ANALISIS STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL.pptx
1. ANALISIS STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL
Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan Kakek Korban
Terlibat
DIBUAT OLEH : NANDA YUDA MANDALIKA XII MIPA 5
2. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Seorang ibu berinisial N (43) diduga membuang anaknya dengan kondisi tangan terikat
hingga meninggal di saluran irigasi di Indramayu, Jabar. Paman dan kakek korban turut terlibat.
INDRAMAYU, KOMPAS — Seorang ibu berinisial N (43) diduga membuang anaknya, MR
(13), dengan kondisi tangan terikat hingga meninggal di saluran irigasi di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Paman dan kakek korban turut terlibat dalam kasus ini. Peristiwa ini
menambah panjang kasus pembunuhan yang pelakunya masih keluarga korban.
Kepala Kepolisian Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar mengatakan,
pengungkapan kasus itu bermula ketika warga menemukan mayat anak laki-laki di saluran irigasi
Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Indramayu, Rabu (4/10/2023) pukul 09.00. Korban
ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kedua tangannya terikat dan beberapa bagian
tubuhnya terluka.
3. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Jajaran Kepolisian Sektor Anjatan yang menerima laporan itu langsung mengecek tempat
kejadian perkara (TKP). Dari olah TKP, polisi mengidentifikasi korban adalah MR, warga Desa
Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jabar. Polres Indramayu bersama
Polres Subang pun menyelidiki kasus itu dengan mendatangi rumah keluarga korban.
Dari penelusuran itu, korban diketahui tidak tinggal bersama keluarganya dan hidup
menggelandang. Pada Selasa (3/10/2023) malam, sejumlah warga masih sempat memberi
makan pada MR. Namun, menurut keterangan N, ibu korban, MR sempat menyelinap masuk
ke rumah melalui atap sekitar pukul 22.00.
4. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Saat itu, kakek korban yang berinisial W (70) menegur MR. ”Tetapi, korban memukul
kakeknya. Kakeknya juga memukul korban dengan menggunakan gergaji dan tongkat,” ucap
Fahri, Jumat (6/10/2023). Korban yang kesakitan lalu memanggil ibunya. Alih-alih menolong
anaknya, N malah membanting korban ke dipan, lalu menindihnya. Ibu rumah tangga itu lalu
menelepon S (24), adiknya yang juga paman korban, untuk datang ke rumah.
”S lalu mengikat kedua tangan korban dan membawanya ke dapur. Setelah itu, ibu korban
meminjam sepeda motor ke tetangga. Ibunya berpikir untuk membawa korban ke bapaknya di
Bongas (Indramayu),” kata Fahri. Berdasarkan penelusuran polisi, N sudah bercerai dengan
suaminya sekitar sembilan tahun lalu saat MR masih berusia 4 tahun.
5. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Dengan tangan terikat dan luka di sejumlah bagian tubuh, MR jongkok di bagian depan
sepeda motor yang dikendarai N. ”Dalam perjalanan, N berubah pikiran. Ia khawatir mantan
suaminya marah karena membawa korban dalam kondisi begitu (terluka). Akhirnya, dia
membuang korban ke aliran irigasi. Mayat korban ditemukan keesokan harinya,” ujar Fahri.
Berdasarkan keterangan N, korban masih hidup sebelum dibuang dan tenggelam di saluran
irigasi. Hasil otopsi menunjukkan, terdapat banyak pasir yang masuk ke saluran pernapasan
korban. Selain pengakuan N, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti, seperti bercak
darah di rumah tersangka, tongkat, serta gergaji, yang mengarah pada N, W, dan S.
6. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Polisi pun telah menahan ketiga tersangka. Adapun motif pembunuhan terhadap
anak putus sekolah itu masih dalam penyidikan polisi. ”Menurut keterangan N, korban
ini sering membuat masalah. Tetapi, kejadian saat itu spontan karena korban memukul
kakeknya. Ini membuat geram tersangka. Nanti kami akan dalami apakah anaknya
sering disiksa atau tidak,” kata Fahri.
Akhirnya, dia membuang korban ke aliran irigasi. Mayat korban ditemukan
keesokan harinya.
.
7. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Polisi juga berencana memeriksa kondisi psikologi tersangka N. Penyidikan kasus ini turut
melibatkan Polres Subang dan Kepolisian Daerah Jabar.
Para tersangka dikenai sejumlah pasal di Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak serta UU
No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Ancaman hukuman untuk
para pelaku adalah maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 15 miliar.
Peristiwa ini menambah panjang kasus pembunuhan yang korban dan pelakunya masih satu
keluarga. Pertengahan tahun 2021, misalnya, warga digegerkan dengan penemuan mayat di
Sungai Prawira, Kecamatan Balongan, Indramayu. Korban adalah MYK (7), siswa sekolah dasar
dari Karangampel yang sebelumnya dilaporkan hilang.
8. Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan
Kakek Korban Terlibat
Polisi pun menyelidiki kasus temuan mayat itu. Polisi akhirnya mengungkap bahwa jenazah
anak laki-laki itu merupakan korban pembunuhan. Pelakunya adalah S, pria pengangguran yang
mengaku telah diperintah oleh SA, ibu tiri korban. Saat itu, SA mengiming-imingi S sebotol
minuman keras agar menghilangkan nyawa anak tirinya. SA berdalih, MYK sulit diatur.
Asih Widiyowati, pendiri Umah Ramah, lembaga yang fokus pada isu perempuan dan anak,
menilai, pembunuhan yang melibatkan keluarga korban menunjukkan rentannya anak
mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Perilaku itu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa
pun. ”Tetapi, penyebabnya harus ditelurusi, bisa karena masalah ekonomi sampai pengasuhan,”
katanya.
9. ANALISIS STRUKTUR TEKS EDITORIAL
Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan Kakek Korban
Terlibat
10. TESIS
Seorang ibu berinisial N (43) diduga membuang anaknya dengan kondisi tangan terikat hingga
meninggal di saluran irigasi di Indramayu, Jabar. Paman dan kakek korban turut terlibat.
INDRAMAYU, KOMPAS — Seorang ibu berinisial N (43) diduga membuang anaknya, MR
(13), dengan kondisi tangan terikat hingga meninggal di saluran irigasi di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Paman dan kakek korban turut terlibat dalam kasus ini. Peristiwa ini
menambah panjang kasus pembunuhan yang pelakunya masih keluarga korban.
Kepala Kepolisian Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar mengatakan,
pengungkapan kasus itu bermula ketika warga menemukan mayat anak laki-laki di saluran irigasi
Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Indramayu, Rabu (4/10/2023) pukul 09.00. Korban
ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kedua tangannya terikat dan beberapa bagian
tubuhnya terluka.
11. TESIS
Jajaran Kepolisian Sektor Anjatan yang menerima laporan itu langsung mengecek tempat
kejadian perkara (TKP). Dari olah TKP, polisi mengidentifikasi korban adalah MR, warga Desa
Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jabar. Polres Indramayu bersama
Polres Subang pun menyelidiki kasus itu dengan mendatangi rumah keluarga korban.
12. RANGKAIAN ARGUMEN
Dari penelusuran itu, korban diketahui tidak tinggal bersama keluarganya dan hidup
menggelandang. Pada Selasa (3/10/2023) malam, sejumlah warga masih sempat memberi
makan pada MR. Namun, menurut keterangan N, ibu korban, MR sempat menyelinap masuk
ke rumah melalui atap sekitar pukul 22.00.
Saat itu, kakek korban yang berinisial W (70) menegur MR. ”Tetapi, korban memukul kakeknya.
Kakeknya juga memukul korban dengan menggunakan gergaji dan tongkat,” ucap Fahri, Jumat
(6/10/2023). Korban yang kesakitan lalu memanggil ibunya. Alih-alih menolong anaknya, N
malah membanting korban ke dipan, lalu menindihnya. Ibu rumah tangga itu lalu menelepon S
(24), adiknya yang juga paman korban, untuk datang ke rumah.
13. RANGKAIAN ARGUMEN
”S lalu mengikat kedua tangan korban dan membawanya ke dapur. Setelah itu, ibu korban
meminjam sepeda motor ke tetangga. Ibunya berpikir untuk membawa korban ke bapaknya di
Bongas (Indramayu),” kata Fahri. Berdasarkan penelusuran polisi, N sudah bercerai dengan
suaminya sekitar sembilan tahun lalu saat MR masih berusia 4 tahun.
Dengan tangan terikat dan luka di sejumlah bagian tubuh, MR jongkok di bagian depan sepeda
motor yang dikendarai N. ”Dalam perjalanan, N berubah pikiran. Ia khawatir mantan suaminya
marah karena membawa korban dalam kondisi begitu (terluka). Akhirnya, dia membuang
korban ke aliran irigasi. Mayat korban ditemukan keesokan harinya,” ujar Fahri.
14. RANGKAIAN ARGUMEN
Berdasarkan keterangan N, korban masih hidup sebelum dibuang dan tenggelam di saluran
irigasi. Hasil otopsi menunjukkan, terdapat banyak pasir yang masuk ke saluran pernapasan
korban. Selain pengakuan N, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti, seperti bercak
darah di rumah tersangka, tongkat, serta gergaji, yang mengarah pada N, W, dan S.
Polisi pun telah menahan ketiga tersangka. Adapun motif pembunuhan terhadap anak putus
sekolah itu masih dalam penyidikan polisi. ”Menurut keterangan N, korban ini sering membuat
masalah. Tetapi, kejadian saat itu spontan karena korban memukul kakeknya. Ini membuat
geram tersangka. Nanti kami akan dalami apakah anaknya sering disiksa atau tidak,” kata Fahri.
Akhirnya, dia membuang korban ke aliran irigasi. Mayat korban ditemukan keesokan
harinya.
15. PENEGASAN ULANG
Polisi juga berencana memeriksa kondisi psikologi tersangka N. Penyidikan kasus ini turut
melibatkan Polres Subang dan Kepolisian Daerah Jabar.
Para tersangka dikenai sejumlah pasal di Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak serta UU
No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Ancaman hukuman untuk
para pelaku adalah maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 15 miliar.
Peristiwa ini menambah panjang kasus pembunuhan yang korban dan pelakunya masih satu
keluarga. Pertengahan tahun 2021, misalnya, warga digegerkan dengan penemuan mayat di
Sungai Prawira, Kecamatan Balongan, Indramayu. Korban adalah MYK (7), siswa sekolah dasar
dari Karangampel yang sebelumnya dilaporkan hilang.
16. PENEGASAN ULANG
Polisi pun menyelidiki kasus temuan mayat itu. Polisi akhirnya mengungkap bahwa
jenazah anak laki-laki itu merupakan korban pembunuhan. Pelakunya adalah S, pria
pengangguran yang mengaku telah diperintah oleh SA, ibu tiri korban. Saat itu, SA
mengiming-imingi S sebotol minuman keras agar menghilangkan nyawa anak tirinya.
SA berdalih, MYK sulit diatur.
Asih Widiyowati, pendiri Umah Ramah, lembaga yang fokus pada isu perempuan dan
anak, menilai, pembunuhan yang melibatkan keluarga korban menunjukkan rentannya
anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Perilaku itu tidak bisa dibenarkan
dengan alasan apa pun. ”Tetapi, penyebabnya harus ditelurusi, bisa karena masalah
ekonomi sampai pengasuhan,” katanya.
17. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL
Ibu Bunuh Anaknya di Indramayu, Paman dan Kakek Korban
Terlibat
18. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS
• 1. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkaitan dengan topik
yang dibahas. Contohnya seperti penelusuran dan sebagainya.
• 2. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi.
Contohnya, sebab, jika, karena, akibatnya, dengan demikian, oleh karena itu.
• 3. Bisa juga menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis
(keterangan waktu) atau kata-kata yang menyatakan perbandingan atau
pertentangan. Contohnya, pada akhirnya, namun, sebelum itu, kemudian, sebaliknya,
berbeda halnya.
• 4. Menggunakan kata kerja mental. Contohnya, diharapkan, memperkirakan,
memprihatinkan, mengagumkan, menyimpulkan, menduga, berasumsi, berpendapat.
19. KAIDAH KEBASAAN TEKS
• 5. Menggunakan kata-kata rujukan, seperti berdasarkan data…, merujuk
pada pendapat…
• 6. Menggunakan Kata – kata persuasif, seperti sebaiknya, diharapkan, perlu,
hendaklah, harus.
• 7. Menggunakan kata-kata denotatif, yaitu kata yang bermakna
sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun penambahan
makna.