SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
SRTUKTUR KETENAGAKERJAAN


Lapangan pekerjaan utama biasanya digolongkan atas:
a. Pertanian, perburuan, kehutanan, perikanan.
b. Pertambangan dan penggalian.
c. Industri pengolahan.
d. Listrik, gas dan air.
e. Bangunan.
f. Perdagangan besar, eceran dan rumah makan
g. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
h. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta
   jasa perusahaan.
i. Jasa kemasyarakatan.
Jenis pekerjaan utama seseorang adalah macam pekerjaan yang
dilakukan pekerjaan tersebut. Jenis pekerjaan utama biasanya
digolongkan atas:
a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya.
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis.
d. Tenaga usaha penjualan.
e. Tenaga usaha jasa.
f. Tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan.
g. Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar.
Status pekerjaan utama biasanya terdiri atas:
a. Buruh/karyawan adalah pekerja yang bekerja pada orang lain
   dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
b. Berusaha sendiri, bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya
   sendiri dan dalam usahanya tidak mempekerjakan orang lain.
c. Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap.
   Bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya sendiri, tetapi dalam
   usahanya dia mempekerjakan anggota keluarga atau buruh tidak
   tetap.
d. Pekerja keluarga, yaitu pekerja yang tidak mendapat upah, baik
   dalam bentuk uang maupun barang.
e. Berusaha dengan buruh tetap, bila pekerja tersebut bekerja atas
   risiko sendiri, dan dalam melaksanakan usahanya dia
   mempekerjakan buruh tetap.
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc                    1
STRUKTUR LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA


a. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
    Jumlah pekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan
    perikanan secara nasional pada tahun 1998 meningkat. Dimana
    pada tahun 1997 jumlah pekerja di bidang tersebut sebesar 18,20
    persen dan pada tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis
    ekonomi meningkat menjadi sebesar 44,95 persen.
b. Pertambangan dan Penggalian
    Di bidang pertambangan dan penggalian, jumlah pekerjaannya
    menurun dari 1,03 persen (1997) menjadi 0,77 persen (1998).
    Pada saat kriis ekonomi (1998), kecuali jumlah pekerja laki-laki di
    perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang pertambangan dan
    penggalian mengalami penurunan. Misalnya, di daerah pedesaan,
    jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut menurun, di mana pada
    tahun 1997 jumlah pekerja laki-laki sebesar 1,45 persen dan pada
    tahun 1998 hanya sebesar 0,98 persen.
c. Industri Pengolahan
    Di Indonesia (nasional) jumlah pekerja di bidang industri
    pengolahan menurun, dari 12,88 persen (1997) menjadi 11,33
    persen (1998).
d. Listrik, Gas dan Air
    Jumlah pekerja di bidang listrik, gas dan air, kecuali jumlah
    pekerja perempuan di daerah pedesaan mengalami penurunan. Di
    daerah perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut
    menurun, yaitu dari 0,84 persen (1997) menjadi 0,45 persen
    (1998). Sedangkan jumlah pekerja laki-laki di daerah pedesaan
    juga menurun dari 0,16 persen (1997) menjadi 0,12 persen (1998).
e. Bangunan
    Penduduik yang bekerja di bidang bangunan secara nasional
    menurun, dari 4,82 persen (1997) menjadi 4,02 persen (1998). Di
    daerah perkotaan maupun pedesaan, baik laki-laki maupun
    perempuan, juga mengalami penurunan. Di daerah perkotaan,
    jumlah pekerja laki-laki di bidang bangunan pada tahun 1997
    sebesar 8,92 persen dan menurun menjadi sebesar 7,86 persen di
    tahun 1998. Sedangkan di daerah pedesaan juga menurun dari
    6,74 persen (1997) menjadi 5,40 persen (1998).
f. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel
    Di kota, jumlah pekerja laki-laki menurun dari 25,36 persen (1997)
    menjadi 25,32 persen (1998). Sedangkan di desa, menurun dari
    10,29 persen (1997) menjadi 9,73 persen (1998). Secara nasional,
    jumlah pekerja di bidang perdagangan besar, eceran, rumah
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc                     2
makan, dan hotel juga sedikit mengalami penurunan, yaitu dari
    19,78 persen pada tahun 1997 menjadi sebesar 19,18 persen
    pada tahun 1998.
g. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
    Pada tahun 1998, jumlah pekerja di daerah perkotaan, baik laki-
    laki maupun perempuan mengalami sedikit peningkatan
    dibandingkan tahun 1997. Jumlah pekerja laki-laki di kota
    meningkat dari 11,23 persen (1997) menjadi 11,25 persen (1998).
    Sedangkan di desa justru menurun, yaitu dari 5,42 persen (1997)
    menjadi 5,36 persen (1998). Secara nasional, jumlah pekerja
    Indonesia di bidang angkutan, pergudangan, dan komunikasi
    sedikit menurun, yaitu dari 4,75 persen pada tahun 1997 menjadi
    4,74 persen tahun 1998.
h. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan
   Jasa Perusahaan
    Secara nasional, jumlah pekerja di bidang keuangan, asuransi
    usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan sedikit
    menurun, yaitu dari 0,75 persen (1997) menjadi 0,70 persen
    (1998). Penurunan tersebut juga terjadi di daerah perkotaan dan
    pedesaan, baik jumlah pekerja laki-laki mupun perempuan.
    Misalnya, jumlah pekerja perempuan di kota menurun dari 1,71
    persen (1997) menjadi 1,65 persen (1998), sedangkan di desa
    juga turun dari 0,12 persen (1997) menjadi 0,10 persen (1998).
i. Jasa Kemasyarakatan
    Di Indonesia, penduduk yang bekerja di bidang jasa
    kemasyarakatan pada tahun 1998 sedikit menurun dibandingkan
    tahun 1997, yaitu dari 14,52 persen (1997) menjadi 14,14 persen
    (1998). Penduduk yang bekerja di bidang tersebut sedikit
    menurun, kecuali jumlah laki-laki di daerah perkotaan. Jumlah
    pekerja perempuan di bidang jasa kemasyarakatan di kota
    menurun dari 28,55 persen (1997) menjadi 28,09 persen (1998),
    dan di desa juga menurun dari 7,22 persen (1997) menjadi 6,65
    persen (1998).




srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc                 3
Tabel. 1

        Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Jenis
                 kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998


                                              1997                                   1998
  Lapangan                                                     Kota                                      Kota
  Pekerjaan                   Kota                  Desa        &         Kota            Desa            &
   Utama                                                       Desa                                      Desa
                          L          P          L          P          L          P    L          P
a. Pertanian,      8,72 6,58 57,92 49,92 18,20 11,94   9,56 62,25 63,79 44,95
   Kehutanan,
   Perburuan,
   dan
   Perikanan.
b. Pertambangan 1,06 0,49 1,45 0,51 1,03 1,22          0,27 0,98 0,27    0,77
   dan
   Penggalian
c. Industri       16,36 18,94 8,83 13,41 12,88 14,52 ,17,75 7,75 10,95 11,33
   pengolahan
d. Listrik, gas    0,84 0,14 0,16 0,02 0,27 0,45       0,09 0,12 0,03    0,17
   dan air
e. Bangunan        8,92 0,84 6,74 0,27 4,82 7,86       0,73 5,40 0,24    4,02
f. Perdagangan 25,36 41,97 10,29 19,36 19,78 25,32 41,01 9,73 17,76 19,18
   besar, eceran,
   rumah makan
   dan hotel
g. Angkutan,      11,23 0,75 5,42 0,15 4,75 11,25      0,85 5,36 0,16    4,74
   pergudangan,
   dan
   komunikasi
h. Keuangan,       1,93 1,71 0,23 0,12 0,75 1,82       1,65 0,18 0,10    0,70
   asuransi,
   usaha
   persewaan
   bangunan,
   tanah, dan
   jasa
   perusahaan
i. Jasa           25,56 28,55 8,95 7,22 14,52 25,61 28,09 8,21 6,65 14,14
   kemasyarakat
   an
Sumber: BPS (1999)




      srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc                                              4
Tabel. 2

             Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama, Jenis
                   kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998


                                              1997                                        1998
  Lapangan                                                         Kota                                   Kota
  Pekerjaan                   Kota                  Desa            &          Kota            Desa        &
   Utama                                                           Desa                                   Desa
                          L          P          L           P              L          P    L          P
a. Tenaga          4,66            8,47       2,38         22,19   3,76   4,31    8,03    2,34    3,08        3,68
   professional
   teknis dan
   yang sejenis
b. Tenaga ke       0,62            0,25       0,15         0,008   0,19   1,57    0,59    0,11    0,01        0,47
   pemimpinan
   dan
   ketatalaksana
   an
c. Tenaga tata    12,11           10,48       2,39         0,99    5,13   10,67 10,15     2,16    0,83        4,69
   usaha da
   yang sejenis
d. Tenaga         23,88           40,35 10,19              19,28   19,20 23,53 39,23      9,48   17,47 18,39
   usaha
   penjualan
e. Tenaga          7,24           12,40       2,04         2,56    4,57   8,70   13,00    2,42    2,42        5,06
   usaha jasa
f. Tenaga          8,70            6,59      57,78         58,77   41,09 11,74    9,40    61,91 63,74 44,74
   usaha
   pertanian,
   kehutanan,
   perburuan,
   dan
   perikanan
g. Tenaga         41,70           21,35 24,93              15,44   25,69 38,34 19,53 21,51 12,46 22,61
   produksi,
   operator alat-
   alat angkutan
   dan pekerja
   kasar
Sumber: BPS (1999)




       srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc                                                  5

More Related Content

Viewers also liked (10)

07. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma07. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
 
Pkb buku 4 dan 5 disdik kota bandung
Pkb buku 4 dan 5 disdik kota bandungPkb buku 4 dan 5 disdik kota bandung
Pkb buku 4 dan 5 disdik kota bandung
 
02. b. salinan lampiran permendikbud no. 64 th 2013 ttg standar isi
02. b. salinan lampiran permendikbud no. 64 th 2013 ttg standar isi02. b. salinan lampiran permendikbud no. 64 th 2013 ttg standar isi
02. b. salinan lampiran permendikbud no. 64 th 2013 ttg standar isi
 
Ks 01. manajemen kepemimpinan sekolah-2
Ks 01. manajemen kepemimpinan sekolah-2Ks 01. manajemen kepemimpinan sekolah-2
Ks 01. manajemen kepemimpinan sekolah-2
 
Ppt.b1.2 budaya sekolah
Ppt.b1.2 budaya sekolahPpt.b1.2 budaya sekolah
Ppt.b1.2 budaya sekolah
 
Buku 5 pedoman penilaian kegiatan pkb
Buku 5 pedoman penilaian kegiatan pkbBuku 5 pedoman penilaian kegiatan pkb
Buku 5 pedoman penilaian kegiatan pkb
 
Skala pengukuran
Skala pengukuranSkala pengukuran
Skala pengukuran
 
Materi ks 03. supervisi akademik-2
Materi ks 03. supervisi akademik-2Materi ks 03. supervisi akademik-2
Materi ks 03. supervisi akademik-2
 
Arti benchmarking
Arti benchmarkingArti benchmarking
Arti benchmarking
 
Hr strategy
Hr strategyHr strategy
Hr strategy
 

More from Sofyan Nardi Saputra

07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
Sofyan Nardi Saputra
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Sofyan Nardi Saputra
 
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
Sofyan Nardi Saputra
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
Sofyan Nardi Saputra
 
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
Sofyan Nardi Saputra
 
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
Sofyan Nardi Saputra
 
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
Sofyan Nardi Saputra
 
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
Sofyan Nardi Saputra
 
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjang
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjangPerbedaan upah keseimbangan jangka panjang
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjang
Sofyan Nardi Saputra
 
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdmPengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
Sofyan Nardi Saputra
 
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
Sofyan Nardi Saputra
 

More from Sofyan Nardi Saputra (18)

Materi ks 04. pendidikan kepramukaan-update
Materi ks 04. pendidikan kepramukaan-updateMateri ks 04. pendidikan kepramukaan-update
Materi ks 04. pendidikan kepramukaan-update
 
07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
07. a. salinan permendikbud no. 69 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
06. a. salinan permendikbud no. 68 th 2013 ttg ttg kd dan struktur kurikulum ...
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
05. a. salinan permendikbud no. 67 th 2013 ttg kd dan struktur kurikulum sd mi
 
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
04. b. salinan lampiran permendikbud no. 66 th 2013 tentang standar penilaian
 
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. a. salinan permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layak
 
Strategi bisnis dan strategi sdm
Strategi bisnis dan strategi sdmStrategi bisnis dan strategi sdm
Strategi bisnis dan strategi sdm
 
Gaya manajemen shop floor
Gaya manajemen shop floorGaya manajemen shop floor
Gaya manajemen shop floor
 
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjang
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjangPerbedaan upah keseimbangan jangka panjang
Perbedaan upah keseimbangan jangka panjang
 
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdmPengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
Pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sdm
 
Beberapa teori ketenagakerjaan
Beberapa teori ketenagakerjaanBeberapa teori ketenagakerjaan
Beberapa teori ketenagakerjaan
 
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
Kepemimpinan transformasional berbasis mutu pendidikan normal bab 1
 
Kajian teoritis motivasi kerja
Kajian teoritis motivasi kerjaKajian teoritis motivasi kerja
Kajian teoritis motivasi kerja
 
Gaya kepemimpinan kepsek
Gaya kepemimpinan kepsekGaya kepemimpinan kepsek
Gaya kepemimpinan kepsek
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 

Srtuktur ketenagakerjaan

  • 1. SRTUKTUR KETENAGAKERJAAN Lapangan pekerjaan utama biasanya digolongkan atas: a. Pertanian, perburuan, kehutanan, perikanan. b. Pertambangan dan penggalian. c. Industri pengolahan. d. Listrik, gas dan air. e. Bangunan. f. Perdagangan besar, eceran dan rumah makan g. Angkutan, pergudangan dan komunikasi h. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta jasa perusahaan. i. Jasa kemasyarakatan. Jenis pekerjaan utama seseorang adalah macam pekerjaan yang dilakukan pekerjaan tersebut. Jenis pekerjaan utama biasanya digolongkan atas: a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya. b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis. d. Tenaga usaha penjualan. e. Tenaga usaha jasa. f. Tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan. g. Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar. Status pekerjaan utama biasanya terdiri atas: a. Buruh/karyawan adalah pekerja yang bekerja pada orang lain dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. b. Berusaha sendiri, bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya sendiri dan dalam usahanya tidak mempekerjakan orang lain. c. Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap. Bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya sendiri, tetapi dalam usahanya dia mempekerjakan anggota keluarga atau buruh tidak tetap. d. Pekerja keluarga, yaitu pekerja yang tidak mendapat upah, baik dalam bentuk uang maupun barang. e. Berusaha dengan buruh tetap, bila pekerja tersebut bekerja atas risiko sendiri, dan dalam melaksanakan usahanya dia mempekerjakan buruh tetap. srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 1
  • 2. STRUKTUR LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA a. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Jumlah pekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan secara nasional pada tahun 1998 meningkat. Dimana pada tahun 1997 jumlah pekerja di bidang tersebut sebesar 18,20 persen dan pada tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis ekonomi meningkat menjadi sebesar 44,95 persen. b. Pertambangan dan Penggalian Di bidang pertambangan dan penggalian, jumlah pekerjaannya menurun dari 1,03 persen (1997) menjadi 0,77 persen (1998). Pada saat kriis ekonomi (1998), kecuali jumlah pekerja laki-laki di perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang pertambangan dan penggalian mengalami penurunan. Misalnya, di daerah pedesaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut menurun, di mana pada tahun 1997 jumlah pekerja laki-laki sebesar 1,45 persen dan pada tahun 1998 hanya sebesar 0,98 persen. c. Industri Pengolahan Di Indonesia (nasional) jumlah pekerja di bidang industri pengolahan menurun, dari 12,88 persen (1997) menjadi 11,33 persen (1998). d. Listrik, Gas dan Air Jumlah pekerja di bidang listrik, gas dan air, kecuali jumlah pekerja perempuan di daerah pedesaan mengalami penurunan. Di daerah perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut menurun, yaitu dari 0,84 persen (1997) menjadi 0,45 persen (1998). Sedangkan jumlah pekerja laki-laki di daerah pedesaan juga menurun dari 0,16 persen (1997) menjadi 0,12 persen (1998). e. Bangunan Penduduik yang bekerja di bidang bangunan secara nasional menurun, dari 4,82 persen (1997) menjadi 4,02 persen (1998). Di daerah perkotaan maupun pedesaan, baik laki-laki maupun perempuan, juga mengalami penurunan. Di daerah perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang bangunan pada tahun 1997 sebesar 8,92 persen dan menurun menjadi sebesar 7,86 persen di tahun 1998. Sedangkan di daerah pedesaan juga menurun dari 6,74 persen (1997) menjadi 5,40 persen (1998). f. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel Di kota, jumlah pekerja laki-laki menurun dari 25,36 persen (1997) menjadi 25,32 persen (1998). Sedangkan di desa, menurun dari 10,29 persen (1997) menjadi 9,73 persen (1998). Secara nasional, jumlah pekerja di bidang perdagangan besar, eceran, rumah srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 2
  • 3. makan, dan hotel juga sedikit mengalami penurunan, yaitu dari 19,78 persen pada tahun 1997 menjadi sebesar 19,18 persen pada tahun 1998. g. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi Pada tahun 1998, jumlah pekerja di daerah perkotaan, baik laki- laki maupun perempuan mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun 1997. Jumlah pekerja laki-laki di kota meningkat dari 11,23 persen (1997) menjadi 11,25 persen (1998). Sedangkan di desa justru menurun, yaitu dari 5,42 persen (1997) menjadi 5,36 persen (1998). Secara nasional, jumlah pekerja Indonesia di bidang angkutan, pergudangan, dan komunikasi sedikit menurun, yaitu dari 4,75 persen pada tahun 1997 menjadi 4,74 persen tahun 1998. h. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan Secara nasional, jumlah pekerja di bidang keuangan, asuransi usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan sedikit menurun, yaitu dari 0,75 persen (1997) menjadi 0,70 persen (1998). Penurunan tersebut juga terjadi di daerah perkotaan dan pedesaan, baik jumlah pekerja laki-laki mupun perempuan. Misalnya, jumlah pekerja perempuan di kota menurun dari 1,71 persen (1997) menjadi 1,65 persen (1998), sedangkan di desa juga turun dari 0,12 persen (1997) menjadi 0,10 persen (1998). i. Jasa Kemasyarakatan Di Indonesia, penduduk yang bekerja di bidang jasa kemasyarakatan pada tahun 1998 sedikit menurun dibandingkan tahun 1997, yaitu dari 14,52 persen (1997) menjadi 14,14 persen (1998). Penduduk yang bekerja di bidang tersebut sedikit menurun, kecuali jumlah laki-laki di daerah perkotaan. Jumlah pekerja perempuan di bidang jasa kemasyarakatan di kota menurun dari 28,55 persen (1997) menjadi 28,09 persen (1998), dan di desa juga menurun dari 7,22 persen (1997) menjadi 6,65 persen (1998). srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 3
  • 4. Tabel. 1 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Jenis kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998 1997 1998 Lapangan Kota Kota Pekerjaan Kota Desa & Kota Desa & Utama Desa Desa L P L P L P L P a. Pertanian, 8,72 6,58 57,92 49,92 18,20 11,94 9,56 62,25 63,79 44,95 Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan. b. Pertambangan 1,06 0,49 1,45 0,51 1,03 1,22 0,27 0,98 0,27 0,77 dan Penggalian c. Industri 16,36 18,94 8,83 13,41 12,88 14,52 ,17,75 7,75 10,95 11,33 pengolahan d. Listrik, gas 0,84 0,14 0,16 0,02 0,27 0,45 0,09 0,12 0,03 0,17 dan air e. Bangunan 8,92 0,84 6,74 0,27 4,82 7,86 0,73 5,40 0,24 4,02 f. Perdagangan 25,36 41,97 10,29 19,36 19,78 25,32 41,01 9,73 17,76 19,18 besar, eceran, rumah makan dan hotel g. Angkutan, 11,23 0,75 5,42 0,15 4,75 11,25 0,85 5,36 0,16 4,74 pergudangan, dan komunikasi h. Keuangan, 1,93 1,71 0,23 0,12 0,75 1,82 1,65 0,18 0,10 0,70 asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan i. Jasa 25,56 28,55 8,95 7,22 14,52 25,61 28,09 8,21 6,65 14,14 kemasyarakat an Sumber: BPS (1999) srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 4
  • 5. Tabel. 2 Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama, Jenis kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998 1997 1998 Lapangan Kota Kota Pekerjaan Kota Desa & Kota Desa & Utama Desa Desa L P L P L P L P a. Tenaga 4,66 8,47 2,38 22,19 3,76 4,31 8,03 2,34 3,08 3,68 professional teknis dan yang sejenis b. Tenaga ke 0,62 0,25 0,15 0,008 0,19 1,57 0,59 0,11 0,01 0,47 pemimpinan dan ketatalaksana an c. Tenaga tata 12,11 10,48 2,39 0,99 5,13 10,67 10,15 2,16 0,83 4,69 usaha da yang sejenis d. Tenaga 23,88 40,35 10,19 19,28 19,20 23,53 39,23 9,48 17,47 18,39 usaha penjualan e. Tenaga 7,24 12,40 2,04 2,56 4,57 8,70 13,00 2,42 2,42 5,06 usaha jasa f. Tenaga 8,70 6,59 57,78 58,77 41,09 11,74 9,40 61,91 63,74 44,74 usaha pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan g. Tenaga 41,70 21,35 24,93 15,44 25,69 38,34 19,53 21,51 12,46 22,61 produksi, operator alat- alat angkutan dan pekerja kasar Sumber: BPS (1999) srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 5