Banyak pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses dan hasil pembelajaran. Salah satu pendekatan itu yaitu Pendekatan Problem Solving.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 FASE C.
Modul ajar ini disusun untuk pembelajaran Matematika Kelas V SD Semester I. Materi pembelajaran dalam modul ini meliputi perkalian pecahan dengan bilangan bulat, pembagian pecahan dengan bilangan bulat. Perkalian dan pembagian pecahan merupakan materi yang sulit bagi siswa. Karena itu, perlu pembelajaran dengan model, metode, maupun media pembelajaran yang tepat.
Model dalam pembelajaran ini menggunakan Problem Based Learning. Dengan model ini diharapkan siswa akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Demi menunjang model Problem Based Learning, metode dalam pembelajaran ini menggunakan diskusi kelompok. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan, para siswa berdiskusi bersama dalam satu kelompok. Lembar kerja siswa yang dikemas sedemikian rupa membantu para siswa menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan bulat. Dengan lembar kerja siswa juga dapat menumbuhkan semangat gotong royong dan bernalar kritis yang merupakan bagian dari profil pelajar Pancasila.
modulguruku.com
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Banyak pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses dan hasil pembelajaran. Salah satu pendekatan itu yaitu Pendekatan Problem Solving.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 FASE C.
Modul ajar ini disusun untuk pembelajaran Matematika Kelas V SD Semester I. Materi pembelajaran dalam modul ini meliputi perkalian pecahan dengan bilangan bulat, pembagian pecahan dengan bilangan bulat. Perkalian dan pembagian pecahan merupakan materi yang sulit bagi siswa. Karena itu, perlu pembelajaran dengan model, metode, maupun media pembelajaran yang tepat.
Model dalam pembelajaran ini menggunakan Problem Based Learning. Dengan model ini diharapkan siswa akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Demi menunjang model Problem Based Learning, metode dalam pembelajaran ini menggunakan diskusi kelompok. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan, para siswa berdiskusi bersama dalam satu kelompok. Lembar kerja siswa yang dikemas sedemikian rupa membantu para siswa menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan bulat. Dengan lembar kerja siswa juga dapat menumbuhkan semangat gotong royong dan bernalar kritis yang merupakan bagian dari profil pelajar Pancasila.
modulguruku.com
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. TUGAS TUTORIAL II
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: IDIK 4008/Penelitian Tindakan Kelas/2sks
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Nama Penulis : Dr. Rosmini Madeamin M.Pd.
Nama Penelaah :
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023
NO URAIAN TUGAS TUTORIAL SKOR MAKSIMAL SUMBER TUGAS TUTORIAL
1. Suatu rencana penelitian tindakan kelas dengan adanya masalah yang
dirasakan atau melalui refleksi oleh guru.
a. Identifikasi permasalahan pembelajaran yang anda temui di kelas
anda (pada mata pelajaran dan topik bahasan)
b. Analisis dan buatlah rumusan masalah berdasarkan hasil identifikasi
masalah pembelajaran yang sudah anda lakukan
40 MODUL 3 KEGIATAN
BELAJAR 1
2 Tentukanlah alternatif tindakan/solusi yang akan anda ambil untuk
mengatasi masalah tersebut dengan mengkaji penelitian yang relevan
dengan masalah dan tindakan yang anda pilih, lalu tuliskan judul dan hasil
penelitian relevan tersebut
30 MODUL 3 KEGIATAN
BELAJAR 1
3 Berdasarkan hasil analisis dan rumusan masalah serta alternatif tindakan
tersebut, susunlah rencana perbaikan pembelajaran (RPP) (30)
30 MODUL 4 KEGIATAN
BELAJAR 1
3. 1. Rencana PTK
a. Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran yang telah saya lakukan, saya menemukan banyak masalah pembelajaran yang terjadi
pada kelas yang saya ajar terutama pada mata pelajaran metematika khsusunya pada salah satu materi yang saya ajarkan yakni Bangun
Datar. Selama ini dalam melaksanakan pembelajaran matematika saya selau berusaha untuk mempersiapkan secara maksimal agar
siswa dapat lebih aktif, kreatif, serta memiliki minat yang besar dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga hasil dalam setiap tes
memuaskan. Namun pada kenyataannya, yang saya jumpai justru sebaliknya. Proses pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah saya rencanakan sebelumnya, sehingga masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan , kurang bersemangat dalam mempelajari materi
pembelajaran serta hasil tes yang belum mecapai KKM. Saya kemudian mencoba untuk memikirkan penyebab dari munculnya masalah
tersebut dan pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa salah satu penyebab kurang aktif dan kurang antusiasnya siswa dalam belajar
matematika disebabkan oleh kurangnya variasi yang saya lakukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi masalah yang saya temukan:
1. Siswa masih sulit memahami materi pembelajaran matematika khususnya materi Bangun Datar
2. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika
3. Siswa masih kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran matematika Bangun Datar
4. Hasil tes matematika siswa masih dibawah KKM
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi pada masalah yang telah saya lakukan, maka saya dapat menuliskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi Bangun Datar pada mata pelajaran matematika ?
2. Bagaimana cara meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika materi Bangun Datar?
3. Bagaiman cara meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari materi Bangung Datar pada mata pelajaran Matematika?
4. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi Bangun Datar
2. Adapun alternatif tindakan yang saya ambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan variasi dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini saya akan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dalam
pembelajaran matematika khususnya untuk mengajarkan materi Bangun Datar. Adapun Judul penelitian dan hasilnya, yang relevan dengan
alternatif penyelesaain masalah yang saya pilih diantaranya:
4. a. Judul 1: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran Dengan Menggunakan Model Kooperatif Melalui Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Pada Mata Pelajaran Matematika
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika menggunakan model kooperatif tipe
Number Head Together pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil tes pada siklus I
ada 17 siswa atau 44.73% dari seluruh siswa yang mendapat nilai ≥70, sedangkan hasil tes pada siklus II ada 32 siswa atau 84.21%
dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥70. Hal ini berarti mengalami peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai ≥70
dari siklus I kesiklus II sebanyak 38.48%. Nilai rata-rata hasil tes dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebanyak 9.6
yaitu dari 67.76 menjadi 77.36. Demikian juga dalam proses pembelajarannya, hasil observasi menunjukkan aktivitas belajar
siswa meningkat dari 53.75% pada siklus I meningkat menjadi 78.75% pada siklus II dengan kategori baik.
b. Judul 2 : Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Perkalian dengan Teknik Kejar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Jubung 03 Jember.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1). Penerapan pembelajaran menggunakan teknik kejar melalui pembelajaran
kooperatif NHT pokok bahasan operasi perkalian dapat memudahkan dan mempercepat siswa untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan perkalian; 2). Pembelajaran dengan teknik kejar melalui pembelajaran kooperatif NHT
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada analisis aktivitas belajar siswa dari awal hingga akhir
pembelajaran yaitu siklus I mencapai 64,9% dan pada siklus II mencapai 75,9%. 3). Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, pada siklus I secara klasikal mencapai 71% dan pada siklus II mencapai 96,7%.
3. Rencana Perbaikan Pembelajaran : Terlampir
5. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV/II
Pokok Bahasan : Bangun Datar
Subpokok Bahasan : Bangun Datar Simetris dan Tidak Simetris
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
I. Tujuan
A. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi benda- benda dan bangun datar simetris dan tidak simetris
B. Indikator
1. Mengenal bangun datar yang tidak memiliki simetris
2. Mengidentifikasi dan menggunakan garis simetri pada bangun datar sederhana
3. Menunjukkan dan menggambar bangun datar (benda- benda) yang simetris
4. Menentukan sumbu simetri suatu bangun
Tujuan Perbaikan:
1. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi Bangun Datar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Together (NHT)
2. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
II. Materi, Media, dan Sumber
A. Materi :
Bangun datar yang simetris dan tidak simetris
B. Media:
Berbagai macam bangun datar yang simetris
Berbagai macam bangun datar yang tidak simetris
Nomor yang dipasang di kepala
6. C. Sumber:
Buku Matematika Kelas IV. Gambar-gambar Bangun Datar Simetris dan tidak Simetris.
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal: (5 menit)
1. Guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan do’a.
2. Guru melakukan presensi dan bertanya siapa yang tidak masuk hari ini.
3. Guru melakukan apersepsi dan motivasi
4. Guru mengingatkan kembali/ menggali pengetahuan siswa tentang pengalamannya yang berhubungan dengan materi yang akan
dipelajarinya.
5. Guru menyampaikan tujuan , manfaat pelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
6. Guru membagikan pre- test
B. Kegiatan Inti: (50 menit)
1. Guru menunjukkan beberapa contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris dengan menggunakan garis simetris pada
bangun datar sederhana.
2. Siswa mengamati dan memperhatikan contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris dengan menggunakan garis simetris
yang ditunjukan oleh guru.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen.setiap kelompok terdiri 4-5 peserta. Pembentukan kelompok dengan
cara, guru membagikan nomor kepada siswa dan siswa yang mendapat nomor yang sama akan menjadi satu kelompok untuk
berdiskusi.
4. Siswa yang sudah mendapat nomor akan dipasangkan di kepala
5. Menjelaskan tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok yaitu mengidentifikasi dan menggunakan garis simetris pada bangun datar
sederhana
6. Guru membagikan LKS
7. Siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok
mengetahui jawabannya.
8. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerjasama siswa.
9. Guru memanggil salah satu nomor urut siswa untuk mempresentasikan hasil duskusi kelompoknya (perwakilan tiap kelompok)
10. Kelompok yang lain memahami dan memberikan tanggapannya.
11. Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil dari pekerjaan siswa
7. 12. Kelompok yang berhasil diberi penghargaan sebagai kelompok terbaik. Penghargaan tersebut sebagai motivasi bagi kelompok yang
belum berhasil agar terpacu untuk berusaha menjadi kelompok yang terbaik.
C. Kegiatan akhir: (15 menit)
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari dengan memberikan kesimpulan bahwa bangun datar
trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang- layang mempunyai sifat- sifat yang berbeda.
2. Guru memberikan tes tertulis
3. Guru menutup pelajaran
IV. Evaluasi
Jenis Evaluasi : Tes Tertulis
Bentuk Evaluasi : Pilihan Ganda (20 Nomor)
Teknik Penskoran : Tiap soal dengan jawaban yang benar mendapatkan poin=1, jadi total skor untuk 20 soal = 20,
jadi jumlah skor untuk pilihan ganda adalah = (20/ 20) x 100 = 100
Kriteria Keberhasilan :
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 70 dan siswa berpartisipafi aktif dalam kegiatan
pembelajaran