SlideShare a Scribd company logo
Tata Kelola Sektor Publik
Dalam perspektif public governance sudah bukan waktunya lagi ada aktor yang menganggap
paling berjasa dalam menjalankan urusan publik. Urusan publik menjadi tanggung jawab
bersama pemangku kepentingan, yaitu negara/pemerintah, swasta, organisasi non pemerintah,
maupun organisasi masyarakat. Aspek pentingnya adalah menciptakan dan menjaga aturan main
bersama sehingga setiap pemangku kepentingan memiliki kontribusi yang setara sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing dalam keterlibatannya mengurusi publik.
Negara/Pemerintah memiliki peran besar dalam menyelenggarakan urusan publik. Namun peran
yang berlebihan juga tidak pas karena negara terkadang tidak hadir terkait dalam
penyelenggaraan urusan publik di daerah 3 T karena luasnya wilayah dan jangkauan dari aparatur
negara terbatas. Sama halnya dengan kawasan kumuh yang memang jarang tersentuh oleh
pelayanan publik secara memadai karena masalah status wilayah yang tidak masuk dalam RUTR
maupun ketidakjelasan status kependudukan individu yang tinggal di dalamnya.
Keterlibatan sektor swasta dalam penyelenggaraan urusan publik penting mengingat pengusaha
juga memiliki sumber daya yang penting bagi pelayanan masyarakat. Swasta dapat
berdampingan dengan pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
dengan semangat kemitraan. Meskipun demikian, fenomena neoliberasi yang berupaya
meminimalkan peran negara dan mendorong sektor swasta untuk memberikan pelayanan public
perlu diwaspadai. Kecenderungan cara berpikir neoliberal mengutamakan peran mekanisme
pasar dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Sayangnya, karakteristik dasar mekanisme
pasar adalah transaksional antara permintaan dan penawaran dan ini sangat tidak relevan
diimplementasikan oleh pemerintah. Pemerintah dapat membuat regulasi yang memberikan
ruang pada sektor swasta untuk terlibat dalam pelayanan publik, bahkan ruang untuk
mendapatkan keuntungan dari layanan yang diberikan. Namun harus ada jaminan bahwa
dampaknya tidak merugikan masyarakat.
Aktor lain yang terlibat dalam penyelenggaraan urusan publik adalah organisasi non pemerintah
atau sering disebut Lembaga swadaya masyarakat. Organisasi ini sering hadir pada wilayah dan
lokasi yang belum atau tidak hadirnya negara. Kapabilitas dan fleksibiltas organisasi dalam
melakukan pengembangan kapasitas dan advokasi pada masyarakat menjadi faktor kunci dalam
membantu urusan publik. Keterbatasan sumberdaya menjadi kendala keberlangsungan layanan
yang diberikan oleh organisasi ini tapi, khusus pada wilayah 3T dan kawasan kumuh, peran ornop
tidak bisa diabaikan.
Pemangku kepentingan lain yang perannya belum tergarap dalam menyelenggarakan urusan
publik adalah organisasi kemasyarakatan/ormas (community-based organization). Fakta yang
ada, banyak sekali ormas yang berkecimpung dalam memberikan pelayanan pada masyarakat,
seperti organisasi keagamaan (Muhammadiyah maupun Nahdhatul Ulama), organisasi filantropi,
maupun posyandu atau dasawisma. Organisasi-organisasi ini memiliki potensi yang sangat besar
dalam memberikan pelayanan dan seringkali tidak harus terpaku pada anggaran, program,
maupun kegiatan seperti yang dihadapi oleh pemangku kepentingan lainnya.
Dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan urusan publik,
seharusnya negara memiliki kebijakan tentang tata kelola sektor publik yang memfasilitasi peran
dari tiap-tiap aktor dengan setara. Proses penyusunan kebijakan dapat melibatkan perwakilan
dari para pihak dan harus ada komitmen dalam penegakan aturan tersebut. Sebaliknya, jangan
terjadi pembajakan dan klaim sepihak yang mengatasnamakan kepentingan para pihak padahal
tidak ada proses yang partisipatif. Sekaligus, kesetaraan harus dijunjung tinggi sehingga setiap
aktor tidak ada yang menganggap dirinya paling berhak maupun paling berjasa dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Yogyakarta, 10 September 2022
Dwi Harsono

More Related Content

Similar to Tata Kelola Sektor Publik.pdf

Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
Septian Muna Barakati
 
Fild stadi peran kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
Fild stadi peran  kepala desan dalam pembangunan masyarakat desaFild stadi peran  kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
Fild stadi peran kepala desan dalam pembangunan masyarakat desaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Septian Muna Barakati
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
Operator Warnet Vast Raha
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaMahardhika WiJaya
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...murianda
 
Public interest
Public interestPublic interest
Public interest
Amri Syam
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Asep Muhamad Ferdiana
 
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi Septyarini Emppink
 
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahMencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Dadang Solihin
 
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdfbahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
wam123aldi
 
Citien's Charter
Citien's CharterCitien's Charter
Citien's Charter
Siti Sahati
 
Government dan Manajemen
Government dan Manajemen Government dan Manajemen
Government dan Manajemen
Shafiyya Darisfa
 
KONSEPSI GG.pdf
KONSEPSI GG.pdfKONSEPSI GG.pdf
KONSEPSI GG.pdf
ulfabinada
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
STKIP PGRI PONTIANAK
 
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialSolusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Fajar Sany
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
samiaji
 

Similar to Tata Kelola Sektor Publik.pdf (20)

Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Fild stadi peran kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
Fild stadi peran  kepala desan dalam pembangunan masyarakat desaFild stadi peran  kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
Fild stadi peran kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Public interest
Public interestPublic interest
Public interest
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
 
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi
Wewenang Birokrasi dan Reformasi Birokrasi
 
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahMencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
 
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdfbahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
 
Citien's Charter
Citien's CharterCitien's Charter
Citien's Charter
 
Government dan Manajemen
Government dan Manajemen Government dan Manajemen
Government dan Manajemen
 
KONSEPSI GG.pdf
KONSEPSI GG.pdfKONSEPSI GG.pdf
KONSEPSI GG.pdf
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialSolusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 

Recently uploaded

slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 

Recently uploaded (9)

slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 

Tata Kelola Sektor Publik.pdf

  • 1. Tata Kelola Sektor Publik Dalam perspektif public governance sudah bukan waktunya lagi ada aktor yang menganggap paling berjasa dalam menjalankan urusan publik. Urusan publik menjadi tanggung jawab bersama pemangku kepentingan, yaitu negara/pemerintah, swasta, organisasi non pemerintah, maupun organisasi masyarakat. Aspek pentingnya adalah menciptakan dan menjaga aturan main bersama sehingga setiap pemangku kepentingan memiliki kontribusi yang setara sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam keterlibatannya mengurusi publik. Negara/Pemerintah memiliki peran besar dalam menyelenggarakan urusan publik. Namun peran yang berlebihan juga tidak pas karena negara terkadang tidak hadir terkait dalam penyelenggaraan urusan publik di daerah 3 T karena luasnya wilayah dan jangkauan dari aparatur negara terbatas. Sama halnya dengan kawasan kumuh yang memang jarang tersentuh oleh pelayanan publik secara memadai karena masalah status wilayah yang tidak masuk dalam RUTR maupun ketidakjelasan status kependudukan individu yang tinggal di dalamnya. Keterlibatan sektor swasta dalam penyelenggaraan urusan publik penting mengingat pengusaha juga memiliki sumber daya yang penting bagi pelayanan masyarakat. Swasta dapat berdampingan dengan pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas dengan semangat kemitraan. Meskipun demikian, fenomena neoliberasi yang berupaya meminimalkan peran negara dan mendorong sektor swasta untuk memberikan pelayanan public perlu diwaspadai. Kecenderungan cara berpikir neoliberal mengutamakan peran mekanisme pasar dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Sayangnya, karakteristik dasar mekanisme pasar adalah transaksional antara permintaan dan penawaran dan ini sangat tidak relevan diimplementasikan oleh pemerintah. Pemerintah dapat membuat regulasi yang memberikan ruang pada sektor swasta untuk terlibat dalam pelayanan publik, bahkan ruang untuk mendapatkan keuntungan dari layanan yang diberikan. Namun harus ada jaminan bahwa dampaknya tidak merugikan masyarakat. Aktor lain yang terlibat dalam penyelenggaraan urusan publik adalah organisasi non pemerintah atau sering disebut Lembaga swadaya masyarakat. Organisasi ini sering hadir pada wilayah dan lokasi yang belum atau tidak hadirnya negara. Kapabilitas dan fleksibiltas organisasi dalam melakukan pengembangan kapasitas dan advokasi pada masyarakat menjadi faktor kunci dalam membantu urusan publik. Keterbatasan sumberdaya menjadi kendala keberlangsungan layanan yang diberikan oleh organisasi ini tapi, khusus pada wilayah 3T dan kawasan kumuh, peran ornop tidak bisa diabaikan. Pemangku kepentingan lain yang perannya belum tergarap dalam menyelenggarakan urusan publik adalah organisasi kemasyarakatan/ormas (community-based organization). Fakta yang ada, banyak sekali ormas yang berkecimpung dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, seperti organisasi keagamaan (Muhammadiyah maupun Nahdhatul Ulama), organisasi filantropi, maupun posyandu atau dasawisma. Organisasi-organisasi ini memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan pelayanan dan seringkali tidak harus terpaku pada anggaran, program, maupun kegiatan seperti yang dihadapi oleh pemangku kepentingan lainnya.
  • 2. Dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan urusan publik, seharusnya negara memiliki kebijakan tentang tata kelola sektor publik yang memfasilitasi peran dari tiap-tiap aktor dengan setara. Proses penyusunan kebijakan dapat melibatkan perwakilan dari para pihak dan harus ada komitmen dalam penegakan aturan tersebut. Sebaliknya, jangan terjadi pembajakan dan klaim sepihak yang mengatasnamakan kepentingan para pihak padahal tidak ada proses yang partisipatif. Sekaligus, kesetaraan harus dijunjung tinggi sehingga setiap aktor tidak ada yang menganggap dirinya paling berhak maupun paling berjasa dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Yogyakarta, 10 September 2022 Dwi Harsono