Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...f' yagami
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri apel varietas Malang terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus secara in vitro.
2) Bakteri Lactobacillus berperan dalam perkembangan karies gigi dan apel mengandung senyawa yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
3) Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan
Dokumen tersebut membahas tentang empat penyakit gigi dan mulut yaitu gigi berlubang, plak gigi, karang gigi, dan sakit gusi. Penyakit-penyakit tersebut dapat menjadi gejala awal dari penyakit berbahaya lainnya jika tidak ditangani dengan baik."
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...f' yagami
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri apel varietas Malang terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus secara in vitro.
2) Bakteri Lactobacillus berperan dalam perkembangan karies gigi dan apel mengandung senyawa yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
3) Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan
Dokumen tersebut membahas tentang empat penyakit gigi dan mulut yaitu gigi berlubang, plak gigi, karang gigi, dan sakit gusi. Penyakit-penyakit tersebut dapat menjadi gejala awal dari penyakit berbahaya lainnya jika tidak ditangani dengan baik."
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Makalah ini membahas tentang karies gigi, termasuk pengertian, proses, pencegahan, dan pengobatan karies gigi. Karies gigi disebabkan bakteri yang mengubah makanan menjadi asam dan membusukkan email gigi."
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Dokumen tersebut membahas tentang karies gigi, yaitu kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam hasil fermentasi bakteri pada karbohidrat. Karies ditandai dengan terbentuknya bercak putih pada permukaan gigi dan dapat berkembang menjadi lubang. Pemeriksaan radiograf diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Penanganannya meliputi pembersihan karies, restorasi, atau ekstraksi jika terjadi infeksi pulpa
Karies gigi disebabkan oleh interaksi antara bakteri plak, karbohidrat, dan waktu yang memungkinkan terjadinya penurunan pH. Bakteri seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus memetabolisme karbohidrat menjadi asam, menyebabkan demineralisasi email gigi dan kerusakan jaringan. Faktor lain seperti kebersihan mulut yang buruk dan gangguan sistemik dapat mempercepat perkembangan karies.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Dokumen juga membahas tinjauan pustaka tentang karies gigi dan prevalensi karies."
Dokumen tersebut membahas tentang karies gigi, yang merupakan proses demineralisasi enamel gigi akibat asam yang dihasilkan bakteri dalam biofilm oral dari fermentasi karbohidrat. Proses ini dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi dengan mengurangi frekuensi asupan gula serta menjaga kesehatan mulut dan gigi."
Makalah ini membahas tentang keperawatan mulut dan gigi. Ia menjelaskan tentang anatomi mulut dan gigi serta penyakit-penyakit yang dapat terjadi seperti karies dan gingivitis. Makalah ini juga memberikan panduan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar pada tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, serta tinjauan pustaka mengenai karies gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Makalah ini membahas tentang karies gigi, mulai dari penyebab, gejala, diagnosa, indeks karies WHO, hingga pencegahan dan perawatan karies gigi. Topik utama yang dibahas antara lain etiologi karies gigi yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, gejala karies seperti gigi sensitif, dan cara mendiagnosis karies dengan pemeriksaan visual maupun radiografi.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Makalah ini membahas tentang karies gigi, termasuk pengertian, proses, pencegahan, dan pengobatan karies gigi. Karies gigi disebabkan bakteri yang mengubah makanan menjadi asam dan membusukkan email gigi."
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Dokumen tersebut membahas tentang karies gigi, yaitu kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam hasil fermentasi bakteri pada karbohidrat. Karies ditandai dengan terbentuknya bercak putih pada permukaan gigi dan dapat berkembang menjadi lubang. Pemeriksaan radiograf diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Penanganannya meliputi pembersihan karies, restorasi, atau ekstraksi jika terjadi infeksi pulpa
Karies gigi disebabkan oleh interaksi antara bakteri plak, karbohidrat, dan waktu yang memungkinkan terjadinya penurunan pH. Bakteri seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus memetabolisme karbohidrat menjadi asam, menyebabkan demineralisasi email gigi dan kerusakan jaringan. Faktor lain seperti kebersihan mulut yang buruk dan gangguan sistemik dapat mempercepat perkembangan karies.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Dokumen juga membahas tinjauan pustaka tentang karies gigi dan prevalensi karies."
Dokumen tersebut membahas tentang karies gigi, yang merupakan proses demineralisasi enamel gigi akibat asam yang dihasilkan bakteri dalam biofilm oral dari fermentasi karbohidrat. Proses ini dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi dengan mengurangi frekuensi asupan gula serta menjaga kesehatan mulut dan gigi."
Makalah ini membahas tentang keperawatan mulut dan gigi. Ia menjelaskan tentang anatomi mulut dan gigi serta penyakit-penyakit yang dapat terjadi seperti karies dan gingivitis. Makalah ini juga memberikan panduan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar pada tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, serta tinjauan pustaka mengenai karies gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Makalah ini membahas tentang karies gigi, mulai dari penyebab, gejala, diagnosa, indeks karies WHO, hingga pencegahan dan perawatan karies gigi. Topik utama yang dibahas antara lain etiologi karies gigi yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, gejala karies seperti gigi sensitif, dan cara mendiagnosis karies dengan pemeriksaan visual maupun radiografi.
Similar to Vika_Oktaviani_22010111130080_Lap.KTI_Bab2.pdf (20)
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDARslampangkir3
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Malang resmi mendukung tokoh milenial Jawa Timur, Fairouz Huda, untuk maju di Pilwali Kota Malang 2024. Dukungan ini dideklarasikan dalam acara bazar UMKM yang diadakan di RT 6 Villa Bukit Tidar, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu (08/06/2024) malam.
Dalam acara tersebut, sekitar 25 pelaku UMKM membuka stand dan mempromosikan produk mereka dengan antusias. Fairouz Huda, atau akrab disapa Kak Fai, hadir di lokasi dan menyapa setiap pelaku usaha yang berpartisipasi. Yudi Purwanto, Koordinator Jaringan UMKM, mengungkapkan bahwa kepedulian Kak Fai terhadap UMKM terbukti melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan bazar ini.
Yudi menjelaskan bahwa minat untuk berpartisipasi dalam bazar sangat tinggi, dengan 50 UMKM mendaftar, namun karena keterbatasan tempat, hanya 25 yang terpilih untuk berpartisipasi. Ia memastikan bahwa acara serupa akan diagendakan lagi di masa mendatang.
Fairouz Huda menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan dan menegaskan komitmennya untuk mengembangkan UMKM di Kota Malang. Mantan Ketua PC PMII Kota Malang ini memiliki visi besar menjadikan UMKM sebagai ikon kebangkitan ekonomi dan mendukung terwujudnya kota wisata UMKM di Kota Malang. Ia berharap setiap RT di Kota Malang memiliki wirausaha yang dinaungi oleh Badan Usaha Milik RT (BUMRT) dan setiap kecamatan memiliki sentra UMKM.
#pilkadaMalang #calonwakilwalikota #fairouzhuda #kandidatwakilwalikota #kakfai #GetnoWess #KHhasyim #Cawali #Malang
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
1. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Gigi
2.1.1 Definisi Plak Gigi
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan
gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks
interseluler dan akan terus terakumulasi bila tidak dibersihkan secara adekuat.
Akumulasi mikroorganisme ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk
melalui serangkaian tahapan.1,14
Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingiva dan pada
permukaan gigi yang mengalami jejas dan kasar. Plak juga menjadi salah satu
penyebab karies dan penyakit periodontal.1,15
Berbeda halnya dengan lapisan awal yang menumpuk dan melekat pada
permukaan gigi, yaitu pelikel, material alba dan debris makanan, plak gigi tidak
dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur dan hanya dapat dibersihkan
secara sempurna dengan cara mekanis.1
Dalam jumlah sedikit, plak tidak dapat terlihat kecuali jika telah diwarnai
dengan disclosing solution yang dapat membantu melihat plak gigi. Jika
menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan
kuning.1
2. 10
Gambar 1. Plak Gigi16
2.1.2 Komposisi Plak Gigi
Plak tumbuh pada gigi sebagai biofilm yang terdiri dari komunitas
mikroba beragam dan tertanam dalam matriks host dan polimer bakteri. Plak gigi
berkembang secara alami, dan berkontribusi terhadap pertahanan tuan rumah
dengan mencegah kolonisasi oleh spesies eksogen. Komposisi plak gigi bervariasi
pada permukaan yang berbeda sebagai hasil dari perlekatan secara biologi dan
fisik yang apabila keseimbangan populasi bakteri yang lebih dominan akan
berkembang menjadi penyakit.17
Komposisi plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa
padat disusun oleh 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan 10-14% lemak.
Protein dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam amino yang berasal dari
saliva. Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang terkandung dalam plak gigi akan
dimetabolisme oleh mikroorganisme sehingga membentuk polisakarida
ekstraseluler. Mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk membentuk
polisakarida ekstraseluler, seperti Streptococcus mutans, Streptococcus bovin,
Streptococcus sanguis, dan Streptococcus salivarius.1
3. 11
2.1.3 Komponen Mikroorganisme Plak Gigi
Plak yang terbentuk sempurna, selain bakteri dapat pula diisi
mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil ditemukan dan sejumlah kecil
protozoa juga ada. Mikroorganisme pada bakteri yang hampir selalu ditemukan
adalah golongan Streptococcus dan Lactobacillus. Selain itu, ditemukan juga
golongn jamur actinomycetes.1
Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi pada tiap orang,
serta menurut umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar terdiri
dari bakteri gram negatif yang bebentuk kokus dan batang. Organisme ini
biasanya tumbuh pada pelikel mikropolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1
mikron. Pelikel ini melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari,
perubahan jumlah dan tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri gram
negatif kokus dan gram negatif batang bertambah banyak, jenis bacili fusiformis
dan filament semakin jelas.1
Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi
semakin kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil seperti spirilla dan
spirochete.1
2.1.4 Klasifikasi Plak Gigi
Secara klinis, plak diklasifikasikan berdasarkan lokasinya yaitu plak
supragingiva dan plak subgingiva. Kedua tipe pada plak tersebut karena plak
4. 12
supragingiva menyerap substansi yang berasal dari saliva dan sisa makanan,
sedangkan plak subgingiva akan menyerap eksudat yang berasal dari gingiva.18
Plak supragingiva dapat ditemukan di atas tepi gingiva, sedangkan plak
subgingiva dapat ditemukan di bawah tepi gingiva, diantara gigi dan dinding
sulkus gingiva.18.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Plak Gigi
Menurut Carlsson, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
plak gigi adalah sebagai berikut:1
A. Lingkungan fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan
sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan
pewarnaan dengan larutan disklosing. Pada daerah terlindung karena
kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang malposisi, pada permukaan
gigi dengan kontur tepi gingiva yang buruk, pada permukaan email yang
mengalami cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail yang kasar,
terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
B. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada
permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut
dapat mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
C. Pengaruh diet terhadap pembentukan plak dalam dua aspek, yaitu
pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi
bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak,
mempengaruhi pembentukan plak pada permukaan gigi, plak hanya
5. 13
terbentuk jika lebih banyak mengonsumsi makanan lunak, terutama
makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa, karena akan
menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan penting dalam
pembentukan matriks plak.
2.1.6 Mekanisme Pembentukan Plak Gigi
Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut dibentuk pertama kali oleh
substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian dilanjutkan
dengan serangkaian proses yang berurutan. Plak terjadi dalam tiga tahap yaitu
pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri dan maturasi plak. Plak terbentuk ketika
pelikel, sisa makanan dan bakteri bergabung.1
Tahap pertama proses pembentukan plak gigi adalah melekatnya pelikel
pada email gigi. Pelikel adalah lapisan tipis protein saliva yang melekat erat pada
permukaan gigi hanya dalam beberapa menit setelah dibersihkan. Pelikel
melindungi email dari aktivitas asam dan sebagai perekat dua sisi, sisi yang satu
melekat pada permukaan gigi dan menyediakan permukaan lengket pada sisi yang
lainnya yang memudahkan bakteri menempel pada gigi.1
Tahap kedua adalah pelikel dikolonisasi oleh Streptococcus mutans dan
Streptococcus saguins dengan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan
menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam akan terus diproduksi oleh bakteri
dan akan menyebabkan terjadinya demineralisasi lapisan email gigi sehingga
struktur gigi menjadi rapuh dan mudah berlubang. Toksin-toksin hasil
6. 14
metabolisme bakteri pun dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan
penyangga gigi dan mukosa mulut.1,19
Tahap ketiga terjadi kombinasi bakteri, asam, sisa makanan dan saliva
dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada
permukaan gigi yang disebut plak. Plak bila tidak dibersihkan dapat mengalami
pengerasan atau mineralisasi sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada
permukaan gigi. Semakin lama plak tidak dibersihkan, semakin besar pula
kemungkinan plak menjadi tempat perlekatan kotoran patogen yang potensial
terhadap inang.1
Plak gigi akan mulai terbentuk pada permukaan gigi 4 jam setelah
menyikat gigi. Inilah alasan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari dan
menggunakan dental floss setiap hari.20
2.1.7 Pencegahan Terbentuknya Plak Gigi
Pengendalian plak merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
penatalaksanaan karies dan penyakit periodontal. Plak memiliki peranan yang
besar pada timbulnya karies dan penyakit periodontal, maka akumulasi plak perlu
dicegah dengan pelaksanaan plak kontrol.1
Kontrol plak adalah pengambilan bakteri plak dan pencegahan
menumpuknya pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. Kontrol plak
merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada setiap tahap perawatan
periodontal, yang efektif untuk pencegahan terjadinya perubahan inflamasi pada
jaringan periodontal.21
7. 15
Tindakan yang dilakukan dapat didasarkan atas pemikiran bahwa proses
pembentukan plak gigi adalah sebagai berikut.
Karbohidrat + bakteri polisakarida ekstraseluler
Polisakarida ekstraseluler + bakteri + saliva plak dental
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol
pembentukan plak gigi, meliputi mengatur pola makanan, tindakan secara
kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida ekstraseluler dan tindakan
secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut dan gigi dari semua sisa
makanan, bakteri beserta hasil-hasil metabolismenya.1
A. Mengatur Pola Makanan
Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
mengontrol pembentukan plak adalah dengan membatasi makanan yang
banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa. Berdasarkan bukti-
bukti bahwa karbohidrat merupakan bahan utama dalam pembentukan
matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dalam
membentuk plak. Makanan yang lunak dan mudah menempel pada gigi
sebaiknya sedapat mungkin dihindari.
B. Tindakan Secara Kimiawi
Berdasarkan sifat-sifat mikrobiologis plak, telah dilakukan
berbagai usaha untuk mencegah bakteri berkolonisasi di atas permukaan
8. 16
gigi membentuk plak. Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain
adalah dengan menggunakan antibiotik dan senyawa-senyawa antibakteri
selain antibiotik.1
Meskipun menyikat gigi dianggap paling efektif dalam
membersihkan gigi dan mengendalikan plak, namun obat kumur banyak
digunakan sebagai tambahan untuk memberikan agen aktif ke gigi dan
jaringan periodontium. Saat ini perhatian beralih kepada penggunaan
senyawa antimikroba dari bahan alami untuk melawan efek yang
merugikan, meningkatkan potensi terhadap antiplak dan anti gingivitis,
dan untuk mengurangi meningkatnya resistensi mikroba sebagai antiseptik
dan antibiotik konvensional.22
Efektivitas antibakteri oral harus memiliki spektrum yang luas
terhadap aktivitas antibakteri, tetapi juga harus tidak mengganggu mikroba
oral normal. Keberhasilan agen antibakteri tergantung tidak hanya pada
daya antibakteri tetapi juga pada kandungan substantifnya. Karena
kemampuannya terikat pada permukaan oral dan konsentrasi bio-aktif,
agen antibakteri substantif tetap aktif dalam rongga mulut untuk jangka
waktu lama. Plak yang tertinggal setelah menyikat dapat menyerap agen
antibakteri yag terdapat pada obat kumur.23
C. Tindakan Secara Mekanis
Tindakan secara mekanis adalah tindakan membersihkan gigi dan
mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah
9. 17
terjadinya penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak. Pada
tindakan secara mekanis untuk menghilangkan plak, lazim digunakan alat
fisioterapi oral.1
Alat Fisioterapi Oral adalah alat yang digunakan untuk membantu
membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dan debris yang
melekat pada permukaan gigi. Sikat gigi merupakan salah satu alat
fisioterapi oral yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan
mulut.1
Kontrol plak dengan menyikat gigi sangat penting untuk
kebersihan rongga mulut, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:24
Pemilihan sikat gigi yang baik serta penggunaannya.
Cara menyikat gigi yang baik.
Frekuensi dan lamanya penyikatan.
Penggunaan pasta fluor.
Pemakaian bahan disklosing.
Menjaga kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari,
baik sebelum maupun setelah sarapan. Menyikat gigi sebelum sarapan
akan mengurangi potensi erosi mekanis pada permukaan gigi yang telah
demineralisasi. Dilanjutkan dengan menjaga kebersihan rongga mulut
yang dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Ketika tidur, aliran saliva
akan berkurang sehingga efek buffer akan berkurang, karena itu semua
plak harus dibersihkan. Jika diperlukan, pengontrolan plak lebih jauh,
10. 18
dapat menggunakan benang gigi (dental floss) atau alat-alat interdental
lainnya.24
2.1.8 Pengukuran pH Plak
Pemeriksaan pH plak merupakan parameter kesehatan mulut yang dapat
memberikan hasil diagnosa patogenitas plak dan juga sebagai alat edukasi tentang
kesehatan mulut kepada pasien. Pemeriksaan pH plak diukur dengan
menggunakan alat microtouch electrode pH meter, yang ujung elektrodanya
disentuhkan pada plak intradental diantara gigi premolar 2 dan molar 1 kiri atas.
Untuk menghindari kemungkinan pH intradental terpengaruh dengan kontak zat
dalam makanan, maka makan atau minum (kecuali air putih) terakhir harus
berjarak 1 jam sebelum pemeriksaan.1
2.2 Higiene Oral
2.2.1 Definisi Higiene Oral
Higiene oral menurut World Health Organization (WHO) memiliki arti
bebas dari: nyeri kronik pada rongga mulut dan wajah, kanker rongga mulut dan
tenggorokan, luka pada rongga mulut, kelainan kongenital seperti bibir sumbing,
penyakit periodontal, kerusakan dan kehilangan gigi dan penyakit atau gangguan
lainnya yang mempengaruhi rongga mulut.25
11. 19
Kebersihan gigi dan mulut yang baik berdampak pada kesehatan gigi dan
mulut, sebaliknya kebersihan mulut yang kurang terjaga dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit pada rongga mulut sebagai akibat timbulnya debris dan
karang gigi atau kalkulus.1
Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah yang sering
dihadapi oleh pasien yang sedang menjalani perawatan ortodonti cekat karena
prosedur pemeliharaan kebersihan mulut sulit dilakukan ketika alat ortodonti
dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan rongga mulut yang berubah setelah
insersi pesawat ortodonti cekat bisa mengarah pada peningkatan akumulasi plak.4
Gambar 2. Plak yang Terlihat dengan Bantuan Disclosing Solution di Sekitar
Bracket Pesawat Ortodonti Cekat26
2.2.2 Penilaian Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Keadaan kebersihan mulut pasien dapat diukur dengan beberapa indeks.
Indeks yang biasanya digunakan antara lain Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral
Hygiene Index Simplified (OHI-S). Pada awalnya indeks ini digunakan untuk
menilai penyakit peradangan gingiva dan penyakit periodontal, akan tetapi dari
12. 20
data yang diperolah ternyata kurang berarti atau bermakna. Indeks ini hanya
digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai
efektivitas dari penyikatan gigi.1
A. Oral Hygiene Index (OHI)
OHI terdiri atas komponen indeks debris dan indeks kalkulus,
dengan demikian OHI merupakan hasil penjumlahan dari indeks debris
dan indeks kalkulus, setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3.
Pada penilaian ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada rahang
atas atas maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga
segmen, yaitu: (1) Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai
molar ketiga kanan rahang atas, (2) Segmen kedua, diantara kaninus kanan
dan kiri dan (3) Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai molar
ketiga kiri. Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari
setiap segmen. Pada OHI, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan
sebagai berikut.
Tabel 2. Skor Debris
0 Gigi bersih dari debris
1 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dari 1/3 dari permukaan gigi
2 Jika gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari luas
permukaan gigi
3 Jika gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3 permukaan gigi
Indeks debris adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah
segmen (=6).
13. 21
Untuk pengukuran kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu:
Tabel 3. Skor Kalkulus
0 Gigi bersih dari kalkulus
1 Jika terdapat kalkulus tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi mulai dari
servikal
2 Jika terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3
dari permukaan gigi atau terdapat sedikit kalkulus subgingiva
3 Jika terdapat kalkulus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat
kalkulus subgingiva yang melingkari servikal.
Indeks kalkulus adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah
segmen (=6).1
B. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut dilakukan dengan memilih
enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen
depan maupun belakang dari seluruh permukaan gigi yang ada di rongga
mulut.
Gigi-gigi yang dipilih sebagai gigi indeks beserta permukaan
indeks yang dianggap mewakili tiap segmen adalah: gigi 16 pada
permukaan bukal, gigi 11 pada permukaan labial, gigi 26 pada permukaan
bukal, gigi 36 pada permukaan bukal, gigi 31 pada permukaan labial dan
gigi 46 pada permukaan lingual.1
14. 22
Keberadaan plak diketahui dengan mengoles zat berwarna
(disclosing solution) kemudian menghitung skor plak gigi sesuai dengan
kriteria skor debris dan skor kalkulus. Pada tiap individu, nilai debris
dijumlah dan dibagi dengan jumlah permukaan (jumlah gigi) yang dinilai,
demikian juga penilaian kalkulus untuk tiap individu, maka akan
didapatkan nilai DI (Debris Indeks) atau CI (Calculus Indeks). Nilai OHI-
S individu didapatkan dengan menjumlahkan nilai DI dan CI.1
Tabel 4. Kriteria tingkat keparahan kebersihan gigi dan mulut
Tingkat keparahan Nilai OHI-S
Baik
Sedang
Buruk
0,0 – 1,2
1,3 – 3,0
3,1 – 6,0
2.3 Pesawat Ortodonti
2.3.1 Definisi Pesawat Ortodonti
Alat atau pesawat ortodonti adalah suatu alat yang digunakan untuk
memperbaiki atau mempertahankan posisi gigi atau hubungan oklusi dan dapat
meneruskan tekanan pada gigi dan atau unit maksilo-fasial sekeletal untuk
mencapai tujuan dari perawatan yaitu efisiensi fungsi, keseimbangan struktural
dan keseimbangan estetik.27
15. 23
2.3.2 Macam-macam Pesawat Ortodonti
Pesawat ortodonti dibagi menjadi dua macam, antara lain:27,28,29
1. Pesawat ortodonti lepasan (removable appliances)
Adalah perangkat ortodonti yang memiliki basis terbuat dari akrilik
dan kawat yang menggenggam pada gigi. Alat ini dapat dipasang dan
dilepas sendiri oleh penggunanya, dengan maksud untuk mempermudah
pembersihan alat.
Alat ini mempunyai keterbatasan kemampuan untuk perawatan,
sehingga hanya diindikasikan untuk kasus kelainan gigi sederhana atau
tidak terlalu kompleks, yaitu kelainan yang hanya diakibatkan oleh
penyimpangan posisi gigi dengan lengkung rahang yang masih normal.
2. Pesawat ortodonti cekat (fixed appliances)
Adalah perangkat ortodonti yang melekat pada permukaan gigi
sedemikian rupa sehingga hanya bisa dilepas oleh dokter yang merawat
saja.
Alat ini diindikasikan untuk kelainan gigi yang kompleks dan
sudah melibatkan rahang pada pasien yang berusia diatas dua belas tahun,
dimana semua gigi permanen sudah tumbuh kecuali molar 3.
16. 24
Keuntungan pesawat ortodonti cekat antara lain:
a. Retensi tidak menjadi masalah, karena alat ini dicekatkan pada gigi-
gigi. Ini berarti bahwa tidak akan akan terjadi pengungkitan pesawat
karena komponen tekanan.
b. Kurang membutuhkan keterampilan dari pemakai dalam
mengendalikan pesawat cekat.
c. Dengan pesawat cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin
diperoleh dengan pesawat lepasan.
Sedangkan kekurangan pesawat ortodonti cekat terpusat pada
masalah kesehatan rongga mulut. Pesawat ini dicekatkan pada gigi-gigi
sehingga lebih sulit dibersihkan daripada pesawat lepasan dan kesehatan
rongga mulut lebih sulit dipertahankan selama perawatan dengan alat ini.
Namun, dengan kehati-hatian, keterampilan dan motivasi yang tinggi,
masalah ini dapat ditanggulangi.
Komponen alat ortodonti cekat terdiri dari 2 komponen, yaitu:30
1. Komponen pasif, berfungsi untuk mendukung komponen aktif,
meliputi:
a. Band, berupa cincin logam yang biasanya disemenkan pada gigi
penjangkar.
b. Tube, berupa tabung logam yang biasanya dipatrikan pada band
molar.
c. Bracket, berupa tempat perlekatan komponen aktif yang sekarang
pemasangannya pada gigi dilakukan secara bonding.
17. 25
2. Komponen aktif berfungsi untuk menggerakkan gigi, meliputi:
a. Arch wire atau kawat busur, berupa lengkung kawat yang dipasang
pada slot bracket dan dimasukkan pada tube bukal.
b. Sectional wire, merupakan bagian dari kawat busur untuk
menggerakkan gigi-gigi posterior, seperti: cuspid retractor.
c. Auxillaries, merupakan perlengkapan tembahan untuk
menggerakkan gigi-gigi, seperti: pir-pir atau karet plastik.
Gambar 3. Alat ortodonti cekat
a. Buccal tube b. Molar band c. Bracket d. Arch wire e. Auxilliary Spring30