Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. Kronologis Pemukulan Guru Oleh Siswa,
Sesampai di Rumah Ahmad Budi Cahyono
Pusing Lalu Tewas
Sabtu, 3 Februari 2018 03:25 WIB
kolase
Ahmad Budi Cahyono dan Siswa , MH
TRIBUNNEWS.COM -- Ahmad Budi Cahyono, guru honorer di SMAN 1
Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, meninggal dunia pasca-
mengalami tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh siswanya sendiri.
Dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, dugaan kekerasan tersebut
dilakukan oleh siswanya berinisial MH, asal Dusun Brekas, Torjun Timur,
Desa/Kecamatan Torjun Sampang.
MH disebutkan siswa yang masih duduk di kelas XI.
2. Ada Apa dengan Pendidikan di Indonesia?
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Tesha Putri@teshaputriamanda27
Share
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia termasuk negara yang mempunyai tingkat kelahiran
yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan kita untuk mengembangkan negara ini dan
harapannya mereka juga meraih pendidikan setinggi-tingginya. Tapi di era globalisasi telah
mengubah cara berpikir masyarakat, yang cenderung meninggalkan budaya ketimuran. Pada
saat inilah pendidikan menjadi penting.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting kewibawaan sebuah negara didapatkan.
Dengan pendidikan yang baik pastinya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas
dan kompeten dalam bidangnya. Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan
dengan adanya para penerus generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu.
Pendidikan adalah suatu hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia. Dari
pendidikan seseorang akan belajar menjadi seorang yang berkarakter dan mempunyai ilmu
pendidikan dan sosial yang tinggi.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain
dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan
penghasilan per kepala. Faktanya, indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.
Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-
105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah
Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia
memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei di dunia.
3. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia heboh. Kehebohan tersebut bukan
disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena
kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.
Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia
terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Oleh karena
itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas,
efisiensi dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di
Indonesia pada umumnya. Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa,
kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram.
Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan
masyarakat. Pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Kurikulum dibuat
di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah atau di daerah sampai
daerah terpencil sana.
Sehingga para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja
sendiri. Padahal lapangan pekerjaan terbatas. Masalah mendasar pendidikan di Indonesia
adalah ketidakseimbangan antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang
merasa (afektif). Belajar bukan hanya berpikir tapi melakukan berbagai macam kegiatan
seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya.
Setidaknya ada beberapa permasalahan yang bisa teridentifikasi dalam dunia pendidikan kita,
yaitu: rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan
guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya
relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.
Ada beberapa dampak dari luar yang dapat mempengaruhi pendidikan yaitu politik, ekonomi,
sosial, teknologi, hukum dan lingkungan.
Politik juga bisa memberikan dampak negatif terhadap pendidikan di mana pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan seperti memberikan dana sekolah gratis tetapi dana tersebut
tidak sampai ke tangan yang berhak, bisa karena dana yang susah dicairkan atau terjadinya
suatu korupsi.
Ekonomi, di mana masih beredar buku-buku sekolah atau buku untuk mahasiswa yang
harganya mahal, dari situ bisa mempersulit bagi orang yang kurang mampu. Kurang
meratanya beasiswa di sejumlah daerah di Indonesia yang padahal masih banyak daerah-
daerah terpencil yang sangat membutuhkannya.
Sosial, kurang kesadaran di setiap manusia tentang pentingnya pendidikan, karena rasa sosial
yang masih kurang terhadap orang-orang yang tidak mampu untuk melanjutkan
pendidikannya. Masih banyak pula yang mengesampingkan pendidikan, padahal kita semua
tahu pendidikan itu penting. Dan masyarakat yang bisa dikatakan orang berada yang mampu
untuk membantu, tetapi hatinya kurang tergerak untuk membangun suatu sekolah sosial yang
diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang mampu, anak jalanan atau semacamnya karena
rasa sosial yang kurang.
Teknologi, dengan perkembengan yang pesat menuntut kita untuk lebih aktif dalam
mengikuti perkembangan. Dalam dunia pendidikan teknologi sudah sangat mempunyai
4. dampak yang begitu positif karena mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan.
Karena sudah terdapat E-book dan E-learning memudahkan kita untuk belajar.
Hukum, penegakan suatu aturan karena masih banyak kekerasan di lingkungan sekolah, atau
sekarang keluarnya berita tentang bullying di salah satu universitas ternama di Jakarta.
Beberapa buku yang diterbitkan yang ditargetkan untuk anak sekolahan yang didalamnya ada
unsur seksual. Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi para didikannya tetapi
kita masih menemukan berita tentang kekerasan yang diberikan seorang guru terhadap anak
sekolah.
Lingkungan, seperti lingkungan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan
individu yang mendukung cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian, tanggung
jawab, kejujuran, hormat dan sopan santun sangatlah penting didalam dunia pendidikan. Dan
keluarga adalah institusi pertama tempat anak memabangun karakternya.
Kesimpulan dari pandangan dunia untuk pendidikan Indonesia ini masih jauh dari kata layak.
Di segala segi faktor yang dibahas masih banyak masalah yang harus ditangani. Kualitas
pendidikan masih sulit sekali ditingkatkan. Oleh karena itu kita perlu membangun kembali
pondasi pola berpikir kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, masyarakat
sekitar pun harus turut mendukung.
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara kita mengetahui terlebih dahulu apa
pentingnya pendidikan dan mempunyai kesadaran yang tinggi dan turut berpatisipasi dalam
meningkatkan pendidikan. Generasi muda tugasnya berat karena harus menjadi penerus
bangsa yang beradab.
Beberapa faktor dan informasi pun telah dibahas, mengetahui kenapa kualitas pendidikan di
Indonesia dikatakan lemah atau rendah dan para masyarakat pun baik itu orang tua, anak-
anak, akan lebih mengutamakan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah
mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang
menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah
manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis
terhadap zamannya.
Maka di sinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi
segala permasalahan pendidikan di Indonesia. Dan menjadikan masyarakat Indonesiam
mempunyai kualitas pendidikan yang baik, dan meningkatkan lagi kualitas pendidikan di
Indonesia.
5. Kualitas Guru Indonesia Masih Terendah
RABU, 27 APR 2016 10:40 | EDITOR : YUSUF ASYARI
Pengamat Pendidikan Indra Charisniadji mengatakan, pemenuhan SDM untuk hadapi MEA
itu harus cepat. Menurut dia, kompetensi SDM Indonesia saat ini masih sangat rendah. Dari
sisi kualitas pendidikan, misalnya, Indonesia masih di urutan terendah dunia. Padahal,
kualitas guru sangat menentukan kualitas hasil pendidikan.
”Dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) ada 192 dari 1,6 juta guru yang memperoleh nilai di
atas 90. Sementara nilai rata-rata UKG hanya 56. Kalau di Pendidikan Tinggi (Dikti) nilai ini
sangat rendah. Bukan nilai D lagi bisa saja nilainya F,” kata Indra Charisniadji usai mengikuti
seminar nasional pendidikan di Gedung DPR RI bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dan komisi X DPR RI, Selasa (26/4).
Indra menyebutkan, jumlah guru di Indonesia sebanyak 3 juta orang. Dari jumlah tersebut
ada peningkatan guru sebanyak 823 persen dari tahun 1999/2000. Sementara, peningkatan
jumlah peserta didik hanya 17 persen.
”Angka kenaikan guru rasionya sangat tinggi. Apakah kenaikan siswa yang hanya 17 persen
memerlukan guru sebanyak itu. Apalagi, 2005 misalnya, rasio tertinggi guru honorer yang
hanya terima gaji Rp 90 ribu per bulan,” ungkapnya.
Dikatakan Indra, tingginya rasio peningkatan guru harus diikuti kebijakan pendidikan
kompetensi guru dari pemerintah. Khusus pendidikan vokasi, menurutnya harus memenuhi
kebutuhan dunia industri. Pasalnya, kualitas pendidikan kejuruan saat ini belum tentu
memenuhi kebutuhan industri.
6. ”Secara kuantitas lulusan SMK banyak, tapi secara kualitas belum memenuhi standar
kebutuhan industri. Keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi(LSP) atau Badan Nasional
Sertifikasi Profesi(BNSP) belum menjawab kualitas kompetensi SMK,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan industri, menurut Indra tenaga pengajar profesional dapat
diambil dari lapangan. Apalagi minat guru vokasi dewasa ini sangat minim. Selain itu, tak
kalah penting pemenuhan alat bantu ajar harus dipenuhi.
”Tidak hanya belanja aja, pemerintah harus ada road map. Apalagi alat bantu ajar pendidikan
vokasi sangat mahal,” ucapnya.
Sementara itu, Mendikbud Anies Baswedan mengakui, berbagai masalah pendidikan akan
segera diselesaikan. ”Masalah pendidikan banyak sekali. Setiap ke daerah kami sebut belanja
masalah. Dan masalah yang kami temukan akan selesaikan,” ujar Anies Baswedan.
7. . Tiga Siswa Jadi Korban Pelecehan Seksual Guru
Olahraga
Gloria Safira Taylor, CNN Indonesia | Jumat, 12/01/2018 12:06 WIB
Bagikan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian tengah menyelidiki kasus pelecehan seksual yang
dilakukan oknum guru olahraga berinisial AK di salah satu SMP Negeri di Pekayon, Jakarta
Timur. Tiga siswa dikabarkan menjadi korban.
Berdasarkan pesan berantai yang beredar di aplikasi WhatsApp menyebutkan sebanyak 35
siswa menjadi korban pelecehan seksual.
Kapolsek Pasar Rebo Kompol Joko Waluyo membantah kabar tersebut. Joko mengatakan,
penyelidikan juga untuk mengetahui apakah korban lebih banyak jumlahnya. Sementara, saat
ini ketiga korban telah menjalani visum, meskipun hasilnya belum diketahui.
"Korbannya baru tiga, nanti saya mau lapor Kapolres (Kapolres Jakarta Timur Kombes Tony)
dulu. Korban sudah divisum tapi hasilnya belum diambil," ujarnya di Mapolsek Pasar Rebo
kepada CNNIndonesia.com, Jumat (12/1).
Joko mengatakan, AK telah ditangkap pada Rabu (27/12). Orang tua korban melayangkan
laporan ke pihak kepolisian pada Sabtu (23/12).
Joko menambahkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. Setelah itu,
polisi melakukan penangkapan terhadap AK.
"Dia ditangkap pada 27 Desember, sedangkan laporan pada 23 Desember lalu. Jadi empat
hari kemudian setelah kami periksa saksi-saksi yang ada kemudian dilakukan penangkapan,"
8. katanya.
Beberapa hari setelah ditangkap, kata Joko, AK sempat dirawat di rumah sakit di wilayah
Jakarta Timur karena sakit ginjal. Namun saat ini dia kembali ditahan di Polsek Pasar Rebo
untuk pengembangan kasus.
Joko mengatakan, pelaku mengiming-imingi korban untuk melakukan aksinya. Joko
membantah jika pelaku melakukan ancaman soal pembunuhan sebagaimana disebutkan di
pesan berantai.
Namun Joko belum dapat menjabarkan secara rinci kronologi kasus tersebut. Polisi masih
menyelidikinya.
"Enggak ada ancaman pembunuhan, dia hanya mengiming-imingi saja, dikasih apalah supaya
mau," ujarnya.
Sementara, pihak sekolah belum mengetahui jumlah korban pelecehan seksual yang
dilakukan AK di sekolah tersebut.
Kepala Sekolah SMP tersebut membenarkan ada laporan yang dibuat orang tua murid ke
Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur. Namun dia hanya mengetahui ada dua laporan yang
dilayangkan pihak orang tua murid kepada polisi.
"Sampai sekarang ini belum ada laporan dari polisi secara resmi berapa orang dan memang
polisi juga tidak mau menyampaikan itu," ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia.com.
Menurutnya, berdasarkan informasi kepolisian, pelaku meraba tubuh murid laki-laki. Namun
dia mengklaim tidak ada tindakan sodomi.
"Dari penyidik sendiri sampai sekarang (sudah) dilakukan visum, belum ada misalkan
sodomi itu enggak ada. Dia hanya meraba-raba ini guru laki-laki sama anak laki-laki juga. Itu
baik pengakuan si pelaku dan penyidikan itu hanya sampai di situ," tuturnya.
Setelah pembuatan laporan itu, menurutnya, keluarga korban sudah melakukan mediasi yang
berujung pada jalan damai. Namun justru hal itu ditolak oleh pihak kepolisian dan langsung
dilakukan penangkapan terhadap AK.
Hingga kini, pihak sekolah belum mendapatkan informasi lebih lanjut soal perkara tersebut.
Dia juga belum bertemu dengan orang tua murid yang melaporkan AK ke pihak kepolisian.
AnggotaPaskibra
Pihak sekolah tidak menyangka dengan laporan yang dituduhkan kepada guru yang telah dua
tahun mengajar di SMP Negeri tersebut. AK diketahui pernah menjadi guru di salah satu
sekolah dasar.
9. Menurut kepala sekolah, AK adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan di atas rata-
rata hingga menjadi salah satu anggota paskibraka di Istana.
"Kemampuannya di atas rata-rata, dia bisa jadi instruktur senam, bisa jadi pengarang lagu,
bisa melatih drum band, dan tidak semua guru bisa seperti itu. Orangnya juga ganteng,
tinggi," tuturnya.
Pihak sekolah juga akan melaporkan hal tersebut ke Suku Dinas Pendidikan Wilayah Jakarta
Timur wilayah II untuk tidak memperpanjang kontrak AK. Selama dua tahun mengajar, AK
diketahui masih menjadi guru honorer UMP Kontrak Kerja Individu.
"Kami mengusulkan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan adanya laporan seperti ini,
karena memecat bukan wewenang kami. Dalam hal ini kami mengusulkan kepada Sudin
Pendidikan Jakarta Timur Wilayah II untuk tidak diperpanjang lagi," ujarnya.
10. 21 Siswi SD Tegal Korban Pelecehan Seksual Guru
Bahasa Inggris
20 Okt 2016, 11:45 WIB
Liputan6.com, Tegal - Sebanyak 21 siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Karangjambu
Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Jawa Tengah diduga mengalami pelecehan
seksual oleh guru di sekolah setempat.
Dugaan pelecehan seksual guru SD kepada para siswanya satu per satu sudah dilakukan sejak
setahun terakhir. Para siswa kerap dilecehkan dengan diraba di bagian dada, paha dan alat
kelamin oleh guru Bahasa Inggris berinisial EA.
Para orangtua yang tidak terima anaknya menjadi korban pelecehan seksual meminta polisi
menangkap si guru tersebut.
"Bulan September kemarin, anak saya cerita sering dipegang-pegang saat pelajaran Bahasa
Inggris. Setiap pelajaran, pasti dipegang-pegang. Jadi, anak saya itu takut kalau ada pelajaran
Bahasa Inggris. Saya kasihan pasti tertekan psikisnya," ucap orangtua siswa yang anaknya, NF,
mengaku menjadi korban pelecehan seksual, Mjl (38) di Kabupaten Tegal Jawa Tengah, Kamis
(20/10/2016).
NF merupakan siswa kelas 4 sekolah tersebut mengaku setiap pelajaran, sering dipegang di
bagian rambut dan pipi. Guru tersebut, kata dia, kerap bertanya-tanya sambil menggerayangi
badan anaknya.
"Ya jelas kami tidak terima anak saya dilecehkan seperti itu. Apa iya guru sukanya pegang-
pegang ke siswa-siswanya seperti itu? Pokoknya saya minta polisi menghukum pelaku seberat-
beratnya," dia menjelaskan
Hal senada juga diungkapkan orangtua siswi lainnya yang mengaku kecewa akibat perlakuan
guru itu, Yt (40). Ia mengatakan, anaknya RH sering menjadi pelampiasan nafsu bejat kebuasan
guru tersebut. Bahkan, anaknya sempat mengeluh kesakitan karena sering dipegang-pegang
bagian pahanya oleh guru honorer.
11. "Menjijikkan sekali sikapnya sebagai seorang pendidik. Harusnya kan memberikan contoh yang
baik, bukan sebaliknya seperti itu," ucap Yt.
Kendati demikian, ia bersyukur anaknya tidak sampai dilecehkan begitu parah seperti siswi
lainnya.
"Alhamdulillah, anak saya tidak sampai dipegang anunya (alat kelamin). Ada anak lain yang
anunya dimasukin jari dan dipraktekkin jarinya kaya gitu, saya juga malu sendiri mau
mengatakannya," kata dia.
Saat anaknya mengatakan hal tersebut, ia awalnya takut melaporkannya ke pihak sekolah. Ia
baru tergerak setelah ada orangtua siswi lain melaporkan hal tersebut terlebih dahulu.
"Ketika ada orangtua siswi lain lapor, makanya saya juga ikut lapor saja," kata Yt.
12. Akhirnya, Orangtua MuridAniaya Kepala Sekolah
Ditangkap, InilahKronologidan Fakta Kejadian
Rabu, 14 Februari 2018 19:41
Facebook
Penganiayaan kepala sekolah SMP 4 Lolak, Sulawesi Utara
TRIBUNJATENG.COM - Kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terulang.
Pantauan TribunWow.com, kali ini seorang kepala sekolah di Lolak, Sulawesi Utara yang
menjadi korbannya.
Tindak kekerasan yang menyebabkan wanita tersebut menderita sejumlah luka hingga
berdarah-darah dilakukan oleh orang tua siswanya sendiri.
Dilansir akun Facebook @Eris Riswandi, peristiwa tersebut terjadi pada pukul 10 WITA
pada Selasa (13/2/2018).
Berikut fakta-faktanya
Kronologi
Awalnya, kepala sekolah tersebut menegur siswanya yang nakal.
Setelah itu, ia meminta sang murid untuk membuat surat pernyataan agar tak mengulangi
perbuatannya.
Ia pun memanggil orang tua murid yang bersangkutan ke sekolah.
Tak terima anaknya dihukum, orang tua murid tersebut langsung mendatangi kepala
sekolah dan terjadilah penganiayaan tersebut.