Dokumen tersebut membahas tentang gerakan sekutu patologis dan cara pemeriksaannya. Gerakan sekutu patologis dapat timbul pada anggota gerak yang paretik ketika melakukan gerakan voluntari tertentu, dan merupakan ciri khas paresis akibat lesi di sistem piramidal. Dokumen tersebut menjelaskan 14 tanda gerakan sekutu patologis yang dapat digunakan untuk memeriksa dan mendiagnosis kelumpuhan
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
PR dr. Herlina.docx
1. GERAKAN SEKUTU PATOLOGIK DAN CARA PEMERIKSAANNYA
Gerakan sekutu patologik dapat timbul pada anggota gerak yang paretik pada waktu gerakan
voluntar tertentu dilakukan. Dengan demikian gerakan sekutu patologik dapat dianggap sebagai
gerakan reflektorik pada anggota gerak yang paretik yang timbul akibat stimulasi otot-otot tertentu
yang normal secara voluntar. Fenomena ini merupakan ciri khas bagi paresis karena lesi di susunan
piramidal, terutama jika kelumpuhan UMN ringan sekali. Adapun gerakan sekutu abnormal itu
ialah:
1. Gerakan sekutu pada jari-jari di sisi kontralateralnya yang bersifat identik. Pasien
diminta untuk meremas jari-jari si pemeriksa dengan tangan yang sehatnya. Pada
waktu pasien melaksanakan perintah itu, jari-jari lengan yang paretik UMN ikut
melakukan gerakan meremas (gambar 180A dan 180B).
Gambar 180A
Tangan paretik UMN ringan meremas tangan pemeriksa,
tangan pasien yang sehat tidak mengikuti gerakan yang
dilakukan tangan lainnya.
Gambar 180B
Tangan yang paretik UMN ringan mengikuti gerakan yang
sedang dilakukan oleh tangan yang sehat.
2. Tanda Sterling. Tanda ini dapat disaksikan pada hemiparesis ringan akibat lesi di
susunan piramidal. Pasien disuruh mengaduksikan lengan yang sehat melawan tahanan
yang dilakukan oleh si pemeriksa. Tanda Sterling berupa ikut beraduksinya lengan
yang paretik pada waktu pasien melaksanakan perintah tersebut di atas.
3. Tanda tungkai Raimiste. Tanda ini adalah homolog dengan tanda Sterling. Cara
membangkitkannya ialah sebagai berikut. Pasien diperiksa dalam posisi berbaring
dengan kedua tungkainya berabduksi. Kemudian pasien disuruh mengaduksikan
tungkai yang sehatnya melawan tahanan yang dilakukan oleh si pemeriksa. Tanda
2. Reimiste adalah positif kalau tungkai lainnya ikut beraduksi pada waktu pasien
melaksanakan perintah tersebut di atas (gambar 181).
Tanda Reimiste yang positif berarti bahwa pada tungkainya yang ikut beraduksi itu
adalah paretik UMN ringan.
Gambar 181
Gerakan sekutu pada aduksi tungkai
Apabila kelumpuhan UMN ringan sekali dan tanda-tanda kelumpuhan piramidal lainnya
tidak didapat, maka adanya gerakan sekutu abnormal tersebut di atas merupakan pegangan yang
cukup kuat untuk tokh menetapkan adanya kelumpuhan UMN ringan. Kemantapan akan lebih
besar lagi apabila di samping gerakan sekutu abnormal tersebut di atas bisa dilengkapi oleh gerakan
sekutu abnormal lain-lainnya yaitu:
4. Tanda ibu jari menurut Wartenberg.
Bila tidak ada paresis UMN, maka ibu jari akan ikut menekuk apabila jari-jari
tangan lainnya melakukan penarikan sekuat-kuatnya (gambar 182). Bilamana ibu jari
itu tidak ikut menekuk, melainkan tinggal pasif lurus saja, maka tangan yang
bersangkutan harus di anggap sudah memperlihatkan tanda gangguan di susunan
piramidal kontralateralnya.
A.Nonnal B. Leri UMN
Gambar 182
A. Gerakan ibu jari tangan yang normal.
B. Sikap ibu jari abnormal karena lesi UMN.
3. 5. Tanda pronator menurut Strumpell.
Lengan yang sehat dapat melakukan fleksi maksimal di sendi siku sehingga
tangan tiba di bahu dengan telapak tangan menghadap ke bahu. Tetapi lengan yang
paretik UMN ringan sekali tidak dapat melakukan gerakan tersebut, melainkan
memfleksikan lengan di sendi siku secara maksimal dengan mempronasikan lengan
bawahnya, sehingga tangan menghadap ke bahu tidak dengan telapak tangannya tetapi
dengan dorsum manusnya (gambar 145).
6. Tanda radialis menurut Strumpell.
Tangan yang sehat dapat mengepal tanpa melakukan dorsofleksi di sendi
pergelangan. Tetapi dengan adanya lesi di susunan piramidal, tangan pada sisi
kontralateral dapat mengepal hanya dengan melakukan dorsofleksi secara reflektorik
(gambar 183). Tanda ini harus diungkapkan dengan pemeriksaan kedua tangan secara
simultan dan banding, sehingga perbedaannya menonjol.
Gambar 183
Tanda radialis menurul Strumpell.
7. Respons fleksi lengan.
Jika orang sehat melakukan gerakan untuk berjongkok, maka kedua lengannya bersikap
lurus. Pasien dengan hemiparesis UMN yang ringan sekali akan memfleksikan lengan
yang paretiknya sewaktu ia melakukan gerakan untuk berjongkok (gambar 184).
4. Gambar 184
Respon fleksi lengan.
Gambar 185
Refleks ekstensor lengan paretik
A. Orang sehat.
B. Orang hemiparetik kanan ringan
5. 8. Refleks ekstensor.
Orang sehat yang disuruh membungkuk akan melaksanakan perintah itu dengan
gerakan sekutu pada lengan yang berupa fleksi ringan di sendi siku. Tetapi pasien
dengan hemiparesis UMN ringan, melakukan gerakan yang diperintahkan itu dengan
meluruskan lengan yang paretik (gambar 185).
9. Tanda jari menurut Souques.
Jika lengan yang paretik UMN ringan berelevasi dalam sikap lurus, maka jari-
jari tangan itu akan melakukan abduksi dan hiperekstensi secara reflektorik (gambar
186).
Gambar 186
Tanda jari menurut Souques
Gambar 187
Tanda fleksi paha-badan menurut Babinski.
6. 10. Tanda fleksi paha-badan menurut Babinski
Orang sehat yang berbaring telentang dengan kedua tangannya ditempatkan di
atas perutnya dapat mengangkat badannya untuk duduk tanpa mengangkat tungkainya.
Tetapi orang hemiparetik ringan melakukan gerakan tersebut selalu dengan
mengangkat tungkai yang paretik juga (gambar 187).
11. Tanda ekstensi paha-badan.
Orang sehat yang duduk di tepi tempat tidur dengan kedua tungkainya
digantung, dapat merebahkan badannya di atas tempat tidur itu dengan kedua
tungkainya tetap digantung.· Tetapi orang hemiparetik UMN ringan dapat
melaksanakan gerakan tersebut hanya dengan mengangkat tungkai yang paretiknya,
sehingga tungkai yang paretik dan badan menjadi lurus (gambar 188).
7. 12. Tanda fleksi tungkai paretik di sendi lutut.
Orang yang sehat dapat membungkukkan badannya dengan kedua tungkainya
lurus. Tetapi seorang hemiparetik UMN ringan melaksanakan gerakan tersebut dengan
memfleksikan tungkai yang paretik itu di sendi lutut (gambar 189).
13. Tanda tibialis menurut Strumpell.
Orang sehat yang berbaring telentang dapat memfleksikan tungkainya di sensi
pinggul dan lutut tanpa mendorsofleksikan kakinya. Tetapi seorang hamiparetik UMN
ringan melakukan gerakan tersebut dengan mendorsofleksikan kaki yang terkena.
8. 14. Tanda Marie-Foix
Jika ibu jari kaki yang paretik UMN ringan difleksikan secara maksimal, maka
kaki itu akan berdorsofleksi, tungkai bawah berfleksi di lutut dan tungkai atas berfleksi
di panggul.