2. Latar Belakang
• Gerakan sosial adalah sebuah langkah Muhammadiyah dalam melakukan
dakwah bi al-hāl (dengan perbuatan) atau bukti nyata dalam bentuk
pengadaan bakti sosial dalam hal pelayanan kesehatan, seperti mendirikan
rumah sakit dan pengobatan gratis dalam moment tertentu untuk
masyarakat luas yang tidak terkhusus bagi warga Muhammadiyah. Bentuk
gerakan sosial, Muhammadiyah mendirikan sebuah rumah sakit PKU
(Penolong Kesengsaran Umat) atau sekarang berubah menjadi Pembina
Kesejahteraan Umum.
3. Muhammadiyah memulai
gerakannya dengan
mendirikan lembaga
Penoeloeng Kesangsaraan
Oemoem (PKO) pada 17 Juni
1920.
Cikal bakal pendirian PKO
adalah sebuah klinik
sederhana yang dibangun
pada 15 Februari 1923 di
Jalan Jagang Notoprajan,
Yogyakarta
Pada tahun 1928 Poliklinik PKO Muhammadiyah PKO Muhammadiyah pindah ke daerah
yang lebih memadai dengan menyewa sebuah bangunan di Ngabeanstraat No. 12 B
Yogyakarta (sekarang Jalan K. H. A. Dahlan).
4. Jumlah Pelayanan Kesehatan
134 rumah sakit
231 klinik
Muhammadiyah juga telah menyelenggarakan Pendidikan bagi tenaga kesehatan baik
bagi dokter, bidan, perawat, farmasi, fisioterasi, dan tenaga kesehatan lainnya.
Muhammadiyah juga memiliki 12 fakultas kedokteran dan fakultas ilmu kesehatan, serta
sekolah tinggi ilmu kesehatan (akademi kebidanan, akademi keperawatan, dan akademi
farmasi).
Tersebar di Seluruh
Indonesia
5. Ide dan Nilai Dasar Gerakan Sosial dan
Kesehatan
Ide dan nilai dasar gerakan sosial dan kesehatan dalam Muhammadiyah adalah
merujuk kepada Alquran dan hadis Nabi SAW, karena Muhammadiyah dalam
melakukan segala bentuk kegiatannya tidak pernah lepas dari ajaran Alquran dan
hadis.
KH. Ahmad Dahlan sebagai sosok pribadi yang faham akan Alquran,
mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat. Pemahamannya terhadap surat Ali
Imran ayat 104 dan surat alMā’ūn ayat 1-7 membawanya menjadi seorang yang
peduli terhadap problem sosial yang dihadapi umat Islam.
6. Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak
Yatim
• Muhammadiyah merupakan gerakan sosial yang peduli terhadap fakir
miskin dan anak yatim. Bentuk kepeduliannya, Muhammadiyah mendirikan
sebuah badan yang bernama LAZISMU (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan
Sodaqah Muhammadiyah) dan beberapa panti asuhan yang berada di
seluruh daerah Indonesia.
8. Bentuk dan model gerakan sosial kemanusian dilakukan
Muhammadiyah adalah mendirikan lembaga-lembaga social,
antara lain:
1. Mendirikan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.
2. Mendirikan tempat-tempat peribadatan seperti masjid dan mushalla.
3. Mendirikan Panti Asuhan dan Panti Jompo
4. Mendirikan rumah sakit PKU Muhammadiyah
5. Mendirikan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqah Muhammadiyah
(LAZISMU)
6. Mendirikan Lembaga Penanggulangan Bencana yang disebut Muhammadiyah
Disaster Management Center (MDMC)
Editor's Notes
Pendirian rumah sakit tersebut berangkat dari semangat Haji Muhammad Sudja yang terinpirasi dan termotivasi dari surat al-Mā’ūn yang dikaji dan diamalkan oleh KH. Ahmad Dahlan, lalu ia mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) yang berkembang menjadi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Syudja berfikir kenapa orang non-Muslim (Kolonial Belanda) bisa mendirikan sebuah rumah sakit, rumah miskin dan rumah yatim yang hanya karena dorongan rasa kemanusiaan tanpa didasari rasa tanggungjawab kepada Allah SWT, jika umat non-Muslim saja mampu melakukan aksi-aksi sosial, maka mengapa umat Islam yang mempunyai landasan agama seperti yang tertera dalam surat al-Mā’ūn tidak dapat melakukannya.
Berdasarkan hal tersebut, nilai dasar Muhammadiyah sebagai gerakan sosial dan kesehatan tidak lepas dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang melakukan gerakan pemurnian terhadap ajaran Islam untuk kembali kepada Alquran dan sunnah yang selama ini telah mulai ditinggalkan dan tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan utama. Inilah sebetulnya yang menjadikan faktor penyebab secara internal Muhammadiyah lahir di Indonesia.
Pada awalnya gerakan tersebut dilakukan beliau setelah memahami surat al-Mā’ūn tersebut. Beliau menyuruh murid-muridnya seperti KH. Sudja dan lain-lain untuk mengumpulkan orangorang miskin dan orang terlantar untuk diberi santunan berupa pakaian, makanan, sabun dan lain-lain.84 Hal itu dilakukan KH. Ahmad Dahlan sebagai bentuk kepedulian kepada umat agar mereka memperoleh hak yang sama sebagaimana halnya yang dirasakan oleh orang-orang yang berkecukupan.
LAZISMU berfungsi menampung segala sumbangan yang berasal dari para Agniya (orang-orang kaya) yang mampu memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada orang miskin dan mustaḍ’afīn (orangorang yang lemah) yang mampu untuk bekerja. Panti asuhan juga berfungsi untuk menampung anak-anak yatim yang belum mampu bekerja, dan berpendidikan atau tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi hingga akhirnya mereka bisa bekerja dan mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia untuk mengeyang pendidikan, dari mulai TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.
Gerakan sosial yang dilakukan Muhammadiyah dapat disimpulkan menjadi tiga pilar gerakan, yaitu pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial.