Penyebaran Narkoba Di Kalangan Anak - anak dan Remajadewihidayanti
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Penyebaran Narkoba Di Kalangan Anak - anak dan Remajadewihidayanti
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Relationship of Attention Deficit Hyperactivity Disorder with Substance AbuseHafiz Saad Salman
The attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) is one of the most common neuropsychiatric disorders affecting 3% to 6% of children1 and almost 5% of adults2. Across population, Prevalence rates vary from 2.2% to 16.1% in clinical versus community cohorts. Its frequency has been reported as high as 34% ADHD in clinical setting in Pakistan3. There was a myth for many years that the disorder remits during adolescence, but it is now well established that it can be experienced by a patient in adulthood as well. There is a bidirectional overlap between ADHD and drug abuse and dependence4 and affect 27% of adult population5. The co-occurrence of ADHD and addiction is very common. Previous studies have shown that adults with ADHD are a risk for substance use disorder (SUD) and almost 52% of adult had a lifetime history of SUD2, 3. The co-morbidity between ADHD and SU shows relativity and relevant to research and clinical development in psychiatry, pediatrics and psychology5. The diagnosing and specific risk factor associated with SU within ADHD may lead to a better targeted pharmacotherapy and psychotherapeutic treatments for both the disorders upon expression at early stage of their lives7, 8. Higher rates of ADHD have been reported in patients having SUD relative to controls9, 10. 15% to 25% adults with SUD history have been estimated to have ADHD9. Studies have conducted in juvenile adolescents for assessing ADHD and other disorders in substance abusing groups had overrepresentation of ADHD10, 11. ADHD predominates from 15% to 25% in individuals with SUD12, 13. Two studies showed that the 24% of 201 inpatients14 and 10% cocaine abusers for drug detoxification treatment had ADHD15. The treatment of ADHD is usually done with stimulants like methylphenidate, amphetamine etc., with the behavioral therapy of the patient and family counseling.
Professional Development Learning Module created by Akosua Joiner and Alexis Scranton on the topic of Internet Addiction. This topic falls under the Health & Wellness strand of Digital Literacy.
To find the students awareness of social networks.
b. To find for what purposes the students are using social networks.
c. To find effects of social networks on studies of the students.
d. To find Student’s ideas on how social networks can be used positively for education purposes.
e. To find average time spent on social networks by UNIVOTEC students
f. To find average expenditure spend by students on sustenance in social network
Relationship of Attention Deficit Hyperactivity Disorder with Substance AbuseHafiz Saad Salman
The attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) is one of the most common neuropsychiatric disorders affecting 3% to 6% of children1 and almost 5% of adults2. Across population, Prevalence rates vary from 2.2% to 16.1% in clinical versus community cohorts. Its frequency has been reported as high as 34% ADHD in clinical setting in Pakistan3. There was a myth for many years that the disorder remits during adolescence, but it is now well established that it can be experienced by a patient in adulthood as well. There is a bidirectional overlap between ADHD and drug abuse and dependence4 and affect 27% of adult population5. The co-occurrence of ADHD and addiction is very common. Previous studies have shown that adults with ADHD are a risk for substance use disorder (SUD) and almost 52% of adult had a lifetime history of SUD2, 3. The co-morbidity between ADHD and SU shows relativity and relevant to research and clinical development in psychiatry, pediatrics and psychology5. The diagnosing and specific risk factor associated with SU within ADHD may lead to a better targeted pharmacotherapy and psychotherapeutic treatments for both the disorders upon expression at early stage of their lives7, 8. Higher rates of ADHD have been reported in patients having SUD relative to controls9, 10. 15% to 25% adults with SUD history have been estimated to have ADHD9. Studies have conducted in juvenile adolescents for assessing ADHD and other disorders in substance abusing groups had overrepresentation of ADHD10, 11. ADHD predominates from 15% to 25% in individuals with SUD12, 13. Two studies showed that the 24% of 201 inpatients14 and 10% cocaine abusers for drug detoxification treatment had ADHD15. The treatment of ADHD is usually done with stimulants like methylphenidate, amphetamine etc., with the behavioral therapy of the patient and family counseling.
Professional Development Learning Module created by Akosua Joiner and Alexis Scranton on the topic of Internet Addiction. This topic falls under the Health & Wellness strand of Digital Literacy.
To find the students awareness of social networks.
b. To find for what purposes the students are using social networks.
c. To find effects of social networks on studies of the students.
d. To find Student’s ideas on how social networks can be used positively for education purposes.
e. To find average time spent on social networks by UNIVOTEC students
f. To find average expenditure spend by students on sustenance in social network
1930-an melalui karya Holt dan Brown, bahwa Binatang meniru dan mengamati binatang lainya
disekitarnya. Teori ini menjadi dasar dari teori tentang peran lingkungan sosial dan imitasi pada
perilaku manusia, sebuah istilah yang kemudian diciptakan sebagai tori pembelajaran sosial
atau Social Learning Theory.
Makalaah ini bertujuan untuk menginformasikan kepada para remaja untuk jauh dari narkoba. Karena, zat-zat yang terkandung dalam narkoba itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. oleh karena itu, STOP untuk narkoba
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Tgs kelompok 7 (1) parenting teori solusi isu anak
1. Lingkungan Anak sebagai Penyebab
Permasalahan pada Anak:
Adiksi terhadap Games
(PS dan online), Rokok,
dan Narkoba
Dosen : Dr. Ir. Dwi Hastutii, M.Sc
Sudi Herlin Rahmawati I251120051
Fitri Meilani I2511200181
MK : Teori dan Prinsip Pengasuhan Anak
Kel : 7
3. Kasus 1
Meninggal Setelah Bermain “Play Station” (lokasi: Kota
Magetan)
Nanda Rizky Saputra (12 tahun) terkena serangan jantung
setelah bermain games selama 2 hari di warung internet
dekat rumahnya. Selama 2 hari tersebut Nanda selalu
pulang larut malam ke rumah dan pada hari kedua
sebelum ia menyelesaikan games “point blank”yang
terakhir ia menghembuskan nafas terakhir akibat serangan
jantung. Dokter mengatakan pemicu serangan jantung
tersebut karena ia sedikit makan, minum dan istirahat.
(sumber: www.magetankita.com/27/02/13)
4. Games Membuat Anak Bertemperamen Kasar
Seorang ibu di Sydney mengatakan puteranya yang
berusi 13 tahun tergantung dengan game komputer,
dia sampai hanya bersekolah beberapa kali saja
selama dua tahun, dan bereaksi dengan kekerasan
segala upaya untuk menyingkirkannya dari depan
layar.
“Dia mulai memukul-mukul tembok, melempar
benda-benda dan mengancamku. Semua ini terjadi
akibat permainan yang paling adiktif, World of
Warcraft," tutur sang ibu.
Kasus 2
5. Para orang tua menceritakan anak-anak mereka,
paling muda berusia 10 tahun, tertidur di depan meja
komputernya ketika mereka harus berangkat sekolah
karena mereka bangun hingga larut hanya untuk
bermain vidio games seperti Minecraft.
Pada kasus yang paling ekstrim, para remaja dan
dewasa muda menghabiskan sekitar 50 jam hampir
non-stop bermain game komputer online, bahkan
enggan ke toilet untuk rehat.
(sumber: www.shikaumaru.com/journal/28/11/2011)
6. Kecanduan Rokok di Usia Dini
Aldi (2,7) anak asal Desa Teluk Kemang Kecamatan
Sungai Lilin, Muba Sumsel, mampu mengkonsumsi
berbungkus-bungkus rokok dalam sehari. Kini, setelah
mengikuti saran dari Komnas PA, kondisi Aldi terbebas
dari jeratan adiksi nikotin dengan mengikuti terapi selama
1 bulan di RSPA Bambu Apus, Jakarta. Kasus ini hanya
sebagian kecil masalah perokok di Indonesia.
(sumber: www.buanasumsel.com/09/03/2010)
Kasus 3
7. Kecanduan Alkohol pada Anak-anak
Jumlah anak-anak Inggris yang memiliki masalah dengan minum-
minuman keras telah meningkat secara dramatis, menunjukkan
peningkatan sekitar 12 persen selama delapan tahun terakhir,
sebuah studi baru memperingatkan.
Menurut statistik dari Badan Pengobatan Nasional Penyalahgunaan
Obat, lebih dari 3.000 remaja Inggris, bahkan beberapa berusia 12
tahun, diharuskan untuk mencari pengobatan untuk mengatasi
masalah ketergantungan mereka terhadap minuman keras tahun
lalu. Selain itu 6 orang remaja dirawat di rumah sakit karena
kecelakan akibat mengkonsumsi minuman keras, demikian lansiran
presstv, Kamis 13 September. Survei baru ini juga menemukan
bahwa 18 otoritas lokal di Inggris merawat lebih dari 10 anak di
bawah 14 tahun karena penyalahgunaan alkohol dalam 12 bulan
terakhir.
Kasus 4
8. Pada tanggal 12 September 2012, sebuah
studi baru yang dilakukan oleh Lembaga
Penelitian Masyarakat menemukan bahwa
hampir satu dari tiga anak di Inggris sekarang
hidup dengan setidaknya satu orangtua, yang
merupakan peminum berat dan digolongkan
sebagai tukang minum dalam pesta.
(sumber: www.muslimdaily.net/14/09/2012)
9. Aktifitas Nge-lem pada Anak Jalanan
Ngelem adalah istilah untuk menghirup aroma dari bahan lem
biasanya lem kambing untuk menempel ban sepeda atau
untuk merekatkan bahan kayu. Kandungan dari lem kambing
ini terdiri dari bahan karet sintetik,resin dan pelarut yang
disebut dengan toluen. Toluen dalam industri farmasi sering
digunakan untuk pembuatan pemanis buatan sacharin dan
anastesi lokal. Lem kambing inilah yang disalah gunakan
oleh anak-anak jalanan kadang2 juga anak2 sekolahan yang
terpengaruh pergaulan.
(sumber: www.sosbud.kompasiana.com/2013/01/30/)
Kasus 5
10. • Dr. Richardo Wahyu Santoso, salah seorang ketua
pokja dari Dewan Nasional untuk Kesejahteraan
Sosial yang banyak menangani anak-anak
pecandu narkoba dan psikotropica mengatakan,
saat ini banyak anak jalanan yang ngelem sebagai
pengganti narkoba. (sumber:
http://metro.kompasiana.com/2012/07/27/)
• Ngelem itu dapat di kelompokan ke kegiatan
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat Adiktif ) bahasa “kerennya”
adalah NARKOBA yang merupakan singkatan dari
Narkotika dan Obat Berbahaya. Kita sudah banyak
mendengar suguhan kata-kata ini dan telah
menjadi ancaman di depan mata. (sumber:
http://smpn3.disdikporabna.com/2012/11/05/)
11. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),
kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat
pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data
ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan
meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia
muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin
meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi
makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-
coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba
menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek
kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya. (sumber:
http://metro.kompasiana.com/2012/07/27/)
13. Kecanduan atau adiksi (addiction) adalah kebutuhan
yang kompulsif untuk menggunakan suatu zat
pembentuk kebiasaan, atau dorongan tak
tertahankan untuk terlibat dalam perilaku tertentu.
Dua fitur penting dari kecanduan adalah toleransi,
meningkatnya kebutuhan zat yang lebih banyak
untuk mendapatkan efek yang sama, dan penarikan
(withdrawal), gejala tidak menyenangkan yang
timbul ketika seorang pecandu dicegah untuk
menggunakan zat tersebut.
14. Adiksi timbul karena adanya rasa senang yang
ditimbulkan oleh hormon dopamin saat suatu
kegiatan. Pada orang tertentu, yang butuh pemuasan
kesenangan akan terus mengulang-ulang kegiatan
tersebut untuk menimbulkan efek kesenangan pada
diri.
(sumber : http://kamuskesehatan.com)
15. Penyalahgunaan zat (substance abuse) adalah
penggunaan alkohol atau narkoba jenis lain yang
berbahaya. Ini adalah pola perilaku yang kurang
adaptif dalam jangka waktu lebih dari sebulan
pemakaian. Penyalahgunaan zat dapat menjadi
ketergantungan zat (kecanduan) baik secara
fisiologis, psikologis, atau keduanya, dan terus
berlangsung sampai dewasa. Ketergantungan zat
sangat berbahaya bagi anak-anak atau remaja,
karena dapat merubah fungsi dan perkembangan otak
(Papalia, 2008).
16. Putus zat (withdrawal) adalah rasa sakit yang hebat
dan tidak diinginkan dan keinginan untuk memperoleh
obat-obatan adiktif. Ketergantungan psikologis adalah
kebutuhan psikologis untuk menggunakan obat
terlarang, seperti remaja yang mengalami masalah
dan tekanan dalam keluarga akan menggunakan
narkoba sebagai pengalihan dari masalahnya
(sebagai anti depresan).
(sumber: Santrock, 1996)
17. Faktor Resiko
1. Tempramen yang sulit
2. Kontrol impuls yang buruk dan kecenderungan mencari
sensasi (yang mungkin memiliki dasar biokimia).
3. Pengaruh keluarga (predisposisi genetik terhadap alkoholisme
dan pola asuh yang buruk).
4. Masalah perilaku sejak dini dan menetap, terutama agresivitas.
5. Kegagalan di bidang akademis dan kurangnya komitmen
terhadap pendidikan.
6. Penolakan teman sebaya.
7. Bergaul dengan pengguna narkoba.
8. Keterasingan dan sifat memberontak.
9. Sikap positif terhadap pengguna narkoba.
10. Mencoba narkoba sejak usia dini.
(sumber: Papalia, 2008)
18. Adiksi Games dan Internet
Kecanduan teknologi (Griffiths, 1996) dan kecanduan komputer
(Shotton, 1991) sebelumnya telah dipelajari di Inggris. Namun,
kecanduan internet adalah pertama kali diperkenalkan dalam
sebuah studi perintis oleh Young (1996), yang memicu suatu
controversial debat oleh para dokter dan akademisi.
Hal kontroversi ini adalah bahwa hanya zat fisik yangtertelan ke
dalam tubuh bisa disebut "adiktif" (misalnya, Rachlin, 1990)
Walker, 1989) mendefinisikan kecanduan mencakup sejumlah
perilaku yang tidak melibatkan memabukkan seperti perjudian
(Griffiths, 1990), bermainvideo game (Keepers, 1990), makan
berlebihan (lesuire & Bloome, 1993), olahraga (Morgan, 1979),
hubungan cinta (Peele & Brody, 1975), dan menonton televisi.
19. Skala Pengukuran Young
(1996)
1. Apakah Anda merasa ingin menggunakan internet?
(berpikir tentang sebelumnya atau mengantisipasi
kegiatanberikutnya)
2. Apakah Anda merasa perlu untuk menggunakan internet
dengan meningkatnya jumlah waktu untuk mencapai
kepuasan?
3. Apakah Anda berulang kali gaga untuk mengontrol,
mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet?
4. Apakah Anda merasa gelisah, murung, depresi, atau
pemarah ketika mencoba untuk mengurangi penggunaan
Internet?.
5. Apakah Anda tinggal lebih lama untuk menggunakan
internet daripada yang diniatkan dari awal?
20. 7. Pernahkah Anda terancam atau mempertaruhkan hilangnya
hubungan yang signifikan, pekerjaan, pendidikan atau
peluang karir karena Internet?
8. Apakah Anda berbohong kepada anggota keluarga, terapis,
untuk menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan
Internet?
9. Apakah Anda menggunakan Internet sebagai cara untuk
melarikan diri dari masalah atau untuk melepaskan suatu
dysphoric mood (misalnya, perasaan tidak berdaya,,depresi
kecemasan rasa bersalah)?
21. Pasien dianggap "kecanduan" bila mereka
menjawab "ya" untuk lima (atau lebih) dari
pertanyaan di atas dan ketika perilaku mereka
tidak bisa dihentikan, maka perilaku mereka
digolongkan sebagai Episode Manic.
(Sumber: Young, 1996)
25. Social Learning Theory (Bandura)
Anak-anak belajar sesuatu dari lingkungannya;
Ketika mereka melihat teman-teman nya
memperoleh kesenangan bermain games,
merokok (persepsi sudah dewasa), minum alkohol
dan narkoba (anak gaul) maka ia akan tergiur
untuk mendapat kesenangan yg sama, persepsi
bahwa kalau jadi orang dewasa maka harus
merokok, minum alkohol, narkoba.
Pencegahan dan penyembuhan yang dilakukan
orang tua adalah dengan memberi penjelasan
pada anak dengan kasih sayang, ketika muncul
fenomena buruk tersebut dilingkungan anak-anak,
bahwa sesungguhnya perilaku itu bukan memberi
kesenangan namun kerusakan (Santrock, 2002).
26. Behaviourism Theoriy (Piaget)
Conditioning = Habituation
Setiap anak jika diberikan stimulus yang berulang, maka
ia akan terkondisikan dan memberi respon sesuai
stimulus yg diberikan kepadanya, Maka ketika orang
tua dan lingkungan membiarkan anak-anak bermain
games, merokok, mengkonsusmsi alkohol dan narkoba,
secara langsung maupun tidak langsung, lingkungan
telah memberi stimulus pengkondisian dan pembiasaan
(habituating) yg buruk, akibatnya anak akan kebablasan
dan menjadi “ketagihan”. Pada hal-hal tersebut.
Solusinya adalah orang tua harus membuat
pengkondisian kepada anak yaitu tidak memberikan
fasilitas-fasilitas yg dapat memicu anak mengakses hal-
hal tersebut dengan bebas (tidak membeli peralatan
games yg berlebihan, membatasi uang saku,
memperdulikan setiap tindakan anak, tidak membelikan
HP dll)
27. Maslow Hierarchy Need
Setiap orang –termasuk anak-anak dan remaja
akan melakukan aktifitas yang mendatangkan
rasa kesenangan.
Freud Psychosexual
Anak bertindak berdasarkan “id” sehingga ia tidak
mempertimbangkan perbuatannya tersebut
berbahaya atau tidak.
28. Echology Theory (Bronfenbrenner)
Anak yang adiktif terhadap sesuatu karena memang ia
tinggal dilingkungan yang mendukung hal itu terjadi dan
mempengaruhi kehidupan mereka, karena anak adalah
bagian dari suatu lingkuangan yang berlapis-lapis yang
terdiri dari microsystem (lingkungan terdekat; keluarga,
sekolah, tetangga), mesosystem (interaksi dalam
lingkungan micro), exosystem (institusi yg tidak secara
langsung mempengaruhi anak (tempat kerja orang tua,
media masa, mall), macrosystem (lingkungan terluar
mesosystem dan exo yg saling berhubungan;
kestabilan ekonomi, agama, sosial budaya) dan
chronosytem (interaksi antar berbagai sistem secara
terus menerus).
29. “Internet porn and cybersex are drugs
as addictive as cocaine. Internet porn
works on people's thinking with chapters
targeting different groups--males,
females, child abusers, and corporate
America. “
(sumber: Mark B. Kastleman, 2007, The
Drug of the New Millenium)
30. Referensi
Kastleman, MB. (2007). The Drug of the New Millennium: The Brain
Science Behind Internet. Power Thinking Publishing.
Papalia, DE, Olds, SW, & Feldman RD. (2008). Human
Development. New York: Mc-Graw Hills.
Santrock, JW. (1996). Adolescence. New York: Mc-Graw Hills.
Santrock, JW. (2002). Life Span Development. New York: Mc-Graw
Hills.
Young, KS. (1996). Internet Addiction: Symptoms, Evaluation, and
Treatment. Clinical Practice (Volume 17). L. VandeCreek & T. L.
Jackson (Eds.), Sarasota, FL: Professional Resource Press.