Kitab Samuel menceritakan kisah pemimpin-pemimpin penting Israel yaitu Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud, dimana Allah terus bekerja meskipun manusia berbuat salah dengan menunjukkan harapan akan hadirnya Mesias di masa depan.
2. Nama kitab ini merujuk pada tokoh Samuel bin Elkana, yaitu
seorang hakim terakhir Israel sebelum Israel memasuki zaman
kerajaan dan nabi yang mengurapi Saul dan Daud sebagai raja
Israel.
Nama "Samuel“kata Ibrani syama, "mendengar“), sehingga
arti dari nama Syemu’el dapat berarti "Allah mendengarkan".
Para Ahli kitab suci abad ke 19 menyimpulkan bahwa Kitab ini
ditulis atau berasal dari sumber J (Yahwis), sumber P (priest)
dan sumber D (deutronomi). yang kesemua tulisannya
dibakukan pada tahun 550 SM setelah masa pembuangan.
Kitab Samuel.iyang sekarang dibagi menjadi dua, menandai
tahap ketiga dari sejarah suci sesudah Kitab Kejadian dan
Kitab Keluaran. Di sini kita akan menemukan karya Allah
dalam hati manusia dan bagaimana manusia bekerja sama
dengan pimpinan Allah.
Pendahuluan
3. Kitab Samuel
Setelah bangsa Israel diselamatkan dari perbudakan di Mesir
dan membuat perjanjian dengan Tuhan di Gunung Sinai, mereka
akhirnya sampai di tanah perjanjian.
Di tanah Perjanjian, Israel seharusnya setia kepada Tuhan dan
menaati perintah perjanjian, namun kitab Hakim-
Hakim menunjukkan bagaimana Israel gagal dalam banyak hal.
Ini adalah masa kekacauan moral yang menunjukkan kebutuhan
Israel akan pemimpin yang bijaksana dan setia. Kitab Samuel
memberikan jawaban terhadap kebutuhan tersebut.
4. Tokoh & Kisah
Ceritanya berfokus pada tiga karakter utama: Samuel,
Saul, dan David.
Ketiganya adalah pemimpin penting yang tindakannya
akan mengubah Israel dari sekelompok suku yang
diperintah oleh hakim menjadi sebuah kerajaan bersatu
yang diperintah oleh Raja Daud di Yerusalem.
Kitab ini merangkai kisah ketiga tokoh itu menjadi 4
bagian
(1 Sam 1-7 & 8-31, lalu 2 Sam 1-21 & 22 – 24).
5. Kisah Daud juga dibagi dalam 2 masa.
Diawali dengan gelombang
kesuksesan (2 Sam 1-9)
Kemudian kegagalan tragisnya dan
kehancuran keluarga dan kerajaannya
secara perlahan (2 Sam 10-20).
Semua kisah Daud diakhiri dengan
sebuah epilog (2 Sam 21-24) yang
merefleksikan kembali keseluruhan
cerita.
Samuel adalah pemimpin dan nabi
melalui bagian pertama kitab (1
Sam 1-7)
Ia terus memainkan peran sampai
kisah Saul sebagai raja (1 Sam 8-
31).
Kisah Saul dibagi 2 peristiwa: mulai
bangkitnya kekuasaan dan
kegagalan besar (1 Sam 8-15) lalu
kejatuhan dan kematian tragis (1
Sam 16-31). Bagian ini diakhiri
naiknya kekuasaan Daud (1 Sam
16-31).
Kisah Samuel & Saul Kisah Daud &
Kerajaannya
6. 1 Samuel 1-7 : Hana dan Kebangkitan
Samuel
Kisah mengharukan seorang wanita bernama Hannah yang berduka karena tak kunjung bisa
mempunyai anak mengawali berita kitab ini
Atas karunia Tuhan, dia memiliki seorang putra, Samuel, ia memuji-muji Allah (dalam bentuk
puisi -1 Sam 2:1-10). Melalui imam Eli, Samuel, tumbuh menjadi seorang nabi besar dan
pemimpin bangsa Israel saat bangsa Filistin berhasil menguasai bangsa Israel (1 Sam 4-7)
Allah mengijinkan Israel dikalahkan oleh kesombongan mereka. Saat berperang mereka
bukannya berdoa, malah menjadikan tabut Allah sebagai jimat yang akan memberi mereka
kemenangan. Israel kalah dan tabut Allah direbut lalu ditaruh di kuil orang Filistin.
Allah menanggapi seruan umat-Nya dan mengalahkan bangsa Filistin bukan dengan tentara,
melainkan dengan wabah penyakit. (1 Sam 5:6)
Intinya jelas—Tuhan tidak mau dijadikan jimat dan Dia menentang kesombongan di antara
orang Filistin dan Israel. Israel harus tetap rendah hati dan patuh jika mereka ingin
merasakan berkat perjanjian-Nya.
7. 1 Samuel 8-31 :
Kejatuhan Saul dan
Kebangkitan Daud
Bangsa Israel menemui Samuel dan meminta seorang raja “sama seperti bangsa-bangsa
lain.”
Samuel marah atas keinginan bangsa itu, tetapi Tuhan, meskipun tahu motivasi mereka
salah, namun karena mereka keras hati, Allah meminta Samuel untuk mengurapi Saul. (1
Sam 8-9)
Sosok Saul sungguh meyakinkan menurut pandangan manusia sebagai calon raja yang
hebat, tetapi lemah dalam karakter: tidak jujur, kurang integritas, dan tidak mau mengakui
kesalahannya, tidak taat pada perintah Allah. Inilah menjadi kejatuhannya, (1 Sam 13 ).
Tetapi orang Israel tetap menginginkan raja
Samuel yang semakin menua dan menghadapi Saul dan Israel yang sulit menaati kehendak
Allah. Maka Allah memalingkan wajah dari Saul dan meminta Samuel untuk mengurapi Daud
(1 Sam 15 & 16)
8. 1 Sam 18-31, menceritakan Saul menjadi gila oleh karena Tuhan memakai Daud
untuk mengalahkan musuh-musuh Israel saat ia menjadi jendral perang bagi Saul
dan membuat Daud semakin dikenal, hal itu membuat Saul cemburu dan berusaha
membunuh Daud
Daud justru menunjukkan kematangannya. Ia menolak kesempatan untuk berbuat
jahat pda Saul, ia oleh karena ia percaya Saul telah diurapi Tuhan sebagai raja bagi
umat-Nya (Maz 18, 52, 54, 57, 59 & 63), kerendahan hati Daud mengantarnya
sebagai pemimpin Israel
Fakta, bahwa Kitab 1 Samuel memuat beberapa kisah sejarah yang mengandung
didikan. Tokoh-tokohnya digambarkan sangat realistis, sebagai studi karakter, untuk
merfleksikan diri kita di dalamnya.
Mulai dari kisah Hana yang berpengharapan pada Allah dalam susahnya,
kesombongan dan kesesatan bangsa Israel yang menerima didikan Allah, hingga
kisah Saul, dipakai untuk merenungkan kelemahan kita dani mohon pertolongan
Tuhan…Dari Daud contoh kesabaran dan kepercayaan pada waktu Tuhan dalam
hidup kita. Sikapnya pada kejahatan Saul juga dapat menolong kita bersikap
bijaksana pada orang yang berbuat jahat pada kita
9. 2 Sam 1-20 : Perjanjian Tuhan Dengan Raja Daud
(dan Kegagalan Daud)
Yerusalem sebagai ibu kota politik Israel,
dijadikan juga sebagai pusat kultus.Di sanalah
Daud memindahkan tabut perjanjian di Yerusalem
(2 Sam 6). Kehadiran Tuhan harus memiliki
tempat untuk menetap, ditinggali, dekat dengan
pusat hidup umatnya
Setelah kematian Saul,Daud memerintah sebgai
raja yang diberkati Allah.
semua suku Israel mendatangi Daud dan meminta
untuk menjadi raja mereka.
DI masa itu menaklukkan Yerusalem,lalu,
menetapkan sbg ibu kota Israel, dan menamainya
Sion. Dan Daud terus memenangkan pertempuran
dan memperluas wilayah Israel.
Ini adalah bagian kunci untuk memahami alur
cerita seluruh Alkitab. Tuhan berjanji kepada
Daud bhw dari garis keturunan kerajaannya, akan
datang raja masa depan yang akan membangun
Bait Allah di bumi & kerajaannya abadi. (2 sam 7)
Raja inilah yang terhubung dengan janji Tuhan
pada Abraham (Kej 12) dimana Kerajaan
Mesianis itu akan membawa berkat bagi semua
bangsa.
Pada kejayaan Daud, sayangnya Daud membuat
kesalahan fatal (2 Sam 11). Daud diperingatkan nabi
Natan, dia langsung mengakui dan amat menyesali
perbuatannya & bertobat. Tuhan mengampuni, tapi
tidak menghapus konsekuensinya.
keluarga David mjd mulai berantakan, terjadi
pemberontakan oleh anaknya sendiri (2 Sam 12-18)
Masa tua Daud hidup sebagai orang yang hancur,
terluka oleh konsekuensi menyedihkan dari dosanya
10. 2 Samuel 21-24 : Kisah penutup dan Harapan Daud
Kisah penutup kisah tentang Daud dimulai dari
masa awal pemerintahan Daud dan
membandingkan kegagalan Saul (2 Sam 21) &
Daud (2 Sam 24)
serta bagaimana keputusan buruk mereka
merugikan banyak orang
Cerita dalam 2 Sam 21 & 23, berkisah tentang
Daud & kelompok “orang-orang perkasa” yang
memerangi orang Filistin. Menariknya, kedua
kisah tsb justru ditunjukkan kelemahan Daud,
yang rentan dan bergantung pada bantuan pada
bangsa asing/orang lain.
Akhir kisah diselingi 2 puisi untuk mengingat saat
Daud merefleksikan kehidupannya (2 Sam 22 &
23), yang mengingatkan Daud & kita pada Allah
yg murah hati, yg menyelamatkan dari bahaya,
yg menunjukkan suatu sbg ungkapan janji
perjanjian Allah, bukan hanya kepadanya tetapi
juga bagi seluruh dunia. Kedua puisi tersebut
mencerminkan kembali harapan akan hadirnya
mesias yang akan membangun Kerajaan abadi.
Meskipun Saul dan Daud pernah berlaku jahat,
Allah tetap bekerja melaksanakan tujuan-
tujuannya.
Pada bagian akhir kitab ini, harapan masa
depan dari puisi-puisi terakhir jauh melampaui
Daud sendiri, yaitu janji Allah sejak masa
Abraham hingga kelak akan hadirnya mesias
yang akan membawa Kerajaan Allah dan berkat
bagi semua bangsa.