direction of the coil axis). The degree of linear correlation
(R2
) ranging from 0.983 to 0.9961, for the similar coil diameter, LVDT with a longer iron core has a
higher sensitivity and more wide measurement range than the LVDT with a shorter iron core. LVDT
with a larger diameter coil will be more sensitive when using a shorter iron core, while the LVDT
with a smaller diameter coil will be more sensitive when using a longer iron core. Greatest
sensitivity obtained from this research is 0.01609 V/mm for LVDT that consist of 224 windings on
the primary coil, the amount of each secondary coil = 380 windings, the diameter of coil = 1.7 cm,
and the length of iron core = 30 cm, obtained that the measurement length = 0-90 mm. Hysteresis
and repeatability LVDT sensor that using an iron core with a length of 30 cm is better than using an
iron core 6.7 cm.
Keywords: LVDT, characterization, distance
I. PENDAHULUAN
LVDT (linear variable differential transformer) adalah transformator (trafo) dengan inti
yang digerakkan secara mekanik. Piranti ini terdiri dari sebuah kumparan primer dan dua
kumparan sekunder yang saling terhubung satu sama lain dengan fasa berlawanan (Gambar 1).
Sinyal yang dicatu ke kumparan primer haruslah sinyal ac (arus bolak-balik) dalam
bentuk gelombang sinus dengan amplitudo stabil. Arus bolak-balik yang mengalir pada
kumparan primer menyebabkan terjadinya perubahan medan magnetik (dB) di sekitar kumparan
tersebut. Akibat perubahan medan magnetik ini, fluks magnetik (B) yang diterima kumparan
sekunder juga berubah-ubah terhadap waktu. Keadaan inilah yang menyebabkan munculnya
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
171
gaya gerak listrik induksi () pada kumparan sekunder (Tipler, 2001), ditunjukkan oleh
persamaan 1.
Bd
N
dt

   (1)
Gambar 1 Skematik susunan kumparan pada LVDT
Gaya gerak listrik induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
dengan berubahnya posisi inti (core) di dalam trafo. Inti yang terbuat dari material
ferromagnetik ini disisipkan di dalam selongsong isolator berbentuk silindris terbuka (tempat di
mana kawat kumparan dililitkan) dalam arah sesumbu dengan sumbu selongsong dan tanpa
menyentuh kumparan secara fisik. Ketika inti ini diposisikan di pusat magnetik trafo, sinyal-
sinyal keluaran kumparan sekundernya saling meniadakan sehingga tegangan keluaran
kumparan sekunder menjadi nol. Ketika inti digerakkan dalam arah sesumbu dengan sumbu
selongsong dan menjauh dari posisi pusat magnetik tersebut, nisbah fluks magnetik induksi
antara kedua kumparan sekunder menjadi tak-setimbang sehingga menghasilkan tegangan
keluaran yang besarnya sama dengan selisih tegangan keluaran dari masing-masing kumparan
sekunder (Gambar 2). Oleh karena amplitudo tegangan induksi yang dihasilkan LVDT
sebanding dengan perpindahan inti dalam daerah kerja liniernya, maka tegangan ini dapat
digunakan sebagai suatu ukuran perpindahan, dengan arah perpindahan ditentukan oleh sudut
fasa antara tegangan kumparan primer (acuan) dan tegangan kumparan sekundernya.
Gambar 2 Diagram pengaruh posisi inti terhadap tegangan keluaran sensor LVDT
(Sumber: Macrosensor, 2003)
Apabila LVDT hendak diterapkan untuk mengukur gerak yang berubah cepat (transient
motions) secara akurat, maka frekuensi osilatornya minimal haruslah 10 kali lebih besar
daripada frekuensi tertinggi gerak tersebut. Untuk proses yang berubah dengan lambat, osilator
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
172
bisa diganti dengan sumber gaya gerak listrik dari jala-jala PLN yang frekuensinya 60 Hz atau
50 Hz (Fraden, 2004).
Untuk memprediksi bentuk hubungan antara jarak dan tegangan keluaran LVDT, Al-
Sharif, dkk. (2011) telah mengembangkan suatu graphical user interface (GUI) yang tersedia
pada perangkat-lunak MATLAB. Dengan perangkat-lunak ini GUI dapat membangkit kurva
tegangan keluaran yang di-plot terhadap posisi batang/inti, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Bentuk tampilan tegangan keluaran LVDT terhadap jarak yang disimulasikan
menggunakan GUI MATLAB. (Sumber: Al-Sharif, dkk., 2011)
Sensor LVDT biasanya digunakan untuk mengukur perpindahan dengan rentang jarak
yang relatif kecil (dalam orde millimeter). Untuk mengukur perpindahan dengan jarak yang
relatif besar biasanya digunakan potensiometer sebagai sensor, sedangkan sensor kapasitif lebih
cocok digunakan untuk pembuatan sensor proximity dan perpindahan yang sangat sensitif.
Sensor ini dapat digunakan untuk mengontrol frekuensi rangkaian resonansi dan mengonversi
perubahan kapasitifnya menjadi sinyal elektris (Buchla dan McLachlan, 1992).
Ada beragam ukuran sensor LVDT yang tersedia di pasaran. Oleh karena harganya
yang relatif mahal, sensor ini seringkali dirancang dan dibangun sendiri oleh pengguna sesuai
kebutuhannya. Henky (2004) telah membuat LVDT dan menggunakan osiloskop sebagai media
penampil sinyal keluaran. Beberapa penelitian lainnya dilakukan dalam bentuk penerapan
LVDT untuk mengukur koefisien muai panjang logam (Fitriani, 2012) dan memantau level
volume bensin dalam tangki pendam SPBU (Donny, 2007).
Dalam makalah ini dibahas tentang pembuatan sensor LVDT dan karakteristiknya,
meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan rentang pengukuran jarak yang dapat
dilakukan menggunakan sensor tersebut.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi rancang-bangun fisik
sensor LVDT, karakterisasi, dan pengujiannya sebagai sensor jarak.
2.1 Metode Pembuatan Sensor LVDT
Sensor LVDT dibuat secara hand-made sebanyak tiga buah dengan memvariasikan
jumlah lilitan kumparan, diameter kumparan, dan panjang inti besi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh ketiga variabel fisik sensor itu terhadap hysteresis, repeatability,
sensitivitas, dan rentang jarak yang dapat diindera sensor. Variasi ukurannya dicantumkan pada
Tabel 1.
Kumparan pada masing-masing LVDT dibuat dari kawat berdiameter 0,3 mm yang
dililitkan pada pipa PVC berbentuk silinder. Kumparan primer LVDT dihubungkan ke catu
daya 6,4 V ac yang berasal dari keluaran trafo step-down 3 A yang kumparan primernya
dihubungkan ke jala-jala listrik PLN 220V/60 Hz. Terminal keluaran LVDT dihubungkan ke
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
173
voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihasilkan sensor tersebut ketika intinya ditempatkan
pada suatu posisi di dalam kumparan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Tabel 1 Variasi ukuran fisik ketiga sensor LVDT
Variabel LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3
Jumlah lilitan primer 224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan
Jumlah lilitan sekunder-1 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Jumlah lilitan sekunder-2 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Diameter kumparan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm
Panjang inti besi yang digunakan 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm
2.2 Metode Karakterisasi Sensor LVDT
Karakterisasi yang dilakukan terhadap LVDT sebagai sensor jarak dalam penelitian ini
meliputi pengamatan bentuk sinyal tegangan keluarannya pada osiloskop, pengukuran tegangan
kumparan sekunder 1 dan kumparan sekunder 2, serta pengukuran resultan tegangan keluaran
LVDT itu sendiri (yaitu selisih tegangan keluaran kedua kumparan sekundernya).
Hysteresis
Hysteresis pada LVDT diperoleh dengan melakukan pengukuran tegangan keluaran
pada masing-masing kumparan sekunder secara berulang. Untuk kumparan sekunder 1, variasi
jarak dimulai dari pusat magnetik LVDT (yaitu posisi inti yang menghasilkan tegangan keluaran
nol) lalu digeser ke kanan (menghasilkan tegangan keluaran yang tidak nol) sampai di posisi
ujung kumparan sekunder 1 yang juga menghasilkan tegangan keluaran nol kembali. Perulangan
pengukuran dimulai dari arah berlawanan, yaitu dari posisi terakhir tersebut hingga kembali di
pusat magnetik LVDT. Proses yang serupa juga dilakukan untuk kumparan sekunder 2 (lihat
Gambar 1), hanya saja arah pergeseran inti adalah dari pusat magnetik LVDT ke kiri, lalu ke
kanan (kembali ke pusat magnetik LVDT).
Repeatability
Untuk melihat kemampuan pengulangan (repeatability) sensor LVDT dalam
mengindera jarak atau posisi obyek dalam arah linier maka dilakukan pengukuran berulang
terhadap tegangan keluaran pada masing-masing kumparan sekunder, dengan cara yang hampir
sama seperti pada prosedur penentuan hysteresis. Bedanya, perulangan pengukuran dimulai dari
arah yang sama, yaitu dari pusat magnetik LVDT.
Sensitivitas
Sensitivitas sensor LVDT pada penelitian ini ditentukan dari fungsi transfer kurva
tegangan keluaran terhadap jarak. Oleh karena sensor LVDT ini akan digunakan sebagai sensor
jarak dalam arah linier, maka fungsi transfer tersebut diambil dari data grafik sisi yang paling
linier dari kurva tersebut. Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, maka fungsi transfer
dan sensitivitas sensor dapat ditentukan. Selain itu, linieritas persamaan garis lurusnya juga
dapat dilihat berdasarkan derajat korelasi linier (R2
).
Rentang Pengukuran Jarak
Rentang pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran jarak dengan
menggunakan LVDT adalah rentang jarak di mana kurva tegangan keluarannya linier. Dengan
mengamati kurva dan data pengukuran dari hubungan tegangan keluaran terhadap jarak maka
rentang pengukuran ini dapat ditentukan.
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
174
III. HASIL DAN DISKUSI
Realisasi Pembuatan Sensor LVDT
Salah satu dari ketiga sensor LVDT yang telah direalisasikan pembuatannya itu
ditunjukkan pada Gambar 4. Sensor ini terdiri dari sebuah kumparan primer 133 lilitan dan dua
buah kumparan sekunder (masing-masing terdiri dari 213 lilitan).
Gambar 4 Realisasi pembuatan sensor LVDT.
Diameter kumparan pada gambar tersebut adalah 1,7 cm dan diameter kawatnya 0,3
mm. Inti besi yang digunakan terbuat dari bahan feromagnetik dengan diameter 1,4 cm. Ada
dua variasi panjang inti besi yang digunakan, yaitu 6,7 cm dan 30 cm.
Realisasi Sumber Sinyal Ac Yang Digunakan
Sumber sinyal ac yang digunakan untuk kumparan primer LVDT yang dirancang adalah
trafo 3A dengan tegangan keluaran 6,4 V. Besar tegangan keluaran trafo yang diukur dengan
multimeter digital, dan bentuk sinyalnya yang diamati menggunakan osiloskop dapat dilihat
pada Gambar 5.
(a) (b)
Gambar 5 Hasil pengukuran tegangan keluaran trafo untuk catu daya ac menggunakan
multimeter digital, dan (b) osiloskop
Bentuk Sinyal Keluaran Sensor LVDT
Bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT berubah dengan berubahnya jarak inti besi di
dalam kumparan. LVDT 1 diubah-ubah gerakkan melalui kumparan sekunder 1 dan kemudian
ke kumparan sekunder 2, maka sinyal tegangan keluarannya teramati di osiloskop seperti pada
Gambar 6.
a. Ketika trafo 6,4 V belum
terhubung ke jala-jala PLN.
b. Ketika inti berada di pusat
magnetik LVDT (di kumparan
primer).
c. Ketika inti berada 1 cm dari
pusat.
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
175
d. Ketika inti berada 2 cm dari
pusat.
e. Ketika inti berada 3 cm dari
pusat.
f. Ketika inti berada 5 cm dari
pusat.
g. Ketika inti berada 7 cm dari
pusat.
h. Ketika inti berada 8 cm dari
pusat.
i. Ketika inti berada 9 cm dari
pusat.
Gambar 6 Perubahan bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT dengan berubahnya jarak inti.
Bentuk Sinyal Pada Masing-Masing Kumparan Sekunder
Gambar 7 memperlihatkan bahwa apabila inti besi yang digunakan lebih pendek dari
panjang keseluruhan kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan
sekunder 1 lebih rendah daripada di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena masih
adanya pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 1 ketika inti sudah berada di
kumparan sekunder 2.
(a) (b)
Gambar 7 Kurva tegangan keluaran sensor LVDT 1 terhadap jarak bila menggunakan inti
dengan panjang (a) 6,7 cm, dan (b) 30 cm.
Ketika inti besi yang digunakan sama panjangnya dengan panjang keseluruhan
kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan sekunder 1 sama
besar dengan di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena pengaruh/induksi medan
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
176
magnetik dari kumparan sekunder 1 terhadap kumparan sekunder 2 sama besar dengan
pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 2 terhadap kumparan sekunder 1.
Fenomena serupa juga terlihat pada bentuk sinyal (tegangan) keluaran sensor LVDT 2 dan
LVDT 3.
Hysteresis
Kurva hysteresis yang diperoleh dari sensor LVDT 1 pada kumparan sekunder 1 dan
kumparan sekunder 2 ditunjukkan pada Gambar 8. Dari Gambar 8a diperoleh hysteresis
maksimum berturut-turut sebesar 4 mV (pada kumparan sekunder 1) dan 15 mV (pada
kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 6,7 cm, dan dari Gambar 8b diperoleh
hysteresis maksimum berturut-turut sebesar 22 mV (ada kumparan sekunder 1) dan 135 mV
(pada kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 30 cm.
Pada kumparan sekunder 1 Pada kumparan sekunder 2
(a)
Kumparan sekunder 1 Kumparan sekunder 2
(b)
Gambar 8 Kurva hysteresis sensor LVDT 1 dengan panjang inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm
Hysteresis maksimum yang lebih besar pada kumparan sekunder 2, baik dengan inti
besi 6,7 cm maupun 30 cm, terjadi karena pengukuran dimulai dari kumparan sekunder 1.
Ketika inti besi digeser ke kumparan sekunder 2, medan magnetik dari kumparan sekunder 1
belum seluruhnya lenyap (karena momen-momen magnetik di dalam kumparan tersebut tidak
dapat berubah dengan cepat). Hal ini menyebabkan induksi magnetik (yang mengakibatkan
GGL induksi) pada kumparan 2 menjadi lebih besar dari semestinya. Hal serupa juga terjadi
pada LVDT 2 dan LVDT 3, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
177
Repeatability
Berdasarkan data pengukuran berulang untuk suatu nilai masukan yang sama, yang
didekati dari arah yang sama, dan dengan kondisi kerja yang serupa, diperoleh grafik
repeatability untuk sensor LVDT 1 seperti pada Gambar 9. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
sensor LVDT 1 memiliki repeatability rata-rata yang cukup baik (terlihat dari bentuk kurva
yang nyaris serupa/berimpit untuk pengambilan data sebanyak tiga kali perulangan, baik dengan
inti besi 6,7 cm maupun dengan inti besi 30 cm. Repeatability maksimum diperoleh sebesar 75
mV pada jarak 14,5 cm.
Sensor Panjang inti besi 6,7 cm Panjang inti besi 30 cm
LVDT 1
LVDT 2
LVDT 3
Gambar 9 Kurva repeatability ketiga sensor LVDT dengan inti besi 6,7 cm dan 30 cm.
Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa LVDT (baik LVDT 1, LVDT 2, maupun LVDT
3) dengan inti besi yang lebih panjang (30 cm) memiliki repeatability yang lebih baik karena
simpangannya (dari tiga kali perulangan) memiliki nilai paling kecil.
Sensitivitas
Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, fungsi transfer untuk LVDT 1 diperoleh
dalam bentuk persamaan linier y = 0,0036x – 0,0059 (untuk inti besi 6,7 cm), dengan y
menyatakan tegangan keluaran (dalam V) dan x menyatakan jarak (dalam mm), seperti
ditunjukkan pada Gambar 10.
Linieritas persamaan garis lurus ini cukup baik, diperlihatkan oleh derajat korelasi linier
(R2
) yang lebih besar dari 0,9 yaitu 0,9961. Dari fungsi transfer sensor LVDT 1 dapat diketahui
bahwa sensitivitas sensor tersebut adalah 0,0036 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan
panjang 6,7 cm) dan 0,1331 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan panjang 30 cm). Data
sensitivitas untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
178
(a) (b)
Gambar 10 Fungsi transfer sensor LVDT 1 dengan inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm.
Rentang Pengukuran Jarak
Berdasarkan data pengukuran dan grafik fungsi transfer yang diperoleh, LVDT 1
memiliki rentang pengukuran dari 0 hingga 27 mm (untuk inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan
dari 0 hingga 80 mm (untuk inti besi dengan panjang 30 cm). Data rentang pengukuran jarak
untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data hasil pengukuran dan perhitungan untuk ketiga sensor LVDT.
LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3
Jumlah lilitan
primer
224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan
Jumlah lilitan
sekunder-1
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Jumlah lilitan
sekunder-2
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Diameter
kumparan
2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm
Panjang inti
besi
6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm
Hysteresis
maksimum
(mV)
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2
4 15 22 135 144 145 47 48 19 33 25 65
Derajat
korelasi
liniernya, R2
0,9961 0,9936 0,9882 0,99 0,9591 0,983
Sensitivitas
(V/mm)
0,0036 0,01331 0,0005 0,01609 0,0084 0,00574
Rentang
pengukuran
jarak
(mm)
0 - 27 0 - 80 0 - 26 0 - 90 0 - 17 0 - 115
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengukuran, pengolahan, dan analisis data maka disimpulkan
bahwa LVDT (linear variable differential transformer) dengan tipe trafo step-up (jumlah
masing-masing lilitan sekundernya lebih banyak daripada jumlah lilitan primer) dapat
digunakan untuk mengindera perubahan jarak suatu obyek dalam arah linier (searah sumbu
kumparan), dengan variasi derajat korelasi linier (R2
) mulai dari 0,983 hingga 0,9961. LVDT
dengan inti besi yang lebih panjang dengan diameter kumparan yang sama, memiliki sensitivitas
yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan
LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan yang lebih besar
akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan LVDT dengan
diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih
Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
179
panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh adalah 0,01609 V/mm untuk LVDT yang jumlah
lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya 380 lilitan, diameter
kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm. LVDT ini memiliki rentang pengukuran
dari 0 hingga 90 mm. Repeatability dan hysteresis sensor LVDT yang menggunakan inti besi
dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sharif, L., Kilani, M., Taifour, S., Issa, A. J., Al-Qiasi, E., Eleiwi, F.A., dan Kamal, O.N.,
2011, Linear Variable Differential Transformer Design and Verification Using
MATLAB and Finite Element Analysis, http://www.intechopen.com/books/matlab-for-
engineers-applications-in-control-electrical-engineering-it-androbotics/
Buchla, D., dan McLachlan, W., 1992, Applied Electronic Instrumentation And Measurement,
Macmillan Publishing Company, USA.
Donny, S., 2007, Sistem Monitoring Level Tangki Spbu Dan Detektor Kadar Air Dalam Bahan
Bakar Berbasis Mikrokontroller, Proyek Akhir, D3 Elektro Industri, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya.
Fitriani, N., 2012, Pengukuran Koefisien Muai Panjang Dengan Menggunakan LVDT, Tesis,
Fisika FMIPA, Universitas Jember.
Fraden, J., 2004, Handbook of Modern Sensors, Springer-Verlag New York, Inc., New York
Henky, S., 2004, Perancangan dan Pembuatan LVDT, Tesis,Teknik Fisika ITB, Bandung.
Tipler, A.P, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

More Related Content

Viewers also liked

Biomes all over the World
Biomes all over the WorldBiomes all over the World
Biomes all over the Worldsilvitalynch
 
Top 8 creative coordinator resume samples
Top 8 creative coordinator resume samplesTop 8 creative coordinator resume samples
Top 8 creative coordinator resume samplesgaricjom
 
Top 8 medical office specialist resume samples
Top 8 medical office specialist resume samplesTop 8 medical office specialist resume samples
Top 8 medical office specialist resume sampleshallerharry710
 
Xuất tinh bao lâu là sớm
Xuất tinh bao lâu là sớmXuất tinh bao lâu là sớm
Xuất tinh bao lâu là sớmbari483
 
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.a
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.aCatálogo de-productos-fashion-woman-s.a
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.aJezee Llanque
 
ใบงานสำรวจตนเอง M6
ใบงานสำรวจตนเอง M6ใบงานสำรวจตนเอง M6
ใบงานสำรวจตนเอง M6Wassana Nguytecha
 
ใบงาน แบบสำรวจคัวเอง
ใบงาน   แบบสำรวจคัวเองใบงาน   แบบสำรวจคัวเอง
ใบงาน แบบสำรวจคัวเองnaleesaetor
 
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users Mikan Associates
 
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAH
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAHJURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAH
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAHNurAlias91
 
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...vweterings
 
Terril Application Developer
Terril Application DeveloperTerril Application Developer
Terril Application DeveloperTerril Thomas
 

Viewers also liked (14)

Biomes all over the World
Biomes all over the WorldBiomes all over the World
Biomes all over the World
 
Top 8 creative coordinator resume samples
Top 8 creative coordinator resume samplesTop 8 creative coordinator resume samples
Top 8 creative coordinator resume samples
 
Blog
BlogBlog
Blog
 
slides polizze poliennali(1)
slides polizze poliennali(1)slides polizze poliennali(1)
slides polizze poliennali(1)
 
Top 8 medical office specialist resume samples
Top 8 medical office specialist resume samplesTop 8 medical office specialist resume samples
Top 8 medical office specialist resume samples
 
Xuất tinh bao lâu là sớm
Xuất tinh bao lâu là sớmXuất tinh bao lâu là sớm
Xuất tinh bao lâu là sớm
 
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.a
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.aCatálogo de-productos-fashion-woman-s.a
Catálogo de-productos-fashion-woman-s.a
 
Hudson Stuck
Hudson StuckHudson Stuck
Hudson Stuck
 
ใบงานสำรวจตนเอง M6
ใบงานสำรวจตนเอง M6ใบงานสำรวจตนเอง M6
ใบงานสำรวจตนเอง M6
 
ใบงาน แบบสำรวจคัวเอง
ใบงาน   แบบสำรวจคัวเองใบงาน   แบบสำรวจคัวเอง
ใบงาน แบบสำรวจคัวเอง
 
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users
Want Easier Decision Making Just Listen to Your Users
 
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAH
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAHJURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAH
JURANG PENCAPAIAN MATEMATIK MURID SEKOLAH RENDAH ATAU SEKOLAH MENENGAH
 
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...
 
Terril Application Developer
Terril Application DeveloperTerril Application Developer
Terril Application Developer
 

Similar to LVDT Sensor Jarak

hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsx
hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsxhiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsx
hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsxMohamadZidan11
 
SENSOR DAN TRANDUSER.pptx
SENSOR DAN TRANDUSER.pptxSENSOR DAN TRANDUSER.pptx
SENSOR DAN TRANDUSER.pptxPrismaMegantoro
 
Eddy current sensor
Eddy current sensorEddy current sensor
Eddy current sensorawwkuku
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudahkemenag
 
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaRevisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaMuhammad F Ridwan
 
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)Satria Wijaya
 
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3Jeneng Ganti
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan ElektronikIPA 2014
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaachmad yani
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaYuwan Kilmi
 

Similar to LVDT Sensor Jarak (20)

hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsx
hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsxhiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsx
hiqywgdiuhiuhgiwqudgiuhdPressure Sensor.ppsx
 
Sensorposisi
SensorposisiSensorposisi
Sensorposisi
 
SENSOR DAN TRANDUSER.pptx
SENSOR DAN TRANDUSER.pptxSENSOR DAN TRANDUSER.pptx
SENSOR DAN TRANDUSER.pptx
 
Eddy current sensor
Eddy current sensorEddy current sensor
Eddy current sensor
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
 
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaRevisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
 
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)
Induktor satria dhaniswara r.w. t.elektro (135060300111004)
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3
Jbptunikompp gdl-jeffryhand-23393-3-bab3
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
 
H027236781
H027236781H027236781
H027236781
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Basic electronic
Basic electronicBasic electronic
Basic electronic
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 
induktor / lilitan
induktor / lilitaninduktor / lilitan
induktor / lilitan
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTORKARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
 
Sensor strain gauge: Pengertian, Tokoh penemu Strain Gauge
Sensor strain gauge: Pengertian, Tokoh penemu Strain GaugeSensor strain gauge: Pengertian, Tokoh penemu Strain Gauge
Sensor strain gauge: Pengertian, Tokoh penemu Strain Gauge
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

LVDT Sensor Jarak

  • 1. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 170 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LVDT SEBAGAI SENSOR JARAK Zasvia Hendri, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: hendri_0810441001@yahoo.co.id ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi LVDT (linear variable differential transformer) sebagai sensor jarak. Sensor dibuat sebanyak tiga buah dengan memvariasikan diameter kumparan, panjang inti besi, dan jumlah lilitan. Karakterisasi meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan rentang pengukuran yang dapat dilakukan sensor. Caranya adalah dengan melihat perubahan tegangan keluaran yang dihasilkan pada kumparan sekunder akibat perubahan jarak inti besi terhadap titik acuan. LVDT ini dapat digunakan untuk mengidera perubahan jarak suatu obyek dalam arah linier (searah sumbu kumparan). Derajat korelasi linier (R2 ) yang bervariasi dari 0,983 hingga 0,9961 pada diameter kumparan yang sama, LVDT dengan inti besi yang lebih panjang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan yang lebih besar akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan LVDT dengan diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,01609 V/mm untuk LVDT yang jumlah lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya 380 lilitan, diameter kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm, dengan rentang pengukuran 0 - 90 mm. Hysteresis dan repeatability sensor LVDT yang menggunakan inti besi dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm. Kata kunci: LVDT, karakterisasi, jarak ABSTRACT A research concerning the designing and characterization of LVDT sensors (linear variable differential transformer) to measure the distance has been done. The LVDT sensors was made in 3 units which have variation in coil’s diameter, core’s length, and sum of coils. The characterizations include of the hysteresis, the repeatability, the sensitivity, and the measurement range of the sensors. The way is by looking at the change in output voltage generated in the secondary coil due to the changes of the iron core position to the reference point. LVDT can be used to sense the displacement of an object in a linear direction (the direction of the coil axis). The degree of linear correlation (R2 ) ranging from 0.983 to 0.9961, for the similar coil diameter, LVDT with a longer iron core has a higher sensitivity and more wide measurement range than the LVDT with a shorter iron core. LVDT with a larger diameter coil will be more sensitive when using a shorter iron core, while the LVDT with a smaller diameter coil will be more sensitive when using a longer iron core. Greatest sensitivity obtained from this research is 0.01609 V/mm for LVDT that consist of 224 windings on the primary coil, the amount of each secondary coil = 380 windings, the diameter of coil = 1.7 cm, and the length of iron core = 30 cm, obtained that the measurement length = 0-90 mm. Hysteresis and repeatability LVDT sensor that using an iron core with a length of 30 cm is better than using an iron core 6.7 cm. Keywords: LVDT, characterization, distance I. PENDAHULUAN LVDT (linear variable differential transformer) adalah transformator (trafo) dengan inti yang digerakkan secara mekanik. Piranti ini terdiri dari sebuah kumparan primer dan dua kumparan sekunder yang saling terhubung satu sama lain dengan fasa berlawanan (Gambar 1). Sinyal yang dicatu ke kumparan primer haruslah sinyal ac (arus bolak-balik) dalam bentuk gelombang sinus dengan amplitudo stabil. Arus bolak-balik yang mengalir pada kumparan primer menyebabkan terjadinya perubahan medan magnetik (dB) di sekitar kumparan tersebut. Akibat perubahan medan magnetik ini, fluks magnetik (B) yang diterima kumparan sekunder juga berubah-ubah terhadap waktu. Keadaan inilah yang menyebabkan munculnya
  • 2. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 171 gaya gerak listrik induksi () pada kumparan sekunder (Tipler, 2001), ditunjukkan oleh persamaan 1. Bd N dt     (1) Gambar 1 Skematik susunan kumparan pada LVDT Gaya gerak listrik induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah dengan berubahnya posisi inti (core) di dalam trafo. Inti yang terbuat dari material ferromagnetik ini disisipkan di dalam selongsong isolator berbentuk silindris terbuka (tempat di mana kawat kumparan dililitkan) dalam arah sesumbu dengan sumbu selongsong dan tanpa menyentuh kumparan secara fisik. Ketika inti ini diposisikan di pusat magnetik trafo, sinyal- sinyal keluaran kumparan sekundernya saling meniadakan sehingga tegangan keluaran kumparan sekunder menjadi nol. Ketika inti digerakkan dalam arah sesumbu dengan sumbu selongsong dan menjauh dari posisi pusat magnetik tersebut, nisbah fluks magnetik induksi antara kedua kumparan sekunder menjadi tak-setimbang sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang besarnya sama dengan selisih tegangan keluaran dari masing-masing kumparan sekunder (Gambar 2). Oleh karena amplitudo tegangan induksi yang dihasilkan LVDT sebanding dengan perpindahan inti dalam daerah kerja liniernya, maka tegangan ini dapat digunakan sebagai suatu ukuran perpindahan, dengan arah perpindahan ditentukan oleh sudut fasa antara tegangan kumparan primer (acuan) dan tegangan kumparan sekundernya. Gambar 2 Diagram pengaruh posisi inti terhadap tegangan keluaran sensor LVDT (Sumber: Macrosensor, 2003) Apabila LVDT hendak diterapkan untuk mengukur gerak yang berubah cepat (transient motions) secara akurat, maka frekuensi osilatornya minimal haruslah 10 kali lebih besar daripada frekuensi tertinggi gerak tersebut. Untuk proses yang berubah dengan lambat, osilator
  • 3. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 172 bisa diganti dengan sumber gaya gerak listrik dari jala-jala PLN yang frekuensinya 60 Hz atau 50 Hz (Fraden, 2004). Untuk memprediksi bentuk hubungan antara jarak dan tegangan keluaran LVDT, Al- Sharif, dkk. (2011) telah mengembangkan suatu graphical user interface (GUI) yang tersedia pada perangkat-lunak MATLAB. Dengan perangkat-lunak ini GUI dapat membangkit kurva tegangan keluaran yang di-plot terhadap posisi batang/inti, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Bentuk tampilan tegangan keluaran LVDT terhadap jarak yang disimulasikan menggunakan GUI MATLAB. (Sumber: Al-Sharif, dkk., 2011) Sensor LVDT biasanya digunakan untuk mengukur perpindahan dengan rentang jarak yang relatif kecil (dalam orde millimeter). Untuk mengukur perpindahan dengan jarak yang relatif besar biasanya digunakan potensiometer sebagai sensor, sedangkan sensor kapasitif lebih cocok digunakan untuk pembuatan sensor proximity dan perpindahan yang sangat sensitif. Sensor ini dapat digunakan untuk mengontrol frekuensi rangkaian resonansi dan mengonversi perubahan kapasitifnya menjadi sinyal elektris (Buchla dan McLachlan, 1992). Ada beragam ukuran sensor LVDT yang tersedia di pasaran. Oleh karena harganya yang relatif mahal, sensor ini seringkali dirancang dan dibangun sendiri oleh pengguna sesuai kebutuhannya. Henky (2004) telah membuat LVDT dan menggunakan osiloskop sebagai media penampil sinyal keluaran. Beberapa penelitian lainnya dilakukan dalam bentuk penerapan LVDT untuk mengukur koefisien muai panjang logam (Fitriani, 2012) dan memantau level volume bensin dalam tangki pendam SPBU (Donny, 2007). Dalam makalah ini dibahas tentang pembuatan sensor LVDT dan karakteristiknya, meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan rentang pengukuran jarak yang dapat dilakukan menggunakan sensor tersebut. II. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi rancang-bangun fisik sensor LVDT, karakterisasi, dan pengujiannya sebagai sensor jarak. 2.1 Metode Pembuatan Sensor LVDT Sensor LVDT dibuat secara hand-made sebanyak tiga buah dengan memvariasikan jumlah lilitan kumparan, diameter kumparan, dan panjang inti besi. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel fisik sensor itu terhadap hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan rentang jarak yang dapat diindera sensor. Variasi ukurannya dicantumkan pada Tabel 1. Kumparan pada masing-masing LVDT dibuat dari kawat berdiameter 0,3 mm yang dililitkan pada pipa PVC berbentuk silinder. Kumparan primer LVDT dihubungkan ke catu daya 6,4 V ac yang berasal dari keluaran trafo step-down 3 A yang kumparan primernya dihubungkan ke jala-jala listrik PLN 220V/60 Hz. Terminal keluaran LVDT dihubungkan ke
  • 4. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 173 voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihasilkan sensor tersebut ketika intinya ditempatkan pada suatu posisi di dalam kumparan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Tabel 1 Variasi ukuran fisik ketiga sensor LVDT Variabel LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3 Jumlah lilitan primer 224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan Jumlah lilitan sekunder-1 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan Jumlah lilitan sekunder-2 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan Diameter kumparan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm Panjang inti besi yang digunakan 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm 2.2 Metode Karakterisasi Sensor LVDT Karakterisasi yang dilakukan terhadap LVDT sebagai sensor jarak dalam penelitian ini meliputi pengamatan bentuk sinyal tegangan keluarannya pada osiloskop, pengukuran tegangan kumparan sekunder 1 dan kumparan sekunder 2, serta pengukuran resultan tegangan keluaran LVDT itu sendiri (yaitu selisih tegangan keluaran kedua kumparan sekundernya). Hysteresis Hysteresis pada LVDT diperoleh dengan melakukan pengukuran tegangan keluaran pada masing-masing kumparan sekunder secara berulang. Untuk kumparan sekunder 1, variasi jarak dimulai dari pusat magnetik LVDT (yaitu posisi inti yang menghasilkan tegangan keluaran nol) lalu digeser ke kanan (menghasilkan tegangan keluaran yang tidak nol) sampai di posisi ujung kumparan sekunder 1 yang juga menghasilkan tegangan keluaran nol kembali. Perulangan pengukuran dimulai dari arah berlawanan, yaitu dari posisi terakhir tersebut hingga kembali di pusat magnetik LVDT. Proses yang serupa juga dilakukan untuk kumparan sekunder 2 (lihat Gambar 1), hanya saja arah pergeseran inti adalah dari pusat magnetik LVDT ke kiri, lalu ke kanan (kembali ke pusat magnetik LVDT). Repeatability Untuk melihat kemampuan pengulangan (repeatability) sensor LVDT dalam mengindera jarak atau posisi obyek dalam arah linier maka dilakukan pengukuran berulang terhadap tegangan keluaran pada masing-masing kumparan sekunder, dengan cara yang hampir sama seperti pada prosedur penentuan hysteresis. Bedanya, perulangan pengukuran dimulai dari arah yang sama, yaitu dari pusat magnetik LVDT. Sensitivitas Sensitivitas sensor LVDT pada penelitian ini ditentukan dari fungsi transfer kurva tegangan keluaran terhadap jarak. Oleh karena sensor LVDT ini akan digunakan sebagai sensor jarak dalam arah linier, maka fungsi transfer tersebut diambil dari data grafik sisi yang paling linier dari kurva tersebut. Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, maka fungsi transfer dan sensitivitas sensor dapat ditentukan. Selain itu, linieritas persamaan garis lurusnya juga dapat dilihat berdasarkan derajat korelasi linier (R2 ). Rentang Pengukuran Jarak Rentang pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran jarak dengan menggunakan LVDT adalah rentang jarak di mana kurva tegangan keluarannya linier. Dengan mengamati kurva dan data pengukuran dari hubungan tegangan keluaran terhadap jarak maka rentang pengukuran ini dapat ditentukan.
  • 5. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 174 III. HASIL DAN DISKUSI Realisasi Pembuatan Sensor LVDT Salah satu dari ketiga sensor LVDT yang telah direalisasikan pembuatannya itu ditunjukkan pada Gambar 4. Sensor ini terdiri dari sebuah kumparan primer 133 lilitan dan dua buah kumparan sekunder (masing-masing terdiri dari 213 lilitan). Gambar 4 Realisasi pembuatan sensor LVDT. Diameter kumparan pada gambar tersebut adalah 1,7 cm dan diameter kawatnya 0,3 mm. Inti besi yang digunakan terbuat dari bahan feromagnetik dengan diameter 1,4 cm. Ada dua variasi panjang inti besi yang digunakan, yaitu 6,7 cm dan 30 cm. Realisasi Sumber Sinyal Ac Yang Digunakan Sumber sinyal ac yang digunakan untuk kumparan primer LVDT yang dirancang adalah trafo 3A dengan tegangan keluaran 6,4 V. Besar tegangan keluaran trafo yang diukur dengan multimeter digital, dan bentuk sinyalnya yang diamati menggunakan osiloskop dapat dilihat pada Gambar 5. (a) (b) Gambar 5 Hasil pengukuran tegangan keluaran trafo untuk catu daya ac menggunakan multimeter digital, dan (b) osiloskop Bentuk Sinyal Keluaran Sensor LVDT Bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT berubah dengan berubahnya jarak inti besi di dalam kumparan. LVDT 1 diubah-ubah gerakkan melalui kumparan sekunder 1 dan kemudian ke kumparan sekunder 2, maka sinyal tegangan keluarannya teramati di osiloskop seperti pada Gambar 6. a. Ketika trafo 6,4 V belum terhubung ke jala-jala PLN. b. Ketika inti berada di pusat magnetik LVDT (di kumparan primer). c. Ketika inti berada 1 cm dari pusat.
  • 6. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 175 d. Ketika inti berada 2 cm dari pusat. e. Ketika inti berada 3 cm dari pusat. f. Ketika inti berada 5 cm dari pusat. g. Ketika inti berada 7 cm dari pusat. h. Ketika inti berada 8 cm dari pusat. i. Ketika inti berada 9 cm dari pusat. Gambar 6 Perubahan bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT dengan berubahnya jarak inti. Bentuk Sinyal Pada Masing-Masing Kumparan Sekunder Gambar 7 memperlihatkan bahwa apabila inti besi yang digunakan lebih pendek dari panjang keseluruhan kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan sekunder 1 lebih rendah daripada di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena masih adanya pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 1 ketika inti sudah berada di kumparan sekunder 2. (a) (b) Gambar 7 Kurva tegangan keluaran sensor LVDT 1 terhadap jarak bila menggunakan inti dengan panjang (a) 6,7 cm, dan (b) 30 cm. Ketika inti besi yang digunakan sama panjangnya dengan panjang keseluruhan kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan sekunder 1 sama besar dengan di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena pengaruh/induksi medan
  • 7. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 176 magnetik dari kumparan sekunder 1 terhadap kumparan sekunder 2 sama besar dengan pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 2 terhadap kumparan sekunder 1. Fenomena serupa juga terlihat pada bentuk sinyal (tegangan) keluaran sensor LVDT 2 dan LVDT 3. Hysteresis Kurva hysteresis yang diperoleh dari sensor LVDT 1 pada kumparan sekunder 1 dan kumparan sekunder 2 ditunjukkan pada Gambar 8. Dari Gambar 8a diperoleh hysteresis maksimum berturut-turut sebesar 4 mV (pada kumparan sekunder 1) dan 15 mV (pada kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 6,7 cm, dan dari Gambar 8b diperoleh hysteresis maksimum berturut-turut sebesar 22 mV (ada kumparan sekunder 1) dan 135 mV (pada kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 30 cm. Pada kumparan sekunder 1 Pada kumparan sekunder 2 (a) Kumparan sekunder 1 Kumparan sekunder 2 (b) Gambar 8 Kurva hysteresis sensor LVDT 1 dengan panjang inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm Hysteresis maksimum yang lebih besar pada kumparan sekunder 2, baik dengan inti besi 6,7 cm maupun 30 cm, terjadi karena pengukuran dimulai dari kumparan sekunder 1. Ketika inti besi digeser ke kumparan sekunder 2, medan magnetik dari kumparan sekunder 1 belum seluruhnya lenyap (karena momen-momen magnetik di dalam kumparan tersebut tidak dapat berubah dengan cepat). Hal ini menyebabkan induksi magnetik (yang mengakibatkan GGL induksi) pada kumparan 2 menjadi lebih besar dari semestinya. Hal serupa juga terjadi pada LVDT 2 dan LVDT 3, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
  • 8. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 177 Repeatability Berdasarkan data pengukuran berulang untuk suatu nilai masukan yang sama, yang didekati dari arah yang sama, dan dengan kondisi kerja yang serupa, diperoleh grafik repeatability untuk sensor LVDT 1 seperti pada Gambar 9. Dari gambar tersebut terlihat bahwa sensor LVDT 1 memiliki repeatability rata-rata yang cukup baik (terlihat dari bentuk kurva yang nyaris serupa/berimpit untuk pengambilan data sebanyak tiga kali perulangan, baik dengan inti besi 6,7 cm maupun dengan inti besi 30 cm. Repeatability maksimum diperoleh sebesar 75 mV pada jarak 14,5 cm. Sensor Panjang inti besi 6,7 cm Panjang inti besi 30 cm LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3 Gambar 9 Kurva repeatability ketiga sensor LVDT dengan inti besi 6,7 cm dan 30 cm. Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa LVDT (baik LVDT 1, LVDT 2, maupun LVDT 3) dengan inti besi yang lebih panjang (30 cm) memiliki repeatability yang lebih baik karena simpangannya (dari tiga kali perulangan) memiliki nilai paling kecil. Sensitivitas Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, fungsi transfer untuk LVDT 1 diperoleh dalam bentuk persamaan linier y = 0,0036x – 0,0059 (untuk inti besi 6,7 cm), dengan y menyatakan tegangan keluaran (dalam V) dan x menyatakan jarak (dalam mm), seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Linieritas persamaan garis lurus ini cukup baik, diperlihatkan oleh derajat korelasi linier (R2 ) yang lebih besar dari 0,9 yaitu 0,9961. Dari fungsi transfer sensor LVDT 1 dapat diketahui bahwa sensitivitas sensor tersebut adalah 0,0036 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan 0,1331 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan panjang 30 cm). Data sensitivitas untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
  • 9. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 178 (a) (b) Gambar 10 Fungsi transfer sensor LVDT 1 dengan inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm. Rentang Pengukuran Jarak Berdasarkan data pengukuran dan grafik fungsi transfer yang diperoleh, LVDT 1 memiliki rentang pengukuran dari 0 hingga 27 mm (untuk inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan dari 0 hingga 80 mm (untuk inti besi dengan panjang 30 cm). Data rentang pengukuran jarak untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data hasil pengukuran dan perhitungan untuk ketiga sensor LVDT. LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3 Jumlah lilitan primer 224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan Jumlah lilitan sekunder-1 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan Jumlah lilitan sekunder-2 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan Diameter kumparan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm Panjang inti besi 6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm Hysteresis maksimum (mV) S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 4 15 22 135 144 145 47 48 19 33 25 65 Derajat korelasi liniernya, R2 0,9961 0,9936 0,9882 0,99 0,9591 0,983 Sensitivitas (V/mm) 0,0036 0,01331 0,0005 0,01609 0,0084 0,00574 Rentang pengukuran jarak (mm) 0 - 27 0 - 80 0 - 26 0 - 90 0 - 17 0 - 115 IV. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil pengukuran, pengolahan, dan analisis data maka disimpulkan bahwa LVDT (linear variable differential transformer) dengan tipe trafo step-up (jumlah masing-masing lilitan sekundernya lebih banyak daripada jumlah lilitan primer) dapat digunakan untuk mengindera perubahan jarak suatu obyek dalam arah linier (searah sumbu kumparan), dengan variasi derajat korelasi linier (R2 ) mulai dari 0,983 hingga 0,9961. LVDT dengan inti besi yang lebih panjang dengan diameter kumparan yang sama, memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan yang lebih besar akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan LVDT dengan diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih
  • 10. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491 179 panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh adalah 0,01609 V/mm untuk LVDT yang jumlah lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya 380 lilitan, diameter kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm. LVDT ini memiliki rentang pengukuran dari 0 hingga 90 mm. Repeatability dan hysteresis sensor LVDT yang menggunakan inti besi dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm. DAFTAR PUSTAKA Al-Sharif, L., Kilani, M., Taifour, S., Issa, A. J., Al-Qiasi, E., Eleiwi, F.A., dan Kamal, O.N., 2011, Linear Variable Differential Transformer Design and Verification Using MATLAB and Finite Element Analysis, http://www.intechopen.com/books/matlab-for- engineers-applications-in-control-electrical-engineering-it-androbotics/ Buchla, D., dan McLachlan, W., 1992, Applied Electronic Instrumentation And Measurement, Macmillan Publishing Company, USA. Donny, S., 2007, Sistem Monitoring Level Tangki Spbu Dan Detektor Kadar Air Dalam Bahan Bakar Berbasis Mikrokontroller, Proyek Akhir, D3 Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya. Fitriani, N., 2012, Pengukuran Koefisien Muai Panjang Dengan Menggunakan LVDT, Tesis, Fisika FMIPA, Universitas Jember. Fraden, J., 2004, Handbook of Modern Sensors, Springer-Verlag New York, Inc., New York Henky, S., 2004, Perancangan dan Pembuatan LVDT, Tesis,Teknik Fisika ITB, Bandung. Tipler, A.P, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.