Dokumen tersebut berisi tentang penugasan studi kasus yang akan dilakukan oleh peserta pelatihan. Peserta akan dibagi menjadi 5 kelompok dan mendiskusikan 2 kasus selama 20 menit di breakout room. Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi selama 3 menit di depan fasilitator. Terdapat 10 kasus yang akan didiskusikan kelompok terkait pengelolaan limbah dan praktik kesehatan yang baik dalam pelayanan kontrasepsi.
Pelatihan ini membahas tentang pencegahan pengendalian infeksi dalam pelayanan kontrasepsi, meliputi upaya pencegahan, kewaspadaan, pemrosesan alat, dan pembuangan limbah sesuai standar. Tujuannya agar peserta mampu menerapkan pencegahan infeksi dalam pelayanan kontrasepsi. Kegiatannya meliputi penjelasan materi, diskusi kelompok, dan evaluasi.
Mata kuliah ini membahas penatalaksanaan atonia uteri dengan langkah-langkah seperti kompresi bimanual internal dan eksternal, pemberian uterotonika, serta penanganan lanjutan bila diperlukan. Mahasiswa diajarkan keterampilan ini untuk menangani perdarahan pasca persalinan.
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudWarung Bidan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Alat Kontrasepsi IUD
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2016”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-sap-alat.html
Pelatihan ini membahas tentang pencegahan pengendalian infeksi dalam pelayanan kontrasepsi, meliputi upaya pencegahan, kewaspadaan, pemrosesan alat, dan pembuangan limbah sesuai standar. Tujuannya agar peserta mampu menerapkan pencegahan infeksi dalam pelayanan kontrasepsi. Kegiatannya meliputi penjelasan materi, diskusi kelompok, dan evaluasi.
Mata kuliah ini membahas penatalaksanaan atonia uteri dengan langkah-langkah seperti kompresi bimanual internal dan eksternal, pemberian uterotonika, serta penanganan lanjutan bila diperlukan. Mahasiswa diajarkan keterampilan ini untuk menangani perdarahan pasca persalinan.
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudWarung Bidan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Alat Kontrasepsi IUD
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2016”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-sap-alat.html
Modul ini membahas pedoman praktikum deteksi kasus gawat darurat maternal dan neonatal yang mencakup penilaian awal pasien, penilaian klinis lengkap, deteksi kegawatan bayi baru lahir dan bayi muda. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal dan pembimbing praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa dalam menjalankan praktikum deteksi kasus gawat darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Modul ini membahas panduan praktikum pemasangan infus dan pemberian obat-obatan melalui berbagai rute pada praktik klinik Keterampilan Dasar Kebidanan II. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal, dan penilaian praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa.
1. Buku panduan ini memberikan petunjuk praktikum asuhan bayi baru lahir bagi mahasiswa kebidanan semester 3. Materi praktikum meliputi pemeriksaan fisik, pemandian, perawatan tali pusat, imunisasi, dan penanganan kondisi seperti asfiksia, ikterus, dan hipotermia. 2. Tujuan praktikum adalah memberikan keterampilan asuhan bayi baru lahir berdasarkan konsep, sikap, dan evidence based practice. 3. Panduan ini
Dokumen tersebut membahas delapan standar pelayanan kebidanan yang meliputi persalinan, bayi baru lahir, nifas, asfiksia, antoni uteri, manual plasenta, perdarahan ante partum, dan retensio plasenta. Standar-standar tersebut mencakup prosedur, persyaratan, dan tahapan pelayanan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Tujuan umum dari dokumen tersebut adalah untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berbagai kelompok penyakit setelah mahasiswa mengikuti praktik klinik. Tujuan khususnya meliputi mengkaji pasien, menegakkan diagnosis, menentukan tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan, dan melakukan evaluasi. Praktik akan dilaksanakan di RSUD Dr. H. Soemarno
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) setelah persalinan di Puskesmas Bumiayu. SOP ini menjelaskan prosedur pemasangan IUD mulai dari penapisan pasien, persiapan, tahapan insersi IUD, tindakan pasca insersi, dan dokumentasi. Tujuan SOP ini adalah untuk menjadi acuan dalam melakukan tindakan pemasangan IUD secara aman dan
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
Modul ini membahas pedoman praktikum deteksi kasus gawat darurat maternal dan neonatal yang mencakup penilaian awal pasien, penilaian klinis lengkap, deteksi kegawatan bayi baru lahir dan bayi muda. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal dan pembimbing praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa dalam menjalankan praktikum deteksi kasus gawat darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Modul ini membahas panduan praktikum pemasangan infus dan pemberian obat-obatan melalui berbagai rute pada praktik klinik Keterampilan Dasar Kebidanan II. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal, dan penilaian praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa.
1. Buku panduan ini memberikan petunjuk praktikum asuhan bayi baru lahir bagi mahasiswa kebidanan semester 3. Materi praktikum meliputi pemeriksaan fisik, pemandian, perawatan tali pusat, imunisasi, dan penanganan kondisi seperti asfiksia, ikterus, dan hipotermia. 2. Tujuan praktikum adalah memberikan keterampilan asuhan bayi baru lahir berdasarkan konsep, sikap, dan evidence based practice. 3. Panduan ini
Dokumen tersebut membahas delapan standar pelayanan kebidanan yang meliputi persalinan, bayi baru lahir, nifas, asfiksia, antoni uteri, manual plasenta, perdarahan ante partum, dan retensio plasenta. Standar-standar tersebut mencakup prosedur, persyaratan, dan tahapan pelayanan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Tujuan umum dari dokumen tersebut adalah untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berbagai kelompok penyakit setelah mahasiswa mengikuti praktik klinik. Tujuan khususnya meliputi mengkaji pasien, menegakkan diagnosis, menentukan tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan, dan melakukan evaluasi. Praktik akan dilaksanakan di RSUD Dr. H. Soemarno
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) setelah persalinan di Puskesmas Bumiayu. SOP ini menjelaskan prosedur pemasangan IUD mulai dari penapisan pasien, persiapan, tahapan insersi IUD, tindakan pasca insersi, dan dokumentasi. Tujuan SOP ini adalah untuk menjadi acuan dalam melakukan tindakan pemasangan IUD secara aman dan
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
2. 39
39
1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta
2. Panitia akan menyiapkan 5 breakout room sebagai sarana kelompok untuk berdiskusi
3. Setiap kelompok mendiskusikan, menganalisa, dan memberi tanggapan terhadap 2
soal kasus, selama 20 menit
4. Hasil tanggapan atau jawaban kelompok terhadap kasus ditulis dalam MicrosoftWord
atau Power Point
5. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil studi kasus tersebut selama 3 menit/kelompok.
6. Fasilitator memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi kelompok di akhir
pembelajaran
Waktu: 1 JPL x 45 menit = 45 menit
PANDUAN STUDI KASUS
3. 40
40
KASUS 1.
Ny. R berusia 31 tahun sudah memiliki 3 orang anak datang kembali ke klinik untuk
memasang alat kontrasepsi AKDR setelah mendapatkan konseling. Dokter/bidan yang
akan memasang AKDR meminta persetujuan dengan mengisi informed consent, setelah
itu ibu dipasang AKDR oleh dokter/bidan.
1. Setelah dilakukan pemasangan apakah yang dilakukan oleh dokter/bidan dalam
mengelola alat habis pakai?
2. Apakah manfaat pengelolaan limbah yang telah dilakukan oleh dokter/bidan?
LEMBAR KASUS
4. 41
41
KASUS 2.
Ny. A berusia 21 tahun sudah memiliki 1 orang anak usia 1 tahun datang kembali ke
klinik untuk mendapatkan KB suntik setiap bulan. Dokter/bidan memberikan suntikan
dan menuliskan dalam kartu ibu.
1. Setelah dilakukan penyuntikan apakah yang dilakukan oleh dokter/bidan dalam
mengelola alat habis pakai?
2. Apakah syarat wadah penampung limbah benda tajam?
LEMBAR KASUS
5. 42
42
KASUS 3.
Ny. L berusia 28 tahun P1A0 datang ke klinik untuk mendapatkan pelayanan KB metode
implan. Sebelum memberikan pelayanan KB pada klien, dokter/bidan perlu
menerapkan PPI.
1. Apa yang perlu dilakukan oleh klien dalam menerapkan PPI
2. Sebutkan waktu-waktu yang tepat untuk mencuci tangan bagi petugas
3. Sebutkan langkah-langkah mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir
LEMBAR KASUS
6. 43
43
KASUS 4.
Pemberian tindakan pelayanan KB memberikan risiko penularan infeksi dari dan
kepada klien dan/atau tenaga kesehatan. Oleh sebab itu, dokter/bidan perlu
menggunakan barier protektif (masker bedah, pelindung mata, pelindung wajah, sarung
tangan pemeriksaan, dan sarung tangan bedah). Sebutkan tujuan dari penggunaan
barier protektif tersebut dalam pelayanan.
LEMBAR KASUS
7. 44
44
KASUS 5.
Dalam melakukan pelayanan Kb metode tubektomi pada klien, alat perlu dilakukan
sterilisasi. Apakah alat tubektomi boleh dilakukan DTT? Jelaskan alasannya
LEMBAR KASUS
8. 45
45
LEMBAR KASUS
KASUS 6.
Seorang Perempuan ingin menggunakan alat kontrasepsi di era pandemi covid -19,
Klien sudah mendapatkan vaksin sebanyak 2 x. Sebelum diberikan kontrasepsi,
bidan melakukan konseling.
1. Apakah bidan perlu menggunakan APD saat melakukan konseling?
2. APD apa saja yang digunakan Bidan dalam memberikan konseling pada
klien tersebut?
9. 46
46
LEMBAR KASUS
KASUS 7
Seorang tenaga kesehatan sedang melakukan pemasangan AKDR interval pada
seorang perempuan. Pada waktu pemeriksaan bimanual didapatkan bentuk uterus
retrofleksi. Setelah lengan AKDR dimasukkan kedalam tabung insersi, tenaga
kesehatan tersebut membengkokkan tabung inserter ke arah bawah
menggunakan tangan yang sudah memakai sarung tangan untuk menyesuaikan
dengan bentuk uterus
A. Apakah langkah yang dilakukan tenaga kesehatan tersebut sudah benar?
B. berikan alasan yang tepat
10. 47
47
LEMBAR KASUS
KASUS 8
Seorang bidan sedang melakukan tugas sebagai instrumentator pada tindakan
tubektomi. Setelah selesai, bidan melakukan pengelolaan alat sesuai standar dan
melakukan pengemasan alat tersebut kemudian dilakukan sterilisasi, setelah itu
disimpan dilemari.
1. Bagaimana langkah pengelolaan alat yang benar sebelum di sterilisasi ?
2. Jelaskan langkah-langkah proses pengemasan alat instrumen yang benar.
11. 48
48
LEMBAR KASUS
KASUS 9
Seorang tenaga kesehatan sedang melakukan pemasangan AKDR post plasenta
pada seorang perempuan pasca persalinan normal menggunakan inserter
panjang.
1. Alat instrumen apa saja yang dibutuhkan ? Apakah instrumen tersebut termasuk
kritikal, semi kritikal atau non kritikal.
2. Bagaimana kah proses instrumen tersebut sebelum digunakan kembali ?
12. 49
49
LEMBAR KASUS
KASUS 10
Seorang tenaga kesehatan sedang melakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan
cara merebus alat dimasukkan ke dalam panci tertutup, tiba-tiba ada pasien/klien
lagi yang datang dan tenaga kesehatan tersebut minta anaknya mematikan API
setelah air mendidih.
1. Apakah Disinfeksi Tingkat Tinggi yang dilakukan petugas kesehatan tersebut
sudah benar? Berikan alasan nya.
2. Ada berapa metode melakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi dan jelaskan langkah-
langkahnya.