1. SURAT
Pengertian
Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak
kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah
pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. Pada
umumnya, dibutuhkan perangko dan amplop sebagai alat ganti bayar jasa pengiriman. Semakin
jauh tujuan pengiriman surat maka nilai yang tercantum di perangko harus semakin besar juga.
Sejarah surat dunia
Persia dan Mesir
Pada awalnya, surat berisikan dokumen-dokumen pemerintah yang biasa dikirimkan dari
satu tempat ke tempat lain dengan kuda ataupun kereta kuda. Sistem pengiriman pos di dunia
dimulai di Mesir sekitar tahun 2000 SM. Di Mesir, di mana pertukaran kebudayaan dengan
Babilonia terjadi, pembungkus surat atau amplop bisa berupa kain, kulit binatang, atau beberapa
bagian sayuran. Mereka juga membungkus pesan mereka menggunakan lapisan tipis dari tanah
liat yang dibakar. Sedangkan kekaisaran Persia di bawah kekuasaan Cyrus sekitar tahun 600 SM
menggunakan sistem pengiriman pesan yang terintegrasi. Pengendara kuda (Chapar) akan
berhenti di titik-titik pos tertentu (Chapar-Khaneh). Di sini, pengendara kuda akan mengganti
kudanya dengan yang baru untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pengiriman pesan.
Sistem ini disebut dengan angariae.
China
Di sisi lain dunia, di China, sebuah pelayanan pos sudah dimulai sejak zaman Dinasti
Chou pada 1122-1121 SM. Seperti di Persia, surat yang dikirimkan biasanya berisikan mengenai
dokumen pemerintah. Sistem pengirimannya terdiri atas beberapa orang yang bergantian
menyampaikan pesan tiap radius sembilan mil atau empat belas koma lima kilometer. Sistem ini
semakin berkembang dengan jangkauan yang lebih luas pada masa pemerintahan Dinasti Han
pada tahun 202 SM hingga tahun 220 ketika China berhubungan dengan Romawi dan sistem
pelayanan pos mereka.
India
Perkembangan pertumbuhan dan kestabilan politik di bawah kekuasaan Kekaisaran
Mauryan (322-185 SM) memperlihatkan perkembangan infrastruktur di India Kuno. Kaum
Mauryan mendirikan sistem pengiriman pesan, pendirian sumur umum, rumah peristirahatan,
dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Pengiriman pesan dilakukan menggunakan kereta terbuka
yang ditarik kuda yang disebut dengan Dagana. Selain itu, pada masa ini para penguasa juga
melindungi tanah-tanah yang mereka punya dengan mengirimkan pesan kepada polisi atau agen
militer tempat mereka berada dalam arus komunikasi seperti melalui pembawa pesan dan
2. merpati pos. Terkadang masyarakat awam juga mengirimkan surat kepada kerabatnya yang
tinggal berjauhan.
Romawi
Kerajaan Romawi sendiri memebangun sistem pelayanan pos paling canggih pada tahun
14 yang bersaing dengan China oleh Kaisar Augustus. Jangkauan sistem pelayanan pos ini
mencakup seluruh dataran Mediterania karena adanya kebutuhan penyampaian pesan dari
pemerintah Romawi dan militer antar provinsi. Kebutuhan ini memunculkan pembangunan jalan
pos dengan beberapa stasiun untuk pergantian pengantar pengirim pesan setiap seratus tujuh
puluh mil atau dua ratus tujuh puluh kilometer dalam periode waktu dua puluh empat jam. Akan
tetapi pada akhirnya sistem ini tidak mampu bertahan karena adanya ketidakseimbangan antara
jumlah surat yang dikirim dan waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman surat tersebut pada abad
sembilan di Eropa.
Renaisans hingga saat ini
Walaupun kerajaan-kerajaan di Barat mulai hancur, tidak berarti sistem pelayanan pos
juga hilang begitu saja. Sistem ini dipertahankan setidaknya hingga abad ke sembilan sebelum
akhirnya terpecah-pecah dan tidak digunakan lagi; berbeda dengan di Timur di Kekaisaran
Bizantium di mana sistem tersebut bertahan lebih lama karena adanya penyerapan sistem
tersebut oleh kerajaan Islam di Baghdad.
Dengan perkembangan bisnis internasional yang semakin meluas, ada tuntutan seputar
korespondensi bisnis. Perusahaan-perusahaan mulai membangun pelayanan pos milik mereka
sendiri. Hingga abad 13 , hubungan antara pusat-pusat komersial bisnis Florence, Genoa, dan
Siena telah berjalan dengan pusat komersial bisnis di Prancis Utara. Hal ini menarik minat para
pedagang di Eropa sehingga mereka memistiskan untuk menyediakan jalur internasioanl untuk
berita dan bisnis. Pada saat itu pula sudah terdapat pelayanan pos antara Venesia dengan
Konstantinopel, pusat kerajaan Islam pada saat itu.
Akan tetapi, dengan menguatnya negara-bangsa di Eropa, muncul lah tuntuan mengenai
hak privasi atas surat yang dikirimkan. Usulan ini ditentang oleh pemerintah, di Prancis
khususnya oleh France Louis XI di mana ia menciptakan Royal Postal Service. Di sisi lain,
pemerintah Inggris, Henry VIII membangun pelayanan reguler menuju London. Sayangnya
kedua sistem tersebut bukanlah untuk umum, tetapi untuk orang-orang pemerintahan. Surat-surat
pribadi belum diakui hingga akhirnya pada tahun 1627 di Prancis diizinkan adanya pengiriman
surat pribadi. Akhirnya pada 1680, William Dockwra membuka pelayanan pos privat yang
menggunakan metode prabayar. Surat yang akan dikirimkan akan di cap untuk menujukan kapan
dan kemana surat-surat tersebut ditujukan.
Saat ini kemajuan sistem pengiriman surat juga dipengaruhi oleh teknologi yang
berkembang saat ini; misalnya surat udara ataupun surat elektronik. Surat udara pertama berasal
dari Paris pada September 1870 yang mengangkut lima ratus pounds surat dari atas balon udara.
Sedangkan surat elektronik pertama ditemukan pada 1970 oleh Ray Tomlinson.
3. Layanan Pos di Indonesia
Artikel utama: Pos Indonesia
Perposan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit , Sriwijaya, dan
Tarumanegara dalam bentuk tertulis atau surat menyurat. Huruf yang digunakan adalah huruf
Palawa yang menjadi aksara Jawa di kemudian hari. Surat-surat beredar di kalangan biarawan
dan bangsawan seiring dengan masuknya Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada waktu itu surat
dibuat mengunakan batu, kayu, maupun kertas. Kertas di sini merujuk kepada bahan-bahan
seperti kulit bambu yang diiris tipis-tipis dan menggunakan daun lontar.
Lalu, kedatangan Belanda di Indonesia juga turut memengaruhi perkembangan surat-
menyurat di Indonesia. Pada tahun 1596, Datanglah Cornelis de Houtman yang membawa surat
bagi raja-raja di Jakarta dan Banten. Pada waktu itu, surat yang beredar hanya ditujukan bagi
pejabat resmi dan tidak mengandung pemberitaan tentang kompeni di Indonesia. Selain itu, pada
saat itu pula, layanan pos walaupun sudah cukup maju, masih belum mencapai tahap teratur;
masih tergantung pada kapal kompeni yang berlayar dari pulau ke pulau. Akhirnya, pada 26
Agustus 1746 dibangunlah kantor pos resmi pertama di Jakarta oleh Gubernur Jenderal G.W.
Baron van Inhoff. Tujuan dibangunnya kantor pos ini untuk memfasilitasi dan menjamin
keamaaan suarat-surat yang dikirim khususnya bagi mereka yang di luar Pulau Jawa.
Pada masa pemerintahan Daendels dibangun jalan raya pos Anyer-Panarukan pada 1809
yang diselesaikan dalam satu tahun. Jalan ini terbetang sepanjang pantai utara Jawa Barat hingga
Jawa Timur . Pembangunan ini terinspirasi dengan pembangunan jalan pos di Kekaisaran
Romawi dengan nama Cursus Publicus. Dalam perjalanannya, terjadi berbagai perkembangan-
perkembangan kecil seperti adanya tarif untuk pos yang melintasi laut. Pada masa pemerintahan
Jepang, sempat dikenal pula Dinas Tabungan Pos untuk pengerahan uang bagi keperluan militer
Jepang.
Setelah merdeka, terjadi pengambilalihan Jawatan Pos Telegraf dan Telpon (PTT) dari
tangan jepang hingga akhirnya pada 27 Desember 1945 berhasil dikuasai. Hari itu kemudian
diperingati sebagai Hari Bakti Postel. Sejak saat itu, banyak terjadi perombakan sistem pos yang
ada, termasuk perluasan-perluasan wilayah mencakup daearah-daerah yang sulit dijangkau.
Jenis Surat
Surat secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat
niaga apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan
berdasarkan berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat
resmi, dan surat dinas.
4. Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa
korespondensi antara sesama teman atau keluarga.
Ciri-ciri surat pribadi yaitu:
• Tidak menggunakan kop surat
• Tidak ada nomor surat
• Salam pembuka dan penutup bervariasi
• Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
• Format surat bebas
Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi,
maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan.
Ciri-ciri surat resmi:
• Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
• Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
• Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
• Penggunaan ragam bahasa resmi
• Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
• Ada aturan format baku
Bagian-bagian surat resmi:
• Kepala/kop surat
Kop surat terdiri dari:
Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
Logo instansi/lembaga
Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
Hal, berupa garis besar isi surat
Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
Isi surat
Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil,
terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.
5. Penutup surat
Penutup surat, berisi :
salam penutup
jabatan
tanda tangan
nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu
kegiatan
Surat Niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industri
dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar
sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kwintansi, dan
perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu
contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat penagihan.
Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas
kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi. Fungsi dari surat
dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip,
bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan
surat instruksi.
Ciri-ciri surat dinas :
• Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
• Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
• Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
• Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
• Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
• Format surat tertentu
Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin
bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk
surat dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan
dalam penulisannya.
Secara umum surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini :
• Kepala surat
6. • Tempat dan tanggal pembuatan surat
• Nomor surat
• Lampiran
• Hal atau perihal
• Alamat tujuan
• Salam pembuka
Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
paragraf pembuka
isi surat
paragraf penutup
• Salam penutup
• Tanda tangan dan nama terang
Daftar Pustaka
Aiyangar, Sakkottai Krishnaswami; SLC. Krishnaswami A. (2004). Ancient India: Collected
Essays on the Literary and Political History of Southern India. Asian Educational Services. ISBN
0-8018-8359-8.
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia,
Volume 1-3. Jakarta: Departemen Perhubungan
Dorn, Harold; MacClellan, James E. (2006). Science and Technology in World History: An
Introduction. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-8359-8.
Mazumdar, Mohini Lal (1990). The Imperial Post Offices of British India. Calcutta: Phila
Publications. ISBN 1006695381
Prasad, Prakash Chandra (2003). Foreign Trade and Commerce in Ancient India. Abhinav
Publications. ISBN
7. • Tempat dan tanggal pembuatan surat
• Nomor surat
• Lampiran
• Hal atau perihal
• Alamat tujuan
• Salam pembuka
Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
paragraf pembuka
isi surat
paragraf penutup
• Salam penutup
• Tanda tangan dan nama terang
Daftar Pustaka
Aiyangar, Sakkottai Krishnaswami; SLC. Krishnaswami A. (2004). Ancient India: Collected
Essays on the Literary and Political History of Southern India. Asian Educational Services. ISBN
0-8018-8359-8.
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia,
Volume 1-3. Jakarta: Departemen Perhubungan
Dorn, Harold; MacClellan, James E. (2006). Science and Technology in World History: An
Introduction. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-8359-8.
Mazumdar, Mohini Lal (1990). The Imperial Post Offices of British India. Calcutta: Phila
Publications. ISBN 1006695381
Prasad, Prakash Chandra (2003). Foreign Trade and Commerce in Ancient India. Abhinav
Publications. ISBN