SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Modernisasi dan Kelestarian Bangsa 
A. Arti, Ciri, dan Fungsi Komunikasi Massa 
1. Arti komunikasi massa 
Yang dimaksud dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa 
modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio, dan televisi. Everett M.Rogers, 
berpendapat bahwa selain media massa modern, ada media massa tradisional yang meliputi 
teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dan lain sebagainya. 
Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan 
media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak 
oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, 
tidak tampak oleh si komunikator.dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau 
komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic). 
2. Ciri komunikasi massa 
a. Sifat komunikan 
Komunikasi massa ditujikan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, 
heterogen, dan anonim. 
b. Sifat media massa 
Sifat media massa ialah serempak cepat. Yang dimaksud dengan keserempakan 
(stimultaneity) di sini ialah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan 
yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa dapat dapat membuat 
khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan oleh 
komunikator. 
c. Sifat Pesan 
Sifat pesan melalui media massa ialah umum (public). Media massa adalah sarana 
untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Sifat 
lain dari pesan melalui media massa adalah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika. 
d. Sifat komunikator 
Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka komunikator pada 
komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, atau penyiar televisi adalah 
komunikator terlembagakan (institutionalized communicator). 
e. Sifat efek
Efek komunikasi yang timbul pada komunikan tergantung kepada tujuan komunikasi 
yang dialakukan oleh komunikator. 
3. Fungsi komunikasi massa 
Fungsi komunikasi massa adalah: 
a. Menyiarkan informasi (to inform) 
b. Mendidik (to educate) 
c. Menghibur (to entertain) 
Seorang penyokong teori fungsi, yaitu Robert K.Merton, telah membedakan antara 
fungsi-fungsi konsekuensi suatu aktivitas sosial dan tujuan atau maksud di belakang aktivitas 
tersebut. Istilah konsekuensi dari Merton ditujukan untuk fungsi nyata (manifest function) 
yang didinginkan dan fungsi-fungsi tersembunyi (latent functions) yang tidak diinginkan. Ia 
juga menyatakan bahwa tidak semua konsekuensi dari suatu aktivitas mempunyai nilai positif 
untuk suatu sistem sosial dimana konsekuensi itu terjadi atau bagi kelompok-kelompok atau 
individu-individu yang terlibat di dalmnya. Konsekuensi yang tidak diinginkan ditinjau dari 
kesejahteraan masyarakat atau anggotanya disebut disfunction. Setiap tindakan bisa memiliki 
efek-efek fungsional dan disfungsional. 
B. Konsep tentang Modernisasi 
Para sarjana Barat berpendapat, bahwa titik tolak pendefinisian modernisasi bukan 
dari ciri masyarakat, melainkan dari ciri manusianya.pengertian modernisasi bertitik berat 
pada cara berfikir baru (new ways of thinking) yang memungkinkan orang-orang 
menciptakan dan membuat masyarakat modern, industri modern, dan pemerintah modern. 
Mereka beranggapan bahwa masyarakat modern diberi ciri oleh perkembangan pengetahuan 
baru, kapasitas untuk mengerti bahasa alam dan menerapkannya bagi kesejahteraan manusia. 
Para cendekiawan Indonesia pada umumnya mempunyai pendapat yang sama, bahwa 
modernisasi di Indonesia merupakan proses pergeseran dari masyarakat kebudayaan agraris 
pedesaan ke masyarakat kebudayaan industri perkotaan. Mereka sama-sama berpendapat, 
bahwa makna modernisasi tidak dapat diartikan sebagai kebalikan dari tradisional, dan bahwa 
apa yang berbau tradisional tidak selalu buruk. 
Persoalan modernisasi adalah masalah kebahagiaan. Kenyataan menunjukkan bahwa, 
dalam upaya mencapai kebahagiaan masyarakat, terjadi pertarungan antara kelompok tetentu 
dengan selera tertentu untuk kebahagiaan kelompok lain yang yang mempunyai selera lain. 
masing-masing berusaha menciptakan masyarakat sesuai dengan seleranya sendiri. 
Ahli-ahli ekonomi beranggapan, bahwa ekonomi adalah yanh lebih penting dari 
segalanya. Modernisasi bagi kelompok ini adalah modernisasi ekonomi.
Para agamawan menganggap agama lebih penting daripada yang lain. kelompok ini 
bersedia berkelahi, bahkan kalau perlu berperang jika agama mereka ditindas. 
Orang-orang politik mengklaim “politik sebagai panglima”. Kelompok ini 
menganggap politik mahapenting karena segalanya ditentukan oleh politik 
Pentingnya konsep modernisasi ialah untuk mencegah terjadinya pertarungan antara 
kelompok yang satu dengan yang lainnya akibat rasa diri paling penting, juga untuk menjaga 
jangan sampai terjadi benturan-benturan antara nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. 
Konsep modernisasi dapat menunjukkan jalan ke arah terintegrasikannya semua 
kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan memberikan 
petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dikembangkan, mana 
yang harus diubah. 
Konsep modernisasi perlu karena merupakan konsep pemerintah untuk menjamin 
terlaksananya secara efektif dan efisien. 
C. Makna Kelestarian Bangsa 
Istilah “kelestarian dan istilah “bangsa” sudah jelas dan dan gamblang artinya. Yang 
perlu diberi penegasan ialah kalau kedua istilah itu digabungkan hingga menjadi satu istilah. 
Makna kelestarian bangsa harus jelas dulu, kemudian menjadi mapan, sebab 
modernisasi harus selaras dengan kelestarian bangsa. Kalau makna kelestarian bangsa kabur 
sehingga kemudian menjadi goyah, maka pelaksanaan modernisasi akan menjumpai beberapa 
problema. 
Berdasarkan hal di atas, kelestarian bangsa memerlukan suatu konsep. Dalam 
hubungan ini, konsep Ketahanan Nasional dari ABRI bisa dijadikan konsep 
kelestarianbangsa, setidak-tidaknya dijadikan pola dengan mengambil unsur daripadanya. 
Tampaknya makna Ketahanan Nasional identik dengan makna kelestarian bangsa. 
Lemhannas merumuskan Ketahanan Nasional sebagai: 
“Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung 
kemampuan mengembangkan Kekuatan Nasional, dalam menghadapai dan menghadapi 
segala tantangan dan ancaman dari dalam dan luar, yang langsung atau tidak langsung 
membahayakan kehidupan bangsa dan membahayakan perjuangan mengejar Tujuan 
Nasional. 
Rumusan Ketahanan Nasional meliputi empat pertanda, meskipun demikian keempat 
pertanda ini merupakan suatu kebulatan dan saling berhubungan (bergantung). 
Keempat pertanda tersebut adalah: 
1. Kepribadian Nasional
Kepribadian Nasional dapat dijabarkan sebagai: 
a. Keseluruhan sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia yang merupakan ciri-ciri 
khusus (mental/spiritual-fisik/material) yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. 
b. Pencerminan kebudayaan Indonesia yang diukur dari keseluruhan cipta, cita, rasa, karsa, dan 
karyanya yang bersendikan Pancasila. 
c. Nilai-nilai yang meliputi 
1) Kesadaran berbangsa Indonesia 
2) Kebangsaan akan tradisi dan sejarah bangsanya 
3) Kesediaan mengabdi dan berkorban untuk bangsa dan negara 
4) Peranan senasib dan sepenanggungan dengan sesama warga bangsa Indonesia. 
2. Persatuan dan Kesatuan Nasional 
Pertanda yang kedua, yakni Persatuan dan Kesatuan Nasional, berarti: 
a. Suasana persatuan yang ditandai oleh adanya kehidupan yang rukun dan damai, bebas dari 
segala perselisihan. 
b. Suasana kesatuan yang ditandai oleh adanya ikatan yang kokoh di antara para anggota 
masyarakat, berwujudkan loyalitas, kebanggaan, saling pengertian, dan kerja sama. 
3. Kemampuan Nasional 
Kemampuan Nasional sebagai pertanda ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut: 
a. Kemampuan Nasional adalah suatu kondisi, baik mental spiritual maupun fisik/materi, yang 
dimiliki oleh bangsa sebagai sarana dan syarat untuk mamcapai, mempertahankan, dan 
memelihara tujuan nasional. 
b. Kemampuan Nasional pada dasarnya terdiri atas dua unsur, yakni: 
1) Perasaan daya mampu 
2) Kemampuan yang nyata 
Perwujudan kedua unsur ini merupakan nilai dan ketangkasan juang yang meliputi segala 
aspek kehidupan. 
c. Kemampuan diperoleh pada taraf pertama melalui pendidikan/kursus/ latihan yang kemudian 
dikembangkan dalam praktek sehingga mewujudkan hasil yang nyata. 
4. Disiplin Nasional 
Pertanda yang terakhir, yakni disiplin nasional, berarti: 
a. Pernyataan sikap mental bangsa yang melahirkan penyesuaian antara tingkah laku dan 
perbuatan dengan kaidah-kaidah yang berlaku bangsa dan negara dengan dilandasi oleh 
keikhlasannya.
b. Wujud kesadaran berbangsa dan bernegara, yang menimbulkan rasa tanggung jawab 
terhadap negara dan bangsa. 
Konsep Ketahanan Nasional dengan keempat pertanda di atas mengandung unsur-unsur 
yang dapat dijadikan unsur bagi konsep kelestarian bangsa. Konsep Kelestarian bangsa perlu 
pengesahan secara luas sehingga segala kegiatan dalam hubungannya dengan modernisasi 
terarah kepadanya. 
D. Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Modernisasi dan Kelestarian Bangsa 
Prof.Dr. Koentjaraningrat, dalam karyanya yang berjudul “Modernisasi Bukan 
Westernisasi” menyatakan, bahwa modernisasi dapat dilaksanakan dengan memberikan 
contoh persuasi, penerangan, pendidikan, dan sistem perangsang. 
Dalam karya Alex Inkeles, “The Modernisation of Man” mengatakan, bahwa diri 
manusia modern terdiri dari dua hal : internal dan eksternal. Yang pertama meliputi sikap, 
nilai dan perasaan,yang kedua menyangkut lingkungan. Dalam hubungan ini ia menyatakan 
bahwa komunikasi massa merupakan faktor yang sangat berpengaruh. 
Teknologi elektronik yang semakin maju telah menyebabkan dunia semakin kecil. 
Pesan komunikasi (communication message) yang dahulu tidak mungkin disampaikan pada 
suatu tempat, dengan radio atau televisi melalui satelit Palapa sekarang dapat sampai bukan 
dalam ukuran hari, jam atau menit, melainkan detik. 
Kita terpukau oleh produk revolusi elektronik itu , lupa bahwa ia bisa merusak nilai-nilai 
yang dapat berpengaruh pada kelestarian bangsa. 
Komunikasi, terutama komunikasi massa, dengan fungsinya sebagai sarana hiburan, 
penerangan, dan pendidikan, menimbulkan pengaruh positif. Tetapi kalau kurang 
keterampilan, pengetahuan dan kewaspadaan pihak yang menanganinya, pengaruh negatif 
juga tidak kecil. 
Program film seri yang disajikan saluran televisi tiap hari merupakan salah satu 
contoh. Orang kini tidak perlu susah-susah keluar rumah untuk menonton film di bioskop. 
Film dengan ceritera mulai dari yang menampilkan ciuman sampai dor-doran sekarang 
datang di rumah. Anak-anak yang biasanya dicegat di pintu gedung bioskop, dan orang-orang 
tertentu seperti umpamanya Bapak-bapak Haji yang biasanya malu untuk antri tiket bioskop, 
kini bebas menonton di rumahnya masing-masing, mulai dari film sadis sampai erotis. 
Dewasa ini trailer-trailer film dari film Indonesia yang akan dipertunjukkan di 
gedung-gedung bioskop bulan mendatang yang nota bene menyajikan adegan ranjang, 
pertengkaran suami-istri, perkelahian, kebut-kebutan, club malam, kemewahan, dan 
sebagainya yang bertentangan dengan nilai-nilai moral Indonesia yang dianjur-anjurkan
dipertunjukkan di layar televisi. Bahkan oleh satelit Palapa kini film-film yang mengandung 
kisah-kisah seperti itu diperluas sampai ke seluruh Indonesia. 
Dari satu pihak kita merasa “bangga” dengan kemampuan menggunakan produk 
elektronika hasil usaha dan penelitian bangsa lain, di pihak lain kita merasa pesimistis dengan 
kurangsiapan masyarakat yang 80% itu menerima pesan-pesan yang disebarluaskan, yang 
pengaruhnya dapat merusak nilai-nilai yang justru harus dipertahankan, dipelihara, bahkan 
dikembangkan. 
Dalam hubungannya dengan modernisasi, baik komunikasi massa (mass 
communication), komunikasi kelompok (group communication), maupun komunikasi 
antarpesona (interpersonal communication), akan merupakan sarana efektif untuk menyajikan 
contoh, persuasi, penerangan, dan pendidikan. Itu pun kalau dilakukan dengan planning dan 
programing secara integral menyeluruh berdasarkan metode-metode ilmiah, dan apabila 
pihak pengelolanya dilengkapi dengan knowledge dan knowhow. Jika tidak demikian, media 
massa bukannya functional, melainkan disfunctional. Modernisasi bukannya kontruktif, 
melainkan destruktif, lebih jauh lagi akibatnya akan mengancam kelestarian bangsa. 
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, media massa mutakhir yang kita manfaatkan 
sekarang perlu diimbangi dengan pengelolaan pesan komunikasi yang mantap berencana dan 
integral menyeluruh. Ini perlu dilembagakan secara khusus dengan membawa unsur-unsur 
dari Departemen Penerangan, Departemen P dan K, Departemen Agama, dan departemen-departemen 
lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat dengan fungsi sebagai pengarah dan 
penasihat. 
Dengan demikian, proses modernisasi dan dinamika kelestarian bangsa akan 
berlangsung selaras dan seirama.

More Related Content

What's hot

Makalah pranata politik
Makalah pranata politikMakalah pranata politik
Makalah pranata politikasky M
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Saeful ID
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalzainalarifin3690
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakatPastime.net
 
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945bulan purnama
 
Realitas sosial (masyarakat)
Realitas sosial (masyarakat) Realitas sosial (masyarakat)
Realitas sosial (masyarakat) Hana Subagya
 
Sistem komunikasi massa.ppt
Sistem komunikasi massa.pptSistem komunikasi massa.ppt
Sistem komunikasi massa.pptEka Ariyanti
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasilaRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasilaNovia Senja
 
Nilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialNilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialEl Ibrahimy
 
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)Komunikasi (media massa dalam pembangunan)
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)Afrilia Widarni
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialMuhyi Nurrasyid
 
makalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosialmakalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosialriizqii
 
Proses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialProses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialUFDK
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi Komunikasi
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi KomunikasiKontrak Kuliah dan RPS Sosiologi Komunikasi
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi KomunikasiIntan Putri Cahyani
 

What's hot (20)

Makalah pranata politik
Makalah pranata politikMakalah pranata politik
Makalah pranata politik
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
Presentasi hubungan sosial
Presentasi hubungan sosialPresentasi hubungan sosial
Presentasi hubungan sosial
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakat
 
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
 
Realitas sosial (masyarakat)
Realitas sosial (masyarakat) Realitas sosial (masyarakat)
Realitas sosial (masyarakat)
 
Sistem komunikasi massa.ppt
Sistem komunikasi massa.pptSistem komunikasi massa.ppt
Sistem komunikasi massa.ppt
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasilaRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
 
Nilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialNilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosial
 
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)Komunikasi (media massa dalam pembangunan)
Komunikasi (media massa dalam pembangunan)
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 
bentuk kegiatan dakwah
bentuk kegiatan dakwahbentuk kegiatan dakwah
bentuk kegiatan dakwah
 
makalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosialmakalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosial
 
Proses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialProses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi Sosial
 
Komunikasi Massa
Komunikasi MassaKomunikasi Massa
Komunikasi Massa
 
Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan
Manusia, Keseragaman dan KesederajatanManusia, Keseragaman dan Kesederajatan
Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi Komunikasi
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi KomunikasiKontrak Kuliah dan RPS Sosiologi Komunikasi
Kontrak Kuliah dan RPS Sosiologi Komunikasi
 

Similar to Komunikasi Massa dan Modernisasi

1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasiNa-Cha RamBe
 
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraHubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraOperator Warnet Vast Raha
 
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxPENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxashrafkhairulAzam
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatSirajuddin Lathif
 
Media ideologi dan perdagangan
Media ideologi dan perdaganganMedia ideologi dan perdagangan
Media ideologi dan perdaganganAgus Salim
 
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraSkripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniFauzan 'Math
 
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptHarisAja2
 
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia
 
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva Lovelia
 
Pancasila vs liberalisme
Pancasila vs liberalismePancasila vs liberalisme
Pancasila vs liberalismedavaimadulb
 
Sejarah media
Sejarah mediaSejarah media
Sejarah mediapycnat
 
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfReview Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfArthaSinaga2
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TAdePutraTunggali
 
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIR
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIRKONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIR
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIRAhmadHasyimi2
 

Similar to Komunikasi Massa dan Modernisasi (20)

1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi
 
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraHubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
 
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxPENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Media ideologi dan perdagangan
Media ideologi dan perdaganganMedia ideologi dan perdagangan
Media ideologi dan perdagangan
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negaraSkripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
Skripsi hubungan antara pemerintahan dengan warga negara
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.ppt
 
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
 
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
 
Makalah desi
Makalah desiMakalah desi
Makalah desi
 
Pancasila vs liberalisme
Pancasila vs liberalismePancasila vs liberalisme
Pancasila vs liberalisme
 
Ideologi Pancasila Terbuka
Ideologi Pancasila TerbukaIdeologi Pancasila Terbuka
Ideologi Pancasila Terbuka
 
Sejarah media
Sejarah mediaSejarah media
Sejarah media
 
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfReview Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
pertemuan 1 & 2
pertemuan 1 & 2pertemuan 1 & 2
pertemuan 1 & 2
 
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIR
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIRKONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIR
KONFLIK YANG TERJADI KARENA PERBEDAAN POLA PIKIR
 

Komunikasi Massa dan Modernisasi

  • 1. Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Modernisasi dan Kelestarian Bangsa A. Arti, Ciri, dan Fungsi Komunikasi Massa 1. Arti komunikasi massa Yang dimaksud dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio, dan televisi. Everett M.Rogers, berpendapat bahwa selain media massa modern, ada media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dan lain sebagainya. Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator.dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic). 2. Ciri komunikasi massa a. Sifat komunikan Komunikasi massa ditujikan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen, dan anonim. b. Sifat media massa Sifat media massa ialah serempak cepat. Yang dimaksud dengan keserempakan (stimultaneity) di sini ialah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa dapat dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan oleh komunikator. c. Sifat Pesan Sifat pesan melalui media massa ialah umum (public). Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Sifat lain dari pesan melalui media massa adalah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika. d. Sifat komunikator Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka komunikator pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, atau penyiar televisi adalah komunikator terlembagakan (institutionalized communicator). e. Sifat efek
  • 2. Efek komunikasi yang timbul pada komunikan tergantung kepada tujuan komunikasi yang dialakukan oleh komunikator. 3. Fungsi komunikasi massa Fungsi komunikasi massa adalah: a. Menyiarkan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) Seorang penyokong teori fungsi, yaitu Robert K.Merton, telah membedakan antara fungsi-fungsi konsekuensi suatu aktivitas sosial dan tujuan atau maksud di belakang aktivitas tersebut. Istilah konsekuensi dari Merton ditujukan untuk fungsi nyata (manifest function) yang didinginkan dan fungsi-fungsi tersembunyi (latent functions) yang tidak diinginkan. Ia juga menyatakan bahwa tidak semua konsekuensi dari suatu aktivitas mempunyai nilai positif untuk suatu sistem sosial dimana konsekuensi itu terjadi atau bagi kelompok-kelompok atau individu-individu yang terlibat di dalmnya. Konsekuensi yang tidak diinginkan ditinjau dari kesejahteraan masyarakat atau anggotanya disebut disfunction. Setiap tindakan bisa memiliki efek-efek fungsional dan disfungsional. B. Konsep tentang Modernisasi Para sarjana Barat berpendapat, bahwa titik tolak pendefinisian modernisasi bukan dari ciri masyarakat, melainkan dari ciri manusianya.pengertian modernisasi bertitik berat pada cara berfikir baru (new ways of thinking) yang memungkinkan orang-orang menciptakan dan membuat masyarakat modern, industri modern, dan pemerintah modern. Mereka beranggapan bahwa masyarakat modern diberi ciri oleh perkembangan pengetahuan baru, kapasitas untuk mengerti bahasa alam dan menerapkannya bagi kesejahteraan manusia. Para cendekiawan Indonesia pada umumnya mempunyai pendapat yang sama, bahwa modernisasi di Indonesia merupakan proses pergeseran dari masyarakat kebudayaan agraris pedesaan ke masyarakat kebudayaan industri perkotaan. Mereka sama-sama berpendapat, bahwa makna modernisasi tidak dapat diartikan sebagai kebalikan dari tradisional, dan bahwa apa yang berbau tradisional tidak selalu buruk. Persoalan modernisasi adalah masalah kebahagiaan. Kenyataan menunjukkan bahwa, dalam upaya mencapai kebahagiaan masyarakat, terjadi pertarungan antara kelompok tetentu dengan selera tertentu untuk kebahagiaan kelompok lain yang yang mempunyai selera lain. masing-masing berusaha menciptakan masyarakat sesuai dengan seleranya sendiri. Ahli-ahli ekonomi beranggapan, bahwa ekonomi adalah yanh lebih penting dari segalanya. Modernisasi bagi kelompok ini adalah modernisasi ekonomi.
  • 3. Para agamawan menganggap agama lebih penting daripada yang lain. kelompok ini bersedia berkelahi, bahkan kalau perlu berperang jika agama mereka ditindas. Orang-orang politik mengklaim “politik sebagai panglima”. Kelompok ini menganggap politik mahapenting karena segalanya ditentukan oleh politik Pentingnya konsep modernisasi ialah untuk mencegah terjadinya pertarungan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya akibat rasa diri paling penting, juga untuk menjaga jangan sampai terjadi benturan-benturan antara nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. Konsep modernisasi dapat menunjukkan jalan ke arah terintegrasikannya semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dikembangkan, mana yang harus diubah. Konsep modernisasi perlu karena merupakan konsep pemerintah untuk menjamin terlaksananya secara efektif dan efisien. C. Makna Kelestarian Bangsa Istilah “kelestarian dan istilah “bangsa” sudah jelas dan dan gamblang artinya. Yang perlu diberi penegasan ialah kalau kedua istilah itu digabungkan hingga menjadi satu istilah. Makna kelestarian bangsa harus jelas dulu, kemudian menjadi mapan, sebab modernisasi harus selaras dengan kelestarian bangsa. Kalau makna kelestarian bangsa kabur sehingga kemudian menjadi goyah, maka pelaksanaan modernisasi akan menjumpai beberapa problema. Berdasarkan hal di atas, kelestarian bangsa memerlukan suatu konsep. Dalam hubungan ini, konsep Ketahanan Nasional dari ABRI bisa dijadikan konsep kelestarianbangsa, setidak-tidaknya dijadikan pola dengan mengambil unsur daripadanya. Tampaknya makna Ketahanan Nasional identik dengan makna kelestarian bangsa. Lemhannas merumuskan Ketahanan Nasional sebagai: “Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan Kekuatan Nasional, dalam menghadapai dan menghadapi segala tantangan dan ancaman dari dalam dan luar, yang langsung atau tidak langsung membahayakan kehidupan bangsa dan membahayakan perjuangan mengejar Tujuan Nasional. Rumusan Ketahanan Nasional meliputi empat pertanda, meskipun demikian keempat pertanda ini merupakan suatu kebulatan dan saling berhubungan (bergantung). Keempat pertanda tersebut adalah: 1. Kepribadian Nasional
  • 4. Kepribadian Nasional dapat dijabarkan sebagai: a. Keseluruhan sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia yang merupakan ciri-ciri khusus (mental/spiritual-fisik/material) yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. b. Pencerminan kebudayaan Indonesia yang diukur dari keseluruhan cipta, cita, rasa, karsa, dan karyanya yang bersendikan Pancasila. c. Nilai-nilai yang meliputi 1) Kesadaran berbangsa Indonesia 2) Kebangsaan akan tradisi dan sejarah bangsanya 3) Kesediaan mengabdi dan berkorban untuk bangsa dan negara 4) Peranan senasib dan sepenanggungan dengan sesama warga bangsa Indonesia. 2. Persatuan dan Kesatuan Nasional Pertanda yang kedua, yakni Persatuan dan Kesatuan Nasional, berarti: a. Suasana persatuan yang ditandai oleh adanya kehidupan yang rukun dan damai, bebas dari segala perselisihan. b. Suasana kesatuan yang ditandai oleh adanya ikatan yang kokoh di antara para anggota masyarakat, berwujudkan loyalitas, kebanggaan, saling pengertian, dan kerja sama. 3. Kemampuan Nasional Kemampuan Nasional sebagai pertanda ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kemampuan Nasional adalah suatu kondisi, baik mental spiritual maupun fisik/materi, yang dimiliki oleh bangsa sebagai sarana dan syarat untuk mamcapai, mempertahankan, dan memelihara tujuan nasional. b. Kemampuan Nasional pada dasarnya terdiri atas dua unsur, yakni: 1) Perasaan daya mampu 2) Kemampuan yang nyata Perwujudan kedua unsur ini merupakan nilai dan ketangkasan juang yang meliputi segala aspek kehidupan. c. Kemampuan diperoleh pada taraf pertama melalui pendidikan/kursus/ latihan yang kemudian dikembangkan dalam praktek sehingga mewujudkan hasil yang nyata. 4. Disiplin Nasional Pertanda yang terakhir, yakni disiplin nasional, berarti: a. Pernyataan sikap mental bangsa yang melahirkan penyesuaian antara tingkah laku dan perbuatan dengan kaidah-kaidah yang berlaku bangsa dan negara dengan dilandasi oleh keikhlasannya.
  • 5. b. Wujud kesadaran berbangsa dan bernegara, yang menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Konsep Ketahanan Nasional dengan keempat pertanda di atas mengandung unsur-unsur yang dapat dijadikan unsur bagi konsep kelestarian bangsa. Konsep Kelestarian bangsa perlu pengesahan secara luas sehingga segala kegiatan dalam hubungannya dengan modernisasi terarah kepadanya. D. Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Modernisasi dan Kelestarian Bangsa Prof.Dr. Koentjaraningrat, dalam karyanya yang berjudul “Modernisasi Bukan Westernisasi” menyatakan, bahwa modernisasi dapat dilaksanakan dengan memberikan contoh persuasi, penerangan, pendidikan, dan sistem perangsang. Dalam karya Alex Inkeles, “The Modernisation of Man” mengatakan, bahwa diri manusia modern terdiri dari dua hal : internal dan eksternal. Yang pertama meliputi sikap, nilai dan perasaan,yang kedua menyangkut lingkungan. Dalam hubungan ini ia menyatakan bahwa komunikasi massa merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Teknologi elektronik yang semakin maju telah menyebabkan dunia semakin kecil. Pesan komunikasi (communication message) yang dahulu tidak mungkin disampaikan pada suatu tempat, dengan radio atau televisi melalui satelit Palapa sekarang dapat sampai bukan dalam ukuran hari, jam atau menit, melainkan detik. Kita terpukau oleh produk revolusi elektronik itu , lupa bahwa ia bisa merusak nilai-nilai yang dapat berpengaruh pada kelestarian bangsa. Komunikasi, terutama komunikasi massa, dengan fungsinya sebagai sarana hiburan, penerangan, dan pendidikan, menimbulkan pengaruh positif. Tetapi kalau kurang keterampilan, pengetahuan dan kewaspadaan pihak yang menanganinya, pengaruh negatif juga tidak kecil. Program film seri yang disajikan saluran televisi tiap hari merupakan salah satu contoh. Orang kini tidak perlu susah-susah keluar rumah untuk menonton film di bioskop. Film dengan ceritera mulai dari yang menampilkan ciuman sampai dor-doran sekarang datang di rumah. Anak-anak yang biasanya dicegat di pintu gedung bioskop, dan orang-orang tertentu seperti umpamanya Bapak-bapak Haji yang biasanya malu untuk antri tiket bioskop, kini bebas menonton di rumahnya masing-masing, mulai dari film sadis sampai erotis. Dewasa ini trailer-trailer film dari film Indonesia yang akan dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop bulan mendatang yang nota bene menyajikan adegan ranjang, pertengkaran suami-istri, perkelahian, kebut-kebutan, club malam, kemewahan, dan sebagainya yang bertentangan dengan nilai-nilai moral Indonesia yang dianjur-anjurkan
  • 6. dipertunjukkan di layar televisi. Bahkan oleh satelit Palapa kini film-film yang mengandung kisah-kisah seperti itu diperluas sampai ke seluruh Indonesia. Dari satu pihak kita merasa “bangga” dengan kemampuan menggunakan produk elektronika hasil usaha dan penelitian bangsa lain, di pihak lain kita merasa pesimistis dengan kurangsiapan masyarakat yang 80% itu menerima pesan-pesan yang disebarluaskan, yang pengaruhnya dapat merusak nilai-nilai yang justru harus dipertahankan, dipelihara, bahkan dikembangkan. Dalam hubungannya dengan modernisasi, baik komunikasi massa (mass communication), komunikasi kelompok (group communication), maupun komunikasi antarpesona (interpersonal communication), akan merupakan sarana efektif untuk menyajikan contoh, persuasi, penerangan, dan pendidikan. Itu pun kalau dilakukan dengan planning dan programing secara integral menyeluruh berdasarkan metode-metode ilmiah, dan apabila pihak pengelolanya dilengkapi dengan knowledge dan knowhow. Jika tidak demikian, media massa bukannya functional, melainkan disfunctional. Modernisasi bukannya kontruktif, melainkan destruktif, lebih jauh lagi akibatnya akan mengancam kelestarian bangsa. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, media massa mutakhir yang kita manfaatkan sekarang perlu diimbangi dengan pengelolaan pesan komunikasi yang mantap berencana dan integral menyeluruh. Ini perlu dilembagakan secara khusus dengan membawa unsur-unsur dari Departemen Penerangan, Departemen P dan K, Departemen Agama, dan departemen-departemen lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat dengan fungsi sebagai pengarah dan penasihat. Dengan demikian, proses modernisasi dan dinamika kelestarian bangsa akan berlangsung selaras dan seirama.