Radar (Radio Detection and Ranging) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal laut, berbagai kendaraan bermotor, manusia, dan informasi cuaca (hujan). Radar beroperasi dengan memancarkan sinyal dan mendeteksi sinyal echo yang dipantulkan oleh objek atau target. Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar.
Penggunaan modern radar sangat beragam, termasuk kontrol lalu lintas udara, astronomi radar, sistem pertahanan udara, sistem antiroket, radar laut untuk menemukan landmark dan kapal lainnya, sistem pesawat anticollision, sistem pengawasan laut, pengawasan luar angkasa dan sistem pertemuan; meteorologi pemantauan curah hujan, sistem kontrol altimetri dan penerbangan, rudal target yang dipandu mencari sistem, dan radar penembus tanah untuk pengamatan geologi.
salah satu macam dari gelombang elektromagnetim (GEM) atalha radar. radar banham sekali digunakan dalam kehidupan kita sekarang ini.
yuk, lihat apa aja si kegunaaan radar sebernya?
semoga bermanfaat!
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...Arif Hidayat
ABSTRAK – Salah satu rugi rugi daya yang sering dihadapi adalah rugi rugi daya transmisi dari antena ke demodulator
melalui transmisi kabel tembaga. Hal ini dapat menurunkan secara keseluruhan terhadap penguatan antena terhadap noise.
Salah satu perangkat yang memiliki rugi rugi daya yang kecil adalah fiber optik. Fiber optik memiliki kemampuan
mengirimkan data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Teknologi radio melalui fiber optik telah digunakan
dalam bidang telekomunikasi seperti televisi kabel dan base transceiver station. Penggunaan fiber optik diharapkan dapat
mengurangi rugi daya transmisi disamping dimensinya yang keci. Pada akhirnya penguatan antena dapat diperbesar
sehingga dapat menambah selisih cadangan daya apabila terjadi cuaca buruk maupun kerusakan perangkat.
My Group's Presentation for Environmental and Engineering Geophysics class (18 Oct 2011)..
Presenting a paper titled "GEORADAR FOR HYDROGEOLOGY" by R.A. Van Overmeeren (1994)
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Radar (Radio Detection and Ranging) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal laut, berbagai kendaraan bermotor, manusia, dan informasi cuaca (hujan). Radar beroperasi dengan memancarkan sinyal dan mendeteksi sinyal echo yang dipantulkan oleh objek atau target. Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar.
Penggunaan modern radar sangat beragam, termasuk kontrol lalu lintas udara, astronomi radar, sistem pertahanan udara, sistem antiroket, radar laut untuk menemukan landmark dan kapal lainnya, sistem pesawat anticollision, sistem pengawasan laut, pengawasan luar angkasa dan sistem pertemuan; meteorologi pemantauan curah hujan, sistem kontrol altimetri dan penerbangan, rudal target yang dipandu mencari sistem, dan radar penembus tanah untuk pengamatan geologi.
salah satu macam dari gelombang elektromagnetim (GEM) atalha radar. radar banham sekali digunakan dalam kehidupan kita sekarang ini.
yuk, lihat apa aja si kegunaaan radar sebernya?
semoga bermanfaat!
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...Arif Hidayat
ABSTRAK – Salah satu rugi rugi daya yang sering dihadapi adalah rugi rugi daya transmisi dari antena ke demodulator
melalui transmisi kabel tembaga. Hal ini dapat menurunkan secara keseluruhan terhadap penguatan antena terhadap noise.
Salah satu perangkat yang memiliki rugi rugi daya yang kecil adalah fiber optik. Fiber optik memiliki kemampuan
mengirimkan data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Teknologi radio melalui fiber optik telah digunakan
dalam bidang telekomunikasi seperti televisi kabel dan base transceiver station. Penggunaan fiber optik diharapkan dapat
mengurangi rugi daya transmisi disamping dimensinya yang keci. Pada akhirnya penguatan antena dapat diperbesar
sehingga dapat menambah selisih cadangan daya apabila terjadi cuaca buruk maupun kerusakan perangkat.
My Group's Presentation for Environmental and Engineering Geophysics class (18 Oct 2011)..
Presenting a paper titled "GEORADAR FOR HYDROGEOLOGY" by R.A. Van Overmeeren (1994)
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
2. Background
• Optical sensor data (e.g. Landsat) has become the workhorse for
land-cover change studies, and has been used extensively to
study land-cover change around the world
• However, cloud cover ==> the most obvious problem in land
surface optical remote sensing of humid tropical regions
(although not the only problem), which limit deforestation
assessment in time and space.
• Synthetic Aperture Radar (SAR) image has a significant
advantage over optical systems for monitoring land cover and
land cover change due to its ability to image the surface under
most cloud conditions.
INTRODUCTION
3. DEFINISI
Radar (radio detection and range)1][2] adalah sistem pendeteksi yang
menggunakan gelombang radio untuk menentukan jarak (ranging), sudut,
dan kecepatan radial objek relatif terhadap lokasi.
Radar dapat digunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, pesawat ruang
angkasa, peluru kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan.
Sistem radar terdiri dari pemancar yang menghasilkan gelombang
elektromagnetik dalam domain radio atau gelombang mikro, antena
pemancar, antena penerima (seringkali antena yang sama digunakan
untuk mengirim dan menerima) dan penerima dan prosesor untuk
menentukan properti objek. Gelombang radio (berdenyut atau terus
menerus) dari pemancar memantulkan objek dan kembali ke penerima,
memberikan informasi tentang lokasi dan kecepatan objek.
1. "Radio Detection and Ranging". Nature. 152 (3857): 391–392. 2 October 1943. Bibcode:1943 Nature. 152.
6. Four main reflection characteristics of SAR
backscatter
Specula
r
Diffuse
Corner reflector (double bounce) Volume scattering
7. Synthetic Aperture Radar III
Imaging radar systems are differentiated by their wavelength
Band
Designation
Wavelength λ (cm) Frequency v=c λ-1
[MHz(106 cycles sec-1)]
Ka 0.75 – 1.1 40,000 – 26,500
K 1.1 – 1.67 26,500 – 18,000
Ku 1.67 – 2.4 18,000 – 12,500
X 2.4 – 3.75 12,500 – 8,000
C 3.75 – 7.5 8,000 – 4,000
S 7.5 – 15 4,000 – 2,000
L 15 – 30 2,000 – 1,000
P 30 – 100 1,000 – 300
8. JERS-1 SAR
• Japan's Earth Resources Satellite (JERS-l), renamed 'Fuyo-l ' was
launched successfully on II February 1992.
• The orbit of JERS-I is repetitive, near circular, Sun-synchronous, and near-
polar at a nominal altitude of 568 km at the equator.
• The satellite crosses the equator from north-to-south on a descending
orbital node at approximately 10:45 a.m. on each pass.
• Each orbit takes nearly 96 minutes, and the spacecraft completes just over
15 orbits per day, covering the entire Earth (except polar regions) every 44
days.
10. SAR images for land-cover change
detection
• Unlike the optical sensors, SAR image data have been less exploited in the
context of change detection
• Hindrances to use of SAR data:
1. Difficulty in understanding the information content of the complex
phase and amplitude information recorded in SAR data.
2. The lack of available, calibrated data over sites of interest.
3. The lack of accessible computer software to exploit the information
present in the data.
4. Unique characteristics of SAR data, including topographic effects and
image speckle.
• SAR backscatter from a vegetated target ==> a function of the dielectric
properties of the vegetation and soil, surface roughness, and size and
orientation of the scatterers (e.g. leaves, branches, and trunks) in relation to
the imaging system (Ulaby et al. 1981).
• SAR data have considerable promise in characterizing changes in vegetation
structure and biomass of the fallow and secondary vegetation areas (Sader
1987, Dobson et al. 1992, Rignot et al. 1995, Luckman et al. 1997).
11. PERKEMBANGAN RADAR
Radar dikembangkan secara rahasia untuk penggunaan militer oleh
beberapa negara pada periode sebelum dan selama Perang Dunia II.
Perkembangan utama adalah magnetron rongga di Inggris, yang
memungkinkan pembuatan sistem yang relatif kecil dengan resolusi
sub-meter.
Istilah RADAR diciptakan pada tahun 1940 oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat sebagai akronim untuk "deteksi dan jangkauan
radio".[3][4]
3. "Intermap Digital Surface Model: accurate, seamless, wide-area surface models". Archived from the
original on 2011-09-28.
12. PEMANFAATAN TEKNOLOGI
RADAR
Penggunaan radar modern sangat beragam, termasuk kontrol lalu
lintas udara dan terestrial, astronomi radar, sistem pertahanan udara,
sistem antimissile, radar laut untuk menemukan landmark dan kapal
lain, sistem anti-tabrakan pesawat, sistem pengawasan laut,
pengawasan luar angkasa dan sistem pertemuan, pemantauan curah
hujan meteorologi, altimetri dan sistem kontrol penerbangan, sistem
lokasi target peluru kendali, mobil self-driving, dan radar penembus
tanah untuk pengamatan geologis.
Sistem lain yang mirip dengan radar memanfaatkan bagian lain dari
spektrum elektromagnetik. Salah satu contohnya adalah LIDAR, yang
menggunakan sebagian besar cahaya inframerah dari laser daripada
gelombang radio.[5]
13. AIRBORNE RADAR
Radar pencitraan seperti synthetic aperture radar (SAR) dengan UAV memiliki potensi besar karena dapat digunakan
sepanjang hari dan segala cuaca. Selain itu biaya rendah, risiko rendah, dan operasi tepat waktu.
SAR juga digunakan untuk penginderaan jauh karena panjang gelombang dioperasikan di bawah 400MHz atau lebih dapat
menembus tutupan awan, kabut, dan debu, tutupan awan (kelemahan teknik penginderaan jauh optic), dapat menembus
tanah, tutupan hutan, es dan salju, dan beberapa bahan buatan manusia.
Contoh penggunaan Airborne Radar meliputi:
Pencarian dan Penyelamatan
Cari target militer yang terkubur dangkal
Pencitraan ladang ranjau yang terkubur
Perencanaan pemilihan lokasi untuk proyek konstruksi dan pipa
Deteksi kendaraan dan artileri di bawah dedaunan
Deteksi aktivitas manusia ilegal di bawah dedaunan
https://www.mapping-solutions.co.uk/applications_new.php?mid=8&Radar
14. Radar
• an active microwave sensor which is an acronym for radio detection
and ranging
• Using radio waves to detect the presence of object and to
determine their distance and sometimes their angular position
Side-looking airborne radar
(SLAR)
• Remote sensing image data in the microwave range of wavelengths is
generally gathered using the technique of side-looking aperture radar
15. Synthetic Aperture Radar I
• The azimuth size (Ra) of a resolution element
==> related to the length (or aperture) of the transmitting antenna in
the azimuth direction (L), the wavelength (λ) and the range (R0)
between the aircraft and the target, and is given by
Ra = R0λ/L
• This means:
• To produce an azimuth resolution of 20 m at a slant range of 1 km
for radiation with a wavelength of 20 cm need 10 m antenna.
• To produce an azimuth resolution of 20 m at a slant range of 100 km
for radiation with a wavelength of 20 cm need a 1 km antenna
Clearly impractible
• Therefore, when radar image data is to be acquired from spacecraft, a
modification of SLAR referred to as synthetic aperture radar (SAR) is
used.
16. Synthetic Aperture Radar II
• SAR systems employ a short physical antenna, but through
modified data recording and processing techniques, they synthesize
the effect of a very long antenna.
• The results of this mode is a very narrow effective antenna beam
width, even at far ranges, without requiring a physically long
antenna or a short operating wavelength.
17. OIL AND GAS
Teknologi RADAR dapat digunakan untuk mendeteksi potensi cadangan
minyak baru dengan mengamati daerah-daerah di mana terjadi
Rembesan Aktif. Rembesan aktif mengacu pada daerah di mana
hidrokarbon bawah permukaan menembus dalam konsentrasi besar ke
dalam sedimen dangkal dengan air di atasnya.
Rembesan tersebut terjadi di cekungan di mana hidrokarbon secara aktif
menghasilkan atau mengandung jalur migrasi yang sangat baik. Dalam
kondisi lepas pantai, kebocoran minyak sering dapat dideteksi karena
minyak yang muncul ke permukaan dari dasar laut sebagai gelembung
gas yang dilapisi oleh minyak atau sebagai tetes minyak yang kemudian
membentuk lapisan tipis di permukaan air yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jalur pipa yang pecah atau rusak, yang dalam kondisi
laut rendah sering terlihat licin.
Rembesan minyak alami ini dapat dideteksi di cekungan lepas pantai dan
terkadang dapat menandai kelanjutan dari ladang minyak dan gas yang
terletak di darat. RADAR juga dapat digunakan untuk mendeteksi
tumpahan minyak yang tidak disengaja yang disebabkan oleh kerusakan
kapal tanker minyak dan juga pencucian kapal tanker secara ilegal di
laut.
18. FORESTRY
Pemantauan status hutan dan pengelolaan hutan
memerlukan data terkini dan akurat yang harus
dilakukan dengan padat karya dan biaya mahal.
Sensor RADAR dari platform udara memiliki
potensi memberikan informasi kuantitatif
tentang struktur hutan dan komponen biomassa
dan dapat digunakan untuk memperoleh data
dalam jumlah besar yang mencakup area hutan
yang luas dengan cepat dan efisien, data
tersebut kemudian dapat digunakan untuk
memperkirakan distribusi beban biomassa hutan
dan bahan bakar kanopi.
Data ini terbukti sangat berguna untuk
peramalan kebakaran dan model manajemen.
19. MINING
Aplikasi lain termasuk penggunaan radar penembus tanah untuk membantu dalam
menentukan keselamatan pertambangan, menetapkan kedalaman batuan dasar, memetakan
endapan pasir dan kerikil, memastikan kualitas batuan, selain eksplorasi mineral.
Radar dapat digunakan di daerah batuan beku dan batuan metamorf untuk menemukan fitur
hidrotermal termasuk rongga dan dalam aplikasi tambang dalam dapat digunakan untuk
mengidentifikasi fitur geologi.
RADAR dapat memindai lereng batu untuk memantau deformasi spasial wajah. Gerakan kecil
dari dinding kasar dapat dideteksi dengan akurasi sub-milimeter. Keuntungan radar
dibandingkan teknik pemantauan lainnya adalah menyediakan cakupan area penuh tanpa
perlu memasang reflektor atau peralatan di dinding. Selain itu, gelombang radar cukup
menembus hujan, debu, dan asap untuk memberikan pengukuran yang andal, secara real-
time dan 24 jam sehari.
20. ENVIRONMENTAL
Beberapa aplikasi memerlukan sensor pencitraan untuk
pemantauan lingkungan yang dapat terus menerus
mengamati suatu area dalam mode 24/7 secara
independen dari cuaca dan pengaburan atmosfer lainnya
seperti debu dan asap.
Sistem radar dapat memenuhi persyaratan ini dan
memungkinkan peluang pencitraan dan pemantauan
lingkungan yang murah dan kuat. Synthetic Aperture Radar
(SAR) adalah radar pencitraan yang memanfaatkan gerakan
relatif antara antena dan target yang diamati untuk
mensintesis antena yang sangat panjang melalui
pemrosesan sinyal.
Dibandingkan dengan radar aperture nyata konvensional,
SAR dapat memperoleh resolusi spasial yang lebih baik.
Saat ini SAR telah menjadi alat penting untuk pemantauan
lingkungan karena kemampuannya untuk beroperasi siang
dan malam, dan di hampir semua kondisi cuaca. Ini
memiliki berbagai aplikasi, termasuk pemantauan laut dan
es, pertambangan, pemantauan polusi minyak,
oseanografi, pemantauan salju, klasifikasi medan. Dengan
Kemampuannya untuk menembus tutupan awan, salju dan
es serta vegetasi, sistem SAR sangat ideal untuk
pemantauan lingkungan dalam kondisi yang keras di mana
21. MILITARY
RADAR adalah alat yang berharga untuk militer aplikasi utama untuk radar
aperture sintetis (SAR) menjadi pengintaian, pengawasan, dan
penargetan.
Aplikasi ini didorong oleh kebutuhan militer akan sensor pencitraan segala
cuaca, siang dan malam serta memiliki sensor yang menyediakan
kemampuan untuk target pencitraan yang biasanya disembunyikan oleh
pepohonan, semak belukar, dan penutup tanah lainnya.
SAR dapat memberikan resolusi yang cukup tinggi untuk membedakan
fitur medan dan untuk mengenali serta mengidentifikasi target buatan
manusia yang dipilih. SAR juga menyediakan kemampuan untuk segala
cuaca, navigasi dan panduan otonom.
Dengan membentuk gambar reflektifitas SAR dari medan dan kemudian
"menghubungkan" gambar SAR dengan referensi yang disimpan,
pembaruan navigasi dapat diperoleh.
22. NAVIGATION TOOL FOR
SHIPS
Dalam navigasi, radar digunakan sebagai alat pencegah tubrukan di laut
yang sangat penting, khususnya pada kondisi berkabut dan atau malam
hari. Karena radar mampu memberikan informasi yang sama di setiap
kondisi. Dengan demikian, pada malam hari pun kita dapat dapat melihat
kapal dan pergerakannya seperti layaknya pada siang hari.
Radar di atas kapal dibagi menjadi dua, yaitu X band dan S band. X band
adalah radar yang memiliki antena pendek dengan rentang frekuensi 8.0
– 12.0 GHz dan panjang gelombang 2.5 – 3.75 cm. Sedangkan S band,
antenanya lebih panjang, rentang frekuensinya 2 – 4 GHz dan panjang
gelombang 7.5 – 15 cm.
23. SHUTTLE RADAR TOPOGRAPHY
MISSION
SRTM adalah upaya penelitian internasional yang
memperoleh model elevasi digital dalam skala hampir global
dari 56°LS hingga 60°LU,[1] untuk menghasilkan database
topografi digital Bumi yang paling lengkap sebelum hingga
rilis ASTER GDEM pada tahun 2009.
SRTM terdiri dari sistem radar yang dimodifikasi khusus
yang terbang di atas Space Shuttle Endeavour selama misi
STS-99 11 hari pada Februari 2000. Sistem radar didasarkan
pada Spaceborne Imaging Radar yang lebih tua -C/X-band
Synthetic Aperture Radar (SIR-C/X-SAR), sebelumnya
digunakan pada Shuttle pada tahun 1994. Untuk
memperoleh data topografi, muatan SRTM dilengkapi dengan
dua antena radar.[1]
1.Nikolakopoulos, K. G.; Kamaratakis, E. K; Chrysoulakis, N. (10 November 2006). "SRTM vs ASTER elevation products.
Comparison for two regions in Crete, Greece" (PDF). International Journal of Remote Sensing. 27 (21): 4819.
Bibcode:2006IJRS...27.4819N. doi:10.1080/01431160600835853. ISSN 0143-1161. S2CID 1939968. Archived from the
original (PDF) on July 21, 2011. Retrieved March 10, 2010.
2.Hirt, C.; Filmer, M.S.; Featherstone, W.E. (2010). "Comparison and validation of recent freely-available ASTER-GDEM ver1,
24. SHUTTLE RADAR TOPOGRAPHY
MISSION
Ketinggian SRTM asli dihitung relatif terhadap ellipsoid WGS84 dan
kemudian nilai pemisahan geoid EGM96 ditambahkan untuk
mengonversi ke ketinggian relatif terhadap geoid untuk semua produk
yang dirilis [2].
Misi Topografi Radar Pesawat Ulang-alik adalah proyek internasional
yang dipelopori oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional AS (NGA),
sebuah badan dari Departemen Pertahanan AS, dan Badan Penerbangan
dan Antariksa Nasional AS (NASA).
NASA mentransfer muatan SRTM ke Smithsonian National Air and Space
Museum pada tahun 2003; tabung, tiang, dan antena sekarang
dipajang di Steven F. Udvar-Hazy Center di Chantilly, Virginia [3].
1.Hirt, C.; Filmer, M.S.; Featherstone, W.E. (2010). "Comparison and validation of recent freely-available ASTER-GDEM ver1,
SRTM ver4.1 and GEODATA DEM-9S ver3 digital elevation models over Australia". Australian Journal of Earth Sciences. 57
(3): 337–347. Bibcode:2010AuJES..57..337H. doi:10.1080/08120091003677553. hdl:20.500.11937/43846. S2CID
140651372. Archived from the original on May 3, 2013. Retrieved May 5, 2012.
25.
26. DIGITAL ELEVATION MODEL
A digital elevation model (DEM) is a 3D computer
graphics representation of elevation data to represent terrain,
commonly of a planet, moon, or asteroid. A "global DEM" refers to
a discrete global grid. DEMs are used often in geographic information
systems, and are the most common basis for digitally produced relief
maps.
While a digital surface model (DSM) may be useful for landscape
modeling, city modeling and visualization applications, a digital terrain
model (DTM) is often required for flood or drainage modeling, land-use
studies,[1] geological applications, and other applications,[2] and
in planetary science.
27. A DEM can be represented as a raster (a grid of squares, also known as
a heightmap when representing elevation) or as a vector-based triangular
irregular network (TIN).[11] The TIN DEM dataset is also referred to as a
primary (measured) DEM, whereas the Raster DEM is referred to as a
secondary (computed) DEM.[12] The DEM could be acquired through
techniques such as photogrammetry, lidar, IfSAR or InSAR, land surveying,
etc. (Li et al. 2005).
DEMs are commonly built using data collected using remote sensing
techniques, but they may also be built from land surveying.
28. Accuracy
The quality of a DEM is a measure of how accurate elevation is at each pixel
(absolute accuracy) and how accurately is the morphology presented
(relative accuracy). Quality assessment of DEM can be performed by
comparison of DEMs from different sources.[25] Several factors play an
important role for quality of DEM-derived products:
•terrain roughness;
•sampling density (elevation data collection method);
•grid resolution or pixel size;
•interpolation algorithm;
•vertical resolution;
•terrain analysis algorithm;
•Reference 3D products include quality masks that give information on the
coastline, lake, snow, clouds, correlation etc.
29. Digital Terrain Model Generator + Textures(Maps) + Vectors Common uses of DEMs include:
•Extracting terrain parameters for geomorphology
•Modeling water flow for hydrology or mass movement (for example avalanches and landslides)
•Modeling soils wetness with Cartographic Depth to Water Indexes (DTW-index)[23]
•Creation of relief maps
•Rendering of 3D visualizations.
•3D flight planning and TERCOM
•Creation of physical models (including raised relief maps and 3D printed terrain models)[26]
•Rectification of aerial photography or satellite imagery
•Reduction (terrain correction) of gravity measurements (gravimetry, physical geodesy)
•Terrain analysis in geomorphology and physical geography
•Geographic information systems (GIS)
•Engineering and infrastructure design
•Satellite navigation (for example GPS and GLONASS)
•Line-of-sight analysis
•Base mapping
•Flight simulation
•Train simulation
•Precision farming and forestry[27]
•Surface analysis
•Intelligent transportation systems (ITS)
•Auto safety / advanced driver-assistance systems (ADAS)
•Archaeology
31. • To explore the potential of using JERS-1 SAR images for land-
cover change detection in the tropical environment
• To evaluate the effectiveness of combining SAR image and optical
image for LULCC analysis.
Objective
32. Land-cover
classification
JERS-1 Image
Geo-correction
Antenna Pattern Correction
Multi-stage threshold
Classification
Speckle filter
(Lee filter 11x11)
First order
textural image
(Occurrence at
11x11 kernel)
Second order
textural image
(Co-occurence at
11x11 kernel)
Classified image
I
Unsupervised
classification
(Fuzzy C Means)
Object oriented
classification
(Nearest
neighbor)
Classified image II Classified image
III
Accuracy
assessment
Best
classification
algorithm
34. Antenna Pattern
Correction
•SAR images typically have a variation in gain
across the range direction due to the
instrument's antenna gain pattern.
•A polynomial function, with a user-defined order,
is fit to the means and used to remove the gain
variation.
(a) Uncorrected (b) Corrected