1. 1
PI
Pi merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Darren Aronofsky dengan
kontras tinggi hitam dan putih. Film ini dibintangi oleh Maximillian Cohen (Sean
Gullette), Sol Robenson (Mark Margolis), Lenny Meyer (Ben Shenkman) , Marcy
Dawson (Pamela Hart), Rabbi Cohen (Stephan Pearlman), Devi (Samia Shoaib)
Film ini bercerita tentang bernama Max Cohen yang diperankan oleh Sean
Gullette, dia merupakan seorang jenius dibidang matematika yang terobsesi akan sebuah
teori yang menyatakan bahwa semua hal di alam semesta ini dapat dihubungkan dengan
angka-angka dan rumus matematika, dan jika menulis bilangan dalam sistem apapun pola
akan muncul. Dia sangat jenius, dia bisa menghitung perkalian dan pembagian tiga digit
angka tanpa menggunakan calculator dan hanya dalam waktu beberapa detik saja. Saking
paranoidnya dengan angka-angka dan perhitungan, Max selalu dapat menghitung cepat
tanpa bantuan alat. Berapa 322 dikali 491? Langsung: 158.102! Berapa 73 dibagi 22?
2. 2
Segera: 3.181818181…! Dan segala macam perhitungan itu mampu ia bereskan hanya
dalam waktu.. 3 detik! Jadilah kemampuan itu semacam kutukan baginya. Apapun selalu
dipikirkannya-dihitung, dicatat, dicari pola-pola di balik semuanya: termasuk proporsi
organ manusia, rimbunnya dedaunan, rumah keong, hingga lekuk-lekuk asap rokok.
Kebiasaan ganjilnya itu muncul karena ia percaya satu hal: bahwa di belakang semua
fenomena alam semesta ini, pastilah bersembunyi pola yang mengaturnya, pola yang bisa
dicari melalui angka.
Tapi dibalik kejeniusan itu Max adalah orang yang tersiksa. Dia sering
menderita sebuah serangan sakit kepala yang luar biasa yang seringkali mengantarkan
Max pada sebuah halusinasi. Max juga bukan orang yang pandai dan suka bersosialisasi.
Dia hanya betah mengutak-atik angka-angka lewat super komputer yang dia rakit di
kamarnya.
Saat dia masih kecil, dia dilarang keluar rumah dan menatap matahari oleh
ibunya, tapi suatu hari, dia melakukan itu, dan dia mengalami pengerutan pupil mata yang
mengakibatkan dia tidak bias melihat, dan menjalani operasi sampai akhirnya bias
melihat cahaya kembali.
Max yang makin yakin bahwa jika alam semesta memiliki pola dan keteraturan
maka hal-hal didalamnya juga pasti memiliki pola berusaha menebak arah pasar saham
dengan menggunakan angka-angka tersebut. Sampai komputer Max justru memunculkan
angka berjumlah 216 digit yang tidak beraturan. Max yang awalnya mengira itu adalah
akibat kerusakan komputernya terkejut saat mengetahui angka-angka tersebut sama
dengan hasil pasar saham yang keluar esok harinya. Kemampuan Max yang sanggup
memprediksi angka-angka tersebut membuatnya diperebutkan dua pihak. Yang pertama
adalah sekumpulan pemain Wall Street yang meminta bantuan Max supaya bisa
mengontrol arah saham, dan yang satu lagi adalah sekelompk Rahib Yahudi yang
meyakini bahwa 216 digit angka tersebut adalah sebuah kode dan pesan dari Tuhan.
Pertanyaan-pertanyaan yang menyesaki benaknya makin berpacu ketika Max
mendengar cerita dari Sol Robeson, seorang pria tua pensiunan peneliti matematika
sekaligus mentornya, tentang misteri di balik rumus Pi (alias Π, 22/7 atau 3,14) dalam
lingkaran. Rasa penasaran Max berujung pada pertanyaan praktis: jika alam semesta
memiliki pola, bisa jadi pasar saham pun memiliki pola. Mungkin berpola rumus
Pythagoras, Archimedes, deret Fibonacci, golden ratio, atau malah pola temuannya
sendiri. Dalam perjalanannya, Max mulai menyadari betapa pola-pola itu bisa berarti
banyak bagi beberapa pihak.
3. 3
Kita kemudian dihantar betapa Max bertolak belakang dengan tetangga
apartemennya. Seorang gadis latin tetangga sebelahnya malah kadang membuat Max
pusing karena suara ‘hubungan’nya dengan pacarnya mengganggu konsentrasinya. Max
tiap pagi menyaksikan beberapa tetangganya beryoga, sedangkan dia buru-buru ke kedai
kopi, bukan untuk istrirahat, malah semakin memikirkan angka-angka yang ditampakkan
komputernya.
Dengan keragaman sudut pandang tersebut, pikiran bias ditarik pada berbagai
kemungkinan cara pandang. Bertanya-tanya manakah yang lebih benar bisa jadi melintasi
benak setiap orang yang mau berpikir, meski semua itu tak sepenuhnya bisa ditemukan
dan dibenarkan. Pertanyaan sederhana yang selalu muncul pada setiap era adalah apakah
kebenaran dapat dicari, atau hanya dapat didekati saja? Atau bahkan lebih mendasar lagi,
apakah memang harus dicari?
Apa kaitannya film ini dengan matematika? Ketidakteraturan. Ketidakteraturan
tersebut dikarenakan Adanya gangguan dalam isi pikiran berupa pikiran, perasaan,
tindakannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Max sering mendengar suara-suara yg
menyuruhnya untuk lari, sembunyi dari orang-orang yang seolah-olah akan menyakitinya.
Ketidakteraturan itu juga telah ditemukan Max Cohen, seorang ahli matematika yang
mencoba membuat pola dari pasar saham yang dia pantau setiap hari dari komputernya
menggunakan pola pi. Sebagaimana kita tahu, Pi adalah rumusan yang telah dibuat oleh
para ahli matematika untuk menghitung keliling maupun isi lingkaran. Kita yang belajar
matematika sekadarnya hanya memakai dua angka setelah koma.
Keunggulan film ini menurut penulis adalah film ini setengah masuk akal dalam
hal fisika modern dan matematika. Apa numerologi abad yang lalu sekarang kini telah
disederhanakan menjadi sangat, masalah yang sangat luas. Teori chaos mencari pola di
mana akal sehat mengatakan tidak ada. Sebuah komputer mungkin dapat memberikan
jawaban untuk apa-apa, jika itu cukup kuat, dan memiliki semua data. Tentu saja, Anda
mungkin perlu sebuah komputer ukuran alam semesta dan mengandung segala
isinya. Coba pahamilah bahwa kebanyakan ilmu yang hari ini ada adalah
kesepakatan para ahli. Misalnya nama virus yang menyebabkan flu, bukankah itu
kesepakatan ahli? Misalnya lagi nilai penggunaan nama sinus, cosinus dan tangen,
bukankah itu kesepakatan? Misalnya lagi, penamaan IUPAC pada pelajaran kimia
(2,3 dietil iso butil heksodiena), bukankah itu kesepakatan? Jadi santai sajalah!
4. 4
Apa yang ingin kau pelajari bukan sesuatu yang sulit. Kau hanya harus
mengetahui hasil kesepakatan mereka
Namun, dimana ada keunggulan pasti ada kekurangan yaitu Film ini jauh
lebih serius. Film ini pun saya kira-kira minim budjet karena warnanya pun hitam
putih, dengan kualitas visual yang tidak terlalu bagus,justru yang luar biasa adalah
kamera dengan pengambilan gambar tak teratur dan keterangan waktu yang
kadang maju-mundur tanpa menjelaskan kronologi ataupun latar belakang
kejadian, membuat sebagian penonton harus ekstra berpikir untuk memahami
cerita.
Dalam sebuah film atau cerita tentu selalu ada amanat yang ingin
disampaikan dari si pembuat film. Menurut penulis, pesan dari film ini yang
berkaitan dengan matematika adalah jangan pernah mencoba untuk menyerah
dalam mengerjakan soal karna seorang yang menyerah berakhir dengan kematian
yang sangat menyesalkan, tetapi ketika kita terus berjuang meskipun dengan
penyakit dan rasa pusing yang amat sangat ketika mengerjakan soal itu,
percayalah bahwa akan ada yang kita temukan meskipun belum sesuai setidaknya
kita tidak akan berakhir dengan penyesalan. Selain itu, film ini juga mengajarkan
tentang perjuangan orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk
memikirrkan sebuah pola. Keteguhan hati seorang ilmuwan juga sangat terlihat,
Mungkin sudah menjadi suratan takdir bagi seorang penemu, di mana gagasan
yang muncul darinya seringkali menghadapi benturan, sebagaimana sejarah telah
mencatat pemikiran-pemikiran Leonardo da Vinci dan Galileo yang ditentang
pihak gereja. Sementara di film ini, gagasan brilian nan absurd Max Cohen
mendapati benturan dari dirinya sendiri, juga pihak-pihak yang menginginkan isi
kepalanya. Benturan-benturan inilah yang pada akhirnya menguji mana yang lebih
kuat: ketajaman gagasan, atau keteguhan hati.
Film pi ini sangat direkomendasikan bagi kalian matematikawan pecinta
film dengan genre penuh teka teki yang lebih menonjol saat max mengalami
halusinasi. tentunya tidak selalu berkutat dengan hal-hal yang serba matematis,
rumit, dan terkadang membingungkan.