SlideShare a Scribd company logo
Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP20001
                                                    Wiryanto Dewobroto
                                                      wir@uph.edu
                                     Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan

Abstrak : Indonesia daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana perlu konstruksi bangunan tahan
gempa. Perencanaan tahan gempa umumnya didasarkan pada analisa struktur elastis yang diberi faktor beban
untuk simulasi kondisi ultimate (batas). Kenyataannya, perilaku runtuh bangunan saat gempa adalah inelastis.
Evaluasi untuk memperkirakan kondisi inelastis bangunan saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa
kinerjanya memuaskan saat gempa. Analisa dan evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan analisa pushover yang
built-in pada program SAP2000, sedangkan titik kinerja evaluasi harus ditentukan tersendiri secara manual
dengan berbagai metoda (kecuali metode Spektrum Kapasitas). Analisa pushover (beban dorong statik) adalah
analisa statik nonlinier perilaku keruntuhan struktur terhadap gempa, sedangkan titik kinerja adalah besarnya
perpindahan maksimum struktur saat gempa rencana. Hasil studi kasus portal baja 3D menyimpulkan bahwa
titik kinerja yang menentukan adalah metode Koefisien Perpindahan FEMA-356 (ASCE 2000) , sedangkan
metode Spektrum Kapasitas (ATC 1996) memberi nilai paling kecil (tidak konservatif). Analisa pushover juga
menunjukkan bahwa daktilitas portal berbeda dalam arah yang lain, masukan penting untuk antisipasi gempa
besar yang mungkin terjadi.
Kata kunci : gempa, titik kinerja, daktail, struktur baja , analisa pushover


Abstract : Indonesian is located in earthquake risk area so in order to reduce the risk a seismic resistant
structure is needed. The structure usually design base on the elastic analysis that would be multiplied by load
factor to simulate the ultimate condition. Actually the behavior of building subject to seismic load are in-elastic.
We need such analysis that can predict the in-elastic condition in order to get the guarantee that the building
performance while earthquake happened is satisfied. The performance analysis and evaluation can be done by
pushover analysis from SAP2000, but the performance point for evaluation should be calculating manually from
several methods (except Spectrum Capacity method). Pushover analysis is static analysis non-linear of collapsed
behavior of the structure, and the performance point is the maximum magnitude of displacement due to the
earthquake subject to evaluation. The result of study on 3D building of steel structure conclude that performance
point by the method of Displacement Coefficient from FEMA-356 (ASCE 2000) is govern, and the Capacity
Spectrum method (ATC 1996) give the minimum value (un conservative). Pushover analyses also reveal the
ductility of frame in different direction of the building is different, such of information is important in
anticipating another great earthquake.
Keywords : seismic resistant structure, performance point, ductile, pushover analysis

                                                                macam intensitas gerakan tanah (gempa), sehingga
Pendahuluan                                                     dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis.
Tahun 2004, tercatat tiga gempa besar di Indonesia              Selanjutnya dapat dilakukan tindakan bilamana tidak
yaitu di kepulauan Alor (11 Nov. skala 7.5), gempa              memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Papua (26 Nov., skala 7.1) dan gempa Aceh (26 Des.,             Metode tersebut mulai populer sejak diterbitkannya
skala 9.2) yang disertai tsunami. Gempa Aceh                    dokumen Vision 2000 (SEAOC 1995) dan NEHRP
menjadi yang terbesar pada abad ini setelah gempa               (BSSC 1995), yang didefinisikan sebagai strategi
Alaska 1964 (Kerry Sieh 2004). Kondisi itu                      dalam perencanaan, pelaksanaan dan perawatan /
menyadarkan kita, bahwa Indonesia merupakan                     perkuatan sedemikian agar suatu bangunan mampu
daerah rawan terjadinya gempa.                                  berkinerja pada suatu kondisi gempa yang ditetapkan,
Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa                  yang diukur dari besarnya kerusakan dan dampak
harus direncanakan mampu bertahan terhadap gempa.               perbaikan yang diperlukan.
Trend perencanaan yang terkini yaitu performance                Kriteria kinerja yang ditetapkan Vision 2000 dan
based seismic design, yang memanfaatkan teknik                  NEHRP adalah sebagai berikut :
analisis non-linier berbasis komputer untuk
mengetahui perilaku inelastis struktur dari berbagai

 1
     Perbaikan dari naskah yang dipresentasikan di “Civil Engineering National Conference :Sustainability Construction
     & Structural Engineering Based on Professionalism”, Unika Soegijapranata, Semarang, 17-18 Juni 2005


Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                        7
Tabel 1. Kriteria Kinerja

            Level Kinerja
                                                                        Penjelasan
      NEHRP         Vision 2000
    Operational    Fully Functional Tak ada kerusakan berarti pada struktur dan non-struktur, bangunan tetap berfungsi.
     Immediate       Operational    Tidak ada kerusakan yang berarti pada struktur, dimana kekuatan dan kekakuannya
     Occupancy                      kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen non-struktur masih
                                    berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia.
                                    Bangunan dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan.
     Life Safety      Life Safe     Terjadi kerusakan komponen struktur, kekakuan berkurang, tetapi masih mempunyai
                                    ambang yang cukup terhadap keruntuhan. Komponen non-struktur masih ada tetapi
                                    tidak berfungsi. Dapat dipakai lagi jika sudah dilakukan perbaikan.
      Collapse     Near Collapse    Kerusakan yang berarti pada komponen struktur dan non-struktur. Kekuatan struktur
     Prevention                     dan kekakuannya berkurang banyak, hampir runtuh. Kecelakaan akibat kejatuhan
                                    material bangunan yang rusak sangat mungkin terjadi.


Sejak itu, aktivitas riset menjadi sangat intensif di           (economic loss) yang mungkin terjadi akibat gempa
dunia khususnya di USA dan Eropa. Di USA , badan                yang akan datang.
Federal Emergency Management Agency (FEMA)
bekerja sama dengan Applied Technology Council
(ATC), Earthquake Engineering Research Center
(EERC) Universitas California, Berkeley, Building
Seismic Safety Council (BSSC), dan SAC Joint
Venture banyak menghasilkan publikasi yang terkait
dengan perencanaan berbasis kinerja. Sehingga
akhirnya metoda tersebut dapat diterima secara luas
oleh komunitas rekayasa sebagai prosedur canggih
untuk berbagai aplikasi.
Meskipun saat ini perencanaan berbasis kinerja
difokuskan pada perencanaan bangunan tahan gempa,
tetapi cara yang sama dapat juga digunakan untuk
perencanaan bangunan terhadap bahaya angin topan
(tornado), ledakan dan kebakaran dengan baik.                      Gambar 1. Ilustrasi Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja
                                                                                         (ATC58 )

Perencanaan Gempa Berbasis Kinerja                              Proses perencanaan tahan gempa berbasis kinerja
                                                                dimulai dengan membuat model rencana bangunan
Umumnya bangunan tahan gempa direncanakan                       kemudian melakukan simulasi kinerjanya terhadap
dengan prosedur yang ditulis dalam peraturan                    berbagai     kejadian  gempa.     Setiap    simulasi
perencanaan bangunan (building codes). Peraturan                memberikan informasi tingkat kerusakan (level of
dibuat untuk menjamin keselamatan penghuni                      damage), ketahanan struktur, sehingga dapat
terhadap gempa besar yang mungkin terjadi, dan                  memperkirakan berapa besar keselamatan (life),
untuk menghindari atau mengurangi kerusakan atau                kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian harta benda
kerugian harta benda terhadap gempa sedang yang                 (economic loss) yang akan terjadi. Perencana
sering terjadi. Meskipun demikian, prosedur yang                selanjutnya dapat mengatur ulang resiko kerusakan
digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat secara           yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang
langsung menunjukkan kinerja bangunan terhadap                  dikeluarkan.
suatu gempa yang sebenarnya, kinerja tadi tentu
terkait dengan resiko yang dihadapi pemilik bangunan            Hal penting dari perencanaan berbasis kinerja adalah
dan investasi yang dibelanjakan terkait dengan resiko           sasaran kinerja bangunan terhadap gempa dinyatakan
diambil.                                                        secara jelas, sehingga pemilik, penyewa , asuransi,
                                                                pemerintahan atau penyandang dana mempunyai
Perencanaan tahan gempa berbasis kinerja                        kesempatan untuk menetapkan kondisi apa yang
(performance-based seismic design) merupakan                    dipilih, selanjutnya ketetapan tersebut digunakan
proses yang dapat digunakan untuk perencanaan                   insinyur perencana sebagai pedomannya.
bangunan baru maupun perkuatan (upgrade)
bangunan yang sudah ada , dengan pemahaman yang                 Sasaran kinerja terdiri dari kejadian gempa rencana
realistik terhadap resiko keselamatan (life), kesiapan          yang ditentukan (earthquake hazard) , dan taraf
pakai (occupancy) dan kerugian harta benda                      kerusakan yang diijinkan atau level kinerja
                                                                (performance level) dari bangunan terhadap kejadian




8                                    Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
gempa tersebut. Mengacu pada FEMA-273 (1997)              acuan pada atap (D) . Pada proses pushover, struktur
yang menjadi acuan klasik bagi perencanaan berbasis       didorong sampai mengalami leleh disatu atau lebih
kinerja maka kategori level kinerja struktur , adalah :   lokasi di struktur tersebut. Kurva kapasitas akan
                                                          memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum
    • Segera dapat dipakai (IO = Immediate                mencapai kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku
      Occupancy),                                         non-linier. Kurva pushover dipengaruhi oleh pola
    • Keselamatan penghuni terjamin (LS = Life-           distribusi gaya lateral yang digunakan sebagai beban
      Safety),                                            dorong.
    • Terhindar dari keruntuhan total (CP = Collapse
      Prevention).                                        Tujuan analisa pushover adalah untuk memperkirakan
                                                          gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta
Gambar 1 menjelaskan secara kualitatif level kinerja      untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang
(performance levels) FEMA 273 yang digambarkan            kritis. Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian
bersama dengan suatu kurva hubungan gaya-                 yang memerlukan perhatian khusus untuk pendetailan
perpindahan yang menunjukkan perilaku struktur            atau stabilitasnya. Cukup banyak studi menunjukkan
secara menyeluruh (global) terhadap pembebanan            bahwa analisa statik pushover dapat memberikan hasil
lateral. Kurva tersebut dihasilkan dari analisa statik    mencukupi (ketika dibandingkan dengan hasil analisa
non-linier khusus yang dikenal sebagai analisa            dinamik nonlinier) untuk bangunan regular dan tidak
pushover, sehingga disebut juga sebagai kurva             tinggi.
pushover. Sedangkan titik kinerja (performance point)
merupakan besarnya perpindahan titik pada atap pada       Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat bantu
saat mengalami gempa rencana, dapat dicari                perencanaan tahan gempa, asalkan menyesuaikan
menggunakan metoda yang akan dijelaskan pada bab          dengan keterbatasan yang ada , yaitu :
berikutnya.                                               • Hasil analisa pushover masih berupa suatu
Selanjutnya diatas kurva pushover dapat digambarkan         pendekatan, karena bagaimanapun perilaku gempa
secara kualitatif kondisi kerusakan yang terjadi pada       yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik
level kinerja yang ditetapkan agar awam mempunyai           melalui suatu siklus tertentu, sedangkan sifat
bayangan seberapa besar kerusakan itu terjadi. Selain       pembebanan pada analisa pushover adalah statik
itu dapat juga dikorelasikan dibawahnya berapa              monotonik.
prosentase biaya dan waktu yang diperlukan untuk          • Pemilihan pola beban lateral yang digunakan
perbaikan. Informasi itu tentunya sekedar gambaran          dalam analisa adalah sangat penting.
perkiraan, meskipun demikian sudah mencukupi              • Untuk membuat model analisa nonlinier akan
untuk mengambil keputusan apa yang sebaiknya                lebih rumit dibanding model analisa linier. Model
harus dilakukan terhadap hasil analisis bangunan            tersebut harus memperhitungkan karakteristik
tersebut.                                                   inelastik beban-deformasi dari elemen-elemen
                                                            yang penting dan efek P-∆.
Analisa Statik Nonlinier (Pushover)
                                                          Tahapan Utama dalam Analisa Pushover
Analisa statik nonlinier merupakan prosedur analisa
untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu                Tahapan utama dalam analisa pushover adalah :
bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai             1.   Menentukan titik kontrol untuk memonitor
analisa pushover atau analisa beban dorong statik.             besarnya perpindahan struktur. Rekaman
Kecuali untuk suatu struktur yang sederhana, maka              besarnya perpindahan titik kontrol dan gaya geser
analisa ini memerlukan komputer program untuk                  dasar digunakan untuk menyusun kurva
dapat merealisasikannya pada bangunan nyata.                   pushover.
Beberapa program komputer komersil yang tersedia
adalah SAP2000, ETABS, GTStrudl, Adina.                   2.   Membuat kurva pushover dari berbagai pola
                                                               distribusi gaya lateral yang ekivalen dengan
Analisa dilakukan dengan memberikan suatu pola                 distribusi gaya inertia, sehingga diharapkan
beban lateral statik pada struktur, yang kemudian              deformasi yang terjadi hampir sama dengan
secara bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali             gempa sebenarnya. Karena gempa sifatnya tidak
sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik        pasti, perlu dibuat beberapa pola pembebanan
acuan tercapai. Biasanya titik tersebut adalah titik           lateral.
pada atap, atau lebih tepat lagi adalah pusat massa
atap.                                                     3.   Estimasi besarnya target perpindahan. Titik
                                                               kontrol didorong sampai target tersebut, yaitu
Analisa pushover menghasilkan kurva pushover                   suatu perpindahan maksimum yang diakibatkan
(Gambar 1), kurva yang menggambarkan hubungan                  oleh intensitas gempa rencana yang ditentukan.
antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                             9
4.   Mengevaluasi level kinerja struktur ketika titik                         Target Perpindahan
     kontrol tepat berada pada target perpindahan :                           Gaya dan deformasi setiap komponen / elemen
     merupakan hal utama dari perencanaan barbasis                            dihitung terhadap “perpindahan tertentu” di titik
     kinerja. Komponen struktur dianggap memuaskan                            kontrol yang disebut sebagai “target perpindahan”
     jika memenuhi persyaratan deformasi dan                                  dengan notasi δt dan dianggap sebagai perpindahan
     kekuatan. Karena yang dievaluasi adalah                                  maksimum yang terjadi saat bangunan mengalami
     komponen yang jumlahnya relatif sangat banyak                            gempa rencana.
     maka proses harus dikerjakan oleh komputer
     (fasilitas pushover dan evaluasi kinerja yang                            Untuk mendapatkan perilaku struktur pasca
     terdapat secara built-in pada program SAP2000,                           keruntuhan maka perlu dibuat analisa pushover untuk
     mengacu pada FEMA - 356). Oleh karena itulah                             membuat kurva hubungan gaya geser dasar dan
     mengapa pembahasan perencanaan berbasis                                  perpindahan lateral titik kontrol sampai minimal
     kinerja banyak mengacu pada dokumen FEMA.                                150% dari target perpidahan, δt.
                                                                              Permintaan membuat kurva pushover sampai minimal
Waktu Getar Alami Efektif                                                     150% target perpindahan adalah agar dapat dilihat
Analisa eigen-value untuk waktu getar alami                                   perilaku bangunan yang melebihi kondisi rencananya.
bangunan penting untuk mengetahui estimasi                                    Perencana harus memahami bahwa target perpindahan
besarnya gaya gempa pada bangunan tersebut dan                                hanya merupakan rata-rata nilai dari beban gempa
dilaksanakan berdasarkan data-data linier, padahal                            rencana. Perkiraan target perpindahan menjadi kurang
saat gempa kondisinya sudah berbeda, yaitu                                    benar untuk bangunan yang mempunyai kekuatan
berperilaku in-elastis. Oleh karena itu waktu getar                           lebih rendah dari spektrum elastis rencana. Meskipun
alami bangunan saat gempa berbeda dengan hasil                                tidak didukung oleh data pada saat dokumen FEMA
analisa eigen-value. Untuk mendapatkan waktu getar                            356 ditulis tetapi diharapkan bahwa 150% target
alami efektif saat in-elastis, Te , diperoleh dengan                          perpindahan adalah perkiraan nilai rata-rata ditambah
kurva hasil analisa pushover.                                                 satu standar deviasi perpindahan dari bangunan
                                                                              dengan kekuatan lateral melebih 25% dari kekuatan
                                                                              spektrum elastis.
                                                                              Analisa pushover dilakukan dengan memberikan
                                                                              beban lateral pada pola tertentu sebagai simulasi
                                                                              beban gempa, dan harus diberikan bersama-sama
                                                                              dengan pengaruh kombinasi beban mati dan tidak
                                                                              kurang dari 25% dari beban hidup yang disyaratkan.
                                                                              Beban lateral harus diberikan pada pusat massa untuk
                                                                              setiap tingkat. FEMA 273 mensyaratkan minimal
                                                                              harus diberikan dua pola beban yang berbeda sebagai
                                                                              simulasi beban gempa yang bersifat random, sehingga
                                                                              dapat memberikan gambaran pola mana yang
Gambar 2. Parameter Waktu Getar Fundamental Effektif dari
                                                                              pengaruhnya paling jelek. Selanjutnya beban tersebut
                    Kurva Pushover                                            harus diberikan secara bertahap dalam satu arah
                                                                              (monotonik).
Untuk itu , kurva pushover diubah menjadi kurva
bilinier untuk mengestimasi kekakuan lateral efektif                          Kriteria evaluasi level kinerja kondisi bangunan
bangunan, Ke, dan kuat leleh bangunan, Vy. Kekakuan                           didasarkan pada gaya dan deformasi yang terjadi
lateral efektif dapat diambil dari kekakuan secant                            ketika perpindahan titik kontrol sama dengan target
yang dihitung dari gaya geser dasar sebesar 60% dari                          perpindahan δt. Jadi parameter target perpindahan
kuat leleh. Karena kuat leleh diperoleh dari dari titik                       sangat penting peranannya bagi perencanaan berbasis
potong kekakuan lateral efektif pada kondisi elastis                          kinerja.
(Ke) dan kondisi in-elastis (αKe), maka prosesnya                             Ada beberapa cara menentukan target perpindahan,
dilakukan secara trial-error. Selanjutnya waktu getar                         dua yang cukup terkenal adalah Displacement
alami efektif, Te dihitung sebagai :                                          Coeficient    Method     atau    Metoda    Koefisien
                                                                              Perpindahan (FEMA 273/274, FEMA 356 / 440 dan
          Ki
Te = Ti      ...........................................................(1)   ATC 40) dan Capacity Spectrum Method atau
          Ke                                                                  Metoda Spektrum Kapasitas (FEMA 274 / 440, ATC
                                                                              40). Selain itu ada persyaratan perpindahan dari SNI
dimana Ti dan Ki adalah perioda alami awal elastis                            1726-2002 yang dapat dijadikan sebagai kriteria
(dalam detik) dan kekakuan awal bangunan pada arah                            kinerja, akan dibahas pula.
yang ditinjau.




10                                            Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
Koefisien Perpindahan (FEMA 273)                                                   Illustrasi berikut dapat memberikan gambaran secara
Merupakan metoda utama yang terdapat dalam                                         jelas penerapan Metode Koefisien Perpindahan dalam
FEMA 273/356 untuk prosedur statik nonlinier.                                      menetapkan target perpindahan dari struktur yang
Penyelesaian dilakukan dengan memodifikasi respons                                 akan dievaluasi.
elastis linier dari sistem SDOF ekivalen dengan faktor
koefisien C0 , C1 , C2 dan C3 sehingga diperoleh
perpindahan global maksimum (elastis dan inelastis)
yang disebut “target perpindahan”, δT .
Proses dimulai dengan menetapkan waktu getar
efektif , Te , yang memperhitungkan kondisi inelastis
bangunan (lihat bagian tentang waktu getar alami).
Waktu getar alami efektif mencerminkan kekakuan
linier dari sistem SDOF ekivalen. Jika di-plot-kan
pada spektrum respons elastis akan menunjukkan
percepatan gerakan tanah pada saat gempa yaitu
akselerasi puncak, Sa, versus waktu getar, T.
Rendaman yang digunakan selalu 5% yang mewakili
level yang diharapkan terjadi pada struktur yang
mempunyai respons pada daerah elastis. Puncak
perpindahan spektra     elastis, Sd , berhubungan
langsung dengan akselerasi spektra , Sa , dengan
hubungan berikut:
                                                                                   Gambar 4. Skematik Prosedur Metode Koefisien Perpindahan
       Te2
Sd =          S a ...........................................................(2)                         (FEMA 440)
       4π 2
                                                                                   Metoda Spektrum Kapasitas
Selanjutnya target perpindahan pada titik kontrol δT,
ditentukan sebagai berikut (Fema 273/356) :                                        Merupakan metoda utama ATC 40 (ATC 1996),
                                                                                   meskipun dimaksudkan untuk konstruksi beton
                                   2                                               bertulang, tetapi ternyata banyak juga diaplikasikan
                          ⎛ Te ⎞                                                   pada konstruksi lain.
δ T = C0 C1C 2 C3 S a ⎜        ⎟ g ....................................(3)
                          ⎝ 2π ⎠                                                   Dalam Metoda Spektrum Kapasitas proses dimulai
Catatan : notasi diharap mengacu pada dokumen yang                                 dengan menghasilkan kurva hubungan gaya-
bersangkutan.                                                                      perpindahan yang memperhitungkan kondisi inelastis
                                                                                   struktur. Proses tersebut sama dengan Metode
                                                                                   Koefisien Perpindahan, kecuali bahwa hasilnya
                                                                                   diplot-kan dalam format ADRS (acceleration
                                                                                   displacement response spectrum).




                                                                                       Gambar 5. Penentuan Titik Kinerja menurut Metode
                                                                                                     Spektrum Kapasitas

                                                                                   Format tersebut adalah konversi sederhana dari kurva
                                                                                   hubungan gaya geser dasar dengan perpindahan
                                                                                   lateral titik kontrol dengan menggunakan properti
                                                                                   dinamis sistem dan hasilnya disebut sebagai kurva
Gambar 3. Perilaku Pasca Leleh Sistem Struktur (FEMA 356)                          kapasitas struktur.    Gerakan tanah gempa juga




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                                         11
dikonversi ke format ADRS. Hal itu menyebabkan              Tetapi modifikasi diberikan dalam menentukan
kurva kapasitas dapat di-plot-kan pada sumbu yang           parameter C1 dan C2 :
sama sebagai gaya gempa perlu. Pada format tersebut
waktu getar ditunjukkan sebagai garis radial dari titik                R −1
                                                            C1 = 1 +          ......................................................... (4)
pusat sumbu.                                                           aTe2
Waktu getar ekivalen, Te, dianggap sebagai secant           dimana Te adalah waktu getar efektif dari struktur
waktu getar tepat dimana gerakan tanah gempa perlu          SDOF dalam detik, R adalah rasio kekuatan yang
yang direduksi karena adanya efek redaman ekivalen          dihitung dengan Persamaan 5. Konstanta a adalah
bertemu pada kurva kapasitas. Karena waktu getar            sama dengan 130, 90 dan 60 untuk site kategori B, C
ekivalen dan redaman merupakan fungsi dari                  dan D. Untuk waktu getar kurang dari 0.2 detik maka
perpindahan maka penyelesaian untuk mendapatkan             nilai C1 pada 0.2 detik dapat dipakai. Untuk waktu
perpindahan inelastik maksimum (titik kinerja) adalah       getar lebih dari 1.0 detik maka C1 dapat dianggap
bersifat iteratif. ATC-40 menetapkan batas redaman          sama dengan 1.
ekivalen untuk mengantisipasi adanya penurunan
                                                                                       2
kekuatan dan kekakuan yang bersifat gradual.                          1 ⎛ R −1 ⎞
                                                            C2 = 1 +     ⎜     ⎟ ............................................. (5)
Cara ini telah built-in dalam program SAP2000 ,                      800 ⎜ Te ⎟
                                                                         ⎝     ⎠
proses konversi kurva pushover ke format ADRS dan
kurva respon spektrum yang direduksi dikerjakan             Untuk waktu getar kurang dari 0.2 detik maka nilai C2
otomatis dalam program. Data yang perlu dimasukkan          pada 0.2 detik dapat dipakai. Untuk waktu getar lebih
cukup memberikan kurva Respons Spektrum Rencana             dari 0.7 detik maka C2 dapat dianggap sama dengan 1.
dengan parameter berikut :
                                                            Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI-1726-2002
                                                            Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh
                                                            simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum
                                                            struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana
                                                            dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan,
                                                            yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya
                                                            keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan
                                                            korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan
                                                            berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur
                                                            gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela
                                                            delatasi). Sesuai Pasal 4.3.3 SNI-1726-2002
                                                            simpangan dan simpangan antar-tingkat ini harus
                                                            dihitung dari simpangan struktur gedung akibat
                                                            pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu
                                                            faktor pengali ξ sebagai berikut :
     Gambar 6. Parameter data Respons Spektrum Rencana
                                                              - untuk struktur gedung beraturan : ξ = 0.7 R
                                                              - untuk struktur gedung tidak beraturan :
Metoda Koefisien Perpindahan FEMA 440                                    0.7 R
                                                                ξ=                ............................................ (7)
Adanya dua macam metode evaluasi non-linier yaitu                   Faktor Skala
Metode Koefisien Perpindahan (FEMA 273/356) dan             di mana R adalah faktor reduksi gempa struktur
Metode Spektrum Kapasitas (ATC 40, FEMA 274)                gedung tersebut dan Faktor Skala adalah seperti yang
kadang-kadang menimbulkan keraguan karena                   ditetapkan dalam Pasal 7.2.3 SNI-1726-2002.
hasilnya belum tentu sama . Untuk mengantisipasi hal
tersebut dilakukan evaluasi melalui ATC 55 Project          Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit,
dan menghasilkan FEMA 440 : Improvement of                  dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang
Nonlinear Static Seismic Analysis Procedures , yang         dihitung dari simpangan struktur gedung menurut
mana kedua metode tersebut dimodifikasi. Untuk              rumusan diatas tidak boleh melampaui 0.02 kali tinggi
Metode Koefisien Perpindahan, persamaan target              tingkat yang bersangkutan.
perpindahannya tetap sama yaitu Persamaan 3 :               Kriteria simpangan ultimit tersebut selanjutnya
                           2                                digunakan sebagai target perpindahan versi SNI-
                     ⎛ Te ⎞
δ T = C0 C1C 2 C3 S a ⎜   ⎟ g                               1726-2002, sedangkan evaluasi kriteria penerimaan
                     ⎝ 2π ⎠                                 masih mengacu pada FEMA 356 yang sudah built-in
                                                            pada program komputer SAP2000.




12                                  Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
Pola Beban Dorong                                                  yang direduksi). Analisis tahap pertama belum
Distribusi gaya inersia yang berpengaruh saat gempa,               memperhitungkan kondisi non-linier. Selanjutnya
akan bervariasi secara kompleks sepanjang tinggi                   analisis dilanjutkan dengan memberikan pola
bangunan. Oleh karena itu , analisa beban dorong                   beban lateral yang diberikan secara monotonik
statik memerlukan berbagai kombinasi pola distribusi               bertahap. Pola beban lateral minimal dua buah
yang berbeda untuk menangkap kondisi yang paling                   setiap arahnya sesuai ketentuan FEMA agar
ekstrim untuk perencanaan.                                         diperoleh kondisi yang paling kritis.

Bentuk distribusi yang relatif sederhana disampaikan          3.   Intensitas pembebanan lateral ditingkatkan
dalam gambar berikut :                                             sampai komponen struktur yang paling lemah
                                                                   berdeformasi yang menyebabkan kekakuannya
                                                                   berubah secara signifikan (terjadi leleh dari
                                                                   penampang). Kekakuan penampang yang
                                                                   mengalami leleh pada model akan dimodifikasi
                                                                   untuk mengantisipasi perilaku pasca leleh,
                                                                   selanjutnya model struktur yang dimodifikasi
                                                                   diberi pembebanan kembali, baik dengan kontrol
                                                                   beban atau kontrol lendutan menggunakan pola
 Gambar 7. Variasi Pola Distribusi Pembebanan Lateral (dari
                        FEMA 274)
                                                                   beban yang sama. Modifikasi perilaku komponen
                                                                   yang mengalami leleh dapat berupa :

Beban lateral harus diberikan pada model struktur                  a.   Menempatkan sendi plastis pada elemen
dalam proporsi yang sama dengan distribusi gaya                         lentur yang mencapai kekuatan lenturnya, hal
inersia sebidang dengan diaphragm lantai. Untuk                         tesebut diberikan pada ujung balok dan
keseluruhan analisis sedikitnya dua pola beban lateral                  kolom.
harus diberikan yaitu :                                            b.   Jika ada bresing maka elemen yang buckling
•    Sama dengan pola ragam fundamental pada arah                       harus di eliminasi terlebih dahulu sebelum
     yang ditinjau bilamana sedikitnya 75% massa                        melanjutkan ke tahapan berikutnya.
     dapat diantisipasi pada ragam tersebut.                       c.   Memodifikasi data kekakuan jika dianggap
•    Pola kedua adalah distribusi merata sesuai                         ada elemen yang mampu menahan beban
     dengan proporsi total massa pada lantai.                           dengan kekakuan yang berkurang.

                                                              4.   Langkah ke-3 di atas diulang sebanyak jumlah
                                                                   komponen yang mencapai kondisi batas
Langkah-langkah Analisis                                           kekuatannya (leleh). Sebagai catatan , meskipun
Analisa beban dorong statik non-linier akan                        intensitas pembebanan secara bertahap meningkat
dilaksanakan mengikuti petunjuk FEMA 356,                          tetapi pola beban yang diberikan tetap sama
kebetulan program SAP2000 yang digunakan juga                      untuk setiap tahapan, meskipun FEMA juga
mengacu pada dokumen tersebut.                                     memperbolehkan menggunakan alternatif lain
                                                                   yaitu pola beban adaptive.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
                                                              5.   Untuk setiap tahapan beban, gaya dalam dan
1.   Analisa elastis struktur dengan memasukkan                    deformasi elastis maupun plastis dihitung dan
     semua elemen bangunan yang berkaitan dengan                   direkam. Gaya dan deformasi untuk semua
     berat, kekuatan, kekakuan, stabilitasnya dan                  tahapan beban sebelumnya akan terakumulasi
     lainnya dan direncanakan memenuhi ketentuan                   untuk menghasilkan gaya dan deformasi total
     perencanaan bangunan baja Indonesia terbaru.                  (elastis dan plastis) dari semua komponen pada
     Peraturan baja Indonesia lama tidak dapat dipakai             semua tahap pembebanan.
     karena kriteria FEMA 356 mengharuskan setiap
     komponen struktur harus memenuhi persyaratan             6.   Proses pembebanan dilanjutkan sampai batas
     gempa dari AISC cara LRFD 1994. Sedangkan                     kinerja terdeteksi dari perpindahan titik kontrol
     peraturan baja yang terbaru yaitu SNI SNI 03–                 pada atap.
     729–2000 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja            Note: Langkah 3 - 6 dilakukan secara sistematis dan
     untuk Bangunan Gedung) mempunyai prosedur                otomatis oleh program komputer yang mempunyai
     yang sama dengan AISC - LRFD.                            kemampuan untuk analisa struktur statik non-linier
2.   Analisis beban dorong dilakukan dalam dua                atau pushover, dalam hal ini adalah SAP2000.
     tahap, yang pertama struktur diberi beban                Prosesnya melalui iterasi yang berulang sampai
     gravitasi (kombinasi beban mati dan beban hidup          diperoleh keseimbangan pada gaya-gaya internalnya.




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                13
Kadang-kadang iterasinya dapat memakan waktu              • Jika tidak ada data eksperimental atau analisis dari
lama tanpa mencapai konvergen, hal tersebut                 perilaku plastifikasi sendi plastis maka kurva
umumnya menunjukkan kondisi struktur yang                   Beban-Lendutan Umum, dengan parameter a, b, c,
mencapai keruntuhan, bila belum maka kontrol                seperti didefinisikan dalam Tabel 5-6 and 5-7
perpindahan dalam analisis kadang membantu                  FEMA 356, dapat digunakan untuk mengevaluasi
menyelesaikan problem tersebut.                             komponen portal baja.

7.   Perpindahan titik kontrol versus gaya geser dasar    Evaluasi dilakukan untuk setiap titik yang berpotensi
     untuk setiap tahapan beban di plotkan untuk          mengalami sendi plastis, yang lokasinya ditentukan
     menggambarkan respons perilaku non-linier            dalam model analisis. Untuk menghindari keruntuhan
     struktur yaitu kurva pushover. Perubahan             pada sambungan yang bersifat getas seperti yang
     kemiringan dari kurva tersebut menunjukkan           terjadi pada gempa Northridge maka semua sendi
     adanya leleh pada komponen.                          plastis pada balok dianggap terjadi di muka kolom
                                                          dengan asumsi 0.05 L dari as. Minimum satu balok
8.   Kurva pushover selanjutnya digunakan untuk
                                                          ada dua sendi plastis pada ujung-ujungnya.
     menentukan target perpindahan.
                                                          Keseluruhan proses evaluasi untuk komponen struktur
9.   Selanjutnya akumulasi gaya dan deformasi
                                                          dikerjakan secara otomatis oleh program komputer
     dievaluasi pada target perpindahan untuk
                                                          SAP2000 v 8.3.5 yang telah mengadopsi kriteria
     mengetahui kinerja setiap komponen.
                                                          evaluasi berdasar FEMA 356. Hasil evaluasi disajikan
     a.   Perilaku yang dikontrol deformasi (misal,       dalam bentuk grafis yaitu deformasi struktur beserta
          lentur balok), deformasinya dibandingkan        sendi-sendi plastis yang terbentuk termasuk kondisi
          dengan deformasi ijin dari FEMA 356.            kinerjanya, selain itu juga dapat ditampilkan dalam
                                                          bentuk tabel setiap tahapan pembebanan dan kondisi
     b.   Untuk perilaku yang dikontrol gaya (misal,
                                                          sendi plastis yang terbentuk.
          geser     balok),   kapasitas     kekuatan
          dibandingkan dengan gaya yang terjadi.
          Kapasitas kekuatan juga telah didefinisikan     Implementasi Evaluasi Kinerja
          dalam FEMA 356.                                 Struktur direncanakan terlebih dahulu mengacu pada
10. Jika salah satu (a) gaya perlu dalam aksi atau        standar SNI 03 – 1729 – 2000 (Tata Cara Perencanaan
    komponen atau elemen yang dikontrol gaya, atau        Struktur Baja untuk Bangunan Gedung) dan SNI 03 –
    (b) besarnya deformasi yang terjadi dalam aksi,       1726 - 2002 (Standar Perencanaan Ketahanan
    komponen atau elemen yang dikontrol deformasi,        Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung). Pada
    melebihi nilai-nilai yang ditetapkan       maka       cara perencanaan yang biasa maka proses selesai jika
    dianggap kinerjanya tidak memenuhi syarat.            setiap persyaratan terpenuhi.

Note: Langkah 9 dan 10 dilakukan otomatis oleh            Untuk perencanaan berbasis kinerja, kondisi tersebut
program komputer, dan hasilnya dapat berupa grafik        dilanjutkan dengan analisa beban dorong statik (static
atau tabel yang menyajikan kondisi setiap komponen.       push over analysis) untuk melihat kinerja sesung-
                                                          guhnya terhadap pembebanan lateral. Untuk dapat
                                                          melakukan analisa tersebut secara praktis diperlukan
Kriteria Penerimaan Kinerja Struktur
                                                          program komputer khusus, dalam hal ini adalah
Gaya geser dasar pada target perpindahan Vt tidak         SAP2000 Non-Linier v 8.3.5. Catatan : Perencanaan
boleh kurang dari 80% dari gaya geser dasar efektif       pendahuluan (biasa) akan memanfaatkan program
pada saat leleh, Vy, yang dihitung pada saat nilai Te.    tersebut, karena fasilitasnya tersedia.
Kriteria penerimaan diberikan bila komponen portal        Implementasi perencanaan berbasis kinerja untuk
baja memenuhi persyaratan berikut :                       bangunan baja :
• Sistem sambungan momen pada kolom-balok                  •   Konfigurasi bangunan yang dipilih adalah
  harud didesain sedemikian sehingga sendi platis              regular dan tipikal seperti halnya struktur baja
  tidak terjadi tepat pada sambungan tetapi dibagian           pada umumnya, yaitu agar dapat difabrikasi dan
  balok. Kondisi itu belajar dari pengalaman akibat            dilaksanakan secara cepat.
  gempa Northridge 1994, dimana sebagian besar
                                                           •   Jumlah lantai 6 tingkat, termasuk atap. Tinggi
  bangunan baja telah memakai sambungan momen
                                                               lantai pertama 4 m , sedang tinggi lantai typikal
  pada kolom-balok dengan sistem las penuh pada
                                                               diatasnya adalah 3.5 m. Jadi tinggi total
  sayap, suatu sistem sambungan yang populer sejak
                                                               bangunan H = 21.5 m (atap).
  1950, tetapi ternyata banyak mengalami kegagalan
  yang bersifat getas (non-daktail).                       •   Fungsi bangunan adalah perkantoran.




14                                Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
Deskripsi Bangunan Rencana                                                                                 Sistem tumpuan kolom ke pondasi berupa sendi agar
                                                                                                           diperoleh sistem sambungan yang sederhana dan
                A                         B                           C               D   balok anak
                                                                                                           mudah dilaksanakan. Konsekuensinya, balok portal
                                                                                          W350 (typ)
                                                                                                           pada lantai diatasnya harus dipilih cukup kaku agar
     4



                                                                                                           faktor tekuk pada kolom bagian bawah tidak terlalu
                                                                                                           besar. Faktor tekuk dihitung otomatis saat proses
                                                                                                           desain dengan program SAP2000.
     3




                                                                                            3 @ 6.0=18.0
                                                                                                                                      1                           2               3               4
     2




                                                                                                                                                 W300                   W300          W300



                                                                                                                                                 W300                   W300          W300




                                                                                                                                                           H300
                                                                                                                             H300
     1




                                                                                                                                                 W300                   W300          W300
                    3@2.4=7.2                         4@2.4=9.6           3@2.4=7.2




                                                                                                                                                               H350
                Gambar 8. Denah Bangunan Tipikal (m)                                                                                             W300                   W300          W300


Sistem lantai adalah beton bertulang dengan tebal 12                                                                                             W300                   W300          W300




                                                                                                                             H350
cm, yang didukung oleh balok anak setiap jarak 2.4 m




                                                                                                                                                               H400
(typical). Balok anak terdiri dari profil W350 sebagai                                                                                           W400                   W400          W400


sistem struktur sederhana (simple beam). Hubungan




                                                                                                                                                        H428
                                                                                                                             H400
balok dengan lantai diberi tulangan angkur sehingga
lantai dapat dianggap sebagai diagfragma kaku pada                                                                                                  6.0                     6.0        6.0


bidang horizontal. Selanjutnya struktur akan dianalisis                                                                                                        Portal B dan C
sebagai analisa struktur 3D.
                                                                                                                        A                           B                             C                   D
                              1                       2               3           4                                            W450                                   W500                 W450
                                         W300               W300          W300

                                                                                                                               W450                                   W500                 W450
                                                                                                                                             H300




                                         W300               W300          W300
                       H250




                                                                                                                               W450                                   W500                 W450




                                                                                                                                                                                                          5@3.5=17.5
                                         W300               W300          W300
                                                                                                                                                 H350




                                                                                                                               W450                                   W500                 W450
                                                                                                                 W588




                                         W300               W350          W300

                                                                                                                               W450                                   W500                 W450
                                         W300               W400          W300
                       H300




                                                                                                                                                 H400
                                               W588




                                                                                                                               W500                                   W600                 W500

                                         W600               W600          W600
                                                                                                                                          H428




                                                                                                                                                                                                          4.0
                     H350




                                                                                                                                    7.2                               9.6                  7.2

                                         6.0                    6.0        6.0
                                                                                                                                                         Portal 2 dan 3
                                                Portal A dan D
                                                                                                                             Gambar 10. Elevasi Portal Tengah

                                                                                                           Sistem sambungan portal adalah sistem sambungan
                A                         B                           C               D                    kaku sekuat profil yang terlemah dan diberi diberi
                      W350                             W400                W350                            perkuatan sedemikian sehingga sendi plastis hanya
                                                                                                           terjadi di balok, dan merupakan sistem struktur yang
         H250




                      W350                             W400                W350
                                                                                                           daktail.
                                  H300




                      W350                             W400                W350                                             Tabel 2 : Daftar Profil Baja Terpakai
                                                                                          5@3.5=17.5




                      W350                             W400                W350                               Notasi          h                    B                    tw          tf            Berat      Note
                                                                                                                            (mm)                 (mm)                 (mm)        (mm)           (kg/m)
                                                                                                               W300          300                  150                    6.5           9           36.7   Balok
         H300




                      W400                             W450                W400
                                  H350




                                                                                                               W350          350                  175                      7         11            49.6
                      W500                             W600                W500                                W400          400                  200                      8         13            66.0
                                                                                                               W450          450                  200                      9         14            76.0
       H350




                                  H400




                                                                                          4.0




                                                                                                               W588          588                  300                    12          20           151.0   Kolom
                                                                                                               H250          250                  250                      9         14            72.4
                            7.2                           9.6               7.2
                                                                                                               H300          300                  300                    10          15            94.0
                                           Portal 1 dan 4
                                                                                                               H350          350                  350                    12          19           136.0
                                                                                                               H400          400                  400                    13          21           172.0
                    Gambar 9. Elevasi Portal Pinggir (m)                                                       H428          428                  407                    20          35           283.0




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                                                                                                                      15
Beban Tetap dan Massa Bangunan
                                                                                   A             B                          C            D
Waktu getar alami tersebut selain tergantung dari
kekakuan struktur , juga tergantung pada masa




                                                                          4
bangunan. Dalam hal tersebut sumbangan terbesar




                                                                                                                 arah Y
                                                                                                                 massa
adalah dari beban tetap lantai bangunan. Beban tetap
terdiri dari lantai beton bertulang (t = 120 mm) dan




                                                                                                        0.9
                                                                          3
berat finishing serta peralatan ME serta plafon yang                                                                      massa arah X

dipikulnya, yang selanjutnya disebut beban mati.                                                                      1.2


Berat lantai : 0.12 * 2400 = 288 kg/m2




                                                                          2




                                                                                                                                             9.9
Finishing + ME = 112 kg/m2                                                                            pusat
                                                                                                      kekakuan

beban mati merata lantai atau q DL = 400 kg/m2 .




                                                                          1
                                                                                               13.2
Beban hidup diambil 300 kg/m2 yang tergantung dari
fungsi lantai (perkantoran). Untuk perhitungan massa                   Gambar 11. Penempatan Massa dengan Eksentrisitas Rencana
bangunan maka beban hidup direduksi menjadi 30%.
Dinding penutup bangunan dianggap dari panel kaca                      Dalam memberikan eksentrisitas massa di atas ,
dan aluminium ringan, untuk menyederhanakan                            karena berat sendiri struktur dianggap relatif kecil
permasalahan maka berat dianggap relatif dapat                         maka diabaikan. Selanjutnya dengan program
diabaikan. Berat sendiri struktur secara otomatis                      komputer dapat diperoleh hasilnya seperti yang
diperhitungkan dalam program.                                          terlihat pada Lampiran 1.
Analisa Modal                                                          Analisis memperlihatkan bahwa akselerasi arah x dan
Analisa modal atau eigen-value diperlukan untuk                        arah y mempunyai ratio modal load participation >
mengetahui perilaku dinamis bangunan sekaligus                         90% , yang menunjukkan ragam pertama struktur
perioda getar alami. Parameter yang mempengaruhi                       dominan sehingga sesuai untuk analisa dengan beban
pada analisa modal adalah massa dan kekakuan lateral                   dorong statik (analisa pushover).
bangunan.                                                              Pasal 5.6 SNI-1726-2002 menyatakan bahwa untuk
Dalam       perencanaan          struktur    gedung         terhadap   mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu
                                                                       fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T1 dari
pengaruh Gempa Rencana, eksentrisitas rencana ed                       struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada
antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat                     koefisien ζ untuk Wilayah Gempa tempat struktur
menurut Pasal 5.4.3. harus ditinjau baik dalam                         gedung berada dan jumlah tingkatnya n menurut
analisis statik, maupun dalam analisis dinamik 3                       persamaan
dimensi.
                                                                       T1 < ζ n .............................................................. (8)
Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat
harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed. Apabila                 Menurut Tabel 8 SNI-1726-2002 , untuk wilayah 4,
ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung pada                  maka nilai ζ = 0.17. Jadi nilai T1 maksimum untuk
lantai tingkat itu, diukur tegak lurus pada arah                       bangunan bertingkat 6 adalah = 0.17 * 6 = 1.02 detik.
pembebanan gempa, dinyatakan dengan b, maka
eksentrisitas rencana ed ditentukan sebesar 0.05 b ,                   Konfigurasi Pembebanan
dalam hal tersebut nilai e adalah nol karena massa
lantai dan konfigurasi strukturnya adalah simetri.                     Beban Gempa
                                                                       Analisa ragam spektrum respon digunakan sebagai
                                                                       simulasi gempa, yaitu memakai Spektrum Respons
                Tabel 3. Eksentrisitas Massa Rencana
                                                                       Gempa Rencana dari SNI – 1726 – 2002 , dengan
 Massa - arah     B       L      Massa      ed    Koord-x    Koord-y   asumsi bahwa bangunan tersebut dibangun di atas
     Ux           18.0    24.0   1585000    0.9      12.0        9.9   tanah sedang dan berada di wilayah 4 dari peta
     Uy           24.0    18.0   1585000    1.2      13.2        9.0   gempa.
                                                                       Spektrum Respons Gempa Rencana menurut gambar
Catatan :                                                              dibawah nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor
                                                                       koreksi I/R, di mana I adalah Faktor Keutamaan
- koordinat sudut bangunan (kiri-bawah) ≈ (0,0)                        (I=1), sedangkan R adalah faktor reduksi gempa
                                                                       representatif   dari   struktur    gedung      yang
- massa lantai           = B * L * ( QDL + α QLL ) / g
                                                                       bersangkutan(R=8.5, portal baja daktail). Dalam hal
= 18*24*( 400 + 0.3 *300 ) / 9.81 = 21580 kg. s2/m                     ini, jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam




16                                          Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
penjumlahan respons ragam menurut metoda ini harus                                        gempa nominal Gempa Rencana dalam arah tertentu,
sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa dalam                                         tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons
menghasilkan respons total harus mencapai sekurang-                                       ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur
kurangnya 90%.                                                                            gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal
                                                                                          V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan
                                                                                          menurut persamaan berikut :
     0.85                                               Wilayah Gempa 4
                                                         0.85   Cv                        V > 0.8V1...................................................................... (9)
                                                    C=             (Tanah lunak)
     0.70                                                    T

                                                        C=
                                                             0.42
                                                                  (Tanah sedang)          di mana V1 adalah gaya geser dasar nominal sebagai
     0.60                                                      T
                                                                                          respons ragam yang pertama terhadap pengaruh
                                                                  0.30
                                                         C=
                                                                    T
                                                                       (Tanah keras)      Gempa Rencana menurut persamaan :
                                                                                                                     C1 I
 C                                                                                                                       V1 =
                                                                                                                           Wt
     0.34                                                                                                              R
     0.28
                                                                                          C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa dari Spektrum
     0.24
                                                                                          Respons Gempa Rencana untuk waktu getar alami
                                                                                          pertama T1, I adalah Faktor Keutamaan dan R adalah
                  Ca
                                                                                          faktor reduksi gempa, sedangkan Wt adalah berat
            0   0.2   0.5 0.6       1.0                      2.0                    3.0   total gedung, termasuk reduksi beban hidup.
                                              T

 Gambar 12. Kurva Spektrum Respons Rencana (dari SNI –                                    Evaluasi gempa arah x :
                     1726 – 2002)                                                         Tx = 1.819 det , syarat bangunan 6 lantai, T1 maks =
Catatan : Ca dan Cv adalah parameter Kurva                                                1.02 det. Jadi pakai T1 maks., dari tabel kurva
          Spektrum Menurut UBC untuk program                                              spektrum wilayah 4 (tanah sedang) maka C1 =
          SAP2000                                                                         0.42/1.02 = 0.41 , sehingga
                                                                                                  0.41 *1
Nilai puncak gaya dalam, perpindahan, gaya geser                                          V1 =            (1181815 + 0.3 * 777600) = 68258 kg
                                                                                                    8.5
tingkat dan gaya dasar setiap ragam yang ditinjau,
dikombinasikan dengan cara CQC (complete                                                  Hasil analisa spektrum respon
quadratic sum of squares).
                                                                                          V x = 30821.24 < 0.8V1 = 54606.4
Untuk memperhitungkan percepatan gempa yang
sembarang terhadap struktur gedung, pengaruh                                              Jadi spektrum respon arah x perlu diperbesar =
pembebanan gempa dalam arah utama dianggap                                                54606.4 / 30821.24 = 1.77171
efektif 100% dan dianggap terjadi bersamaan dengan
pengaruh pembebanan dalam arah tegak lurus pada                                           Evaluasi gempa arah y :
arah utama pembebanan tadi dengan efektifitas                                             Ty = 2.068 det , syarat bangunan 6 lantai, T1 maks =
sebesar 30%. Ketentuan tersebut secara mudah dipe-                                        1.02 det. Jadi pakai T1 maks., dari tabel kurva
nuhi memakai option SAP2000 saat mendefinisikan                                           spektrum wilayah 4 (tanah sedang) maka C1 =
analisa ragam spektrum respons, sehingga pada saat                                        0.42/1.02 = 0.41 , sehingga
mendefinisikan kombinasi pembebanan tidak perlu
                                                                                                  0.41 *1
diulang.                                                                                  V1 =            (1181815 + 0.3 * 777600) = 68258 kg
                                                                                                    8.5
Reaksi total pada tumpuan akibat pembebanan
disajikan dalam tabel berikut :                                                           Hasil analisa spektrum respon
            Tabel 4. Gaya Reaksi Dasar (belum dikoreksi)                                  V y = 27118.05 < 0.8V1 = 54606.4
  OutputCase           CaseType            GlobalFX      GlobalFY          GlobalFZ
                                                                                          Jadi spektrum respon arah x perlu diperbesar =
       Text               Text                    Kgf               Kgf            Kgf    54606.4 / 27118.05 = 2.01366
      DEAD              LinStatic         -1.705E-13 -8.704E-14 1181815.73
                                                                                          Berdasarkan evaluasi diatas maka analisa spektrum
       LIVE             LinStatic         -5.969E-13 1.323E-13            777600.00
                                                                                          respon dinamik harus dikoreksi menggunakan faktor
       eq-x           LinRespSpec          30821.24              826.44    4.285E-02      pengali 1.77171 untuk arah x , dan 2.01366 untuk
       eq-y           LinRespSpec            826.44      27118.05          9.560E-03      arah y , sedemikian sehingga pasal 7.1.3 dari
                                                                                          peraturan gempa dapat terpenuhi, dan selanjutnya
Pasal 7.1.3 SNI – 1726 – 2002 menyatakan bahwa                                            struktur dianalisa kembali menggunakan nilai
nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                                                                        17
spektrum respon dinamik yang dikoreksi dengan hasil                       Note : pemilihan profil tepi portal A dan D lebih
sebagai berikut :                                                         ditentukan oleh kriteria simpangan antar tingkat.
          Tabel 5. Gaya Reaksi Dasar (setelah dikoreksi)
                                                                          Kombinasi Beban
     OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ
                                                                          Kombinasi pembebanan mengacu standar SNI 03 –
        Text       Text           Kgf        Kgf        Kgf
                                                                          1729 – 2000 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
       DEAD      LinStatic -1.705E-13 -8.704E-14 1181815.73
        LIVE     LinStatic -5.969E-13 1.323E-13 777600.00
                                                                          untuk Bangunan Gedung) dimana ketentuannya sama
        eq-x   LinRespSpec 54606.31 1464.21 7.591E-02
                                                                          dengan AISC LRFD 1994, yaitu :
        eq-y   LinRespSpec 1664.16 54606.52 1.925E-02                     1.4 DL
                                                                          1.2 DL + 1.6 LL
Keterangan                                                                1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 Eq-X
• LinStatic : analisa elastik linier statik
                                                                          1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 Eq-Y
•      LinRespSpec : analisa spektrum respons ,                           0.9 DL + 1.0 Eq-X
       berdasarkan kurva spektrum respons rencana
       peta gempa wilayah 4 , kondisi tanah sedang.                       0.9 DL + 1.0 Eq-Y

Gaya gempa dari spektrum respon dinamik yang telah                        Hasil Perencanaan Struktur Standar
dikoreksi tersebut selanjutnya digunakan sebagai                          SAP2000 menyediakan option perencanaan baja
beban gempa desain struktur baja.                                         berdasarkan code: AISC – ASD 1989 , AISC – LRFD
                                                                          1994, AASHTO – LRFD 1997, CAN/CSA-S16.1-94
Kinerja Batas Layan                                                       1995, BS5950 1990, CEN 1992.
Kinerja    batas layan bangunan ditentukan oleh
simpangan antar-tingkat akibat pengaruh Gempa                             AISC – LRFD 1994 sama dengan standar SNI 03 –
Rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan                       1729 – 2000 , maka option tersebut dipilih. Hasilnya
baja (atau peretakan pada bangunan beton) yang                            berupa ratio kuat perlu dibanding kuat nominal dan
berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan                           semuanya cukup (rasio < 1 ) .
non-struktur dan ketidak-nyamanan penghuni.                               Dari evaluasi diketahui bahwa kombinasi beban
Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari                           gempa berpengaruh pada kolom portal tepi,
simpangan struktur gedung tersebut akibat pengaruh                        sedangkan kolom-kolom tengah ditentukan dari
Gempa Nominal yang telah dibagi Faktor Skala.                             pembebanan tetap. Selain itu konfigurasi struktur
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan                            telah memenuhi persyaratan perencanaan yang biasa,
maka dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang                        tetapi apakah strukturnya berkinerja dan berperilaku
dihitung dari simpangan bangunan tidak boleh                              daktail, belum bisa diperoleh kecuali dilakukan
melampaui 0.03/R * tinggi tingkat yang bersangkutan                       analisa yang dapat memperhitungkan kondisi inelastis
atau 30 mm, dan dipilih yang nilainya terkecil.                           dari bangunan pada saat gempa.
Ratio batas simpangan struktur = 0.03/8.5= 0.00353
Simpangan pada pusat massa menunjukkan bahwa :
         Tabel 6. Simpangan Arah X (arah memanjang)

     Level htingkat   Simpangan X Simpangan       Ratio simpangan Ket.
           (m)                    antar tingkat   antar tingkat
     Atap 3.5         0.04320     0.00296         0.00085
     5     3.5        0.04024     0.00522         0.00149
     4     3.5        0.03502     0.00637         0.00182
     3     3.5        0.02865     0.00704         0.00201
     2     3.5        0.02161     0.00755         0.00216
     1     4          0.01406     0.01406         0.00352         ok

            Tabel 7. Simpangan Arah Y (arah pendek)

     Level htingkat   Simpangan Y Simpangan       Rasio simpangan Ket.
           (m)                    antar tingkat   antar tingkat
     Atap 3.5         0.05867     0.00748         0.00214
     5     3.5        0.05119     0.00952         0.00272
     4     3.5        0.04167     0.01056         0.00302
     3     3.5        0.03111     0.01032         0.00295
     2     3.5        0.02079     0.00833         0.00238
     1     4          0.01246     0.01246         0.00314         ok                  Gambar 13. PM Ratio Portal B - C




18                                                Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
Waktu Getar Alami Efektif
                                                    Konfigurasi bangunan baja yang memenuhi kriteria
                                                    LRFD akan dianalis dengan beban dorong statik
                                                    menggunakan SAP2000 sesuai uraian didepan. Sendi
                                                    platis memakai kurva Beban-Lendutan Umum
                                                    menurut FEMA 273/356 yang dihitung berdasarkan
                                                    profil baja yang digunakan dan dapat secara otomatis
                                                    dihitung oleh program komputer.




              Gambar 14. PM Ratio Portal 2 – 3



                                                           Gambar 17. Kurva Bi-linier Pushover arah X




                                                           Gambar 18. Kurva Bi-linier Pushover Arah-Y
              Gambar 15. PM Ratio Portal A – D      Kurva biliner pushover arah X dan Y memperlihatkan
                                                    kekakuan awal (Ki) berhimpit dengan kekakuan
                                                    efektif (Ke), jadi waktu getar alami tidak mengalami
                                                    perubahan sampai tercapai kondisi leleh. Jadi waktu
                                                    getar fundamental efektif , Te , sama dengan waktu
                                                    getar fundamental elastis , T.

                                                    Target Perpindahan

                                                    Koefisien Perpindahan (FEMA 273)
                                                    Target perpindahan pada titik kontrol δT, ditentukan
                                                    dari Pers. 3, adapun parameternya adalah :

                                                    Arah-X
                                                    Te = Ti = 1.819 detik

                                                    C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 untuk 5 lantai)

                                                    C1 = 1.0 untuk Te ≥ TS
              Gambar 16. PM Ratio Portal 1 – 4




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                       19
TS = 0.6 adalah waktu getar karakteristik dari kurva      dasar VT = 220745 kg > VY = 199.2 ton maka
respons spektrum Wilayah 4 dengan tanah sedang            berdasarkan metode Spektrum Kapasitas perilaku
dimana terdapat transisi bagian akselerasi konstan ke     struktur arah Y pada gempa rencana telah mengalami
bagian kecepatan konstan.                                 kondisi in-elastis yang disebabkan pelelehan pada
                                                          sendi-sendi plastisnya.
C2 = 1.1 , anggap sebagai rangka Type 1 dan kinerja
yang dipilih adalah LS (life safety).
C3 = 1.0 , kekakuan pasca leleh adalah positip

S a = 0.42/T = 0.231 (Wilayah 4, tanah sedang)

Target perpindahan diperoleh    δ T = 0.292 m

Arah-Y
Te = Ti = 2.068 detik

C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356)
                                                                        Gambar 20. Arah Y, δT = 0.250 m
C1 = 1.0 untuk Te ≥ TS
                                                          Metode Koefisien Perpindahan FEMA 440
C2 = 1.1 , anggap sebagai rangka Type 1 dan kinerja
                                                          Parameter untuk menentukan target perpindahan
yang dipilih adalah LS (life safety).
                                                          dengan Persamaan 3 adalah
C3 = 1.0 , kekakuan pasca leleh adalah positip
                                                          Arah-X
S a =0.42/Te=0.203 (Wilayah 4 , tanah sedang)             Te = Ti = 1.819 detik >> 1 det           C1 = C2 = 1.0
Maka target diperoleh    δ T = 0.332 m                    C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 gedung 5 lantai)

Metode Spektrum Kapasitas                                 C3 = 1.0 , perilaku pasca leleh adalah positip
Dari kurva Respons Spektrum Rencana SNI 1726-
                                                          S a = 0.42/T = 0.231 (Wilayah 4, tanah sedang)
2002 untuk Wilayah 4, kondisi tanah sedang, didapat
nilai Ca=0.28 dan Cv=0.42 yang diperlukan sebagai         Maka target perpindahannya adalah δ T = 0.266 m
input data program SAP2000. Selanjutnya hitungan
sepenuhnya dilakukan komputer.
                                                          Arah-Y
Sedangkan dengan cara sama untuk pola beban               Te = Ti = 2.068 detik >> 1 det           C1 = C2 = 1.0
Uniform maka δT , Arah X = 0.205 m, sedangkan
gaya geser dasar VT = 272 ton < VY = 309 ton maka         C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 gedung 5 lantai)
berdasarkan metode Spektrum Kapasitas perilaku
struktur arah X saat gempa rencana masih elastis.         C3 = 1.0 , perilaku pasca leleh adalah positip

                                                          S a = 0.42/Te = 0.203 (Wilayah 4, tanah sedang)

                                                          Maka target perpindahannya adalah δ T = 0.302 m

                                                          Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI 1726 – 2002
                                                          Berdasarkan beban gempa nominal yang diperoleh
                                                          dari analisa struktur dengan cara respons spektrum
                                                          diperoleh simpangan pada atas sebagai berikut :
                                                            Level Elevasi Simpangan Nominal Simpangan Ultimit Nilai Batas
                                                                    (m)      X        Y       ξR.X    ξR.Y 0.02 H (m)
                                                            Atap 21.5 0.04320 0.05867 0.25704 0.3491             0.43

           Gambar 19. Arah X, δT = 0.204 m
                                                          Untuk gedung beraturan maka ξR = 0.7 * 8.5 = 5.95 ,
Sedangkan dengan cara sama untuk pola beban               dari hitungan pada tabel diatas diketahui bahwa
Uniform maka δT , Arah Y = 0.252 m , gaya geser           simpangan ultimit masih lebih kecil dari nilai batas




20                                Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
maksimum, jadi struktur memenuhi persyaratan                         Kesimpulan
kinerja yang ditetapkan oleh SNI 1726 - 2002.
                                                                     Program SAP2000 telah menyediakan fasilitas untuk
                                                                     perencanaan berbasis kinerja sesuai dengan FEMA
Evaluasi Kinerja Struktur
                                                                     273/356 , meskipun demikian ada beberapa hal yang
Target perpindahan dari berbagai kriteria dapat                      masih memerlukan cara perhitungan manual, a.l.:
dirangkum sebagai berikut :
                                                                     •    Menentukan waktu getar alami efektif pasca
Kriteria
                               Target Perpindahan (m)  Nilai Batas        leleh yaitu pembuatan kurva bi-linier
                                x           y          0.02 H (m)         berdasarkan kurva pushover.
Koef. Perpindahan FEMA 356 0.292 (68%) 0.332 (77%)
Spektrum Kapasitas ATC-40 0.204 (47%) 0.250 (58%)
                                                       0.43 (100%)   •    Menentukan evaluasi kinerja (target
Koef. Perpindahan FEMA 440 0.266 (62%) 0.302 (70%)                        perpindahan, δT).
Kinerja Batas Ultimit SNI 1726 0.257 (60%) 0.349 (81%)
                                                                     Titik evaluasi kinerja atau target displacement , δT ,
Dari ke empat kriteria diperoleh target perpindahan                  merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi
yang paling besar (menentukan) untuk arah x adalah                   kinerja struktur terhadap suatu gempa rencana,
0.292 m (metode Koefisien Perpindahan FEMA 356)                      menjadi indikasi sejauh mana kondisi struktur bila ada
dan paling kecil adalah 0.204 m (metode Spektrum                     gempa tertentu. Ternyata beberapa metode yang
Kapasitas), sedangkan untuk arah y , yang paling                     digunakan untuk menentukan δT tersebut memberikan
besar adalah 0.349 m (SNI 1726) dan paling kecil                     hasil yang berbeda satu sama lain. Metode yang sudah
0.250 m (metode Spektrum Kapasitas).                                 built-in di program SAP2000 yaitu metode Spektrum
                                                                     Kapasitas, memberi nilai δT yang paling kecil
                                                                     dibanding tiga metode lain yang ditinjau. Kebetulan
                                                                     ketiga metode tersebut belum tersedia secara built-in
                                                                     di program SAP2000 dan harus dihitung manual.
                                                                     Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
                                                                     Koefisien Perpindahan FEMA 273 / 356 dan
                                                                     persyaratan Kinerja Batas Ultimit SNI 1726
                                                                     menghasilkan nilai δT yang menentukan.
                                                                     Portal arah X berperilaku elastis pada gempa rencana,
                                                                     tetapi perilaku pasca leleh secara keseluruhan bersifat
                                                                     kurang daktail dibanding portal arah Y. Itu
                                                                     disimpulkan berdasarkan bentuk kurva pushover yang
     Gambar 21. Kinerja Struktur Arah X pada Step - 7
                                                                     dihasilkan. Pada portal X, kurva pushover berhenti
Untuk mendapatkan perilaku inelastik pasca runtuh                    pada suatu titik puncak setelah leleh dan mengalami
maka analisa beban dorong statik diteruskan sampai ≥                 “fail” yang mendadak. Sedangkan kurva pushover
150% dari target perpindahan untuk setiap arah.                      portal Y , setelah titik puncak masih mampu
Selanjutnya komponen struktur dievaluasi pada titik                  menunjukkan perilaku penurunan kekuatan yang
target perpindahan tercapai. (Lihat Lampiran 2)                      bertahap yang diikuti deformasi yang besar.
Arah Y, yaitu arah pendek dari denah bangunan,                       Jadi meskipun kedua portal (arah pendek dan
ternyata dengan kelangsingannya tersebut struktur                    memanjang) telah memenuhi kriteria perencanaan
mampu berdeformasi relatif besar dibanding struktur                  biasa, tetapi ternyata perilaku pasca leleh diantara
arah memanjang (portal X). Lihat Lampiran 3.                         keduanya berbeda. Hal tersebut tidak bisa dideteksi
                                                                     tanpa melakukan analisa pushover.
                                                                     Kesimpulan akhir yang dapat diperoleh dari tulisan ini
                                                                     adalah bahwa perencanaan berbasis kinerja dapat
                                                                     memberikan informasi sejauh mana suatu gempa akan
                                                                     mempengaruhi struktur. Dengan demikian sejak awal
                                                                     pemilik bangunan, insinyur perencana maupun
                                                                     pemakai mendapat informasi bagaimana bangunan
                                                                     tersebut berperilaku bila ada gempa.




     Gambar 22. Kinerja Struktur Arah Y pada Step – 5




Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006                                                                       21
Daftar Pustaka                                                  Procedures”, Federal Emergency Management
                                                                Agency, Washington, D.C.
Applied Technology Council.(1996). “ ATC 40 -
      Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete        BSSC.(1995) “FEMA 222 - NEHRP Recommended
      Buildings”, Redwood City, California, U.S.A.            Provision for Seismic Regulations for New
                                                              Building ”, Washington, D.C.
ASCE.(2000). “FEMA 356 - Prestandard And
     Commentary For The Seismic Rehabilitation           Kerry Sieh.(2004). “The Science behind the Aceh
     Of Buildings” , Federal Emergency                         Earthquake”, Caltech Media Relations,
     Management Agency, Washington, D.C.                       <http://pr.caltech.edu/media/Press_Releases/P
                                                               R12628.html> (20/01/05)
ATC-33 Project.( 1997a). “FEMA 273 - NEHRP
     Guidelines For The Seismic Rehabilitation of        SEAOC.(1995). "Vision 2000 - A Framework for
     Buildings” , Building Seismic Safety Council,           Performance Based Earthquake Engineering."
     Washington, D.C.                                        Vol. 1, January, 1995.
ATC-33 Project.(1997b) “FEMA 274 - NEHRP                 SNI – 1726 – 2002, “Standar Perencanaan Ketahanan
     Commentary On The Guidelines For The                      Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung”,
     Seismic Rehabilitation of Buildings” , Building           Departemen Permukiman dan Prasarana
     Seismic Safety Council, Washington D.C.                   Wilayah, April 2002
ATC-55 Project.(2004). “FEMA 440 - Improvement
     of Nonlinear Static Seismic Analysis


Lampiran 1:
SAP2000 Nonlinear Version 8.3.5.0 (Analysis Build 8339)
 File: H:Program DoktorAcuan utk SBK 1sbkgedung sbk1gdg1-sap-8.3.5.LOG

 M O D A L    P E R I O D S   A N D   F R E Q U E N C I E S
 CASE: MODAL
    MODE       PERIOD   FREQUENCY   FREQUENCY EIGENVALUE        MODAL                  MODAL
                  (T)     (CYC/T)     (RAD/T)   (RAD/T)^2   STIFFNESS                   MASS
       1     2.087510    0.479040    3.009895    9.059469    9.059469               1.000000
       2     1.827890    0.547079    3.437399   11.815709   11.815709               1.000000
       3     0.697250    1.434205    9.011379   81.204943   81.204943               1.000000
       4     0.618614    1.616516   10.156872 103.162055 103.162055                 1.000000
       5     0.485244    2.060819   12.948510 167.663913 167.663913                 1.000000
       6     0.355055    2.816464   17.696365 313.161324 313.161324                 1.000000
       7     0.338022    2.958387   18.588093 345.517198 345.517198                 1.000000
       8     0.221061    4.523646   28.422907 807.861651 807.861651                 1.000000
       9     0.203931    4.903630   30.810417 949.281777 949.281777                 1.000000
      10     0.173720    5.756398   36.168513    1308.161    1308.161               1.000000
      11     0.166028    6.023078   37.844118    1432.177    1432.177               1.000000
      12     0.133613    7.484309   47.025298    2211.379    2211.379               1.000000

 M O D A L     L O A D    P A R T I C I P A T I O N R A T I O S
 CASE: MODAL
 LOAD, ACC, OR LINK/DEF           STATIC    DYNAMIC                    EFFECTIVE
        (TYPE)         (NAME)   (PERCENT) (PERCENT)                       PERIOD
           ACC            UX     99.9993    99.8590                     1.818760
           ACC            UY     99.9998    99.9468                     2.068184
           ACC            UZ      0.0000     0.0000                     0.045988
           ACC            RX     99.9994    98.2076                     2.087338
           ACC            RY     99.9991    97.0527                     1.826872
           ACC            RZ     99.8793    96.5651                     0.549011
 (*) NOTE: Dynamic load participation ratio excludes load applied to non-mass dof


Lampiran 2:
SAP2000 v8.3.5 File: GDG1-SAP-8.3.5 Kgf, m, C Units PAGE 1
 3/2/05 1:38:46
 P U S H O V E R   C U R V E (Portal Arah X – sisi panjang)

     Pushover Case push2-x : Pola Beban sesuai dengan Ragam Pertama arah X
     Step Displacement Base Force        A-B B-IO IO-LS LS-CP CP-C     C-D              D-E     >E TOTAL
        0     0.0000        0.0000       552     0     0     0     0     0                0      0   552
        1     0.0470    66439.2734       552     0     0     0     0     0                0      0   552




22                               Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
vol3.1.2
vol3.1.2

More Related Content

What's hot

Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Edi Supriyanto
 
Tugas 2 aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
Tugas 2   aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas bTugas 2   aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
Tugas 2 aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
AdityaNugraha166
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
Debora Elluisa Manurung
 
Seismic
SeismicSeismic
Seismic
robert220191
 
Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2
Debora Elluisa Manurung
 
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Debora Elluisa Manurung
 
Rekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPTRekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPT
DoniAsep2
 
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls bTugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
ArbiArdli
 
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVEREVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
Edi Supriyanto
 
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docxTugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
MakhfudRiyadi
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
eidhy setiawan eidhy Edy
 
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempa
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempaGempa kriteria dasar struktur tahan gempa
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempa
FristaChristiaYama
 

What's hot (14)

Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
 
Tugas 2 aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
Tugas 2   aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas bTugas 2   aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
Tugas 2 aditya dian nugraha - 17.1003.222.01.0666 - kelas b
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
 
Seismic
SeismicSeismic
Seismic
 
Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2
 
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
 
Makala bangunan
Makala bangunanMakala bangunan
Makala bangunan
 
Rekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPTRekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPT
 
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls bTugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
Tugas 2 arbi ardli 17.1003.222.01.0669-kls b
 
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVEREVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
 
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docxTugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
Tugas 2 m makhfud riyadi kelas c.docx
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
 
Gempa kolom
Gempa kolomGempa kolom
Gempa kolom
 
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempa
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempaGempa kriteria dasar struktur tahan gempa
Gempa kriteria dasar struktur tahan gempa
 

Similar to vol3.1.2

Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
RizqullahRafi1
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
Octo Qomarullah
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
LeElaa Dezella
 
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
MEmilAminullah20052
 
Rekayasa gempa irawan saputra 17.1003.222.01.0687 - kelas b
Rekayasa gempa irawan saputra   17.1003.222.01.0687 - kelas bRekayasa gempa irawan saputra   17.1003.222.01.0687 - kelas b
Rekayasa gempa irawan saputra 17.1003.222.01.0687 - kelas b
IrawanSaputra7
 
Its paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperIts paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paper
jiemmy4free
 
Konstruksi baja pada gedung bertingkat parto
Konstruksi baja pada gedung bertingkat partoKonstruksi baja pada gedung bertingkat parto
Konstruksi baja pada gedung bertingkat parto
Rizki Darmawan
 
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodoPresentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodoRestu Faizah
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimahTugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
SitiFatimah485
 
SEMINAR BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
SEMINAR  BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptxSEMINAR  BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
SEMINAR BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
Saputro8
 
Rekayasa gempa
Rekayasa gempaRekayasa gempa
Rekayasa gempa
Saedi Saputra Siagian
 
Time history analysis
Time history analysisTime history analysis
Time history analysis
Edi Supriyanto
 
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
borneoyovinianus
 
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempaKriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
NurSeno1
 
Rekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa pptRekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa ppt
MBAYU2
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
borneoyovinianus
 

Similar to vol3.1.2 (20)

Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
 
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
13. Detailing bangunan tahan gempa (1).pptx
 
Rekayasa gempa irawan saputra 17.1003.222.01.0687 - kelas b
Rekayasa gempa irawan saputra   17.1003.222.01.0687 - kelas bRekayasa gempa irawan saputra   17.1003.222.01.0687 - kelas b
Rekayasa gempa irawan saputra 17.1003.222.01.0687 - kelas b
 
Its paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperIts paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paper
 
Konstruksi baja pada gedung bertingkat parto
Konstruksi baja pada gedung bertingkat partoKonstruksi baja pada gedung bertingkat parto
Konstruksi baja pada gedung bertingkat parto
 
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodoPresentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
126 182-1-pb
126 182-1-pb126 182-1-pb
126 182-1-pb
 
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimahTugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
 
Tugas bangunan la ode rahmat sukur
Tugas bangunan la ode rahmat sukurTugas bangunan la ode rahmat sukur
Tugas bangunan la ode rahmat sukur
 
SEMINAR BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
SEMINAR  BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptxSEMINAR  BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
SEMINAR BALAI JASA KONSTRUKSI MAKASSAR (1).pptx
 
Rekayasa gempa
Rekayasa gempaRekayasa gempa
Rekayasa gempa
 
Time history analysis
Time history analysisTime history analysis
Time history analysis
 
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempaKriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
 
Rekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa pptRekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa ppt
 
780 1487-1-sm
780 1487-1-sm780 1487-1-sm
780 1487-1-sm
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
 

vol3.1.2

  • 1. Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP20001 Wiryanto Dewobroto wir@uph.edu Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan Abstrak : Indonesia daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana perlu konstruksi bangunan tahan gempa. Perencanaan tahan gempa umumnya didasarkan pada analisa struktur elastis yang diberi faktor beban untuk simulasi kondisi ultimate (batas). Kenyataannya, perilaku runtuh bangunan saat gempa adalah inelastis. Evaluasi untuk memperkirakan kondisi inelastis bangunan saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerjanya memuaskan saat gempa. Analisa dan evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan analisa pushover yang built-in pada program SAP2000, sedangkan titik kinerja evaluasi harus ditentukan tersendiri secara manual dengan berbagai metoda (kecuali metode Spektrum Kapasitas). Analisa pushover (beban dorong statik) adalah analisa statik nonlinier perilaku keruntuhan struktur terhadap gempa, sedangkan titik kinerja adalah besarnya perpindahan maksimum struktur saat gempa rencana. Hasil studi kasus portal baja 3D menyimpulkan bahwa titik kinerja yang menentukan adalah metode Koefisien Perpindahan FEMA-356 (ASCE 2000) , sedangkan metode Spektrum Kapasitas (ATC 1996) memberi nilai paling kecil (tidak konservatif). Analisa pushover juga menunjukkan bahwa daktilitas portal berbeda dalam arah yang lain, masukan penting untuk antisipasi gempa besar yang mungkin terjadi. Kata kunci : gempa, titik kinerja, daktail, struktur baja , analisa pushover Abstract : Indonesian is located in earthquake risk area so in order to reduce the risk a seismic resistant structure is needed. The structure usually design base on the elastic analysis that would be multiplied by load factor to simulate the ultimate condition. Actually the behavior of building subject to seismic load are in-elastic. We need such analysis that can predict the in-elastic condition in order to get the guarantee that the building performance while earthquake happened is satisfied. The performance analysis and evaluation can be done by pushover analysis from SAP2000, but the performance point for evaluation should be calculating manually from several methods (except Spectrum Capacity method). Pushover analysis is static analysis non-linear of collapsed behavior of the structure, and the performance point is the maximum magnitude of displacement due to the earthquake subject to evaluation. The result of study on 3D building of steel structure conclude that performance point by the method of Displacement Coefficient from FEMA-356 (ASCE 2000) is govern, and the Capacity Spectrum method (ATC 1996) give the minimum value (un conservative). Pushover analyses also reveal the ductility of frame in different direction of the building is different, such of information is important in anticipating another great earthquake. Keywords : seismic resistant structure, performance point, ductile, pushover analysis macam intensitas gerakan tanah (gempa), sehingga Pendahuluan dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis. Tahun 2004, tercatat tiga gempa besar di Indonesia Selanjutnya dapat dilakukan tindakan bilamana tidak yaitu di kepulauan Alor (11 Nov. skala 7.5), gempa memenuhi persyaratan yang diperlukan. Papua (26 Nov., skala 7.1) dan gempa Aceh (26 Des., Metode tersebut mulai populer sejak diterbitkannya skala 9.2) yang disertai tsunami. Gempa Aceh dokumen Vision 2000 (SEAOC 1995) dan NEHRP menjadi yang terbesar pada abad ini setelah gempa (BSSC 1995), yang didefinisikan sebagai strategi Alaska 1964 (Kerry Sieh 2004). Kondisi itu dalam perencanaan, pelaksanaan dan perawatan / menyadarkan kita, bahwa Indonesia merupakan perkuatan sedemikian agar suatu bangunan mampu daerah rawan terjadinya gempa. berkinerja pada suatu kondisi gempa yang ditetapkan, Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa yang diukur dari besarnya kerusakan dan dampak harus direncanakan mampu bertahan terhadap gempa. perbaikan yang diperlukan. Trend perencanaan yang terkini yaitu performance Kriteria kinerja yang ditetapkan Vision 2000 dan based seismic design, yang memanfaatkan teknik NEHRP adalah sebagai berikut : analisis non-linier berbasis komputer untuk mengetahui perilaku inelastis struktur dari berbagai 1 Perbaikan dari naskah yang dipresentasikan di “Civil Engineering National Conference :Sustainability Construction & Structural Engineering Based on Professionalism”, Unika Soegijapranata, Semarang, 17-18 Juni 2005 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 7
  • 2. Tabel 1. Kriteria Kinerja Level Kinerja Penjelasan NEHRP Vision 2000 Operational Fully Functional Tak ada kerusakan berarti pada struktur dan non-struktur, bangunan tetap berfungsi. Immediate Operational Tidak ada kerusakan yang berarti pada struktur, dimana kekuatan dan kekakuannya Occupancy kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen non-struktur masih berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Bangunan dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan. Life Safety Life Safe Terjadi kerusakan komponen struktur, kekakuan berkurang, tetapi masih mempunyai ambang yang cukup terhadap keruntuhan. Komponen non-struktur masih ada tetapi tidak berfungsi. Dapat dipakai lagi jika sudah dilakukan perbaikan. Collapse Near Collapse Kerusakan yang berarti pada komponen struktur dan non-struktur. Kekuatan struktur Prevention dan kekakuannya berkurang banyak, hampir runtuh. Kecelakaan akibat kejatuhan material bangunan yang rusak sangat mungkin terjadi. Sejak itu, aktivitas riset menjadi sangat intensif di (economic loss) yang mungkin terjadi akibat gempa dunia khususnya di USA dan Eropa. Di USA , badan yang akan datang. Federal Emergency Management Agency (FEMA) bekerja sama dengan Applied Technology Council (ATC), Earthquake Engineering Research Center (EERC) Universitas California, Berkeley, Building Seismic Safety Council (BSSC), dan SAC Joint Venture banyak menghasilkan publikasi yang terkait dengan perencanaan berbasis kinerja. Sehingga akhirnya metoda tersebut dapat diterima secara luas oleh komunitas rekayasa sebagai prosedur canggih untuk berbagai aplikasi. Meskipun saat ini perencanaan berbasis kinerja difokuskan pada perencanaan bangunan tahan gempa, tetapi cara yang sama dapat juga digunakan untuk perencanaan bangunan terhadap bahaya angin topan (tornado), ledakan dan kebakaran dengan baik. Gambar 1. Ilustrasi Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja (ATC58 ) Perencanaan Gempa Berbasis Kinerja Proses perencanaan tahan gempa berbasis kinerja dimulai dengan membuat model rencana bangunan Umumnya bangunan tahan gempa direncanakan kemudian melakukan simulasi kinerjanya terhadap dengan prosedur yang ditulis dalam peraturan berbagai kejadian gempa. Setiap simulasi perencanaan bangunan (building codes). Peraturan memberikan informasi tingkat kerusakan (level of dibuat untuk menjamin keselamatan penghuni damage), ketahanan struktur, sehingga dapat terhadap gempa besar yang mungkin terjadi, dan memperkirakan berapa besar keselamatan (life), untuk menghindari atau mengurangi kerusakan atau kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian harta benda kerugian harta benda terhadap gempa sedang yang (economic loss) yang akan terjadi. Perencana sering terjadi. Meskipun demikian, prosedur yang selanjutnya dapat mengatur ulang resiko kerusakan digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat secara yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang langsung menunjukkan kinerja bangunan terhadap dikeluarkan. suatu gempa yang sebenarnya, kinerja tadi tentu terkait dengan resiko yang dihadapi pemilik bangunan Hal penting dari perencanaan berbasis kinerja adalah dan investasi yang dibelanjakan terkait dengan resiko sasaran kinerja bangunan terhadap gempa dinyatakan diambil. secara jelas, sehingga pemilik, penyewa , asuransi, pemerintahan atau penyandang dana mempunyai Perencanaan tahan gempa berbasis kinerja kesempatan untuk menetapkan kondisi apa yang (performance-based seismic design) merupakan dipilih, selanjutnya ketetapan tersebut digunakan proses yang dapat digunakan untuk perencanaan insinyur perencana sebagai pedomannya. bangunan baru maupun perkuatan (upgrade) bangunan yang sudah ada , dengan pemahaman yang Sasaran kinerja terdiri dari kejadian gempa rencana realistik terhadap resiko keselamatan (life), kesiapan yang ditentukan (earthquake hazard) , dan taraf pakai (occupancy) dan kerugian harta benda kerusakan yang diijinkan atau level kinerja (performance level) dari bangunan terhadap kejadian 8 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 3. gempa tersebut. Mengacu pada FEMA-273 (1997) acuan pada atap (D) . Pada proses pushover, struktur yang menjadi acuan klasik bagi perencanaan berbasis didorong sampai mengalami leleh disatu atau lebih kinerja maka kategori level kinerja struktur , adalah : lokasi di struktur tersebut. Kurva kapasitas akan memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum • Segera dapat dipakai (IO = Immediate mencapai kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku Occupancy), non-linier. Kurva pushover dipengaruhi oleh pola • Keselamatan penghuni terjamin (LS = Life- distribusi gaya lateral yang digunakan sebagai beban Safety), dorong. • Terhindar dari keruntuhan total (CP = Collapse Prevention). Tujuan analisa pushover adalah untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta Gambar 1 menjelaskan secara kualitatif level kinerja untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang (performance levels) FEMA 273 yang digambarkan kritis. Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian bersama dengan suatu kurva hubungan gaya- yang memerlukan perhatian khusus untuk pendetailan perpindahan yang menunjukkan perilaku struktur atau stabilitasnya. Cukup banyak studi menunjukkan secara menyeluruh (global) terhadap pembebanan bahwa analisa statik pushover dapat memberikan hasil lateral. Kurva tersebut dihasilkan dari analisa statik mencukupi (ketika dibandingkan dengan hasil analisa non-linier khusus yang dikenal sebagai analisa dinamik nonlinier) untuk bangunan regular dan tidak pushover, sehingga disebut juga sebagai kurva tinggi. pushover. Sedangkan titik kinerja (performance point) merupakan besarnya perpindahan titik pada atap pada Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat bantu saat mengalami gempa rencana, dapat dicari perencanaan tahan gempa, asalkan menyesuaikan menggunakan metoda yang akan dijelaskan pada bab dengan keterbatasan yang ada , yaitu : berikutnya. • Hasil analisa pushover masih berupa suatu Selanjutnya diatas kurva pushover dapat digambarkan pendekatan, karena bagaimanapun perilaku gempa secara kualitatif kondisi kerusakan yang terjadi pada yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik level kinerja yang ditetapkan agar awam mempunyai melalui suatu siklus tertentu, sedangkan sifat bayangan seberapa besar kerusakan itu terjadi. Selain pembebanan pada analisa pushover adalah statik itu dapat juga dikorelasikan dibawahnya berapa monotonik. prosentase biaya dan waktu yang diperlukan untuk • Pemilihan pola beban lateral yang digunakan perbaikan. Informasi itu tentunya sekedar gambaran dalam analisa adalah sangat penting. perkiraan, meskipun demikian sudah mencukupi • Untuk membuat model analisa nonlinier akan untuk mengambil keputusan apa yang sebaiknya lebih rumit dibanding model analisa linier. Model harus dilakukan terhadap hasil analisis bangunan tersebut harus memperhitungkan karakteristik tersebut. inelastik beban-deformasi dari elemen-elemen yang penting dan efek P-∆. Analisa Statik Nonlinier (Pushover) Tahapan Utama dalam Analisa Pushover Analisa statik nonlinier merupakan prosedur analisa untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu Tahapan utama dalam analisa pushover adalah : bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai 1. Menentukan titik kontrol untuk memonitor analisa pushover atau analisa beban dorong statik. besarnya perpindahan struktur. Rekaman Kecuali untuk suatu struktur yang sederhana, maka besarnya perpindahan titik kontrol dan gaya geser analisa ini memerlukan komputer program untuk dasar digunakan untuk menyusun kurva dapat merealisasikannya pada bangunan nyata. pushover. Beberapa program komputer komersil yang tersedia adalah SAP2000, ETABS, GTStrudl, Adina. 2. Membuat kurva pushover dari berbagai pola distribusi gaya lateral yang ekivalen dengan Analisa dilakukan dengan memberikan suatu pola distribusi gaya inertia, sehingga diharapkan beban lateral statik pada struktur, yang kemudian deformasi yang terjadi hampir sama dengan secara bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali gempa sebenarnya. Karena gempa sifatnya tidak sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik pasti, perlu dibuat beberapa pola pembebanan acuan tercapai. Biasanya titik tersebut adalah titik lateral. pada atap, atau lebih tepat lagi adalah pusat massa atap. 3. Estimasi besarnya target perpindahan. Titik kontrol didorong sampai target tersebut, yaitu Analisa pushover menghasilkan kurva pushover suatu perpindahan maksimum yang diakibatkan (Gambar 1), kurva yang menggambarkan hubungan oleh intensitas gempa rencana yang ditentukan. antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 9
  • 4. 4. Mengevaluasi level kinerja struktur ketika titik Target Perpindahan kontrol tepat berada pada target perpindahan : Gaya dan deformasi setiap komponen / elemen merupakan hal utama dari perencanaan barbasis dihitung terhadap “perpindahan tertentu” di titik kinerja. Komponen struktur dianggap memuaskan kontrol yang disebut sebagai “target perpindahan” jika memenuhi persyaratan deformasi dan dengan notasi δt dan dianggap sebagai perpindahan kekuatan. Karena yang dievaluasi adalah maksimum yang terjadi saat bangunan mengalami komponen yang jumlahnya relatif sangat banyak gempa rencana. maka proses harus dikerjakan oleh komputer (fasilitas pushover dan evaluasi kinerja yang Untuk mendapatkan perilaku struktur pasca terdapat secara built-in pada program SAP2000, keruntuhan maka perlu dibuat analisa pushover untuk mengacu pada FEMA - 356). Oleh karena itulah membuat kurva hubungan gaya geser dasar dan mengapa pembahasan perencanaan berbasis perpindahan lateral titik kontrol sampai minimal kinerja banyak mengacu pada dokumen FEMA. 150% dari target perpidahan, δt. Permintaan membuat kurva pushover sampai minimal Waktu Getar Alami Efektif 150% target perpindahan adalah agar dapat dilihat Analisa eigen-value untuk waktu getar alami perilaku bangunan yang melebihi kondisi rencananya. bangunan penting untuk mengetahui estimasi Perencana harus memahami bahwa target perpindahan besarnya gaya gempa pada bangunan tersebut dan hanya merupakan rata-rata nilai dari beban gempa dilaksanakan berdasarkan data-data linier, padahal rencana. Perkiraan target perpindahan menjadi kurang saat gempa kondisinya sudah berbeda, yaitu benar untuk bangunan yang mempunyai kekuatan berperilaku in-elastis. Oleh karena itu waktu getar lebih rendah dari spektrum elastis rencana. Meskipun alami bangunan saat gempa berbeda dengan hasil tidak didukung oleh data pada saat dokumen FEMA analisa eigen-value. Untuk mendapatkan waktu getar 356 ditulis tetapi diharapkan bahwa 150% target alami efektif saat in-elastis, Te , diperoleh dengan perpindahan adalah perkiraan nilai rata-rata ditambah kurva hasil analisa pushover. satu standar deviasi perpindahan dari bangunan dengan kekuatan lateral melebih 25% dari kekuatan spektrum elastis. Analisa pushover dilakukan dengan memberikan beban lateral pada pola tertentu sebagai simulasi beban gempa, dan harus diberikan bersama-sama dengan pengaruh kombinasi beban mati dan tidak kurang dari 25% dari beban hidup yang disyaratkan. Beban lateral harus diberikan pada pusat massa untuk setiap tingkat. FEMA 273 mensyaratkan minimal harus diberikan dua pola beban yang berbeda sebagai simulasi beban gempa yang bersifat random, sehingga dapat memberikan gambaran pola mana yang Gambar 2. Parameter Waktu Getar Fundamental Effektif dari pengaruhnya paling jelek. Selanjutnya beban tersebut Kurva Pushover harus diberikan secara bertahap dalam satu arah (monotonik). Untuk itu , kurva pushover diubah menjadi kurva bilinier untuk mengestimasi kekakuan lateral efektif Kriteria evaluasi level kinerja kondisi bangunan bangunan, Ke, dan kuat leleh bangunan, Vy. Kekakuan didasarkan pada gaya dan deformasi yang terjadi lateral efektif dapat diambil dari kekakuan secant ketika perpindahan titik kontrol sama dengan target yang dihitung dari gaya geser dasar sebesar 60% dari perpindahan δt. Jadi parameter target perpindahan kuat leleh. Karena kuat leleh diperoleh dari dari titik sangat penting peranannya bagi perencanaan berbasis potong kekakuan lateral efektif pada kondisi elastis kinerja. (Ke) dan kondisi in-elastis (αKe), maka prosesnya Ada beberapa cara menentukan target perpindahan, dilakukan secara trial-error. Selanjutnya waktu getar dua yang cukup terkenal adalah Displacement alami efektif, Te dihitung sebagai : Coeficient Method atau Metoda Koefisien Perpindahan (FEMA 273/274, FEMA 356 / 440 dan Ki Te = Ti ...........................................................(1) ATC 40) dan Capacity Spectrum Method atau Ke Metoda Spektrum Kapasitas (FEMA 274 / 440, ATC 40). Selain itu ada persyaratan perpindahan dari SNI dimana Ti dan Ki adalah perioda alami awal elastis 1726-2002 yang dapat dijadikan sebagai kriteria (dalam detik) dan kekakuan awal bangunan pada arah kinerja, akan dibahas pula. yang ditinjau. 10 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 5. Koefisien Perpindahan (FEMA 273) Illustrasi berikut dapat memberikan gambaran secara Merupakan metoda utama yang terdapat dalam jelas penerapan Metode Koefisien Perpindahan dalam FEMA 273/356 untuk prosedur statik nonlinier. menetapkan target perpindahan dari struktur yang Penyelesaian dilakukan dengan memodifikasi respons akan dievaluasi. elastis linier dari sistem SDOF ekivalen dengan faktor koefisien C0 , C1 , C2 dan C3 sehingga diperoleh perpindahan global maksimum (elastis dan inelastis) yang disebut “target perpindahan”, δT . Proses dimulai dengan menetapkan waktu getar efektif , Te , yang memperhitungkan kondisi inelastis bangunan (lihat bagian tentang waktu getar alami). Waktu getar alami efektif mencerminkan kekakuan linier dari sistem SDOF ekivalen. Jika di-plot-kan pada spektrum respons elastis akan menunjukkan percepatan gerakan tanah pada saat gempa yaitu akselerasi puncak, Sa, versus waktu getar, T. Rendaman yang digunakan selalu 5% yang mewakili level yang diharapkan terjadi pada struktur yang mempunyai respons pada daerah elastis. Puncak perpindahan spektra elastis, Sd , berhubungan langsung dengan akselerasi spektra , Sa , dengan hubungan berikut: Gambar 4. Skematik Prosedur Metode Koefisien Perpindahan Te2 Sd = S a ...........................................................(2) (FEMA 440) 4π 2 Metoda Spektrum Kapasitas Selanjutnya target perpindahan pada titik kontrol δT, ditentukan sebagai berikut (Fema 273/356) : Merupakan metoda utama ATC 40 (ATC 1996), meskipun dimaksudkan untuk konstruksi beton 2 bertulang, tetapi ternyata banyak juga diaplikasikan ⎛ Te ⎞ pada konstruksi lain. δ T = C0 C1C 2 C3 S a ⎜ ⎟ g ....................................(3) ⎝ 2π ⎠ Dalam Metoda Spektrum Kapasitas proses dimulai Catatan : notasi diharap mengacu pada dokumen yang dengan menghasilkan kurva hubungan gaya- bersangkutan. perpindahan yang memperhitungkan kondisi inelastis struktur. Proses tersebut sama dengan Metode Koefisien Perpindahan, kecuali bahwa hasilnya diplot-kan dalam format ADRS (acceleration displacement response spectrum). Gambar 5. Penentuan Titik Kinerja menurut Metode Spektrum Kapasitas Format tersebut adalah konversi sederhana dari kurva hubungan gaya geser dasar dengan perpindahan lateral titik kontrol dengan menggunakan properti dinamis sistem dan hasilnya disebut sebagai kurva Gambar 3. Perilaku Pasca Leleh Sistem Struktur (FEMA 356) kapasitas struktur. Gerakan tanah gempa juga Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 11
  • 6. dikonversi ke format ADRS. Hal itu menyebabkan Tetapi modifikasi diberikan dalam menentukan kurva kapasitas dapat di-plot-kan pada sumbu yang parameter C1 dan C2 : sama sebagai gaya gempa perlu. Pada format tersebut waktu getar ditunjukkan sebagai garis radial dari titik R −1 C1 = 1 + ......................................................... (4) pusat sumbu. aTe2 Waktu getar ekivalen, Te, dianggap sebagai secant dimana Te adalah waktu getar efektif dari struktur waktu getar tepat dimana gerakan tanah gempa perlu SDOF dalam detik, R adalah rasio kekuatan yang yang direduksi karena adanya efek redaman ekivalen dihitung dengan Persamaan 5. Konstanta a adalah bertemu pada kurva kapasitas. Karena waktu getar sama dengan 130, 90 dan 60 untuk site kategori B, C ekivalen dan redaman merupakan fungsi dari dan D. Untuk waktu getar kurang dari 0.2 detik maka perpindahan maka penyelesaian untuk mendapatkan nilai C1 pada 0.2 detik dapat dipakai. Untuk waktu perpindahan inelastik maksimum (titik kinerja) adalah getar lebih dari 1.0 detik maka C1 dapat dianggap bersifat iteratif. ATC-40 menetapkan batas redaman sama dengan 1. ekivalen untuk mengantisipasi adanya penurunan 2 kekuatan dan kekakuan yang bersifat gradual. 1 ⎛ R −1 ⎞ C2 = 1 + ⎜ ⎟ ............................................. (5) Cara ini telah built-in dalam program SAP2000 , 800 ⎜ Te ⎟ ⎝ ⎠ proses konversi kurva pushover ke format ADRS dan kurva respon spektrum yang direduksi dikerjakan Untuk waktu getar kurang dari 0.2 detik maka nilai C2 otomatis dalam program. Data yang perlu dimasukkan pada 0.2 detik dapat dipakai. Untuk waktu getar lebih cukup memberikan kurva Respons Spektrum Rencana dari 0.7 detik maka C2 dapat dianggap sama dengan 1. dengan parameter berikut : Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI-1726-2002 Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela delatasi). Sesuai Pasal 4.3.3 SNI-1726-2002 simpangan dan simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali ξ sebagai berikut : Gambar 6. Parameter data Respons Spektrum Rencana - untuk struktur gedung beraturan : ξ = 0.7 R - untuk struktur gedung tidak beraturan : Metoda Koefisien Perpindahan FEMA 440 0.7 R ξ= ............................................ (7) Adanya dua macam metode evaluasi non-linier yaitu Faktor Skala Metode Koefisien Perpindahan (FEMA 273/356) dan di mana R adalah faktor reduksi gempa struktur Metode Spektrum Kapasitas (ATC 40, FEMA 274) gedung tersebut dan Faktor Skala adalah seperti yang kadang-kadang menimbulkan keraguan karena ditetapkan dalam Pasal 7.2.3 SNI-1726-2002. hasilnya belum tentu sama . Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan evaluasi melalui ATC 55 Project Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit, dan menghasilkan FEMA 440 : Improvement of dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang Nonlinear Static Seismic Analysis Procedures , yang dihitung dari simpangan struktur gedung menurut mana kedua metode tersebut dimodifikasi. Untuk rumusan diatas tidak boleh melampaui 0.02 kali tinggi Metode Koefisien Perpindahan, persamaan target tingkat yang bersangkutan. perpindahannya tetap sama yaitu Persamaan 3 : Kriteria simpangan ultimit tersebut selanjutnya 2 digunakan sebagai target perpindahan versi SNI- ⎛ Te ⎞ δ T = C0 C1C 2 C3 S a ⎜ ⎟ g 1726-2002, sedangkan evaluasi kriteria penerimaan ⎝ 2π ⎠ masih mengacu pada FEMA 356 yang sudah built-in pada program komputer SAP2000. 12 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 7. Pola Beban Dorong yang direduksi). Analisis tahap pertama belum Distribusi gaya inersia yang berpengaruh saat gempa, memperhitungkan kondisi non-linier. Selanjutnya akan bervariasi secara kompleks sepanjang tinggi analisis dilanjutkan dengan memberikan pola bangunan. Oleh karena itu , analisa beban dorong beban lateral yang diberikan secara monotonik statik memerlukan berbagai kombinasi pola distribusi bertahap. Pola beban lateral minimal dua buah yang berbeda untuk menangkap kondisi yang paling setiap arahnya sesuai ketentuan FEMA agar ekstrim untuk perencanaan. diperoleh kondisi yang paling kritis. Bentuk distribusi yang relatif sederhana disampaikan 3. Intensitas pembebanan lateral ditingkatkan dalam gambar berikut : sampai komponen struktur yang paling lemah berdeformasi yang menyebabkan kekakuannya berubah secara signifikan (terjadi leleh dari penampang). Kekakuan penampang yang mengalami leleh pada model akan dimodifikasi untuk mengantisipasi perilaku pasca leleh, selanjutnya model struktur yang dimodifikasi diberi pembebanan kembali, baik dengan kontrol beban atau kontrol lendutan menggunakan pola Gambar 7. Variasi Pola Distribusi Pembebanan Lateral (dari FEMA 274) beban yang sama. Modifikasi perilaku komponen yang mengalami leleh dapat berupa : Beban lateral harus diberikan pada model struktur a. Menempatkan sendi plastis pada elemen dalam proporsi yang sama dengan distribusi gaya lentur yang mencapai kekuatan lenturnya, hal inersia sebidang dengan diaphragm lantai. Untuk tesebut diberikan pada ujung balok dan keseluruhan analisis sedikitnya dua pola beban lateral kolom. harus diberikan yaitu : b. Jika ada bresing maka elemen yang buckling • Sama dengan pola ragam fundamental pada arah harus di eliminasi terlebih dahulu sebelum yang ditinjau bilamana sedikitnya 75% massa melanjutkan ke tahapan berikutnya. dapat diantisipasi pada ragam tersebut. c. Memodifikasi data kekakuan jika dianggap • Pola kedua adalah distribusi merata sesuai ada elemen yang mampu menahan beban dengan proporsi total massa pada lantai. dengan kekakuan yang berkurang. 4. Langkah ke-3 di atas diulang sebanyak jumlah komponen yang mencapai kondisi batas Langkah-langkah Analisis kekuatannya (leleh). Sebagai catatan , meskipun Analisa beban dorong statik non-linier akan intensitas pembebanan secara bertahap meningkat dilaksanakan mengikuti petunjuk FEMA 356, tetapi pola beban yang diberikan tetap sama kebetulan program SAP2000 yang digunakan juga untuk setiap tahapan, meskipun FEMA juga mengacu pada dokumen tersebut. memperbolehkan menggunakan alternatif lain yaitu pola beban adaptive. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 5. Untuk setiap tahapan beban, gaya dalam dan 1. Analisa elastis struktur dengan memasukkan deformasi elastis maupun plastis dihitung dan semua elemen bangunan yang berkaitan dengan direkam. Gaya dan deformasi untuk semua berat, kekuatan, kekakuan, stabilitasnya dan tahapan beban sebelumnya akan terakumulasi lainnya dan direncanakan memenuhi ketentuan untuk menghasilkan gaya dan deformasi total perencanaan bangunan baja Indonesia terbaru. (elastis dan plastis) dari semua komponen pada Peraturan baja Indonesia lama tidak dapat dipakai semua tahap pembebanan. karena kriteria FEMA 356 mengharuskan setiap komponen struktur harus memenuhi persyaratan 6. Proses pembebanan dilanjutkan sampai batas gempa dari AISC cara LRFD 1994. Sedangkan kinerja terdeteksi dari perpindahan titik kontrol peraturan baja yang terbaru yaitu SNI SNI 03– pada atap. 729–2000 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Note: Langkah 3 - 6 dilakukan secara sistematis dan untuk Bangunan Gedung) mempunyai prosedur otomatis oleh program komputer yang mempunyai yang sama dengan AISC - LRFD. kemampuan untuk analisa struktur statik non-linier 2. Analisis beban dorong dilakukan dalam dua atau pushover, dalam hal ini adalah SAP2000. tahap, yang pertama struktur diberi beban Prosesnya melalui iterasi yang berulang sampai gravitasi (kombinasi beban mati dan beban hidup diperoleh keseimbangan pada gaya-gaya internalnya. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 13
  • 8. Kadang-kadang iterasinya dapat memakan waktu • Jika tidak ada data eksperimental atau analisis dari lama tanpa mencapai konvergen, hal tersebut perilaku plastifikasi sendi plastis maka kurva umumnya menunjukkan kondisi struktur yang Beban-Lendutan Umum, dengan parameter a, b, c, mencapai keruntuhan, bila belum maka kontrol seperti didefinisikan dalam Tabel 5-6 and 5-7 perpindahan dalam analisis kadang membantu FEMA 356, dapat digunakan untuk mengevaluasi menyelesaikan problem tersebut. komponen portal baja. 7. Perpindahan titik kontrol versus gaya geser dasar Evaluasi dilakukan untuk setiap titik yang berpotensi untuk setiap tahapan beban di plotkan untuk mengalami sendi plastis, yang lokasinya ditentukan menggambarkan respons perilaku non-linier dalam model analisis. Untuk menghindari keruntuhan struktur yaitu kurva pushover. Perubahan pada sambungan yang bersifat getas seperti yang kemiringan dari kurva tersebut menunjukkan terjadi pada gempa Northridge maka semua sendi adanya leleh pada komponen. plastis pada balok dianggap terjadi di muka kolom dengan asumsi 0.05 L dari as. Minimum satu balok 8. Kurva pushover selanjutnya digunakan untuk ada dua sendi plastis pada ujung-ujungnya. menentukan target perpindahan. Keseluruhan proses evaluasi untuk komponen struktur 9. Selanjutnya akumulasi gaya dan deformasi dikerjakan secara otomatis oleh program komputer dievaluasi pada target perpindahan untuk SAP2000 v 8.3.5 yang telah mengadopsi kriteria mengetahui kinerja setiap komponen. evaluasi berdasar FEMA 356. Hasil evaluasi disajikan a. Perilaku yang dikontrol deformasi (misal, dalam bentuk grafis yaitu deformasi struktur beserta lentur balok), deformasinya dibandingkan sendi-sendi plastis yang terbentuk termasuk kondisi dengan deformasi ijin dari FEMA 356. kinerjanya, selain itu juga dapat ditampilkan dalam bentuk tabel setiap tahapan pembebanan dan kondisi b. Untuk perilaku yang dikontrol gaya (misal, sendi plastis yang terbentuk. geser balok), kapasitas kekuatan dibandingkan dengan gaya yang terjadi. Kapasitas kekuatan juga telah didefinisikan Implementasi Evaluasi Kinerja dalam FEMA 356. Struktur direncanakan terlebih dahulu mengacu pada 10. Jika salah satu (a) gaya perlu dalam aksi atau standar SNI 03 – 1729 – 2000 (Tata Cara Perencanaan komponen atau elemen yang dikontrol gaya, atau Struktur Baja untuk Bangunan Gedung) dan SNI 03 – (b) besarnya deformasi yang terjadi dalam aksi, 1726 - 2002 (Standar Perencanaan Ketahanan komponen atau elemen yang dikontrol deformasi, Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung). Pada melebihi nilai-nilai yang ditetapkan maka cara perencanaan yang biasa maka proses selesai jika dianggap kinerjanya tidak memenuhi syarat. setiap persyaratan terpenuhi. Note: Langkah 9 dan 10 dilakukan otomatis oleh Untuk perencanaan berbasis kinerja, kondisi tersebut program komputer, dan hasilnya dapat berupa grafik dilanjutkan dengan analisa beban dorong statik (static atau tabel yang menyajikan kondisi setiap komponen. push over analysis) untuk melihat kinerja sesung- guhnya terhadap pembebanan lateral. Untuk dapat melakukan analisa tersebut secara praktis diperlukan Kriteria Penerimaan Kinerja Struktur program komputer khusus, dalam hal ini adalah Gaya geser dasar pada target perpindahan Vt tidak SAP2000 Non-Linier v 8.3.5. Catatan : Perencanaan boleh kurang dari 80% dari gaya geser dasar efektif pendahuluan (biasa) akan memanfaatkan program pada saat leleh, Vy, yang dihitung pada saat nilai Te. tersebut, karena fasilitasnya tersedia. Kriteria penerimaan diberikan bila komponen portal Implementasi perencanaan berbasis kinerja untuk baja memenuhi persyaratan berikut : bangunan baja : • Sistem sambungan momen pada kolom-balok • Konfigurasi bangunan yang dipilih adalah harud didesain sedemikian sehingga sendi platis regular dan tipikal seperti halnya struktur baja tidak terjadi tepat pada sambungan tetapi dibagian pada umumnya, yaitu agar dapat difabrikasi dan balok. Kondisi itu belajar dari pengalaman akibat dilaksanakan secara cepat. gempa Northridge 1994, dimana sebagian besar • Jumlah lantai 6 tingkat, termasuk atap. Tinggi bangunan baja telah memakai sambungan momen lantai pertama 4 m , sedang tinggi lantai typikal pada kolom-balok dengan sistem las penuh pada diatasnya adalah 3.5 m. Jadi tinggi total sayap, suatu sistem sambungan yang populer sejak bangunan H = 21.5 m (atap). 1950, tetapi ternyata banyak mengalami kegagalan yang bersifat getas (non-daktail). • Fungsi bangunan adalah perkantoran. 14 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 9. Deskripsi Bangunan Rencana Sistem tumpuan kolom ke pondasi berupa sendi agar diperoleh sistem sambungan yang sederhana dan A B C D balok anak mudah dilaksanakan. Konsekuensinya, balok portal W350 (typ) pada lantai diatasnya harus dipilih cukup kaku agar 4 faktor tekuk pada kolom bagian bawah tidak terlalu besar. Faktor tekuk dihitung otomatis saat proses desain dengan program SAP2000. 3 3 @ 6.0=18.0 1 2 3 4 2 W300 W300 W300 W300 W300 W300 H300 H300 1 W300 W300 W300 3@2.4=7.2 4@2.4=9.6 3@2.4=7.2 H350 Gambar 8. Denah Bangunan Tipikal (m) W300 W300 W300 Sistem lantai adalah beton bertulang dengan tebal 12 W300 W300 W300 H350 cm, yang didukung oleh balok anak setiap jarak 2.4 m H400 (typical). Balok anak terdiri dari profil W350 sebagai W400 W400 W400 sistem struktur sederhana (simple beam). Hubungan H428 H400 balok dengan lantai diberi tulangan angkur sehingga lantai dapat dianggap sebagai diagfragma kaku pada 6.0 6.0 6.0 bidang horizontal. Selanjutnya struktur akan dianalisis Portal B dan C sebagai analisa struktur 3D. A B C D 1 2 3 4 W450 W500 W450 W300 W300 W300 W450 W500 W450 H300 W300 W300 W300 H250 W450 W500 W450 5@3.5=17.5 W300 W300 W300 H350 W450 W500 W450 W588 W300 W350 W300 W450 W500 W450 W300 W400 W300 H300 H400 W588 W500 W600 W500 W600 W600 W600 H428 4.0 H350 7.2 9.6 7.2 6.0 6.0 6.0 Portal 2 dan 3 Portal A dan D Gambar 10. Elevasi Portal Tengah Sistem sambungan portal adalah sistem sambungan A B C D kaku sekuat profil yang terlemah dan diberi diberi W350 W400 W350 perkuatan sedemikian sehingga sendi plastis hanya terjadi di balok, dan merupakan sistem struktur yang H250 W350 W400 W350 daktail. H300 W350 W400 W350 Tabel 2 : Daftar Profil Baja Terpakai 5@3.5=17.5 W350 W400 W350 Notasi h B tw tf Berat Note (mm) (mm) (mm) (mm) (kg/m) W300 300 150 6.5 9 36.7 Balok H300 W400 W450 W400 H350 W350 350 175 7 11 49.6 W500 W600 W500 W400 400 200 8 13 66.0 W450 450 200 9 14 76.0 H350 H400 4.0 W588 588 300 12 20 151.0 Kolom H250 250 250 9 14 72.4 7.2 9.6 7.2 H300 300 300 10 15 94.0 Portal 1 dan 4 H350 350 350 12 19 136.0 H400 400 400 13 21 172.0 Gambar 9. Elevasi Portal Pinggir (m) H428 428 407 20 35 283.0 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 15
  • 10. Beban Tetap dan Massa Bangunan A B C D Waktu getar alami tersebut selain tergantung dari kekakuan struktur , juga tergantung pada masa 4 bangunan. Dalam hal tersebut sumbangan terbesar arah Y massa adalah dari beban tetap lantai bangunan. Beban tetap terdiri dari lantai beton bertulang (t = 120 mm) dan 0.9 3 berat finishing serta peralatan ME serta plafon yang massa arah X dipikulnya, yang selanjutnya disebut beban mati. 1.2 Berat lantai : 0.12 * 2400 = 288 kg/m2 2 9.9 Finishing + ME = 112 kg/m2 pusat kekakuan beban mati merata lantai atau q DL = 400 kg/m2 . 1 13.2 Beban hidup diambil 300 kg/m2 yang tergantung dari fungsi lantai (perkantoran). Untuk perhitungan massa Gambar 11. Penempatan Massa dengan Eksentrisitas Rencana bangunan maka beban hidup direduksi menjadi 30%. Dinding penutup bangunan dianggap dari panel kaca Dalam memberikan eksentrisitas massa di atas , dan aluminium ringan, untuk menyederhanakan karena berat sendiri struktur dianggap relatif kecil permasalahan maka berat dianggap relatif dapat maka diabaikan. Selanjutnya dengan program diabaikan. Berat sendiri struktur secara otomatis komputer dapat diperoleh hasilnya seperti yang diperhitungkan dalam program. terlihat pada Lampiran 1. Analisa Modal Analisis memperlihatkan bahwa akselerasi arah x dan Analisa modal atau eigen-value diperlukan untuk arah y mempunyai ratio modal load participation > mengetahui perilaku dinamis bangunan sekaligus 90% , yang menunjukkan ragam pertama struktur perioda getar alami. Parameter yang mempengaruhi dominan sehingga sesuai untuk analisa dengan beban pada analisa modal adalah massa dan kekakuan lateral dorong statik (analisa pushover). bangunan. Pasal 5.6 SNI-1726-2002 menyatakan bahwa untuk Dalam perencanaan struktur gedung terhadap mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T1 dari pengaruh Gempa Rencana, eksentrisitas rencana ed struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat koefisien ζ untuk Wilayah Gempa tempat struktur menurut Pasal 5.4.3. harus ditinjau baik dalam gedung berada dan jumlah tingkatnya n menurut analisis statik, maupun dalam analisis dinamik 3 persamaan dimensi. T1 < ζ n .............................................................. (8) Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed. Apabila Menurut Tabel 8 SNI-1726-2002 , untuk wilayah 4, ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung pada maka nilai ζ = 0.17. Jadi nilai T1 maksimum untuk lantai tingkat itu, diukur tegak lurus pada arah bangunan bertingkat 6 adalah = 0.17 * 6 = 1.02 detik. pembebanan gempa, dinyatakan dengan b, maka eksentrisitas rencana ed ditentukan sebesar 0.05 b , Konfigurasi Pembebanan dalam hal tersebut nilai e adalah nol karena massa lantai dan konfigurasi strukturnya adalah simetri. Beban Gempa Analisa ragam spektrum respon digunakan sebagai simulasi gempa, yaitu memakai Spektrum Respons Tabel 3. Eksentrisitas Massa Rencana Gempa Rencana dari SNI – 1726 – 2002 , dengan Massa - arah B L Massa ed Koord-x Koord-y asumsi bahwa bangunan tersebut dibangun di atas Ux 18.0 24.0 1585000 0.9 12.0 9.9 tanah sedang dan berada di wilayah 4 dari peta Uy 24.0 18.0 1585000 1.2 13.2 9.0 gempa. Spektrum Respons Gempa Rencana menurut gambar Catatan : dibawah nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor koreksi I/R, di mana I adalah Faktor Keutamaan - koordinat sudut bangunan (kiri-bawah) ≈ (0,0) (I=1), sedangkan R adalah faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang - massa lantai = B * L * ( QDL + α QLL ) / g bersangkutan(R=8.5, portal baja daktail). Dalam hal = 18*24*( 400 + 0.3 *300 ) / 9.81 = 21580 kg. s2/m ini, jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam 16 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 11. penjumlahan respons ragam menurut metoda ini harus gempa nominal Gempa Rencana dalam arah tertentu, sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa dalam tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons menghasilkan respons total harus mencapai sekurang- ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur kurangnya 90%. gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan menurut persamaan berikut : 0.85 Wilayah Gempa 4 0.85 Cv V > 0.8V1...................................................................... (9) C= (Tanah lunak) 0.70 T C= 0.42 (Tanah sedang) di mana V1 adalah gaya geser dasar nominal sebagai 0.60 T respons ragam yang pertama terhadap pengaruh 0.30 C= T (Tanah keras) Gempa Rencana menurut persamaan : C1 I C V1 = Wt 0.34 R 0.28 C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa dari Spektrum 0.24 Respons Gempa Rencana untuk waktu getar alami pertama T1, I adalah Faktor Keutamaan dan R adalah Ca faktor reduksi gempa, sedangkan Wt adalah berat 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 total gedung, termasuk reduksi beban hidup. T Gambar 12. Kurva Spektrum Respons Rencana (dari SNI – Evaluasi gempa arah x : 1726 – 2002) Tx = 1.819 det , syarat bangunan 6 lantai, T1 maks = Catatan : Ca dan Cv adalah parameter Kurva 1.02 det. Jadi pakai T1 maks., dari tabel kurva Spektrum Menurut UBC untuk program spektrum wilayah 4 (tanah sedang) maka C1 = SAP2000 0.42/1.02 = 0.41 , sehingga 0.41 *1 Nilai puncak gaya dalam, perpindahan, gaya geser V1 = (1181815 + 0.3 * 777600) = 68258 kg 8.5 tingkat dan gaya dasar setiap ragam yang ditinjau, dikombinasikan dengan cara CQC (complete Hasil analisa spektrum respon quadratic sum of squares). V x = 30821.24 < 0.8V1 = 54606.4 Untuk memperhitungkan percepatan gempa yang sembarang terhadap struktur gedung, pengaruh Jadi spektrum respon arah x perlu diperbesar = pembebanan gempa dalam arah utama dianggap 54606.4 / 30821.24 = 1.77171 efektif 100% dan dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan dalam arah tegak lurus pada Evaluasi gempa arah y : arah utama pembebanan tadi dengan efektifitas Ty = 2.068 det , syarat bangunan 6 lantai, T1 maks = sebesar 30%. Ketentuan tersebut secara mudah dipe- 1.02 det. Jadi pakai T1 maks., dari tabel kurva nuhi memakai option SAP2000 saat mendefinisikan spektrum wilayah 4 (tanah sedang) maka C1 = analisa ragam spektrum respons, sehingga pada saat 0.42/1.02 = 0.41 , sehingga mendefinisikan kombinasi pembebanan tidak perlu 0.41 *1 diulang. V1 = (1181815 + 0.3 * 777600) = 68258 kg 8.5 Reaksi total pada tumpuan akibat pembebanan disajikan dalam tabel berikut : Hasil analisa spektrum respon Tabel 4. Gaya Reaksi Dasar (belum dikoreksi) V y = 27118.05 < 0.8V1 = 54606.4 OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ Jadi spektrum respon arah x perlu diperbesar = Text Text Kgf Kgf Kgf 54606.4 / 27118.05 = 2.01366 DEAD LinStatic -1.705E-13 -8.704E-14 1181815.73 Berdasarkan evaluasi diatas maka analisa spektrum LIVE LinStatic -5.969E-13 1.323E-13 777600.00 respon dinamik harus dikoreksi menggunakan faktor eq-x LinRespSpec 30821.24 826.44 4.285E-02 pengali 1.77171 untuk arah x , dan 2.01366 untuk eq-y LinRespSpec 826.44 27118.05 9.560E-03 arah y , sedemikian sehingga pasal 7.1.3 dari peraturan gempa dapat terpenuhi, dan selanjutnya Pasal 7.1.3 SNI – 1726 – 2002 menyatakan bahwa struktur dianalisa kembali menggunakan nilai nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 17
  • 12. spektrum respon dinamik yang dikoreksi dengan hasil Note : pemilihan profil tepi portal A dan D lebih sebagai berikut : ditentukan oleh kriteria simpangan antar tingkat. Tabel 5. Gaya Reaksi Dasar (setelah dikoreksi) Kombinasi Beban OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ Kombinasi pembebanan mengacu standar SNI 03 – Text Text Kgf Kgf Kgf 1729 – 2000 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja DEAD LinStatic -1.705E-13 -8.704E-14 1181815.73 LIVE LinStatic -5.969E-13 1.323E-13 777600.00 untuk Bangunan Gedung) dimana ketentuannya sama eq-x LinRespSpec 54606.31 1464.21 7.591E-02 dengan AISC LRFD 1994, yaitu : eq-y LinRespSpec 1664.16 54606.52 1.925E-02 1.4 DL 1.2 DL + 1.6 LL Keterangan 1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 Eq-X • LinStatic : analisa elastik linier statik 1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 Eq-Y • LinRespSpec : analisa spektrum respons , 0.9 DL + 1.0 Eq-X berdasarkan kurva spektrum respons rencana peta gempa wilayah 4 , kondisi tanah sedang. 0.9 DL + 1.0 Eq-Y Gaya gempa dari spektrum respon dinamik yang telah Hasil Perencanaan Struktur Standar dikoreksi tersebut selanjutnya digunakan sebagai SAP2000 menyediakan option perencanaan baja beban gempa desain struktur baja. berdasarkan code: AISC – ASD 1989 , AISC – LRFD 1994, AASHTO – LRFD 1997, CAN/CSA-S16.1-94 Kinerja Batas Layan 1995, BS5950 1990, CEN 1992. Kinerja batas layan bangunan ditentukan oleh simpangan antar-tingkat akibat pengaruh Gempa AISC – LRFD 1994 sama dengan standar SNI 03 – Rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan 1729 – 2000 , maka option tersebut dipilih. Hasilnya baja (atau peretakan pada bangunan beton) yang berupa ratio kuat perlu dibanding kuat nominal dan berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan semuanya cukup (rasio < 1 ) . non-struktur dan ketidak-nyamanan penghuni. Dari evaluasi diketahui bahwa kombinasi beban Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari gempa berpengaruh pada kolom portal tepi, simpangan struktur gedung tersebut akibat pengaruh sedangkan kolom-kolom tengah ditentukan dari Gempa Nominal yang telah dibagi Faktor Skala. pembebanan tetap. Selain itu konfigurasi struktur Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan telah memenuhi persyaratan perencanaan yang biasa, maka dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang tetapi apakah strukturnya berkinerja dan berperilaku dihitung dari simpangan bangunan tidak boleh daktail, belum bisa diperoleh kecuali dilakukan melampaui 0.03/R * tinggi tingkat yang bersangkutan analisa yang dapat memperhitungkan kondisi inelastis atau 30 mm, dan dipilih yang nilainya terkecil. dari bangunan pada saat gempa. Ratio batas simpangan struktur = 0.03/8.5= 0.00353 Simpangan pada pusat massa menunjukkan bahwa : Tabel 6. Simpangan Arah X (arah memanjang) Level htingkat Simpangan X Simpangan Ratio simpangan Ket. (m) antar tingkat antar tingkat Atap 3.5 0.04320 0.00296 0.00085 5 3.5 0.04024 0.00522 0.00149 4 3.5 0.03502 0.00637 0.00182 3 3.5 0.02865 0.00704 0.00201 2 3.5 0.02161 0.00755 0.00216 1 4 0.01406 0.01406 0.00352 ok Tabel 7. Simpangan Arah Y (arah pendek) Level htingkat Simpangan Y Simpangan Rasio simpangan Ket. (m) antar tingkat antar tingkat Atap 3.5 0.05867 0.00748 0.00214 5 3.5 0.05119 0.00952 0.00272 4 3.5 0.04167 0.01056 0.00302 3 3.5 0.03111 0.01032 0.00295 2 3.5 0.02079 0.00833 0.00238 1 4 0.01246 0.01246 0.00314 ok Gambar 13. PM Ratio Portal B - C 18 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 13. Waktu Getar Alami Efektif Konfigurasi bangunan baja yang memenuhi kriteria LRFD akan dianalis dengan beban dorong statik menggunakan SAP2000 sesuai uraian didepan. Sendi platis memakai kurva Beban-Lendutan Umum menurut FEMA 273/356 yang dihitung berdasarkan profil baja yang digunakan dan dapat secara otomatis dihitung oleh program komputer. Gambar 14. PM Ratio Portal 2 – 3 Gambar 17. Kurva Bi-linier Pushover arah X Gambar 18. Kurva Bi-linier Pushover Arah-Y Gambar 15. PM Ratio Portal A – D Kurva biliner pushover arah X dan Y memperlihatkan kekakuan awal (Ki) berhimpit dengan kekakuan efektif (Ke), jadi waktu getar alami tidak mengalami perubahan sampai tercapai kondisi leleh. Jadi waktu getar fundamental efektif , Te , sama dengan waktu getar fundamental elastis , T. Target Perpindahan Koefisien Perpindahan (FEMA 273) Target perpindahan pada titik kontrol δT, ditentukan dari Pers. 3, adapun parameternya adalah : Arah-X Te = Ti = 1.819 detik C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 untuk 5 lantai) C1 = 1.0 untuk Te ≥ TS Gambar 16. PM Ratio Portal 1 – 4 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 19
  • 14. TS = 0.6 adalah waktu getar karakteristik dari kurva dasar VT = 220745 kg > VY = 199.2 ton maka respons spektrum Wilayah 4 dengan tanah sedang berdasarkan metode Spektrum Kapasitas perilaku dimana terdapat transisi bagian akselerasi konstan ke struktur arah Y pada gempa rencana telah mengalami bagian kecepatan konstan. kondisi in-elastis yang disebabkan pelelehan pada sendi-sendi plastisnya. C2 = 1.1 , anggap sebagai rangka Type 1 dan kinerja yang dipilih adalah LS (life safety). C3 = 1.0 , kekakuan pasca leleh adalah positip S a = 0.42/T = 0.231 (Wilayah 4, tanah sedang) Target perpindahan diperoleh δ T = 0.292 m Arah-Y Te = Ti = 2.068 detik C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356) Gambar 20. Arah Y, δT = 0.250 m C1 = 1.0 untuk Te ≥ TS Metode Koefisien Perpindahan FEMA 440 C2 = 1.1 , anggap sebagai rangka Type 1 dan kinerja Parameter untuk menentukan target perpindahan yang dipilih adalah LS (life safety). dengan Persamaan 3 adalah C3 = 1.0 , kekakuan pasca leleh adalah positip Arah-X S a =0.42/Te=0.203 (Wilayah 4 , tanah sedang) Te = Ti = 1.819 detik >> 1 det C1 = C2 = 1.0 Maka target diperoleh δ T = 0.332 m C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 gedung 5 lantai) Metode Spektrum Kapasitas C3 = 1.0 , perilaku pasca leleh adalah positip Dari kurva Respons Spektrum Rencana SNI 1726- S a = 0.42/T = 0.231 (Wilayah 4, tanah sedang) 2002 untuk Wilayah 4, kondisi tanah sedang, didapat nilai Ca=0.28 dan Cv=0.42 yang diperlukan sebagai Maka target perpindahannya adalah δ T = 0.266 m input data program SAP2000. Selanjutnya hitungan sepenuhnya dilakukan komputer. Arah-Y Sedangkan dengan cara sama untuk pola beban Te = Ti = 2.068 detik >> 1 det C1 = C2 = 1.0 Uniform maka δT , Arah X = 0.205 m, sedangkan gaya geser dasar VT = 272 ton < VY = 309 ton maka C0 = 1.4 (Tabel 3.2 dari FEMA 356 gedung 5 lantai) berdasarkan metode Spektrum Kapasitas perilaku struktur arah X saat gempa rencana masih elastis. C3 = 1.0 , perilaku pasca leleh adalah positip S a = 0.42/Te = 0.203 (Wilayah 4, tanah sedang) Maka target perpindahannya adalah δ T = 0.302 m Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI 1726 – 2002 Berdasarkan beban gempa nominal yang diperoleh dari analisa struktur dengan cara respons spektrum diperoleh simpangan pada atas sebagai berikut : Level Elevasi Simpangan Nominal Simpangan Ultimit Nilai Batas (m) X Y ξR.X ξR.Y 0.02 H (m) Atap 21.5 0.04320 0.05867 0.25704 0.3491 0.43 Gambar 19. Arah X, δT = 0.204 m Untuk gedung beraturan maka ξR = 0.7 * 8.5 = 5.95 , Sedangkan dengan cara sama untuk pola beban dari hitungan pada tabel diatas diketahui bahwa Uniform maka δT , Arah Y = 0.252 m , gaya geser simpangan ultimit masih lebih kecil dari nilai batas 20 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)
  • 15. maksimum, jadi struktur memenuhi persyaratan Kesimpulan kinerja yang ditetapkan oleh SNI 1726 - 2002. Program SAP2000 telah menyediakan fasilitas untuk perencanaan berbasis kinerja sesuai dengan FEMA Evaluasi Kinerja Struktur 273/356 , meskipun demikian ada beberapa hal yang Target perpindahan dari berbagai kriteria dapat masih memerlukan cara perhitungan manual, a.l.: dirangkum sebagai berikut : • Menentukan waktu getar alami efektif pasca Kriteria Target Perpindahan (m) Nilai Batas leleh yaitu pembuatan kurva bi-linier x y 0.02 H (m) berdasarkan kurva pushover. Koef. Perpindahan FEMA 356 0.292 (68%) 0.332 (77%) Spektrum Kapasitas ATC-40 0.204 (47%) 0.250 (58%) 0.43 (100%) • Menentukan evaluasi kinerja (target Koef. Perpindahan FEMA 440 0.266 (62%) 0.302 (70%) perpindahan, δT). Kinerja Batas Ultimit SNI 1726 0.257 (60%) 0.349 (81%) Titik evaluasi kinerja atau target displacement , δT , Dari ke empat kriteria diperoleh target perpindahan merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi yang paling besar (menentukan) untuk arah x adalah kinerja struktur terhadap suatu gempa rencana, 0.292 m (metode Koefisien Perpindahan FEMA 356) menjadi indikasi sejauh mana kondisi struktur bila ada dan paling kecil adalah 0.204 m (metode Spektrum gempa tertentu. Ternyata beberapa metode yang Kapasitas), sedangkan untuk arah y , yang paling digunakan untuk menentukan δT tersebut memberikan besar adalah 0.349 m (SNI 1726) dan paling kecil hasil yang berbeda satu sama lain. Metode yang sudah 0.250 m (metode Spektrum Kapasitas). built-in di program SAP2000 yaitu metode Spektrum Kapasitas, memberi nilai δT yang paling kecil dibanding tiga metode lain yang ditinjau. Kebetulan ketiga metode tersebut belum tersedia secara built-in di program SAP2000 dan harus dihitung manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Koefisien Perpindahan FEMA 273 / 356 dan persyaratan Kinerja Batas Ultimit SNI 1726 menghasilkan nilai δT yang menentukan. Portal arah X berperilaku elastis pada gempa rencana, tetapi perilaku pasca leleh secara keseluruhan bersifat kurang daktail dibanding portal arah Y. Itu disimpulkan berdasarkan bentuk kurva pushover yang Gambar 21. Kinerja Struktur Arah X pada Step - 7 dihasilkan. Pada portal X, kurva pushover berhenti Untuk mendapatkan perilaku inelastik pasca runtuh pada suatu titik puncak setelah leleh dan mengalami maka analisa beban dorong statik diteruskan sampai ≥ “fail” yang mendadak. Sedangkan kurva pushover 150% dari target perpindahan untuk setiap arah. portal Y , setelah titik puncak masih mampu Selanjutnya komponen struktur dievaluasi pada titik menunjukkan perilaku penurunan kekuatan yang target perpindahan tercapai. (Lihat Lampiran 2) bertahap yang diikuti deformasi yang besar. Arah Y, yaitu arah pendek dari denah bangunan, Jadi meskipun kedua portal (arah pendek dan ternyata dengan kelangsingannya tersebut struktur memanjang) telah memenuhi kriteria perencanaan mampu berdeformasi relatif besar dibanding struktur biasa, tetapi ternyata perilaku pasca leleh diantara arah memanjang (portal X). Lihat Lampiran 3. keduanya berbeda. Hal tersebut tidak bisa dideteksi tanpa melakukan analisa pushover. Kesimpulan akhir yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah bahwa perencanaan berbasis kinerja dapat memberikan informasi sejauh mana suatu gempa akan mempengaruhi struktur. Dengan demikian sejak awal pemilik bangunan, insinyur perencana maupun pemakai mendapat informasi bagaimana bangunan tersebut berperilaku bila ada gempa. Gambar 22. Kinerja Struktur Arah Y pada Step – 5 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006 21
  • 16. Daftar Pustaka Procedures”, Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C. Applied Technology Council.(1996). “ ATC 40 - Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete BSSC.(1995) “FEMA 222 - NEHRP Recommended Buildings”, Redwood City, California, U.S.A. Provision for Seismic Regulations for New Building ”, Washington, D.C. ASCE.(2000). “FEMA 356 - Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Kerry Sieh.(2004). “The Science behind the Aceh Of Buildings” , Federal Emergency Earthquake”, Caltech Media Relations, Management Agency, Washington, D.C. <http://pr.caltech.edu/media/Press_Releases/P R12628.html> (20/01/05) ATC-33 Project.( 1997a). “FEMA 273 - NEHRP Guidelines For The Seismic Rehabilitation of SEAOC.(1995). "Vision 2000 - A Framework for Buildings” , Building Seismic Safety Council, Performance Based Earthquake Engineering." Washington, D.C. Vol. 1, January, 1995. ATC-33 Project.(1997b) “FEMA 274 - NEHRP SNI – 1726 – 2002, “Standar Perencanaan Ketahanan Commentary On The Guidelines For The Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung”, Seismic Rehabilitation of Buildings” , Building Departemen Permukiman dan Prasarana Seismic Safety Council, Washington D.C. Wilayah, April 2002 ATC-55 Project.(2004). “FEMA 440 - Improvement of Nonlinear Static Seismic Analysis Lampiran 1: SAP2000 Nonlinear Version 8.3.5.0 (Analysis Build 8339) File: H:Program DoktorAcuan utk SBK 1sbkgedung sbk1gdg1-sap-8.3.5.LOG M O D A L P E R I O D S A N D F R E Q U E N C I E S CASE: MODAL MODE PERIOD FREQUENCY FREQUENCY EIGENVALUE MODAL MODAL (T) (CYC/T) (RAD/T) (RAD/T)^2 STIFFNESS MASS 1 2.087510 0.479040 3.009895 9.059469 9.059469 1.000000 2 1.827890 0.547079 3.437399 11.815709 11.815709 1.000000 3 0.697250 1.434205 9.011379 81.204943 81.204943 1.000000 4 0.618614 1.616516 10.156872 103.162055 103.162055 1.000000 5 0.485244 2.060819 12.948510 167.663913 167.663913 1.000000 6 0.355055 2.816464 17.696365 313.161324 313.161324 1.000000 7 0.338022 2.958387 18.588093 345.517198 345.517198 1.000000 8 0.221061 4.523646 28.422907 807.861651 807.861651 1.000000 9 0.203931 4.903630 30.810417 949.281777 949.281777 1.000000 10 0.173720 5.756398 36.168513 1308.161 1308.161 1.000000 11 0.166028 6.023078 37.844118 1432.177 1432.177 1.000000 12 0.133613 7.484309 47.025298 2211.379 2211.379 1.000000 M O D A L L O A D P A R T I C I P A T I O N R A T I O S CASE: MODAL LOAD, ACC, OR LINK/DEF STATIC DYNAMIC EFFECTIVE (TYPE) (NAME) (PERCENT) (PERCENT) PERIOD ACC UX 99.9993 99.8590 1.818760 ACC UY 99.9998 99.9468 2.068184 ACC UZ 0.0000 0.0000 0.045988 ACC RX 99.9994 98.2076 2.087338 ACC RY 99.9991 97.0527 1.826872 ACC RZ 99.8793 96.5651 0.549011 (*) NOTE: Dynamic load participation ratio excludes load applied to non-mass dof Lampiran 2: SAP2000 v8.3.5 File: GDG1-SAP-8.3.5 Kgf, m, C Units PAGE 1 3/2/05 1:38:46 P U S H O V E R C U R V E (Portal Arah X – sisi panjang) Pushover Case push2-x : Pola Beban sesuai dengan Ragam Pertama arah X Step Displacement Base Force A-B B-IO IO-LS LS-CP CP-C C-D D-E >E TOTAL 0 0.0000 0.0000 552 0 0 0 0 0 0 0 552 1 0.0470 66439.2734 552 0 0 0 0 0 0 0 552 22 Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000 (Wiryanto Dewobroto)