Surat Al Balad membahas tentang sumpah Allah atas nama Mekkah, ayah, dan keturunan. Surat ini mengingatkan manusia akan kesempurnaan penciptaan dan pentingnya memanfaatkan indra untuk membedakan kebaikan dan kesesatan. Surat ini juga menekankan pentingnya bersyukur dengan cara yang benar seperti membebaskan budak dan menyantuni orang-orang yang membutuhkan.

1. Surat Al Balad
Ringkasan Beberapa Buku Tafsir
(Thabary- An Naisabury – Nazhm Durar)
serta
Perenungan Surat Al Balad bagi Dakwah
oleh : Tutik Hasanah
Surat Makkiyyah (pendapat paling kuat)
banyak yang menyebut Madaniyyaah
20 ayat – 263 huruf – 80 kata

2. Menu Utama

3. Allah bersumpah dengan
kata “Al Balad”, yaitu
negeri Haram (Mekkah)
Mekkah adalah negeri “haram”, yaitu diharamkan kezhaliman,
kekerasan dan pembunuhan, bahkan dilarang menebang
pohon-pohonnya, memotong Kayu Keringnya (kayu bakarnya),
membunuh hewan buruan, mengambil barang temuan kecuali
bagi pencarinya
Insertion Penegasan :
“Nabi Muhammad dihalalkan
(diperbolehkan) untuk menaklukan
kota Mekkah
Allah bersumpah atas nama
“Ayah” dan “yang terlahir dari
ayah tersebut”
‫ا‬ ‫ا‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ِ‫س‬ْ‫ق‬ُ‫أ‬ ‫ا‬‫َل‬ِ‫د‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ب‬ْ‫ل‬(1)
ِ‫ب‬ ٌّ‫ل‬ ِ‫ح‬ ‫ا‬‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫أ‬ ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ه‬ِ‫د‬(2)
Pada hari penaklukan Mekkah, nabi Muhammad
dizinkan selama beberapa saat diwaktu siang, untuk
melakukan hal-hal yang diharamkan pada Mekkah.
Hal ini sebelumnya tidak pernah terjadi dan tidak
akan terjadi lagi sesudahnya.
‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫و‬ ٍ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫د‬‫ا‬‫ل‬(3) Ayah :
- Adam, as
- Ibrahim- Ismail, as
- Ibrahim
- Seluruh Ayah
Anak :
- Seluruh Keturunannya
- Muhammad, SAW
- Isma’il
- Seluruh Anak

7. Jawab Qasam, atau
penyebab kenapa Allah
bersumpah pada ayat 1 & 3
- Manusia diciptakan tegak berdiri
- Manusia diciptakan dengan takdir menghadapi banyak
kesulitan, mulai kehidupan di alam rahim, hidup di dunia,
hingga kelak saat dihisab.
- Saat selesai membaca ayat ini hendaknya membaca do’a:
‫اللهم‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫د‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ا‬‫د‬َّ‫ش‬‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ه‬ ‫اا‬‫ن‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ْ‫ل‬ِِّ‫ه‬‫ا‬‫س‬ِِّ‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫ك‬ ‫ا‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬‫ا‬‫ف‬‫ا‬‫ا‬‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ل‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ع‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫اا‬‫ن‬ْ‫ق‬
ِ‫ع‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬‫لى‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ص‬‫ا‬‫ال‬‫ا‬‫خ‬‫ال‬ ُ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ع‬‫ا‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬‫ي‬ِ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫م‬‫الم‬ ِ‫ْم‬‫ي‬
Manusia gila harta mengira bahwa
Allah tidak berkuasa atasnya,
dan dia tidak merasakan bahwa Allah
mengawasinya. Mereka berderma dari hartanya
dengan tujuan kebanggaan dan agar terkenal
sebagai pemilik akhlaq mulia
ْ‫ن‬ِ ْ‫اْل‬ ‫اا‬‫ن‬ْ‫ق‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫خ‬ ْ‫د‬‫ا‬‫ق‬‫ا‬‫ل‬ٍ‫د‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬‫ان‬‫ا‬‫س‬(4)
‫ا‬‫ي‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ل‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫أ‬ ُ‫ب‬‫ا‬‫س‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫أ‬‫ا‬‫أ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫د‬ْ‫ق‬‫د‬‫ا‬‫ح‬(5)
ُ‫ل‬ ‫ا‬‫اَل‬‫ا‬‫م‬ ُ‫ت‬ْ‫ك‬‫ا‬‫ل‬ْ‫ه‬‫ا‬‫أ‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ا‬‫ي‬‫اا‬‫د‬‫ا‬‫ب‬(6)
ُ‫ب‬‫ا‬‫س‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫أ‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ي‬ ْ‫م‬‫ا‬‫ل‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫أ‬‫د‬‫ا‬‫ح‬‫ا‬‫أ‬ ُ‫ه‬(7)
Abu Al Asyad Bin Kildah Al Jumahi, seorang yang
kuat tegak berdiri. Jika ia berdiri, sepuluh orang
mencoba merobohkannya tak akan sanggup, ia
tetap tegak berdiri. Abu Al Asyad berkata bahwa ia
telah mendermakan banyak harta untuk
menentang dakwah Rasulullah. Ucapannya ini
hanya sekedar bualan semata

9. Dua Mata, satu lisan, dua bibir, susunan yang menunjukkan kesempurnaan
penciptaan. Manusia semestinya mempergunakan indra unruk dapat membedakan
mana jalan kebaikan dan hidayah dan mana jalan keburukan dan kesesatan
ِ‫ْن‬‫ي‬‫ا‬‫ن‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ع‬ ُ‫ه‬‫ا‬‫ل‬ ْ‫ل‬‫ا‬‫ع‬ْ‫اج‬‫ن‬ ْ‫م‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬(8)ِ‫ْن‬‫ي‬‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ف‬‫ا‬‫ش‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫س‬ِ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬(9)ْ‫ج‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫اا‬‫ن‬ْ‫ي‬‫ا‬‫د‬‫ا‬‫ه‬ ‫ا‬‫و‬ِ‫ْن‬‫ي‬‫ا‬‫د‬
(10)
Pada “Fakku Raqabah” : membebaskan dari
perbudakan, pada tafsir Naisabury
dijelaskan bahwa dapat bermakna Majazy.
Yaitu saat seseorang berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk berdakwah, hingga
manusia mendapatkan hidayah Allah
adalah maksud dari ayat ini
‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ق‬‫ا‬‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ح‬‫ا‬‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬ ‫ال‬‫ا‬‫ف‬(11)‫ا‬‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫راك‬ْ‫د‬‫ا‬‫أ‬ ‫ما‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ق‬
(12)ٍ‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ق‬‫ا‬‫ر‬ ُّ‫ك‬‫ا‬‫ف‬(13)‫ا‬‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫عام‬ْ‫ط‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬‫ا‬‫أ‬‫ي‬ِ‫ذ‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬
ٍ‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫غ‬ْ‫س‬‫ا‬‫م‬(14)ٍ‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ا‬‫يم‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ي‬(15)ْ‫و‬‫ا‬‫أ‬‫ين‬ِ‫ك‬ْ‫س‬ِ‫م‬‫ا‬‫ا‬
ٍ‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ت‬‫ا‬‫م‬ ‫ذا‬(16)
- Manusia ingkar tidak bersyukur
dengan cara yang benar.
- Cara yang benar dalam bersyukur :
Membebaskan Budak - Memberi Makan orang
kelaparan - Menyantuni Anak yatim -
Menyantuni kaum mislin

11. Kesabaran dan Kasih Sayang adalah ciri masyarakat mukmin
‫ا‬‫ص‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬‫و‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬‫م‬‫آ‬ ‫ا‬‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫ان‬‫ا‬‫ك‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ا‬‫ص‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬‫و‬ ِ‫ْر‬‫ب‬َّ‫ص‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬‫ا‬ ْ‫و‬
ِ‫ة‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ح‬ ْ‫ر‬‫ا‬‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬(17)‫ا‬‫م‬ْ‫ي‬‫ا‬‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫اب‬‫ا‬‫ح‬ْ‫ص‬‫ا‬‫أ‬ ‫ا‬‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ِ‫ة‬‫ا‬‫ن‬(18)
Pada “Fakku Raqabah” : membebaskan dari
perbudakan, pada tafsir Naisabury
dijelaskan bahwa dapat bermakna Majazy.
Yaitu saat seseorang berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk berdakwah, hingga
manusia mendapatkan hidayah Allah
adalah maksud dari ayat ini
‫ا‬‫م‬‫ا‬‫أ‬ْ‫ش‬‫ا‬‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫اب‬‫ا‬‫ح‬ْ‫ص‬‫ا‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫اا‬‫ن‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ا‬‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬‫ا‬‫ف‬‫ا‬‫ك‬ ‫ا‬‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫و‬ِ‫ة‬(19)‫ة‬‫ا‬‫د‬‫ا‬‫ص‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ‫اار‬‫ن‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬(20)
- Manusia ingkar tidak bersyukur
dengan cara yang benar.
- Cara yang benar dalam bersyukur :
Membebaskan Budak - Memberi Makan orang
kelaparan - Menyantuni Anak yatim -
Menyantuni kaum mislin