Penjelasan mengenai suhu virtual, hukum I termodinamika, konsep panas spesifik, entalpi, dan panas laten yang sering digunakan dalam bidang Meteorologi Fisik.
2. Suhu yang harus dimiliki oleh udara kering
agar memiliki kerapatan yang sama seperti
udara lembab pada tekanan yang sama.
Udara yang ada di sekitar kita sebenarnya
adalah udara lembab yang merupakan
percampuran antara udara kering dengan uap
air.
Berat molekul udara lembab lebih kecil
daripada udara kering Rm > Rd
4. Untuk menghindari penggunaan Rm pada
(p.α = Rm.T) , kita dapat menggunakan Rd
asalkan suhu yang digunakan adalah Tv.
Misalkan: Udara lembab dengan volume V,
suhu T dan tekanan P mempunyai massa
udara kering md dan massa uap air mv
ρ = m/V = (md + mv)/V
ρ = md/V + mv/V = ρ’d + ρ’v
5. Persamaan Status:
Uap air : e = Rv.ρ’v.T
Udara kering : pd = Rd.ρ’d.T
e dan pd merupakan tekanan parsial.
Dalam Hukum Dalton:
p = Σpi = pd + e
maka:
6. Persamaan status untuk udara lembab (udara
yang ada di sekitar kita) dapat menghindari
penggunaan Rm menggunakan Rd menjadi:
p = ρ.Rd.Tv
Sehingga, untuk mencari suhu virtual (Tv):
ε)(1p
e1
T
vT
7. Dengan kata lain, Tv adalah T udara kering
pada p sama, memiliki ρ yang sama dengan
udara lembab.
p = ρm.Rm.T
pd = ρd.Rd.Tv
ρm=ρd
Rm.T=Rd.Tv
p.α=Rd.Tv
8. Merupakan Hukum Kekekalan Energi.
“Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan tetapi diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain”.
Energi: Kapasitas sistem untuk melakukan
kerja
9. Suatu benda itu:
memiliki energi kinetik dan potensial
makroskopik
memiliki energi internal (dari energi kinetik dan
potensial molekul-molekul atau atom-atomnya)
Peningkatan energi internal dalam gerakan
molekul akan mengakibatkan peningkatan
suhu.
10. Perubahan energi potensial molekul-molekul
disebabkan karena perubahan letak
kedudukan molekul-molekul.
Energi internal (u) adalah energi total dari
semua molekul di dalam sebuah benda.
Misalkan: Satu unit massa benda diberi kalor
sebesar q (Joule), maka benda akan
melakukan kerja eksternal w (Joule), sisa
energi yang ada sebesar q – w (Joule).
11. Jika tidak ada perubahan energi makroskopik,
maka energi internal harus meningkat sebesar
q – w:
q – w = u2 – u1
u2 : energi internal akhir
u1 : energi internal awal
Dalam bentuk differensial ditulis:
δq – δw = du
13. Panas spesifik adalah panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu sistem sebesar 1o
(tanpa mengalami perubahan fase)
Panas spesifik:
o Saat volume konstan
o Saat tekanan konstan
dT
δq
15. Jika sejumlah panas diberikan kepada benda saat
p konstan sehingga volume spesifik meningkat
dari α1 ke α2.
Kerja yang dilakukan p(α2 – α1)
δq = (u2 – u1) + p(α2 – α1)
= (u2 + p.α2) – (u1 + p.α1)
= h2 – h1
h = entalpi satu unit massa benda
h = u + p.α
16. Dalam bentuk differensial:
dh = du + d(p.α)
dh = du + p.dα + α.dp
du = dh – p.dα – α.dp
Hukum I Termodinamika:
δq = du + p.dα
= dh – p.dα – α.dp + p.dα
= dh – α.dp
= cp.dT – α.dp
sehingga:
dh = cp.dT
h = cp.T
17. Ada kalanya panas yang diberikan tetapi tidak
mengakibatkan perubahan suhu, hanya
mengalami perubahan fase.
Misalkan: Panas diberikan pada es pada p
normal dan T = 0 oC, suhu es tetap konstan,
tetapi es menjadi mencair (mengalami
perubahan fase).
Jadi, panas laten adalah panas yang
dibutuhkan untuk mengubah satu unit massa
suatu zat untuk berubah fase tanpa
mengalami perubahan suhu.