SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 1
PEMERIKSAAN
LAPORAN KEUANGAN
(FINANCIAL AUDITING)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 2
Modul 1
Pendahuluan
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 3
Finansial
Operasi /
Produksi
Pengadaan
(Procurement)
Pemasaran
(Marketing)
Finansial
Input Prosesing / Teknologi Ouput
Produk /
Jasa
Bahan Baku
SDM
Aktiva Tetap
Lain-lain
Fungsi Alur Bawah Proses Bisnis Internal Fungsi Alur Atas
Skema Rantai Nilai Usaha (Business Value Chain)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 4
Gambar 1. Siklus
SIA
TRANSAKSI EKONOMI
Siklus
Pendapatan
Siklus
Pengeluaran
Siklus
Operasi
Siklus
Keuangan
LAPORAN
KEUANGAN
Gambar. Siklus SIA
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 5
Figure 2. Accounting Information System
Figure3. Financial Auditing
Economic
Events
Financial
Statement
Accounting
Cycle
Financial
Statement
Audit Program
(Tahapan Proses
Audit)
Audit
Report
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 6
AUDITING dan
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PENGERTIAN AUDITING
Konrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai “
suatu objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan
tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 7
Menurut Arens and Beaslev (2003):
Auditing is the accumulation and
evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of
correspondence between the information
and established criteria. Auditing should
be done by a competent, independent
person
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 8
Menurut Agoes (2004):
Auditing adalah : “ Suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 9
Beberapa hal penting dari definisi di atas :
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas. Catatan pembukuan
terdiri dari buku harian, buku besar, dan buku
pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti
penerimaan kas dan pengeluaran kas, faktur
penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen
lain yang perlu diperiksa antara lain notulen rapat
direksi dan pemegang saham, akte pendirian,
kontrak, perjanjian kredit dan lain-lain.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 10
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.
Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman pada
SPAP (di Amerika GAAS).
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus
dipimpin oleh seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai ijin
praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana
pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan berkeahlian di
bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan
akuntansi.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik
harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan
dimulai dengan membuat AUDIT PLAN yang memuat kapan
pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus selesai,
berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah yang
diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan
perpajakan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 11
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang
independen, yaitu akuntan publik.
Independen berarti tidak mempunyai kepentingan
tertentu di perusahaan tersebut (Misal sebagai
pemegang saham, direksi) atau mempunyai
hubungan khusus (Misal keluarga dari pemegang
saham, direksi).
Akuntan publik harus independen karena sebagai
orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja
secara objektif, tidak memihak dan melaporkan
apa adanya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 12
4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun
berdasarkan PABU (di Indonesia: SAK, di Amerika:
GAAP), diterapkan secara konsisten, dan tidak
mengandung kesalahan yang material.
Akuntan publik tidak menyatakan bahwa laporan
keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya
dilakukan secara sampling, sehingga mungkin saja
terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi
jumlahnya tidak material sehingga tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 13
ETIKA PROFESI / JABATAN
 Perlunya Etika Profesional bagi
organisasi profesi
 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
 Akuntan publik dan Auditor
Independen
 Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 14
Perlunya Etika Profesional bagi
Organisasi Profesi
Setiap profesi yang menyediakan jasanya
kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang
dilayaninya. Kepercayaan masyarakat
terhadap mutu jasa akuntan publik akan
menjadi leibh tinggi jika profesi tersebut
menerapkan standar mutu tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan profesional yang
dilakukan oleh anggota profesinya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 15
Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia)
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi
untuk mengatur perilaku anggotanya dalam
menjalankan praktek profesinya bagi
masyarakat. Etika profesional bagi praktek
akuntan di Indonesia disebut dengan istilah
kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi
akuntan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 16
Akuntan Publik dan Auditor
Independen
Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan
jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat
berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat
menyediakan jasa: (1) audit atas laporan historis, (2)
atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi
lain, (3) jasa akuntansi dan review, (4) jasa konsultasi.
Perlu dibedakan istilah akuntan publik dan auditor
independen.
Akuntan publik menyediakan berbagai jasa yang diatur
SPAP (auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa
akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa audit
atas dasar standar auditing yang tercantum pada SPAP.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 17
Perbedaan Akuntan Publik, Auditor dan Praktisi
ditinjau dari perannya masing-masing dalam
Kantor Akuntan Publik
Tipe Akuntan
Praktisi
Jasa Pemeriksaan,
Jasa Akt & review, jasa
konsultasi
Jasa Audit atas
Lap Keu Historis
Auditor
Tipe Akuntan
Jenis jasa yang
dihasilkan
Tipe Akuntan
Publik
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 18
Rerangka Kode Etik Akuntan
Indonesia
Kode Etik IAI ada 4 bagian :
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi Aturan Etika
4. Tanya Jawab
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 19
TUJUAN AUDITING
 Tujuan Audit
 Asersi Manajemen dalam Laporan
Keuangan
 Asersi Manajemen dan Tujuan
Audit
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 20
 TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan
asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 21
 ASERSI MANAJEMEN DALAM
LAPORAN KEUANGAN
Asersi (Assertions) adalah pernyataan
manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan.
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit
atau eksplisit.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 22
Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ tanggal 31 Desember
2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300.
Dalam melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat
dua asersi eksplisit berikut ini :
1. Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2020
2. Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp 23.456.987.300
Selain dua asersi eksplisit tsb, manajemen juga membuat asersi
implisit berikut ini :
1. Bahwa semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan dalam
jumlah tsb
2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada
tanggal 31 Desember 2020 tsb
3. Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang
dilaporkan tsb
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 23
Asersi manajemen dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Keberadaan atau keterjadian (existence or
occurrence)
2. Kelengkapan (completeness)
3. Hak dan kewajiban (rights and obligation)
4. Penilaian (valuation) atau alokasi
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 24
Asersi Keberadaan dan Keterjadian
(Existence or occurrence)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal
tertentu dan apakah transaksi yang dicatat
telah terjadi selama periode tertentu.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 25
Asersi Kelengkapan (Completeness)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
semua transaksi dan rekening yang
seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 26
Asersi Hak dan Kewajiban
(Rights and Obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
aktiva merupakan hak perusahaan dan
hutang merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 27
Asersi Penilaian (Alokasi)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
komponen-komponen aktiva, kewajiban,
pendapatan dan biaya sudah dicantumkan
dalam laporan keuangan dalam jumlah
yang semestinya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 28
Asersi Penyajian dan
Pengungkapan (Presentation
and Disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
komponen-komponen tertentu laporan
keuangan diklasifikasikan, dijelaskan,
dan diungkapkan semestinya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 29
 ASERSI MANAJEMEN DAN
TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan
integritas berbagai asersi manajemen yang
terkandung dalam laporan keuangan.
Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum
audit dapat digambarkan sebagai berikut :
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 30
Tabel hubungan asersi manajemen dan tujuan umum audit
Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit
Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada
tanggal tertentu, dan transaksi
pendapatan dan biaya terjadi dalam
periode tertentu
Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening
yang seharusnya telah disajikan dalam
laporan keuangan
Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang
adalah kewajiban entitas pada tanggal
tertentu
Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan
dan biaya telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang
semestinya
Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan
keuangan telah digolongkan,
digambarkan, dan diungkapkan secara
semestinya
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 31
Asersi Manajemen Tujuan Khusus Audit terhadap Kas
Keberadaan atau
keterjadian
Kas di bank, dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan
unsur kas lain yang disajikan sebagai kas dalam neraca ada pada
tanggal neraca
Kelengkapan Kas yangg disajikan dalam neraca mencakup semua dana kas kecil,
kas yang belum disetor ke bank, dan semua kas yang ada di tangan,
serta saldo kas yang ada di bank yang tidak dibatasi pemakaiannya
Hak dan Kewajiban Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas dimiliki oleh entitas
pada tanggal neraca
Penilaian atau alokasi •Semua unsur yang termasuk dalam kas telah dijumlah secara benar.
•Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas secara matematik benar dan
telah dibukukan dengan semestinya ke dalam akun buku besar yang
bersangkutan.
•Kas di tangan telah dihitung dengan benar.
•Kas di bank telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi.
Penyajian dan
pengungkapan
•Semua unsur yang dimasukkan kedalam kas tidak dibatasi
penggunaannya dan disediakan untuk operasi entitas.
•Pengungkapan yang diwajibkan telah dipenuhi.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 32
MODUL 2.
BUKTI PEMERIKSAAN
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 33
BUKTI PEMERIKSAAN
 Bukti Audit
 Kompetensi Bukti Audit
 Tipe Bukti Audit
 Prosedur Audit
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 34
 BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah segala informasi
yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam
laporan keuangan yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar
yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 35
 KOMPETENSI BUKTI AUDIT
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau
keandalan data akuntansi dan informasi penguat.
Kompetensi Data Akuntansi.
Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung
oleh efektivitas pengendalian intern.
Kompetensi Informasi Penguat
Dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini :
(1) Relevansi, (2) Sumber, (3) Ketepatan waktu, (4)
Objektivitas, dan (5) Cara perolehan bukti
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 36
 TIPE BUKTI AUDIT
Tipe bukti audit dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Tipe Data Akuntansi
a. Pengendalian Intern
b. Catatan Akuntansi
2. Tipe Informasi Penguat
a. Bukti Fisik
b. Bukti Dokumenter
c. Perhitungan
d. Bukti Lisan
e. Perbandingan dan Ratio
f. Bukti dari Spesialis
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 37
 PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor
meliputi :
(1) Inspeksi
(2) Pengamatan (observation)
(3) Permintaan keterangan (enquiry)
(4) Konfirmasi
(5) Penelusuran (tracing)
(6) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
(7) Penghitungan (counting)
(8) Scanning
(9) Pelaksanaan ulang (reperforming)
(10) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted
audit techniques)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 38
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
(AUDIT WORKING PAPERS)
•PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
•TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
•JENIS-JENIS KERTAS KERJA
•INDEKS KERTAS KERJA
•SUSUNAN KERTAS KERJA
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 39
PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang
di kumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan,
yang berasal :
1. Dari pihak client
2. Dari analisa yang di buat oleh auditor
3. Dari pihak ke tiga
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 40
TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
2. Sebagai bukti bahwa auditr telah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan standar profesional akuntan publik
3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak Pajak
b. Pihak Bank
c. Pihak Client
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim
audit ) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten
sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 41
JENIS-JENIS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan dalam:
a. Current file (Berkas tahun berjalan)
b. Permanent file (Berkas permanen)
c. Correspondence file (Berkas surat menyurat)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 42
INDEKS KERTAS KERJA
Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja:
1. Indeks angka
2. Indeks kombinasi angka dan huruf
3. Indeks angka berurutan
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 43
SUSUNAN KERTAS KERJA
1. Draft laporan audit (audit report)
2. Laporan keuangan auditan
3. Ringkasan informasi bagi reviewer
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh
klien
6. Ringkasan jurnal adjustment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 44
PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS
Hal yang harus di pertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan audit
Adalah :
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan
industri dimana satuan usaha tsb beroperasi di dalamnya.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tsb.
c. Metode yang di gunakan oleh satuan usaha tsb dalam mengolah
informasi akuntansi.
d. Penetapan tingkat resiko pengendalian yang di rencanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas umtuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungin memerlukan penyesuaian.
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan
pengujian audit.
h. Sifat laporan audit yang di harapkan akan di serahkan kepada
pemberi tugas.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 45
ISI AUDIT PLAN
1. Hal-hal mengenai client
2. Hal-hal yang mempengaruhi client
3. Rencana kerja auditor
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 46
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22
(SA329) sebagai Evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan
dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non
keunagan …. Meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
dengan ekspektasi auditor.
Terdapat lima jenis prosedur analitis :
1. Membandingkan data klien dengan industri
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode
sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh
klien
4. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh
auditor
5. Membandingkan data klien denga hasil perkiraan yang
menggunakan data non keuangan
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 47
MODUL 3.
MATERIALITAS dan
RISIKO AUDIT
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 48
MATERIALITAS dan RISIKO
AUDIT
 Materialitas
 Risiko Audit
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 49
PENGERTIAN MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya nilai yang
dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, dapat mengakibatkan
perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut,
karena adanya penghilangan atau salah saji
itu.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 50
Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak
mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi
yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus
menggunakan konsep materialitas dan konsep risiko audit
dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan.
Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji
yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr
agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh
besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan
auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan
keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 51
Materialitas dibagi menjadi 2 golongan :
1. Materialitas pada tingkat laporan
keuangan
2. Materialitas pada tingkat saldo akun
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 52
PENGERTIAN RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko yang terjadi
dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas suatu laporan keuangan
yangmengandung salah saji material.
Risiko audit digolongkan menjadi 2 :
1. Risiko audit keseluruhan
2. Risiko audit individual
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 53
Terdapat 3 unsur risiko audit:
1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo
akun atau golongan transaksi terhadap suatu
salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian
intern yang terkait.
2. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya
salah saji material dalam suatu asersi yang tidak
dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
3. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat
auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 54
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan
Bukti Audit
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan
risiko audit sebagai berikut:
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit
menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor
dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut: (a) menambah tingkat
materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan, (b) menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan, dan (c)
menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 55
MODUL 4.
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
(INTERNAL CONTROL STRUCTURE)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 56
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
(INTERNAL CONTROL STRUCTURE)
PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
HUBUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 57
PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur
yang di tetapkan untuk memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan
dapat di capai.
Struktur Pengendalian intern satuan usaha terdiri dari tiga
unsur:
a. Lingkungan pengendalian
b. Sistem akuntansi
c. Prosedur pengendalian
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 58
HUBUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
Jika struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah,
maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan
ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi
akuntan publik, hal tsb menimbulkan resiko yang besar,
dalam arti risiko untuk memberikan opini yang tidak sesuai
dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam
Melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak
Mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang
di berikannya.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 59
MODUL 5.
PROSES AUDIT
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 60
Ikhtisar Proses Audit
TAHAP I Perencanaan dan perancangan pendekatan Audit
Perencanaan Awal
Laksanakan prosedur
Analisis pendahuluan
Dapatkan informasi
mengenai latar belakang
Dapatkan informasi lain
Tentang kewajiban
hukum klien
Tentukan materialitas dan tetapkan
Risiko audit yang dapat diterima
dan risiko bawaan
Memahami struktur pengendalian
Intern dan menetapkan risiko pengendalian
Kembangkan rencana dan
Program audit menyeluruh
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 61
TAHAP II Pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif
atas transaksi
Merencanakan
untuk mengurangi
Tingkat risiko pengendalian
Yang ditetapkan
Lakukan pengujian atas Pengendalian
Lakukan pengujian subtantif atas transaksi
Tetapkan kemungkinan salah saji dalam
Laporan keuangan
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 62
TAHAP III Pelaksanaan prosedur analisis dan pengujian terinci
atas saldo
 Hasil :
Rendah Sedang
Tinggi atau
Tidak diketahui
Lakukan Prosedur analitis
Lakukan Pengujian terinci tambahan
Lakukan Pengujian atas pos pos kunci
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 63
TAHAP IV Penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit
Telaah kewajiban bersayar
Kumpulkan bahan bukti akhir
Telaah peristiwa kemudian
Evaluasi akhir
Terbitkan laporan audit
Bicarakan dengan komite
Audit dan manajemen
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 64
Begin
Plan
Audit Proses
Audit Planing
Asersi Inhernt Risk Kontrol Risk
Develop Subtantive
Program
Intern Audit
Phase
Final Audit
Phase
Audit Report
Disclaimer
Opinion
Advers
Opinion
Qualified
Opinion
Unqualified
Opinion
Report
Conduct
Perform Subtantive
Audit Test
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 65
MODUL 6
AUDIT KAS DAN BANK
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 66
DEFINISI (menurut SAK) :
 Kas adalah alat
pembayaran yang siap
dan bebas untuk
dipergunakan membiayai
kegiatan operasi
perusahaan.
 Bank adalah sisa rekening
giro perusahaan yang
bebas dipergunakan untuk
kegiatan operasi
perusahaan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 67
Sifat Kas dan Setara Kas :
 Harta lancar perusahaan yang
sangat likuid.
 Mudah untuk diselewengkan,
sehingga perlu pengendalian
intern yang baik.
 Merupakan terminal dari
seluruh siklus transaksi
perusahaan.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 68
Contoh Kas dan Setara Kas :
 Kas kecil (Pety cash)
 Check dan Giro yang akan
disetorkan
 Bon-bon sementara (IOU)
 Bon-bon kas kecil yang
belum direimbursed
 Saldo rekening giro di Bank
(rupiah dan mata uang
asing)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 69
Yang tidak dapat digolongkan sebagai Kas dan
Setara Kas :
 Deposito berjangka (time
deposit)
 Check mundur dan check
kosong
 Dana yang disisihkan untuk
tujuan tertentu (dana untuk
pelunasan obligasi, dana untuk
pembayaran deviden, dsb)
 Rekening giro yang dibekukan
 Perangko dan materai
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 70
Kertas Kerja Kas dan Setara Kas
 Kertas kerja pengujian
transaksi atas Kas dan Setara
kas.
 Top Schedule dan supporting
schedule Kas dan Setara kas.
 Jawaban konfirmasi Bank.
 Pemeriksaan atas Bank
Rekonsiliasi.
 Berita acara perhitungan fisik
kas.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 71
MODUL 12
AUDIT PROGRAM TAHAP IV
PENYELESAIAN AUDIT
(COMPLETION AUDIT)
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 72
Penyelesaian Pekerjaan Audit
 Penyelesaian
Pekerjaan Lapangan
Merupakan Langkah yang
harus ditempuh auditor
dalam tahap akhir
pekerjaan lapangan
 Peristiwa Kemudian
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 73
Penyelesaian Pekerjaan Lapangan
Buat Skedul Pendukung
Ringkas Dalam Skedul Utama
Ringkas Dalam Working Trial
Balance
Buat Jurnal Adjusment
Yang Diusukan
Ringkas Dalam Kertas
Kerja (Summary of
Adjusting Journal
Entries)
Jurnal Adjusment Yang
Disetujui Oleh Klien
Laporan Keuangan yang telah diaudit
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 74
Definisi :
“Peristiwa Yang Terjadi Dalam Periode Sejak Tanggal Neraca Sampai
Dengan Selesainya Pekerjaan Lapangan
Peristiwa Kemudian Yang Perlu Dijelaskan :
 Jumlahnya Material
 Merupakan Peristiwa Penting dan Luar Biasa
 Terjadi Dalam Periode Sejak Tanggal Neraca Sampai Tanggal
Selesainya Pekerjaan Lapangan
Dampak Peristiwa Kemudian :
 Secara Langsung Mempengaruhi Laporang Keuangan
 Tidak Secara Langsung Mempengaruhi Laporang Keuangan
PERISTIWA KEMUDIAN
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 75
 Kas : - Bank Klien Bangkrut
- Perampokan dan Pencurian melebihi ganti rugi
dari pihak asuransi
 Investasi : - Penurunan drastis harga pasar saham
 Aktiva Tetap : - Kebakaran aktiva tetap yang tidak
diasuransikan
- Penilaian Aktiva Tetap
 Utang Lancar : - Pembatalan kontrak pembelian
- Kegagalan dalam pembayaran utang wesel
Contoh Peristiwa Kemudian
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 76
PROSEDUR AUDIT TERHADAP
PERISTIWA KEMUDIAN
 Pelajari Notulen Rapat Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Lainnya Yang Dibentuk Setelah Tangal Neraca
 Riview Laporan Keuangan Klien
 Adakan Wawancara Dengan Pimpinan Perusahaan Tentang
Kemungkinan Peristiwa Yang Material Mempengaruhi LK
 Lakukan Wawancara Dengan Penasehat Hukum Klien
 Review Penagihan Piutang Usaha Setelah Tanggal Neraca
 Review Jurnal Penerimaan Kas
 Review Transaksi Yang Jumlahnya Material Yang Dicatat Dalam
Buku Jurnal Memorial
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 77
Isi Laporan Audit Baku adalah
Laporan audit yang berisi
pendapat wajar tanpa
pengecualian
Unsur Penting Lap. Audit Baku :
 Judul laporan
 Pihak Yang Dituju
 Paragraf Pengantar
 Paragraf Lingkup
 Paragraf Pendapat
 Tanda Tangan
 Tanggal Laporan
LAPORAN AUDIT
Laporan Audit Bentuk Pendek
Terdiri dari 3 paragraf:
- Paragraf Pengantar
- Paragraf Lingkup
- Paragraf Pendapat
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 78
TIPE PENDAPAT AUDITOR
 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
 Pendapat Tidak Wajar
 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 79
Kondisi Laporan Audit Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
 Semua Laporan terdapat dalam Laporan Keuangan
 Seluruh Standar Umum dapat dipenuhi
 Bukti cukup dapat dikumpulkan
 Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia
 Tidak ada keadaan yang mengharuskan Auditor
untuk menambahkan paragraf penjelasan
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 80
 Tidak Adanya Bukti Kompeten Yang Cukup atau Pembatasan Terhadap Lingkup
Audit
 Auditor yakin, atas dasar auditnya, Laporan Keuangan berisi Penyimpangan dari
Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia,
Pendapat Tidak Wajar
Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Laporan Keuangan tidak menyajikan secara wajar laporan posisi
keuangan, hasil usaha, arus kas, entitas sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat  Diberikan oleh auditor jika auditor
Tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memberikan pendapat
Dan juga jika auditor dalam kondisi tidak independen
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 81
Pengaruh Materialitas Terhadap Pendapat Auditor
Tingkatan Materialitas :
1. Tidak Material
2. Material
3. Sangat Material
 Tingkat Tidak Material  Auditor dapat mengambil keputusan tidak
terpengaruh oleh informasi yang bersangkutan
 Tingkat Material  Auditor dapat memberikan keputusan untuk
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
 Tingkat Sangat Material  Auditor dapat memberikan keputusan untuk
memberikan pendapat tidak wajar atau tidak memberikan pendapat
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 82
Penerapan Prinsip Akuntansi Yang tidak
Konsisten Dengan Tahun Sebelumnya
Jika :
1. Prinsip akuntansi yang baru bukan prinsip akuntansi yang berterima umum
2. Metode akuntansi yang digunakan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum
3. Manajemen tidak memberikan alasan yang masuk akal atas perubahan tsb
Maka Auditor dapat memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau jika
jumlahnya material, dapat memberikan pendapat tidak wajar.
Jika :
Manajemen tidak memberikan alasan yang masuk akal atas perubahan prinsip
akuntansi, auditor harus menyatakan pengecualian mengenai perubahan akuntansi
tersebut.
8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 83
Laporan Audit Bentuk Panjang
 Laporan Audit bentuk panang merupakan perluasan audit
bentuk pendek. Keputusan bentuk laporan audit tergantung
pada kebutuhan klien.
 Isi laporan audit :
1. Laporan Audit
2. Daftar rincian unsur-unsur tertentu dalam LK
3. Data Statistik
4. Komentar yang bersifat penjelasan
5. Penjelasan mengenai lingkup audit

More Related Content

What's hot

Ringkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etapRingkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etap
heri baskoro
 
Perkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psapPerkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psap
padlah1984
 
International public sector accounting standards board
International public sector accounting standards boardInternational public sector accounting standards board
International public sector accounting standards board
Wildhaaa
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Muhammad Anshar
 

What's hot (18)

Bab VI - Kesimpulan SAK ETAP
Bab VI - Kesimpulan SAK ETAPBab VI - Kesimpulan SAK ETAP
Bab VI - Kesimpulan SAK ETAP
 
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
 
Ringkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etapRingkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etap
 
Laporan posisi keuangan & standar akuntansi
Laporan posisi keuangan & standar akuntansiLaporan posisi keuangan & standar akuntansi
Laporan posisi keuangan & standar akuntansi
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
 
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAPBab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
 
Perkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psapPerkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psap
 
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
 
Laporan keuangan lengkap
Laporan keuangan lengkapLaporan keuangan lengkap
Laporan keuangan lengkap
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
International public sector accounting standards board
International public sector accounting standards boardInternational public sector accounting standards board
International public sector accounting standards board
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Makalah psak 1 kerangka konseptual
Makalah psak 1 kerangka konseptualMakalah psak 1 kerangka konseptual
Makalah psak 1 kerangka konseptual
 
Bab vii standar akuntansi
Bab vii   standar akuntansiBab vii   standar akuntansi
Bab vii standar akuntansi
 
Materi teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiMateri teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansi
 
Pelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan PublikPelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan Publik
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
 

Similar to YONA-AUDIT KEUANGAN

1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
Hamzah Robbani
 
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Sidik Abdullah
 
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
amaen
 
Dasar2 Akuntansi
Dasar2 AkuntansiDasar2 Akuntansi
Dasar2 Akuntansi
enzhara
 

Similar to YONA-AUDIT KEUANGAN (20)

Auditing all.ppt
Auditing all.pptAuditing all.ppt
Auditing all.ppt
 
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Tgs akuntansi 2
Tgs akuntansi 2Tgs akuntansi 2
Tgs akuntansi 2
 
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
 
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAkm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
 
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
 
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasiBab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
 
01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1
 
Bab i angaran_perusahaan
Bab i angaran_perusahaanBab i angaran_perusahaan
Bab i angaran_perusahaan
 
Tm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-iTm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-i
 
Inisiasi 7
Inisiasi 7Inisiasi 7
Inisiasi 7
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Spn
SpnSpn
Spn
 
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
 
Dasar2 Akuntansi
Dasar2 AkuntansiDasar2 Akuntansi
Dasar2 Akuntansi
 
modul dasar akuntansi
modul dasar akuntansimodul dasar akuntansi
modul dasar akuntansi
 
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

YONA-AUDIT KEUANGAN

  • 3. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 3 Finansial Operasi / Produksi Pengadaan (Procurement) Pemasaran (Marketing) Finansial Input Prosesing / Teknologi Ouput Produk / Jasa Bahan Baku SDM Aktiva Tetap Lain-lain Fungsi Alur Bawah Proses Bisnis Internal Fungsi Alur Atas Skema Rantai Nilai Usaha (Business Value Chain)
  • 4. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 4 Gambar 1. Siklus SIA TRANSAKSI EKONOMI Siklus Pendapatan Siklus Pengeluaran Siklus Operasi Siklus Keuangan LAPORAN KEUANGAN Gambar. Siklus SIA
  • 5. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 5 Figure 2. Accounting Information System Figure3. Financial Auditing Economic Events Financial Statement Accounting Cycle Financial Statement Audit Program (Tahapan Proses Audit) Audit Report
  • 6. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 6 AUDITING dan PROFESI AKUNTAN PUBLIK PENGERTIAN AUDITING Konrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai “ suatu objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
  • 7. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 7 Menurut Arens and Beaslev (2003): Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person
  • 8. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 8 Menurut Agoes (2004): Auditing adalah : “ Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan- catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
  • 9. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 9 Beberapa hal penting dari definisi di atas : 1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku besar, dan buku pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen lain yang perlu diperiksa antara lain notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak, perjanjian kredit dan lain-lain.
  • 10. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 10 2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman pada SPAP (di Amerika GAAS). Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus dipimpin oleh seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan berkeahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan membuat AUDIT PLAN yang memuat kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus selesai, berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan perpajakan.
  • 11. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 11 3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan publik. Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di perusahaan tersebut (Misal sebagai pemegang saham, direksi) atau mempunyai hubungan khusus (Misal keluarga dari pemegang saham, direksi). Akuntan publik harus independen karena sebagai orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak dan melaporkan apa adanya.
  • 12. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 12 4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan PABU (di Indonesia: SAK, di Amerika: GAAP), diterapkan secara konsisten, dan tidak mengandung kesalahan yang material. Akuntan publik tidak menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling, sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
  • 13. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 13 ETIKA PROFESI / JABATAN  Perlunya Etika Profesional bagi organisasi profesi  Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia  Akuntan publik dan Auditor Independen  Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
  • 14. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 14 Perlunya Etika Profesional bagi Organisasi Profesi Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi leibh tinggi jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
  • 15. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 15 Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya bagi masyarakat. Etika profesional bagi praktek akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan.
  • 16. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 16 Akuntan Publik dan Auditor Independen Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat menyediakan jasa: (1) audit atas laporan historis, (2) atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi lain, (3) jasa akuntansi dan review, (4) jasa konsultasi. Perlu dibedakan istilah akuntan publik dan auditor independen. Akuntan publik menyediakan berbagai jasa yang diatur SPAP (auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum pada SPAP.
  • 17. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 17 Perbedaan Akuntan Publik, Auditor dan Praktisi ditinjau dari perannya masing-masing dalam Kantor Akuntan Publik Tipe Akuntan Praktisi Jasa Pemeriksaan, Jasa Akt & review, jasa konsultasi Jasa Audit atas Lap Keu Historis Auditor Tipe Akuntan Jenis jasa yang dihasilkan Tipe Akuntan Publik
  • 18. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 18 Rerangka Kode Etik Akuntan Indonesia Kode Etik IAI ada 4 bagian : 1. Prinsip Etika 2. Aturan Etika 3. Interpretasi Aturan Etika 4. Tanya Jawab
  • 19. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 19 TUJUAN AUDITING  Tujuan Audit  Asersi Manajemen dalam Laporan Keuangan  Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
  • 20. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 20  TUJUAN AUDIT Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
  • 21. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 21  ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.
  • 22. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 22 Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ tanggal 31 Desember 2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300. Dalam melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat dua asersi eksplisit berikut ini : 1. Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2020 2. Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp 23.456.987.300 Selain dua asersi eksplisit tsb, manajemen juga membuat asersi implisit berikut ini : 1. Bahwa semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan dalam jumlah tsb 2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada tanggal 31 Desember 2020 tsb 3. Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan tsb
  • 23. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 23 Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence) 2. Kelengkapan (completeness) 3. Hak dan kewajiban (rights and obligation) 4. Penilaian (valuation) atau alokasi 5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
  • 24. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 24 Asersi Keberadaan dan Keterjadian (Existence or occurrence) Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
  • 25. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 25 Asersi Kelengkapan (Completeness) Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan.
  • 26. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 26 Asersi Hak dan Kewajiban (Rights and Obligation) Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
  • 27. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 27 Asersi Penilaian (Alokasi) Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang semestinya.
  • 28. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 28 Asersi Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure) Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
  • 29. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 29  ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan. Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan sebagai berikut :
  • 30. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 30 Tabel hubungan asersi manajemen dan tujuan umum audit Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya terjadi dalam periode tertentu Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah kewajiban entitas pada tanggal tertentu Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan keuangan telah digolongkan, digambarkan, dan diungkapkan secara semestinya
  • 31. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 31 Asersi Manajemen Tujuan Khusus Audit terhadap Kas Keberadaan atau keterjadian Kas di bank, dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan unsur kas lain yang disajikan sebagai kas dalam neraca ada pada tanggal neraca Kelengkapan Kas yangg disajikan dalam neraca mencakup semua dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan semua kas yang ada di tangan, serta saldo kas yang ada di bank yang tidak dibatasi pemakaiannya Hak dan Kewajiban Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas dimiliki oleh entitas pada tanggal neraca Penilaian atau alokasi •Semua unsur yang termasuk dalam kas telah dijumlah secara benar. •Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas secara matematik benar dan telah dibukukan dengan semestinya ke dalam akun buku besar yang bersangkutan. •Kas di tangan telah dihitung dengan benar. •Kas di bank telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi. Penyajian dan pengungkapan •Semua unsur yang dimasukkan kedalam kas tidak dibatasi penggunaannya dan disediakan untuk operasi entitas. •Pengungkapan yang diwajibkan telah dipenuhi.
  • 33. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 33 BUKTI PEMERIKSAAN  Bukti Audit  Kompetensi Bukti Audit  Tipe Bukti Audit  Prosedur Audit
  • 34. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 34  BUKTI AUDIT Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
  • 35. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 35  KOMPETENSI BUKTI AUDIT Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat. Kompetensi Data Akuntansi. Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern. Kompetensi Informasi Penguat Dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini : (1) Relevansi, (2) Sumber, (3) Ketepatan waktu, (4) Objektivitas, dan (5) Cara perolehan bukti
  • 36. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 36  TIPE BUKTI AUDIT Tipe bukti audit dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu: 1. Tipe Data Akuntansi a. Pengendalian Intern b. Catatan Akuntansi 2. Tipe Informasi Penguat a. Bukti Fisik b. Bukti Dokumenter c. Perhitungan d. Bukti Lisan e. Perbandingan dan Ratio f. Bukti dari Spesialis
  • 37. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 37  PROSEDUR AUDIT Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi : (1) Inspeksi (2) Pengamatan (observation) (3) Permintaan keterangan (enquiry) (4) Konfirmasi (5) Penelusuran (tracing) (6) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) (7) Penghitungan (counting) (8) Scanning (9) Pelaksanaan ulang (reperforming) (10) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
  • 38. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 38 KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) •PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN •TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN •JENIS-JENIS KERTAS KERJA •INDEKS KERTAS KERJA •SUSUNAN KERTAS KERJA
  • 39. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 39 PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang di kumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal : 1. Dari pihak client 2. Dari analisa yang di buat oleh auditor 3. Dari pihak ke tiga
  • 40. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 40 TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN 1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. 2. Sebagai bukti bahwa auditr telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik 3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari : a. Pihak Pajak b. Pihak Bank c. Pihak Client 4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit ) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan. 5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya
  • 41. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 41 JENIS-JENIS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan dalam: a. Current file (Berkas tahun berjalan) b. Permanent file (Berkas permanen) c. Correspondence file (Berkas surat menyurat)
  • 42. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 42 INDEKS KERTAS KERJA Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja: 1. Indeks angka 2. Indeks kombinasi angka dan huruf 3. Indeks angka berurutan
  • 43. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 43 SUSUNAN KERTAS KERJA 1. Draft laporan audit (audit report) 2. Laporan keuangan auditan 3. Ringkasan informasi bagi reviewer 4. Program audit 5. Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh klien 6. Ringkasan jurnal adjustment 7. Working trial balance 8. Skedul utama 9. Skedul pendukung
  • 44. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 44 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS Hal yang harus di pertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan audit Adalah : a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana satuan usaha tsb beroperasi di dalamnya. b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tsb. c. Metode yang di gunakan oleh satuan usaha tsb dalam mengolah informasi akuntansi. d. Penetapan tingkat resiko pengendalian yang di rencanakan. e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas umtuk tujuan audit. f. Pos laporan keuangan yang mungin memerlukan penyesuaian. g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit. h. Sifat laporan audit yang di harapkan akan di serahkan kepada pemberi tugas.
  • 45. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 45 ISI AUDIT PLAN 1. Hal-hal mengenai client 2. Hal-hal yang mempengaruhi client 3. Rencana kerja auditor
  • 46. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 46 PROSEDUR ANALITIS Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai Evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keunagan …. Meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Terdapat lima jenis prosedur analitis : 1. Membandingkan data klien dengan industri 2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya 3. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh klien 4. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh auditor 5. Membandingkan data klien denga hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan
  • 47. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 47 MODUL 3. MATERIALITAS dan RISIKO AUDIT
  • 48. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 48 MATERIALITAS dan RISIKO AUDIT  Materialitas  Risiko Audit
  • 49. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 49 PENGERTIAN MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
  • 50. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 50 Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
  • 51. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 51 Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : 1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan 2. Materialitas pada tingkat saldo akun
  • 52. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 52 PENGERTIAN RISIKO AUDIT Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yangmengandung salah saji material. Risiko audit digolongkan menjadi 2 : 1. Risiko audit keseluruhan 2. Risiko audit individual
  • 53. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 53 Terdapat 3 unsur risiko audit: 1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait. 2. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. 3. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
  • 54. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 54 Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut: 1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan. 2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat. 3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut: (a) menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan, (b) menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan, dan (c) menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama.
  • 55. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 55 MODUL 4. STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL STRUCTURE)
  • 56. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 56 STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL STRUCTURE) PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN HUBUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
  • 57. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 57 PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang di tetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat di capai. Struktur Pengendalian intern satuan usaha terdiri dari tiga unsur: a. Lingkungan pengendalian b. Sistem akuntansi c. Prosedur pengendalian
  • 58. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 58 HUBUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Jika struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal tsb menimbulkan resiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini yang tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam Melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak Mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang di berikannya.
  • 60. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 60 Ikhtisar Proses Audit TAHAP I Perencanaan dan perancangan pendekatan Audit Perencanaan Awal Laksanakan prosedur Analisis pendahuluan Dapatkan informasi mengenai latar belakang Dapatkan informasi lain Tentang kewajiban hukum klien Tentukan materialitas dan tetapkan Risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan Memahami struktur pengendalian Intern dan menetapkan risiko pengendalian Kembangkan rencana dan Program audit menyeluruh
  • 61. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 61 TAHAP II Pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi Merencanakan untuk mengurangi Tingkat risiko pengendalian Yang ditetapkan Lakukan pengujian atas Pengendalian Lakukan pengujian subtantif atas transaksi Tetapkan kemungkinan salah saji dalam Laporan keuangan
  • 62. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 62 TAHAP III Pelaksanaan prosedur analisis dan pengujian terinci atas saldo  Hasil : Rendah Sedang Tinggi atau Tidak diketahui Lakukan Prosedur analitis Lakukan Pengujian terinci tambahan Lakukan Pengujian atas pos pos kunci
  • 63. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 63 TAHAP IV Penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit Telaah kewajiban bersayar Kumpulkan bahan bukti akhir Telaah peristiwa kemudian Evaluasi akhir Terbitkan laporan audit Bicarakan dengan komite Audit dan manajemen
  • 64. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 64 Begin Plan Audit Proses Audit Planing Asersi Inhernt Risk Kontrol Risk Develop Subtantive Program Intern Audit Phase Final Audit Phase Audit Report Disclaimer Opinion Advers Opinion Qualified Opinion Unqualified Opinion Report Conduct Perform Subtantive Audit Test
  • 66. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 66 DEFINISI (menurut SAK) :  Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas untuk dipergunakan membiayai kegiatan operasi perusahaan.  Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang bebas dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan.
  • 67. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 67 Sifat Kas dan Setara Kas :  Harta lancar perusahaan yang sangat likuid.  Mudah untuk diselewengkan, sehingga perlu pengendalian intern yang baik.  Merupakan terminal dari seluruh siklus transaksi perusahaan.
  • 68. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 68 Contoh Kas dan Setara Kas :  Kas kecil (Pety cash)  Check dan Giro yang akan disetorkan  Bon-bon sementara (IOU)  Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed  Saldo rekening giro di Bank (rupiah dan mata uang asing)
  • 69. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 69 Yang tidak dapat digolongkan sebagai Kas dan Setara Kas :  Deposito berjangka (time deposit)  Check mundur dan check kosong  Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (dana untuk pelunasan obligasi, dana untuk pembayaran deviden, dsb)  Rekening giro yang dibekukan  Perangko dan materai
  • 70. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 70 Kertas Kerja Kas dan Setara Kas  Kertas kerja pengujian transaksi atas Kas dan Setara kas.  Top Schedule dan supporting schedule Kas dan Setara kas.  Jawaban konfirmasi Bank.  Pemeriksaan atas Bank Rekonsiliasi.  Berita acara perhitungan fisik kas.
  • 71. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 71 MODUL 12 AUDIT PROGRAM TAHAP IV PENYELESAIAN AUDIT (COMPLETION AUDIT)
  • 72. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 72 Penyelesaian Pekerjaan Audit  Penyelesaian Pekerjaan Lapangan Merupakan Langkah yang harus ditempuh auditor dalam tahap akhir pekerjaan lapangan  Peristiwa Kemudian
  • 73. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 73 Penyelesaian Pekerjaan Lapangan Buat Skedul Pendukung Ringkas Dalam Skedul Utama Ringkas Dalam Working Trial Balance Buat Jurnal Adjusment Yang Diusukan Ringkas Dalam Kertas Kerja (Summary of Adjusting Journal Entries) Jurnal Adjusment Yang Disetujui Oleh Klien Laporan Keuangan yang telah diaudit
  • 74. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 74 Definisi : “Peristiwa Yang Terjadi Dalam Periode Sejak Tanggal Neraca Sampai Dengan Selesainya Pekerjaan Lapangan Peristiwa Kemudian Yang Perlu Dijelaskan :  Jumlahnya Material  Merupakan Peristiwa Penting dan Luar Biasa  Terjadi Dalam Periode Sejak Tanggal Neraca Sampai Tanggal Selesainya Pekerjaan Lapangan Dampak Peristiwa Kemudian :  Secara Langsung Mempengaruhi Laporang Keuangan  Tidak Secara Langsung Mempengaruhi Laporang Keuangan PERISTIWA KEMUDIAN
  • 75. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 75  Kas : - Bank Klien Bangkrut - Perampokan dan Pencurian melebihi ganti rugi dari pihak asuransi  Investasi : - Penurunan drastis harga pasar saham  Aktiva Tetap : - Kebakaran aktiva tetap yang tidak diasuransikan - Penilaian Aktiva Tetap  Utang Lancar : - Pembatalan kontrak pembelian - Kegagalan dalam pembayaran utang wesel Contoh Peristiwa Kemudian
  • 76. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 76 PROSEDUR AUDIT TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN  Pelajari Notulen Rapat Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Lainnya Yang Dibentuk Setelah Tangal Neraca  Riview Laporan Keuangan Klien  Adakan Wawancara Dengan Pimpinan Perusahaan Tentang Kemungkinan Peristiwa Yang Material Mempengaruhi LK  Lakukan Wawancara Dengan Penasehat Hukum Klien  Review Penagihan Piutang Usaha Setelah Tanggal Neraca  Review Jurnal Penerimaan Kas  Review Transaksi Yang Jumlahnya Material Yang Dicatat Dalam Buku Jurnal Memorial
  • 77. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 77 Isi Laporan Audit Baku adalah Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian Unsur Penting Lap. Audit Baku :  Judul laporan  Pihak Yang Dituju  Paragraf Pengantar  Paragraf Lingkup  Paragraf Pendapat  Tanda Tangan  Tanggal Laporan LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Pendek Terdiri dari 3 paragraf: - Paragraf Pengantar - Paragraf Lingkup - Paragraf Pendapat
  • 78. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 78 TIPE PENDAPAT AUDITOR  Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian  Pendapat Wajar Dengan Pengecualian  Pendapat Tidak Wajar  Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
  • 79. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 79 Kondisi Laporan Audit Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian  Semua Laporan terdapat dalam Laporan Keuangan  Seluruh Standar Umum dapat dipenuhi  Bukti cukup dapat dikumpulkan  Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia  Tidak ada keadaan yang mengharuskan Auditor untuk menambahkan paragraf penjelasan
  • 80. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 80  Tidak Adanya Bukti Kompeten Yang Cukup atau Pembatasan Terhadap Lingkup Audit  Auditor yakin, atas dasar auditnya, Laporan Keuangan berisi Penyimpangan dari Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia, Pendapat Tidak Wajar Pendapat Wajar dengan Pengecualian Laporan Keuangan tidak menyajikan secara wajar laporan posisi keuangan, hasil usaha, arus kas, entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat  Diberikan oleh auditor jika auditor Tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memberikan pendapat Dan juga jika auditor dalam kondisi tidak independen
  • 81. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 81 Pengaruh Materialitas Terhadap Pendapat Auditor Tingkatan Materialitas : 1. Tidak Material 2. Material 3. Sangat Material  Tingkat Tidak Material  Auditor dapat mengambil keputusan tidak terpengaruh oleh informasi yang bersangkutan  Tingkat Material  Auditor dapat memberikan keputusan untuk memberikan pendapat wajar dengan pengecualian  Tingkat Sangat Material  Auditor dapat memberikan keputusan untuk memberikan pendapat tidak wajar atau tidak memberikan pendapat
  • 82. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 82 Penerapan Prinsip Akuntansi Yang tidak Konsisten Dengan Tahun Sebelumnya Jika : 1. Prinsip akuntansi yang baru bukan prinsip akuntansi yang berterima umum 2. Metode akuntansi yang digunakan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum 3. Manajemen tidak memberikan alasan yang masuk akal atas perubahan tsb Maka Auditor dapat memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau jika jumlahnya material, dapat memberikan pendapat tidak wajar. Jika : Manajemen tidak memberikan alasan yang masuk akal atas perubahan prinsip akuntansi, auditor harus menyatakan pengecualian mengenai perubahan akuntansi tersebut.
  • 83. 8/29/2017 DTE/dte-FINANCIALAUDITING 83 Laporan Audit Bentuk Panjang  Laporan Audit bentuk panang merupakan perluasan audit bentuk pendek. Keputusan bentuk laporan audit tergantung pada kebutuhan klien.  Isi laporan audit : 1. Laporan Audit 2. Daftar rincian unsur-unsur tertentu dalam LK 3. Data Statistik 4. Komentar yang bersifat penjelasan 5. Penjelasan mengenai lingkup audit