Dokumen tersebut membahas tentang BIOS (Basic Input Output System) yang berfungsi untuk mengatur konfigurasi dasar komputer dan memuat sistem operasi. BIOS disimpan pada ROM dan melakukan pengujian perangkat keras saat dinyalakan (POST). Dokumen ini juga menjelaskan tentang komponen BIOS, pengaturan, dan proses boot.
3. BIOS/Firmware
Basic Input/Output System
disimpan dalam ROM, bersifat permanen
Melakukan hal-hal:
Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras
(dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
Memuat dan menjalankan sistem operasi
Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu,
konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja,
serta kestabilan komputer)
Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan
perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
4. BIOS
BIOS juga sering disebut sebagai ROM BIOS karena pada awalnya BIOS
disimpan dalam chip memori hanya baca (ROM) dalam motherboard.
Mengapa disimpan di dalam ROM, adalah agar BIOS dapat dieksekusi
pada waktu komputer dinyalakan, tanpa harus menunggu untuk
menyalakan perangkat media penyimpanan terlebih dahulu (yang
memakan waktu lama).
BIOS dalam komputer PC modern disimpan dalam chip ROM yang dapat
ditulisi ulang secara elektrik atau Flash ROM. Karena itulah, sekarang
sebutan Flash BIOS lebih populer dibandingkan dengan ROM BIOS.
5. ROM
Beberapa chip ROM yang digunakan sebagai tempat penyimpanan BIOS:
Tipe ROM Cara penulisan Dapat dihapus
Jenis
BIOS
Mask ROM Photolithography Tidak ROM BIOS
Programmable
ROM (PROM)
PROM Writer Tidak ROM BIOS
Erasable PROM EPROM/PROM Writer
Ya, dengan menggunakan EPROM Rewriter atau
menyinarinya dengan sinar ultraviolet tepat
pada lubang kuarsa bening.
ROM BIOS
Electricly
EPROM
EEPROM/EPROM/PROM
Writer
Ya, dengan menggunakan EEPROM Rewriter,
atau secara langsung secara elektrik dari papan
sirkuit dengan menggunakan perangkat lunak
EEPROM Programmer.
ROM BIOS
Flash ROM
EEPROM Writer atau
software yang dapat
menulisi Flash ROM
Ya, dengan menggunakan EEPROM Writer, atau
langsung secara elektrik dari papan sirkuit
dengan menggunakan perangkat lunak Flash
BIOS Programmer.
Flash BIOS
6. Komponen BIOS
BIOS Setup
Memungkinkan untuk mengubah konfigurasi komputer (tipe harddisk,
disk drive, manajemen daya listrik, kinerja komputer, dll) sesuai
keinginan.
BIOS menyembunyikan detail-detail cara pengaksesan perangkat keras
yang cukup rumit apabila dilakukan secara langsung.
Driver
Software untuk hardware dasar seperti keyboard, video adapter,
processor, harddisk dll agar bisa berfungsi dalam mode DOS.
Bootstraper
Agar komputer dapat menjalankan proses booting ke dalam OS yang
ter-install dalam komputer.
7. Tampilan BIOS
Menu/sub menu di dalam BIOS berbeda untuk setiap merek dan series
Vertikal Horizontal
8. Setting BIOS
Setting untuk tanggal/waktu
Device (peralatan) yang terhubung
Informasi RAM (memori) yang terpasang
Device yang akan menjadi boot-device utama
9. Proses Boot BIOS
Power supply mengirimkan sinyal ke komponen-komponen
CPU mencari ROM chip yang menyimpan BIOS
BIOS melakukan POST yang mengecek komponen-komponen
Hasil dari POST dibandingkan dengan data dalam CMOS chip
BIOS mencari system files di harddisk atau yang lainnya (boot priority)
System files dan kernel OS di-load ke RAM dari harddisk
10. Power On Self Test (POST)
Power-on Self Test (disingkat menjadi POST) adalah sekumpulan rutin-rutin
khusus yang dijalankan selama proses booting komputer pribadi/PC yang
disimpan di dalam ROM. Rutin-rutin ini didesain untuk melakukan pengujian
terhadap kesehatan sistem komputer, apakah komponen berjalan dengan
benar sebelum BIOS memulai sistem operasi. Yang dilakukannya adalah
mengecek jumlah RAM, keyboard, dan perangkat media penyimpanan (disk
drive). Jika sebuah kesalahan terdeteksi oleh POST, maka sistem umumnya
akan menampilkan beberapa kode kesalahan, yang dinyatakan dengan bunyi-
bunyian (atau beep) yang menunjukkan letak kesalahannya namun selain
bunyi beep komputer juga bisa mengeluarkan peringatan pada layar monitor
dengan berupa teks. biasanya peringatan berupa teks pada monitor lebih
mudah dipahami oleh user. Setiap kesalahan memiliki pola bunyi beep-nya
sendiri-sendiri, dan berbeda antar BIOS yang digunakan.
Setiap kali PC dihidupkan atau dilakukan RESET, maka system akan
melakukan POST.
Bila terjadi Error pada saat POST, maka system akan memberikan respons
berupa:
- Bunyi bell
- Melalui pesan (kode) pada layar
11. Tahapan POST (dari BIOS ke BIOS
berbeda)
Basic System
Test Processor dan Bus. Bila terjadi error, maka system berhenti tanpa pesan
dan bunyi bell (beep).
Extended System
Test ROM dan Chip pendukung seperti timer dan lainnya. Bila terjadi error, maka
system berhenti dengan bunyi bell panjang. Kemungkinan pesan dengan code
1xx.
Test Video
Memeriksa sinyal video, video RAM dan display adapter, bila terjadi error system
akan memberikan bunyi bell panjang 1 kali dan pendek 2 kali. Kemungkinan
Error code adalah 4xx (monochrome), 5xx (CGA), 39xx((PGA).
Test Memory
Melakukan uji coba RAM dengan menulis “test pattern” dan membacanya
kembali. Bila terjadi error, layar akan menampilkan pesab dengan code 2xx.
Test keyboard
Periksa keyboard interface, umumnya pesan adalah “Keyboard Error”.
Test Drive
Periksa disk dan floppy. Kemungkinan pesan adalah error code 6xx (floppy),
17xx (disk).
12. Indikator Bunyi Bell
Bunyi bell satu kali pendek menandakan bahwa system berjalan dengan baik
(kondisi OK).
Bila prompt C:> atau A:> muncul tanpa bunyi bell satu kali, namun system
berjalan baik, maka speaker pada PC dicurigai rusak.
Lainnya:
Power Supply
Tidak ada bell, bell terus menerus, layar blank (kosong) atau hanya kursor.
Motherboard
Bunyi bell pendek terus menerus, pendek panjang bergantian, layar dalam
keadaan blank (kosong).
Display Adapter
Bunyi bell 1 kali panjang, 2 kali pendek.
Display Adapter
Bunyi bell 1 kali panjang, 2 kali pendek.
Floppy Disk
Bunyi bell 1 kali pendek dengan pesan “no disk boot”.