Empat remaja di Semarang ditangkap karena diduga mengedarkan dan menggunakan narkoba jenis putaw dan sabu-sabu. Mereka ditangkap secara terpisah oleh satuan narkoba Polres Semarang akhir pekan lalu. Keempat remaja tersebut mengakui awalnya hanya menggunakan narkoba sebagai pengguna biasa, namun lama kelamaan menjadi ketergantungan dan mulai mengedarkannya untuk mendapatkan
Penyebaran Narkoba Di Kalangan Anak - anak dan Remajadewihidayanti
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Penyebaran Narkoba Di Kalangan Anak - anak dan Remajadewihidayanti
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Makalaah ini bertujuan untuk menginformasikan kepada para remaja untuk jauh dari narkoba. Karena, zat-zat yang terkandung dalam narkoba itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. oleh karena itu, STOP untuk narkoba
Makalaah ini bertujuan untuk menginformasikan kepada para remaja untuk jauh dari narkoba. Karena, zat-zat yang terkandung dalam narkoba itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. oleh karena itu, STOP untuk narkoba
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk teori kepribadian dan terapi psikoanalitik ini muncul dalam konteks medis dengan asumsi dasar bahwa klinisi menangani patologi. Pendekatan psikoanalisis juga dikenal dengan istilah psikodinamik yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Pendekatan-pendekatan psianalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensive), yang mengganggu penyesuaian diri.
Pikoanalisis merupakan sebuah metode yang sangat berpengaruh mengobati gangguan mental, dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
Gerakan psikoanalitik berasal dari pengamatan klinis dan formulasi dari psikiater Austria yang bernama Sigmund Freud, yang menciptakan istilah itu selama 1890-an, Freud dikaitkan dengan yang lain Wina, Josef Breuer, dalam studi pasien neurotik bawah hipnosist. Freud dan Breuer mengamati bahwa, ketika sumber ide pasien dan impuls dibawa ke dalam kesadaran selama kondisi hipnosis, pasien menunjukkan perbaikan.
Norman D. Sundberg dkk (2007:190) Bagaimana Freud memikirkan tentang masalah psikologis? Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi pemikiran awal Freud-Katharina disebuah buku terbitan 1895, Studies on Hysteria (Breuer dan Freud, hal. 125-134).Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dengan model Psycoanalytical?
2. Bangaimanakah pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis?
3. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian ?
4. Bangaimanakah dinamika kepribadian ?
5. Bangaimanakah perkembangan kepribadian?
6. Bangaimanakah proses terapi dalam psikoanalitik?
7. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam psikoanalitik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pegertian dari model Psycoanalytical.
2. Untuk mengetahui bangaimana pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis.
3. Untuk mengetahui struktur kepribadian .
4. Untuk mengetahui bangaimana dinamika kepribadian .
5. Untuk mengetahui bangaimana perkembangan kepribadian.
6. Untuk mengetahui bangaimana proses terapi dalam psikoanalitik.
7. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam psikoanalitik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Psycoanalytical merupakan model yang pertama yang ditemukan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
4 remaja pemakai narkoba ditangkap
1. 4 Remaja Pemakai Narkoba Ditangkap
indosiar.com, Semarang - Empat orang remaja di Semarang, Jawa Tengah, yang dicurigai
terlibat sebagai pemakai sekaligus pengedar narkoba ditangkap petugas kepolisian setempat.
Empat remaja yang disangka sebagai pengguna sekaligus pengedar narkoba jenis putauw dan
sabu-sabu ini ditangkap secara terpisah oleh satuan narkoba Polwiltabes Semarang, akhir pekan
lalu.
Mereka masing-masing PK, warga Tembalang, Semarang dan W, AN, warga Jalan Puri
Anjasporo serta Aji yang juga warga Jalan Puri Anjasmoro. Menurut penuturan para tersangka,
mereka semula hanya pengguna biasa. Namun karena lama kelamaan mereka mengalami
ketergantungan dan butuh uang banyak untuk membeli narkoba, terpaksa mereka mulai
mengedarkan untuk rekan-rekannya.
Dari sinilah, akhirnya aktivitas para tersangka tercium polisi hingga akhirnya ditangkap. Polisi
menyita 2 gram lebih sabu-sabu serta seperangkat alat penghisap serta uang hasil penjualan.
(Agus Hermanto/Sup)
2. Penyebaran
Narkoba di
Kalangan
Anak-anak
dan
Remaja
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat
hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba
yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan
tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua,
ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga
saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada
anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi
dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga
disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi
kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik
maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan
kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang
mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah
memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari
beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset
BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh
pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini
begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba
(khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin
meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak
SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar
narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam
lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih
belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor
3. 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak).
Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya
satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah
semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang
melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja
bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan
alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak
tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah
mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari
pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya
narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia
sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut
ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.
Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
4. Remaja dan Narkoba
Ada tigahal yangharus diperhatikanketikamelakukanprogramanti narkobadi sekolah.Yangpertama
adalahdenganmengikutsertakankeluarga.Banyakpenelitiantelahmenunjukkanbahwasikaporangtua
memegangperananpentingdalammembentukkeyakinanakanpenggunaannarkobapadaanak-anak.
Strategi untukmengubahsikapkeluargaterhadappenggunaannarkobatermasukmemperbaiki pola
asuh orangtuadalamrangka menciptakankomunikasi danlingkunganyanglebihbaikdi rumah.
Kelompokdukungandari orangtuamerupakanmodel intervensi yangseringdigunakan.
5. Apa itu Narkoba
Narkobaadalahsingkatandari NarkotikadanObat berbahaya.Selain "narkoba",istilahlainyang
diperkenalkankhususnyaolehDepartemenKesehatanRepublikIndonesiaadalah napzayang
merupakansingkatandari Narkotika,Psikotropika dan Zat Adiktif.Semuaistilahini,baik"narkoba"
atau napza,mengacupada sekelompokzatyangumumnyamempunyai resikokecanduanbagi
penggunanya.
Menurutpakar kesehatannarkobasebenarnyaadalah psikotropikayangbiasadipakai untukmembius
pasiensaathendakdioperasi atauobat-obatanuntukpenyakittertentu.Namunkinipemanfaatannya
disalahgunakandiantaranyadenganpemakaianyangtelahdiluarbatasdosis/overdossis.
Narkobaatau NAPZA merupakanbahan/zatyangbilamasukke dalamtubuhakanmempengaruhi tubuh
terutamasusunansyaraf pusat/otaksehinggajikadisalahgunakanakanmenyebabkangangguanfisik,
psikis/jiwadanfungsi sosial.KarenaituPemerintahmemberlakukanUndang-undang(UU) untuk
penyalahgunaannarkobayaituUUNo.5 tahun1997 tentangPsikotropikadanUU No.22 tahun 1997
tentangNarkotika.
Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja
Hinggakini penyebarannarkobasudahhampirtakbisadicegah.Mengingathampirseluruhpenduduk
duniadapat denganmudahmendapatnarkobadari oknum-oknumyangtidakbertanggungjawab.
Misalnyasajadari bandar narkobayangsenangmencari mangsadidaerahsekolah,diskotik,tempat
pelacuran,dantempat-tempatperkumpulangenk.Tentusajahal ini bisamembuatparaorangtua,
ormas,pemerintahkhawatirakanpenyebarannarkobayangbegitumerajarela.
Upaya pemberantasnarkobapunsudahseringdilakukannamunmasihsedikitkemungkinanuntuk
menghindarkannarkobadari kalanganremajamaupundewasa,bahkananak-anakusiaSDdanSMP pun
banyakyang terjerumusnarkoba.Hinggasaatini upayayangpalingefektif untukmencegah
penyalahgunaanNarkobapadaanak-anakyaitudari pendidikankeluarga.Orangtuadiharapkandapat
mengawasi danmendidikanaknyauntukselalumenjauhi Narkoba.
Menurutkesepakatan Conventiononthe Rights of the Child (CRC) yangjuga disepakati Indonesiapada
tahun1989, setiapanakberhakmendapatkaninformasi kesehatanreproduksi (termasukHIV/AIDSdan
narkoba) dan dilindungi secarafisikmaupunmental.Namunrealitayangterjadi saatini bertentangan
dengankesepakatantersebut,sudahditemukananakusia7 tahun sudahada yangmengkonsumsi
narkobajenisinhalan(uapyangdihirup).Anakusia8 tahunsudahmemakai ganja,laludi usia10 tahun,
anak-anakmenggunakannarkobadari beragamjenis,seperti inhalan,ganja,heroin,morfin,ekstasi,dan
sebagainya(risetBNN bekerjasamadenganUniversitasIndonesia).
Berdasarkandata Badan NarkotikaNasional (BNN),kasuspemakaiannarkobaolehpelakudengan
6. tingkatpendidikanSDhinggatahun2007 berjumlah12.305. Data ini begitumengkhawatirkankarena
seiringdenganmeningkatnyakasusnarkoba(khususnyadi kalanganusiamudadananak-anak,
penyebaranHIV/AIDSsemakinmeningkatdanmengancam.Penyebarannarkobamenjadi makinmudah
karenaanak SD jugasudah mulai mencoba-cobamengisaprokok.Tidakjarangparapengedarnarkoba
menyusupzat-zatadiktif (zatyangmenimbulkanefekkecanduan) ke dalamlintingantembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwasaatini perlindungananakdari bahayanarkobamasihbelumcukupefektif.
WalaupunpemerintahdalamUUPerlindunganAnaknomor23tahun 2002 dalampasal 20 sudah
menyatakanbahwaNegara,pemerintah,masyarakat,keluarga,danorangtua berkewajibandan
bertanggungjawabterhadappenyelenggaraanperlindungananak(lihatlebihlengkapdi UU
PerlindunganAnak).Namunperlindungananakdari narkobamasihjauhdari harapan.
Narkobaadalahisuyang kritisdanrumityang tidakbisadiselesaikanolehhanyasatupihaksaja.Karena
narkobabukanhanya masalahindividunamunmasalahsemuaorang.Mencari solusi yangtepat
merupakansebuahpekerjaanbesaryangmelibatkandanmemobilisasi semuapihakbaikpemerintah,
lembagaswadayamasyarakat(LSM) dan komunitaslokal.Adalahsangatpentinguntukbekerjabersama
dalamrangka melindungi anakdari bahayanarkobadan memberikanalternatifaktivitasyang
bermanfaatseiringdenganmenjelaskankepadaanak-anaktentangbahayanarkobadankonsekuensi
negatif yangakanmerekaterima.
Anak-anakmembutuhkaninformasi,strategi,dankemampuanuntukmencegahmerekadari bahaya
narkobaatau juga mengurangi dampakdari bahayanarkobadari pemakaiannarkobadari oranglain.
Salahsatu upayadalam penanggulanganbahayanarkobaadalahdenganmelakukanprogramyang
menitikberatkanpadaanakusiasekolah(school-goingage oriented).
Di Indonesia,perkembanganpencandunarkobasemakinpesat.Parapencandunarkobaitupada
umumnyaberusiaantara11 sampai 24 tahun.Artinyausiatersebutialahusiaproduktif atauusia
pelajar.Padaawalnya,pelajaryangmengonsumsi narkobabiasanyadiawalidenganperkenalannya
denganrokok.Karenakebiasaanmerokokini sepertinyasudahmenjadi hal yangwajardi kalangan
pelajarsaatini.Dari kebiasaan inilah,pergaulanterusmeningkat,apalagi ketikapelajartersebut
bergabungke dalamlingkunganorang-orangyangsudahmenjadi pencandunarkoba.Awalnyamencoba,
lalukemudianmengalami ketergantungan.
Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba
Dampak negatif penyalahgunaannarkobaterhadapanakatauremaja(pelajar) adalahsebagai berikut:
Perubahandalamsikap,perangai dankepribadian,
seringmembolos,menurunnyakedisiplinandannilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudahtersinggungdancepatmarah,
Seringmenguap,mengantuk,danmalas,
tidakmemedulikankesehatandiri,
7. Sukamencuri untukmembeli narkoba.
MenyebabkanKegilaan,PranoidbahkanKematian!
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Upaya pencegahanterhadappenyebarannarkobadi kalanganpelajar,sudahseyogianyamenjadi
tanggungjawabkitabersama.Dalam hal ini semuapihaktermasukorangtua,guru, dan masyarakat
harus turutberperanaktif dalammewaspadai ancamannarkobaterhadapanak-anakkita.
Ada tigahal yangharus diperhatikanketikamelakukanprogramanti narkobadi sekolah.Yangpertama
adalahdenganmengikutsertakankeluarga.Banyakpenelitiantelahmenunjukkanbahwasikaporangtua
memegangperananpentingdalammembentukkeyakinanakanpenggunaannarkobapadaanak-anak.
Strategi untukmengubahsikapkeluargaterhadappenggunaannarkobatermasukmemperbaiki pola
asuh orangtuadalamrangka menciptakankomunikasi danlingkunganyanglebihbaikdi rumah.
Kelompokdukungandari orangtuamerupakanmodel intervensi yangseringdigunakan.
Kedua, denganmenekankansecarajelaskebijakantidakpadanarkoba.Mengirimkanpesanyangjelas
tidakmenggunakanmembutuhkankonsistensisekolah-sekolahuntukmenjelaskanbahwanarkobaitu
salahdan mendorongkegiatan-kegiatananti narkobadi sekolah.Untukanaksekolahharusdiberikan
penjelasanyangterus-menerusdiulangbahwanarkobatidakhanyamembahayakankesehatanfisikdan
emosi namunjugakesempatanmerekauntukbisaterusbelajar,mengoptimalkanpotensi akademikdan
kehidupanyanglayak.
Terakhir,meningkatkankepercayaanantaraorang dewasadananak-anak.Pendekatanini
mempromosikankesempatanyanglebihbesarbagi interaksipersonal antaraorangdewasadanremaja,
dengandemikianmendorongorangdewasamenjadi model yanglebihberpengaruh.
Olehsebabitu,mulai saatini pendidik,pengajar,danorangtua, harussigapserta waspada,akanbahaya
narkobayang sewaktu-waktudapatmenjeratanak-anaksendiri.Denganberbagai upayatersebutdi
atas, mari kita jagadan awasi anak didikdari bahayanarkoba tersebut,sehinggaharapanuntuk
menelurkangenerasi yangcerdasdantangguhdi masa yang akandatang dapat terealisasikandengan
baik.***
8. Pelecehan seksual terhadap anak
Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa
atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual.[1][2] Bentuk pelecehan
seksual anak termasuk meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual
(terlepas dari hasilnya), memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak,
menampilkan pornografi untuk anak, melakukan hubungan seksual terhadap anak-anak, kontak
fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks non-seksual tertentu seperti pemeriksaan
medis), melihat alat kelamin anak tanpa kontak fisik (kecuali dalam konteks non-seksual seperti
pemeriksaan medis), atau menggunakan anak untuk memproduksi pornografi anak.[1][3][4]
Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi,[5] gangguan stres pascatrauma,[6]
kegelisahan,[7] kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa,[8] dan dan
cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya.[9] Pelecehan seksual oleh anggota keluarga
adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak yang lebih serius dan trauma psikologis
jangka panjang, terutama dalam kasus inses orangtua.[10]
Di Amerika Utara, sekitar 15% sampai 25% wanita dan 5% sampai 15% pria yang mengalami
pelecehan seksual saat mereka masih anak-anak.[11][12][13] Sebagian besar pelaku pelecahan
seksual adalah orang yang dikenal oleh korban mereka; sekitar 30% adalah keluarga dari si anak,
paling sering adalah saudara laki-laki, ayah, paman, atau sepupu; sekitar 60% adalah kenalan
lainnya seperti 'teman' dari keluarga, pengasuh, atau tetangga, orang asing adalah pelanggar
sekitar 10% dalam kasus penyalahgunaan seksual anak.[11] Kebanyakan pelecehan seksual anak
dilakukan oleh laki-laki; studi menunjukkan bahwa perempuan melakukan 14% sampai 40% dari
pelanggaran yang dilaporkan terhadap anak laki-laki dan 6% dari pelanggaran yang dilaporkan
terhadap perempuan.[11][12][14] Sebagian besar pelanggar yang pelecehan seksual terhadap anak-
anak sebelum masa puber adalah pedofil,[15][16] meskipun beberapa pelaku tidak memenuhi
standar diagnosa klinis untuk pedofilia.[17][18]
Berdasarkan hukum, "pelecehan seksual anak" merupakan istilah umum yang menggambarkan
tindak kriminal dan sipil di mana orang dewasa terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak di
bawah umur atau eksploitasi anak di bawah umur untuk tujuan kepuasan seksual.[4][19] Asosiasi
Psikiater Amerika menyatakan bahwa "anak-anak tidak bisa menyetujui aktivitas seksual dengan
orang dewasa", dan mengutuk tindakan seperti itu oleh orang dewasa: "Seorang dewasa yang
terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak adalah melakukan tindak pidana dan tidak bermoral
yang tidak pernah bisa dianggap normal atau perilaku yang dapat diterima secara sosial."[20]