SlideShare a Scribd company logo
Mungkin        tulisan     ini     akan    menjadi        kontroversi    dibenak
sebagian manusia dan makhluk lainnya yang bisa membaca. Tak
apa, dan maaf, karena niat saya hanya mematuhi undang-undang
RI     tahun    ’45      pasal    28    yang   isinya       tentang     kebebasan
berpendapat. Jadi sama sekali tidak ada unsur lain disini,
selain hanya ingin berbagi pendapat serta memperkaya wacana
atau pemikiran-pemikiran yang beredar didunia maya.

Ini mengenai konsep perkuliahan. Terutama yang saya alami
sendiri    dikampus        saya.    Mungkin       hasil    pengamatannya    bisa
berbeda jika dibandingkan kampus hebat lainnya di Indonesia,
yang jelas dari berbagai literatur yang juga pernah saya
baca, kampus diluarnegeri jauh berbeda kondisinya dengan
yang didalam negeri.

Saya akui (karna memang saya mengalami) bahwa perkuliahan
dikampus saya masih sangat old-dated atau konservatif. Alias
kuno. Pandangan macam apakah “old-dated campus” ini?

Begini, peraturan pertama=dosen adalah presidennya presiden!
Atau    kalau     tidak     bisa       dibilang    Tuhannya     Rasul!    Kenapa
seberani ini saya mengandaikan? Karena dalam ilmu hadits
yang pernah saya pelajari dulu bahwa Rasulullah SAW itu
tidak suka diperlakukan BEDA dan ISTIMEWA (kayak chibie-
chieby unyue-oenyoe), bahkan jika Rasulullah SAW datang,
beliau SAW melarang orang-orang untuk berdiri menyambutnya.
Tapi    dosen??? Hahh!           Jangan sampai       anda membuatnya        lebih
rendah dari siapapun! Jangankan setara, sama genteng kampus
yang tingginya 7lantai aja masih minta lebih ditinggiin kok.
(:O)

Ini     kenyataan     sob,     bukan     karangan       semata.     Peraturan
kedua=dosen tidak pernah salah (boleh dilanjut-kalau dosen
salah berarti anda tidak bisa membaca peraturan yang barusan
saya tulis :P). Contoh yang paling sangat mungkin untuk
disetujui    oleh    mahasiswa       seluruh     nusantara      adalah;    saat
mahasiswa telat mahasiswa harus ikhlas minimal diusir dari
kelas atau dengan bahasa “silahkan tutup pintu dari belakang
ya mas/mbak”, atau kalau tidak “ditelanjangi” dulu didepan
kelas    sampai     dosennya    puas         “menelurkan”      angkara    murka
kelabilannya barulah boleh duduk,hehee… sabar bro and sist…
anggap saja sedang ngemong simbah. (:D)

Padahal jika dosen yang telat, mau telat 1 menit kek, 2
detik kek sampek 2,5 JAM sekalipun! Silahkan dibaca deh
peraturan keduanya dan cukup menelan ludah s.a.j.a. (=.=p)

Intinya hanya dosen yang boleh semena-mena mendongak-dongak
sampai     kena     penyakit     keju        kemeng    dileher,     sedangkan
mahasiswa hanya boleh menunduk dalam ngliatin lantai keramik
kampus     dan      ngitung     berapa        banyak     semut     yang      uda
lewat,kwkwkw. (:O)

So? Dengan kondisi sekonservatif ini gayanya mau MENELORKAN
PEMUDA-PEMUDI BANGSA YANG BERMENTAL NAPOLEON BONAPARTE DAN
BERKUALITAS       ILMUWAN    DUNIA     BAK    ALFA    EDISON    ATAU     GREGORY
MANKIW????????????????? MAU JADI WORLD CLASS UNIVERSITY YANG
W.O.W.!    WAHH!     DAN     CETTAAAAAAR       MEMBAHANAAA        BADAIII    CUCOK
MARIKOCODOT!!!

Oaaaaahheeemmmm……!!!            Bangun    dulu     deh     dari   boboknya…    uda
siang nih… makan duluh saanah!

Ngimpi pakdhe!!!

Padahal kan hakikatnya siapa sih yang uda nggaji dosen coba?
Jadi     kan     bahasa      terhalusnya         Dosen     itu    dibayar     sama
Mahasiswa!

(samar-samar terdengar: woy! Lu olang pikil uang lu olang
yang     cuman     seiplit      bisa     mbayal    kita     olang    punya    ilmu
selangit!        Hah?!!    Lu    olang     halusnya       beltelimakasih      udha
dikasih ilmu dengan halga mulah, lebih mulah dali kampus
lain! Seenaknya lu yee…).

Okeh! Sabar dulu koh… jadi koh pikir koh merasa “teramat
maha baik hati” karna uda berbagi ilmu dengan kami para
mahasiswa, padahal kami hanya membayar uang seiprit? Yang
mungkin memang bisa koh dapatkan dengan mudah dari jalan yg
lain selain mengajar kami, gitu? Lha terus siapa suruh situ
jadi dosen?? Hah?! Lagian sengerti saya sih ya, orang baik
tuh gak banyak gayaaaa!! Gak banyak nuntut!!! Ikhlas ngasih
ilmu ya ngasih aja! Liat doooong… guru-guru diplosok negeri
sanaaa… berjuang untuk seratus persen memanfaatkan dirinya
demi   anak-anak      negeri      yang     sebelumnya       benar-benar      tidak
mereka    kenal     dan    mereka      tidak      pernah    tuh     merasa   harus
dipresidenkan       atau    dirasulkan.      Bayaran?       Bayaran    dengkule
mbah     kakung!    Mereka      gak   dibayar      meeen!    Itu    baru     bisa
dibilang “ikhlas berbagi ilmu!”

(ehh, ada yg nyeletuk: ihh mbak ini kok kejam banget sih
sama dosen? Emang gak berterimaksih apa?)

Eitsss…     tunggu       dulu    non,      saya    bukan      “orang       jahat”
sebelumnya. (?) ya! Sebelumnya, sebelum suatu kejadian yang
membuat saya terdzolimi dikampus, sampai-sampai saya yang
notebene nya hanya nangis pas nonton pelem india aja bisa
nangis    didepan dosen,         diruang dosen       lagi! Diliatin          para
mbah-mbah dosen yang lagi nyari kerjaan pula. (=.=p)

Ceritanya sangatlah panjang dan rumit kalau harus ditulis.
Intinya saya diperlakukan tidak adil dan itu adalah satu
momen yang cukup menjadi alasan bagi saya untuk se”picky”
ini sama makhluk berlabel dosen.

Sebelumnya sifat saya sangat tidak demikian, berbalik 180 0
deh! Kalau gak percaya silahkan tanya keteman2 deket saya.
Saking kasihan dan sayangnya sama dosen (doeloe) saya sampai
membuatkan       beberapa    puisi      untuk     mereka,    nih    masih     ada
ditumpukan kertas2 saya. Apalagi saya berasal dari SMP dan
SMA yang memang guru-guru nya asik gilak! 1000% ngemong
siswa,     gak     ada   sama    sekali     formalitas       di    SMP-SMA     ku
tercinta.        Guru    kami     adalah     orangtua        “kandung”       kami
diboarding-school tercinta kami. (:D) kami menyayangi mereka
demikian pun sebaliknya, sehingga “formalitas” yang ada pun
tidak    dibuat-buat        atau      mengerdilkan    mental,    tidak   sama
sekali! Kami sayang tapi juga sekaligus menghormati mereka
karena kami Mau Bukan takut! Ini berbeda.

Dan    dosen-dosen       yang    menggenggam       peraturan-peraturan    itu
juga tidak semua dosen kok. (saya tetap objektif, disini)
dosen-dosen muda yang lebih fleksibel juga ada, meski ada
juga sih dosen yang lebih muda lagi tapi gayanya “Cheff Juna
mode-on” alias ganteng tapi bengis. Mending kalo ini beneran
kompetisi masak yang mungkin perlu dikerasi/tegasi, lha ini?
Kampus mabrooow… :3

Ada juga satu/dua dosen yang “teladan” banget! Professional
dalam mengajar. Contoh:

  1.   Minta maaf kalau telat dan mau menerima konsekuensinya
       serta     menjelaskan       alasan    telatnya    kenapa.(Ada      yang
       ngomel= aahh… gile lu olang! Lu olang pikil kita olang
       anak kecil! Situ olang kan anak bayi yg balu lahil,
       ngapain    kita     olang      pintel-pintel     ini   mesti   mangap-
       mangap sama lu olang?!!)

       Oke, bentar ya koh, saya juga gak suruh situ buat
       mangap-mangap kali… situ aja yang emang hobi mangap
       (ethok-ethok ra nyambung bleehh! kwkwkw). Eitsss… jangan
       salah! Jangan dulu berprasangka buruk pada para pemuda-
       pemudi bangsa yang dipanggil “MAHAsiswa” ini. Jangan
       berpikir    bahwa     mahasiswa      akan    meremehkan   dosen    yang
       mengakui     bahwa       dia    salah.   Bahkan    survey      lapangan
membuktikan, bahwa dosen yang membuat “pengakuan dosa”
     dan meminta maaf, justru disegani dan disayangi secara
     hormat oleh para mahasiswa. Selanjutnya pun perkuliahan
     akan berjalan lebih cair tanpa ketegangan dan tanpa ada
     dendam diantara kita (ecieeeileee…hoee).

2.   Berprasangka baik pada mahasiswa yang telat/salah dan
     menyampaikannya        didepan         kelas,      seperti,        ”saya
     berprasangka baik kepada sdra, karna mungkin habis subuh
     sdra ketiduran saat mempelajari materi yang akan saya
     ajarkan     hari    ini.   Karna      itu     sodara   sampai    telat”
     Maknyesssss… meen……!! Dijamin mahasiswanya bakal kapok
     telat! Eitsss… bukan karna gertakan atau hentakan dosen
     (emang penyanyi dangdut??) tapi karna “penghargaan” atas
     prasangka baik si dosen dan tidak mau mengecewakan si
     pemberi ilmu nan mulia ini, T.A.N.P.A.P.A.K.S.A.A.N.

3.   Berilah      kejelasan!        Ehem..ehem…        paaaak…       buuuuuk…
     doseeeen…    yang     pinter    dan    terhormat       ^_^   pliiiiiss…
     jangan menggantung kami         (nah lhooo!). Ngasih tugas gak
     jelas! Bikin jadwal pengganti kelas kosong gak jelas!
     Materi minggu depan/silabus gak jelas! Materi ujian gak
     jelas!    Semuanya     serba     geeeeeejeeeeeee,        heeeem…     apa
     mahasiswanya yang uda pada “rabun” yaa? (tak mikirr
     seek…hummmm…). Padahal diperaturan udah ada lhooo, bahwa
     diawal    pertemuan     pertama       harus    membicarakan      KONTRAK
     PERKULIAHAN (namanya aja uda keren banget, sayang gak
ditaatin     sama     raja/ratu      dosen    ckckck…       mengharukan
     yaahh?!).

4.   Belajarlah    bersama       kami    pakdhe    en    mbokdhe       doseeen
     hueheee :D

     Kamsudnye?    Saya     pernah      membaca   teguran       dari   seorang
     dosen lain universitas kepada dosen dikampus saya yang
     tertera di Fb, bahwa dikampus saya (baca: wert klas
     yuniperciti    alias       nomer   siji    neng    Indonesia      etanan)
     masih menganggap bahwa dosen adalah pendonor ilmu dan
     mahasiswa adalah resipient-nya (wueleh..ude kayak donor
     darah ajee meen…). Sedangkan diuniversitas sipenegur,
     tidak demikian, tapi dosen dan mahasiswa adalah sama-
     sama para pencari ilmu (PPI) yang berada diruang yang
     sama untuk mendiskusikan banyak hal tentang perkembangan
     ilmu,    tantangan     ilmu   dimasa      depan,    serta    solusi/ide
     entah berupa inovasi atau kreativitas yang bisa bersama-
     sama disumbangkan. (ini baru cettaaaaarr…………………………!!!!!)
     Dan saya setuju.

     Kenyataan dikampus gue? Omegat… lha wong dosen yang
     umlak-umlik utak-utik gak bisa mbukak folder dikomputer
     aja malah marah-marah gak jelas sampai ngrobek-ngrobek
     kertas ijin mahasiswa yang sakit, kwkwkw… mari kita
     tertawa (:D) ckckck… kasihan yaa… dia tuh benci sama
     diri    sendiri     tapi   karna    kelabilannya      ia    menyalurkan
     emosi kepada selembar kertas tak berdosa yang susah-
susah diproduksi oleh para pohon menjadi helaian putih
     yang     bermanfaat        namun    berakhir     tergeleparrr       diatas
     lantai kampusss…hemh…           . Coba kalau mau belajar bareng,
     kita/para mahasiswa kan bisa memberikan update terbaru
     “cara membuka folder dan menampilkan slide bahan ajar di
     layar” ya tho? Dari pada capai-capai membunuh sel-sel
     tubuh karna marah-marah gak jelas coba??? (tuh kan gak
     jelas lagi… emang gitu doang kerjaannya sih…).

5.   Bersabarlah        simbah      seperguruan      tinggiku!       Hemhemhem…
     karna Allah swt bersama orang-orang yang sabar, ya tho?!
     Mungkin memang ada satu/dua atau sepuluh mahasiswa yang
     tetap telatan, mbolosan, malesan, TA-nan, cuekan, de-el-
     el, de-es-te, de-es-el-be. Tapi kan, urusan apa ente
     sama     masa     depan    do’i/doski?      Mereka      masih    muda   dan
     memiliki banyak pilihan untuk hidup mereka sendiri, jika
     itu pilihan mereka, maka maafkanlah disertai ikhlas dan
     sabar,     toh      hakikatnya        mereka    bukan     anak    kandung
     bapak/ibu kan? Dan seandainya mereka gagal akibat sikap
     mereka itu, yasudah… mereka toh masih muda, masih lebih
     banyak    waktu        (insyaAllah)     untuk   menjemput       esok,   dan
     mereka     bisa     belajar     sendiri     dari     kegagalan     mereka.
     Biasanya     anak       muda   akan    lebih    puas     jika    merasakan
     kegagalan        itu      sendiri     dan   belajar       memperbaikinya
     ketimbang dijejali berjuta kata “jangan/tidak boleh”.
     Sabar sajaalah. Sesabar para mahasiswa atas sikap para
mbah    kakung     dan    mbah    putri     dosen      yang    semena-mena
       hahahaaa…… 0-0 dong yaa (:D)

Mungkin       sebenernya        ada    lebih      banyak      lagi    yang     bisa
disarankan disini atau pun peraturan/peraturan konservatif
yang tadi saya sebutkan, tapi saya sudah capek nulis, hehe…
pengen ngemil dulu sambil minum jus jeyuk. (:D)

Seperti yang saya tulis diparagraf awal, bahwa saya tidak
berniat mem-bully siapapun, saya hanya bersikap objektif
karna lelah bersikap kasihan pada para pemberi ilmu dikampus
ini.    Semoga      pendidikan        Indonesia    bisa       lebih   baik   lagi.
Katanya mau jadi the Development Indonesia, gak lagi the
Developing, ya tho? Katanya mau biar orang-orang pinternya
pada    mbalek      kesini      dan    membenahi       Indonesia,     ya     jangan
berbuat dzolim terhadap para generasinya dong, nih ya kalau
para mbah2 dosen ini uda pada mati ntar siapa coba yang
nerusin tangkuh keberjayaan ilmu? Ya kita-kita kan? Para
pemudanya?          Yaudah…       beri     kami        motivasi,       dorongan,
kepercayaan,        dan   keikhlasan       hati       dalam    membimbing     kami
menjadi       The   Better    Generation       than    you,     old   ^_^.   Okeh?
Wassalam. Bye!

Ciiiiluuukkbaaaah uuuuuummuuuaaaaaaaaaaaaaahh!! (:D)

More Related Content

Similar to Tulisan Seorang Mahasiswa Yang dibuat secara Sadar dan Waras

Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
Shika Nara
 
Pidato Guru
Pidato GuruPidato Guru
Pidato Guru
Felicia Dewi
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
maisar4h
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
maisya sarah
 
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
Herwan oroh
 
untuk PAPUA kita
untuk PAPUA kitauntuk PAPUA kita
untuk PAPUA kita
Budi WIJAYARTO
 
Gagalnya
GagalnyaGagalnya
Gagalnya
Widodo Rahayu
 
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2noviasaridgp
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
sitisarahrahmania
 
School healing menyembuhkan problem sekolah
School healing  menyembuhkan problem sekolahSchool healing  menyembuhkan problem sekolah
School healing menyembuhkan problem sekolah
Guru SMAN 3 Batusangkar, Sumatra Barat
 
RPP Teks Anekdot
RPP Teks AnekdotRPP Teks Anekdot
RPP Teks Anekdot
mediasmansawira
 
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-NyaMy passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
Rina Fitriana
 
Cover
CoverCover
Tugas mos henny & shinta
Tugas mos henny & shintaTugas mos henny & shinta
Tugas mos henny & shinta
Smkbaha Anisa
 
Menemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammadMenemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammadMuhsin Hariyanto
 
Ips kelas 1 sd - edi hernawan
Ips kelas 1 sd  - edi hernawanIps kelas 1 sd  - edi hernawan
Ips kelas 1 sd - edi hernawan
primagraphology consulting
 

Similar to Tulisan Seorang Mahasiswa Yang dibuat secara Sadar dan Waras (20)

Drs
DrsDrs
Drs
 
Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
Formula membina pendahuluan karangan menarik (mahani style)
 
Pidato Guru
Pidato GuruPidato Guru
Pidato Guru
 
Kelas01 ips edi
Kelas01 ips ediKelas01 ips edi
Kelas01 ips edi
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
 
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
 
untuk PAPUA kita
untuk PAPUA kitauntuk PAPUA kita
untuk PAPUA kita
 
Aku bangga menjadi guru
Aku bangga menjadi guruAku bangga menjadi guru
Aku bangga menjadi guru
 
Gagalnya
GagalnyaGagalnya
Gagalnya
 
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti RPP Bab 4
 
School healing menyembuhkan problem sekolah
School healing  menyembuhkan problem sekolahSchool healing  menyembuhkan problem sekolah
School healing menyembuhkan problem sekolah
 
RPP Teks Anekdot
RPP Teks AnekdotRPP Teks Anekdot
RPP Teks Anekdot
 
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-NyaMy passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
My passion, My life...Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Tugas mos henny & shinta
Tugas mos henny & shintaTugas mos henny & shinta
Tugas mos henny & shinta
 
Menemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammadMenemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammad
 
Ips kelas 1 sd - edi hernawan
Ips kelas 1 sd  - edi hernawanIps kelas 1 sd  - edi hernawan
Ips kelas 1 sd - edi hernawan
 

Tulisan Seorang Mahasiswa Yang dibuat secara Sadar dan Waras

  • 1. Mungkin tulisan ini akan menjadi kontroversi dibenak sebagian manusia dan makhluk lainnya yang bisa membaca. Tak apa, dan maaf, karena niat saya hanya mematuhi undang-undang RI tahun ’45 pasal 28 yang isinya tentang kebebasan berpendapat. Jadi sama sekali tidak ada unsur lain disini, selain hanya ingin berbagi pendapat serta memperkaya wacana atau pemikiran-pemikiran yang beredar didunia maya. Ini mengenai konsep perkuliahan. Terutama yang saya alami sendiri dikampus saya. Mungkin hasil pengamatannya bisa berbeda jika dibandingkan kampus hebat lainnya di Indonesia, yang jelas dari berbagai literatur yang juga pernah saya baca, kampus diluarnegeri jauh berbeda kondisinya dengan yang didalam negeri. Saya akui (karna memang saya mengalami) bahwa perkuliahan dikampus saya masih sangat old-dated atau konservatif. Alias kuno. Pandangan macam apakah “old-dated campus” ini? Begini, peraturan pertama=dosen adalah presidennya presiden! Atau kalau tidak bisa dibilang Tuhannya Rasul! Kenapa seberani ini saya mengandaikan? Karena dalam ilmu hadits yang pernah saya pelajari dulu bahwa Rasulullah SAW itu tidak suka diperlakukan BEDA dan ISTIMEWA (kayak chibie- chieby unyue-oenyoe), bahkan jika Rasulullah SAW datang, beliau SAW melarang orang-orang untuk berdiri menyambutnya. Tapi dosen??? Hahh! Jangan sampai anda membuatnya lebih rendah dari siapapun! Jangankan setara, sama genteng kampus
  • 2. yang tingginya 7lantai aja masih minta lebih ditinggiin kok. (:O) Ini kenyataan sob, bukan karangan semata. Peraturan kedua=dosen tidak pernah salah (boleh dilanjut-kalau dosen salah berarti anda tidak bisa membaca peraturan yang barusan saya tulis :P). Contoh yang paling sangat mungkin untuk disetujui oleh mahasiswa seluruh nusantara adalah; saat mahasiswa telat mahasiswa harus ikhlas minimal diusir dari kelas atau dengan bahasa “silahkan tutup pintu dari belakang ya mas/mbak”, atau kalau tidak “ditelanjangi” dulu didepan kelas sampai dosennya puas “menelurkan” angkara murka kelabilannya barulah boleh duduk,hehee… sabar bro and sist… anggap saja sedang ngemong simbah. (:D) Padahal jika dosen yang telat, mau telat 1 menit kek, 2 detik kek sampek 2,5 JAM sekalipun! Silahkan dibaca deh peraturan keduanya dan cukup menelan ludah s.a.j.a. (=.=p) Intinya hanya dosen yang boleh semena-mena mendongak-dongak sampai kena penyakit keju kemeng dileher, sedangkan mahasiswa hanya boleh menunduk dalam ngliatin lantai keramik kampus dan ngitung berapa banyak semut yang uda lewat,kwkwkw. (:O) So? Dengan kondisi sekonservatif ini gayanya mau MENELORKAN PEMUDA-PEMUDI BANGSA YANG BERMENTAL NAPOLEON BONAPARTE DAN BERKUALITAS ILMUWAN DUNIA BAK ALFA EDISON ATAU GREGORY MANKIW????????????????? MAU JADI WORLD CLASS UNIVERSITY YANG
  • 3. W.O.W.! WAHH! DAN CETTAAAAAAR MEMBAHANAAA BADAIII CUCOK MARIKOCODOT!!! Oaaaaahheeemmmm……!!! Bangun dulu deh dari boboknya… uda siang nih… makan duluh saanah! Ngimpi pakdhe!!! Padahal kan hakikatnya siapa sih yang uda nggaji dosen coba? Jadi kan bahasa terhalusnya Dosen itu dibayar sama Mahasiswa! (samar-samar terdengar: woy! Lu olang pikil uang lu olang yang cuman seiplit bisa mbayal kita olang punya ilmu selangit! Hah?!! Lu olang halusnya beltelimakasih udha dikasih ilmu dengan halga mulah, lebih mulah dali kampus lain! Seenaknya lu yee…). Okeh! Sabar dulu koh… jadi koh pikir koh merasa “teramat maha baik hati” karna uda berbagi ilmu dengan kami para mahasiswa, padahal kami hanya membayar uang seiprit? Yang mungkin memang bisa koh dapatkan dengan mudah dari jalan yg lain selain mengajar kami, gitu? Lha terus siapa suruh situ jadi dosen?? Hah?! Lagian sengerti saya sih ya, orang baik tuh gak banyak gayaaaa!! Gak banyak nuntut!!! Ikhlas ngasih ilmu ya ngasih aja! Liat doooong… guru-guru diplosok negeri sanaaa… berjuang untuk seratus persen memanfaatkan dirinya demi anak-anak negeri yang sebelumnya benar-benar tidak mereka kenal dan mereka tidak pernah tuh merasa harus
  • 4. dipresidenkan atau dirasulkan. Bayaran? Bayaran dengkule mbah kakung! Mereka gak dibayar meeen! Itu baru bisa dibilang “ikhlas berbagi ilmu!” (ehh, ada yg nyeletuk: ihh mbak ini kok kejam banget sih sama dosen? Emang gak berterimaksih apa?) Eitsss… tunggu dulu non, saya bukan “orang jahat” sebelumnya. (?) ya! Sebelumnya, sebelum suatu kejadian yang membuat saya terdzolimi dikampus, sampai-sampai saya yang notebene nya hanya nangis pas nonton pelem india aja bisa nangis didepan dosen, diruang dosen lagi! Diliatin para mbah-mbah dosen yang lagi nyari kerjaan pula. (=.=p) Ceritanya sangatlah panjang dan rumit kalau harus ditulis. Intinya saya diperlakukan tidak adil dan itu adalah satu momen yang cukup menjadi alasan bagi saya untuk se”picky” ini sama makhluk berlabel dosen. Sebelumnya sifat saya sangat tidak demikian, berbalik 180 0 deh! Kalau gak percaya silahkan tanya keteman2 deket saya. Saking kasihan dan sayangnya sama dosen (doeloe) saya sampai membuatkan beberapa puisi untuk mereka, nih masih ada ditumpukan kertas2 saya. Apalagi saya berasal dari SMP dan SMA yang memang guru-guru nya asik gilak! 1000% ngemong siswa, gak ada sama sekali formalitas di SMP-SMA ku tercinta. Guru kami adalah orangtua “kandung” kami diboarding-school tercinta kami. (:D) kami menyayangi mereka demikian pun sebaliknya, sehingga “formalitas” yang ada pun
  • 5. tidak dibuat-buat atau mengerdilkan mental, tidak sama sekali! Kami sayang tapi juga sekaligus menghormati mereka karena kami Mau Bukan takut! Ini berbeda. Dan dosen-dosen yang menggenggam peraturan-peraturan itu juga tidak semua dosen kok. (saya tetap objektif, disini) dosen-dosen muda yang lebih fleksibel juga ada, meski ada juga sih dosen yang lebih muda lagi tapi gayanya “Cheff Juna mode-on” alias ganteng tapi bengis. Mending kalo ini beneran kompetisi masak yang mungkin perlu dikerasi/tegasi, lha ini? Kampus mabrooow… :3 Ada juga satu/dua dosen yang “teladan” banget! Professional dalam mengajar. Contoh: 1. Minta maaf kalau telat dan mau menerima konsekuensinya serta menjelaskan alasan telatnya kenapa.(Ada yang ngomel= aahh… gile lu olang! Lu olang pikil kita olang anak kecil! Situ olang kan anak bayi yg balu lahil, ngapain kita olang pintel-pintel ini mesti mangap- mangap sama lu olang?!!) Oke, bentar ya koh, saya juga gak suruh situ buat mangap-mangap kali… situ aja yang emang hobi mangap (ethok-ethok ra nyambung bleehh! kwkwkw). Eitsss… jangan salah! Jangan dulu berprasangka buruk pada para pemuda- pemudi bangsa yang dipanggil “MAHAsiswa” ini. Jangan berpikir bahwa mahasiswa akan meremehkan dosen yang mengakui bahwa dia salah. Bahkan survey lapangan
  • 6. membuktikan, bahwa dosen yang membuat “pengakuan dosa” dan meminta maaf, justru disegani dan disayangi secara hormat oleh para mahasiswa. Selanjutnya pun perkuliahan akan berjalan lebih cair tanpa ketegangan dan tanpa ada dendam diantara kita (ecieeeileee…hoee). 2. Berprasangka baik pada mahasiswa yang telat/salah dan menyampaikannya didepan kelas, seperti, ”saya berprasangka baik kepada sdra, karna mungkin habis subuh sdra ketiduran saat mempelajari materi yang akan saya ajarkan hari ini. Karna itu sodara sampai telat” Maknyesssss… meen……!! Dijamin mahasiswanya bakal kapok telat! Eitsss… bukan karna gertakan atau hentakan dosen (emang penyanyi dangdut??) tapi karna “penghargaan” atas prasangka baik si dosen dan tidak mau mengecewakan si pemberi ilmu nan mulia ini, T.A.N.P.A.P.A.K.S.A.A.N. 3. Berilah kejelasan! Ehem..ehem… paaaak… buuuuuk… doseeeen… yang pinter dan terhormat ^_^ pliiiiiss… jangan menggantung kami (nah lhooo!). Ngasih tugas gak jelas! Bikin jadwal pengganti kelas kosong gak jelas! Materi minggu depan/silabus gak jelas! Materi ujian gak jelas! Semuanya serba geeeeeejeeeeeee, heeeem… apa mahasiswanya yang uda pada “rabun” yaa? (tak mikirr seek…hummmm…). Padahal diperaturan udah ada lhooo, bahwa diawal pertemuan pertama harus membicarakan KONTRAK PERKULIAHAN (namanya aja uda keren banget, sayang gak
  • 7. ditaatin sama raja/ratu dosen ckckck… mengharukan yaahh?!). 4. Belajarlah bersama kami pakdhe en mbokdhe doseeen hueheee :D Kamsudnye? Saya pernah membaca teguran dari seorang dosen lain universitas kepada dosen dikampus saya yang tertera di Fb, bahwa dikampus saya (baca: wert klas yuniperciti alias nomer siji neng Indonesia etanan) masih menganggap bahwa dosen adalah pendonor ilmu dan mahasiswa adalah resipient-nya (wueleh..ude kayak donor darah ajee meen…). Sedangkan diuniversitas sipenegur, tidak demikian, tapi dosen dan mahasiswa adalah sama- sama para pencari ilmu (PPI) yang berada diruang yang sama untuk mendiskusikan banyak hal tentang perkembangan ilmu, tantangan ilmu dimasa depan, serta solusi/ide entah berupa inovasi atau kreativitas yang bisa bersama- sama disumbangkan. (ini baru cettaaaaarr…………………………!!!!!) Dan saya setuju. Kenyataan dikampus gue? Omegat… lha wong dosen yang umlak-umlik utak-utik gak bisa mbukak folder dikomputer aja malah marah-marah gak jelas sampai ngrobek-ngrobek kertas ijin mahasiswa yang sakit, kwkwkw… mari kita tertawa (:D) ckckck… kasihan yaa… dia tuh benci sama diri sendiri tapi karna kelabilannya ia menyalurkan emosi kepada selembar kertas tak berdosa yang susah-
  • 8. susah diproduksi oleh para pohon menjadi helaian putih yang bermanfaat namun berakhir tergeleparrr diatas lantai kampusss…hemh… . Coba kalau mau belajar bareng, kita/para mahasiswa kan bisa memberikan update terbaru “cara membuka folder dan menampilkan slide bahan ajar di layar” ya tho? Dari pada capai-capai membunuh sel-sel tubuh karna marah-marah gak jelas coba??? (tuh kan gak jelas lagi… emang gitu doang kerjaannya sih…). 5. Bersabarlah simbah seperguruan tinggiku! Hemhemhem… karna Allah swt bersama orang-orang yang sabar, ya tho?! Mungkin memang ada satu/dua atau sepuluh mahasiswa yang tetap telatan, mbolosan, malesan, TA-nan, cuekan, de-el- el, de-es-te, de-es-el-be. Tapi kan, urusan apa ente sama masa depan do’i/doski? Mereka masih muda dan memiliki banyak pilihan untuk hidup mereka sendiri, jika itu pilihan mereka, maka maafkanlah disertai ikhlas dan sabar, toh hakikatnya mereka bukan anak kandung bapak/ibu kan? Dan seandainya mereka gagal akibat sikap mereka itu, yasudah… mereka toh masih muda, masih lebih banyak waktu (insyaAllah) untuk menjemput esok, dan mereka bisa belajar sendiri dari kegagalan mereka. Biasanya anak muda akan lebih puas jika merasakan kegagalan itu sendiri dan belajar memperbaikinya ketimbang dijejali berjuta kata “jangan/tidak boleh”. Sabar sajaalah. Sesabar para mahasiswa atas sikap para
  • 9. mbah kakung dan mbah putri dosen yang semena-mena hahahaaa…… 0-0 dong yaa (:D) Mungkin sebenernya ada lebih banyak lagi yang bisa disarankan disini atau pun peraturan/peraturan konservatif yang tadi saya sebutkan, tapi saya sudah capek nulis, hehe… pengen ngemil dulu sambil minum jus jeyuk. (:D) Seperti yang saya tulis diparagraf awal, bahwa saya tidak berniat mem-bully siapapun, saya hanya bersikap objektif karna lelah bersikap kasihan pada para pemberi ilmu dikampus ini. Semoga pendidikan Indonesia bisa lebih baik lagi. Katanya mau jadi the Development Indonesia, gak lagi the Developing, ya tho? Katanya mau biar orang-orang pinternya pada mbalek kesini dan membenahi Indonesia, ya jangan berbuat dzolim terhadap para generasinya dong, nih ya kalau para mbah2 dosen ini uda pada mati ntar siapa coba yang nerusin tangkuh keberjayaan ilmu? Ya kita-kita kan? Para pemudanya? Yaudah… beri kami motivasi, dorongan, kepercayaan, dan keikhlasan hati dalam membimbing kami menjadi The Better Generation than you, old ^_^. Okeh? Wassalam. Bye! Ciiiiluuukkbaaaah uuuuuummuuuaaaaaaaaaaaaaahh!! (:D)