1. SRTUKTUR KETENAGAKERJAAN
Lapangan pekerjaan utama biasanya digolongkan atas:
a. Pertanian, perburuan, kehutanan, perikanan.
b. Pertambangan dan penggalian.
c. Industri pengolahan.
d. Listrik, gas dan air.
e. Bangunan.
f. Perdagangan besar, eceran dan rumah makan
g. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
h. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta
jasa perusahaan.
i. Jasa kemasyarakatan.
Jenis pekerjaan utama seseorang adalah macam pekerjaan yang
dilakukan pekerjaan tersebut. Jenis pekerjaan utama biasanya
digolongkan atas:
a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya.
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis.
d. Tenaga usaha penjualan.
e. Tenaga usaha jasa.
f. Tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan.
g. Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar.
Status pekerjaan utama biasanya terdiri atas:
a. Buruh/karyawan adalah pekerja yang bekerja pada orang lain
dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
b. Berusaha sendiri, bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya
sendiri dan dalam usahanya tidak mempekerjakan orang lain.
c. Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap.
Bila pekerja tersebut bekerja atas risikonya sendiri, tetapi dalam
usahanya dia mempekerjakan anggota keluarga atau buruh tidak
tetap.
d. Pekerja keluarga, yaitu pekerja yang tidak mendapat upah, baik
dalam bentuk uang maupun barang.
e. Berusaha dengan buruh tetap, bila pekerja tersebut bekerja atas
risiko sendiri, dan dalam melaksanakan usahanya dia
mempekerjakan buruh tetap.
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 1
2. STRUKTUR LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
a. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
Jumlah pekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan
perikanan secara nasional pada tahun 1998 meningkat. Dimana
pada tahun 1997 jumlah pekerja di bidang tersebut sebesar 18,20
persen dan pada tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis
ekonomi meningkat menjadi sebesar 44,95 persen.
b. Pertambangan dan Penggalian
Di bidang pertambangan dan penggalian, jumlah pekerjaannya
menurun dari 1,03 persen (1997) menjadi 0,77 persen (1998).
Pada saat kriis ekonomi (1998), kecuali jumlah pekerja laki-laki di
perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang pertambangan dan
penggalian mengalami penurunan. Misalnya, di daerah pedesaan,
jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut menurun, di mana pada
tahun 1997 jumlah pekerja laki-laki sebesar 1,45 persen dan pada
tahun 1998 hanya sebesar 0,98 persen.
c. Industri Pengolahan
Di Indonesia (nasional) jumlah pekerja di bidang industri
pengolahan menurun, dari 12,88 persen (1997) menjadi 11,33
persen (1998).
d. Listrik, Gas dan Air
Jumlah pekerja di bidang listrik, gas dan air, kecuali jumlah
pekerja perempuan di daerah pedesaan mengalami penurunan. Di
daerah perkotaan, jumlah pekerja laki-laki di bidang tersebut
menurun, yaitu dari 0,84 persen (1997) menjadi 0,45 persen
(1998). Sedangkan jumlah pekerja laki-laki di daerah pedesaan
juga menurun dari 0,16 persen (1997) menjadi 0,12 persen (1998).
e. Bangunan
Penduduik yang bekerja di bidang bangunan secara nasional
menurun, dari 4,82 persen (1997) menjadi 4,02 persen (1998). Di
daerah perkotaan maupun pedesaan, baik laki-laki maupun
perempuan, juga mengalami penurunan. Di daerah perkotaan,
jumlah pekerja laki-laki di bidang bangunan pada tahun 1997
sebesar 8,92 persen dan menurun menjadi sebesar 7,86 persen di
tahun 1998. Sedangkan di daerah pedesaan juga menurun dari
6,74 persen (1997) menjadi 5,40 persen (1998).
f. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel
Di kota, jumlah pekerja laki-laki menurun dari 25,36 persen (1997)
menjadi 25,32 persen (1998). Sedangkan di desa, menurun dari
10,29 persen (1997) menjadi 9,73 persen (1998). Secara nasional,
jumlah pekerja di bidang perdagangan besar, eceran, rumah
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 2
3. makan, dan hotel juga sedikit mengalami penurunan, yaitu dari
19,78 persen pada tahun 1997 menjadi sebesar 19,18 persen
pada tahun 1998.
g. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
Pada tahun 1998, jumlah pekerja di daerah perkotaan, baik laki-
laki maupun perempuan mengalami sedikit peningkatan
dibandingkan tahun 1997. Jumlah pekerja laki-laki di kota
meningkat dari 11,23 persen (1997) menjadi 11,25 persen (1998).
Sedangkan di desa justru menurun, yaitu dari 5,42 persen (1997)
menjadi 5,36 persen (1998). Secara nasional, jumlah pekerja
Indonesia di bidang angkutan, pergudangan, dan komunikasi
sedikit menurun, yaitu dari 4,75 persen pada tahun 1997 menjadi
4,74 persen tahun 1998.
h. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan
Jasa Perusahaan
Secara nasional, jumlah pekerja di bidang keuangan, asuransi
usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan sedikit
menurun, yaitu dari 0,75 persen (1997) menjadi 0,70 persen
(1998). Penurunan tersebut juga terjadi di daerah perkotaan dan
pedesaan, baik jumlah pekerja laki-laki mupun perempuan.
Misalnya, jumlah pekerja perempuan di kota menurun dari 1,71
persen (1997) menjadi 1,65 persen (1998), sedangkan di desa
juga turun dari 0,12 persen (1997) menjadi 0,10 persen (1998).
i. Jasa Kemasyarakatan
Di Indonesia, penduduk yang bekerja di bidang jasa
kemasyarakatan pada tahun 1998 sedikit menurun dibandingkan
tahun 1997, yaitu dari 14,52 persen (1997) menjadi 14,14 persen
(1998). Penduduk yang bekerja di bidang tersebut sedikit
menurun, kecuali jumlah laki-laki di daerah perkotaan. Jumlah
pekerja perempuan di bidang jasa kemasyarakatan di kota
menurun dari 28,55 persen (1997) menjadi 28,09 persen (1998),
dan di desa juga menurun dari 7,22 persen (1997) menjadi 6,65
persen (1998).
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 3
4. Tabel. 1
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Jenis
kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998
1997 1998
Lapangan Kota Kota
Pekerjaan Kota Desa & Kota Desa &
Utama Desa Desa
L P L P L P L P
a. Pertanian, 8,72 6,58 57,92 49,92 18,20 11,94 9,56 62,25 63,79 44,95
Kehutanan,
Perburuan,
dan
Perikanan.
b. Pertambangan 1,06 0,49 1,45 0,51 1,03 1,22 0,27 0,98 0,27 0,77
dan
Penggalian
c. Industri 16,36 18,94 8,83 13,41 12,88 14,52 ,17,75 7,75 10,95 11,33
pengolahan
d. Listrik, gas 0,84 0,14 0,16 0,02 0,27 0,45 0,09 0,12 0,03 0,17
dan air
e. Bangunan 8,92 0,84 6,74 0,27 4,82 7,86 0,73 5,40 0,24 4,02
f. Perdagangan 25,36 41,97 10,29 19,36 19,78 25,32 41,01 9,73 17,76 19,18
besar, eceran,
rumah makan
dan hotel
g. Angkutan, 11,23 0,75 5,42 0,15 4,75 11,25 0,85 5,36 0,16 4,74
pergudangan,
dan
komunikasi
h. Keuangan, 1,93 1,71 0,23 0,12 0,75 1,82 1,65 0,18 0,10 0,70
asuransi,
usaha
persewaan
bangunan,
tanah, dan
jasa
perusahaan
i. Jasa 25,56 28,55 8,95 7,22 14,52 25,61 28,09 8,21 6,65 14,14
kemasyarakat
an
Sumber: BPS (1999)
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 4
5. Tabel. 2
Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama, Jenis
kelamin dan Kota-Desa Tahun 1997-1998
1997 1998
Lapangan Kota Kota
Pekerjaan Kota Desa & Kota Desa &
Utama Desa Desa
L P L P L P L P
a. Tenaga 4,66 8,47 2,38 22,19 3,76 4,31 8,03 2,34 3,08 3,68
professional
teknis dan
yang sejenis
b. Tenaga ke 0,62 0,25 0,15 0,008 0,19 1,57 0,59 0,11 0,01 0,47
pemimpinan
dan
ketatalaksana
an
c. Tenaga tata 12,11 10,48 2,39 0,99 5,13 10,67 10,15 2,16 0,83 4,69
usaha da
yang sejenis
d. Tenaga 23,88 40,35 10,19 19,28 19,20 23,53 39,23 9,48 17,47 18,39
usaha
penjualan
e. Tenaga 7,24 12,40 2,04 2,56 4,57 8,70 13,00 2,42 2,42 5,06
usaha jasa
f. Tenaga 8,70 6,59 57,78 58,77 41,09 11,74 9,40 61,91 63,74 44,74
usaha
pertanian,
kehutanan,
perburuan,
dan
perikanan
g. Tenaga 41,70 21,35 24,93 15,44 25,69 38,34 19,53 21,51 12,46 22,61
produksi,
operator alat-
alat angkutan
dan pekerja
kasar
Sumber: BPS (1999)
srtukturketenagakerjaan-121213223656-phpapp02.doc 5