2. Pembukaan
Halo teman-teman dan Bapak/Ibu Guru sekalian yang saya hormati, Terimakasih telah
memberikan saya kesempatann untuk belajar membuat makalah, kali ini saya akan
menyampaikan makalah berisi tentang Kepemimpinan dengan tokoh Raden Ajeng Kartini.
Beliaulah yang membantu perempuan di Indonesia sampai saat ini. Saya harap makalah ini
dapat memberi contoh untuk kita semua, mari simak bacaan yang sudah saya pelajari
sebagian didalam makalah ini.
Pendahuluan
RA. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Beliau berasal dari keluarga bangsawan Jawa.
Kartini putri dari pasangan RM. Adepati Ario Sosroningrat dan MA. Ngasirah. Beliau
merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara. Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut Raden Ayu.
Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dan beliau juga dikenal
sebagai Pelopor Kebangkitan Perempuan penduduk asli. Beliau lahir di Jepara, Jawa Tengah
21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa tengah 17 September 1904. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemikiran dan perjuangan R.A. Kartini tentang
pendidikan perempuan pribumi, karena untuk menjadi perempuan yang berpendidikan
sebelum tahun 1900-an adalah hal yang sangat sulit dicapai oleh kaum perempuan.
Perempuan tidak diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan, berawal dari masalah
tersebut timbulah pemikiran-pemikiran R.A. Kartini. Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa R.A.
Kartini memandang bahwa Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting, dengan
pendidikan mampu mengangkat derajat dan mampu mengangkat martabat bangsa
Indonesia baik itu pendidikan untuk laki-laki maupun untuk perempuan dan cita-cita yang
diinginkan R.A. Kartini adalah membangun sekolah Wanita.
3. Studi Kepustakaan
Wanita berwirausaha ini sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Dunia
bisnis atau dunia wirausaha bukan milik para laki-laki semata sebagai pemain tunggal, tapi
dunia ini sudah menjadi trend masa kini bagi wanita. Jumlah wanita yang terjun di dunia
wirausaha tidaklah sedikit, Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar, wanitalah
yang memegang peranan penting sebagai pemimpin. Inilah kenyataannya bahwa wanita
bisa disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.Diungkapkan oleh DR. Suparman
Sumahamijaya. Sesungguhnya Ibu Kartini telah memulai pendidikan mandiri bagi wanita
sejak beliau berumur 16 tahun, Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua tulisan Ibu
Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul “Door
Duisternis Tot Licht”. Dimana hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-
kata perlunya pengembangan watak dan pembentukan watak di atas Pendidikan otak.
Karena dengan pembentukan watak, Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu untuk
melakukan sendiri, tidak bergantung dari siapapun. Berkali-kali ditekankanperlunya
kepercayaan pada diri sendiri.
Pembahasan
Kartini kecil berbeda dengan anak-anak perempuan dikampungnya. Ia mendapatkan
kesempatan pendidikan disekolah yang bagus. Kartini menempuh pendidikan di ELS hingga
usianya 12 tahun. Setelah itu, ia dikurung dirumah sesuai tradisi Jawa pada masa itu. Selama
sekolah ELS, Kartini belajar bahasa Belanda. Karena bisa bebahasa Belanda, Kartini berkirim
surat kepada teman-teman di Belanda. Beberapa temannya, yaitu Rosa Abendanon dan
Estelle Zeehandalaar. Surat-surat yang di tulisnya lebih banyak berisi keluhan tentang
kehidupan Wanita yang sulit untuk maju. Menurut Kartini, perempuan harus memperoleh
kebebasan dan kesetaraan baik dalam kehidupan maupun dimata hukum. Kartini ingin
melanjutkan sekolah ke Jakarta/Belanda, tetapi orangtuanya tidak mengizinkannya.
Meskipun begitu, orangtuanya tidak melarangnya untuk menjadi seorang guru. Kartini pun
mengajar anak-anak perempuan disekitar rumahnya di Jepara. Pada usia 24 tahun, Kartini di
nikahkan dengan KRM. Adipato Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Kepada suaminya, Kartini
menyampaikan bahwa ia ingin menjadi guru dan mendirikan sekolah. Keinginan Kartini
disambut baik suaminya. Kartini didukung mendirikan sekolah wanita di kompleks kantor
Kabupaten Rembang. Setahun menikah, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki Bernama
Soesalit Djojo Adhiningrat yang lahir pada 13 September 1904. Namun, 4 hari setelah
melahirkan, Kartini meninggal pada 17 September 1904 dalam usia 25 tahun. Ia
dimakamkan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Meski sudah meninggal,
Perjuangannya lewat surat-suratnya memiliki arti penting bagi kedudukan wanita Indonesia.
Berdasarkan surat-suratnya itu, diterbitkanlah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Berkat
jasanya RA. Kartini ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Hingga saat
ini setiap tanggal 21 April, kita memperingati hari Kartini untuk mengenang jasa-jasa ibu RA.
Kartini.
4. Kesimpulan
Perjuangan Kartini melawan ketidakadilan mendorong perempua saat ini untuk berani
melawan penilaian perempuan ujungnya jadi ibu rumah tangga saja. Semua perempuan
tidak perlu ragu, karena sejatinya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar
mimpi dan cita-citanya menikmati pendidikan tinggi.
Keinginan Kartini agar perempuan tidak selamanya dicap hanya akan berakhir di dapur dan
mengurus rumah, membuka ruang kesamaan bagi wanita bisa berkarya seperti para laki-
laki. Perempuan bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide
kreatifnya, menyalurkan bakat, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat bagi
sekitarnya.
Di era digital sekarang ini, perempuan bisa bekerja dengan berbagai bentuk dan cara yang
beragam. Perempuan terdorong melawan penilaian melalui prestasi perempuan dalam
wilayah profesional kerja, mengembangkan potensi dalam diri, berkarir bukan sekadar
mencari uang dan perekonomian, namun jadi teladan dan menjalankan hak setiap orang.
Perempuan modern ialah perempuan yang memiliki semangat, kepercayaan diri, yakin
terhadap kemampuan yang dimiliknya, perempuan yang memiliki keinginan untuk
memerdekakan dirinya, dan memiliki aturan hidup yang kuat.
Semakin terbukanya ruang bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dan
peningkatan jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan.
Yang bisa kita ambil dari sikap RA. Kartini adalah tidak membangkang, rela berkorban dan
meredam ego untuk tetap patuh terhadap orang tua. Beliau berani berjuang untuk
kemajuan perempuan Indonesia. Disamping itu kita juga tetap harus berusaha untuk
menggapai cita-cita. Menghormati orang lain berarti kita bisa menghargai mereka. Rela
berkorban juga berarti kita lebih mementingkan kepentingan bersama dibanding pribadi.
Penutup
Baklah, Terimakasih telah memembaca hasil dari makalah yang saya buat, dan hanya ini
yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Maaf, apabila ada
kesalahan pada pengetikan atau pengertian yang kurang tepat.
Sekian dari saya, TERIMAKASIH