Dokumen tersebut membahas tentang konsep nilai dan norma sosial, jenis-jenis norma dan sosialisasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai konsep penting dalam sosiologi seperti interaksi sosial, mobilitas sosial, dan kelompok sosial."
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...LaxamanaAditia
Review buku Sosiologi Komunikasi BAB III Struktur dan Proses Sosial.
Penulis : Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si.
Dosen Pengampu : Gadis Octory, S.Ikom,M.Ikom
Dibuat oleh Laxamana Aditia.
NIM (44322010016)
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...LaxamanaAditia
Review buku Sosiologi Komunikasi BAB III Struktur dan Proses Sosial.
Penulis : Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si.
Dosen Pengampu : Gadis Octory, S.Ikom,M.Ikom
Dibuat oleh Laxamana Aditia.
NIM (44322010016)
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdfkeziaelvanda
Riview Buku Sosiologi Komunikasi
Mata kuliah : Sosiologi Komunikasi
Dosen : Gadis Octory, S.Ikom,M.Ikom
Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdfkeziaelvanda
Riview Buku Sosiologi Komunikasi
Mata kuliah : Sosiologi Komunikasi
Dosen : Gadis Octory, S.Ikom,M.Ikom
Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi
2. NILAI & NORMA SOSIAL
Definisi Nilai Nilai sosial merupakan suatu
konsep abstrak tentang prinsip standar atau
patokan yang baik, dicita-citakan , penting, dan
berguna bagi kehidupan manusia
Definisi Norma bentuk nyata nilai-nilai dalam
masyarakat sebagai petunjuk hidup
bermasyarakat yang berisi larangan dan perintah
3. JENIS-JENIS NORMA SOSIAL
Berdasarkan Daya
Ikatnya
A. Cara (Usage)
B. Kebiasaan
(Folkways)
C.Tata Kelakuan
(Mores)
D. Adat Istiadat
(Customs)
E. Hukum (Laws)
Berdasarkan Sanksinya
A. Norma Agama
B. Norma Kesusilaan
C. Norma Kesopanan
D. Norma Hukum
4. KETERATURAN SOSIAL
Keteraturan Sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui
unsur berikut:
A.Tertib Sosial
B. Order
C. Keajekan
D. Pola
5. PENGERTIAN SOSIALISASI
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenan
dengan individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam
kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya.
Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain ;
1. Charlotte Buhler : Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar
dan menyesuaikan diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat
berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger : Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROSES
SOSIALISASI
1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang.
2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri
seorang individu.
7. TAHAPAN SOSIALISASI MENURUT GEORGE
HERBERT MEAD DAPAT DIBEDAKAN MELALUI
TAHAP-TAHAP:
1. Tahap persiapan (preparatory stage)
2. Tahap meniru (play stage)
3. Tahap siap bertindak (game stage)
4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
8. Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif
antara lain:
Pemberian imbalan dan sanksi
Hukuman dan imbalan
simbolis
Otonomi anak
Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi verbal
Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:
Menghukum perilaku yang keliru
Hukuman dan imbalan materil
Kepatuhan anak kepada orangtua
Komunikasi sebagai perintah
Komunikasi non verbal
9. JENIS-JENIS SOSIALISASI
1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi
primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi, yaitu proses pencabutan
identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang
didapat melalui institusi sosial.
10. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat-syarat
berikut ini:
Kontak Sosial
Terjadi ketika dua individu/kelompok berhubungan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini ditentukan dari
tindakan dan tanggapan pihak yang berkontak.
Komunikasi
komponen komunikasi ada 4 yaitu pesan yang akan
disampaikan, komunikator, komunikan, tanggapan.
13. PENYEBAB PERILAKU
MENYIMPANG
1. Faktor Internal
2. Adanya Differential Association
3. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang
4. Sosialisasi tidak sempurna
5. Penyerapan nilai & norma yang terganggu
6. Pemberian julukan (labelling)
7. Sistem pengendalian sosial yang lemah
8. Faktor anomie
14. BENTUK STRUKTUR SOSIAL
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang
membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan. Ukuran
yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau
kekuasaan.
Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah
penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu
yang biasanya sama atau sejajar
15. BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI
SOSIAL
Stratifikasi SosialTertutup, adalah stratifikasi sosial yang tidak
memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
Stratifikasi Sosial terbuka, adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya
mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada
masyarakat modern.
Stratifikasi Sosial Campuran, Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial
terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya
kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus
menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.
16. STRATIFIKASI SOSIAL
BERDASARKAN UKURANNYA
Dasar ekonomi Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat
dibagi menjadi:
1) Golongan AtasTermasuk golongan ini adalah orang-orang
kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki
penghasilan besar.
2) Golongan MenengahTerdiri dari pegawai kantor, petani
pemilik lahan dan pedagang.;
3) Golongan BawahTerdiri dari buruh tani dan budak.
Dasar pendidikan. Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi
terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.
Dasar kekuasaan. Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan
wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya.
Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan
kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
17. JENIS DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi ras. Ras adalah suatu kelompok manusia dengan
ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat
dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid,
dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras
Mongoloid.
Diferensiasi suku bangsa Suku bangsa adalah kategori yang
lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka
ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga
papua.
Diferensiasi klan. Klan merupakan kesatuan keturunan,
kepercayaan, dan tradisi.
18. JENIS DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi agama : Di Indonesia kita mengenal agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan
lainnya.
Diferensiasi profesi : Masyarakat biasanya dikelompokkan atas
dasar jenis pekerjaannya.
Diferensiasi jenis kelamin : Berdasarkan jenis kelamin,
masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki
derajat yang sama.
19. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna
gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam
kelompok sosial.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
20. BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL
BERDASARKAN TIPENYA
Mobilitas vertikal
Adalah perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Jadi pergerakannya vertikal;
dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas.
Contoh: Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang
lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia
Mobilitas sosial horizontal
adalah peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu kelompok sosial
ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contoh: perubahan kewarganegaraan
21. BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL
BERDASARKANTIPENYA
Mobilitas sosial lateral
Mobilitas sosial lateral disebut juga mobilitas geografis. Mobilitas
lateral mengacu pada mobilitas perpindahan orang-orang, baik secara
individu maupun kelompok, dari unit-unit wilayah (ruang) satu ke unit
wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial
seseorang.
Mobilitas struktural
Mobilitas struktural adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi
teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan
kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
22. BENTUK- BENTUK MOBILITAS
BERDASARKAN RUANG LINGKUP
Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami
seseorang selama masa hidupnya (dalam satu generasi) atau
berdasarkan riwayat hidupnya.
Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi
antara dua generasi atau lebih. Mobilitas seperti ini terjadi
karena adanya perubahan status sosial antara ayah dengan
anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Mobilitas
antargenerasi mengacu kepada perbedaan status yang dicapai
seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri dibandingkan
dengan status sosial yang dimiliki orang tuanya.
24. 1 • Perbedaan ras dan agama
2 • Diskriminasi kelas
3 • Pengaruh sosialisasi yang kuat
4 • Kemiskinan
5 • Perbedaan jenis kelamin
6 • Perbedaan kepentingan
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
26. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL
Positif
• Mendorong
Seseorang untuk lebih
maju
• MempercepatTingkat
Perubahan Sosial
Masyarakat keArah
yang Lebih Baik
• Meningkatkan
Intergrasi Sosial
Negatif
• Timbulnya Konflik
• Berkurangnya
Solidaritas Kelompok
• Timbulnya Gangguan
Psikologis
27. KELOMPOK SOSIAL
Soerjono Soekanto,
kelompok sosial adalah himpunan/kesatuan 2 manusia yang hidup bersama karena
adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt,
kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya saling berinteraksi.
Hendro Puspito,
kelompok sosial sebagai suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu –
individu yang melaksanakan peran – perannya secara berkaitan guna mencapai
tujuan bersama.
28. SYARAT KELOMPOK SOSIAL
Soerjono Soekanto menyebutkan syarat – syarat terbentuknya
kelompok sosial sebagai berikut :
adanya kesadaran individu sebagai anggota suatu kelompok
adanya hubungan timbal balik antaranggota
adanya faktor pengikat, spt. kesamaan ideologi dan kepentingan
bersama
memiliki struktur dan norma
bersistem dan berproses.
30. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
Klasifikasi Tipe
1. Hubungan sosial
2. Ikatan sosial
3. Pembagian
kerja
4. Identitas diri
5. Sistem hubungan
6. Acuan bersikap
Kel. primer & sekunder
Gemmeinschaft,
gesselschaft
Solidaritas mekanik &
organik
In group & out group
Formal dan informal
Membership & refference
group
31. PERBEDAAN KELOMPOK PRIMER
& SEKUNDER
No. Perbedaan Kelompok
primer
Kelompok sekunder
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah anggota
Pola hubungan
Komunikasi
Sifat hubungan
Keputusan
kelompok
Relatif kecil
Pribadi, akrab,
informal
banyak tatap muka
Permanen
Lebih bersifat
tradisional
Relatif besar
Impersonal, formal
Sedikit tatap muka
Temporer
Lebih rasional dan
Menekankan pada
efisiensi kerja
32. GEMMEINSCHAFT &
GESSELSHAFT
Di Indonesia, Gemmeinschaft & Gesselshaft dikenal dengan istilah
paguyuban dan patembayan.
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana
anggota2nya diikat oleh hubungan batin yang murni & bersifat
alamiah serta kekal. Contoh keluarga, kerabat, tetangga.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek& bersifat kontraktual.
33. SOLIDARITAS MEKANIK &
ORGANIK
Solidaritas mekanis menjadi karakteristik kehidupan masyarakat
desa yang masih sederhana, jumlah relatif sedikit &
teknologinya sederhana. Interaksi tatap muka
Solidaritas organis menjadi karakteristik kehidupan masyarakat
maju yang kompleks, dengan pembagian kerja yang jelas.
34. IN GROUP & OUT GROUP
In group adalah kelompok sosial, dimana individu
mengidentifikasikan dirinya.
Out group adalah kelompok sosial yang oleh
individu diartikan sebagai “lawan” in groupnya.
35. FORMAL & INFORMAL GROUP
Formal group adalah kelompok yang memiliki peraturan tegas,
dan sengaja dibentuk oleh anggota2nya untuk mengatur
hubungan antarsesamanya.
Informal group adalah kelompok sosial yang tidak mempunyai
struktur dan organisasi yang jelas dan tegas.
36. MEMBERSHIP & REFERENCE
Membership group merupakan suatu kelompok , dimana setiap
orang secara fisik menjadi anggota tersebut.
Reference group adalah kelompok2 sosial yang menjadi acuan
bagi seseorang ( bukan anggota kelompok tsb) untuk membentuk
pribadi dan perilakunya.
37. Berdasarkan Kecepatan Berlangsungnya:
Evolusi & Revolusi
Evolusi = Perubahan yg terjadi secara lambat.
Co: Masy.pemburu masy.agraris masy.industri
Revolusi = Perubahan yg terjadi secara cepat.
Co: masa penjajahan kemerdekaan demokrasi liberal demokrasi terpimpin
OrBa Reformasi.
2. Perubahan kecil & Besar
Perubahan yg kecil adl perubahan-perubahan yg terjadi pd unsur-unsur struktur
sosial yg tdk membawa pengaruh langsung / berarti kepada masyarakat.co:
Perubahan pd Mode Pakaian.
Perubahan yg besar, adl perubahan-perubahan yg terjadi dan membawa pengaruh
besar kepada masyarakat.
co: Perubahan pd dunia Industri (Pabrik),VALAS.
PERUBAHAN SOSIAL
38. PERUBAHAN SOSIAL
Ukurannya:
a. Perubahan Besar
b. Perubahan Kecil
• Prosesnaya:
a. Direncanakan
b. Tidak
Direncanakan
• Sifat Perubahannya:
a. Struktural (mendasar)
b. Proses (tidak
mendasar)
• Perkembanganny
a:
a. Progress
b. Regress
39. LEMBAGA SOSIAL
Hakikat Lembaga Sosial Klasifikasi Lembaga Sosial
Penerimaan Masyarakat • Approved Social Institutions/Social
Sanctioned Institutions
• Unsanctioned Institutions
Pengembangannya • Crescive social institutions
• Enacted social institutions
Sistem Nilainya • Primer (basic institutions)
• Sekunder (subsidiary institutions)
Fungsinya • Operative Social Institutions
• Regulative Social Institutions
Penyebarannya • Luas (general institutions)
• Terbatas (restricted institutions)
Editor's Notes
Agama memiliki sifat mutlak
Kesusilaan aturan sosial yang berasal dari hati nurani dan berkaitan dengan akhlak
Kesopanan berkenaan dengan etika
Hukum dibuat lembaga tertentu
Cara bentuk perilaku dalam pergaulan sehari-hari
Kebiasaan perbuatan berulang-ulang dilakukan dengan tujuan yang jelas
Mores sekumpulan perbuatan mengenai anjuran dan larangan dalam hidup bermasyarakat
adat tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dalam pola perilaku masyarakat
Hukum aturan tertulis
Tertib Sosial aman, dinamis, teratur, hak dan kewajibat terjamin
Order sistem nilai dan norma diakui, order tercapai apabila individu melaksanakan hak dan kewajiban
Keajekan keteraturan tetap dan tidak berubah, hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus-menerus
Pola corak hubungan yang tepat dan ajek dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok,pola diacapai melalui pemeliharaan keajekan, contoh musyawarah
1. Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.
2. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun elektronik.
1.Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
2. Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).
3. Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4. Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Kecenderungan meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan
Sikap, pandangan, dan gagasan orang lain yang diterima tanpa dipikir ulang
Proses dimana seseorang tertarik kepada pihak lain
Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama persis (identic) dengan pihak lain
Kemampuan untuk merasakan keadaan orang lain
Dorongan untuk melakukan tindakan
Koalisi kerjasama dua atau lebih organisasi politik untuk tujuan ynang sama
Kooptasi kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi
Bargaining perjanjian pertukaran barang dan jasa
Patungan kerjasama dua atau lebih badan usaha untuk meraih keuntungan dalam perekonomian
Akomodasi menyelesaikan pertentangan
Kompromi persetujuan damai dengan mengurangi tuntutan
Toleransi sikap menghargai
Arbitrasi pihak ketiga lebih tinggi posisinya
Mediasi pihak ketiga sebagai pemberi nasihat, netral
Koersi pemaksaan terhadap pihak yang lebih lemah
Konsiliasi menggunakan lembaga sosial untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
Ajudikasi pengadilan
Stalemate pertikaian berhenti pada titik tertentu dikarenakan keseimbangan kekuatan diantara dua pihak
Disosiatig
Internal rasa ingin tahu mempelajari bentuk penyimpangan dalam masyarakat
Agen sosialisasi menyampaikan proses sosialisasi yang berbeda sehingga mendorong terjadi konflik internal
Sosialisasi subkultur yang menyimpang dari kultur dominan
Disintegrasi keluarga merupakan bentuk umum sosialisasi tidak sempurna
Anomie, harapan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
struktural perubahan dalam aspek dasar kehidupan manusia sehingga timbul re-organisasi
Proses perubahan pada pelaksanaan sistem, perbaikan sistem
Approved diterima karena dianggap penting
Unsanctioned ditolak, pembentukannya sembunyi-sembunyi dan merugikan
Crescive tidak sengaja
Enacted sengaja, resmi, tujuan tertentu
Primer pokok, penting
Sekunder [pelengkap
Operative organisasi untuk menghimpun pola atau cara yang diperlukan untuk tujuan tertentu
Regulative mengawasi jalannya aturan, adat, pranata lain
Luas terbesar diketahui masyarakat
Terbatas diketahui masyarakat, khusus