Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan subklasifikasi bidang usaha jasa konstruksi di Indonesia sesuai dengan peraturan terkait, mencakup 4 bidang utama yaitu perencanaan, pengawasan, pelaksanaan bangunan gedung dan sipil, serta instalasi mekanikal dan elektrikal beserta contoh lingkup pekerjaan masing-masing subklasifikasi."
Direktori SNI Wajib 2015 ini disusun untuk memudahkan stakeholder dalam mengakses informasi seputar standar, khususnya terkait SNI yang diberlakukan secara wajib. Dengan adanya direktori ini diharapkan masyarakat semakin sadar tentang manfaat dan pentingnya SNI dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk peningkatan daya saing maupun menjaga integritas mutu barang/jasa yang diproduksi ataupun yang dikonsumsinya.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Daftar bidang dan sub bidang SKT (Sertifikat Keterampilan)Muhammad Surekso
Daftar bidang dan sub bidang SKT (Sertifikat Keterampilan) yang diperlukan untuk jasa konstruksi di indonesia, bidang - bidang ini merupakan bidang tenaga terampil yang harus dipunyai perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan terbagi dari beberapa bidang yaitu mekanikal, elektrikal, arsitek, sipil, tata lingkungan dan lain lain ( sumber http://jasapengurusansiujk.co.id/ )
Jenis-Jenis Pelaksana Konstruksi. Pelaksana konstruksi sendiri dapat diartikan sebagai penyedia yang memberikan berbagai layanan mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Seperti melakukan berbagai rangkaian kegiatan seperti penyiapan lapangan hingga penyerahan akhir hasil pekerjaan.
Pelaksana ini juga disebut sebagai kontraktor konstruksi yang bertujuan untuk mengerjakan hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan ataupun bentuk lainnya. Sedangkan pengawas konstruksi ini dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memberikan layanan terhadap proses pengerjaan konstruksi secara tepat mulai dari penyiapan lapangan hingga selesai.
Namun sebelumnya harus terdapat orang yang bertugas sebagai perencana konstruksi yang menyediakan berbagai layanan perencanaan pada proses konstruksi. Kegiatan tersebut berupa kegiatan survei studi kelayakan proyek, perencanaan umum, perencanaan operasi dan pemeliharaan. Serangkaian kegiatan tersebut dimulai dari beberapa studi pengembangan, penyusunan dokumen hingga kontrak kerja sesuai kesepakatan.https://kontraktorkarawang.co.id/tips-memilih-perusahaan-konstruksi-profesional-untuk-proyek-kawasan-industri/
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemeri...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Klasifikasi bidang usaha jasa konstruksi
2
Klasifikasi bidang usaha jasa perencanaan dan pengawasan
konstruksi meliputi:
1. arsitektur;
2. rekayasa (engineering);
3. penataan ruang; dan
4. jasa konsultansi lainnya.
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi meliputi:
1. bangunan gedung;
2. bangunan sipil;
3. instalasi mekanikal dan elektrikal; dan
4. jasa pelaksanaan lainnya.
3. Klasifikasi dan Subklasifikasi Konstruksi
Indonesia menurut PP no. 4 tahun 2010
Perencanaan
Pengawasan
Pelaksanaan
arsitektur
rekayasa (engineering);
Penataan Ruang
Jasa Konsultasi lainnya
Jenis Usaha
Bangunan Gedung
Bangunan Sipil
Instalasi mekanikal
dan Elektrikal
Jasa Pelaksanaan lainnya
Jenis Usaha
Sub Klasifikasi Bidang
Klasifikasi Bidang Klasifikasi Bidang
Sub Klasifikasi Bidang
Umum:
Spesialis:
Keterampilan tertentu
Sifat Bidang Usaha
4. Lingkup Layanan jasa Konsultan
(PP no.4 tahun 2010)
Perencanaan
survei
Perencanaan umum,
studi makro,
dan studi mikro
perencanaan teknik,
operasi, dan pemeliharaan
Pengawasan
pengawasan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
Pengawasan keyakinan mutu dan
ketepatan waktu dalam proses
pekerjaan dan hasil pekerjaan konstruksi
Penelitian
Manajemen Proyek
Manajamen Konstruksi
Penilaian Kualitas, Kuantitas
dan Biaya Pekerjaan
Pengembangan Layanan
Studi kelayakan proyek,
industri dan produksi
6. Referensi dalam Penyusunan
Klasifikasi Usaha Jasa
Konstruksi
CPC versi Provisional
KBLUI tahun 2009
PERLEM 11a dan 12a
tahun 2008
PP 28 Tahun 2000 j.o.
PP 4 tahun 2010 j.o.
PP 92 Tahun 2010
Proses Penyusunan
Rekomendasi
Subklasifikasi usaha jasa
konstruksi
PERPRES 36 Tahun 2010
Tentang Daftar Negatif
Investasi
Referensi
Dasar Hukum
Masukan dari pemangku
kepentingan jasa
konstruksi
7. TUJUAN PERATURAN MENTERI
TENTANG KLASIFIKASI DAN
KUALIFIKASI
– mewujudkan tertib pelaksanaan penerbitan
sertifikat usaha jasa konstruksi sesuai dengan
persyaratan kemampuan badan usaha jasa
konstruksi dan kompetensi tenaga kerja
konstruksi; dan
– mewujudkan keselarasan pembagian
subklasifikasi bidang usaha jasa konstruksi
nasional dengan pembagian subklasifikasi yang
berlaku internasional.
7
8. Subklasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi
8
Bangunan
Gedung
Bangunan Sipil
Mekanikal dan
Elektrikal
Pelaksana
Lainnya
Jasa Pelaksana
Konstruksi
Spesialis
Jasa Pelaksana
Konstruksi
Ketrampilan
Jasa Pelaksana
Konstruksi
Umum
Jenis Usaha Klasifikasi Usaha Sub Klasifikasi Usaha
9 subklasifikasi
12 Subklasifikasi
10 subklasifikasi Mekanikal &
11 subklasifikasi Elektrikal
4 subklasifikasi Pelaksana
Lainnya
LINGKUP
SUBKLASIFIKASI
16 Pekerjaan
Spesialis
11 Pekerjaan
Ketrampilan
Masing-masing
subklasifikasi
memiliki lingkup
pekerjaan
yang berisikan
penjelasan detail
dari subklasifikasi
9. Pembagian Subklasifikasi Bidang
Usaha Jasa Pelaksanaan bangunan
gedung
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi bangunan gedung:
1. jasa pelaksana konstruksi bangunan hunian tunggal dan koppel;
2. jasa pelaksana konstruksi bangunan multi atau banyak hunian;
3. jasa pelaksana konstruksi bangunan gudang dan industri;
4. jasa pelaksana konstruksi bangunan komersial;
5. jasa pelaksana konstruksi bangunan hiburan publik;
6. jasa pelaksana konstruksi bangunan hotel, restoran, dan bangunan
serupa lainnya;
7. jasa pelaksana konstruksi bangunan pendidikan;
8. jasa pelaksana konstruksi bangunan kesehatan; dan
9. jasa pelaksana konstruksi bangunan gedung lainnya.
9
10. Contoh lingkup pekerjaan untuk
klasifikasi bangunan gedung
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Bangunan
Gedung
BG001 Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Hunian Tunggal dan
Kopel
Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk
didalamnya pembangunan baru,
penambahan, serta peningkatan) dari
bangunan perumahan yang terdiri dari
satu atau dua tempat tinggal
maksimum 2 lantai.
BG002 Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Multi atau Banyak
Hunian
Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk
didalamnya pembangunan baru,
penambahan serta peningkatan) dari
bangunan perumahan bertingkat tinggi
yang lebih dari 2 lantai.
BG003 Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Gudang dan Industri
Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk
didalamnya pembangunan baru,
penambahan, peningkatan serta
pekerjaan renovasi) dari bangunan
gudang dan bangunan Industri.
10
11. Pembagian Subklasifikasi Bidang
Usaha Jasa Pelaksanaan bangunan sipil
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi bangunan sipil:
1. jasa pelaksana konstruksi saluran air, pelabuhan, dam, dan prasarana sumber daya air
lainnya;
2. jasa pelaksana konstruksi instalasi pengolahan air minum dan air limbah serta bangunan
pengolahan sampah;
3. jasa pelaksana konstruksi jalan raya (kecuali jalan layang), jalan, rel kereta api, dan
landas pacu bandara;
4. jasa pelaksana konstruksi jembatan, jalan layang, terowongan dan subways;
5. jasa pelaksana konstruksi perpipaan air minum jarak jauh;
6. jasa pelaksana konstruksi perpipaan air limbah jarak jauh;
7. jasa pelaksana konstruksi perpipaan minyak dan gas jarak jauh;
8. jasa pelaksana konstruksi perpipaan air minum lokal;
9. jasa pelaksana konstruksi perpipaan air limbah lokal;
10.jasa pelaksana konstruksi perpipaan minyak dan gas lokal;
11.jasa pelaksana konstruksi bangunan stadion untuk olahraga outdoor; dan
12.jasa pelaksana konstruksi bangunan fasilitas olah raga indoor dan fasilitas rekreasi.11
12. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi bangunan
SIPIL
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Bangunan
Sipil
SI001 Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran
Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana
Sumber Daya Air Lainnya
1. Pekerjaan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan bangunan bendungan (dam), bendung (weir),
embung, pintu air, talang, check dam, tanggul dan saluran
pengendali banjir termasuk drainase perkotaan beserta
bangunan pelengkapnya, tanggul laut, krib, viaduk dan
sarana dan/atau prasarana sumber daya air lainnya;
2. Pekerjaan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan konstruksi jaringan saluran air, sistem irigasi
(kanal), reservoir (waduk) dan drainase irigasi; dan
3. Pekerjaan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan dermaga, sarana pelabuhan, penahan gelombang
dan sejenisnya. Termasuk konstruksi jalan air atau terusan,
pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), lock
(panama canal lock, Hoover Dam) dan lain-lain.
SI002 Jasa Pelaksana Konstruksi Instalasi
Pengolahan Air Minum dan Air
Limbah Serta Bangunan Pengolahan
Sampah.
Pekerjaan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan instalasi pengolahan air minum, bangunan menara
air dan reservoir air beserta bangunan pelengkap air minum
lainnya, instalasi pengolahan air limbah beserta bangunan
pelengkap air limbah lainnya, bangunan Tempat Pembuangan
Akhir Sampah beserta bangunan pelengkapnya.
12
13. Pembagian Subklasifikasi Bidang
Usaha Jasa Pelaksanaan Instalasi
mekanikal
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi instalasi mekanikal:
1. jasa pelaksana konstruksi pemasangan pendingin udara (Air Conditioner), pemanas
dan ventilasi;
2. jasa pelaksana konstruksi pemasangan pipa air (plumbing) dalam bangunan dan
salurannya;
3. jasa pelaksana konstruksi pemasangan pipa gas dalam bangunan;
4. jasa pelaksana konstruksi insulasi dalam bangunan;
5. jasa pelaksana konstruksi pemasangan lift dan tangga berjalan;
6. jasa pelaksana konstruksi pertambangan dan manufaktur;
7. jasa pelaksana konstruksi instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal
(pekerjaan rekayasa);
8. jasa pelaksana konstruksi instalasi alat angkut dan alat angkat;
9. jasa pelaksana konstruksi instalasi perpipaan, gas, dan energi (pekerjaan rekayasa);
10. jasa pelaksana konstruksi instalasi fasilitas produksi, penyimpanan minyak dan gas
(pekerjaan rekayasa);
13
14. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Instalasi
mekanikal
Klasifikasi Kode Subklasifikasi LingkupPekerjaan
Instalasi
Mekanikal
dan
Elektrikal
MK001 jasa pelaksana konstruksi
pemasangan pendingin udara
(Air Conditioner), pemanas
dan ventilasi
Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan yang
meliputi pemanasan elektrik maupun non-elektrik,
ventilasi, lemari pendingin, atau peralatan AC,
pekerjaan ducting dan pekerjaan metal lebaran
yang dilakukan secara terintegrasi dari pekerjaan
tersebut.
MK002 Jasa Pelaksana konstruksi
Pemasangan Pipa Air
(Plumbing) dalam Bangunan
dan Salurannya
Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan yang
meliputi:
1.sistem perpipaan utama air panas dan dingin,
instalasi sprinkler, pipa air kotor, pipa drain;
2.perlengkapan saniter; dan
3.sistem pemadam kebakaran.
MK003 Jasa Pelaksana Konstruksi
Pemasangan Pipa Gas dalam
Bangunan
Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan pipa
untuk gas, oksigen di rumah sakit dan peralatan
pengoperasian gas lainnya
14
15. Pembagian Subklasifikasi Bidang
Usaha Jasa Pelaksanaan Instalasi
elektrikal
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi instalasi elektrikal:
1. jasa pelaksana konstruksi instalasi pembangkit tenaga listrik semua daya;
2. jasa pelaksana konstruksi instalasi pembangkit tenaga listrik daya maksimum 10 MW;
3. jasa pelaksana konstruksi instalasi pembangkit tenaga listrik energi baru dan
terbarukan;
4. jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan transmisi tenaga listrik tegangan
tinggi/ekstra tegangan tinggi;
5. jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan transmisi telekomunikasi dan/atau
telepon;
6. jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan
menengah;
7. jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah;
8. jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan distribusi telekomunikasi dan/atau
telepon;
9. jasa pelaksana konstruksi instalasi sistem kontrol dan instrumentasi;
10.jasa pelaksana konstruksi instalasi tenaga listrik gedung dan pabrik; dan
11.jasa pelaksana konstruksi instalasi elektrikal lainnya. 15
16. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Instalasi
elektrikal
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Instalasi
Mekanikal
dan
Elektrikal
EL001
Jasa Pelaksana
Konstruksi Instalasi
Pembangkit Tenaga
Listrik Semua Daya
Pekerjaan pemasangan dan perawatan
elektromekanik dan kelistrikan pembangkit
tenaga listrik semua daya.
EL002
Jasa Pelaksana
Konstruksi Instalasi
Pembangkit Tenaga
Listrik Daya Maksimum
10MW
Jasa pelaksana instalasi dan perawatan
elektromekanik dan instalasi kelistrikan
pembangkit tenaga listrik dengan daya
maksimum 10 MW / unit.
EL003
Jasa Pelaksana
Konstruksi Instalasi
Pembangkit Tenaga
Listrik Energi Baru dan
Terbarukan
Jasa pelaksana instalasi dan perawatan
pembangkit tenaga listrik energi baru dan
terbarukan antara lain : surya, angin (bayu),
micro hydro, gelombang laut.
16
17. Pembagian Subklasifikasi Bidang Usaha
Jasa Pelaksanaan lainnya
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi lainnya:
1. jasa penyewa alat konstruksi dan pembongkaran bangunan atau pekerjaan sipil
lainnya dengan operator;
2. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi bangunan gedung;
3. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi jalan dan jembatan serta rel kereta api; dan
4. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi prasarana sumber daya air, irigasi, dermaga, pelabuhan,
persungaian, pantai serta pengolahan air bersih, limbah dan sampah
(insinerator).
17
18. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Jasa
Pelaksana Lainnya
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Jasa
Pelaksana
an Lainnya
PL001 Jasa Penyewaan Alat
Konstruksi dan
Pembongkaran
Bangunan atau
Pekerjaan Sipil Lainnya
dengan Operator
Jasa peminjaman dan penyewaan yang
berhubungan dengan peralatan dengan operator
untuk konstruksi atau penghancuran dan jasa
operasional yang disediakan dengan operator.
PL002 Jasa Pelaksana
Perakitan dan
Pemasangan Konstruksi
Prafabrikasi untuk
Konstruksi Bangunan
Gedung
Pekerjaan khusus pemasangan bangunan
konstruksi prafabrikasi yang langsung dilakukan di
lokasi konstruksi yang bahan utamanya dari beton
untuk beberapa bagian pracetak dari bangunan
gedung kecuali pekerjaan pemasangan komponen
pracetak baja.
PL003 Jasa Pelaksana
Perakitan dan
Pemasangan Konstruksi
Prafabrikasi untuk
Konstruksi Jalan dan
Jembatan Serta Rel
Kereta Api
Pekerjaan khusus pemasangan bangunan
konstruksi prafabrikasi yang langsung dilakukan di
lokasi konstruksi yang bahan utamanya dari beton
untuk beberapa bagian pracetak dari konstruksi
jalan, jembatan dan rel kereta api kecuali
pekerjaan pemasangan komponen pracetak baja.
18
19. Bidang usaha jasa pelaksanaan
konstruksi spesialis
1. pekerjaan penyelidikan lapangan;
2. pekerjaan pembongkaran;
3. pekerjaan penyiapan dan pematangan tanah/lokasi;
4. pekerjaan tanah, galian dan timbunan;
5. pekerjaan persiapan lapangan untuk pertambangan;
6. pekerjaan perancah;
7. pekerjaan pondasi, termasuk pemancangannya;
8. pekerjaan pengeboran sumur air tanah dalam;
9. pekerjaan atap dan kedap air (waterproofing);
10. pekerjaan beton;
11. pekerjaan baja dan pemasangannya, termasuk pengelasan;
12. pekerjaan pemasangan batu;
13. pekerjaan konstruksi khusus lainnya;
14. pekerjaan pengaspalan dengan rangkaian peralatan khusus;
15. pekerjaan lansekap/pertamanan; dan
16. pekerjaan perawatan bangunan gedung. 19
20. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Jasa
Pelaksana Spesialis
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Jasa
Pelaksa
naan
Spesialis
SP00
1
Pekerjaan
Penyelidikan
Lapangan
Pekerjaan penyelidikan lapangan bertujuan
mengidentifikasi lokasi yang tepat untuk proyek
konstruksidan untuk pekerjaan demarkasi,
contohnya demarkasi dari suatu area lokal
dimana satu atau lebih tahapan atau proses
besar dari pekerjaan konstruksi sedang berjalan.
SP00
2
Pekerjaan
Pembongkaran
Pekerjaan penghancuran bangunan atau struktur
lainnya seperti jalan dan jalan layang, mencakup
juga penjualan material yang didapat dari hasil
operasi penghancuran.
SP00
3
Pekerjaan Penyiapan
dan Pematangan
Tanah/Lokasi
Pekerjaan penyiapan yang bertujuan agar lahan siap
untuk dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi
selanjutnya, termasuk didalamnya blasting,
testdrilling, dan pekerjaan pemindahan batu-
batuan.
SP00
4
Pekerjaan Tanah,
Galian dan
Timbunan
Pekerjaan penggalian dan penimbunan, pekerjaan
pemindahan tanah, grading of construction sites,
trench digging.
20
21. Bidang usaha jasa pelaksanaan
konstruksi keterampilan
1. pekerjaan kaca dan pemasangan kaca jendela;
2. pekerjaan plesteran;
3. pekerjaan pengecatan;
4. pekerjaan pemasangan keramik lantai dan dinding;
5. pekerjaan pemasangan lantai lain, penutupan dinding dan
pemasangan wall paper;
6. pekerjaan kayu dan atau penyambungan kayu dan material lain;
7. pekerjaan dekorasi dan pemasangan interior;
8. Pekerjaan Pemasangan Ornamen;
9. pekerjaan pemasangan gipsum;
10. Pekerjaan Pemasangan plafon akustik; dan
11. pemasangan curtain wall. 21
22. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Jasa
Pelaksana keterampilan
Klasifikasi Kode Subklasifikasi Lingkup Pekerjaan
Jasa
Pelaksanaan
Keterampila
n
KT001 Pekerjaan Kaca
dan
Pemasangan
Kaca Jendela
Pekerjaan konstruksi khusus material kaca,
cermin, danproduk-produk berbahan kaca,
serta pekerjaan instalasi jendela kaca.
KT002 Pekerjaan
Plesteran
Pekerjaan konstruksi khususdari plester interior
dan exterior ataustucco dan pekerjaan dry wall
yang berhubungan deingan instalasi dinding
papan, yang biasanya adalah bahan gypsum.
KT003 Pekerjaan
Pengecatan
Pekerjaan konstruksi khusus pengecatan dan
pekerjaan konstruksi yang berhubungan
dengan interior dan exterior bangunan dan
pekerjaan pengecatan dari struktur berat
(rekayasa teknik). Tidak termasuk pengecatan
atap bangunan.
KT004 Pekerjaan
Pemasangan
Keramik Lantai
dan Dinding
Pekerjaan konstruksi khusus pemasangan dan
pegesetan keramik, dinding beton, dinding
potongan batu, serta lantai ubin.
22
23. Pembagian Subklasifikasi
Bidang Usaha Jasa
Konstruksi Terintegrasi
Layanan usaha terintegrasi meliputi subklasifikasi bidang usaha:
•jasa terintegrasi untuk infrastruktur tranportasi;
•jasa terintegrasi untuk konstruksi penyaluran air dan pekerjaan
sanitasi;
•jasa terintegrasi untuk konstruksi manufaktur; dan
•jasa terintegrasi untuk konstruksi fasilitas minyak dan gas.
23
24. Contoh lingkup pekerjaan
untuk klasifikasi Jasa
konstruksi terintegrasi
Klasifikasi Kode Subklasifikasi LingkupPekerjaan
Jasa
Konstruksi
Terintegrasi
TI501 Jasa Terintegrasi
Untuk
Infrastruktrur
Tranportasi
Jasa teknikal terintegrasi untuk konstruksi dari infrastruktur transportasi
(turnkey projects). Termasuk didalamnya perencanaan dan studi sebelum
investasi, pembuatan pre-elimary dan final desain, estimasi biaya,
penjadwal konstruksi, inspeksi dan penerimaan dari kontrak termasuk jasa
teknikal seperti seleksi dan pelatihan personiil dan operasional dan
pembuatan manual pemiliharaan dan jasa teknikal lainnya yang disediakan
untuk klient yang membentuk jasa terintegrasi utuh untuk proyek terima
jadi termasuk didalamnya kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi
antara perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi (engineering,
procurement, construction)
TI502 Jasa Terintegrasi
Untuk
Konstruksi
Penyaluran Air
dan Pekerjaan
Sanitasi
Jasa teknikal terintegrasi untuk konstruksi dari infrastruktur keairan dan
sanitasi. Termasuk didalamnya perencanaan dan studi sebelum investasi,
pembuatan pre-elimary dan final desain, estimasi biaya, penjadwal
konstruksi, inspeksi dan penerimaan dari kontrak termasuk jasa teknikal
seperti seleksi dan pelatihan personiil dan operasional dan pembuatan
manual pemiliharaan dan jasa teknikal lainnya yang disediakan untuk klient
yang membentuk jasa terintegrasi utuh untuk proyek terima jadi termasuk
didalamnya kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi antara
perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi (engineering,
procurement, construction)
24
26. Klasifikasi Usaha Perencana
Konstruksi
Klasifikasi Kode SUBKLASIFIKASI
Arsitektur
al
AR101 Jasa Nasihat dan Pra Desain Arsitektural
AR102 Jasa Desain Arsitektural
AR103 Jasa Penilaian Perawatan dan Kelayakan Bangunan Gedung
AR104 Jasa Desain Interior
AR105 Jasa Arsitektural Lainnya
Rekayasa RE101 Jasa Nasehat dan Konsultansi Rekayasa Teknik
RE102 Jasa Desain Rekayasa Untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan
RE103 Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air
RE104 Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
RE105 Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Dalam Bangunan
RE106 Jasa Desain Rekayasa Untuk Proses Industrial dan Produksi
RE107 Jasa Nasehat dan Konsultasi Jasa Rekayasa Konstruksi
RE108 Jasa Desain Rekayasa Lainnya
Penataan
Ruang
PR101 Jasa Perencanaan dan perancangan perkotaan
PR102 Jasa Perencanaan Wilayah (Regional Planning)
PR104 Jasa Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Ban gunan Lansekap
PR105 Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang
27. Klasifikasi Usaha
Pengawas Konstruksi
Klasifikasi Kode SUBKLASIFIKASI
Arsitektural AR201 Jasa Pengawasan Administrasi Kontrak
Penataan
Ruang
PR201 Jasa Pengawas dan Pengendali Pemanfaatan Ruang
Rekayasa
RE201
Jasa Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Gedung
RE202
Jasa Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Teknik Sipil Transportasi
RE203
Jasa Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Teknik Sipil Air
RE204
Jasa Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan
Instalasi Proses dan Fasilitas Industri
28. Klasifikasi Usaha Jasa
Konsultansi Spesialis
Konstruksi
Klasifikasi Kode SUBKLASIFIKASI
Jasa
Konsultansi
Spesialis
SP301 Jasa Pembuatan Prospektus Geologi dan Geofisika
SP302 Jasa Survey bawah Tanah
SP303 Jasa Survey Permukaan Tanah
SP304 Jasa Pembuatan Peta
SP305
Jasa Pengujian dan Analisa Komposisi dan Tingkat
kemurnian
SP306 Jasa Pengujian dan Analisa Parameter Physical
SP307
Jasa Pengujian dan Analisa Sistem Mekanikal dan
Elektrikal
SP308 Jasa inspeksi teknikal
29. Klasifikasi Usaha JASA
Konsultansi Lainnya
Klasifikasi Kode SUBKLASIFIKASI
Jasa
Konsultansi
Lainnya
KL401 Jasa Konsultansi Lingkungan
KL402 Jasa Konsultansi estimasi nilai lahan dan bangunan
KL403 Jasa Manajemen Proyek terkait Konstruksi Bangunan
KL404
Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
KL405 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Keairan
KL406 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya
KL407
Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan konstruksi proses
dan fasilitas industrial
KL408
Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Sistem Kendali Lalu
Lintas
31. Referensi dalam Penyusunan
SubKualifikasi Usaha Jasa Konstruksi
31
PERPRES 54 TAHUN 2010
TENTANG PENGADAAN
BARANG DAN JASA
PERPRES 54 TAHUN 2010
TENTANG PENGADAAN
BARANG DAN JASA
Undang-Undang No. 20
Tahun 2008 Tentang
UMKM
Undang-Undang No. 20
Tahun 2008 Tentang
UMKM
PERLEM 11a dan 12a
tahun 2008
PERLEM 11a dan 12a
tahun 2008
PP 28 Tahun 2000 j.o.
PP 4 tahun 2010 j.o.
PP 92 Tahun 2010
PP 28 Tahun 2000 j.o.
PP 4 tahun 2010 j.o.
PP 92 Tahun 2010
Proses Penyusunan
Rekomendasi
Subkualifikasi usaha jasa
konstruksi
Proses Penyusunan
Rekomendasi
Subkualifikasi usaha jasa
konstruksi
Masukan dari pemangku
kepentingan jasa
konstruksi
Masukan dari pemangku
kepentingan jasa
konstruksi
Referensi
Dasar Hukum
32. Kualifikasi Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No
4/2010
Pasal 8B
1) Kualifikasi sebagaimana dimaksud dlam pasal 8 meliputi:
a.Kualifikasi usaha Besar
b.Kualifikasi usaha Menengah
c.Kualifikasi usaha Kecil
2) Setiap kualifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibagi menjadi beberap subkualifikasi usaha jasa
konstruksi
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian subkualifikasi
usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan peraturan Menteri
33. Kriteria Usaha menurut UU no 20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
• Kriteria Usaha Mikro:
– memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha) atau
– Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta
• Kriteria Usaha Kecil:
– memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak
Rp500 jt (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau
– Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling
banyak Rp 2.5 milyar
• Kriteria Usaha Menengah:
– memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta sampai dengan paling banyak
Rp 10 milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau
– Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.5 milyar sampai dengan
paling banyak Rp 50 milyar
34. Batasan nilai pekerjaan
menurut Peraturan Presiden
no 54 tahun 2010
Nilai paket pekerjaan Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya sampai dengan Rp 2,5 milyar
diperuntukan bagi Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta koperasi kecil.
35. Persyaratan Penyedia Barang/Jasa
menurut PERPRESS 54 tahun 2010
pasal 19
1. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan
manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa;
2. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia
Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik
dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak;
3. ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 2, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun;
4. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas
lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
36. Persyaratan Penyedia Jasa
dalam PERPRES 54 TAHUN 2010
Penyedia Jasa
Keahlian
Pengalaman
Kemampuan Teknis
Kemampuan
manajerial
Wajib
Memiliki
Barang/Jasa
Untuk
menyediakan
sumber daya manusia
modal
fasilitas lain yang diperlukan
dalam Pengadaan Barang/
Jasa;
peralatan
Wajib Memiliki
Untuk
menyediakan
37. Persyaratan Penyedia Jasa
Dalam PERPRES 54 tahun 2010
Penyedia Jasa
Baru berdiri
kurang dari tiga
tahun
Paling kurang 1 pekerjaan
sebagai penyedia barang/jasa
dalam kurun waktu 4 tahun *
Wajib memenuhi
Persyaratan
Kecuali
* Pekerjaan dapat dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak;
38. Sisa Kemampuan paket dalam
pengadaan pekerjaan konstruksi
(PERPRES 54 tahun 2010 pasal 19)
KP: Nilai
Kemampuan Paket
Usaha Kecil KP= 5 Paket Pekerjaan
Usaha Non-
Kecil
KP= 6 Paket Pekerjaan
atau 1.2 x N
N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
SKP: Sisa
Kemampuan
Paket
P: Jumlah Paket yang
dikerjakan
39. Kemampuan dasar untuk Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi (PERPRES
54 tahun 2010 pasal 19)
• memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-
kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang dan Jasa
Konsultansi;
• untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt
(Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10
tahun terakhir);
• KD paling kurang sama dengan nilai total HPS dari
pekerjaan yang akan dilelangkan
40. Pengaturan
kualifikasi di PERLEM
11A• Batas nilai satu pekerjaan
• Jumlah paket sesaat
• Kekayaan bersih
• Kemampuan keuangan sesaat
• PJT
• PJB
• Pengalaman nilai minimum kumulatif
• Batasan jumlah bidang/subbidang
• Persyaratan lain,
– Memiliki SBU untuk gred dibawahnya
– Divisi terpisah antara perencanaan, operasioanal, keuangan dan
administrasi personalia
– Berbadan hukum PT
– Sertifikat ISO 9000 atau versi 2000
45. PEMBAGIAN
KUALIFIKASI USAHA
JASA KONSTRUKSI
1. Usaha jasa konstruksi dapat berbentuk orang perseorangan
atau badan usaha.
2. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan
selaku pelaksana konstruksi hanya dapat melaksanakan
pekerjaan konstruksi beresiko kecil, berteknologi
sederhana, dan berbiaya kecil.
3. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan
perencana konstruksi atau pengawas konstruksi hanya
dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
45
46. PEMBAGIAN KUALIFIKASI
Badan Usaha Jasa Konstruksi
• Badan usaha jasa perencanaan dan pengawasan memiliki
subkualifikasi:
1. subkualifikasi kecil 1;
2. subkualifikasi kecil 2;
3. subkualifikasi menengah 1;
4. subkualifikasi menengah 2; dan
5. subkualifikasi besar.
– Badan usaha jasa pelaksanaan memiliki subkualifikasi:
1.subkualifikasi kecil 1;
2.subkualifikasi kecil 2;
3.subkualifikasi kecil 3;
4.subkualifikasi menengah 1;
5.subkualifikasi menengah 2;
6.subkualifikasi besar 1; dan
7.subkualifikasi besar 2.
46
47. Subkua
lifikasi
Usaha
Kekayaan Bersih Kemampuan
Melaksanakan paket
Batasan nilai satu
pekerjaan
Jumlah Paket Sesaat
P Paling Banyak Rp 50 Juta 0 sampai dengan Rp
300 juta
Maksimum 300
juta
1
K1 Lebih dari Rp 50 juta sampai
dengan Rp 200 juta
0 sampai dengan Rp
1 Milyar
Maksimum Rp 1
Milyar
5
K2 Lebih dari Rp 200 juta sampai
dengan Rp 350 juta
0 sampai dengan Rp
1.75 Milyar
Maksimum Rp
1.75 Milyar
5
K3 Lebih dari Rp 350 juta sampai
dengan Rp 500 juta
0 sampai dengan Rp
2.5 Milyar
Maksimum Rp
2.5 Milyar
5
M1 Lebih dari Rp 500 juta sampai
dengan Rp 2 milyar
0 sampai dengan Rp
10 Milyar
Maksimum Rp
10 Milyar
6 atau 1.2 x N
M2 Lebih dari Rp 2 Milyar s.d Rp
10 Milyar
0 sampai dengan Rp
50 Milyar
Maksimum Rp 50
Milyar
6 atau 1.2 x N
B1 Lebih dari Rp 10 milyar
sampai dengan Rp 50 milyar
0 sampai dengan Rp
250 Milyar
Maksimum Rp
Rp 250 Milyar
6 atau 1.2 x N
B2 Lebih dari Rp 50 milyar
sampai dengan tak terbatas
0 sampai dengan tak
terbatas
tak terbatas 6 atau 1.2 x N
subkualifikasi Usaha Pelaksana Konstruksi
(Kekayaan bersih, batasan nilai paket dan
jumlah paket sesaat)
48. Subkualifika
si Usaha
Pengalaman
Nilai Pengalaman Tertinggi (KD/3) Total Kumulatif Pekerjaan
P
K1
K2 - Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai kumulatif
pekerjaan selama kurun waktu 10 tahun sekurang-
kurangnya adalah Rp 1 Milyar pada subkualifikasi usaha
kecil 1 (K1)
K3 - Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai kumulatif
pekerjaan selama kurun waktu 10 tahun sekurang-
kurangnya adalah Rp 1.75 Milyar pada subkualifikasi usaha
kecil 2 (K2)
M1
Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, Nilai Paket
Tertinggi selama kurun waktu 10 tahun terakhir sekurang-
kurangnya adalah Rp 833 Juta pada subkualifikasi usaha kecil
3 (K3) ; atau
Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai kumulatif
pekerjaan selama kurun waktu 10 tahun sekurang-
kurangnya adalah Rp 2.5 Milyar pada subkualifikasi usaha
kecil 3 (K3); atau
Bagi Badan Usaha yang baru berdiri (kurang dari 3 tahun)
tanpa pengalaman nilai minimum pengalaman diukur
pengalaman PJT/PJK dengan Nilai Paket Tertinggi Rp 833
Juta untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki.
M2 untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, Nilai Paket
Tertinggi selama kurun waktu 10 tahun terakhir sekurang-
kurangnya adalah Rp 3.33 Milyar pada pekerjaan
subkualifikasi usaha Menengah 1 (M1); atau
Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai kumulatif
pekerjaan selama kurun waktu 10 tahun sekurang-
kurangnya adalah Rp 10 Milyar pada subkualifikasi usaha
Menengah 1 (M1).
subkualifikasi Usaha Pelaksana
Konstruksi
(Pengalaman)
49. Subkualifikasi
Usaha
Pengalaman
Nilai Pengalaman Tertinggi (KD/3) Total Kumulatif Pekerjaan
B1 untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, Nilai
Paket Tertinggi selama kurun waktu 10
tahun terakhir sekurang-kurangnya adalah
Rp 16.66 Milyar pada pekerjaan
subkualifikasi usaha Menengah 2 (M2); atau
Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai
kumulatif pekerjaan selama kurun waktu 10
tahun sekurang-kurangnya adalah Rp 50 milyar
pada subkualifikasi usaha Menengah 2 (M2).
B2 untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, Nilai
Paket Tertinggi selama kurun waktu 10
tahun terakhir sekurang-kurangnya adalah
Rp 83.33 Milyar pada pekerjaan
subkualifikasi usaha besar 1(B1); atau
Untuk setiap subklasifikasi yang dimiliki, nilai
kumulatif pekerjaan selama kurun waktu 10
tahun sekurang-kurangnya adalah Rp 250
milyar pada subkualifikasi usaha Besar 1 (B1).
subkualifikasi Usaha
Pelaksana Konstruksi
(Pengalaman) (lanjutan)
50. subkualifikasi Usaha Pelaksana
Konstruksi (Kepersonaliaan dan
batasan jumlah subklasifikasi)
Subkualifi
kasi Usaha
Ketentuan mengenai PJBU/PJT/PJK Kualifikasi PJT Batasan Jumlah Subklasifikasi dan Klasifikasi Keterangan
P Boleh dirangkap antara PJBU, PJT dan PJK Diri sendiri minimal SKT
tingkat 1
Maksimum 2 Subklasifikasi dalam satu
klasifikasi yang sama
K1 Boleh dirangkap antara PJBU, PJT dan PJK 1 orang bersertifikat
minimal SKT tingkat 3
Maksimum 4 Subklasifikasi dalam 2 klasifikasi
yang berbeda
Khusus Elektrikal minimal memiliki SKA
K2 Boleh dirangkap antara PJBU, PJT dan PJK 1 orang bersertifikat
minimal SKT tingkat 2
Maksimum 6 Subklasifikasi dalam 2 klasifikasi
yang berbeda
Khusus Elektrikal minimal memiliki SKA
K3 Boleh dirangkap antara PJBU, PJT dan PJK 1 orang bersertifikat
minimal SKT tingkat 1
Maksimum 8 Subklasifikasi dalam 3 klasifikasi
yang berbeda
Khusus Elektrikal minimal memiliki SKA
M1 • Wajib memiliki PJBU, PJT dan PJK secara terpisah
• Untuk PJK boleh merangkap untuk 2 klasifikasi yang
berbeda
• PJK minimal memiliki Sertifikat setara dengan PJT
1 orang bersertifikat
minimal SKA tingkat muda
Maksimum 10 Subklasifikasi dalam 4
klasifikasi yang berbeda.
M2 • Wajib memiliki PJBU, PJT dan PJK secara terpisah
(PJK boleh merangkanp untuk 2 klasifikasi yang
berbeda)
• PJK minimal memiliki Sertifikat setara dengan PJT
1 orang bersertifikat
minimal SKA tingkat madya
Maksimum 12 Subklasifikasi dalam 4
klasifikasi yang berbeda.
B1 • Wajib memiliki PJBU, PJT dan PJK secara terpisah
• Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK yang tidak
boleh merangkap (PJK minimal memiliki sertifikat
setara PJT).
1 orang bersertifikat
minimal SKA tingkat madya
Maksimum 14 Subklasifikasi dalam 4
klasifikasi yang berbeda
PJT sudah memiliki SKA madya selama 3
tahun.
B2 • Wajib memiliki PJBU, PJT dan PJK secara terpisah
• Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK yang tidak
boleh merangkap (PJK minimal memiliki sertifikat
setara PJT).
1 orang bersertifikat
minimal SKA tingkat utama
atau SKA tingkat Madya
Tak Terbatas PJT sudah memiliki SKA madya selama 6
tahun.
51. Subkualifikasi Usaha Konsultansi Konstruksi
(Tenaga Ahli Tetap dan jumlah subklasifikasi)
51
Sub
Usaha
Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Ahli Untuk
Subklasifikasi/Klasifikasi
Maksimum Jumlah Subklasifikasi
dan Klasifikasi
P memiliki minimal SKA tingkat madya Paling banyak 1 (satu)
subklasifikasi.
K1 memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA ahli muda
untuk setiap klasifikasi usaha ( boleh merangkap sebagai PJK
dan/atau PJT).
Paling banyak 6 (enam) sub
klasifikasi pada maksimum 3 (tiga)
klasifikasi yang berbeda
K2 memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA ahli muda
untuk setiap klasifikasi usaha ( boleh merangkap sebagai PJK
dan/atau PJT).
Paling banyak 18 subklasifikasi
pada maksimum 6 (enam)
klasifikasi yang berbeda
M1 memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat
madya untuk setiap subklasifikasi usaha (boleh merangkap
sebagai PJK dan atau PJT). Untuk Subklasifikasi terkait dapat
dirangkap oleh satu orang tenaga ahli tetap (maksimum 2
subklasifikasi)
Paling banyak 20 subklasifikasi
pada maksimum 6 klasifikasi yang
berbeda
M2 memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat
madya untuk setiap subklasifikasi usaha (boleh merangkap
sebagai PJK dan atau PJT). Untuk Subklasifikasi terkait dapat
dirangkap oleh satu orang tenaga ahli tetap (maksimum 2
subklasifikasi)
Paling banyak 20 subklasifikasi
pada maksimum 6 klasifikasi yang
berbeda
B memiliki satu orang tenaga ahli tetap dengan SKA tingkat
madya untuk setiap subklasifikasi usaha (tidak boleh
merangkap sebagai PJK dan atau PJT). Untuk Subklasifikasi
terkait dapat dirangkap oleh satu orang tenaga ahli tetap
(maksimum 2 subklasifikasi)
Dapat mengambil Seluruh
subklasifikasi dan klasifikasi yang
ada.
52. Subkualifikasi Usaha Konsultansi Konstruksi
(Kekayaan bersih,Pengalaman,kemampuan)
52
Sub
Usaha
Kekayaan
Bersih
minimum
Kemampuan
Melaksanakan
Paket Pekerjaan
Batasan Nilai
Satu Pekerjaan
Pengalaman
P - 0 s/d Rp 250 juta Maksimum Rp 250
juta
-
K1 Rp 50 Juta 0 s/d Rp 500 juta Maksimum
Rp 500 juta
-
K2 Rp 100 juta 0 s/d Rp 750 juta Maksimum Rp 750
juta
Badan Usaha memiliki pengalaman pekerjaan konsultansi
Kualifikasi K1 selama 4 tahun terakhir dengan total nilai
kumulatif pekerjaan Rp 500 juta untuk setiap klasifikasi yang
dimiliki
M1 Rp 150 juta 0 s/d Rp 1.5
milyar
Maksimum Rp 1 .5
milyar
• Pengalaman melaksanakan paket konsultansi kualifikasi
Kecil (K2) selama 10 tahun terakhir dengan total nilai
kumulatif pekerjaan Rp 750 juta untuk setiap subklasifikasi
yang dimiliki.
• Badan Usaha baru berdiri (< 3 tahun) tanpa pengalaman
nilai minimum pengalaman diukur dengan pengalaman
PJT/PJK dengan Nilai kumulatif pekerjaan Rp 750 juta untuk
setiap subklasifikasi yang dimiliki
M2 Rp 300 juta 0 s/d Rp 2.5
milyar
Maksimum Rp 2.5
milyar
Pengalaman melaksanakan paket konsultansi kualifikasi
Menengah 1 (M1) selama 10 tahun terakhir dengan total
nilai kumulatif pekerjaan Rp 1.5 Milyar untuk setiap
subklasifikasi yang dimiliki
B Rp 500 juta tak terhingga tak terhingga Pengalaman melaksanakan paket konsultansi kualifikasi
menengah 2 (M2) selama 10 tahun terakhir dengan total nilai
kumulatif pekerjaan Rp 2,5 Milyar untuk setiap subklasifikasi
yang dimiliki
53. Subkualifikasi Usaha Konsultansi
Konstruksi
(PJK dan PJT)
53
Sub
Usaha
Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK) Penanggung Jawab Teknik (PJT)
P - -
K1 Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK dengan SKA
Ahli Muda, PJK boleh merangkap sebagai
Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) dan/atau
Penanggung Jawab Teknik (PJT).
•PJT merupakan tenaga ahli tetap bersertifikat
(SKA) Ahli Muda.
•PJT boleh dirangkap oleh PJBU dan/atau PJK.
K2 Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK dengan SKA
Ahli Muda, PJK boleh merangkap sebagai
Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) dan/atau
Penanggung Jawab Teknik (PJT).
•PJT merupakan tenaga ahli tetap bersertifikat
(SKA) Ahli Muda.
•PJT boleh dirangkap oleh PJBU dan/atau PJK.
M1 Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK dengan SKA
Ahli Madya, PJK boleh merangkap sebagai PJT
dan/atai sebagai PJBU.
•PJT merupakan tenaga ahli tetap bersertifikat
(SKA) Ahli Madya,.
•PJT boleh merangkap sebagai PJK dan/atau PJBU
M2 Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK dengan SKA
Ahli Madya, PJK boleh merangkap sebagai PJT
dan/atau sebagai PJBU
•PJT merupakan tenaga ahli tetap bersertifikat
(SKA) Ahli Madya,
•PJT boleh merangkap sebagai PJK dan/atau PJBU
B Untuk setiap Klasifikasi memiliki PJK dengan SKA
Ahli Utama atau SKA Madya (sudah memiliki SKA
Madya selama 6 tahun), tidak boleh merangkap
sebagai PJBU dan/atau PJT.
•PJT merupakan tenaga ahli tetap bersertifikat
(SKA) Ahli Utama atau SKA Madya (sudah memiliki
SKA Madya selama 6 tahun)
•PJT tidak boleh merangkap sabagai PJK dan atau
PJBU.
54. Ketentuan Penutup
Terhitung sejak tanggal diundangkan, sampai dengan 1 Agustus
2012, penerbitan dan perpanjangan sertifikat usaha jasa
konstruksi mengacu kepada ketentuan dalam Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/SE/M/2010, Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/SE/M/2010, Surat Kepala
Badan Pembinaan Konstruksi Nomor IK.02.02-22-Kk/112 serta
subklasifikasi dan subkualifikasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11A
Tahun 2008 dan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nomor 12A Tahun 2008.
54
56. Latar Belakang diperlukan konversi
Peraturan LPJK
No, 2 dan 3
tahun 2012
Peraturan
Menteri PU No.
08 Tahun 2011
Bidang, sub bidang
dan sistem gred
subklasifikasi dan
subkualifikasi
PP 28 Tahun
2000
PP 04 Tahun
2010
PERLEM 11a dan 12 a
tahun 2008
Diadopsi sebagian
KONVERSI
63. Latar Belakang
PP 04/2010 mengamanatkan
pengaturan subklasifikasi dan subkualifikasi
diatur melalui PERMEN PU 08/2011
Pelaksanaan penerbitan SBU
harus sudah mengacu kepada
PERMEN PU 08/2011
paling lambat 1 Agustus 2012.
Telah terbentuk USBU dan USTK
untuk melakukan proses sertifikasi
sesuai PERMEN PU 08/PRT/M/2011
Diperlukan pedomanDiperlukan pedoman
penegasan pemberlakuanpenegasan pemberlakuan
PERMEN PU 08/2011PERMEN PU 08/2011
dalam pengadaan jasadalam pengadaan jasa
konstruksi T.A 2014konstruksi T.A 2014
Surat Edaran Menteri PUSurat Edaran Menteri PU
NomorNomor IK.0201-Kk/978
64. Konversi Klasifikasi dan
kualifikasi Usaha Konstruksi
• Klasifikasi dan Kualifikasi usaha konstruksi mana yang
harus digunakan pada saat pengumuman lelang T.A
2014 ?
– Apabila lelang dilakukan sebelum 30 Juni 2014, maka
klasifikasi dan kualifikasi usaha yang digunakan dalam
pengumuman lelang adalah klasifikasi dan kualifikasi yang
belum mengacu kepada PERMEN PU 08/2011 dan/atau yang
sudah mengacu kepada PERMEN PU 08/2011 sesuai dengan
TABEL KONVERSI
– Apabila lelang dilakukan setelah 30 Juni 2014, maka klasifikasi
dan kualifikasi usaha yang digunakan dalam pengumuman
lelang adalah klasifikasi dan kualifikasi usaha yang sudah
mengacu kepada PERMEN PU 08/2011
65. PEMBERLAKUAN KLASIFIKASI DAN
KUALIFIKASI USAHA SBU/SKA/SKT DALAM
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI T.A 2014
SBU DENGAN KLAS DAN KUAL
PERMEN PU 08/2011
30 JUNI 2014
31 MARET 2014
PRA KONTRAK
KONTRAK
SBU DENGAN KLAS ASMET SERTA
NOMENKLATUR KUAL GRED
SBU DENGAN KLAS DAN KUAL
PERMEN PU 08/2011
SBU DENGAN KLAS DAN
KUAL PERMEN PU 08/2011
SBU DENGAN KLAS ASMET
SERTA NOMENKLATUR
KUAL GRED
SBU DENGAN KLAS DAN
KUAL PERMEN PU 08/2011
66. Penelusuran Keabsahan
SBU/SKA/SKT
• Bagaimana cara penelusuran
keabsahan SBU/SKA/SKT pada
pengadaan T.A 2014 ?
– Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI)
pada laman www.lpjk.net atau
– klarifikasi langsung ke penerbit SBU/SKA/SKT.