sastra lisan

1. MANTRA HUJAN SEBAGAI FUNGSI PENGGENDALI SOSIAL TURUN
TEMURUN BAGI MASYARAKAT LUNANG
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
Sastra lisan hidup di tengah-tengah masyarakat merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat pemiliknya. Salah satu sastra lisan itu adalah tuturan ritual atau juga disebut
dengan mantra. Mantra adalah perkataan atau ucapan yang mampu untuk mendatangkan daya
gaib, menyembuhkan, mendatangkan celaka dan sebagainya. Susunan kata berunsur puisi
yang dianggap mengandung kekuatan gaib ini biasanya diucapkan oleh dukun untuk
menandingi kekuatan gaib yang lain. Mantra juga dapat disamakan dengan doa
(Djamaris, 1990:20). Pemakaian mantra bergantung pada kegunaannya di masyarakat.
Mantra sudah banyak bercampur dengan budaya-budaya lain seperti budaya Hindu-
Budha dan Islam. Misalnya, ada yang untuk berburu, mengobati, memohon, menaruh
benih, pernikahan, dan lain-lain. Orang yang bertugas mengucapkan mantra pada
upacara adat dinamakan pawang. Jadi mantra adalah sesuatu yang dipercayai oleh
masyarakat dapat membantu mereka keluar dari berbagai permasalahan kehidupan, di
antaranya memelihara diri, keluarga dan lingkungan. Mantra menurut arti katanya adalah:
suatu doa atau permohonan kepada yang kuat, supaya kehendak dukun dapat terkabul
sesuai dengan permintaannya. Misalnya mohon atau minta hujan jangan turun pada
tempat dan waktu yang diperlukan. Jika hujan turun hendaklah jauh dari tempat dan
waktu yang diperlukan.
Untuk penahannya, mantra pemindah hujan itu, bukan dapat mencegah turunnya
hujan, tetapi bisa memindahkan tempat turunnya hujan. Dukun menurut arti katanya adalah
orang yang bisa memiliki mantra hujan. Jadi dukun pemindah hujan itu dapat juga
diartikan orang yang menguasai mantra pemindah hujan itu adalah seorang dukun yang
memiliki ilmu untuk memindahkan tempat turunnya hujan. Hal ini juga terdapat di
Nagari Lunang yang merupakan salah satu nagari diKabupaten pesisir Selatan sama
halnya dengan masyarakat Minangkabau lainnya. Nagari Lunang sering mengadakan

2. berbagai upacara, baik upacara adat maupun keagamaan. Untuk itu, berkembang kepercayaan
di tengah masyarakat, setiap acara tersebut diharapkan cuacanya cerah dan tidak hujan.
Untuk itu, masyarakat Nagari Lunang memiliki kepercayaan terhadap mantra pemindah
hujan. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Nagari Lunang, terlihat
bahwa kepercayaan mistis tersebut masih banyak dipercayai dan dilakukan.
Namun, generasi muda tidak begitu antusias mempelajari mantra bahkan tidak
tahu sama sekali. Mantra pemindah hujan adalah doa yang diucapkan oleh seorang
dukun untuk bermantra mampu memindahkan tempat turunnya hujan. Mantra pemindah
hujan ini dapat digunakan bila diperlukan seperti pesta perkawinan, cuaca cerah waktu
resepsi sunatan dalam waktu kurang lebih tiga hari, kenduri pusako adat dan pesta
panen padi dan jagung. Mantra pemindah hujan tersebut dapat dimiliki dan dipelajari
oleh siapapun juga, tetapi dalam pelaksanaan kerja dan tugas sebagai dukun pemindah
hujan pada masing-masing suku harus ditunjuk dan diangkat oleh kaum masing-masing
suku serta dilewakan terlebih dahulu sebelum memangku tugas menjadi dukun
pemindah
Adapun isi mantra hujan memiliki fungsi yang sering dillapalkan oleh pawang hujan
Mantra pemindah hujan dari Informan (Nilam 71 Tahun) masyrakat lunang bisa kita lihat
sebagai berikut.
Hai langit serta awan tebal berangkatlah ke balik gunung
Sementara aku butuh cuaca Binnallah Rabbul Alam.
Turunkan hujan-Mu di balik gunung.
Hai Allah...Hai Nabi Habibullah
Tunjukkan kasih-Mu Saiyidul ummat
Sampai bacaan mantra, kipaskan tangan ke arah yang dituju
Lahuu kun payakun, cerah langit
Turunkan di balik andam, hingga langit bersih tidak akan terjun ke bumi
Allasusshamat, engkau jadi smad samato awan tidak
Berduyun, berbondonglah
Engkau, turunlah engkau hai awan,
Jadilah engkau air penyubur
Dibalik gunung Allah, Allah
Allah Aza Wajalla
Bismillahirrahmanirrahiim
Walya thalatta walayas ‘urau
Nabikum abatta
Hai awan tebal, jinaklah engkau
Pada ku, patuhlah engkau kepadaku
Cukupkan aku tempat engkat
Lembut, engkau ku mohon siramilah
Gunung Allah, turun dan diamlah engkau disana
Payakun, payakun, payakun

3. Mantra pemindah hujan dari Informan II (Bay Wazirman)
Allah zat nan satu
Yang punyo tanago rayo
Ku mohon Rasul Allah
Nan mamiliki tanago
Kekuatannyo luar biaso
Kepada Allah dan Nabi Muhammad
Sapu langik dan sapulah awan
Engkau pindahkan kabalik gunung
Berkat kekuatan dan redha Mu
Mantra pemindah hujan dari Informan III (Syaripuddin)
Kul huwallahu ahad, Allah hussamad
Smat samato jadi
Jadikan hujan di nan jauh di sana
Allahumma shali’ala Muhammad
Allah, Muhammad tenago kuat
Zat, sipat Mu dengan kekuasaan
Dan kesucian memindahnya
Turunnya hujan jauh ke arah sana
Yang tidak diperlukan
Pindahlah hujan untuk kesuburan
Berkat la ila haillah
Muhammad rasulullah
Hayyan badan nan hidup sendirinya
Aku tadahkan tangan saat berdoa
Kekuatan mu ya Allah, ya Muhammad
Bawalah hujan ke tempat nan tak berguna
1. Fungsi Sosial Mantra Pemindah Hujan
mantra pemindah hujan bagi masayrakat Nagari Lunang hampir sejajar dengan doa.
Dalam pandangan masyarakat Nagari Lunang, mantra pemindah hujan bukan perdukunan
semata, tetapi yang menggambarkan adanya kepedulian antar manusia untuk saling
mengingatkan berbuat kebaikan dan keinginan terkabul. Selengkapnya fungsi mantra
pemindah hujan sebagai berikut: Pertama: fungsi unsur tolong menolong, meliputi: (a) Secara
umum dalam pembuatan jembatan, apabila suatu kaum lain memerlukan bantuan mengusir
hujan, dari tempat keramaiannya bisa ditolong sehingga hasilnya keramaian yang diadakan
oleh kaum lain berjalan dengan sukses. Sehubungan faktor acara tidak menganggu. Sehingga
segala rencana yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan dari
turunnya hujan .

4. 2. Fungsi Khusus Turun Temurun
Secara khusus ialah apabila keperluan pribadi seseorang membutuhkan pertolongan
menjauhkan hujan, karena ia membutuhkan cuaca terang atau tidak hujan karena memiliki
suatu keinginan berupa acara. Niat seseorang untuk mengadakan acara ini berkaitan dengan
acara perkawinan, atau acara besar dalam satu keluarga atau bahkan dalam satu kampung.
fungsi mewariskan, Mantra pemindah hujan berfungsi juga untuk mewariskan nilai-nilai
kehidupan bagi masyarakat terutama bagi generasi muda. Di antara nilai-nilai kehidupan
tersebut, yaitu :
(1) Mantra pemindah hujan dapat membantu suksesnya seseorang dalam pengolahan hasil
panennya sehubungan tidak turunnya hujan di tempatnya .
(2) Mantra pemindah hujan dapat membantu untuk umum, umpamanya dalam pelaksanaan
pembuatan jembatan, menghindarkan banjir, maka hujan dipindahkan sehingga tidak
terjadi banjir, hujan selalu turun ke tempat yang jauh dan tidak menganggu pekerjaannya
sampai selesai.
Jadi jika dibahas tentang fungsi sosialnya mantra pemindah hujan tentu banyak sekali
manfaatnya baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat banyak. Adanya mantra pemindah
hujan membuat masyarakat tetap mempertahankan budaya atau kebiasaan masyarakat lama.
Dengan adanya mantra pemindah hujan ini, masyarakat setempat tetap memperatahankan,
menjalankan dan memanfaatkan tradisi lama yang memiliki nilai positif bagi kehidupan
sehari-hari. Melalui adanya mantra pemindah huja juga dapat diwariskan tradisi yang telah
dijalankan oleh masyarakat di Nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang struktur dan fungsi sosial mantra pemindah hujan
di Nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut. Pertama, dalam mantra pemindah hujan terdapat tiga struktur yaitu pembuka, isi dan
penutup. Bagian pembuka merupakan awalan untuk membaca mantra. Bagian isi merupakan
tujuan yang diinginkan dari mantra yang dibaca dan bagian penutup merupakan harapan dari
pembacaan mantra tersebut. Kedua, fungsi sosial mantra pemindah hujan bagi masyarakat
Nagari Lunang adalah. (1) tolong menolong, mantra pemindah hujan dapat membantu
masyarakat dalam pelaksanaan pembuatan jembatan, menghindarkan banjir, hujan selalu

5. turun ke tempat yang jauh dan tidak menganggu pekerjaannya sampai selesai, (2)
mewariskan, mantra pemindah hujan berfungsi juga untuk mewariskan nilai-nilai kehidupan
bagi masyarakat terutama bagi generasi muda, (3) jati diri, mantra pemindah hujan
menggambarkan sampai sekarang penduduk Nagari Lunang masih memiliki kepercayan yang
besar terhadap makhluk halus dan (4) tradisi, masyarakat Nagari Lunang tetap
mempertahankan budaya atau kebiasaan masyarakat lama yaitu memanfaatkan mantra
pemindah hujan untuk memindahkan hujan sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.
Daftar pustaka.
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.
Danandjaya, James. 2007. Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (Sastra Indoesia Lama).
Jakarta: Balai Pustaka
Danandjaya, James. 2007. Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (Sastra
Indoesia Lama). Jakarta: Balai Pustaka
Edwar, Djamaris. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta:
Yayasaan Obor Indonesia.
Uniawati. 2006. Fungsi Mantra Melaut Pada Masyrakat Suku Bajo Di Sulawesi Tenggara.
Kendari : Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.